"Bisa ndak sandwich gen ini berkaitan sama hustle culture? buat hal positif pastinya" sama "hemat sama menahan diri buat konsumsi hal sekunder/ tersier, bedanya dimana? ketika kondisi seperti ini"
Tema episode ini bagus banget.mnrtku tema2 spt ini hrs lbh sering diangkat.ini adalah salah satu penyebab ekonomi negara ga maju klo mnrt sy.gimana mau naik kelas kalau duitnya kececer kemana2..1 generasi dari 1 keluarga gagal naik kelas ga berasa..apa yg terjadi klo mayoritas keluarga kondisi spt ini?akhirnya 1 generasi yg tdk naik kelas secara optimal..akibatnya negara ga naik kelas secara optimal..kesimpulannya "budaya" sandwich generation ini hrs ditinjau ulang demi kemajuan negara
Orang timur beda sama org barat. Orang barat mandiri no.1. Hal ini yg kurang dr org timur yg budayanya tolong menolong.mungkin barat cuek tapi mandiri kan bagus juga. Org timur byk yg klo ngebesarin anak memandang anak kayak investasi..besarin yg baik spy besok hari tua terjamin..nahh di satu sisi anak jg byk yg mau ngurus org tua krn ngarep warisan..jd hubungannya gimana?koq transaksional..? Miris tapi nyata.. prinsipku anak tak pernah minta dilahirkan. Lagu Kasih Ibu harus terlaksana persis spt syairnya. Hanya memberi tak harap kembali. Maka meleklah finansial siapkan hr tua sedari muda. Kalau kita terlanjur menjalani sandwich generation fine..tapi putuskan rantainya di generasi kita dgn menyiapkan hari tua.jgn konsumtif di masa muda tapi menyusahkan di masa tua. Kita besarin anak bukan serigala.kalau mampu anak pasti kepengen kasi org tua cuma jgn dituntut. Ketika muncul tuntutan jadilah beban..jadilah sandwich generation.
Ada sebagian anak yang ortunya gak bisa ngelepasin anaknya dan bahkan nasihat "coba lu komunikasiin ke ortu lu" itu udah ga berlaku lagi malah jadi boomerang ke si anaknya. Anak dituntut untuk mengerti orang tua namun orang tua ga paham kebutuhan sebenarnya dari si anak hanya kebutuh primer saja yang diberi. Sejak kecil diberi luka, pas besar disuruh ngebalikin "utang budi". Singkatnya ga semua anak lahir dari orang tua yang waras. Mohon maaf Sweet words are great, but for those who were unprivilege with sane parents isn't enough
Itu saya kak :’) masalahnya saya sudah tidak bekerja dan posisi sudah menikah. Saya ingin pisah rumah pun sangat bingung bagaimana caranya, seperti tidak bisa lepas gitu.
Penggunaan kata kurang waras, kayanya kurang tepat,dan lagi kalau ditarik ke jaman orangtua kamu dulu.pengetahuan belum semaju ini. Dan lagi sebelum krisis terjadi kehidupan masyarakat kita sangat sangat sejahtera.namun perekonomian pun berubah, cth kecil sekarang semua serba online,kios,toko pun tergantikan,yg notabene para orangtua buta akan internet, kecuali para orangtua yg lebih beruntung dari yg lain, yg ekonomi keluarganya lebih kuat masih mampu memanfaatkan internet.stop menyalahkan keadaan, kamu harus bergerak, orangtua semakin berumur baiknya kamu jangan menunda waktu belajar menghasilkan pasif income dari internet.cth buka toko online sepatu dll
Mungkin kamu merasa kehidupan kamu tak layak,karna melihat kehidupan yg orang jalani kelihatan bahagia.orangtua kamu juga berusaha seperti itu.Dan kamu tau nggak? Kakek nenekmu dulu hidup di zaman peperangan,bayangkan sekuat apa mental mereka.merekalah yg mendidik orangtua.mereka bisa bertahan sampai sekarang dan membesarkan kamu.kuncinya ada di kamu. Kamu sadar akan hal itu maka dari itu bangkit
Jangan berlarut larut dalam kesedihan, masa lalu ya biar berlalu. Masa depan ada di tangan kamu. Mau sampai kapan menyalahkan keadaan, toh masa lalu tak akan berubah.
Setiap anak pasti ingin membahagiakan orang tua, dan kalau punya uang lebih pasti ingin bantu saudara juga. Masalahnya kadang orangtua tidak mau mengerti keadaan anak hanya bisa menuntut dengan dalih balas budi. Kita berbagi ke orangtua dan saudara itu ada rasa bahagia dan kepuasan tersendiri tapi ketika berbagi berubah menjadi suatu tuntutan disitulah akhirnya akan menjadi beban apalagi dalam keadaan ekonomi yang tidak stabil dan banyak tuntutan dan sedihnya kadang kalau tidak menuruti apa yang orangtua minta dianggap gak peduli sama orangtua, mengesedih.
Berdiri di kaki sndiri harus nya sjak sekola lo gusah mnta duit sama org tua lo, Mandiri sejak dini,cari duit sendiri... Org tua bisa saving duit nya buat hari tua mreka.
Bermula dari istilah "BANYAK ANAK BANYAK REZEKI" sehingga muncul beban untuk anak2 menghidupi orang tua. Apalagi ortu yang ngga siapkan dana pensiun mereka.
Banyak anak banyak rezeki, kalo rezekinya mampet khan ada anak pertama buat bantu2,kalo protes tinggal intimidasi aja make kata anak durhaka, dr dulu korban sandwich generation majority anak pertama
Menurut gw orang yg termasuk di sandwitch generation itu bukan pilihan dirinya sendiri, melainkan karna tidak ada pilihan lain. Penyebab utamanya karna orang tua tidak lg mempunyai kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhan mereka. Itu sebabnya pendidikan finansial hrs diterapkan sejak dini, supaya di masa depan para orang tua nantinya bisa mencukupi kebutuhan mereka, sehingga tidak bergantung pada anak2 mereka dan itu bisa mengurangi/memutus rantai sandwitch generation.
Pendidikan finansial, pemasukan yang konsisten dan mungkin bisa ditambah sumbernya, juga bijak dalam mengatur arus keluar uang mungkin bisa jadi solusi? gimana menurutmu?
Kata mas Danang kan "diberi tanggung jawab". Nah kalo diberi harusnya bisa memilih menerima atau tidak. Tapi sepertinya dalam konteks sandwich generation, kita ga bisa menolak.
@@CXOMedia Sebenar nya tidak ingin terpaksa, tp solusi nya apa untuk kondisi yg terhimpit atas bawah ? Bukan cuma kasih makan loh yak, tp dr biaya kesehatan dan semua2nya. SANDWICH itu terjadi kalau yg di tengah2 itu terhimpit secara keuangan. Kalau kondisi yg di tengah ada duit tp gk mau bantu ya beda konteks yak, ini tuh terhimpit bos, duit nya PAS. Harus pilih. Ini yg berat, paham ?
Gw juga sama kaya sheryl dan mas danang yg punya orang tua gapernah nuntut untuk dikasih hasil gaji kerja gw, mereka selalu blg untuk ditabung, menurut gw disaat kita diposisi kaya gini kita bakalan lebih mikir untuk memberi secara ikhlas tanpa merasa terpaksa atau merasa dituntut untuk ngasih, gw ada temen yg dituntut untuk ngasih org tuanya dan dia ngerasa hrs kerja walaupun itu kerja yg ga disukainnya dan ngerasa punya tanggung jawab bgt dan jdnya dia ga enjoy ngejalanin kehidupannya karna itu
salah satu alasan yg membuat mata rantai sandwich generation ini sukar untuk putus ialah keabaian literasi keuangan generasi sebelumnya akan dana pensiun. jadi boro2 dana warisan akan ter-persiapkan. lha dana hari tuanya saja terabaikan & dengan akhirnya generasi selanjutnya mau ngk mau menanggung beban tanggung jawab hidup orang tuanya. kuncinya ialah generasi selanjutnya yg terjebak mau ngk mau extra mile menyokong kebutuhan orang tua (mau ngk mau) sambil menyiapkan dana pensiun pribadinya kelak di usia produktif. dengan pastinya akan banyak alokasi dana untuk pleasure gaya hidup pribadi yg pasti akan banyak dikorbankan. jadi memang saran paling ideal jangan sampai menganut faham hedonisme sedari muda. serta butuh self esteem yg kuat untuk tetap menjaga gaya hidup sederhana namun cukup.
Honestly aku takut menikah karena takut terjebak di 'sandwich generation' ini. Aku takut anakku kekurangan fasilitas yg nnti aku beri karena terbagi dgn orang tua. Tapi juga takut menjadi durhaka karena lupa sma orang tua. Terlebih seorang perempuan kodratnya setelah menikah memang ikut sma suami y kan. Karena aku sudah melihat secara langsung, kakaku yg sudah menikah tapi terjebak di zona ini. Akhirnya ga akur sma orang tua :')))
Kenapa harus takut nikah kak? Usul saya..ambil kondisi yg "kebetulan" terjadi pada kita sebagai cara plg kentara utk kita menilai SIAPA YANG SUNGGUH TRULY HONESTLY IKHLAS GENUINE CINTA KITA. Orang yg cinta kita gak mgkn membebani kita. Means tak ada tuntutan. Kita kasih sebisanya. Nilai dengan logika jgn terlalu diambil hati. Anak tidak pernah minta dilahirkan. Anak hasil perbuatan s*x org tua. Membesarkan anak adalah kewajiban yg mnrt ak ga perlu dibesar2kan apalagi dijadikan alasan memegahkan diri, "hey nak kmu tak ada tanpa aku." Kita ada krn Tuhan. Anak cuma titipan bukan milik org tua. Kalau kita tau tak enaknya jadi sandwich generation patahkan di generasi kita. Itulah sumbangsih kita utk generasi masa datang. Sepakati aja sama calon suami. Bagaimana pembagian dan proporsi pengelolaan pemasukan dan ikuti. Org luar ga usa didenger ga da abisnya. Yg sdh menikah urus dan utamakan keluarga inti. Yang penting ada kompromi dan suami istri konsisten pd kesepakatan apapun yg terjadi. Yg penting tegas dan konsisten jgn biarin rumah tangga dicampurin orang. Pasti terlewati dan it will be okay.
Ak perempuan. Ak rintis bisnis dari 0. Gendong bayi cari konsumen. Tapi skrg aku mandiri. Ak pengusaha berpenghasilan jelas,tidak menyusahkan suami atau org tua. Ak mandiri. Tapiii ak juga byk byr harga..kurang tidur, tidak pesta wkt menikah, jarang makan daging (krn ngirit),no arisan,no branded item kalau pencapaianku tidak terpenuhi. Uang rumah tangga ak kelola kayak APBN dengan perhitungan diketik komputer rapi yg ak submit ke suami in detail. Tapi aku dan suamiku sejauh ini berhasil beli rumah sendiri ga pake duit ortu, kami beli mobil, anakku sekolah di sekolah grade A, tapi aku bisa bawa orgtuaku jalan ke luar negri, ak bisa rutin support mertua tiap bulan. Intinya bayar harga dulu. Lelah?iya. Nasib ak di sandwich generation ga bisa ak ubah. Tapi ak pastikan mulai dr generasiku sandwich generation akan dicoret. Ak nyiapin hari tua dr skrg. Hidup di panti jompo pun buat ak lebih tegak kepala aku drpd nyusahin anak. Meskipun ak tau anakku pasti akan kasi yg terbaik yg mereka bisa koq. Tugasku memastikan diriku mapan dan jadi org yg ga byk tuntutan nanti😁 justru harus berani menikah dan melahirkan generasi baru yg bukan sandwich generation. Di situ rantainya patah dan ak adl generasi yg bersumbangsih.
@@dyanaulfach2858 Ya Allah, bener bangett. Pernah mikir nggausah nikah, trus kerja aja teruus gitu wkwk. Tp alhamdulillah skr sudah tercerahkan. Bantu ortu boleh, tp kita juga harus let our own life go on 😁. Bismillah bisa, semoga rejekinya tambah lancar ya kak, sukses selalu, BarakAllah ❤️
Menurut gua, sandwich generation ini terjadi bisa karena 2 sebab ini. Pertama, emang ortunya aja ga bener ngejalanin hidup ketika masa muda. Dalam artian, mereka foya2 di masa mudanya jadi menyisakan uang yang ga cukup untuk masa depan. Kedua, mungkin karena hidup yang ga pasti. contoh: ibu saya meninggal karena penyakit kanker dengan biayanya sangat mahal dan kita ga punya asuransi. Akibatnya, harta/uang yang seharusnya bisa dipakai buat pendidikan, kebutuhan, dan lainnya malah pindah ke kesehatan. Ketiga, gabungan dari pertama dan kedua. Btw, saya sandwich generation karena gabungan pertama dan kedua. Nah intinya, yang udh berlalu yaudah berlalu. Yang bisa kita lakukan adalah supaya anak kita nanti ga sengsara saat kita udh ga bisa ngasilin pendapatan lagi. Poinnya jangan bikin anak sengsara, saya udh ngerasain, ga enak.
Suami saya mengalami ini.. cm awal2 menikah buat dy itu hal wajar,, sampai saya merubah mainsetnya.. bahwa itu tdk sehat.. oke saat ini kita selesaikan masalah ini.. cm kita saat ini harus hemat untunk menabung dan meningkAtkan penghasilan
11:50 kalau aku sendiri, nggak, nggak ada sama sekali rasa pengen jadi superhero. Karena pandemi keluarga sama sekali gabisa bekerja. Aku satu-satunya yg masih bisa bekerja buat menghidupi ±5 orang dan ini rasanya beban banget. Beban dalam artian, tanggung jawabnya tuh berat sampai ada dititik "kalau sampai ikut kena PHK, besok mau makan apa?". Jujur aja buat aku yg masih 21thn, tanggung jawab ini terlalu berat
@@SalmanFauzy coba tonton youtubenya Felicia Putri Tjiasaka, dia sering upload video tentang sandwich generation gitu, mungkin bisa dapet insight setelah nonton beberapa videonya
@@SalmanFauzy Bener ka, ini mereka tidak tau rasanya, mereka hanya bisa menjeneralisir dengan pengaruh gen z yg manja, jujur belum dapet solusi dari video ini sih atau masih 0 isinya.
Kalian beruntung banget. 🥺 Gw harus tetap semangat. Gw mau g mau mesti bayar hutang ibu dan Abang gw yg ga sdikit sampe gaji cuma sisa 500rb buat hidup sebulan.
Gue termasuk org yg lagi ada di tahap ini. Gue punya adik yg masih sekolah dan org tua yg udah ga bisa kerja lagi. Jadi mau tidak mau gue yg harus jadi tulang punggung. Dengan gaji yg pas2an rasanya tuh waaah bgt. Tekanannya mantap sekali. Belum lagi dikantor tuh udh toxic bgt. Mau resign tapi ga berani karna ada kehidupan yg harus di tanggung. Nyari kerjaan disini sekarang susah apalagi dgn gue yg cuma lulusan sma
Ngga perlu merasa terbebani dan menyalahkan keadaan. Bagi saya, menghidupi orgtua bukan lah beban atau keterpaksaan akan tetapi tanggung jawab dan kesempatan yg mulia untuk kita. Kita dapat merawat orgtua yg telah memberikan cinta dan bahkan berkorban begitu keras untuk kita, hingga kita ada di titik sekarang. tidak semua org memiliki kesempatan merawat orgtuanya. Nikmati, syukuri, rejeki mengikuti.
Setuju.. lebih cakep lagi kalo dilanjut.. tumbuh mandiri, melek finansial, prepare hari tua dan putus rantai sandwich generation utk generasi depan yg lebih baik lagi😊
Ada bbrp orang tua yg menganggap anaknya sebagai ASET dan harus memberikan setoran setiap bulan TANPA PEDULI FINANSIAL ANAK dan ini benar2 terjadi. Andai kata pun ortu nya baik2 saja dan tidak menuntut ini itu sandwich generation tetap akan terjadi kalau posisi sang Anak terhimpit atas bawah, yakni harus menghidupi ortu dan keluarga pribadinya yaitu anak istri. Yang menjadi makin parah adalah disaat orang tua sudah mulai sakit2an dan tidak ada dana yg mumpuni, katakan lah sang anak ada aset rumah untuk dijual menjadi biaya berobat dan anggap saja sang anak BAIK dan mau jual nya, tapi setelah dijual dan sudah berobat dan katakanlah sembuh ortu nya tapi akan muncul masalah baru yakni keluarga pribadi sang anak kembali menjadi 0 dan harus ulang lagi yang dimana belon tentu bisa punya rumah lagi kedepan karena momentum/ kesempatan kedepan belum tentu sama dengan yang sudah2 (pasti ada yg bertanya2 kenapa gak di masukin ke asuransi saja ortunya ? Jawabannya adalah karena mahalnya biaya asuransi ortu ketika sudah tua ! ) Jadi setelah kondisi financial 0 lg apa yg terjadi ? Struggling lg yg dimana belon tentu sukses dan akan terus begitu... Sandwich generation itu adalah kondisi nyata bukan self proclaim. Mau ortu nya baik atau gak , anaknya berbakti atau gak, selama sang anak harus menghidupi (bukan sekedar makan, paling parah adalah kesehatan) atas bawah dengan alasan apapun maka itu adalah SANDWICH GENERATION !
Ya lo bersyukur aja/sering2 terima kasih ke Tuhan karena punya keluarga yg sehat Masalahnya, ga semua orang punya keadaan seenak / sesehat lo Faktanya, ga semua orang tua itu waras Gitu.
kalau dikasus sy, orang tua mintak bisa 15-20jt /bln, sedangkan penghasilan sy hanya 3-5jt / bln alhasil setelah sy tidak mampu dan menyetop memberi mereka uang sy dibuang mentah" dari keluarga
Aku bisa dibilang termasuk kategori sandwich generasion,, mau tidak mau. Karena aku anak tunggal yang kebetulan bersuami yang punya saudara banyak. Kebetulan juga sedikit banyak orang tua dari kita awam tentang ilmu pengetahuan tentang keuangan, alhasil mereka berpacu pada " Banyak anak banyak rejeki " sedikit banyak mereka mengharap balasan dari anak - anak mereka. Padahal kehidupan dari beberapa dari anak mereka sendiri masih terhimpit dengan finansial mereka masing - masing. Alhamdulillah berkat kecanggihan teknologi sekarang sedikit banyak q akan memikirkan jangan sampai besok anak cucu q jangan sampai seperti yang kita alami sekarang. Merasa terbebani bila tidak bisa ngasih apa yang mereka minta
Aku baru tau ada istilah sandwich generation pas nonton ini . Mungkin kata temen" , aku termasuk kesitu . Tapi aku gak merasa , karna aku selama ini memenuhi kebutuhan mamah , adik"ku sampai nenekku karna aku selalu berpikiran selagi aku bisa bantu ya aku lakuin yg terbaik sebisa aku . Tapi terkadang mereka karena aku selalu ada disaat mereka butuh jadi ketergantungan dan menghambat aku jika mau nikah . Alhasil tiap mau nikah selalu ditanyain laki"nya harus bisa nerima dan bantu melakukan apa yg selalu aku lakukan . Bener tadi kata mas danang , kayanya aku harus ngobrol sama mamah aku . Karna selama ini kebutuhan yg mamah aku minta pasti aku selalu turutin . Dan skrg kayanya waktunya aku ngobrolin soal ini. Terimakasih yaa podcastnya bermanfaat 😊🙏
Sama mba,, Aq mau nikah, jstru org tuaku kek blm iklas nglepas aq, gegara ya itu kbtuhan hidup ortu dan, adik" aq yg nanggung.. dan ortu ku bilang klo aq udh nikah sruh krj breng sm sumi trus ttp ksih jatah ke ortuku tiap bulan.
Kok saman sih mbak, jujur itu yg buat aku takut untuk nikah. Berusaha adil tp org tua aku menuntut lebih karena aku kan anak kandung mereka. Jadi perempuan anak pertama jauh di perantauan, sandwich generation sulit yah. Mikir bgt setiap ada yg ngelamar org tua suka gak ikhlas, ntar klo udh nikah, masih bisa ngasih org tua gak? 😔
Tadikatanya Kita harus terbuka sm keluarga ttg kondisi keuangan kita " tapi kadang kejujuran itu memantik bara" karna seperti hal yg tabu mengeluhkan beban kita ke orang tua. Yaitu tadi krn keterbatasan pengetahuan finansial ortu jadinya sensitif kl bahas hal2 yg berkaitan sm duit.
Pelan2 di di ajarin ttg finanacial, aku buatin usaha frozen food yg lumayan omzetnya sebulan cukup buat kebutuhan hidup, tetep merasa gak cukup, ga paham lagi gimana jelasinnya ke ortu, tinggal ngejalanin usaha yg udh gw rintis dr awal bgttt sekarang udh gede tinggal ngelanjutin tetep merasa kekurangan dan nuntut gaji gw. Pdhal gw lg nabung buat tambah2 nikahan.
Mungkin si seril ama danang bukan termasuk dalam generasi ini, menurut gw, jadi agak sulit bagi mereka buat menjelaskan apa itu sandwich generation itu sendiri
makasih mas danang ka sheryl udah bahas. tapi saya pribadi terlepas dari apapun, ikhlas kok sebenernya ngasih ke orang tua karna ya ikhlas aja ga ada maksud lain gitu. tapi kadang emang keadaannya agak rumit sih, lets say udah ga capable buat bekerja lagi karna umur dll. tapi setuju sih soal literasi finansial.
Abis ini bahas financial planner ala kak sheryl sama mas danang kayaknya seru, soalnya yg aku nilai selama nntn lintas makna kalian itu termasuk yg penuh pertimbangan buat spend money, I think it's good to share, how to think like that. Thanks
Memang masalahnya Uang karena jujur aq anak pertama dan anak tunggal pula, aq punya orgtua tunggal, alm papahku meninggal saat aq SD dan saat itu mamahku masih py bisnis. Tp skr sudah pensiun dan tdk punya dana pensiun jg, mau ga mau aq ambil alih tanggungjwb untuk hdp mamahku jg adik angkatku yg autis karena wkt itu mamahku ingin py anak lg tp ga bisa jd angkat anak. Sehingga sebelum aq menikah sampai aq sudah menikah, aq tetap hrs wjb menghidupi mamahku dan adik angkatku yg autis karena itu aq masih tetap bekerja untuk mereka apalagi dlm situasi skr! Jd aq masih blm memutuskan untuk memiliki anak karena beban tanggungjwb begitu besar buatku! Tetap semangat buat sandwich generation yg sama2 py nasib ky aq, take care dan thanks for share😍🙏
@@CXOMedia Terima kasih banyak ucapan semangatnya 🙏 karena ini sangat berarti bgt buatku dan org2 yg memiliki nasib sama sepertiku! Meskipun sy sudah menikah dgn bule Australia dan sy tetap bekerja tp buatku tdk adil klo harus sepenuhnya tanggungjwbku untuk keluarga diberikan pd suamiku jg, ibaratnya suami hrs menghidupi 2 dapur yaitu di Indo dan hdp kami di Sydney🇦🇺. Klo hdpku di Sydney🇦🇺 tentu suami yg menjamin tp byk org diluar sama yg beranggapan menikah dgn bule hdp qt lgs terjamin semuanya termasuk keluarga bsr tp nyatanya bule jg sama ky cowok Indo lokal umumnya. Siapapun yg menikah dgn pasangan Sandwich Generation history, pastinya nanti menikah dgn bule atau lokal Indo hrs tetap mengerti, bisa menerima & tetap mau bekerja jg karena beban hdp akan bsr bila semua dilimpahkan pd pasangan qt dan aq yakin lama2 pun pasangan kalian akan meminta kalian untuk jg berjuang membantu biaya hdp tersebut kecuali klo kalian menikah dgn pasangan yg kekayaannya tdk akan habis sampai kapanpun😆😁 Aq suka kontennya dan selalu tetap setia support yt channel ini, sukses terus dan terima kasih👍😍
08:00 nggak beban kalau kita bisa kak. Kalau kita ngga bisa kan jadi tekanan. Dan kalau keluarga memang ngandelinnya kita kan ya jadi sandwich. Aku ke ortu, dan aku ke keluarga kecilku sendiri.
Generasi pertama dulu (kakek) banyak aset seperti tanah, pas diwariskan ke anak (generasi ke 2) dijual untuk kebutuhan hidup atau biaya pendidikan anak2nya, dan anak-anaknya (generasi ke 3) inilah yang akhirnya mau gak mau jadi generasi sanwich karena orang tuanya gak lagi punya aset dimasa tuanya, dan sedihnya lagi bahkan generasi ke 3 ini gak punya rumah pribadi (ngontrak) karena mau beli rumah harganya mahal, mau bangun rumah tanahnya udah gak ada.
Gue termasuk sandwich generation bagi istri dan ibu gue juga. Alhamdulillah dua duanya pun mengerti akan keadaan ekonomi diri gue khususnya pembagian material secara adil dan ideal. Terkadang yang bikin gue pusingin cuma satu Materil yang gue berikan buat salah satu orang yang gue kasih kecewa. Gitu aja sih dilema juga🤫
saya mau tau pendapat dari mas danang dan mba sheryl dong tentang ,apasih perbedaan suka, obsesi, nafsu, dan cinta ? apa semua itu sama ? sapa tau bisa dibahas ehe
Omongan mas danang, soal batasan untuk ngomong "ini saya dapat segini saya cuma bisa ngasih segini", kalau fair2 an ini udah paling adil sih kayaknya, cuma ga tau ngomong hal itu ke orang tua setiap ngeliat keadaannya jadi kayak maju mundur. Tapi terlepas dari itu semua, isi konten ini benar2 bagus sih. Terima kasih mas danang & mba sheryl, dan teman2 cxo.
Sandwich Generation,kalo dianggab beban dan terhimpit/tertekan atas bawah,itu cara berpikir yg salah,karna ga ada orang tua yg ingin jadi beban anaknya,Kesempatan bakti yg mungkin ga lama,bisa jadi contoh prilaku keanaknya kelak juga akan sepuh dan menua..Dan hasil perjuangan ortu waktu muda untuk siapa lg ditinggalkan kalo bukan untuk anak-anaknya 😊
Perspektif yang menarik. Kami setuju: Kesempatan baktimu pada orangtuamu mungkin ga akan lama, dan perlakuanmu terhadap orangtuamu bisa jadi contoh yang baik bagi anak-anakmu.
Hmmm ak ga sepenuhnya sependapat..setuju klo kesempatan berbakti pd ortu ga bole disia2kan..jadi contoh perilaku yg baik,oke betul juga..tapi cara berpikir bahwa sandwich generation adl beban itu ga salah mnrt aku ya..krn pengertian sandwich generation itu yg dlm konteks emang kejar setoran wajib dan kdg di luar kemampuan dan kewajaran.umumnya fenomena ini lahir krn dr sisi orgtuanya sendiri jg ada tuntutan tersendiri.believe it or not it happens dan itu banyak..byk ortu yg merasa berhak meminta "imbalan" atas membesarkan anak dan itu sah2 aja..pengalaman pribadi karyawan gw..seorg SPG dituntut ibunya membelikan tv panasonic 42". Ehem..gimana ya bu..sy yg hrg rumahnya 30x lipat hrg rumah ibu aja, tv nya lebih kecil hahahah..saya yg pelit atau ibunya yg kelewat demanded?? It happened for real no hiperbola..ibu itu bahkan stlh dibelikan tv 42" yg ada malah datang menuntut ke anak satunya lagi, minta kulkas 2 pintu yg again lbh gede dr kulkas aku..2 anak gadisnya single..rumah blm punya..mnrtku sih uda salah kaprah..anak ga minta dilahirkan. Dia titipan Tuhan. Melahirkan dan membesarkan anak dengan memastikan dia jadi generasi yg lbh baik dr generasi kita adalah WAJIB dan hrsnya tanpa pamrih..bukan dihitung2..lagu Kasih Ibu jgn dinyanyikan doank tapi diamalkan juga donk..klo nemu ibu yg kayak contoh di atas..beban gak coba sandwich generation?😛 panik gak, panik gak, ya iyalah🤣🤣🤣
@@anitasulaeman9240 Memang ada beberapa ortu yg tidak berpikir tentang sang anak sudah berkeluarga,mempunyai tanggung jawab,mungkin dilihat dari luaran enak,disitulah yg Harus dikomunikasikan. Dan Kita Ajak untuk Banyak bersyukur atas nikmat Umur, sehat 😊
Ada bbrp orang tua yg menganggap anaknya sebagai ASET dan harus memberikan setoran setiap bulan TANPA PEDULI FINANSIAL ANAK dan ini benar2 terjadi. Andai kata pun ortu nya baik2 saja dan tidak menuntut ini itu sandwich generation tetap akan terjadi kalau posisi sang Anak terhimpit atas bawah, yakni harus menghidupi ortu dan keluarga pribadinya yaitu anak istri. Yang menjadi makin parah adalah disaat orang tua sudah mulai sakit2an dan tidak ada dana yg mumpuni, katakan lah sang anak ada aset rumah untuk dijual menjadi biaya berobat dan anggap saja sang anak BAIK dan mau jual nya, tapi setelah dijual dan sudah berobat dan katakanlah sembuh ortu nya tapi akan muncul masalah baru yakni keluarga pribadi sang anak kembali menjadi 0 dan harus ulang lagi yang dimana belon tentu bisa punya rumah lagi kedepan karena momentum/ kesempatan kedepan belum tentu sama dengan yang sudah2 (pasti ada yg bertanya2 kenapa gak di masukin ke asuransi saja ortunya ? Jawabannya adalah karena mahalnya biaya asuransi ortu ketika sudah tua ! ) Jadi setelah kondisi financial 0 lg apa yg terjadi ? Struggling lg yg dimana belon tentu sukses dan akan terus begitu... Sandwich generation itu adalah kondisi nyata bukan self proclaim. Mau ortu nya baik atau gak , anaknya berbakti atau gak, selama sang anak harus menghidupi (bukan sekedar makan, paling parah adalah kesehatan) atas bawah dengan alasan apapun maka itu adalah SANDWICH GENERATION !
Aq termasuk dlm generation sandiwch karna hrs menanggung ortu dan ketiga anak ku saat ini Karna ortu SDH TDK ada penghasilan LG d masa tua nya saat ini dan itu semua aq lakukan sendiri tanpa d bantu pasangan karna pasangan ku gak pernah mau ngurusi ortu dan anak2 ku
Karena semua yang dilakukan dengan hati akan sampai ke hati yang lain, begitu yang pernah aku dengar dari Marchella FP dan aku yakini ;) Terima kasih perhatiannya
Semangat yaa, kamu bisa cuma belum waktunya, kalau capek istirahat jangan pernah berhenti tapi. Kami dan teman-teman lintas makna mendoakan kamu agar bisa tumbuh bersama cita-citamu dan harapanmu. Aamiin.
relative, tergantung Ortunya prepare seperti ortu danang dan Sheryl atau nggak. kalau ortunya gak punya pengetahuan financial dan kurang atau tidak berpendapatan maka akan menciptakan Generasi Sandwitch di bawahnya.
Sadar ga sih, mbah kita dulu ga pernah menggantungkan hidupnya ke ortu kita, karena gw liat jarang generasi ortu kita ngeluh biayain para mbah, bahkan pengalaman gw..mbah gw jarang minta duit ke ortu, atau karena mbah2 kita bisa makan dr hasil belakang rumah aja? 🤔
@@CXOMedia Salah satu solusi sih iya. Bisa juga tetep punya anak tapi mungkin jadi orang tua dengan mindset seperti orang tuanya Mas Danang dan Sheryl.
Solusinya punya anak! Bayar harga, kerja lebih keras. Jadi sandwich generation yg berhasil. Tapi patahkan rantainya. Targetnya sandwich generation berhenti di generasiku. Ciptain generasi baru yg lbh sehat & ideal..yg bukan lagi sandwich generation. Di situlah hidup kita berarti..we will known by the next generation for our legacy. punya sumbangsih sebagai pematah rantai sandwich generation😁 krn sandwich generation mmg harus berakhir..for sure..
@@CXOMedia Mau tanya juga, sebenernya ini lebih minta pendapat sih.. apa pendapat mba Sheryl sama mas Danang tenang statement "resiko suka membantu orang lain itu siap-siap buat dimanfaatin"? Dan apa pendapat kalian juga tentang esensi saling bantu atau tolong menolong itu? Makasi~ Stay healthy buat tim CXO dan jangan lupa bahagia dan bersyukur~~~ 🥰🥰🥰
Hai temen-temen Lintas Makna, jangan lupa juga! Sekarang kami punya wadah untuk kamu bisa menceritakan sedikit kegelisahan yang saat ini kamu sedang pikirkan di #Adayangpunyacerita. Dari ceritamu nanti mungkin bisa membantu teman-teman Lintas Makna lainnya atau sekedar saling menguatkan! Kalau kamu bersedia untuk ceritamu kami ubah dalam bentuk audio-visual. Kalau saat ini #Adayangpunyacerita, silahkan share ceritamu tentang apapun itu dengan dm ke Instagram kami di @Lintasmakna :)
mau tau juga dong pendapat kalian tentang tema episode ini 🥰
tuh gimana menurut temen-temen, kalau Sandwich Generation itu sebenernya tanggung jawab yang dikasih atau yang kita pilih buat diambil atau engga?
"Bisa ndak sandwich gen ini berkaitan sama hustle culture? buat hal positif pastinya" sama "hemat sama menahan diri buat konsumsi hal sekunder/ tersier, bedanya dimana? ketika kondisi seperti ini"
Tema episode ini bagus banget.mnrtku tema2 spt ini hrs lbh sering diangkat.ini adalah salah satu penyebab ekonomi negara ga maju klo mnrt sy.gimana mau naik kelas kalau duitnya kececer kemana2..1 generasi dari 1 keluarga gagal naik kelas ga berasa..apa yg terjadi klo mayoritas keluarga kondisi spt ini?akhirnya 1 generasi yg tdk naik kelas secara optimal..akibatnya negara ga naik kelas secara optimal..kesimpulannya "budaya" sandwich generation ini hrs ditinjau ulang demi kemajuan negara
Orang timur beda sama org barat. Orang barat mandiri no.1. Hal ini yg kurang dr org timur yg budayanya tolong menolong.mungkin barat cuek tapi mandiri kan bagus juga. Org timur byk yg klo ngebesarin anak memandang anak kayak investasi..besarin yg baik spy besok hari tua terjamin..nahh di satu sisi anak jg byk yg mau ngurus org tua krn ngarep warisan..jd hubungannya gimana?koq transaksional..? Miris tapi nyata.. prinsipku anak tak pernah minta dilahirkan. Lagu Kasih Ibu harus terlaksana persis spt syairnya. Hanya memberi tak harap kembali. Maka meleklah finansial siapkan hr tua sedari muda. Kalau kita terlanjur menjalani sandwich generation fine..tapi putuskan rantainya di generasi kita dgn menyiapkan hari tua.jgn konsumtif di masa muda tapi menyusahkan di masa tua. Kita besarin anak bukan serigala.kalau mampu anak pasti kepengen kasi org tua cuma jgn dituntut. Ketika muncul tuntutan jadilah beban..jadilah sandwich generation.
pendapat ku di episode ini, sheryl selalu terlihat gorgeous
Ada sebagian anak yang ortunya gak bisa ngelepasin anaknya dan bahkan nasihat "coba lu komunikasiin ke ortu lu" itu udah ga berlaku lagi malah jadi boomerang ke si anaknya. Anak dituntut untuk mengerti orang tua namun orang tua ga paham kebutuhan sebenarnya dari si anak hanya kebutuh primer saja yang diberi. Sejak kecil diberi luka, pas besar disuruh ngebalikin "utang budi". Singkatnya ga semua anak lahir dari orang tua yang waras. Mohon maaf
Sweet words are great, but for those who were unprivilege with sane parents isn't enough
Cuma bisa bilang #Respect. Semangat buat kamu
Itu saya kak :’) masalahnya saya sudah tidak bekerja dan posisi sudah menikah. Saya ingin pisah rumah pun sangat bingung bagaimana caranya, seperti tidak bisa lepas gitu.
Penggunaan kata kurang waras, kayanya kurang tepat,dan lagi kalau ditarik ke jaman orangtua kamu dulu.pengetahuan belum semaju ini. Dan lagi sebelum krisis terjadi kehidupan masyarakat kita sangat sangat sejahtera.namun perekonomian pun berubah, cth kecil sekarang semua serba online,kios,toko pun tergantikan,yg notabene para orangtua buta akan internet, kecuali para orangtua yg lebih beruntung dari yg lain, yg ekonomi keluarganya lebih kuat masih mampu memanfaatkan internet.stop menyalahkan keadaan, kamu harus bergerak, orangtua semakin berumur baiknya kamu jangan menunda waktu belajar menghasilkan pasif income dari internet.cth buka toko online sepatu dll
Mungkin kamu merasa kehidupan kamu tak layak,karna melihat kehidupan yg orang jalani kelihatan bahagia.orangtua kamu juga berusaha seperti itu.Dan kamu tau nggak? Kakek nenekmu dulu hidup di zaman peperangan,bayangkan sekuat apa mental mereka.merekalah yg mendidik orangtua.mereka bisa bertahan sampai sekarang dan membesarkan kamu.kuncinya ada di kamu. Kamu sadar akan hal itu maka dari itu bangkit
Jangan berlarut larut dalam kesedihan, masa lalu ya biar berlalu. Masa depan ada di tangan kamu. Mau sampai kapan menyalahkan keadaan, toh masa lalu tak akan berubah.
Setiap anak pasti ingin membahagiakan orang tua, dan kalau punya uang lebih pasti ingin bantu saudara juga. Masalahnya kadang orangtua tidak mau mengerti keadaan anak hanya bisa menuntut dengan dalih balas budi. Kita berbagi ke orangtua dan saudara itu ada rasa bahagia dan kepuasan tersendiri tapi ketika berbagi berubah menjadi suatu tuntutan disitulah akhirnya akan menjadi beban apalagi dalam keadaan ekonomi yang tidak stabil dan banyak tuntutan dan sedihnya kadang kalau tidak menuruti apa yang orangtua minta dianggap gak peduli sama orangtua, mengesedih.
Anak kita bukan aset yg esok kita panen. Orangtua juga bukan sumber dana darurat. Berdiri di kaki sendiri aja lah.
Berdiri di kaki sendiri. Menarik. Aku tambahin ya: Berdiri di kaki sendiri, kalo sudah bisa berlari sisihkan sedkit untuk berbagi
Setuju banget..kalau semua org indonesia mindsetnya kayak gini, "Indonesia mercusuar dunia" pasti terealisasi. Mantap mas👍👍👍
Berdiri di kaki sndiri harus nya sjak sekola lo gusah mnta duit sama org tua lo, Mandiri sejak dini,cari duit sendiri...
Org tua bisa saving duit nya buat hari tua mreka.
Bermula dari istilah "BANYAK ANAK BANYAK REZEKI" sehingga muncul beban untuk anak2 menghidupi orang tua. Apalagi ortu yang ngga siapkan dana pensiun mereka.
Bisa jadi salah satu faktornya, bisa baik atau buruk - bisa salah atau benar. Semua tergantung diri dan perspektif masing-masing.
Banyak anak banyak rezeki, kalo rezekinya mampet khan ada anak pertama buat bantu2,kalo protes tinggal intimidasi aja make kata anak durhaka, dr dulu korban sandwich generation majority anak pertama
Menurut gw orang yg termasuk di sandwitch generation itu bukan pilihan dirinya sendiri, melainkan karna tidak ada pilihan lain. Penyebab utamanya karna orang tua tidak lg mempunyai kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhan mereka. Itu sebabnya pendidikan finansial hrs diterapkan sejak dini, supaya di masa depan para orang tua nantinya bisa mencukupi kebutuhan mereka, sehingga tidak bergantung pada anak2 mereka dan itu bisa mengurangi/memutus rantai sandwitch generation.
Pendidikan finansial, pemasukan yang konsisten dan mungkin bisa ditambah sumbernya, juga bijak dalam mengatur arus keluar uang mungkin bisa jadi solusi? gimana menurutmu?
@@CXOMedia sangat setuju 👍
Kata mas Danang kan "diberi tanggung jawab". Nah kalo diberi harusnya bisa memilih menerima atau tidak. Tapi sepertinya dalam konteks sandwich generation, kita ga bisa menolak.
Menarik sekali pendapatnya. Kita ga bisa menolak seolah-olah sudah lekat. Apa masuk dalam kategori keterpaksaan?
@@CXOMedia bisa jadi iya, bisa juga engga. Kembali ke situasi masing-masing sepertinya 😄
@@CXOMedia Sebenar nya tidak ingin terpaksa, tp solusi nya apa untuk kondisi yg terhimpit atas bawah ? Bukan cuma kasih makan loh yak, tp dr biaya kesehatan dan semua2nya. SANDWICH itu terjadi kalau yg di tengah2 itu terhimpit secara keuangan. Kalau kondisi yg di tengah ada duit tp gk mau bantu ya beda konteks yak, ini tuh terhimpit bos, duit nya PAS. Harus pilih. Ini yg berat, paham ?
Gw juga sama kaya sheryl dan mas danang yg punya orang tua gapernah nuntut untuk dikasih hasil gaji kerja gw, mereka selalu blg untuk ditabung, menurut gw disaat kita diposisi kaya gini kita bakalan lebih mikir untuk memberi secara ikhlas tanpa merasa terpaksa atau merasa dituntut untuk ngasih, gw ada temen yg dituntut untuk ngasih org tuanya dan dia ngerasa hrs kerja walaupun itu kerja yg ga disukainnya dan ngerasa punya tanggung jawab bgt dan jdnya dia ga enjoy ngejalanin kehidupannya karna itu
Wah keren! Jangan lupa terus berbakti ya kamu, berkah lahir batin ;)
Coba Undang juga orang yang ngerasa dia sandwich generation biar berimbang.
Anak pertama cewek, sandwhich generation yuk semangat yuk semoga rezekinya lancar terus 😍kalian gk sendiri
salah satu alasan yg membuat mata rantai sandwich generation ini sukar untuk putus ialah keabaian literasi keuangan generasi sebelumnya akan dana pensiun. jadi boro2 dana warisan akan ter-persiapkan. lha dana hari tuanya saja terabaikan & dengan akhirnya generasi selanjutnya mau ngk mau menanggung beban tanggung jawab hidup orang tuanya. kuncinya ialah generasi selanjutnya yg terjebak mau ngk mau extra mile menyokong kebutuhan orang tua (mau ngk mau) sambil menyiapkan dana pensiun pribadinya kelak di usia produktif. dengan pastinya akan banyak alokasi dana untuk pleasure gaya hidup pribadi yg pasti akan banyak dikorbankan. jadi memang saran paling ideal jangan sampai menganut faham hedonisme sedari muda. serta butuh self esteem yg kuat untuk tetap menjaga gaya hidup sederhana namun cukup.
Honestly aku takut menikah karena takut terjebak di 'sandwich generation' ini.
Aku takut anakku kekurangan fasilitas yg nnti aku beri karena terbagi dgn orang tua. Tapi juga takut menjadi durhaka karena lupa sma orang tua.
Terlebih seorang perempuan kodratnya setelah menikah memang ikut sma suami y kan.
Karena aku sudah melihat secara langsung, kakaku yg sudah menikah tapi terjebak di zona ini. Akhirnya ga akur sma orang tua :')))
Kenapa harus takut nikah kak? Usul saya..ambil kondisi yg "kebetulan" terjadi pada kita sebagai cara plg kentara utk kita menilai SIAPA YANG SUNGGUH TRULY HONESTLY IKHLAS GENUINE CINTA KITA. Orang yg cinta kita gak mgkn membebani kita. Means tak ada tuntutan. Kita kasih sebisanya. Nilai dengan logika jgn terlalu diambil hati. Anak tidak pernah minta dilahirkan. Anak hasil perbuatan s*x org tua. Membesarkan anak adalah kewajiban yg mnrt ak ga perlu dibesar2kan apalagi dijadikan alasan memegahkan diri, "hey nak kmu tak ada tanpa aku." Kita ada krn Tuhan. Anak cuma titipan bukan milik org tua. Kalau kita tau tak enaknya jadi sandwich generation patahkan di generasi kita. Itulah sumbangsih kita utk generasi masa datang. Sepakati aja sama calon suami. Bagaimana pembagian dan proporsi pengelolaan pemasukan dan ikuti. Org luar ga usa didenger ga da abisnya. Yg sdh menikah urus dan utamakan keluarga inti. Yang penting ada kompromi dan suami istri konsisten pd kesepakatan apapun yg terjadi. Yg penting tegas dan konsisten jgn biarin rumah tangga dicampurin orang. Pasti terlewati dan it will be okay.
Ak perempuan. Ak rintis bisnis dari 0. Gendong bayi cari konsumen. Tapi skrg aku mandiri. Ak pengusaha berpenghasilan jelas,tidak menyusahkan suami atau org tua. Ak mandiri. Tapiii ak juga byk byr harga..kurang tidur, tidak pesta wkt menikah, jarang makan daging (krn ngirit),no arisan,no branded item kalau pencapaianku tidak terpenuhi. Uang rumah tangga ak kelola kayak APBN dengan perhitungan diketik komputer rapi yg ak submit ke suami in detail. Tapi aku dan suamiku sejauh ini berhasil beli rumah sendiri ga pake duit ortu, kami beli mobil, anakku sekolah di sekolah grade A, tapi aku bisa bawa orgtuaku jalan ke luar negri, ak bisa rutin support mertua tiap bulan. Intinya bayar harga dulu. Lelah?iya. Nasib ak di sandwich generation ga bisa ak ubah. Tapi ak pastikan mulai dr generasiku sandwich generation akan dicoret. Ak nyiapin hari tua dr skrg. Hidup di panti jompo pun buat ak lebih tegak kepala aku drpd nyusahin anak. Meskipun ak tau anakku pasti akan kasi yg terbaik yg mereka bisa koq. Tugasku memastikan diriku mapan dan jadi org yg ga byk tuntutan nanti😁 justru harus berani menikah dan melahirkan generasi baru yg bukan sandwich generation. Di situ rantainya patah dan ak adl generasi yg bersumbangsih.
12:40 factor terbesar emang financial sih kak, menurut gue. Apalagi anak pertama, cewek, sandwich generation, ulalala 😂
semangat yaaa, semoga terus tumbuh dan kuat dar angin yang menerpa.
Same energy. Semangat buat kita ya kak. 💪 Kadang sampai kepikiran, apa gausah nikah aja ya, fokus bantu keluarga. Huuftt
@@dyanaulfach2858 Ya Allah, bener bangett. Pernah mikir nggausah nikah, trus kerja aja teruus gitu wkwk. Tp alhamdulillah skr sudah tercerahkan. Bantu ortu boleh, tp kita juga harus let our own life go on 😁. Bismillah bisa, semoga rejekinya tambah lancar ya kak, sukses selalu, BarakAllah ❤️
@@tikkaayuchannel aaaa aku langsung menangeeeesss setelah membacanyaa 😭 bismillah berkah buat kita semua ya kak
@@dyanaulfach2858 Aamiin, anak perempuan pertama, we stronger than anything ❤️
Menurut gua, sandwich generation ini terjadi bisa karena 2 sebab ini.
Pertama, emang ortunya aja ga bener ngejalanin hidup ketika masa muda. Dalam artian, mereka foya2 di masa mudanya jadi menyisakan uang yang ga cukup untuk masa depan.
Kedua, mungkin karena hidup yang ga pasti. contoh: ibu saya meninggal karena penyakit kanker dengan biayanya sangat mahal dan kita ga punya asuransi. Akibatnya, harta/uang yang seharusnya bisa dipakai buat pendidikan, kebutuhan, dan lainnya malah pindah ke kesehatan.
Ketiga, gabungan dari pertama dan kedua. Btw, saya sandwich generation karena gabungan pertama dan kedua. Nah intinya, yang udh berlalu yaudah berlalu. Yang bisa kita lakukan adalah supaya anak kita nanti ga sengsara saat kita udh ga bisa ngasilin pendapatan lagi. Poinnya jangan bikin anak sengsara, saya udh ngerasain, ga enak.
Ada yg keempat: otaknya cuman ngevve tanpa mikirin konsekuensi (baca: toh, anak ogut bisa jadi ATM berjalan buat ogut)
Suami saya mengalami ini.. cm awal2 menikah buat dy itu hal wajar,, sampai saya merubah mainsetnya.. bahwa itu tdk sehat.. oke saat ini kita selesaikan masalah ini.. cm kita saat ini harus hemat untunk menabung dan meningkAtkan penghasilan
11:50 kalau aku sendiri, nggak, nggak ada sama sekali rasa pengen jadi superhero. Karena pandemi keluarga sama sekali gabisa bekerja. Aku satu-satunya yg masih bisa bekerja buat menghidupi ±5 orang dan ini rasanya beban banget. Beban dalam artian, tanggung jawabnya tuh berat sampai ada dititik "kalau sampai ikut kena PHK, besok mau makan apa?". Jujur aja buat aku yg masih 21thn, tanggung jawab ini terlalu berat
Soal financial planner, gimana caranya bisa nabung/invest kalau setiap bulan selalu ngambil jatah tabungan yg ada?
@@SalmanFauzy coba tonton youtubenya Felicia Putri Tjiasaka, dia sering upload video tentang sandwich generation gitu, mungkin bisa dapet insight setelah nonton beberapa videonya
@@SalmanFauzy Bener ka, ini mereka tidak tau rasanya, mereka hanya bisa menjeneralisir dengan pengaruh gen z yg manja, jujur belum dapet solusi dari video ini sih atau masih 0 isinya.
Kalian beruntung banget. 🥺 Gw harus tetap semangat. Gw mau g mau mesti bayar hutang ibu dan Abang gw yg ga sdikit sampe gaji cuma sisa 500rb buat hidup sebulan.
Orang tua dan lingkungan yg menciptakan sandwich generation. PARAH!!!
Gue termasuk org yg lagi ada di tahap ini. Gue punya adik yg masih sekolah dan org tua yg udah ga bisa kerja lagi. Jadi mau tidak mau gue yg harus jadi tulang punggung. Dengan gaji yg pas2an rasanya tuh waaah bgt. Tekanannya mantap sekali. Belum lagi dikantor tuh udh toxic bgt. Mau resign tapi ga berani karna ada kehidupan yg harus di tanggung. Nyari kerjaan disini sekarang susah apalagi dgn gue yg cuma lulusan sma
Anak kedua, perempuan satu-satunya, tinggal jauh dari rumah, demi tanggungan keluarga. Yuk kuat yuk 💪
Semoga terus tumbuh, kalau lelah istirahat, besok mulai lagi yang penting jangan berhenti lalu semua selesai dan disudahi.
Ngga perlu merasa terbebani dan menyalahkan keadaan.
Bagi saya, menghidupi orgtua bukan lah beban atau keterpaksaan akan tetapi tanggung jawab dan kesempatan yg mulia untuk kita. Kita dapat merawat orgtua yg telah memberikan cinta dan bahkan berkorban begitu keras untuk kita, hingga kita ada di titik sekarang.
tidak semua org memiliki kesempatan merawat orgtuanya.
Nikmati, syukuri, rejeki mengikuti.
Nikmati, syukuri, rejeki mengikuti. Noted. Sepakat.
Setuju.. lebih cakep lagi kalo dilanjut.. tumbuh mandiri, melek finansial, prepare hari tua dan putus rantai sandwich generation utk generasi depan yg lebih baik lagi😊
Ada bbrp orang tua yg menganggap anaknya sebagai ASET dan harus memberikan setoran setiap bulan TANPA PEDULI FINANSIAL ANAK dan ini benar2 terjadi.
Andai kata pun ortu nya baik2 saja dan tidak menuntut ini itu sandwich generation tetap akan terjadi kalau posisi sang Anak terhimpit atas bawah, yakni harus menghidupi ortu dan keluarga pribadinya yaitu anak istri. Yang menjadi makin parah adalah disaat orang tua sudah mulai sakit2an dan tidak ada dana yg mumpuni, katakan lah sang anak ada aset rumah untuk dijual menjadi biaya berobat dan anggap saja sang anak BAIK dan mau jual nya, tapi setelah dijual dan sudah berobat dan katakanlah sembuh ortu nya tapi akan muncul masalah baru yakni keluarga pribadi sang anak kembali menjadi 0 dan harus ulang lagi yang dimana belon tentu bisa punya rumah lagi kedepan karena momentum/ kesempatan kedepan belum tentu sama dengan yang sudah2 (pasti ada yg bertanya2 kenapa gak di masukin ke asuransi saja ortunya ? Jawabannya adalah karena mahalnya biaya asuransi ortu ketika sudah tua ! )
Jadi setelah kondisi financial 0 lg apa yg terjadi ? Struggling lg yg dimana belon tentu sukses dan akan terus begitu...
Sandwich generation itu adalah kondisi nyata bukan self proclaim. Mau ortu nya baik atau gak , anaknya berbakti atau gak, selama sang anak harus menghidupi (bukan sekedar makan, paling parah adalah kesehatan) atas bawah dengan alasan apapun maka itu adalah SANDWICH GENERATION !
Ya lo bersyukur aja/sering2 terima kasih ke Tuhan karena punya keluarga yg sehat
Masalahnya, ga semua orang punya keadaan seenak / sesehat lo
Faktanya, ga semua orang tua itu waras
Gitu.
kalau dikasus sy, orang tua mintak bisa 15-20jt /bln, sedangkan penghasilan sy hanya 3-5jt / bln
alhasil setelah sy tidak mampu dan menyetop memberi mereka uang sy dibuang mentah" dari keluarga
Aku bisa dibilang termasuk kategori sandwich generasion,, mau tidak mau. Karena aku anak tunggal yang kebetulan bersuami yang punya saudara banyak. Kebetulan juga sedikit banyak orang tua dari kita awam tentang ilmu pengetahuan tentang keuangan, alhasil mereka berpacu pada " Banyak anak banyak rejeki " sedikit banyak mereka mengharap balasan dari anak - anak mereka. Padahal kehidupan dari beberapa dari anak mereka sendiri masih terhimpit dengan finansial mereka masing - masing. Alhamdulillah berkat kecanggihan teknologi sekarang sedikit banyak q akan memikirkan jangan sampai besok anak cucu q jangan sampai seperti yang kita alami sekarang. Merasa terbebani bila tidak bisa ngasih apa yang mereka minta
Aku baru tau ada istilah sandwich generation pas nonton ini . Mungkin kata temen" , aku termasuk kesitu . Tapi aku gak merasa , karna aku selama ini memenuhi kebutuhan mamah , adik"ku sampai nenekku karna aku selalu berpikiran selagi aku bisa bantu ya aku lakuin yg terbaik sebisa aku . Tapi terkadang mereka karena aku selalu ada disaat mereka butuh jadi ketergantungan dan menghambat aku jika mau nikah . Alhasil tiap mau nikah selalu ditanyain laki"nya harus bisa nerima dan bantu melakukan apa yg selalu aku lakukan . Bener tadi kata mas danang , kayanya aku harus ngobrol sama mamah aku . Karna selama ini kebutuhan yg mamah aku minta pasti aku selalu turutin . Dan skrg kayanya waktunya aku ngobrolin soal ini. Terimakasih yaa podcastnya bermanfaat 😊🙏
sama. Semangat
Sama mba,,
Aq mau nikah, jstru org tuaku kek blm iklas nglepas aq, gegara ya itu kbtuhan hidup ortu dan, adik" aq yg nanggung.. dan ortu ku bilang klo aq udh nikah sruh krj breng sm sumi trus ttp ksih jatah ke ortuku tiap bulan.
Kok saman sih mbak, jujur itu yg buat aku takut untuk nikah. Berusaha adil tp org tua aku menuntut lebih karena aku kan anak kandung mereka. Jadi perempuan anak pertama jauh di perantauan, sandwich generation sulit yah. Mikir bgt setiap ada yg ngelamar org tua suka gak ikhlas, ntar klo udh nikah, masih bisa ngasih org tua gak? 😔
Tadikatanya Kita harus terbuka sm keluarga ttg kondisi keuangan kita " tapi kadang kejujuran itu memantik bara" karna seperti hal yg tabu mengeluhkan beban kita ke orang tua. Yaitu tadi krn keterbatasan pengetahuan finansial ortu jadinya sensitif kl bahas hal2 yg berkaitan sm duit.
Pelan-pelan dicoba sudah atau belum? Mungkin bisa belajar bareng-bareng sama orang tuanya?
Pelan2 di di ajarin ttg finanacial, aku buatin usaha frozen food yg lumayan omzetnya sebulan cukup buat kebutuhan hidup, tetep merasa gak cukup, ga paham lagi gimana jelasinnya ke ortu, tinggal ngejalanin usaha yg udh gw rintis dr awal bgttt sekarang udh gede tinggal ngelanjutin tetep merasa kekurangan dan nuntut gaji gw. Pdhal gw lg nabung buat tambah2 nikahan.
Manfaat bgt bahasan mas darto yg menahan pengeluaran yg gak perlu.kudos!!!
Selalu nonton! hahaha mantap..
Kak Sheryl cantik banget di episode ini
terima kasih yaaa
Mungkin si seril ama danang bukan termasuk dalam generasi ini, menurut gw, jadi agak sulit bagi mereka buat menjelaskan apa itu sandwich generation itu sendiri
jarang bgt sandwicy generation dibahas . makasih buat ms danang dan kak Sheryl
Sama-sama semoga bisa terus tumbuh dan kuat diterpa angin yang senantiasa berhembus yaa.
Makasiih udah di bahas.. baru tau juya istilah ini dah
makasih mas danang ka sheryl udah bahas. tapi saya pribadi terlepas dari apapun, ikhlas kok sebenernya ngasih ke orang tua karna ya ikhlas aja ga ada maksud lain gitu. tapi kadang emang keadaannya agak rumit sih, lets say udah ga capable buat bekerja lagi karna umur dll.
tapi setuju sih soal literasi finansial.
Terus tumbuh dan semoga lebih kuat dengan terpaan angin dalam kondisi apapun yaa. Salam hormat dari kami #rispek
Abis ini bahas financial planner ala kak sheryl sama mas danang kayaknya seru, soalnya yg aku nilai selama nntn lintas makna kalian itu termasuk yg penuh pertimbangan buat spend money, I think it's good to share, how to think like that. Thanks
Up
intinya juga, communication is important in all condition.
semua solusi berawal dari komunikasi.
Memang masalahnya Uang karena jujur aq anak pertama dan anak tunggal pula, aq punya orgtua tunggal, alm papahku meninggal saat aq SD dan saat itu mamahku masih py bisnis. Tp skr sudah pensiun dan tdk punya dana pensiun jg, mau ga mau aq ambil alih tanggungjwb untuk hdp mamahku jg adik angkatku yg autis karena wkt itu mamahku ingin py anak lg tp ga bisa jd angkat anak. Sehingga sebelum aq menikah sampai aq sudah menikah, aq tetap hrs wjb menghidupi mamahku dan adik angkatku yg autis karena itu aq masih tetap bekerja untuk mereka apalagi dlm situasi skr! Jd aq masih blm memutuskan untuk memiliki anak karena beban tanggungjwb begitu besar buatku! Tetap semangat buat sandwich generation yg sama2 py nasib ky aq, take care dan thanks for share😍🙏
Wah kamu hebat! tetap semangat juga untukmu. Semoga bisa terus 'tumbuh'. Sehat-sehat yaaa.
@@CXOMedia Terima kasih banyak ucapan semangatnya 🙏 karena ini sangat berarti bgt buatku dan org2 yg memiliki nasib sama sepertiku! Meskipun sy sudah menikah dgn bule Australia dan sy tetap bekerja tp buatku tdk adil klo harus sepenuhnya tanggungjwbku untuk keluarga diberikan pd suamiku jg, ibaratnya suami hrs menghidupi 2 dapur yaitu di Indo dan hdp kami di Sydney🇦🇺. Klo hdpku di Sydney🇦🇺 tentu suami yg menjamin tp byk org diluar sama yg beranggapan menikah dgn bule hdp qt lgs terjamin semuanya termasuk keluarga bsr tp nyatanya bule jg sama ky cowok Indo lokal umumnya. Siapapun yg menikah dgn pasangan Sandwich Generation history, pastinya nanti menikah dgn bule atau lokal Indo hrs tetap mengerti, bisa menerima & tetap mau bekerja jg karena beban hdp akan bsr bila semua dilimpahkan pd pasangan qt dan aq yakin lama2 pun pasangan kalian akan meminta kalian untuk jg berjuang membantu biaya hdp tersebut kecuali klo kalian menikah dgn pasangan yg kekayaannya tdk akan habis sampai kapanpun😆😁 Aq suka kontennya dan selalu tetap setia support yt channel ini, sukses terus dan terima kasih👍😍
Ka sheryl manis sekali, suka total huhuww
Yoiii bro emang manis 🍯 🤣 tuh diaa
08:00 nggak beban kalau kita bisa kak. Kalau kita ngga bisa kan jadi tekanan. Dan kalau keluarga memang ngandelinnya kita kan ya jadi sandwich. Aku ke ortu, dan aku ke keluarga kecilku sendiri.
Nyimak dlu ah
Generasi pertama dulu (kakek) banyak aset seperti tanah, pas diwariskan ke anak (generasi ke 2) dijual untuk kebutuhan hidup atau biaya pendidikan anak2nya, dan anak-anaknya (generasi ke 3) inilah yang akhirnya mau gak mau jadi generasi sanwich karena orang tuanya gak lagi punya aset dimasa tuanya, dan sedihnya lagi bahkan generasi ke 3 ini gak punya rumah pribadi (ngontrak) karena mau beli rumah harganya mahal, mau bangun rumah tanahnya udah gak ada.
Gue termasuk sandwich generation bagi istri dan ibu gue juga. Alhamdulillah dua duanya pun mengerti akan keadaan ekonomi diri gue khususnya pembagian material secara adil dan ideal. Terkadang yang bikin gue pusingin cuma satu Materil yang gue berikan buat salah satu orang yang gue kasih kecewa. Gitu aja sih dilema juga🤫
Semangat yaa. Semoga dicukupkan olehNya. Berkah lahir batin. Semangat! sama kok saya juga.
Aamiin ya Allah🤲 semangat juga yah gan😀
tldr solusi sandwich generation:
1. gedein pendapatan
2. kalau pendapatan kecil, jangan jadi sandwich/jangan ambil tanggung jawab sandwich
3. kasih ortu sesuai budget
Setuju banget kalau bikin grub wa yg di isi dgn penikmat lintas makna
saya mau tau pendapat dari mas danang dan mba sheryl dong tentang ,apasih perbedaan suka, obsesi, nafsu, dan cinta ? apa semua itu sama ?
sapa tau bisa dibahas ehe
Menarik ini bisa masuk ke tiga terori cinta. Kami tampung yah!
@@CXOMedia oke
Anda lupa hormat/kagum
@@CXOMedia setuju nih boleh topiknya di angkat di episode selanjutnya
Wkwkkww ga pernah ngerasain tapi membahas nya ashiap 😂😅
baru mau komen kek gini, eh ada yg wakilin. thanks ya😂
Bagus bgt topiknya
Omongan mas danang, soal batasan untuk ngomong "ini saya dapat segini saya cuma bisa ngasih segini", kalau fair2 an ini udah paling adil sih kayaknya, cuma ga tau ngomong hal itu ke orang tua setiap ngeliat keadaannya jadi kayak maju mundur. Tapi terlepas dari itu semua, isi konten ini benar2 bagus sih. Terima kasih mas danang & mba sheryl, dan teman2 cxo.
Mantaps nih pembahasannya tentang Sandwich Generation
Selamat menonton semoga bisa menikmati.
Sandwich Generation,kalo dianggab beban dan terhimpit/tertekan atas bawah,itu cara berpikir yg salah,karna ga ada orang tua yg ingin jadi beban anaknya,Kesempatan bakti yg mungkin ga lama,bisa jadi contoh prilaku keanaknya kelak juga akan sepuh dan menua..Dan hasil perjuangan ortu waktu muda untuk siapa lg ditinggalkan kalo bukan untuk anak-anaknya 😊
Perspektif yang menarik. Kami setuju: Kesempatan baktimu pada orangtuamu mungkin ga akan lama, dan perlakuanmu terhadap orangtuamu bisa jadi contoh yang baik bagi anak-anakmu.
Hmmm ak ga sepenuhnya sependapat..setuju klo kesempatan berbakti pd ortu ga bole disia2kan..jadi contoh perilaku yg baik,oke betul juga..tapi cara berpikir bahwa sandwich generation adl beban itu ga salah mnrt aku ya..krn pengertian sandwich generation itu yg dlm konteks emang kejar setoran wajib dan kdg di luar kemampuan dan kewajaran.umumnya fenomena ini lahir krn dr sisi orgtuanya sendiri jg ada tuntutan tersendiri.believe it or not it happens dan itu banyak..byk ortu yg merasa berhak meminta "imbalan" atas membesarkan anak dan itu sah2 aja..pengalaman pribadi karyawan gw..seorg SPG dituntut ibunya membelikan tv panasonic 42". Ehem..gimana ya bu..sy yg hrg rumahnya 30x lipat hrg rumah ibu aja, tv nya lebih kecil hahahah..saya yg pelit atau ibunya yg kelewat demanded?? It happened for real no hiperbola..ibu itu bahkan stlh dibelikan tv 42" yg ada malah datang menuntut ke anak satunya lagi, minta kulkas 2 pintu yg again lbh gede dr kulkas aku..2 anak gadisnya single..rumah blm punya..mnrtku sih uda salah kaprah..anak ga minta dilahirkan. Dia titipan Tuhan. Melahirkan dan membesarkan anak dengan memastikan dia jadi generasi yg lbh baik dr generasi kita adalah WAJIB dan hrsnya tanpa pamrih..bukan dihitung2..lagu Kasih Ibu jgn dinyanyikan doank tapi diamalkan juga donk..klo nemu ibu yg kayak contoh di atas..beban gak coba sandwich generation?😛 panik gak, panik gak, ya iyalah🤣🤣🤣
@@anitasulaeman9240
Memang ada beberapa ortu yg tidak berpikir tentang sang anak sudah berkeluarga,mempunyai tanggung jawab,mungkin dilihat dari luaran enak,disitulah yg Harus dikomunikasikan.
Dan Kita Ajak untuk Banyak bersyukur atas nikmat Umur, sehat 😊
Ada jenis ortu yg pada masa produktifnya hanya berpikir tentang kesenangan. Akhirnya di masa tuanya yg terkumpul adalah hutang2.
Ada bbrp orang tua yg menganggap anaknya sebagai ASET dan harus memberikan setoran setiap bulan TANPA PEDULI FINANSIAL ANAK dan ini benar2 terjadi.
Andai kata pun ortu nya baik2 saja dan tidak menuntut ini itu sandwich generation tetap akan terjadi kalau posisi sang Anak terhimpit atas bawah, yakni harus menghidupi ortu dan keluarga pribadinya yaitu anak istri. Yang menjadi makin parah adalah disaat orang tua sudah mulai sakit2an dan tidak ada dana yg mumpuni, katakan lah sang anak ada aset rumah untuk dijual menjadi biaya berobat dan anggap saja sang anak BAIK dan mau jual nya, tapi setelah dijual dan sudah berobat dan katakanlah sembuh ortu nya tapi akan muncul masalah baru yakni keluarga pribadi sang anak kembali menjadi 0 dan harus ulang lagi yang dimana belon tentu bisa punya rumah lagi kedepan karena momentum/ kesempatan kedepan belum tentu sama dengan yang sudah2 (pasti ada yg bertanya2 kenapa gak di masukin ke asuransi saja ortunya ? Jawabannya adalah karena mahalnya biaya asuransi ortu ketika sudah tua ! )
Jadi setelah kondisi financial 0 lg apa yg terjadi ? Struggling lg yg dimana belon tentu sukses dan akan terus begitu...
Sandwich generation itu adalah kondisi nyata bukan self proclaim. Mau ortu nya baik atau gak , anaknya berbakti atau gak, selama sang anak harus menghidupi (bukan sekedar makan, paling parah adalah kesehatan) atas bawah dengan alasan apapun maka itu adalah SANDWICH GENERATION !
Akhirnya ngebahas ini juga :')
Selamat menonton semoga menikmati dan bisa bermanfaat lewat hal yang kami bagi. Terus 'tumbuh' kuat ya.
Aq termasuk dlm generation sandiwch karna hrs menanggung ortu dan ketiga anak ku saat ini
Karna ortu SDH TDK ada penghasilan LG d masa tua nya saat ini dan itu semua aq lakukan sendiri tanpa d bantu pasangan karna pasangan ku gak pernah mau ngurusi ortu dan anak2 ku
Gapaham lagi, pembahasannya gak membosankan walaupun durasinya panjang
Terima kasih
Asli semua komen d jawab, bener bener sih adminnya 👏👏
Karena semua yang dilakukan dengan hati akan sampai ke hati yang lain, begitu yang pernah aku dengar dari Marchella FP dan aku yakini ;) Terima kasih perhatiannya
Bebannya menanggung dan memutus ya, semangat. :')
Bismillah pahalaa
Tolong bahas child free donk
menarik, coba kami kumpulkan saran dari teman-teman
Saya pengen kerja, udah daftar pra kerja Nggak dapat apa². Umurku 21, i was born on January 10 2000
Semangat yaa, kamu bisa cuma belum waktunya, kalau capek istirahat jangan pernah berhenti tapi. Kami dan teman-teman lintas makna mendoakan kamu agar bisa tumbuh bersama cita-citamu dan harapanmu. Aamiin.
Wah baru nemu channel bagus bgt ini! Thank you cxo team❤️
relative, tergantung Ortunya prepare seperti ortu danang dan Sheryl atau nggak. kalau ortunya gak punya pengetahuan financial dan kurang atau tidak berpendapatan maka akan menciptakan Generasi Sandwitch di bawahnya.
Intinya kalau ngga siap secara mental dan finansial ya jangan punya anak ,, ini pendapat pribadi
Sadar ga sih, mbah kita dulu ga pernah menggantungkan hidupnya ke ortu kita, karena gw liat jarang generasi ortu kita ngeluh biayain para mbah, bahkan pengalaman gw..mbah gw jarang minta duit ke ortu, atau karena mbah2 kita bisa makan dr hasil belakang rumah aja? 🤔
Gimana sih pendapat kak sheryl sama mas Danang tentang Procrastination/kebiasaan menunda pekerjaan, terus gimana cara mengatasinnya?
Kami tampung yaaaaa, terima kasih pertanyaannya
20:04 salting parahhhh wkwkw
Solusi temudah memutus sandwich generation, jangan punya anak 😁
menarik pendapatnya, menurut temen-temen gimana nih?
@@CXOMedia Salah satu solusi sih iya. Bisa juga tetep punya anak tapi mungkin jadi orang tua dengan mindset seperti orang tuanya Mas Danang dan Sheryl.
setuju, and I personally consider it for my future hahaha.
Solusinya punya anak! Bayar harga, kerja lebih keras. Jadi sandwich generation yg berhasil. Tapi patahkan rantainya. Targetnya sandwich generation berhenti di generasiku. Ciptain generasi baru yg lbh sehat & ideal..yg bukan lagi sandwich generation. Di situlah hidup kita berarti..we will known by the next generation for our legacy. punya sumbangsih sebagai pematah rantai sandwich generation😁 krn sandwich generation mmg harus berakhir..for sure..
@@anitasulaeman9240 Semangat!! ✊
Kaget pas bilang girl's generation. Idola w
Toxic productivity mungkin bisa jadi kelanjutan dari topic toxic positivity
Menarik, sepertinya ada kesinambungan. Kami tampung yaa.
Trimakasih
Sama-sama terus 'tumbuh' yaa.
bersyukurlah para manusia yang tidak terkena jebakan sandwich generations
Buat kak Danang ama kak Syerly aku ada pertanyaan kalo misalkan dikasih kesempatan dalam kematian kalian kepingin mati dengan cara apa sih?
coba kita tanyakan nanti ke Mas Danang sama Sheryl yaa
@@CXOMedia Mau tanya juga, sebenernya ini lebih minta pendapat sih.. apa pendapat mba Sheryl sama mas Danang tenang statement "resiko suka membantu orang lain itu siap-siap buat dimanfaatin"? Dan apa pendapat kalian juga tentang esensi saling bantu atau tolong menolong itu? Makasi~
Stay healthy buat tim CXO dan jangan lupa bahagia dan bersyukur~~~ 🥰🥰🥰
bahas self healing dong kak
Menarik, kami tampung yaaa
Audionya kekecilan
But yg terjadi di suami ku anak terakhir yg selalu menjadi andalan
👍
kasian ibu gw ngalamin sandwich generation tu
❤❤❤❤❤
Ok
Hai temen-temen Lintas Makna, jangan lupa juga! Sekarang kami punya wadah untuk kamu bisa menceritakan sedikit kegelisahan yang saat ini kamu sedang pikirkan di #Adayangpunyacerita.
Dari ceritamu nanti mungkin bisa membantu teman-teman Lintas Makna lainnya atau sekedar saling menguatkan! Kalau kamu bersedia untuk ceritamu kami ubah dalam bentuk audio-visual.
Kalau saat ini #Adayangpunyacerita, silahkan share ceritamu tentang apapun itu dengan dm ke Instagram kami di @Lintasmakna :)