Puisi kemerdekaan "Antara Karawang-Bekasi" , karya Chairil Anwar oleh Farah Eva Ristina, S.Pd

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 18 พ.ย. 2024
  • Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
    tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
    Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
    terbayang kami maju dan mendegap hati?
    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
    Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
    Kenang, kenanglah kami.
    Kami sudah coba apa yang kami bisa
    Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
    Kami cuma tulang-tulang berserakan
    Tapi adalah kepunyaanmu
    Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
    Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
    atau tidak untuk apa-apa,
    Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
    Kaulah sekarang yang berkata
    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
    Kenang, kenanglah kami
    Teruskan, teruskan jiwa kami
    Menjaga Bung Karno
    menjaga Bung Hatta
    menjaga Bung Sjahrir
    Kami sekarang mayat
    Berikan kami arti
    Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
    Kenang, kenanglah kami
    yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
    Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

ความคิดเห็น •