Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pernah ada seorang sahabat bernama Handzalah radhiyallahu ‘anhu yang merasa bahwa dirinya menjadi munafik. Ia berkata kepada Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, “Wahai Abu Bakar, Handzalah telah munafik!” Abu Bakar bertanya, “Apa yang terjadi padamu?” Handzalah menjawab, “Ketika kami bersama Rasulullah, kami seperti melihat surga dan neraka di depan mata. Namun, ketika kami pulang kepada keluarga, kami disibukkan dengan urusan dunia dan lupa.” Abu Bakar pun merasa demikian, lalu keduanya mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika kalian senantiasa berada dalam kondisi seperti saat kalian bersamaku, maka malaikat akan menyalami kalian di jalan-jalan. Namun, wahai Handzalah, sesaat begini dan sesaat begitu (ada waktu untuk ibadah, ada waktu untuk urusan dunia).” (HR. Muslim, no. 2750) Hikmah Kisah ini mengajarkan bahwa manusia memang tidak bisa selalu berada dalam puncak keimanan. Namun, yang penting adalah menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta tidak meninggalkan kewajiban-kewajiban utama.
Alhamdulillah... atas ilmunya ustdz.. terimakasih..
Sehat2 selaluu
Pekanbaru menyimak ustadz❤❤❤
Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pernah ada seorang sahabat bernama Handzalah radhiyallahu ‘anhu yang merasa bahwa dirinya menjadi munafik. Ia berkata kepada Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, “Wahai Abu Bakar, Handzalah telah munafik!” Abu Bakar bertanya, “Apa yang terjadi padamu?” Handzalah menjawab, “Ketika kami bersama Rasulullah, kami seperti melihat surga dan neraka di depan mata. Namun, ketika kami pulang kepada keluarga, kami disibukkan dengan urusan dunia dan lupa.” Abu Bakar pun merasa demikian, lalu keduanya mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika kalian senantiasa berada dalam kondisi seperti saat kalian bersamaku, maka malaikat akan menyalami kalian di jalan-jalan. Namun, wahai Handzalah, sesaat begini dan sesaat begitu (ada waktu untuk ibadah, ada waktu untuk urusan dunia).” (HR. Muslim, no. 2750)
Hikmah
Kisah ini mengajarkan bahwa manusia memang tidak bisa selalu berada dalam puncak keimanan. Namun, yang penting adalah menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta tidak meninggalkan kewajiban-kewajiban utama.
Bismillah,,,
Bismillah Alhamdulillah Barakallah fiik Ustadz
Alhamdulillah...nyimak Ustadz.
😞😞