Ternyata Bahagia Itu sederhana || ust.Hanan Attaki malik.Lc

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 8 ก.ย. 2024
  • Bahagia itu sederhana, ketika kita mampu memberi apa yang kita miliki dengan hati ikhlas
    Orang mukmin itu kalau disebut nama Allah, hatinya gemetar. Lalu kalau dibacakan Al-Qur’an, hatinya menjadi bertambah imannya. Ternyata dilihat juga dari hati. Sehingga kalau kita bener-bener pengen jadi orang sholeh itu, yang harus kita konsen dulu adalah gimana kita mensholehkan hati kita. Dan kalau kita mau jadi orang bahagia pun, ternyata bahagia itu sederhana.
    Bahagia itu ada disini (di hati). Bahagia itu bukan di luar. Tetapi ada di dalam hati kita. Kalau hati kita bahagia, kita berada dimanapun kita tetep bisa bahagia. Siapa yang bisa kayak gitu? Ibnu Taymiyyah. Kata Ibn Taymiyyah,”Surga saya disini (di hati).” Surga saya itu bukan di pantai, bukan di gunung, bukan di mall, bukan di manapun, bukan di kafe.
    Surga saya itu “Fi Qolbi, Jannati Huna”, kata Ibn Taymiyyah. Surga saya itu disini, di dalam hati saya. Sehingga ketika beliau dipenjara, beliau tetap bahagia. Beliau dibiarkan kelaparan, beliau tetap bahagia. Beliau mau diancam dibunuh, beliau tetap bahagia. Gak ada cara membuat beliau sengsara kecuali menyengsarakan hatinya. Sementara hati beliau itu sudah bahagia dengan merasa dekat kepada Allah. Dan Allah itu bersama kalian dimanapun kalian berada. Coba gimana caranya memutuskan kebahagiaan orang yang udah kayak gini. Susah kan? Dia udah jatuh cinta sama Allah, dan Allah bilang, “Wahuwa ma akum ainama kuntum.” Dia bersama klaian dimanapun kalian berada. Mau kalian berada di penjara, kalian berada dimanapun tetap aja bahagia. Gak ada bedanya, tak ada ubahnya.
    Makanya coba belajar, Jannati Huna. Surga saya itu di sini. Wa Jannati Fi Qolbi. Surga saya itu di dalam hati saya. “Happiness is simple.” Kebahagiaan itu sederhana sekali gitu. Kita gak perlu banyak uang untuk bahagia, walaupun kalau banyak uang, bahagia juga sih. Kita gak perlu banyak cinta untuk bahagia, walaupun banyak cinta juga bahagia. Kita gak perlu banyak teman untuk bahagia, walaupun banyak temen juga pasti bahagia. Tetapi itu bukan, bukan itu intinya. Sehingga kalau kita ditinggalkan oleh temen kita, kita jadi kurang bahagia.
    NGGAK
    Kita merasa dikhianati, terus jadi kurang bahagia. Gak ngaruh itu semuanya. Karena Jannati Huna. Bukan Jannati Fi Ashabi, Jannati Fi Amwali, Jannati Fi Bayti. Nggak. Bukan Bayti Jannati. Tapi Qolbi Jannati. Hatiku, surgaku. Bukan rumahku surgaku. Kalu rumahku surgaku, berarti rumahnya harus gede gitu. Rumahnya harus apa gitu. Walaupun mungkin pasti pesannya adalah keluarga. Tetap aja masih eksternal. Yang lebih dahsyat lagi adalah Qolbi Jannati.
    Hatiku adalah surgaku. Sehingga kalau hatinya udah bahagia dengan tempat yang memang dia pantas bahagia, maka, dia akan bahagia walaupun dia dalam kondisi paling sulit seklaipun.
    #bahagiaitusederhana
    #ternyatabahagiaitusederhana
    #usthananattaki
    #ceramahsingkat
    #ceramahusthananattaki
    #attakimalik
    #kajianusthanan
    #hananattakimalik
    #nimalanggun
    thanks for watching

ความคิดเห็น •