Bismillah... Izin mnyimak... Ustadz dn klrg bsrta team dakwah kajian selalu dlm pnjagaan, kesehatan yg prima perlindungan Allah SWT. Pun Gurunda gurunda terdahulu,yg lbih awwal hafidzahumullahu ta ala. Imam Nawawi...radhiallahuanh. Jazakumullahkhoeron 🙏🏻
Maa syaallah.... Jazaakumullah ustadz beserta team... Semoga Allah Azza WA jalla senantiasa menjaga dan merahmati ustadz sekeluarga Dan juga smua team beserta keluarga aamiin ya rabb
Ketika seseorang belum haji atau umroh, itu ga bisa divonis dia ga berhak kesana / buruk. Ada banyak kemungkinan dan kita beribadah itu mencari wajah Allah Taala, walaupun disisilain kita boleh merasa isi positif (mau ibadah kaya dia tanpa ada perasan negatif ke dia dan ga mau kenikmatan dia kecabut) tapi hal ini tidak membuat kita terpukul, sedih yg negatif. Kaum quraisy juga haji, tapi mereka tidak beriman.. Setiap orng bermain dikotak masing masing, perjuangkan, jujur dan berusaha terbaik insyaAlalh tinggal nunggu waktu berangkat dan husnudzon kpd Allah... Pemikirannya : Kalau temen saya aja yg ga solat diundang, maka ini pertanda baik buat saya, allah akan memberikan hal yg besar nanti
Jazaakumullahu khayr ustad dan tim Semoga yang lagi ikhtiar jodoh dimudahkan, yang ikhtiar garis 2 semoga lekas dipantaskan, yang pejuang nafkah dibukakan jalannya. Aamiin
LAST PART Jawab: Mungkin saja bisa dari faktor pisik, namun perlu kita camkan bahwa kalau Allah tolong kita, maka kendala pisik akan teratasi dan pertolongan Allah itu tergantung ujian kata Nabi ﷺ. Hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, إنَّ المعونةَ تأتي العبدَ من اللهِ على قدرِ المَؤونةِ “Sesungguhnya pertolongan datang kepada hamba dari Allah Subhanahu wa Ta’ala itu tergantung mu’nah-nya seorang hamba tersebut”. Apa itu mu’nah, hadirin? Mu’nah berarti kebutuhan, sebagaimana mu’nah juga berarti syiddah (kesulitan dan ujian seorang hamba). Nabi kita ﷺ ingin menjelaskan kepada kita bahwa pertolongan Allah akan diberikan kepada kita, pertolongan Allah akan di kirim kepada kita, pertolongan Allah akan di kasih kepada kita, sesuai dengan kebutuhan kita dan sesuai dengan kesulitan kita, sesuai dengan masalah-masalah hidup kita, sesuai dengan krisis yang kita hadapi. Maka إنَّ المعونةَ تأتي العبدَ من اللهِ على قدرِ المَؤونةِ “Sesungguhnya pertolongan itu Allah akan berikan kepada seorang hamba sesuai dengan kesulitan dan masalah yang sedang ia hadapi”. Jadi pertolongan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sebelum kita nifas dan saat kita nifas itu berbeda. Petolongan Allah ketika anak kita 1 dengan anak kita 2 berbeda. Pertolongan Allah pada saat di fase menyusui dan sebelum fase menyusui berbeda dan tidak sama. Maka dari sisi itu kita harus melihat dan mayoritas kita melihat hanya dari sisi ujiannya saja, akhirnya mentalnya terpukul atau menyakini sesuatu yang keliru bahwa saya tidak mampu dan tidak sanggup. Dan pada sisi yang lain, syaitan berkolaborasi dengan hawa nafsu kita untuk menggagalkan ibadah rutin kita dan kajian rutin itu dampaknya sangat dahsyat, Nabi ﷺ mengatakan, الْخَيْرُ عَادَةٌ “Kebaikan itu rutinitas atau kebiasaan”. Dan yang merubah seseorang itu adalah ibadah rutin, sebelum ibadah-ibadah lain yang sifatnya per-momentum dan seterusnya. Tapi kita bagus dalam ibadah yang sekali setahun tetapi berantakan di rutinitas, maka itu akan berantakan juga. Makanya ibadah yang paling susah adalah Istiqomah, sampai-sampai para ulama mengatakan, ‘Istiqomah itu lebih baik daripada mendapatkan seribu karomah’. Dan ulama mengatakan, ‘Salah satu tanda keberkahan ilmu itu, kita selesaikan kitab sampai habis’. Dan kitab Riyadhush Shalihin adalah salah satu kitab karya Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi kita bukan hanya rugi kehilangan keberkahan atau kehilangan pahala, namun kita rugi tidak mendapatkan ilmunya, yang bisa jadi ilmu di hari dimana kita lewatkan atau kita skip itu yang kita butuhkan pada hari itu atau yang kita butuhkan pada pekan itu. Dan tidak lama kajiannya, paling 30 menitan secara umum dan jangan di tunda, para ulama mengatakan, ‘Kalau masuk ke waktu pagi jangan tunda ke waktu sore’. Jadi kerjakan kegiatan pagi di pagi, kegiatan Dhuha di Dhuha, kegiatan siang di siang atau kegiatan sore di sore atau kegiatan malam di malam dan jangan di tunda kecuali darurat. Taswif atau menunda itu permainan Iblis, karena begitu kita tunda akan terjadi penumpukan dan begitu penumpukan salah satu akan dikorbankan secara umum demikian. Makanya mayoritas kita begitu menunda tidak akan dikerjakan, ada banyak juga karena malas, tetapi sebagian lain karena berbenturan dengan aktivitas lain, seperti penanya di atas, jadi jangan di skip. Para ulama mengatakan, ‘Kita butuh ilmu lebih daripada kebutuhan kita makan dan minum’. Makan dan minum kalau kita sudah terlewat sarapan itu sudah lepas, karena kalau sudah siang itu makan siang, jadi ada waktu-waktunya walaupun kalau kita tidak sarapan, porsi makan siang jadi bertambah. Jadi jangan di tunda dan minta pertolongan kepada Allah dan di lawan. Memang berat, semua kita merasakan hal tersebut, tetapi disinilah kita berubah dan disinilah kita berkembang karena الْخَيْرُ عَادَةٌ “Kebaikan itu rutinitas atau kebiasaan”. Tanya: Saya punya teman yang tidak pernah Shalat, lalu kemudian mendapat hadiah Umrah. Sedangkan saya selalu berdo’a. Saya Shalat Wajib, Shalat Tahajud dan shalat-shalat Sunnah lainnya, bahkan setiap hari saya Tadarus. Tetapi sampai sekarang belum berangkat ke Tanah Suci. Apakah saya dianggap belum pantas menurut الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى? Jujur saya cemburu dan sedih rasanya hati ini, mohon petunjuknya. Jawab: Ketika seseorang belum berangkat Haji atau Umrah, tidak bisa langsung di vonis, dia tidak berhak untuk pergi ke sana atau dia buruk atau lainnya namun ada banyak kemungkinan. Dan kita beribadah itu mencari wajah Allah Tabaroka wa Ta’ala, walaupun di sisi lain kita boleh ghibtoh atau berkehendak atau berkeinginan untuk supaya mendapatkan kenikmatan seperti kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain dan tidak mengharapkan hilangnya nikmat itu darinya, maka itu tidak diharamkan. Dan bukan Hasad, tetapi iri yang positif, dan ingin bisa beribadah seperti orang lain tanpa ada perasaan negatif kepada orang tersebut atau menginginkan kenikmatannya tercabut. Tetapi ghibtoh itu tidak membuat seseorang itu minder atau terpukul atau sedih yang negatif. Contoh Amru bin Tsabit رضي الله عنه, kita tahu dalam sejarah beliau masuk Surga dan beliau tidak pernah shalat sama sekali, apalagi Umrah atau Haji. Karena beliau masuk Islam lalu Syahid dan masuk Surga dan beliau belum sempat shalat. Beliau digelari Al-Ushairim adalah sahabat Nabi Muhammad ﷺ, ia gugur tahun 3 H pada saat Perang Uhud dan termasuk yang dijanjikan masuk Surga selain 10 orang yang dijanjikan masuk Surga. Dikisahkan oleh sahabat Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه bahwa sebelum menjadi seorang muslim, dia seorang pelaku riba dan harus meninggalkan riba kalau nanti menjadi muslim, karena itu belum menjadi seorang muslim. Sehingga Allah Subḥānahu wa Ta’āla membukakan hatinya untuk menjadi seorang muslim. Saat tiba kaumnya ikut berjihad di jalan Allah Subḥānahu wa Ta’āla hatinya tertarik untuk ikut jihad bersama Rasul ﷺ ia pun memeluk Islam dan ikut perang Uhud serta terluka. Saat ditanyai apakah ia berperang karena kaumnya atau karena Islam. Ia menjawab: Aku muslim, aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan aku berperang karena Islam dan terluka seperti yang kalian lihat. Ia pun syahid di jalan Allah. Ketika hal tersebut disampaikan kepada Rasulullah ﷺ sabdanya: (إِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ). Kita tahu bersama-sama bahwa orang-orang Quraish pada zaman Jahiliyyah itu apakah Haji? Mereka berHaji, lalu apakah itu membuat mereka menjadi lebih baik? Tidak! selama mereka tidak masuk Islam dan kita tahu dalam riwayat-riwayatnya. Jelas Umrah apalagi Haji punya keutamaan yang luar biasa dan setiap orang yang punya Iman akan merindukan Tanah Suci, namun kata Allah dalam firmannya قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا “Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya” (QS Al-Isra’: 84). Dan apa yang Allah mudahkan maka perjuangkan, tetapi jangan berkecil hati ketika belum berhasil ke sana dan Jujur juga coba. Dan In Sya Allah kalau kita jujur dan kita berdo’a dan kita lakukan usaha terbaik kita, maka biiznillah, In Sya Allah tinggal nunggu waktu berangkat, tetapi perjuangkan dan husnudzhan kepada Allah dan jangan sedih, dan justru tambah semangat. Lalu kenapa kita tidak berfikir sebaliknya, kalau teman saya yang belum Shalat saja di undang, masa saya tidak di undang? Kecuali Allah berikan hal yang jauh lebih besar atau teman saya yang belum shalat saja di undang, maka ini pertanda baik untuk saya dan In Sya Allah saya di undang dan kita harus optimis dan jangan tambah terpuruk dan terus berjuang. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Jum’at, 20 Sya’ban 1445 AH/01 Maret 2024 Ahida Muhsin
Bismillah... Izin mnyimak... Ustadz dn klrg bsrta team dakwah kajian selalu dlm pnjagaan, kesehatan yg prima perlindungan Allah SWT. Pun Gurunda gurunda terdahulu,yg lbih awwal hafidzahumullahu ta ala. Imam Nawawi...radhiallahuanh. Jazakumullahkhoeron 🙏🏻
Maa syaallah.... Jazaakumullah ustadz beserta team...
Semoga Allah Azza WA jalla senantiasa menjaga dan merahmati ustadz sekeluarga Dan juga smua team beserta keluarga aamiin ya rabb
Ketika seseorang belum haji atau umroh, itu ga bisa divonis dia ga berhak kesana / buruk.
Ada banyak kemungkinan dan kita beribadah itu mencari wajah Allah Taala, walaupun disisilain kita boleh merasa isi positif (mau ibadah kaya dia tanpa ada perasan negatif ke dia dan ga mau kenikmatan dia kecabut) tapi hal ini tidak membuat kita terpukul, sedih yg negatif.
Kaum quraisy juga haji, tapi mereka tidak beriman..
Setiap orng bermain dikotak masing masing, perjuangkan, jujur dan berusaha terbaik insyaAlalh tinggal nunggu waktu berangkat dan husnudzon kpd Allah...
Pemikirannya :
Kalau temen saya aja yg ga solat diundang, maka ini pertanda baik buat saya, allah akan memberikan hal yg besar nanti
Jazaakumullahu khayr ustad dan tim
Semoga yang lagi ikhtiar jodoh dimudahkan, yang ikhtiar garis 2 semoga lekas dipantaskan, yang pejuang nafkah dibukakan jalannya. Aamiin
بارك الله فيكم جميعا يا شيخ
اللهم بارك يا أدمن جميعا
Barakallahu fiikum ustadz
Bismillah....
Masya Allah Tabarakallah
Alhamdulillah
Bismillah
Baarakallahu fiik Ustadz
LAST PART
Jawab: Mungkin saja bisa dari faktor pisik, namun perlu kita camkan bahwa kalau Allah tolong kita, maka kendala pisik akan teratasi dan pertolongan Allah itu tergantung ujian kata Nabi ﷺ. Hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, إنَّ المعونةَ تأتي العبدَ من اللهِ على قدرِ المَؤونةِ “Sesungguhnya pertolongan datang kepada hamba dari Allah Subhanahu wa Ta’ala itu tergantung mu’nah-nya seorang hamba tersebut”. Apa itu mu’nah, hadirin? Mu’nah berarti kebutuhan, sebagaimana mu’nah juga berarti syiddah (kesulitan dan ujian seorang hamba). Nabi kita ﷺ ingin menjelaskan kepada kita bahwa pertolongan Allah akan diberikan kepada kita, pertolongan Allah akan di kirim kepada kita, pertolongan Allah akan di kasih kepada kita, sesuai dengan kebutuhan kita dan sesuai dengan kesulitan kita, sesuai dengan masalah-masalah hidup kita, sesuai dengan krisis yang kita hadapi. Maka إنَّ المعونةَ تأتي العبدَ من اللهِ على قدرِ المَؤونةِ “Sesungguhnya pertolongan itu Allah akan berikan kepada seorang hamba sesuai dengan kesulitan dan masalah yang sedang ia hadapi”. Jadi pertolongan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sebelum kita nifas dan saat kita nifas itu berbeda. Petolongan Allah ketika anak kita 1 dengan anak kita 2 berbeda. Pertolongan Allah pada saat di fase menyusui dan sebelum fase menyusui berbeda dan tidak sama. Maka dari sisi itu kita harus melihat dan mayoritas kita melihat hanya dari sisi ujiannya saja, akhirnya mentalnya terpukul atau menyakini sesuatu yang keliru bahwa saya tidak mampu dan tidak sanggup. Dan pada sisi yang lain, syaitan berkolaborasi dengan hawa nafsu kita untuk menggagalkan ibadah rutin kita dan kajian rutin itu dampaknya sangat dahsyat, Nabi ﷺ mengatakan, الْخَيْرُ عَادَةٌ “Kebaikan itu rutinitas atau kebiasaan”. Dan yang merubah seseorang itu adalah ibadah rutin, sebelum ibadah-ibadah lain yang sifatnya per-momentum dan seterusnya. Tapi kita bagus dalam ibadah yang sekali setahun tetapi berantakan di rutinitas, maka itu akan berantakan juga. Makanya ibadah yang paling susah adalah Istiqomah, sampai-sampai para ulama mengatakan, ‘Istiqomah itu lebih baik daripada mendapatkan seribu karomah’. Dan ulama mengatakan, ‘Salah satu tanda keberkahan ilmu itu, kita selesaikan kitab sampai habis’. Dan kitab Riyadhush Shalihin adalah salah satu kitab karya Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi kita bukan hanya rugi kehilangan keberkahan atau kehilangan pahala, namun kita rugi tidak mendapatkan ilmunya, yang bisa jadi ilmu di hari dimana kita lewatkan atau kita skip itu yang kita butuhkan pada hari itu atau yang kita butuhkan pada pekan itu. Dan tidak lama kajiannya, paling 30 menitan secara umum dan jangan di tunda, para ulama mengatakan, ‘Kalau masuk ke waktu pagi jangan tunda ke waktu sore’. Jadi kerjakan kegiatan pagi di pagi, kegiatan Dhuha di Dhuha, kegiatan siang di siang atau kegiatan sore di sore atau kegiatan malam di malam dan jangan di tunda kecuali darurat. Taswif atau menunda itu permainan Iblis, karena begitu kita tunda akan terjadi penumpukan dan begitu penumpukan salah satu akan dikorbankan secara umum demikian. Makanya mayoritas kita begitu menunda tidak akan dikerjakan, ada banyak juga karena malas, tetapi sebagian lain karena berbenturan dengan aktivitas lain, seperti penanya di atas, jadi jangan di skip. Para ulama mengatakan, ‘Kita butuh ilmu lebih daripada kebutuhan kita makan dan minum’. Makan dan minum kalau kita sudah terlewat sarapan itu sudah lepas, karena kalau sudah siang itu makan siang, jadi ada waktu-waktunya walaupun kalau kita tidak sarapan, porsi makan siang jadi bertambah. Jadi jangan di tunda dan minta pertolongan kepada Allah dan di lawan. Memang berat, semua kita merasakan hal tersebut, tetapi disinilah kita berubah dan disinilah kita berkembang karena الْخَيْرُ عَادَةٌ “Kebaikan itu rutinitas atau kebiasaan”.
Tanya: Saya punya teman yang tidak pernah Shalat, lalu kemudian mendapat hadiah Umrah. Sedangkan saya selalu berdo’a. Saya Shalat Wajib, Shalat Tahajud dan shalat-shalat Sunnah lainnya, bahkan setiap hari saya Tadarus. Tetapi sampai sekarang belum berangkat ke Tanah Suci. Apakah saya dianggap belum pantas menurut الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى? Jujur saya cemburu dan sedih rasanya hati ini, mohon petunjuknya.
Jawab: Ketika seseorang belum berangkat Haji atau Umrah, tidak bisa langsung di vonis, dia tidak berhak untuk pergi ke sana atau dia buruk atau lainnya namun ada banyak kemungkinan. Dan kita beribadah itu mencari wajah Allah Tabaroka wa Ta’ala, walaupun di sisi lain kita boleh ghibtoh atau berkehendak atau berkeinginan untuk supaya mendapatkan kenikmatan seperti kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain dan tidak mengharapkan hilangnya nikmat itu darinya, maka itu tidak diharamkan. Dan bukan Hasad, tetapi iri yang positif, dan ingin bisa beribadah seperti orang lain tanpa ada perasaan negatif kepada orang tersebut atau menginginkan kenikmatannya tercabut. Tetapi ghibtoh itu tidak membuat seseorang itu minder atau terpukul atau sedih yang negatif. Contoh Amru bin Tsabit رضي الله عنه, kita tahu dalam sejarah beliau masuk Surga dan beliau tidak pernah shalat sama sekali, apalagi Umrah atau Haji. Karena beliau masuk Islam lalu Syahid dan masuk Surga dan beliau belum sempat shalat. Beliau digelari Al-Ushairim adalah sahabat Nabi Muhammad ﷺ, ia gugur tahun 3 H pada saat Perang Uhud dan termasuk yang dijanjikan masuk Surga selain 10 orang yang dijanjikan masuk Surga. Dikisahkan oleh sahabat Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه bahwa sebelum menjadi seorang muslim, dia seorang pelaku riba dan harus meninggalkan riba kalau nanti menjadi muslim, karena itu belum menjadi seorang muslim. Sehingga Allah Subḥānahu wa Ta’āla membukakan hatinya untuk menjadi seorang muslim. Saat tiba kaumnya ikut berjihad di jalan Allah Subḥānahu wa Ta’āla hatinya tertarik untuk ikut jihad bersama Rasul ﷺ ia pun memeluk Islam dan ikut perang Uhud serta terluka. Saat ditanyai apakah ia berperang karena kaumnya atau karena Islam. Ia menjawab: Aku muslim, aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan aku berperang karena Islam dan terluka seperti yang kalian lihat. Ia pun syahid di jalan Allah. Ketika hal tersebut disampaikan kepada Rasulullah ﷺ sabdanya: (إِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ). Kita tahu bersama-sama bahwa orang-orang Quraish pada zaman Jahiliyyah itu apakah Haji? Mereka berHaji, lalu apakah itu membuat mereka menjadi lebih baik? Tidak! selama mereka tidak masuk Islam dan kita tahu dalam riwayat-riwayatnya. Jelas Umrah apalagi Haji punya keutamaan yang luar biasa dan setiap orang yang punya Iman akan merindukan Tanah Suci, namun kata Allah dalam firmannya قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا “Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya” (QS Al-Isra’: 84). Dan apa yang Allah mudahkan maka perjuangkan, tetapi jangan berkecil hati ketika belum berhasil ke sana dan Jujur juga coba. Dan In Sya Allah kalau kita jujur dan kita berdo’a dan kita lakukan usaha terbaik kita, maka biiznillah, In Sya Allah tinggal nunggu waktu berangkat, tetapi perjuangkan dan husnudzhan kepada Allah dan jangan sedih, dan justru tambah semangat. Lalu kenapa kita tidak berfikir sebaliknya, kalau teman saya yang belum Shalat saja di undang, masa saya tidak di undang? Kecuali Allah berikan hal yang jauh lebih besar atau teman saya yang belum shalat saja di undang, maka ini pertanda baik untuk saya dan In Sya Allah saya di undang dan kita harus optimis dan jangan tambah terpuruk dan terus berjuang.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Jum’at, 20 Sya’ban 1445 AH/01 Maret 2024
Ahida Muhsin
Jazakaallah khair
Barakallahufik ustad
Jazakumullah khairan ustadz dan tim🤲
Alhamdulillah