Menjadi imam dan makmum dalam shalat ‼️ Kitabbusholat‼️Part : 23 (Guru Bakhiet)

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 20 ม.ค. 2025

ความคิดเห็น • 15

  • @lapac7122
    @lapac7122 3 หลายเดือนก่อน +1

    Alhamdulillah, trm ksh guru & admin......🙏

  • @aisyhrchma
    @aisyhrchma ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulillah

  • @ekaindrayana2656
    @ekaindrayana2656 ปีที่แล้ว +1

    Jazakumullah khairan, Abah Guru.

  • @ammursalim3127
    @ammursalim3127 ปีที่แล้ว +1

    Kami hadir Abuyah..amiieen yrb.

  • @IbrahimUjang-m2z
    @IbrahimUjang-m2z ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulillah abah guru,sy selalu mengikuti pengajian abah guru,walau hanya lewat yutub,melalui pengajian beliau dy sangat banyak mendapatkan bermacam ilmu,terimakasih abah guru,mudahan abah guru selalu sehat,panjang umur,sehingga bisa mensyiarkan agama islam,amiiiiiin ya rabbal'alamiiiin

  • @gustiptk7105
    @gustiptk7105 ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulillah, terima kasih Abah Guru.

  • @ramliarief1101
    @ramliarief1101 ปีที่แล้ว +2

    Alhamdulillah , mksh ilmunya, izin bagikan , Ustadz, mksh

  • @pejuangbebek9403
    @pejuangbebek9403 ปีที่แล้ว +1

    Alhamdulillah 🙏

  • @ramliali9681
    @ramliali9681 ปีที่แล้ว +2

    Terima kasih buat tuan guru ceramah nya

  • @ustadzahnasroh4928
    @ustadzahnasroh4928 ปีที่แล้ว +2

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh trmksh pa kiyai ilmu nya semoga bermanfaat dunia dan akhirat mohon Rido nya trmksh wasslam

    • @ladangkalbu
      @ladangkalbu  ปีที่แล้ว

      Waallaiikumsallam warahmatullahi wabarakathu

  • @muhammadedisuria91
    @muhammadedisuria91 ปีที่แล้ว +2

    Bolehkah kita tak mau jadi makmum kalau imamnya tak mau berdoa atau mungkin tak bisa berdoa dan imam tersebut dia maju sendiri jadi imam dan pakaiannya baju kaos ketat dan celana ketat

    • @ladangkalbu
      @ladangkalbu  ปีที่แล้ว

      Salah satu ketentuan yang dianjurkan dalam shalat berjamaah adalah imam shalat merupakan orang yang paling fasih bacaan Al-Qur’annya.
      Sehingga hal yang dijadikan pijakan dalam shalat berjamaah bukanlah kealiman seseorang dalam bidang agama, bukan pula usianya tapi adalah kefasihan bacaannya.
      Anjuran ini seperti yang disampaikan oleh Rasulullah
      ﷺ: لِيُؤَذِّنْ لَكُمْ خِيَارُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ قُرَّاؤُكُمْ
      “Hendaknya yang melaksanakan azan adalah orang terpilih di antara kalian dan yang menjadi imam orang paling fasih bacaannya di antara kalian.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
      ketentuan yang dianjurkan dalam shalat berjamaah adalah imam shalat merupakan orang yang paling fasih bacaan Al-Qur’annya.
      Sehingga hal yang dijadikan pijakan dalam shalat jamaah bukanlah kealiman seseorang dalam bidang agama, bukan pula usianya tapi adalah kefasihan bacaannya.
      Anjuran ini seperti yang disampaikan oleh Rasulullah
      ﷺ: لِيُؤَذِّنْ لَكُمْ خِيَارُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ قُرَّاؤُكُمْ
      “Hendaknya yang melaksanakan azan adalah orang terpilih di antara kalian dan yang menjadi imam orang paling fasih bacaannya di antara kalian.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah) Namun ironisnya, banyak masjid atau mushala yang tersebar di pemukiman penduduk, kurang memperhatikan anjuran ini.
      Dalam menentukan figur yang menjadi imam shalat berjamaah, seringkali ditentukan dari orang yang dipandang paling tua atau pemangku masjid karena dianggap lebih istiqamah dan sesuai dengan tradisi yang berlaku di masjid tersebut.
      Hal ini meskipun berseberangan dengan pemilihan imam shalat jamaah yang dianjurkan oleh syara’, tapi dalam hal keabsahan shalat para makmum tetap tidak berpengaruh, kecuali memang bacaan Al-Qur’an imam yang mengimami shalat ber jamaah bermasalah.
      Seperti tidak sesuai standar tajwid karena faktor lisan yang cedal dan sampai mengubah susunan huruf bahkan mengubah terhadap makna dari bacaan wajib dalam shalat.
      Maka dalam keadaan demikian, tidak boleh bagi orang yang bacaan Al-Qur’annya benar untuk bermakmum pada imam yang bacaannya dalam kategori tersebut.
      Hal ini seperti yang dijelaskan dalam kitab Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra:
      وَلَا يَجُوزُ لَهُ أَنْ يَقْتَدِيَ بِمَنْ لَا يُحْسِنُ الْقِرَاءَةَ وَالْمُرَادُ بِعَدَمِ إِحْسَانِ الْقِرَاءَةِ الَّذِي الْكَلَامُ فِيهِ أَنْ يَكُونَ يُبَدِّلُ حَرْفًا بِآخَرَ أَوْ يَلْحَنُ لَحْنًا يُغَيِّرُ الْمَعْنَى أَمَّا غَيْرُ ذَلِكَ فَلَا يَمْنَعُ الْوُجُوبَ.
      “Tidak diperbolehkan bagi seseorang untuk berjamaah dengan imam yang tidak baik bacaan Al-Qur’annya. Yang dimaksud dengan ‘Tidak baik bacaan Al-Qur’annya’ dalam pembahasan ini adalah sekiranya ia mengganti suatu huruf dengan huruf yang lain, atau ia membaca lahn (keliru) yang mengubah terhadap makna kata.
      Adapun selain ketentuan di atas, maka tetap tidak mencegah terhadap wajibnya (berjamaah shalat jum’at)” (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra, juz 1, hal. 152)