MEMBURU BATU TASBIH DALAM RITUAL WILUJENGAN BULAN SURO KRATON SURAKARTA DI GUNUNG KAHYANGAN (2024)

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 12 ก.ย. 2024
  • #panembahansenopati,#wilujengankraton,#wilujengansuro,#wilujengankratonsurakarta,#patilasanmataram,#wisatadlepih,#ritualsuro,#mataramsuro,#wisatakahyangan,#tasbihkeramat,#kratonmataram,#kratonsurakarta,#abdidalemkraton,#danangsutawijaya,#selobethek,#selopayung,#wisatadesadlepih,#kecamatantirtomoyo,#bengawansolo,#goabolong,#watubolong,#selopenangkep,#kedungpasiraman,#kanjengratukidul,#kanjengkencanasari,#gustidiposolo,#jurukuncisuwarto,#pakubuwono2,#sultanagung,
    WONOGIRI - Deretan sesaji dipersembahkan oleh puluhan abdi dalem Kraton Surakarta pada hari Jumat Legi (02/08/2024) kemarin. Ritual tersebut mengambil tempat di di sebuah bukit yang bernama Kahyangan.
    Atau tepatnya di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kabarnya, dalam ritual ini, arwah atau roh gaib dari tokoh-tokoh besar raja-raja Jawa juga ikut hadir. Lalu siapa saja tokoh-tokoh tersebut?
    Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, selalu menggelar serangkaian acara sakral selama bulan Suro di tahun Jawa. Salah satunya adalah upacara wilujengan menjelang berakhirnya bulan suro. Upacara atau ritual selamatan tersebut di tempat keramat yang bernama bukit Kahyangan.
    Tujuan dari ritual tersebut, secara umum adalah untuk mendoakan bersama bagi kesejahteraan, kemakmuran, dan keselamatan masyarakat serta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lalu mengapa memilih lokasi upacara tersebut di tempat ini?
    “Bukit Kahyangan di Desa Dlepih ini, sudah teridentifikasi baik secara bukti sejarah maupun pendekatan spiritual. Yaitu merupakan tempat pesanggrahan atau petilasan raja-raja Jawa yang kesohor di masa dulu,” terang KGPH Adipati Dipo Kusumo, selaku Pengageng Parentah Kraton Kasunanan Surakarta.
    Diantaranya adalah peninggalan dari Raja Airlangga semasa jaman kerajaan Kahuripan dulu. Setelah itu juga menjadi tempat pertapaan favorit bagi pendiri Dinasti Mataram Islam, yaitu Eyang Kanjeng Panembahan Senopati atau yang bernama Danang Sutawijaya. Berikutnya adalah Sultan Agung dan juga Raja Paku Buwono II. Mereka semua kerap melakukan lelaku spiritual di tempat Kahyangan ini.

ความคิดเห็น •