Jam terbang dalam dunia fotografi juga mempengaruhi keputusan dalam mengambil gambar Koh, pertama pegang kamera, saya juga kebanyakan meniru angle2 atau style foto dari fotografer2 terkenal, dari majalah2. Semakin lama, saya lebih suka foto2 candid, dan ternyata disitulah "ruh" fotografi saya
Saya setuju banget om. Kebanyakan orang merasa foto bagus kalau belakangnya Bokeh. Semakin Bokeh semakin bagus. menurut saya jadi Klise. Itu mengapa orang selalu tertarik nonton video/penjelasan Aperture bukaan besar.
"Sedikit lebih beda lebih baik daripada sedikit lebih baik." - Pandji Pragiwaksono Sepakat sih Koh, terutama mengenai lensa bukaan besar. Seolah - olah setiap foto itu harus bokeh baru bagus. Jadinya bokeh semacam digunakan untuk menutupi komposisi yang biasa saja. Dulu pertama kali punya nifty-fifty saya juga suka klise, bokeh everything. Tapi semenjak mempelajari fotografi lebih dalam, misal fashion, saya sadar kalau mereka jarang makai bukaan ekstrim kayak f/0.95 buat pemotretan. Rata - rata malah pakai 2.8, 4, atau lebih kecil, karena mereka mau outfitnya fokus semua, gak cuma mata kiri. Kekuatan banyak fotografer fashion pro justru di komposisi, harmonisasi warna, konsep, dan model yang ekspresif.
@@heykidzbbx6419 Banyak kok, pahami nya gini. Bukaan semakin kecil memberikan depth of field dalam (dari foreground sampai background fokus) sehingga genre fotografi yang pengen keseluruhan frame fokus bisa makai bukaan kecil, misal landscape, produk, fashion (biar bajunya kelihatan jelas, gak ada yang blur), macro, street, dll. Tinggal dipahami efek dari aperture kecil itu apa, lalu coba bayangkan style shot apa yang ingin dicapai. Misal ingin portrait yang dreamy bokeh sih gak bisa pakai bukaan kecil, tapi kalau pengen ngambil foto landscape yang dari depan sampai belakang fokus semua bisa pakai bukaan kecil. Satu lagi, bukaan semakin kecil bukan berarti semakin bagus juga yaa, ada yang namanya difraction. Biasanya lensa kalau bukannya lebih kecil dari f/11 atau f/16 bakal ngalamin difraction, atau gambar jadi soft. Jadi pahami lensa yang dipakai ngalamin difraction pada aperture berapa. Tiap lensa beda soalnya.
@@paceyombex oalah makasih responnya bro, soalnya saya masih awam banget bro. Kalo untuk foto produk fashion sprti gelang kalung atau manik2 yg kecil kecil gitu gmn cara biar gak ada yg blur ya? Harus aperture terkecil kah? Iso yg bagus berapa? Dan shutter speed itu ngaruh gak utk kualitas foto produk?
@@heykidzbbx6419 Kalau gak mau ada yang blur bisa pakai bukaan kecil. Seberapa kecil? Tergantung lensa, fokusnya dari jarak berapa, dll eksperimen saja. ISO sih serendah yang dimungkinkan. Shutter speed disesuaikan. Bisa coba dipelajari mengenai segitiga eksposur (kaitan antar shutter speed, aperture, dan iso), itu dasarnya fotografi. Saran saya foto produk sih pakai tripod, biar lebih stabil dan berpotensi lebih tajam. Selain itu juga memudahkan framing, karena bisa nata produk sambil di lihat jadinya bakal kayak apa di kamera.
Betul sekali om. Saya ikut banyak grup di Facebook tentang fotografi. Dan kebosanan itu nyata. Apalagi foto potrait. Iya model emang cantik, kamera emang bagus, tapi terus apa? Value dari fotonya apa? Nggak ada, ya cuma sekedar bagus, seperti ribuan atau jutaan foto bagus lainnya. Saya jarang sekali nemu fotografer yang fotonya bisa meninggalkan 'kesan'. Mungkin disini ada rekomendasi siapa orang yg menurut kalian fotonya bisa meninggalkan kesan, biar saya follow. Terima kasih
saya adalah orang yang dari awal mengenal fotografi itu emang dari street/architecture photography (karena dulu liat temen motret pake hp kayak gedung² gitu dan menurut saya hasilnya bagus banget), dan saya lebih fokus untuk eksperimen mencari angle² tertentu (terutama dutch angle). Orang² memang beberapa kayak "memuji" hasil karya saya akan tetapi ketika mereka minta untuk difoto ternyata mereka justru kurang senang karena emang cara mengambil angle saya agak sedikit "berbeda" dari ekspektasi mereka. Saya juga sekarang sedang belajar apa keinginan pasar, tetapi d sisi lain saya juga tetap mempertahankan gaya foto saya ketika lagi hunting d jalanan (saya orang yang belum masuk ke lingkup professional, masih menjadi sekedar hobi dan belum pernah mendapat uang sepeserpun dari fotografi)
Logikanya super sederhananya kan beda orang itu beda pemikiran, beda kepribadian dst jadi harusnya foto2nya unik dari "sono". Tapi di lain sisi, cara belajar yg paling sederhana itu meniru. Apalagi dengan adanya medsos: tiap jam dimborbardir informasi visual. Rasanya makin susah bikin foto yg "unik" yang belum pernah orang lain buat 😅
@@abretshoot6535 yap itu salah satu alasan kenapa saya merasa foto saya membosankan: kurang pemikiran "kenapa" objek itu dijepret. Masih terjebak di kaidah2 komposisi dan yg penting saya suka. Udah 😅
ini lah yang membuat sy stop foto wedding, terlalu klise pengen seperti karya fotografer lain yg bokeh bokeh yg maenan lut grading de es be (yg lebih mahal dan berbujet fantastis) *padahal pembelaan aja ga bisa ngikut arus, hahaha😁.. sekarang malah sedang asik dengan foto2 crispy bukaan f8-f11, walo kudu mikir kudu nunggu momen bawa2 tripod baru eksekusi. suka ngiri aja liat hasil medium format, andai seharga motor matic,,udahlah, enjoy aja😁😁
Ini dia tema yang ditunggu-tunggu Om & jarang banget ada yang ngebahas soal klise dalam fotografi...salut. Tapi sayangnya kondisi klise ini juga kebawa ke calon klien wedding saya hehehe. Sebagian besar pasti pengennya foto-foto yang bokeh atau pengen tonenya sama seperti fotografer si A atau gayanya pengen kayak fotografer si B. Saya sampe harus edukasi lagi tentang gaya motret saya ke klien-klien saya & harus dibalikkan ke calon klien kalo mereka hire saya karena saya punya gaya saya sendiri & tiap fotografer punya perspektif yang berbeda (hmmm...itu win win bukan ya namanya 😁) Ditunggu topik-topik hangat lainnya selalu Om Entje
Setiap fotografer pasti memiliki ciri khas yg berbeda. Berkaryalah dgn ciri khas kita masing2. Nanti clien akan suka dgn sendirix. Jangan sampai kita kewalahan karena hanya ingin meniru gaya orang lain. Karena foto adalah seni dan seni adalah jiwa kita, dan masing2 jiwa pastilah berbeda.
Saat travel pertama kali di tempat yang ekstrim akses jalannya, kelelahan jadi faktor utama kehilangan mood dn kreatifitas pikiran 😅, jadi aku rasa olahraga itu perlu untuk menyiapkan kita ke medan yang sulit supaya mood dan pikiran kita bisa selalu fresh. 😆
Thanks om tmbh ilmu lg, sempet bosen foto gitu" aja. Sekrng lebih belajar lg dari dasar, gimana cara seimbngkan speedlight dan natural light di outdoor dan itu jadi sebuah tantangan lg 😁🙏🙏
Izin bang, menurut saya yang di bagian lensa kenapa banyak yang suka dengan review dengan bukaan besar. kalau untuk saya pribadi sih karena penasaran dengan lensa yang saya tidak miliki, saya ada lensa dari bukaan 1.4 1.8 2.8. terkadang penasaran dengan bukan 0.95 atau 1.2
8:45 itu sebernya menurut sy karena dengan lensa blur . Kita bisa menghilangkan bg/fg yg krng bagus krn keterbatasan kita cari momen/spot... Makanya jd semua orng butuh Krn menurut sy bbrp unsur buat foto jd bagus 1.objek/ model/ momen bagus 2.fg / bg bagus 3.kamera / lensa bagus 4.fotografernya pro / kreatif Minimal 2 syarat dr 4 diatas terpenuhi kl mau foto lmyn proper
Ya bener mas kadang butuh lensa bokeh karena emang kondisi tempat yg gak bagus, bisa Jd kelihatan bagus. Tapi kalo lokasi udah bagus / spot lokasi mewah enak foto landscape dengan bukaan kecil
Secara kualitas gambar Fuji yang terpaut cukup jauh dari segi tahun rilisnya sedikit lebih baik, tapi secara kekokohan dan daya tahan masih unggul Nikon D700 (meski berat) hehe
Koh, kasih saran dongg 🙏🙏 mohon sekali.... Saya mau beli kamera tapi saya bingung memilih dslr atau mirrorless di budget 8jutaan boleh seken juga... Agar tidak salah memilih koh🙏🙏 . Ini ada yg jual fujifilm xt200 baru pakai 1bulan dijual 7.5jt gimana menurut kko??
@@Infofotografi Baik, saya setuju, memang 2nd shooter tugas yang cocok dengan koh enche tjin, karena bisa memotret dengan style foto yang bercerita. DIbanding fotografer utama yang memiliki tanggung jawab untuk mendokumentasikan setiap tahap dari pernikahan. "BEBAN"
Gak ada setahu saya, karena flange distance Sony itu paling pendek dibandingkan mirrorless lainnya. Tapi kalau sebaliknya (fx ke e mount) seingat saya ada, meskipun jarang juga sih.
oom Enche, mo nanya dong. kenapa membuat teknologi kamera sulit sekali. misalnya, kenapa nga ada yg bisa bikin lensa 16-55 f1.2 dengan ukuran kompak. baru2 ini kita lihat sigma bisa tuh bikin terobosan lensa 18-50 f 2.8 dengan ukuran sangat kecil, setelah bertahun2 lensa dgn spek seperti itu berukuran sangant besar. atau masalah hdr, knapa sih nga dikasih software aja supaya ada pilihan hdr nya, tapi ngga usah yg pakai sistem bracketing gitu. seperti fuji xt3 processornya kan udah quad core, masa sih processing hdr aja nga bisa.
Lensa zoom f/1.2 akan sulit ada karena kendala ukurannya akan sangat besar, lensa fix f/1.2 saja ukuran lensanya tidak kecil, apalagi zoom dan lebar. Processor di kamera setau saya tidak sebanding dengan kamera ponsel yang flagship, dan software-nya juga harus bagus untuk computational photography di kamera. Ini memang masih jadi pe-er buat pabrikan kamera yang insinyur2nya kebanyakan orientasinya berat di hardware.
@@Infofotografi tapi kok lensa sigma 18-50 f2.8 bisa kecil om? Waktu saya perhatikan juga bentuk lensa nya biasa aja penampang nya. Sedang lensa 16-55 f2.8 lain ukurannya bisa 3x lipat nya.
@@tomkssarmks2804 Lensa-lensa mirrorless yang kecil2 biasanya mengkompromikan jarak fokal-nya lebih pendek, misalnya 18/28 dibanding 16/24mm, bagian ujung2 frame lebih gelap dan distorsi. Nanti kelemahan tsb diatasi dengan software.
Mau tanya bang Entje, sy punya drybox penyimpanan kamera,apakah boleh menyimpan iphone 13 pro atau hp android lainnya, baiknya dlm keadaan hidup atau di nonaktifkan? mohon pencerahannya, trims
oom knepa yaaa perkembangan kamera sangat lambat bahkan kalo mo dikata stagnan, tadi ke toko kamera bawa fuji xt20 coba bandingkan dengan fuji xt4. hasilnya untuk foto, plek plekkk persissss sama, tidak ada beda sedikit punnnn. padahal beda rentang hampir 8 tahun. kalo iphone sekarang dengan iphone 8 tahun lalu bedanya udah bagai langit dan bumi
Namun di tahun 2022 pabrikan ponsel, terutama ponsel flagship banyak yang memakai teknologi tahun kemarin 2021, contohnya, One Plus 9 Pro dengan One Plus 10 Pro, Sony Xperia 1 ii dengan Sony Experia 1 iii, bahkan Iphone 11 Pro Max - 12 Pro Max - 13 Pro Max. Teknologi kameranya masih sama, triple 12 mega pixel, main, ultra wide dan tele camera. Contoh lain, di ponsel Sony Xperia Pro I, sensor berukuran 1" namun tidak memakai kamera variable telephoto lens 2.9x - 4.4x / 70mm - 105mm pertama di dunia yang dipakai di Xperia 1 iii, itu berarti sony juga ingin kedua ponsel tersebut laku dipasaran dengan keunggulan masing masing. Berbeda dengan Huawei Mate 40 Pro+ yang sangat mendominasi ditahun 2020, seri Mate tidak menghiraukan pasar seri P. Yang katanya lebih diperuntukan untuk fotografi, namun nyatanya tidak demikian. Teknologi periscope telephoto camera 10× di Huawei Mate 40 Pro+ baru bisa disaingi 1 tahun kemudian di tahun 2021, itu pun hanya Samsung S21 yang memilikinya. Ultra wide free form lens 14mm 20mp "yang tidak dimiliki Huawei P40 Pro+" namun hanya dimiliki Huawei Mate 40 Pro+ 2020, baru bisa disaingi oleh One plus 9 Pro di tahun 2021. Tiba tiba....... sanksi dari Amerika diberikan kepada Huawei yang mebuuuuuaaaaaat ponsel Huawei dilarang memakai 5G, tidak boleh dipasarkan di negara amerika, bahkan anak perusahaan Huawei yaitu Honor, telah berdiri sendiri menjalankan bisnisnya masing masing. Fakta yang lebih mengejutkan lagi yaitu, Huawei P50 Pro tidak memakai kembali Periscope telephoto 10x, dan masih belum memiliki ultra wide free form lens milik Huawei Mate 40 Pro+. Namun kita semua masih memiliki kesempatan untuk menunggu Huawei P50 Pro+ dan Huawei Seri Mate.
Sy setuju mas Entje mengenai "nasib" foto BW yg banyak dianggap sbagai foto sisa yg gak terpakai langsung dijadikan BW, Tanpa mengetahui apa tujuan dan syarat mengambil foto BW.
Salah satu tujuan foto monochrome adalah, untuk membuat titik fokus mata yang melihat foto, fokus kepada ekspresi wajah. Oleh karena itu foto monochrome cocok untuk foto portrait, ekspresi alami akan memghasilkan foto yang lebih natural, hal itu bisa kita dapatkan dengan kandid style.
Videonya om jg cliche, membosankan!!.. mending review gear aja deh om yg kayaknya lebih menarik dan tdk cliche, dari pada bahas soal sesuatu yg cliche, selera orng, likes, dll "photography is not always about money, likes or Instagram sosial media or any shit like that,.. but it's about ART and YOU SHOOT WHAT U LOVED, not because of how many likes on your instagram or other people think about you photos! That's bullshit!! Just Shoot What You Loved.
Bang benerin dulu bang, komposisi kamera kalo mau shooting, masih miring tuh lemari, kok di upload,,, kok bisa sambil ngajarin angle dan komposisi frame, TAPI situ sendiri masih gak perhatihin komposisi video sendiri wkkwkw
Jam terbang dalam dunia fotografi juga mempengaruhi keputusan dalam mengambil gambar Koh, pertama pegang kamera, saya juga kebanyakan meniru angle2 atau style foto dari fotografer2 terkenal, dari majalah2. Semakin lama, saya lebih suka foto2 candid, dan ternyata disitulah "ruh" fotografi saya
Sama dg saya
Saya setuju banget om. Kebanyakan orang merasa foto bagus kalau belakangnya Bokeh. Semakin Bokeh semakin bagus. menurut saya jadi Klise. Itu mengapa orang selalu tertarik nonton video/penjelasan Aperture bukaan besar.
Bener banget fotografer yg sudah besar rata2 pasti ad ciri khas masing2 dan memang jangan takut berkarya serta mau belajar itu penting
Perpektif yg pas dg situasi skrg. Secara gak lgsg seniman fg didorong untuk coba mengembangkan ide2 baru yg antimainstream.
"Sedikit lebih beda lebih baik daripada sedikit lebih baik."
- Pandji Pragiwaksono
Sepakat sih Koh, terutama mengenai lensa bukaan besar. Seolah - olah setiap foto itu harus bokeh baru bagus. Jadinya bokeh semacam digunakan untuk menutupi komposisi yang biasa saja. Dulu pertama kali punya nifty-fifty saya juga suka klise, bokeh everything. Tapi semenjak mempelajari fotografi lebih dalam, misal fashion, saya sadar kalau mereka jarang makai bukaan ekstrim kayak f/0.95 buat pemotretan. Rata - rata malah pakai 2.8, 4, atau lebih kecil, karena mereka mau outfitnya fokus semua, gak cuma mata kiri. Kekuatan banyak fotografer fashion pro justru di komposisi, harmonisasi warna, konsep, dan model yang ekspresif.
Mau nanya bro, kalo bukaan 4 ke lebih kecil bagusnya untuk foto apa ya?
@@heykidzbbx6419 Banyak kok, pahami nya gini. Bukaan semakin kecil memberikan depth of field dalam (dari foreground sampai background fokus) sehingga genre fotografi yang pengen keseluruhan frame fokus bisa makai bukaan kecil, misal landscape, produk, fashion (biar bajunya kelihatan jelas, gak ada yang blur), macro, street, dll.
Tinggal dipahami efek dari aperture kecil itu apa, lalu coba bayangkan style shot apa yang ingin dicapai. Misal ingin portrait yang dreamy bokeh sih gak bisa pakai bukaan kecil, tapi kalau pengen ngambil foto landscape yang dari depan sampai belakang fokus semua bisa pakai bukaan kecil.
Satu lagi, bukaan semakin kecil bukan berarti semakin bagus juga yaa, ada yang namanya difraction. Biasanya lensa kalau bukannya lebih kecil dari f/11 atau f/16 bakal ngalamin difraction, atau gambar jadi soft. Jadi pahami lensa yang dipakai ngalamin difraction pada aperture berapa. Tiap lensa beda soalnya.
@@paceyombex oalah makasih responnya bro, soalnya saya masih awam banget bro. Kalo untuk foto produk fashion sprti gelang kalung atau manik2 yg kecil kecil gitu gmn cara biar gak ada yg blur ya? Harus aperture terkecil kah? Iso yg bagus berapa? Dan shutter speed itu ngaruh gak utk kualitas foto produk?
@@heykidzbbx6419 Kalau gak mau ada yang blur bisa pakai bukaan kecil. Seberapa kecil? Tergantung lensa, fokusnya dari jarak berapa, dll eksperimen saja. ISO sih serendah yang dimungkinkan. Shutter speed disesuaikan. Bisa coba dipelajari mengenai segitiga eksposur (kaitan antar shutter speed, aperture, dan iso), itu dasarnya fotografi.
Saran saya foto produk sih pakai tripod, biar lebih stabil dan berpotensi lebih tajam. Selain itu juga memudahkan framing, karena bisa nata produk sambil di lihat jadinya bakal kayak apa di kamera.
@@paceyombex metering focus nya center atau apa itu ngaruh juga ga bro?
Baru mulai punya APSc, tapi sudah merasa stuck. Bagus banget nontonin ini
Kokoh mengajarkan kita agar "thinks different". Nice sharing Koh, thank
Informatif banget… jam terbang tinggi emang jadi salah satunya faktor.
Betul sekali om. Saya ikut banyak grup di Facebook tentang fotografi. Dan kebosanan itu nyata. Apalagi foto potrait. Iya model emang cantik, kamera emang bagus, tapi terus apa? Value dari fotonya apa? Nggak ada, ya cuma sekedar bagus, seperti ribuan atau jutaan foto bagus lainnya. Saya jarang sekali nemu fotografer yang fotonya bisa meninggalkan 'kesan'. Mungkin disini ada rekomendasi siapa orang yg menurut kalian fotonya bisa meninggalkan kesan, biar saya follow. Terima kasih
oky arisandi mgkn jadi salah satu refensi
Suedeshots dari suedespace
saya adalah orang yang dari awal mengenal fotografi itu emang dari street/architecture photography (karena dulu liat temen motret pake hp kayak gedung² gitu dan menurut saya hasilnya bagus banget), dan saya lebih fokus untuk eksperimen mencari angle² tertentu (terutama dutch angle). Orang² memang beberapa kayak "memuji" hasil karya saya akan tetapi ketika mereka minta untuk difoto ternyata mereka justru kurang senang karena emang cara mengambil angle saya agak sedikit "berbeda" dari ekspektasi mereka. Saya juga sekarang sedang belajar apa keinginan pasar, tetapi d sisi lain saya juga tetap mempertahankan gaya foto saya ketika lagi hunting d jalanan (saya orang yang belum masuk ke lingkup professional, masih menjadi sekedar hobi dan belum pernah mendapat uang sepeserpun dari fotografi)
Logikanya super sederhananya kan beda orang itu beda pemikiran, beda kepribadian dst jadi harusnya foto2nya unik dari "sono".
Tapi di lain sisi, cara belajar yg paling sederhana itu meniru. Apalagi dengan adanya medsos: tiap jam dimborbardir informasi visual. Rasanya makin susah bikin foto yg "unik" yang belum pernah orang lain buat 😅
skarang lebih ke apa makna dari poto tsb
@@abretshoot6535 yap itu salah satu alasan kenapa saya merasa foto saya membosankan: kurang pemikiran "kenapa" objek itu dijepret. Masih terjebak di kaidah2 komposisi dan yg penting saya suka. Udah 😅
mntap brader 🤙 @@anta40
ini lah yang membuat sy stop foto wedding, terlalu klise pengen seperti karya fotografer lain yg bokeh bokeh yg maenan lut grading de es be (yg lebih mahal dan berbujet fantastis) *padahal pembelaan aja ga bisa ngikut arus, hahaha😁.. sekarang malah sedang asik dengan foto2 crispy bukaan f8-f11, walo kudu mikir kudu nunggu momen bawa2 tripod baru eksekusi. suka ngiri aja liat hasil medium format, andai seharga motor matic,,udahlah, enjoy aja😁😁
topiknya saya banget nih, set reminder ON
Ilmu mahal dikasi gratis 🙏🏻 makasih pak
Ini dia tema yang ditunggu-tunggu Om & jarang banget ada yang ngebahas soal klise dalam fotografi...salut. Tapi sayangnya kondisi klise ini juga kebawa ke calon klien wedding saya hehehe. Sebagian besar pasti pengennya foto-foto yang bokeh atau pengen tonenya sama seperti fotografer si A atau gayanya pengen kayak fotografer si B. Saya sampe harus edukasi lagi tentang gaya motret saya ke klien-klien saya & harus dibalikkan ke calon klien kalo mereka hire saya karena saya punya gaya saya sendiri & tiap fotografer punya perspektif yang berbeda (hmmm...itu win win bukan ya namanya 😁)
Ditunggu topik-topik hangat lainnya selalu Om Entje
Setiap fotografer pasti memiliki ciri khas yg berbeda. Berkaryalah dgn ciri khas kita masing2. Nanti clien akan suka dgn sendirix. Jangan sampai kita kewalahan karena hanya ingin meniru gaya orang lain. Karena foto adalah seni dan seni adalah jiwa kita, dan masing2 jiwa pastilah berbeda.
Anda bisa menonton live streaming infofotografi mengenai fotografer yang merdeka.
Quote of the day
"Seniman ada yang bermasalah jiwa nya ".
😂😂😂😂
Saat travel pertama kali di tempat yang ekstrim akses jalannya, kelelahan jadi faktor utama kehilangan mood dn kreatifitas pikiran 😅, jadi aku rasa olahraga itu perlu untuk menyiapkan kita ke medan yang sulit supaya mood dan pikiran kita bisa selalu fresh. 😆
Saya sudah banyak lakukan variasi dlm fhoto2 wadding malah di cebir. Sekarang mala di tiru hahaha
jadi keingen kata² om dedi corbuzier.artis jaman sekalas semua serba template.seperti fotografer sekarang semuanya KLISE kata om ence
Mantep banget ini sharingnya koh, semoga sehat selalu supaya bisa sharing terus...hehehe
Sangaaaaaaaat bermanfaat infonya... terimakasih om..jd semangat lg buat terus belajar moto🙌
Mantap jiwa, terbuka mata tentang klise, saya juga suka bereksperimen foto
Bagus presentasinya. Terima kasih banyak sudah berbagi pengetahuan.
Thanks om tmbh ilmu lg, sempet bosen foto gitu" aja. Sekrng lebih belajar lg dari dasar, gimana cara seimbngkan speedlight dan natural light di outdoor dan itu jadi sebuah tantangan lg 😁🙏🙏
Izin bang, menurut saya yang di bagian lensa kenapa banyak yang suka dengan review dengan bukaan besar. kalau untuk saya pribadi sih karena penasaran dengan lensa yang saya tidak miliki, saya ada lensa dari bukaan 1.4 1.8 2.8. terkadang penasaran dengan bukan 0.95 atau 1.2
Tkasih Om ilmu yg diberi amat berguna kpd saya yg sering mencari-cari sesuatu kelainan dalam bidang fotografi..salam dari kedah Malaysia..
Sangat membantu saran dari mas khususnya buat saya sebagai pemula dalam belajar memotret.... Terimakasih semoga jaya terus...
TERIMAKASIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIHH PENGUATANNYA OMM
Thanks juga Ko, sudah menyemangati dengan video ini
Ilmuuuuuu, ilmu inih 😍 makasih ilmunya koh
Refreshing sekali pak. Terimakasih
Sinar Matahari itu Random..
Pagi, siang sore MALAM
Trimakasih kuliah paginya pak dosen
Mulai belajar di tahun ini . Dan pertama pegang kamera dslr . Aps-c
Halo, mau minta pendapat. Karena aku bener bener baru di kamera. Lebih baik beli fujifilm xt 100 atau xt 10
Semarang menunggu
8:45 itu sebernya menurut sy karena dengan lensa blur . Kita bisa menghilangkan bg/fg yg krng bagus krn keterbatasan kita cari momen/spot... Makanya jd semua orng butuh
Krn menurut sy bbrp unsur buat foto jd bagus
1.objek/ model/ momen bagus
2.fg / bg bagus
3.kamera / lensa bagus
4.fotografernya pro / kreatif
Minimal 2 syarat dr 4 diatas terpenuhi kl mau foto lmyn proper
mantap Om, komposisi juga
@@leefaldo iya.. itu komposisi itu sebernya blend in antara objek + backgorund + skill fotografe
Ya bener mas kadang butuh lensa bokeh karena emang kondisi tempat yg gak bagus, bisa Jd kelihatan bagus. Tapi kalo lokasi udah bagus / spot lokasi mewah enak foto landscape dengan bukaan kecil
Halo Ko. Moga dijawab ya, pingin lepas nikon d700 dan ganti fujifilm XT200 atau XT20. Apakah sepadan kualitas gambarnya? Terima kasih sebelumnya.
Secara kualitas gambar Fuji yang terpaut cukup jauh dari segi tahun rilisnya sedikit lebih baik, tapi secara kekokohan dan daya tahan masih unggul Nikon D700 (meski berat) hehe
Ini materinya sejalan dengan purple cow, nice
Koh, kasih saran dongg 🙏🙏 mohon sekali.... Saya mau beli kamera tapi saya bingung memilih dslr atau mirrorless di budget 8jutaan boleh seken juga... Agar tidak salah memilih koh🙏🙏 . Ini ada yg jual fujifilm xt200 baru pakai 1bulan dijual 7.5jt gimana menurut kko??
Xt20
Om cahaya di backgroud lebih terang dari pada yg wajah om. Di hp sy kok kurang jelas. Lighting di depan kamera lebih utama.
Izin berranya, koh Entje Chin apakah mau ditawarkan untuk memotret weding
Tetapi dengan style kesukaan koh Entje chin yaitu foto yang bercerita, dikarenakan saya ingin foto yang timeles supaya menjadi kenangan.
Trims Arif, saya tidak menerima job foto wedding saat ini. Tapi jika untuk saudara/teman dekat kadang2 bantu2 jadi 2nd shooter hehe
@@Infofotografi Baik, saya setuju, memang 2nd shooter tugas yang cocok dengan koh enche tjin, karena bisa memotret dengan style foto yang bercerita. DIbanding fotografer utama yang memiliki tanggung jawab untuk mendokumentasikan setiap tahap dari pernikahan. "BEBAN"
Ko untuk sekarang, ada gk adapter yg bisa membuat Sony e mount dipasang lensa Fujifilm?
Gak ada setahu saya, karena flange distance Sony itu paling pendek dibandingkan mirrorless lainnya. Tapi kalau sebaliknya (fx ke e mount) seingat saya ada, meskipun jarang juga sih.
oom Enche, mo nanya dong. kenapa membuat teknologi kamera sulit sekali. misalnya, kenapa nga ada yg bisa bikin lensa 16-55 f1.2 dengan ukuran kompak.
baru2 ini kita lihat sigma bisa tuh bikin terobosan lensa 18-50 f 2.8 dengan ukuran sangat kecil, setelah bertahun2 lensa dgn spek seperti itu berukuran sangant besar.
atau masalah hdr, knapa sih nga dikasih software aja supaya ada pilihan hdr nya, tapi ngga usah yg pakai sistem bracketing gitu. seperti fuji xt3 processornya kan udah quad core, masa sih processing hdr aja nga bisa.
Lensa zoom f/1.2 akan sulit ada karena kendala ukurannya akan sangat besar, lensa fix f/1.2 saja ukuran lensanya tidak kecil, apalagi zoom dan lebar. Processor di kamera setau saya tidak sebanding dengan kamera ponsel yang flagship, dan software-nya juga harus bagus untuk computational photography di kamera. Ini memang masih jadi pe-er buat pabrikan kamera yang insinyur2nya kebanyakan orientasinya berat di hardware.
@@Infofotografi tapi kok lensa sigma 18-50 f2.8 bisa kecil om? Waktu saya perhatikan juga bentuk lensa nya biasa aja penampang nya. Sedang lensa 16-55 f2.8 lain ukurannya bisa 3x lipat nya.
@@tomkssarmks2804 Lensa-lensa mirrorless yang kecil2 biasanya mengkompromikan jarak fokal-nya lebih pendek, misalnya 18/28 dibanding 16/24mm, bagian ujung2 frame lebih gelap dan distorsi. Nanti kelemahan tsb diatasi dengan software.
Oh ya, 16 dan 18mm meski cuma 2mm, cuma secara sudut cukup berbeda.
@@Infofotografi makasih om enche 🙏🙏🙏
Sory mungkin barangkali saya salah boleh di koreksi
Seni itu bukannya plagiat ya?
Mau tanya bang Entje, sy punya drybox penyimpanan kamera,apakah boleh menyimpan iphone 13 pro atau hp android lainnya, baiknya dlm keadaan hidup atau di nonaktifkan? mohon pencerahannya, trims
Mestinya bisa dalam keadaan hidup atau off
@@Infofotografi oke siap, terima kasih responnya
Bahas lensa samyang F terbaru dong. Khusus nya yang samyang AF 50mm f1.4 II
oom knepa yaaa perkembangan kamera sangat lambat bahkan kalo mo dikata stagnan, tadi ke toko kamera bawa fuji xt20 coba bandingkan dengan fuji xt4. hasilnya untuk foto, plek plekkk persissss sama, tidak ada beda sedikit punnnn. padahal beda rentang hampir 8 tahun. kalo iphone sekarang dengan iphone 8 tahun lalu bedanya udah bagai langit dan bumi
yang beli kamera makin menurun, jadi dana riset jadi berkurang, perkembangan makin lambat. Kalau ponsel yang beli luar biasa banyak.
Namun di tahun 2022 pabrikan ponsel, terutama ponsel flagship banyak yang memakai teknologi tahun kemarin 2021, contohnya, One Plus 9 Pro dengan One Plus 10 Pro, Sony Xperia 1 ii dengan Sony Experia 1 iii, bahkan Iphone 11 Pro Max - 12 Pro Max - 13 Pro Max. Teknologi kameranya masih sama, triple 12 mega pixel, main, ultra wide dan tele camera. Contoh lain, di ponsel Sony Xperia Pro I, sensor berukuran 1" namun tidak memakai kamera variable telephoto lens 2.9x - 4.4x / 70mm - 105mm pertama di dunia yang dipakai di Xperia 1 iii, itu berarti sony juga ingin kedua ponsel tersebut laku dipasaran dengan keunggulan masing masing. Berbeda dengan Huawei Mate 40 Pro+ yang sangat mendominasi ditahun 2020, seri Mate tidak menghiraukan pasar seri P. Yang katanya lebih diperuntukan untuk fotografi, namun nyatanya tidak demikian. Teknologi periscope telephoto camera 10× di Huawei Mate 40 Pro+ baru bisa disaingi 1 tahun kemudian di tahun 2021, itu pun hanya Samsung S21 yang memilikinya.
Ultra wide free form lens 14mm 20mp "yang tidak dimiliki Huawei P40 Pro+" namun hanya dimiliki Huawei Mate 40 Pro+ 2020, baru bisa disaingi oleh One plus 9 Pro di tahun 2021. Tiba tiba....... sanksi dari Amerika diberikan kepada Huawei yang mebuuuuuaaaaaat ponsel Huawei dilarang memakai 5G, tidak boleh dipasarkan di negara amerika, bahkan anak perusahaan Huawei yaitu Honor, telah berdiri sendiri menjalankan bisnisnya masing masing. Fakta yang lebih mengejutkan lagi yaitu, Huawei P50 Pro tidak memakai kembali Periscope telephoto 10x, dan masih belum memiliki ultra wide free form lens milik Huawei Mate 40 Pro+. Namun kita semua masih memiliki kesempatan untuk menunggu Huawei P50 Pro+ dan Huawei Seri Mate.
Makasih masukannya 🙏😁
Jangankn shadow jerawat aja mereka ngk mau ada.
sangat membangun motivasinya
Jadi ingat Joel Meyerowitz.
aku suka model cantik nya manjad pohon
Terima kasih pencerahannya Koh.
Bahas lensa samyang AF terbaru dong koh
Ya membosankan ko ,, pengen yg baru" nih gmna 🥺🥺
Sbnrnya bagus2 aja... Beda orang beda pandanga
Semarang hadir. Walau cuma sebentar😄😄😄
Sy setuju mas Entje mengenai "nasib" foto BW yg banyak dianggap sbagai foto sisa yg gak terpakai langsung dijadikan BW, Tanpa mengetahui apa tujuan dan syarat mengambil foto BW.
Salah satu tujuan foto monochrome adalah, untuk membuat titik fokus mata yang melihat foto, fokus kepada ekspresi wajah. Oleh karena itu foto monochrome cocok untuk foto portrait, ekspresi alami akan memghasilkan foto yang lebih natural, hal itu bisa kita dapatkan dengan kandid style.
Siiiip koh...
Kalo saya pengen nikah lagi terus difoto sama situ 😁
apakah foto wedding termasuk foto klise?
jenis fotografinya tidak, tapi gayanya kalau mirip2 ya jadi klise.
Cahaya Matahari g ada saat malam ngkoh 🙄
9:47 Hahaha tahu-tahu dah habis aja circleku yang suka strobist
semangat, saya juga suka flash tapi kelihatannya lama-lama makin berkurang yg suka main flash
Makasih infonya enche
Sidoarjo gabung koh
Foto foto hewan salah satu fotografi mas?
jenis fotografi animal/wildlife kalau di alam
@@Infofotografi terimakasih informasinya
tapi foto yang buat thumbnail video ini sangat klise koh
Soalnya videonya ttg foto klise hehheee
Videonya om jg cliche, membosankan!!.. mending review gear aja deh om yg kayaknya lebih menarik dan tdk cliche, dari pada bahas soal sesuatu yg cliche, selera orng, likes, dll "photography is not always about money, likes or Instagram sosial media or any shit like that,.. but it's about ART and YOU SHOOT WHAT U LOVED, not because of how many likes on your instagram or other people think about you photos! That's bullshit!! Just Shoot What You Loved.
Cahaya matahari beda2, pagi, siang, malem,,,, heee om mana ada matahari di malam hari,,, ngaco om ini 🤭
ok sip
hehe..
undang Govinda Rumi om
Udah banyak banget style beliau berterbaran di ig...jadinya klise juga...trus gimana donk 😁
Bang benerin dulu bang, komposisi kamera kalo mau shooting, masih miring tuh lemari, kok di upload,,,
kok bisa sambil ngajarin angle dan komposisi frame, TAPI situ sendiri masih gak perhatihin komposisi video sendiri wkkwkw
Maap, gara2 buru2 mau ke kondangan Bang hehe
@@Infofotografi saya mana peduli
Intinya kalo mau ngajarin orang, ajarin dulu diri sendiri
@@revieabdurrahman475 Siap
biasanya 2 jam eh cuma 20 menit
Haha penonton kecewa. Nanti bikin lagi hehehe..
Durasi itu lebih penting dari ukuran.
makan yg byk koh dikondangan, biar pipinya lebih kelihatan
Udah ampe pengen gumoh... Orang yg baru terjun ke photography ngomongnya bokeehhh mulu, bokeh itu sekarang kesanyaa jadi ngampung banget.. norak