Subhanallah, AKHIR nya bisa ngaji filologi dengan KH Ahmad Baso, mudah mudahan umat islam Nusantara bisa membuat kan museum khusus tentang Sejarah Islamisasi Nusantara
Semua materinya bagus, mungkin ada saran buat tim Nabawi tv, sekaligus izin kepada para narasumber, agar materi yang disampaikan juga bisa didownload juga kepada para pemirsa..barokallah..matur sembah nuwun
Saya sebagai orang awam saya cinta terhadap beliau 2 para habaib yang dakwah nya santun, bukan oknum yang sangat menyombong kan diri dan suka mencaci maki sesama muslim
Pelajaran yang saya ambil dari penyampaian KH Ahmad Baso dan mungkin ini juga yang menimbulkan polemik dan gesekan : Habaib harus kembali ke khittah Walisongo yang menggunakan pendekatan Tasawuf, penguatan ekonomi dan Kultural. Para Sayyid/Habib dulu datang kesini bukan untuk menghilangkan aksara, tradisi, dan kebudayaan pribumi. Tapi untuk menyatu dan menjadi orang yang disebut "orang ndalem" atau Angajawi yang artinya sudah menyatu dengan masyarakat. Habaib jangan sampai berjarak dengan masyarakat, begitu juga sebaliknya.. Habaib bukan meng-arabisasi orang jawa dan masyarakat pribumi, tapi membuat mereka belajar islam dan dekat dengan Allah dan Rasul-Nya sesuai dengan kondisi sosial, budaya, dan politik setempat.. Banyak tradisi2 Sayyid/Habib dulu yang sudah ditinggalkan Habib-habib jaman sekarang, justru tradisi Para Walisongo ditiru oleh orang2 Katholik dengan pola yang sama persis dengan para walisongo seperti membuat pagelaran wayang, membuat nyanyian dengan bahasa daerah, membuat serat/babad, dll Ini poin penting harus renungkan oleh para ulama zaman sekarang.. jangan sampai suatu saat masyarakat marah karena budaya mereka hilang karena adanya arabisasi di kalangan Habaib sehingga terjadi jarak antara Habib dan pribumi... Wallahu'alam bishowab
Tradisi Tutur sebagai sumber sejarah, memiliki beberapa keterbatasan, seperti ; Kecenderungan Distorsi, Cenderung Subjektiv karena sering kali dipengaruhi oleh pandangan atau kepentingan kelompok tertentu, sehingga bisa menjadi kurang obyektif. Selain itu Kurangnya Bukti Fisik atau artefak arkeologi, sehingga tradisi tutur sulit diverifikasi secara langsung karena tidak ada bukti fisik yang mendukungnya. Oleh karena itu, tradisi tutur sebaiknya dipadukan dengan sumber sejarah lainnya seperti artefak, dokumen tertulis, atau penelitian arkeologi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif dan akurat tentang sejarah.
Peneliti dan penulis sejarah juga banyak distorsi kok. Bahkan rata2 ada distorsi. Latar belakang, aliran politik, agama bisa bikin distorsi. Permasalahannya adalah mana yang distorsi? Bisa ga secara ilmiah membuktikan bahwa itu adalah distorsi. Bagian mana saja yang dicurigai sebagai distorsi? Apakah keseluruhan? Sebagian besar atau cuma sebagian kecil saja? Untuk membuktikan itu haru belajar pelan2 dan sabar dan ikut meneliti sendiri bukan katanya-katanya. Dari presentasi beliau KH Ahmad Baso itu banyak banget dokumen tertulis.
Hakekatnya bukan melawan geng Imad ttg ba'alawi, tetapi melawan narasi dan propaganda yang di buat oleh missionaris kristen warisan penjajah yang sedari awal menghadang dakwah Islam di Nusantara
ETIKA PARA SAYYID DULU, TIDAK MENONJOLKAN KESAYYIDANNYA. "Amendem bangsa sayyid" Ini seharusnya patut di contoh, bukan malah terlalu menonjolkan gelar sayyidnya
Akhirnya nongol juga ini KH. AHMAD BASO, PENULIS, PENELITI, HISTORIAN TERBAIK BANGSA INI, TANPA TANDING udah dibidangnya beliau mah👍👍👍👍
Beliau berasal dr daerah mana ?
Klo dr namanya Ujungpandang .
Kyai Baso, sejak sy kuliah sudah mengidolakan beliau. Ceramahnya mencerahkan, adem dan sejuk
Subhanallah, AKHIR nya bisa ngaji filologi dengan KH Ahmad Baso, mudah mudahan umat islam Nusantara bisa membuat kan museum khusus tentang Sejarah Islamisasi Nusantara
Sangat mencerahkan. Penjelasan berdasar data, berdasar referensi yg sahih..
Semua materinya bagus, mungkin ada saran buat tim Nabawi tv, sekaligus izin kepada para narasumber, agar materi yang disampaikan juga bisa didownload juga kepada para pemirsa..barokallah..matur sembah nuwun
Saya sebagai orang awam saya cinta terhadap beliau 2 para habaib yang dakwah nya santun, bukan oknum yang sangat menyombong kan diri dan suka mencaci maki sesama muslim
keren..
❤ baalawi
بارك الله
alkhamdulillah Semakin Terang Benderang kebenaran Para Baalawi.kami Mantap bersama para kiyai dan Habaib
hati" tuh buku sejarah, jgn smpe d'mlg sm group siimad cs, psti di otak atik jd bhn slslhnya.
Duarrrrrrrr,, selamat datang dikebenaran 🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Hadir Puang.
Ini yang Di nama kan tensis, kalau imad Ngayal gk Ada naskah ya
Pelajaran yang saya ambil dari penyampaian KH Ahmad Baso dan mungkin ini juga yang menimbulkan polemik dan gesekan :
Habaib harus kembali ke khittah Walisongo yang menggunakan pendekatan Tasawuf, penguatan ekonomi dan Kultural. Para Sayyid/Habib dulu datang kesini bukan untuk menghilangkan aksara, tradisi, dan kebudayaan pribumi. Tapi untuk menyatu dan menjadi orang yang disebut "orang ndalem" atau Angajawi yang artinya sudah menyatu dengan masyarakat. Habaib jangan sampai berjarak dengan masyarakat, begitu juga sebaliknya..
Habaib bukan meng-arabisasi orang jawa dan masyarakat pribumi, tapi membuat mereka belajar islam dan dekat dengan Allah dan Rasul-Nya sesuai dengan kondisi sosial, budaya, dan politik setempat..
Banyak tradisi2 Sayyid/Habib dulu yang sudah ditinggalkan Habib-habib jaman sekarang, justru tradisi Para Walisongo ditiru oleh orang2 Katholik dengan pola yang sama persis dengan para walisongo seperti membuat pagelaran wayang, membuat nyanyian dengan bahasa daerah, membuat serat/babad, dll
Ini poin penting harus renungkan oleh para ulama zaman sekarang.. jangan sampai suatu saat masyarakat marah karena budaya mereka hilang karena adanya arabisasi di kalangan Habaib sehingga terjadi jarak antara Habib dan pribumi...
Wallahu'alam bishowab
❤
Tradisi Tutur sebagai sumber sejarah, memiliki beberapa keterbatasan, seperti ; Kecenderungan Distorsi, Cenderung Subjektiv karena sering kali dipengaruhi oleh pandangan atau kepentingan kelompok tertentu, sehingga bisa menjadi kurang obyektif. Selain itu Kurangnya Bukti Fisik atau artefak arkeologi, sehingga tradisi tutur sulit diverifikasi secara langsung karena tidak ada bukti fisik yang mendukungnya.
Oleh karena itu, tradisi tutur sebaiknya dipadukan dengan sumber sejarah lainnya seperti artefak, dokumen tertulis, atau penelitian arkeologi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif dan akurat tentang sejarah.
Peneliti dan penulis sejarah juga banyak distorsi kok. Bahkan rata2 ada distorsi. Latar belakang, aliran politik, agama bisa bikin distorsi. Permasalahannya adalah mana yang distorsi? Bisa ga secara ilmiah membuktikan bahwa itu adalah distorsi. Bagian mana saja yang dicurigai sebagai distorsi? Apakah keseluruhan? Sebagian besar atau cuma sebagian kecil saja? Untuk membuktikan itu haru belajar pelan2 dan sabar dan ikut meneliti sendiri bukan katanya-katanya. Dari presentasi beliau KH Ahmad Baso itu banyak banget dokumen tertulis.
Yang dijabarkan pak Ahmad Baso itu tradisi tutur?
Penelitian itu ya seperti ini,banyak bukti manuskripnya,bukan hanya kitab cetak yang tersedia di google
Menit ke 53 kayaknya Muhammad bin Alwan, bukan Alwat. Biasanya yang di sebut sebagai Ibnu alwan dalam tawasulan. CMIIW
Hakekatnya bukan melawan geng Imad ttg ba'alawi, tetapi melawan narasi dan propaganda yang di buat oleh missionaris kristen warisan penjajah yang sedari awal menghadang dakwah Islam di Nusantara
Yg TULUS jgn sampai tergeser olh oknum2 yg cuman mampu memfaatkan medsos utk membangun opini di masyarakat.
ETIKA PARA SAYYID DULU, TIDAK MENONJOLKAN KESAYYIDANNYA. "Amendem bangsa sayyid"
Ini seharusnya patut di contoh, bukan malah terlalu menonjolkan gelar sayyidnya
Itu diskusi yg. Di batalkan di waliSongo kah, . Sekarang. Kerobitoh
Terima kasih kiai, imat sok mengatur nasab wali Songo dn habaib, sebenarnya iya siapa