Telaga SARANGAN || sarang NAGA di lereng gunung LAWU

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 18 ต.ค. 2024
  • Sejarah Telaga Sarangan :
    Menurut legenda, sejarah Telaga Sarangan berasal dari kisah sepasang suami istri bernama Kyai dan Nyai Pasir. Itulah mengapa, Telaga Sarangan juga disebut sebagai Telaga Pasir.
    Setelah bertahun-tahun hidup bersama, Kyai dan Nyai Pasir belum juga dikaruniai buah hati. Suatu ketika, Kyai dan Nyai Pasir bersemedi untuk memohon kepada Sang Hyang Widhi agar segera diberikan anak. Harapan pasangan ini pun terkabul, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Joko Lelung.
    Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kyai dan Nyai Pasir bekerja dengan bercocok tanam dan berburu. Pekerjaan mereka bisa dibilang cukup berat, sehingga kesehatan fisik menjadi sangat penting.
    Supaya kondisi fisik mereka selalu sehat, Kyai dan Nyai Pasir kembali bersemedi dan memohon kepada Sang Hyang Widhi. Di tengah bersemedi, pasangan suami istri ini mendapat amanat bahwa keinginannya akan terkabul jika berhasil menemukan dan memakan telur yang ada di dekat ladangnya. Tidak lama kemudian, Nyai Pasir menemukan telur dan membawanya pulang untuk dimasak. Telur itu kemudian dibagi dua untuk dimakan bersama Kyai Pasir.
    Setelah memakan telur itu, Kyai Pasir kembali ke ladang. Anehnya, di tengah perjalanan, badannya terasa panas dan sangat gatal. Karena tidak kuasa menahan gatal, Kyai Pasir terus menggaruknya hingga badannya dipenuhi luka. Tiba-tiba, tubuh Kyai Pasir berubah menjadi ular naga yang sangat besar, begitu juga dengan Nyai Pasir.
    Kyai dan Nyai Pasir, yang sudah berubah menjadi ular naga, terus berguling di atas pasir hingga membentuk cekungan yang dalam dan besar. Dalam cekungan tersebut, kemudian keluar air yang sangat deras dan menggenanginya. Menyadari kekuatan yang dimilikinya, Kyai dan Nyai Pasir berniat untuk membuat cekungan yang lebih besar guna menenggelamkan Gunung Lawu. Joko Lelung, yang mengetahui niat jahat kedua orang tuanya, kemudian bersemedi dan memohon agar niat jahat itu tidak terjadi.
    Permintaan Joko Lelung pun diterima oleh Sang Hyang Widhi dan kedua orang tuanya berhasil ditenangkan. Akan tetapi, cerukan tanah yang dibuat oleh Kyai dan Nyai Pasir masih terus terisi air hingga membentuk sebuah telaga, yang kini dikenal sebagai Telaga Sarangan.
    Kyai dan Nyai Pasir yang masih berwujud naga perlahan-lahan berubah menjadi makhluk tidak kasat mata, yang diyakini masih menunggu di Telaga Sarangan. Sampai sekarang, legenda Telaga Sarangan masih dipercaya oleh masyarakat setempat.
    -------------------------------------------------------------------------------
    #wisataalam
    #wisataindonesia
    #wisatahits
    #dieng
    #magetan
    #naga
    #tawangmangu
    #wisatalawu
    #gununglawu
    #piknik
    #candicetho
    #grojogansewu
    #saranganmagetan

ความคิดเห็น • 4

  • @yudiphetel
    @yudiphetel ปีที่แล้ว +1

    Keren kang

  • @hakisrinoto4523
    @hakisrinoto4523 ปีที่แล้ว +1

    Akan lebih indah bila bendera/ atribut MERAH PUTIH nampak dlm kesehariannya. Apalagi ini hari Kemerdekaan Indonesia

    • @Wisataalam5758
      @Wisataalam5758  ปีที่แล้ว

      Terimakasih untuk saran dan masukannya bang 👍