MasyaAallah qoonit. Kamu hrs nya dikenal sama perempuan2 muda di akhir jaman ini. Ilmu dan pov Allah titipkan ke kamu bagus sekali untuk menjadi contoh.
MasyaAllah, kata² teh qoonit membuka pikiran ku, "bayangkan pahala yg didapat saat berumah tangga dan membesarkan anak, bukan membayangkan dan mengkhawatirkan masalah ekonomi"😢
Kalau membatasi karena tidak sanggup mendidik & membina serta membesarkan anak tersebut, boleh aja sih. Ditakutkan ibundanya stress karena banyak anak & depresi (misalkan). Banyak lho banyak ibu yang terapi ke dokter karena stress banyak anak.
Kalau saya tetep setuju dibatasi memiliki anak jika kualitas orang tuanya belum baik. Dr segi ekonomi terutama. Karena semua itu jg butuh biaya untuk sekolah, kalau anak sakit dll. Untuk teteh yg belum menikah, sebaiknya lebih menghargai jgn bilang loe gue nggk sih?? Didengar kayak kurang enak. Apalagi lawan bicaranya jg nggk pake loe gue.
aku salah satu trust issue topik yg d bahas kak qonit dan kak nabila. tolong kak di bahas juga. sedikit tentang maraknya pernikahan yg berujung perceraian. di sekitar kt, keluarga kita, teman kita, tetangga kita, bahkan juga di dunia artis misalnya. maraknya pernikahan tetapi berakhir dengan perceraian. saya salah satu orang yg takut menikah dan merasa tdk mampu akan beban2 pernikahan yg dihadapi dan takutnya memilih menyerah dengan bercerai.. menurut kak qonit gimana issue tersebut. jadi ketakutan akan pernikahan bukan hanya tentang ketakutan segi ekonomi yg belum matang, ketakutan akan bnyaknya impian yg harus di kubur, dll. tapi lebih kayak ke trust issue "untuk apa nikah kalau ujung²nya cerai" maaf ini kata² banyak org yg saya dengar. jadi untuk itu banyak yg memilih membahagiakan diri sendiri dlu. dari pada memikirkan riwetnya pernikahan. maaf yah kak kalau ada salah2 kata di atas. semoga apa yg saya sampaikan bisa di pahami dan bisa di angkat di video berikutnya. terimakasih.
kemudian apakah ketika di berikan ujian pernikahan. misalnya suami yg kasar, selingkuh, main perempuan, atau pun ikut campur nya keluarga suami dalam rumah tangga. ini contohnya aja ya kak. aku sndiri belum nikah 😆. hanya saja saya sangat tertarik membahas topik ini. kmudian ketika ada permasalahan tersebut apakah kita sebagai istri yang berbakti kepada suami dan berusaha mnjdi istri Solehah. apakah harus memilih bertahan tapi terluka 🥀 atau kah harus memilih bercerai saja demi kesehatan mental diri sndiri ataupun anak (jika sdh punya anak) karena kelakuan buruk org tuanya semisal yg ringan saja pertengkaran mulut di depan anak. itu akan menjadi trauma tersendiri untuk anak yg akan di bawa hingga besar. jadi menurut kak qonit dari segi menurut ajaran Rasulullah haruskah kita bertahan atau kah bercerai saja ? maaf yaah kak panjang banget 😅
Kak nabila udah jelasin tau di videon. Kamu harus ganti circel. Karena yang pernikahannya bahagia itu ada kata kak nab. Cuman gak di umbar aja di sosmed. Kak nab juga bilang " kalo di ilmu komunikasi ' bad news is a good news' " orang emang lebih kasih perhatian ke berita buruk. Tapiii berita baik pun masih ada kok 😊
Teh Nab, Teh Qoon, bismillah .. aku tuh nonton temani dari eps.1 sampai sekarang, apalagi bagian bincang isu semua hampir udah. Emang paling banyak komen protes ketawa ka Nab, anyway buatku ga masalah. Tapi aku baru sadar ada beberapa komen yang cukup “menyakitkan” untuk dibaca. Gini teteh, dalam menyebarkan kebaikan pasti ga semua suka. Pelajaran juga buat aku. Tapi kalau bikin topik yang lumayan “sensitif” bagi mereka yang “penerimaannya” belum sampai di level ka Nab dan ka Qoon, coba next kalau mau menyatakan sesuatu dalam Quran (aku suka banget karena contohnya langsung nabi-nabi kita), tapi emang lebih baik ambil tokoh-tokoh yang lain juga entah di Indonesia atau luar negeri pemuda pemudi muslim yang “value” nya tuh bisa relate sama semua.. Jadi tingkat “penerimaan” nya mungkin yang levelnya belum tinggi, akan lebih lega dengernya Contoh: kalau kasus pernikahan agak susah. Bikin atau sebut database pernikahan muslim yang menghasilkan enterpreneur di indonesia berapa persen, itu kan bentuk dakwah juga dalam bentuk bisnis misalnya (kalau bisa sebut merek2nya) Atau sebut athlete muslim mendunia (kalau lagi bahas yang lain apaaa gt) Pokoknya cari perbandingan contoh atau data yang lebih relatable di zaman saat ini, Aku alhamdulillah udah sangat cukup trenyuh dan terharu dikasih contoh nabi kita🫶😭 tapi aku mau semua merasakan step yang sama kaya aku juga Gitu aja punten
Sepakat nih! Punten banget. Diksi, gestur dan cara penyampaiannya akan sangat mudah diterima sama ilmu yang udah setara sama pembicara. Yang ilmunya maarifatullah masih di bawah kayak saya ini, mungkin jadi harus minggirin ego dikit baru bisa mencerna. Podcast ini kemungkinan akan memicu 3 kelompok respons. 1. Yang merasa sudah benar, bilang kami 'perempuan akhir jaman' 😅 2. Yang belum bisa terima jadi defensif dan yang ketiga, orang berusaha netral apapun alasannya (entah karena paham kedua kelompok lain, atau ga mau pusing). Yang kakak-kakak sampaikan ini sudah benar dan mashaAllah salut sama yang berjuang di jalan dakwah. Punten ini hanya saran dari orang yang sedang berusaha mendekatkan diri ke agama. Semoga Allah swt berikan kita semua tambahan ilmu. Aamiin.
Sejujurnya mungkin yang dibilang sama teh qoonit kalo disekitar dia ada yang keluarganya itu sesuai Alquran banget dan Alhamdulillah produktif banget, tapi mungkin emang kitanya ga kenal dan emang ga terkenal.. kalo tokoh muslim yang bisa kita lihat kalo aku ya salah satunya ustadz Felix Siauw sama istrinya kali ya soalnya keluarganya sangat adem dan membawa dakwah yang sangat positif untuk anak2 muda seperti kita saat ini
Terimakasih teh qoonit atas insight nya.. teh tapi saya mau nanya, bagaimana jika kita mau menjarangkan anak atau bahkan membatasi anak karena adanya trauma masa lalu dan luka pengasuhan yang belum sembuh dan ditakutkan nanti akan diturunkan ke anak? Maaf teh tapi menurut saya postingan2 semacam itu ada benarnya juga teh dan terkadang dari sisi psikologis juga.. nah bagaimana baiknya dalam Islam teh? 🙏🏻
mau ketawa kalau lihat Temani ini sibuk dengan topic topic nga penting banget dan konyol. Khawatir dengan Jepang dan Korea? hoii wake up! Kenapa sibuk mikirin Jepang dan Korea negara2 maju yang jauh lebih sejahtera dan warga negaranya jauh lebih baik dan sehat daripada Indonesia? Expectasi hidup perempuan Korea 84 tahun, Jepang 85 Tahun, nah perempuan Indonesia cuma 67 tahun. Dari tingkat jaminan kehidupan dan kesejahteraan Korea dan Jepang jauh lebih tinggi dari Indonesia karena mereka memikirkan kualitas bukan kuantitas. Kalian ini cuma mikirin kuantitas, bikin anak banyak banyak tapi nga mikirin gimana caranya menghidupi mereka supaya mereka punya cukup sokongan finansial dan perhatian supaya mereka jadi orang yang berguna. Makanya negara negara Islam tidak ada yang menghasilkan manusia berkualitas dan berguna buat orang banyak. Kualitas SDM dinegara2 Islam rendah dan sangat mengkhawatirkan. Nga ada negara Islam yang maju bidang iptek, bidang kesejahteraan manusia, justru banyaknya negara negara Islam itu negara terbelakang. Sekedar saran: Kalau mau bikin posting yang berguna coba bahas bagaimana membuat lebih banyak lagi orang Islam jadi orang2 yang berpendidikan tinggi dan berkontribusi tinggi buat dunia, dibidang kesehatan, dibidang iptek, dibidang kesejahteraan sosial. Bukannya menyuruh perempuan2 jadi pabrik produksi anak. 😂 Sebutkan ayat di Al Quran yang melarang pasangan menunda punya anak karena ingin mapan dulu. Ini Quonit jangan mengarang bebas untuk membenarkan pendapat sendiri ya.
Hati2 ka kalau mau berkomentar, jaga adab juga mungkin ya. Beliau juga gk mungkin sembarangan bicara juga kali. Klo saya sendiri sih belum terlalu paham yah gini2an, jadi ya dengerin dulu aja. Kalau dirasa ada yang belum sesuai dengan pemahaman kita dan mau confirm, baiknya mungkin ditanyakan langsung ke beliau bukan ditempat umum gini. Apa yang kaka bilang mungkin bisa jadi benar, tapi bisa juga masih partial informasinya. Soalnya pernah liat juga indeks bunuh diri di negara2 yang kaka bilang sebenernya juga tinggi. Apa ini masuk ke perhitungan indeks harapan yang kaka maksud juga atau engga? kalau terkait sdm di negara muslim masih rendah, sarannya kk bagus, jadi menurutku gk ada yang perlu dibentur benturkan sih. Tinggal request ke tim Temani, ka mau dong bahas yang begini begitu, kan enak ya hehe
Bener banget kak, menurutku cuma beda topik pembahasan aja. Menurutku pembahasan ini penting juga bagi kita, karna ga sedikit juga orang islam yg udah kena pamahaman sekulerisme dan memutuskan untuk child free. Pembahasan ini menurutku bentuk pencegahan supaya angka kelahiran di Indonesia nntinya tetap stabil dan ga mengalami penurunan. @@arimaulanaid
@@arimaulanaid kalau tidak sembarangan silahkan Quonit tulis ayat Al Quran yang melarang pasangan menunda punya anak karena ingin mapan dulu. Ini kan ngomongnya diforum publik, jadi harus dipertanggung jawabkan omongannya diruang publik juga. Jangan memberi informasi yang rancu. Apalagi kepada orang2 yang mengaku nga terlalu paham seperti anda akui sendiri. Ini kan jadi informasi menyesatkan. Angka bunuh diri di korea (24 per seratus ribut) dan jepang (17 per seratus ribu) memang lebih tinggi dari Indonesia (2.4 per seratus ribu) tapi hubungan langsung dengan punya banyak anak tidak masuk akal ya. Penyebab nomor satu bunuh diri adalah karena tekanan ekonomi atau tekanan kejiwaan (depresi). Jadi saya disini komen karena mau menyarankan Temani kalau mau bikin naratif yang logis dan masuk akal, bukan cocokologi supaya sesuai dengan dogma hidupnya sendiri. Karena cocokologi gampang dicheck valid atau tidak valid.
@@dianasafiroh2295 tidak ada yang salah dengan child free. tahun 1804 jumlah penduduk dunia sekitar 1 billion, tahun 1930 sekitar 2 billion, tanun 1987 sudah meledak sebesar 5 billion, tahun 2022 8 billion. Kalau semua orang beranak terus, 30 tahun lagi penduduk dunia 10 billion. Kenyataannya jumlah penduduk dunia membludak terus dan dunia sudah overpopulasi. Lalu pada mau hidup dimana nih semua orang? Mau dikasih makan apa nih semua orang? Tahun lalu saja, minyak goreng terbatas sudah ribut seluruh Indonesia Raya. Harga bawang, cabe naik karena supply terbatas sudah panik ibu ibu se Indonesia raya. Gimana kalau semua makanan sangat terbatas? Kalau tanah dan makanan terbatas, mungkin yang terjadi adalah perang dimana satu negara merasa perlu untuk menguasai wilayah negara lain karena penduduknya sendiri semua butuh makanan dan tempat tinggal. Atau mungkin Nabila dan Quonit dan semua teman temannya mau pindah dan hidup di bulan?😂 Tolong pikirkan dengan akal sehat, dgn logis berdasarkan data, bukan berdasarkan dogma.
@@rihanaem1652Sepakat kak, topik ini tidak bisa hanya menggunakan satu perspektif saja. Perlu mempertimbangkan aspek lain juga selain dogma. Rincian atau penafsiran mana yang melarang untuk menunda mempunyai anak karena ekonomi tidak baik. Sedangkan jika anak kelaparan lebih banyak efek negatifnya. Ketimbang dogma, lebih baik membangun perasaan semangat juang bekerja. -Jangan bandingin korea jepang.-
MasyaAallah qoonit. Kamu hrs nya dikenal sama perempuan2 muda di akhir jaman ini. Ilmu dan pov Allah titipkan ke kamu bagus sekali untuk menjadi contoh.
MasyaAllah, kata² teh qoonit membuka pikiran ku, "bayangkan pahala yg didapat saat berumah tangga dan membesarkan anak, bukan membayangkan dan mengkhawatirkan masalah ekonomi"😢
Kalau membatasi karena tidak sanggup mendidik & membina serta membesarkan anak tersebut, boleh aja sih. Ditakutkan ibundanya stress karena banyak anak & depresi (misalkan).
Banyak lho banyak ibu yang terapi ke dokter karena stress banyak anak.
Jazakillah khair teh qonit ❤
Masya Allah motivasi nya bagus banget
Tidak mau menikah bukan berarti ingin senang2 masih membenahi diri.
Maasyaa Allah teh qoonit❤
Masya Allah
Kalau saya tetep setuju dibatasi memiliki anak jika kualitas orang tuanya belum baik. Dr segi ekonomi terutama. Karena semua itu jg butuh biaya untuk sekolah, kalau anak sakit dll. Untuk teteh yg belum menikah, sebaiknya lebih menghargai jgn bilang loe gue nggk sih?? Didengar kayak kurang enak. Apalagi lawan bicaranya jg nggk pake loe gue.
alhamdulillah, jazakunallah khairan, semoga keberkahan selalu menyertai semuanya
*KLAIM POSISI*
.
*=©=©=©=©=©=©=*
.
Mengetahui dimana posisi kita dihadapan Allah sangatlah penting, agar tidak terjadi klaim sepihak. Bahwa diri ini sudah dekat dengan Allah, padahal nyatanya justru menjauh dari-Nya. Dan itu butuh pembuktian.
.
Jika seseorang termasuk hamba yang diterima amal shalehnya sehingga dengannya ia bahagia (المقبولين السعداء), maka ia akan selalu hidup dalam keta'atan pada-Nya.
.
Hatinya selalu tertambat kuat pada Allah. Setiap waktu dan peristiwa, Allah selalu hadir di benaknya. Jikapun ada khilaf yang dilakukannya, segera kembali ke jalan-Nya tanpa dinanti.
.
*من اراد ان يعلم منزلته عند الله فليعلم منزلة الله من قلبه*
.
_BARANGSIAPA ingin MENGETAHUI dimana POSISINYA dihadapan ALLAH, maka HENDAKLAH ia mengetahui POSISI Allah dalam HATINYA"_
.
* *Syarh Al Hikam li Ibn Abbad Arandi📜*
________________________
aku salah satu trust issue topik yg d bahas kak qonit dan kak nabila. tolong kak di bahas juga. sedikit tentang maraknya pernikahan yg berujung perceraian. di sekitar kt, keluarga kita, teman kita, tetangga kita, bahkan juga di dunia artis misalnya. maraknya pernikahan tetapi berakhir dengan perceraian. saya salah satu orang yg takut menikah dan merasa tdk mampu akan beban2 pernikahan yg dihadapi dan takutnya memilih menyerah dengan bercerai.. menurut kak qonit gimana issue tersebut. jadi ketakutan akan pernikahan bukan hanya tentang ketakutan segi ekonomi yg belum matang, ketakutan akan bnyaknya impian yg harus di kubur, dll. tapi lebih kayak ke trust issue "untuk apa nikah kalau ujung²nya cerai" maaf ini kata² banyak org yg saya dengar. jadi untuk itu banyak yg memilih membahagiakan diri sendiri dlu. dari pada memikirkan riwetnya pernikahan.
maaf yah kak kalau ada salah2 kata di atas. semoga apa yg saya sampaikan bisa di pahami dan bisa di angkat di video berikutnya. terimakasih.
kemudian apakah ketika di berikan ujian pernikahan. misalnya suami yg kasar, selingkuh, main perempuan, atau pun ikut campur nya keluarga suami dalam rumah tangga. ini contohnya aja ya kak. aku sndiri belum nikah 😆. hanya saja saya sangat tertarik membahas topik ini.
kmudian ketika ada permasalahan tersebut apakah kita sebagai istri yang berbakti kepada suami dan berusaha mnjdi istri Solehah. apakah harus memilih bertahan tapi terluka 🥀 atau kah harus memilih bercerai saja demi kesehatan mental diri sndiri ataupun anak (jika sdh punya anak) karena kelakuan buruk org tuanya semisal yg ringan saja pertengkaran mulut di depan anak. itu akan menjadi trauma tersendiri untuk anak yg akan di bawa hingga besar. jadi menurut kak qonit dari segi menurut ajaran Rasulullah haruskah kita bertahan atau kah bercerai saja ?
maaf yaah kak panjang banget 😅
Kak nabila udah jelasin tau di videon. Kamu harus ganti circel. Karena yang pernikahannya bahagia itu ada kata kak nab. Cuman gak di umbar aja di sosmed.
Kak nab juga bilang " kalo di ilmu komunikasi ' bad news is a good news' " orang emang lebih kasih perhatian ke berita buruk. Tapiii berita baik pun masih ada kok
😊
Tontonan bergizi😊
MasyaAllah❤
Masya Allah, keren banget teteh tetehku ❤
Barakallahu fiikum❤
menit awal2 duduknya kak nab sila diatas kursi gak sih?
Teh Nab, Teh Qoon, bismillah .. aku tuh nonton temani dari eps.1 sampai sekarang, apalagi bagian bincang isu semua hampir udah.
Emang paling banyak komen protes ketawa ka Nab, anyway buatku ga masalah. Tapi aku baru sadar ada beberapa komen yang cukup “menyakitkan” untuk dibaca.
Gini teteh, dalam menyebarkan kebaikan pasti ga semua suka. Pelajaran juga buat aku.
Tapi kalau bikin topik yang lumayan “sensitif” bagi mereka yang “penerimaannya” belum sampai di level ka Nab dan ka Qoon, coba next kalau mau menyatakan sesuatu dalam Quran (aku suka banget karena contohnya langsung nabi-nabi kita), tapi emang lebih baik ambil tokoh-tokoh yang lain juga entah di Indonesia atau luar negeri pemuda pemudi muslim yang “value” nya tuh bisa relate sama semua..
Jadi tingkat “penerimaan” nya mungkin yang levelnya belum tinggi, akan lebih lega dengernya
Contoh: kalau kasus pernikahan agak susah. Bikin atau sebut database pernikahan muslim yang menghasilkan enterpreneur di indonesia berapa persen, itu kan bentuk dakwah juga dalam bentuk bisnis misalnya (kalau bisa sebut merek2nya)
Atau sebut athlete muslim mendunia (kalau lagi bahas yang lain apaaa gt)
Pokoknya cari perbandingan contoh atau data yang lebih relatable di zaman saat ini,
Aku alhamdulillah udah sangat cukup trenyuh dan terharu dikasih contoh nabi kita🫶😭 tapi aku mau semua merasakan step yang sama kaya aku juga
Gitu aja punten
Sepakat nih! Punten banget. Diksi, gestur dan cara penyampaiannya akan sangat mudah diterima sama ilmu yang udah setara sama pembicara. Yang ilmunya maarifatullah masih di bawah kayak saya ini, mungkin jadi harus minggirin ego dikit baru bisa mencerna.
Podcast ini kemungkinan akan memicu 3 kelompok respons. 1. Yang merasa sudah benar, bilang kami 'perempuan akhir jaman' 😅 2. Yang belum bisa terima jadi defensif dan yang ketiga, orang berusaha netral apapun alasannya (entah karena paham kedua kelompok lain, atau ga mau pusing). Yang kakak-kakak sampaikan ini sudah benar dan mashaAllah salut sama yang berjuang di jalan dakwah. Punten ini hanya saran dari orang yang sedang berusaha mendekatkan diri ke agama.
Semoga Allah swt berikan kita semua tambahan ilmu. Aamiin.
Sejujurnya mungkin yang dibilang sama teh qoonit kalo disekitar dia ada yang keluarganya itu sesuai Alquran banget dan Alhamdulillah produktif banget, tapi mungkin emang kitanya ga kenal dan emang ga terkenal.. kalo tokoh muslim yang bisa kita lihat kalo aku ya salah satunya ustadz Felix Siauw sama istrinya kali ya soalnya keluarganya sangat adem dan membawa dakwah yang sangat positif untuk anak2 muda seperti kita saat ini
Jalan ke surga emang gak pernah mudah -teh qoonit
🥺
Terimakasih teh qoonit atas insight nya.. teh tapi saya mau nanya, bagaimana jika kita mau menjarangkan anak atau bahkan membatasi anak karena adanya trauma masa lalu dan luka pengasuhan yang belum sembuh dan ditakutkan nanti akan diturunkan ke anak? Maaf teh tapi menurut saya postingan2 semacam itu ada benarnya juga teh dan terkadang dari sisi psikologis juga.. nah bagaimana baiknya dalam Islam teh? 🙏🏻
MasyaAllah
Ijin cut buat reel IG ya kak🙏
MasyaAllah
Nabi aja bangga sama kaumnya yang banyak anak masa iya kita malu kalo banyak anak.. jangan ya dek ya jangan
Banyak anak kalau orangtua mampu ga masalah. Nih tetangga gw punya anak 2 masih balita malah dijadiin pengamen.
❤
mau ketawa kalau lihat Temani ini sibuk dengan topic topic nga penting banget dan konyol. Khawatir dengan Jepang dan Korea? hoii wake up! Kenapa sibuk mikirin Jepang dan Korea negara2 maju yang jauh lebih sejahtera dan warga negaranya jauh lebih baik dan sehat daripada Indonesia?
Expectasi hidup perempuan Korea 84 tahun, Jepang 85 Tahun, nah perempuan Indonesia cuma 67 tahun. Dari tingkat jaminan kehidupan dan kesejahteraan Korea dan Jepang jauh lebih tinggi dari Indonesia karena mereka memikirkan kualitas bukan kuantitas.
Kalian ini cuma mikirin kuantitas, bikin anak banyak banyak tapi nga mikirin gimana caranya menghidupi mereka supaya mereka punya cukup sokongan finansial dan perhatian supaya mereka jadi orang yang berguna. Makanya negara negara Islam tidak ada yang menghasilkan manusia berkualitas dan berguna buat orang banyak. Kualitas SDM dinegara2 Islam rendah dan sangat mengkhawatirkan. Nga ada negara Islam yang maju bidang iptek, bidang kesejahteraan manusia, justru banyaknya negara negara Islam itu negara terbelakang.
Sekedar saran: Kalau mau bikin posting yang berguna coba bahas bagaimana membuat lebih banyak lagi orang Islam jadi orang2 yang berpendidikan tinggi dan berkontribusi tinggi buat dunia, dibidang kesehatan, dibidang iptek, dibidang kesejahteraan sosial. Bukannya menyuruh perempuan2 jadi pabrik produksi anak. 😂
Sebutkan ayat di Al Quran yang melarang pasangan menunda punya anak karena ingin mapan dulu. Ini Quonit jangan mengarang bebas untuk membenarkan pendapat sendiri ya.
Hati2 ka kalau mau berkomentar, jaga adab juga mungkin ya. Beliau juga gk mungkin sembarangan bicara juga kali.
Klo saya sendiri sih belum terlalu paham yah gini2an, jadi ya dengerin dulu aja. Kalau dirasa ada yang belum sesuai dengan pemahaman kita dan mau confirm, baiknya mungkin ditanyakan langsung ke beliau bukan ditempat umum gini.
Apa yang kaka bilang mungkin bisa jadi benar, tapi bisa juga masih partial informasinya.
Soalnya pernah liat juga indeks bunuh diri di negara2 yang kaka bilang sebenernya juga tinggi. Apa ini masuk ke perhitungan indeks harapan yang kaka maksud juga atau engga?
kalau terkait sdm di negara muslim masih rendah, sarannya kk bagus, jadi menurutku gk ada yang perlu dibentur benturkan sih.
Tinggal request ke tim Temani, ka mau dong bahas yang begini begitu, kan enak ya hehe
Bener banget kak, menurutku cuma beda topik pembahasan aja. Menurutku pembahasan ini penting juga bagi kita, karna ga sedikit juga orang islam yg udah kena pamahaman sekulerisme dan memutuskan untuk child free. Pembahasan ini menurutku bentuk pencegahan supaya angka kelahiran di Indonesia nntinya tetap stabil dan ga mengalami penurunan. @@arimaulanaid
@@arimaulanaid kalau tidak sembarangan silahkan Quonit tulis ayat Al Quran yang melarang pasangan menunda punya anak karena ingin mapan dulu. Ini kan ngomongnya diforum publik, jadi harus dipertanggung jawabkan omongannya diruang publik juga. Jangan memberi informasi yang rancu. Apalagi kepada orang2 yang mengaku nga terlalu paham seperti anda akui sendiri. Ini kan jadi informasi menyesatkan.
Angka bunuh diri di korea (24 per seratus ribut) dan jepang (17 per seratus ribu) memang lebih tinggi dari Indonesia (2.4 per seratus ribu) tapi hubungan langsung dengan punya banyak anak tidak masuk akal ya. Penyebab nomor satu bunuh diri adalah karena tekanan ekonomi atau tekanan kejiwaan (depresi).
Jadi saya disini komen karena mau menyarankan Temani kalau mau bikin naratif yang logis dan masuk akal, bukan cocokologi supaya sesuai dengan dogma hidupnya sendiri. Karena cocokologi gampang dicheck valid atau tidak valid.
@@dianasafiroh2295 tidak ada yang salah dengan child free. tahun 1804 jumlah penduduk dunia sekitar 1 billion, tahun 1930 sekitar 2 billion, tanun 1987 sudah meledak sebesar 5 billion, tahun 2022 8 billion. Kalau semua orang beranak terus, 30 tahun lagi penduduk dunia 10 billion. Kenyataannya jumlah penduduk dunia membludak terus dan dunia sudah overpopulasi.
Lalu pada mau hidup dimana nih semua orang? Mau dikasih makan apa nih semua orang? Tahun lalu saja, minyak goreng terbatas sudah ribut seluruh Indonesia Raya. Harga bawang, cabe naik karena supply terbatas sudah panik ibu ibu se Indonesia raya. Gimana kalau semua makanan sangat terbatas? Kalau tanah dan makanan terbatas, mungkin yang terjadi adalah perang dimana satu negara merasa perlu untuk menguasai wilayah negara lain karena penduduknya sendiri semua butuh makanan dan tempat tinggal. Atau mungkin Nabila dan Quonit dan semua teman temannya mau pindah dan hidup di bulan?😂
Tolong pikirkan dengan akal sehat, dgn logis berdasarkan data, bukan berdasarkan dogma.
@@rihanaem1652Sepakat kak, topik ini tidak bisa hanya menggunakan satu perspektif saja. Perlu mempertimbangkan aspek lain juga selain dogma. Rincian atau penafsiran mana yang melarang untuk menunda mempunyai anak karena ekonomi tidak baik. Sedangkan jika anak kelaparan lebih banyak efek negatifnya. Ketimbang dogma, lebih baik membangun perasaan semangat juang bekerja. -Jangan bandingin korea jepang.-