Haram bagi para ulama mendiamkan terjadinya pengakuan nasab seseorang sbg keturunan kpd Nabi Saw.

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 2 พ.ย. 2024

ความคิดเห็น • 4

  • @alisaepullah9688
    @alisaepullah9688 2 หลายเดือนก่อน

    Masya Allah sangat luas ilmunya

  • @Pasukan_LS
    @Pasukan_LS  2 หลายเดือนก่อน +2

    Menakar kasahihan nasab seseorang, atau suatu kelompok yang mencurigakan,
    yang menisbahkan diri kepada nabi Muhammad Saw. hukumnya fardu kifayah. Ia termasuk dalam kategori amar ma‟ruf nahi munkar.
    Haram bagi para ulama
    mendiamkan terjadinya pengakuan nasab seseorang atau sekelompok manusia yang menisbahkan diri sebagai keturunan Nabi Muhammad s.a.w. dengan dusta, karena yang demikian itu, termasuk istihqor bi haqqi al mustofa (merendahkan hak Nabi Muhammad Saw.).
    Imam Ibnu Hajar al-Haitami al-berkata:
    ينبغي لكل احد ان يكون له غًنة يف هذا النسب الشريف وضبطه حىت ال ينتسب اليه صلى
    ٕ⁠
    هللا عليه وسلم احد اال حبق
    “Seyogyanya bagi setiap orang mempunyai kecemburuan terhadap nasab mulia
    Nabi Muhammad s.a.w. dan mendhobitnya (memeriksanya) sehingga seseorang
    tidak menisbahkan diri kepada (nasab) Nabi Muhammad s.a.w. kecual dengan sebenarnya.”
    Membongkar nasab-nasab mencurigakan yang mengaku sebagai keturunan Nabi
    Muhammad Saw., telah dilakukan ulama-ulama masa lalu. Seperti yang dilakukan
    Ibnu Hazm al-Andalusi dan Imam Tajuddin As-Subki, dalam membongkar
    kepalsuan nasab Bani Ubaid yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad
    Saw. Begitu pula yang dilakukan Al-hakim An-Naisaburi yang membongkar
    kepalsuan nasab Abu Bakar ar-Razi yang mengaku keturunan Muhammad bin
    Ayyub al-Bajali; Begitu pula dilakukan oleh Adz-Dzahabi, yang membongkar
    kepalsuan nasab Ibnu Dihyah al-Andalusi; Demikian juga Ibnu hajar al-Asqolani,
    yang membongkar kepalsuan nasab Syekh Abu Bakar al-Qumni.

  • @leosch6571
    @leosch6571 2 หลายเดือนก่อน

    HABIB. PALSU MAKLUK HAROM.