@@daengfariqbelajar dulu yg bener biar tau komunis, sosialis, fasis, atheis, kapitalis itu apa...kalo asal mangap aja mah nenek nenek fitnes sambil narik becak juga bisa
Mantabb, terima kasih penjelasannya. Kemarin sempat lihat video kenapa waktu dieksekusi peluru meleset, lalu akhirnya komandan eksekusinya sendiri yg mengeksekusi dg jarak dekat. Lalu dijelaskan si komandan itu masuk RSJ. Ternyata si syam ini punya ilmu kebal ya, alias bersekutu dg jin.
Kalau mau nembak orang kebal, kuncinya shslat sunst dulu fus tskaat, lalu prlirunys caxrskan ks numi atau Tanah 3x denut Nsma Allah, asal fari bimi kamnali kabimi indys allah mati dgn izin Allah hu Akbar3x. .....
Tahukah Anda bahwa Soekarno KORUPTOR. Namun Pak Harto melarang mengusutnya. Pak Harto cuma minta keluarga Bung Karno mengembalikan aset2 yang mereka kuasai seperti rumah2 milik negara yg ditinggali istri2 muda Bung Karno
Saya pernah dpt info tp lupa darimana klo tentara itu ( terutama unit khusus) dlm situasi konflik / perang ato mrnjalankan tugas / missi tdk boleh punya rasa iba / kasihan trhdp musuh, krn rasa iba adalah kelemahan dan kelemahan itu adalah kekalahan,
Lucu ,,,ngakakkk....😂😂😂pertama ngejelasin ngk bisa d interogasi walau dgn cara fisik ,,,tpi d kasih penjelasan kalau Syam lah yg banyak nyanyi tentang data2 PKI ....aduhhhhh.....lurrrr....lurrrr...angellll....angellll....Gimana mau d percaya sih ....
Mengeliminasi 7 petinggi AD dalam semalam adalah hal luar biasa, sukses besar. Setengah jalan, tinggal meyakinkan rakyat yg juga terbelah antara pro barat atau komunis. Bung Karno gamang dan menyerah kan keputusan kepada Pa Harto. Andai BK berani aktifkan langsung dewan revolusi saat itu, ceritanya akan lain. Indonesia akan komunis sekarang.
Jika Dewan Revolusi menang,maka saat ini akan sangat sulit menemukan wanita berjilbab di muka umum, kecuali pada saat kegiatan keagamaan..dan tentu saja kaum khilafer takkan berani muncul,takkan ada HTI, FPI, LDII, PKS dkk.. 😎
Ide brutal utk menghabisi para jendral tsb berasal dari Aidit atas saran Mao Zedong. 1. Dokumen transkrip2 jalannya persidangan Mahmilub para pelaku G30S PKI (terutama Letkol Untung, Subandrio & Sjam Kamaruzzaman). Disitu gamblang terungkap kalo G30S PKI itu disebut mrk sbg gerakan utk "menindak jendral2 yg tidak loyal pada sukarno dan mrpkn jendral2 antek2 nekolim/CIA". 2. Dokumen notulasi diskusi Aidit dgn Mao Zedong di Beijing awal Agustus 1965 (yg berhasil diakses peneliti univ Nanyang singapura : Taomo Zhou, dari dokumen2 sekretaris pribadi Mao di arsip PKC Beijing). Disitu terungkap jelas kalo ide membabat habis para jendral tsb datang dari usulan Mao Zedong. Mao menyarankan Aidit utk meniru langkahnya saat revolusi china thn 49-50 dgn menghabisi jendral2 yg dinilainya tdk loyal dan menentang kebijakan Mao. " ....habisi pimpinan2 mereka (TNI AD), nanti mereka akan jadi bagaikan naga tanpa kepala, yang akan mengikuti mu kemanapun kamu bawa mereka...". FYI juga, Pancasila itu bukan ekslusif gagasan Sukarno sendiri, tetapi rumusan tiga tokoh penggagas awal (Sukarno, M Yamin & Soepomo), dan difinalkan rumusannya oleh 9 orang pendiri bangsa ("Tim Panitia 9"). Yg murni ide gagasan Sukarno sendiri dari tahun 1920 an itu NASAKOM. Yg notabene banyak ditentang oleh para tokoh2 pejuang & pendiri bangsa, saat mo dipaksakan buat diterapkan sbg haluan negara di thn 1960-1965.
Di thn 1965 tsb, pimpinan2 TNI AD sdh mencium kalo Konfrontasi Ganyang Malaysia & pembentukan Angkatan ke V (buruh-tani yg dipersenjatai) mrpk siasat "Kuda Troya" dari kaum merah Maois yg akan menguasai RI. Hasil kajian pihak intelijen militer (pimpinan jend S Parman & kajian jend MT Haryono) atas perkembangan situasi di RI dan Asia saat itu. Bln April 1965 di Seskoad Bandung, jendral2 pimpinan TNI AD (dimotori jend A Yani & Suprapto) menggelar Rapim & Seminar TNI AD. Merumuskan doktrin TNI AD dan doktrin hankam "Bahaya dari Utara", ttg ancaman ekspansi kaum merah Maois di Asia Tenggara. Jend A Yani gencar mensosialisasikan doktrin hankam tsb ke kesatuan2 TNI AD & keluarga nya (Persit, Persatuan Istri Tentara). Aidit & Subandrio melaporkan hal tsb pd Sukarno yg membuatnya marah besar. Jendral2 tsb ditudingnya sbg jendral2 pembangkang (jendral2 "pethak") antek Nekolim & CIA (pidato Sukarno tgl 17 Agustus 1965, sebulan sblm G30S PKI meletus). Nah tuh.
Kalau ada wni yang menganggap ata menuduh suharto anggota pki itu karena wni itu sakit hati pada suharto yang menumpas pki jadi wni tersebut pasti pendukung pki di yang mungkin orang orang ini brada di partai pdip pimpinan megawati karena dari sejarah sukarno yang melindungi dan berkoalisi dengan pki dan sekarang mungkin dilanjutkan oleh putrinya megawati sukarno putri
@@manusiapari375 Nggak paham bahasa Indonesia ya? gak ada yg bilang orang stress diangkat jadi komandan, tapi stress itu setelah pengalaman melakukan eksekusi.
Salah satu cara mengeksekusi penjahat yg kebal adalah jangan membiarkan dia berdiri di atas tanah. Bisa dia berdiri diatas kursi, atau badannya digantung dgn tambang lalu dieksekusi
Saya pernah punya tetangga ex PKI dari unsur Lekra, dia bekerja menjadi seniman wayang orang RRI Solo dan tahun '65 ditangkap oleh bapak saya yg saat itu jadi Wanra (semacam Hansip), kalo saya ke rumah dan dia buka baju, terlihat banyak lobang bekas peluru di badannya.. Entah karena badannya kuat atau memang punya ilmu, gk cuma dia saja, konon rewang, karno gejik dan tokoh pki solo lainnya saat di siksa di depan balaikota (saat itu jadi sel sementara anggota pki yg tertangkap) tidak merasa sakit malah algojonya yg kecapekan.. Termasuk seharian di jemur!
@@pembelatanahair1809 engga,memang saat itu balkot jadi sel sementara sekaligus buat nyaring tsk.. Ada kok di file pdf, kemarin cari di google ada catatan ham 1965, coba ketik karno gejik pki
@@luckyman3384komunis beda dengan atheis Komunis itu antitesis dari kapitalis. Komunis menentang penjajahan yang disebabkan oleh paham kapitalis oleh sebab itu pada masa penjajahan, konfrontasi dan pembebasan Irian Barat paham ini banyak menarik minat rakyat.
Pengkhianat merupakan "kutu busuk" bagi kita, bangsa & negara. Jadi nggak usah ditembak yg akhirnya meleset, jadi kutu harus di semprot pakai obat anti kutu atau dipitesssss.
Sekedar info syam tdk kebal peluru dan di eksekusi menggunakan senapan mesin dgn peluru kaliber besar smpe hbis 1magazine setelah dpastikan tdk bernyawa kemudian jasad nya di tembak dengan bazoka
Siapa Syam Kamaruzaman ? Benarkah Sjam Kamaruzaman itu intel tentara double agent? Ternyata ini fakta yang terungkap. Ya, selama ini banyak yang menanggap jika Sjam Kamaruzaman, Ketua Biro Khusus PKI sekaligus tangan kanan DN Aidit Ketua PKI itu adalah double agent. Yang percaya teori ini menyebut jika Sjam adalah agen yang bekerja di dua kaki. Satu kaki bekerja di Biro Khusus PKI. Kaki satunya lagi bekerja untuk tentara. Bahkan ada yang percaya jika Sjam itu adalah intel yang disusupkan tentara dalam hal ini Angkatan Darat ke tubuh PKI. Bahkan ada pula yang percaya Sjam itu bekerja untuk badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Mereka yang percaya ini, bahkan menganggap Sjam masih hidup dan berada di Amerika Serikat. Benarkah seperti itu? Buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo, memuat hasil wawancara wartawan Majalah Tempo dengan salah satu anak buah Sjam Kamaruzaman di Biro Khusus PKI. Dalam wawancara itu, eks petinggi Biro Khusus PKI itu mengungkapkan dengan gamblang sosok Sjam Kamaruzaman yang selalu dilukiskan sosok yang misterius. Termasuk menjawab benarkah Sjam itu adalah double agent atau bahkan dia itu intelnya tentara dan CIA. Mantan anak buah Sjam Kamaruzaman yang diwawancara wartawan Majalah Tempo yang kemudian hasil wawancaranya dimuat dalam buku,"Sjam Lelaki dengan Lima Alias" bernama Hamim. Hamim sendiri adalah nama aliasnya. Dia punya satu nama asli dan tiga nama alias. Nah, Hamim adalah salah satu nama aliasnya. Dalam wawancara itu Hamim mengatakan, ketika belajar di sekolah partai di Tiongkok, dia diwajibkan memakai nama alias. Ketika diwawancara wartawan Majalah Tempo, Hamim sudah berusia 83 tahun. Dia termasuk salah satu tokoh penting dibalik Gerakan 30 September. Dia adalah satu-satunya anggota Biro Khusus PKI yang tersisa. Hamim sendiri sempat divonis mati, tapi kemudian bebas setelah Soeharto lengser sebagai Presiden. Nama Hamim sendiri menurut buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, " yang disusun Tim Buku Tempo, berkali-kali disebut Sjam ketika diperiksa aparat pada 1967. Hamim ikut dalam rapat-rapat rahasia Biro Khusus menjelang Gerakan 30 September. Kepada Ahmad Taufik wartawan Tempo yang mewawancarainya, Hamim bercerita dia jadi anggota PKI pada Mei 1948. Kata dia, Sjam juga masuk PKI pada tahun 1948. Tapi waktu itu, dia belum mengenal Sjam. Hamim mulai mengenal Sjam waktu mengajar di Sekolah Partai Central di Jalan Padang, Jakarta. Dia dipanggil Sjam ke rumahnya di Paseban, Jakarta Pusat. Sjam bilang, "Bung dapat tugas untuk bagian pendidikan. Bung nanti mengurusi sekolah partai, mendidik perwira dan kader-kader daerah." Hamim juga mengaku sempat ditahan bersama Sjam setelah tertangkap di penjara Cipinang. Kata Hamim, Sjam memang selalu ngomong, bahwa dia intelnya tentara. Padahal kata Hamim itu bohong. Tidak betul Sjam Kamaruzaman itu intelnya tentara. "Dia bilang bahwa dia intel ABRI. Jadi double agent. Padahal enggak betul. Bahwa dia menyamar sebagai intel ABRI itu kamuflase. Perwira intel (yang telah dibina PKI) memberi dia surat keterangan sebagai intel agar dia bisa ke mana-mana, termasuk masuk pos tentara," kata Hamim seperti dimuat dalam buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo. Dengan surat kamuflase itu, Sjam pun leluasa untuk masuk ke lingkaran para perwira dan menjalankan tugasnya mempengaruhi para tentara untuk jadi simpatisan PKI. Mengenai Sjam yang kemudian membongkar rahasia Biro Khusus PKI, kata Hamim karena Sjam takut mati setelah dia divonis mati. Dia pun coba mengulur-ulur waktu eksekusinya dengan banyak membocorkan rahasia partai dan Gerakan 30 September. Mungkin dengan itu, Sjam berharap bisa menyelamatkan nyawanya sendiri. Dalam wawancara itu, wartawan Tempo sempat bertanya pada Hamim, apakah dia menganggap Sjam pengkhianat? Hamim pun menjawab. "Omongannya enggak pernah sesuai. Dulu dia bilang, masuk Biro Chusus itu konsekuensinya penjara atau mati." Saya jawab, untuk partai, sih, apa saja saya lakukan. Tapi, setelah itu, saat menghadapi hukuman mati, dia gentar. Dia dihukum tembak pada 1986 bareng Pono, Bono, dan seorang kolonel AURI. Sjam yang bombastis dan suka marah-marah ternyata waktu menghadapi kematian menjadi oportunis," begitulah jawaban Hamim seperti yang dimuat buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias." Inilah Jejak Pelarian Sjam Kamaruzaman Sampai Tertangkap Pasukan Siliwangi. Dalam artikel berjudul," Akhir Pelarian Sang Buron, " yang dimuat dalam buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias," yang disusun Tim Buku Tempo, digambarkan dengan detil jejak pelarian Sjam Kamaruzaman, tokoh penting dibalik peristiwa G30S PKI yang terjadi pada 1 Oktober 1965. Dalam artikel itu disebutkan, enam hari setelah peristiwa Gerakan 30 September, Sjam dan beberapa tokoh penting Biro Khusus PKI berkumpul di rumah Waluyo seorang aktivis PKI yang ada di Gang Listrik, Jakarta Pusat. Sjam hadir dalam pertemuan itu. Dalam pertemuan itu, Sjam mengatakan, tugas semua pemimpin gerakan sekarang menyelamatkan diri. Ketua Biro Khusus PKI itu juga memberitahu jika ia akan kabur ke Bandung Jawa Barat. Sementara Pono akan ke Jawa Tengah. Tokoh Biro Khusus lainnya, Hamim dan Wandi akan tetap di Jakarta untuk menghimpun kekuatan partai. Peristiwa pertemuan di rumah Waluyo yang dihadiri Sjam Kamaruzaman itu diungkapkan oleh Hamim saat ia diwawancara wartawan Majalah Tempo. Hamim ketika diwawancara berumur 83 tahun. Dalam wawancaranya dengan wartawan Majalah Tempo, Hamim mengungkapkan sebelum pertemuan bubar, Sjam pamitan kepadanya. Sejak saat itu, Hamim putus hubungan dengan Sjam, sampai kemudian bertemu lagi di penjara Cipinang. Esoknya, sekitar pukul sepuluh pagi Sjam berangkat bersama Mustajab dengan kendaraan yang lain menuju Bandung. Menjelang Bandung tepatnya di daerah antara Padalarang dan Cimahi, kendaraan berhenti. Sjam turun lalu dibawa oleh anggota staf Biro Khusus Daerah Jawa Barat bernama Tati. Bersama Tati, Sjam menuju Bandung. Sementara Mustajab kembali ke Jakarta. Tiba di Bandung sekitar pukul 14.00. Tati langsung mengantar Sjam ke rumah seseorang bernama Jaja. Di rumah Jaja, Sjam tinggal selama dua hari. Kemudian pada awal Januari 1966, Sjam pindah ke daerah Cibabat. Dia tinggal di rumah anggota Polisi Militer bernama Idris. Selama seminggu, Sjam tinggal di sana. Lalu setelah itu kembali mengungsi ke rumah Jaja. Saat itu, bekal uang yang dibawa Sjam juga makin tipis. Dari Jakarta, Sjam bawa uang sejuta rupiah yang menurutnya diambil dari uang sisa usaha Biro Khusus. Dalam perhitungan Sjam, uang itu bisa dipakai selama lima bulan dalam pelarian. Karena duit semakin menipis, Sjam terpaksa menjual arloji dan barang-barang lain yang ia miliki. Pada akhir Juli 1966, Sjam pindah ke rumah Suparman, seorang tentara berpangkat letnan dua yang ada di Cimahi. Dia tinggal di rumah Suparman sampai bulan September. Selama di Bandung, seperti dikutip dari buku yang disusun Tim Buku Tempo, Sjam mengaku tak bisa berhubungan dengan pemimpin PKI di Jakarta. Kemudian pada bulan Oktober 1966, Sjam pindah ke rumah seseorang bernama Idi di Jalan Taman Sari. Rumah persembunyian Sjam ini tidak jauh dari kampus Institut Teknologi Bandung. Dia tinggal di sana selama sebulan. Lalu setelah itu, dia bersembunyi dengan menginap di Hotel Bali hingga akhir Desember. Pada bulan November 1966, saat masih menginap di Hotel Bali, Sjam bertemu lagi dengan Haryana. Dalam pengakuannya kepada penyidik yang memeriksanya, Sjam mengaku sampai awal 1967, setidaknya dua kali dia pindah rumah. Terakhir ia menginap di rumah seorang pengurus PKI di daerah Padasuka. Di sini, Sjam kembali bertemu dengan Haryana. Ketika itu menurut Sjam Haryana sakit. Fisiknya lemah. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1966, Sjam mendapat kabar bahwa seseorang bernama Jojo yang mengetahui persembunyiannya di Padasuka ditangkap aparat. Takut tempat persembunyian terendus tentara ia kabur ke rumah Suparman yang ada di Jalan Simpang Nomor 15 Cimahi. Sjam pergi ke rumah Suparman dengan diantar simpatisan PKI bernama Santa Lusina. Menurut Sjam, perpindahan dari Padasuka ke Cimahi atas inisiatifnya sendiri dan tanpa persiapan apa-apa. Semua mendadak, karena takut tentara mengendus tempatnya sembunyi. Ketika tinggal di rumah Suparman, perasaan Sjam selalu dihantui perasaan tidak enak. Ia selalu tidak tenang. Takut tentara datang menyergapnya. Waktu itu, Sjam berencana hanya dua hari tinggal di rumah Suparman. Setelah itu akan kembali cari tempat sembunyi. Santa Lusina berjanji akan menjemput Sjam di hari yang telah disepakati. Tapi, pada hari yang disepakati, Santa Lusina yang berjanji akan mengantar tidak datang. Ternyata, Santa Lusina disergap tentara ketika pulang dari Padasuka. Lokasi buronan nomor satu tentara Angkatan Darat pun akhirnya bisa diendus.Pukul satu malam 9 Maret 1967, ketika terlelap, Sjam ditangkap dalam Operasi Kodam Siliwangi dengan nama sandi Kalong. "Saat pulang dari Padasuka, Santa disergap. Dia menunjukkan temypat saya menginap, kata Sjam dalam kesaksiannya," seperti dikutip Tim Buku Tempo dalam buku yang disusunnya.
@@Eatenslapen69 , • *_Sjam Kamaruzaman_* dijemput oleh petugas *_PM di lembaga pemasyarakatan (LP) Cipinang pada tanggal 27' September' 1986 (saksi A. M. Fatwa/ILC 29' September' 2015), dan dikarantina di Rutan MILITER (Cimanggis)_* . • *_Tanggal 30' September' 1986, dibawa ke Dermaga Tanjung Priok menuju ke salah satu kepulauan seribu (lokasi tepat nya, dirahasiakan oleh Negara). Tepat pada pukul _**_03:00_**_, satu butir peluru eksekutor menembus jantung Sjam Kamaruzaman, dan mengantarkan nya ke alam baka_* . • *_Proses eksekusi Sjam Kamaruzaman telah dipublikasikan oleh RRI pada saat itu_* .
Karungin aja aturanya lalu kasi batu besar dan cemplungin kelaut, 1 jam kemudian tarik keatas, pasti sdh tewas dengan perut kembung.. menurut saya ngga kebal, mgkin bisa jadi meleset tembakanya.. kalau kebal peluru, masak iya bisa ketangkap.. pakai aja pelindung kepala & tenteng senapan serbu.. lawan orang yg menangkapnya
Bisa saja ada kemungkinan cerita yg di rekayasa ... ada kejanggalan dari penembakan yg meleset pdhl beberapa org penembak smpai komandan jadi gila... itukan tentara emg biasa perang, apakah benar.... bisa saja jika berandai2.... syam ini di lepaskan dan bebas krn kan tdk ada saksi mata dari pihak lain selain algojo
Soal eksekutor anggota organisasi terlarang di tahun 65 Ibu saya punya cerita, beliau bercerita ada oknum aparat yang dulu bertugas meng eksekusi orang2x anggota organisasi terlarang, setelah mengeksekusi oknum aparat itu mengambil perhiasan untuk diberikan kepada istrinya....jadi nggak heran kalau perhiasan istrinya hingga ke lengan (bercanda)...tapi ibu saya mendengar cerita kalau anak anak oknum aparat tersebut pada gila....(ibu saya saat itu ikut pamannya yang juga aparat tinggal di komplek)
Atasan suparjo,syam,untung adalah sukarno......sukarno itu sdh tau dan "merestui" sukarno tdk mau kehilangan kekuatan krn dia ingin presiden seumur hidup ttp langgeng dan hanya partai PKI yg setia mendukungnya..... Sukarno sebenarnya sm dng untung syam nasibnya cm dibikin sengsara mati perlahan...saat dipenjara dicampakan,minta fasilitas dan makan tdk diberikan selayaknya bekas presiden....sukarno mati dng membawa rasa sakit...biarpun bukan scr fisik spt yg dihukum pnjara dan akhirnya ditembak mati. Sukarno itu God Fathernya PKI.
Saya pernah baca sebuah artikel bahwa seorang PKI kebal peluru .... dia mau di eksekusi di sebuah Alun2 di Ponorogo .... Pistol nya macet .. kemudian ada yg memberitahu kalau peluru nya harus di gosokkan dengan rumput .... akhirnya eksekusi berhasil ..
@@iwanoski0928 , • *_Sjam Kamaruzaman_* dijemput oleh petugas *_PM di lembaga pemasyarakatan (LP) Cipinang pada tanggal 27' September' 1986 (saksi A. M. Fatwa/ILC 29' September' 2015), dan dikarantina di Rutan MILITER (Cimanggis)_* . • *_Tanggal 30' September' 1986, dibawa ke Dermaga Tanjung Priok menuju ke salah satu kepulauan seribu (lokasi tepat nya, dirahasiakan oleh Negara). Tepat pada pukul _**_03:00_**_, satu butir peluru eksekutor menembus jantung Sjam Kamaruzaman, dan mengantarkan nya ke alam baka_* . • *_Proses eksekusi Sjam Kamaruzaman telah dipublikasikan oleh RRI pada saat itu_* .
Mungkin sjam Kamaruzzaman jadi anak buah kepercayaan Aidit sejak setelah peristiwa pemberontakan Madiun gagal sehingga Aidit saat itu kabur ke pelabuhan Tanjung Priok
Kadang² orang Indonesia sebagian aneh, PKI di Indonesia di hujat habis-habisan. Lah giliran Cina, Korea Utara dan rusia sekarang di puja² karena di anggap membela Palestina. Padahal mereka itulah negara asal ajaran komunisme.
Sebenarnya para pelaku G30S kebanyakan mantan pejuang. Tapi kenapa mereka jadi pengkhianat bangsa? Demi apa? Kenapa mereka berubah menjadi lawan sesama pejuang bangsa?
Politik bos, dan pemenang yg menulis sejarah, di Cina dan Vietnam komunis yang menang maka yg selain komunis di anggap penghianat, dan di singkirkan, politik memang seperti itu, sekarang pun masih sama hanya saja sudah tidak menggunakan kekerasan.
Ibaratnya gini gue sama lu nguli beras sama sama berjuang untuk sesuap nasi, dan si bos sakit sakitan otomatis si bos akan mencari orang untuk menggantikan dirinya. Nah dari sini lu mau ga ada kemajuan jadi mandor, bukanya nguli beras mulu.
Siapa Syam Kamaruzaman ? Benarkah Sjam Kamaruzaman itu intel tentara double agent? Ternyata ini fakta yang terungkap. Ya, selama ini banyak yang menanggap jika Sjam Kamaruzaman, Ketua Biro Khusus PKI sekaligus tangan kanan DN Aidit Ketua PKI itu adalah double agent. Yang percaya teori ini menyebut jika Sjam adalah agen yang bekerja di dua kaki. Satu kaki bekerja di Biro Khusus PKI. Kaki satunya lagi bekerja untuk tentara. Bahkan ada yang percaya jika Sjam itu adalah intel yang disusupkan tentara dalam hal ini Angkatan Darat ke tubuh PKI. Bahkan ada pula yang percaya Sjam itu bekerja untuk badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Mereka yang percaya ini, bahkan menganggap Sjam masih hidup dan berada di Amerika Serikat. Benarkah seperti itu? Buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo, memuat hasil wawancara wartawan Majalah Tempo dengan salah satu anak buah Sjam Kamaruzaman di Biro Khusus PKI. Dalam wawancara itu, eks petinggi Biro Khusus PKI itu mengungkapkan dengan gamblang sosok Sjam Kamaruzaman yang selalu dilukiskan sosok yang misterius. Termasuk menjawab benarkah Sjam itu adalah double agent atau bahkan dia itu intelnya tentara dan CIA. Mantan anak buah Sjam Kamaruzaman yang diwawancara wartawan Majalah Tempo yang kemudian hasil wawancaranya dimuat dalam buku,"Sjam Lelaki dengan Lima Alias" bernama Hamim. Hamim sendiri adalah nama aliasnya. Dia punya satu nama asli dan tiga nama alias. Nah, Hamim adalah salah satu nama aliasnya. Dalam wawancara itu Hamim mengatakan, ketika belajar di sekolah partai di Tiongkok, dia diwajibkan memakai nama alias. Ketika diwawancara wartawan Majalah Tempo, Hamim sudah berusia 83 tahun. Dia termasuk salah satu tokoh penting dibalik Gerakan 30 September. Dia adalah satu-satunya anggota Biro Khusus PKI yang tersisa. Hamim sendiri sempat divonis mati, tapi kemudian bebas setelah Soeharto lengser sebagai Presiden. Nama Hamim sendiri menurut buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, " yang disusun Tim Buku Tempo, berkali-kali disebut Sjam ketika diperiksa aparat pada 1967. Hamim ikut dalam rapat-rapat rahasia Biro Khusus menjelang Gerakan 30 September. Kepada Ahmad Taufik wartawan Tempo yang mewawancarainya, Hamim bercerita dia jadi anggota PKI pada Mei 1948. Kata dia, Sjam juga masuk PKI pada tahun 1948. Tapi waktu itu, dia belum mengenal Sjam. Hamim mulai mengenal Sjam waktu mengajar di Sekolah Partai Central di Jalan Padang, Jakarta. Dia dipanggil Sjam ke rumahnya di Paseban, Jakarta Pusat. Sjam bilang, "Bung dapat tugas untuk bagian pendidikan. Bung nanti mengurusi sekolah partai, mendidik perwira dan kader-kader daerah." Hamim juga mengaku sempat ditahan bersama Sjam setelah tertangkap di penjara Cipinang. Kata Hamim, Sjam memang selalu ngomong, bahwa dia intelnya tentara. Padahal kata Hamim itu bohong. Tidak betul Sjam Kamaruzaman itu intelnya tentara. "Dia bilang bahwa dia intel ABRI. Jadi double agent. Padahal enggak betul. Bahwa dia menyamar sebagai intel ABRI itu kamuflase. Perwira intel (yang telah dibina PKI) memberi dia surat keterangan sebagai intel agar dia bisa ke mana-mana, termasuk masuk pos tentara," kata Hamim seperti dimuat dalam buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo. Dengan surat kamuflase itu, Sjam pun leluasa untuk masuk ke lingkaran para perwira dan menjalankan tugasnya mempengaruhi para tentara untuk jadi simpatisan PKI. Mengenai Sjam yang kemudian membongkar rahasia Biro Khusus PKI, kata Hamim karena Sjam takut mati setelah dia divonis mati. Dia pun coba mengulur-ulur waktu eksekusinya dengan banyak membocorkan rahasia partai dan Gerakan 30 September. Mungkin dengan itu, Sjam berharap bisa menyelamatkan nyawanya sendiri. Dalam wawancara itu, wartawan Tempo sempat bertanya pada Hamim, apakah dia menganggap Sjam pengkhianat? Hamim pun menjawab. "Omongannya enggak pernah sesuai. Dulu dia bilang, masuk Biro Chusus itu konsekuensinya penjara atau mati." Saya jawab, untuk partai, sih, apa saja saya lakukan. Tapi, setelah itu, saat menghadapi hukuman mati, dia gentar. Dia dihukum tembak pada 1986 bareng Pono, Bono, dan seorang kolonel AURI. Sjam yang bombastis dan suka marah-marah ternyata waktu menghadapi kematian menjadi oportunis," begitulah jawaban Hamim seperti yang dimuat buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias." Inilah Jejak Pelarian Sjam Kamaruzaman Sampai Tertangkap Pasukan Siliwangi. Dalam artikel berjudul," Akhir Pelarian Sang Buron, " yang dimuat dalam buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias," yang disusun Tim Buku Tempo, digambarkan dengan detil jejak pelarian Sjam Kamaruzaman, tokoh penting dibalik peristiwa G30S PKI yang terjadi pada 1 Oktober 1965. Dalam artikel itu disebutkan, enam hari setelah peristiwa Gerakan 30 September, Sjam dan beberapa tokoh penting Biro Khusus PKI berkumpul di rumah Waluyo seorang aktivis PKI yang ada di Gang Listrik, Jakarta Pusat. Sjam hadir dalam pertemuan itu. Dalam pertemuan itu, Sjam mengatakan, tugas semua pemimpin gerakan sekarang menyelamatkan diri. Ketua Biro Khusus PKI itu juga memberitahu jika ia akan kabur ke Bandung Jawa Barat. Sementara Pono akan ke Jawa Tengah. Tokoh Biro Khusus lainnya, Hamim dan Wandi akan tetap di Jakarta untuk menghimpun kekuatan partai. Peristiwa pertemuan di rumah Waluyo yang dihadiri Sjam Kamaruzaman itu diungkapkan oleh Hamim saat ia diwawancara wartawan Majalah Tempo. Hamim ketika diwawancara berumur 83 tahun. Dalam wawancaranya dengan wartawan Majalah Tempo, Hamim mengungkapkan sebelum pertemuan bubar, Sjam pamitan kepadanya. Sejak saat itu, Hamim putus hubungan dengan Sjam, sampai kemudian bertemu lagi di penjara Cipinang. Esoknya, sekitar pukul sepuluh pagi Sjam berangkat bersama Mustajab dengan kendaraan yang lain menuju Bandung. Menjelang Bandung tepatnya di daerah antara Padalarang dan Cimahi, kendaraan berhenti. Sjam turun lalu dibawa oleh anggota staf Biro Khusus Daerah Jawa Barat bernama Tati. Bersama Tati, Sjam menuju Bandung. Sementara Mustajab kembali ke Jakarta. Tiba di Bandung sekitar pukul 14.00. Tati langsung mengantar Sjam ke rumah seseorang bernama Jaja. Di rumah Jaja, Sjam tinggal selama dua hari. Kemudian pada awal Januari 1966, Sjam pindah ke daerah Cibabat. Dia tinggal di rumah anggota Polisi Militer bernama Idris. Selama seminggu, Sjam tinggal di sana. Lalu setelah itu kembali mengungsi ke rumah Jaja. Saat itu, bekal uang yang dibawa Sjam juga makin tipis. Dari Jakarta, Sjam bawa uang sejuta rupiah yang menurutnya diambil dari uang sisa usaha Biro Khusus. Dalam perhitungan Sjam, uang itu bisa dipakai selama lima bulan dalam pelarian. Karena duit semakin menipis, Sjam terpaksa menjual arloji dan barang-barang lain yang ia miliki. Pada akhir Juli 1966, Sjam pindah ke rumah Suparman, seorang tentara berpangkat letnan dua yang ada di Cimahi. Dia tinggal di rumah Suparman sampai bulan September. Selama di Bandung, seperti dikutip dari buku yang disusun Tim Buku Tempo, Sjam mengaku tak bisa berhubungan dengan pemimpin PKI di Jakarta. Kemudian pada bulan Oktober 1966, Sjam pindah ke rumah seseorang bernama Idi di Jalan Taman Sari. Rumah persembunyian Sjam ini tidak jauh dari kampus Institut Teknologi Bandung. Dia tinggal di sana selama sebulan. Lalu setelah itu, dia bersembunyi dengan menginap di Hotel Bali hingga akhir Desember. Pada bulan November 1966, saat masih menginap di Hotel Bali, Sjam bertemu lagi dengan Haryana. Dalam pengakuannya kepada penyidik yang memeriksanya, Sjam mengaku sampai awal 1967, setidaknya dua kali dia pindah rumah. Terakhir ia menginap di rumah seorang pengurus PKI di daerah Padasuka. Di sini, Sjam kembali bertemu dengan Haryana. Ketika itu menurut Sjam Haryana sakit. Fisiknya lemah. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1966, Sjam mendapat kabar bahwa seseorang bernama Jojo yang mengetahui persembunyiannya di Padasuka ditangkap aparat. Takut tempat persembunyian terendus tentara ia kabur ke rumah Suparman yang ada di Jalan Simpang Nomor 15 Cimahi. Sjam pergi ke rumah Suparman dengan diantar simpatisan PKI bernama Santa Lusina. Menurut Sjam, perpindahan dari Padasuka ke Cimahi atas inisiatifnya sendiri dan tanpa persiapan apa-apa. Semua mendadak, karena takut tentara mengendus tempatnya sembunyi. Ketika tinggal di rumah Suparman, perasaan Sjam selalu dihantui perasaan tidak enak. Ia selalu tidak tenang. Takut tentara datang menyergapnya. Waktu itu, Sjam berencana hanya dua hari tinggal di rumah Suparman. Setelah itu akan kembali cari tempat sembunyi. Santa Lusina berjanji akan menjemput Sjam di hari yang telah disepakati. Tapi, pada hari yang disepakati, Santa Lusina yang berjanji akan mengantar tidak datang. Ternyata, Santa Lusina disergap tentara ketika pulang dari Padasuka. Lokasi buronan nomor satu tentara Angkatan Darat pun akhirnya bisa diendus.Pukul satu malam 9 Maret 1967, ketika terlelap, Sjam ditangkap dalam Operasi Kodam Siliwangi dengan nama sandi Kalong. "Saat pulang dari Padasuka, Santa disergap. Dia menunjukkan temypat saya menginap, kata Sjam dalam kesaksiannya," seperti dikutip Tim Buku Tempo dalam buku yang disusunnya.
@@sonidamara5018 Siapa Syam Kamaruzaman ? Benarkah Sjam Kamaruzaman itu intel tentara double agent? Ternyata ini fakta yang terungkap. Ya, selama ini banyak yang menanggap jika Sjam Kamaruzaman, Ketua Biro Khusus PKI sekaligus tangan kanan DN Aidit Ketua PKI itu adalah double agent. Yang percaya teori ini menyebut jika Sjam adalah agen yang bekerja di dua kaki. Satu kaki bekerja di Biro Khusus PKI. Kaki satunya lagi bekerja untuk tentara. Bahkan ada yang percaya jika Sjam itu adalah intel yang disusupkan tentara dalam hal ini Angkatan Darat ke tubuh PKI. Bahkan ada pula yang percaya Sjam itu bekerja untuk badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Mereka yang percaya ini, bahkan menganggap Sjam masih hidup dan berada di Amerika Serikat. Benarkah seperti itu? Buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo, memuat hasil wawancara wartawan Majalah Tempo dengan salah satu anak buah Sjam Kamaruzaman di Biro Khusus PKI. Dalam wawancara itu, eks petinggi Biro Khusus PKI itu mengungkapkan dengan gamblang sosok Sjam Kamaruzaman yang selalu dilukiskan sosok yang misterius. Termasuk menjawab benarkah Sjam itu adalah double agent atau bahkan dia itu intelnya tentara dan CIA. Mantan anak buah Sjam Kamaruzaman yang diwawancara wartawan Majalah Tempo yang kemudian hasil wawancaranya dimuat dalam buku,"Sjam Lelaki dengan Lima Alias" bernama Hamim. Hamim sendiri adalah nama aliasnya. Dia punya satu nama asli dan tiga nama alias. Nah, Hamim adalah salah satu nama aliasnya. Dalam wawancara itu Hamim mengatakan, ketika belajar di sekolah partai di Tiongkok, dia diwajibkan memakai nama alias. Ketika diwawancara wartawan Majalah Tempo, Hamim sudah berusia 83 tahun. Dia termasuk salah satu tokoh penting dibalik Gerakan 30 September. Dia adalah satu-satunya anggota Biro Khusus PKI yang tersisa. Hamim sendiri sempat divonis mati, tapi kemudian bebas setelah Soeharto lengser sebagai Presiden. Nama Hamim sendiri menurut buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, " yang disusun Tim Buku Tempo, berkali-kali disebut Sjam ketika diperiksa aparat pada 1967. Hamim ikut dalam rapat-rapat rahasia Biro Khusus menjelang Gerakan 30 September. Kepada Ahmad Taufik wartawan Tempo yang mewawancarainya, Hamim bercerita dia jadi anggota PKI pada Mei 1948. Kata dia, Sjam juga masuk PKI pada tahun 1948. Tapi waktu itu, dia belum mengenal Sjam. Hamim mulai mengenal Sjam waktu mengajar di Sekolah Partai Central di Jalan Padang, Jakarta. Dia dipanggil Sjam ke rumahnya di Paseban, Jakarta Pusat. Sjam bilang, "Bung dapat tugas untuk bagian pendidikan. Bung nanti mengurusi sekolah partai, mendidik perwira dan kader-kader daerah." Hamim juga mengaku sempat ditahan bersama Sjam setelah tertangkap di penjara Cipinang. Kata Hamim, Sjam memang selalu ngomong, bahwa dia intelnya tentara. Padahal kata Hamim itu bohong. Tidak betul Sjam Kamaruzaman itu intelnya tentara. "Dia bilang bahwa dia intel ABRI. Jadi double agent. Padahal enggak betul. Bahwa dia menyamar sebagai intel ABRI itu kamuflase. Perwira intel (yang telah dibina PKI) memberi dia surat keterangan sebagai intel agar dia bisa ke mana-mana, termasuk masuk pos tentara," kata Hamim seperti dimuat dalam buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo. Dengan surat kamuflase itu, Sjam pun leluasa untuk masuk ke lingkaran para perwira dan menjalankan tugasnya mempengaruhi para tentara untuk jadi simpatisan PKI. Mengenai Sjam yang kemudian membongkar rahasia Biro Khusus PKI, kata Hamim karena Sjam takut mati setelah dia divonis mati. Dia pun coba mengulur-ulur waktu eksekusinya dengan banyak membocorkan rahasia partai dan Gerakan 30 September. Mungkin dengan itu, Sjam berharap bisa menyelamatkan nyawanya sendiri. Dalam wawancara itu, wartawan Tempo sempat bertanya pada Hamim, apakah dia menganggap Sjam pengkhianat? Hamim pun menjawab. "Omongannya enggak pernah sesuai. Dulu dia bilang, masuk Biro Chusus itu konsekuensinya penjara atau mati." Saya jawab, untuk partai, sih, apa saja saya lakukan. Tapi, setelah itu, saat menghadapi hukuman mati, dia gentar. Dia dihukum tembak pada 1986 bareng Pono, Bono, dan seorang kolonel AURI. Sjam yang bombastis dan suka marah-marah ternyata waktu menghadapi kematian menjadi oportunis," begitulah jawaban Hamim seperti yang dimuat buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias." Inilah Jejak Pelarian Sjam Kamaruzaman Sampai Tertangkap Pasukan Siliwangi. Dalam artikel berjudul," Akhir Pelarian Sang Buron, " yang dimuat dalam buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias," yang disusun Tim Buku Tempo, digambarkan dengan detil jejak pelarian Sjam Kamaruzaman, tokoh penting dibalik peristiwa G30S PKI yang terjadi pada 1 Oktober 1965. Dalam artikel itu disebutkan, enam hari setelah peristiwa Gerakan 30 September, Sjam dan beberapa tokoh penting Biro Khusus PKI berkumpul di rumah Waluyo seorang aktivis PKI yang ada di Gang Listrik, Jakarta Pusat. Sjam hadir dalam pertemuan itu. Dalam pertemuan itu, Sjam mengatakan, tugas semua pemimpin gerakan sekarang menyelamatkan diri. Ketua Biro Khusus PKI itu juga memberitahu jika ia akan kabur ke Bandung Jawa Barat. Sementara Pono akan ke Jawa Tengah. Tokoh Biro Khusus lainnya, Hamim dan Wandi akan tetap di Jakarta untuk menghimpun kekuatan partai. Peristiwa pertemuan di rumah Waluyo yang dihadiri Sjam Kamaruzaman itu diungkapkan oleh Hamim saat ia diwawancara wartawan Majalah Tempo. Hamim ketika diwawancara berumur 83 tahun. Dalam wawancaranya dengan wartawan Majalah Tempo, Hamim mengungkapkan sebelum pertemuan bubar, Sjam pamitan kepadanya. Sejak saat itu, Hamim putus hubungan dengan Sjam, sampai kemudian bertemu lagi di penjara Cipinang. Esoknya, sekitar pukul sepuluh pagi Sjam berangkat bersama Mustajab dengan kendaraan yang lain menuju Bandung. Menjelang Bandung tepatnya di daerah antara Padalarang dan Cimahi, kendaraan berhenti. Sjam turun lalu dibawa oleh anggota staf Biro Khusus Daerah Jawa Barat bernama Tati. Bersama Tati, Sjam menuju Bandung. Sementara Mustajab kembali ke Jakarta. Tiba di Bandung sekitar pukul 14.00. Tati langsung mengantar Sjam ke rumah seseorang bernama Jaja. Di rumah Jaja, Sjam tinggal selama dua hari. Kemudian pada awal Januari 1966, Sjam pindah ke daerah Cibabat. Dia tinggal di rumah anggota Polisi Militer bernama Idris. Selama seminggu, Sjam tinggal di sana. Lalu setelah itu kembali mengungsi ke rumah Jaja. Saat itu, bekal uang yang dibawa Sjam juga makin tipis. Dari Jakarta, Sjam bawa uang sejuta rupiah yang menurutnya diambil dari uang sisa usaha Biro Khusus. Dalam perhitungan Sjam, uang itu bisa dipakai selama lima bulan dalam pelarian. Karena duit semakin menipis, Sjam terpaksa menjual arloji dan barang-barang lain yang ia miliki. Pada akhir Juli 1966, Sjam pindah ke rumah Suparman, seorang tentara berpangkat letnan dua yang ada di Cimahi. Dia tinggal di rumah Suparman sampai bulan September. Selama di Bandung, seperti dikutip dari buku yang disusun Tim Buku Tempo, Sjam mengaku tak bisa berhubungan dengan pemimpin PKI di Jakarta. Kemudian pada bulan Oktober 1966, Sjam pindah ke rumah seseorang bernama Idi di Jalan Taman Sari. Rumah persembunyian Sjam ini tidak jauh dari kampus Institut Teknologi Bandung. Dia tinggal di sana selama sebulan. Lalu setelah itu, dia bersembunyi dengan menginap di Hotel Bali hingga akhir Desember. Pada bulan November 1966, saat masih menginap di Hotel Bali, Sjam bertemu lagi dengan Haryana. Dalam pengakuannya kepada penyidik yang memeriksanya, Sjam mengaku sampai awal 1967, setidaknya dua kali dia pindah rumah. Terakhir ia menginap di rumah seorang pengurus PKI di daerah Padasuka. Di sini, Sjam kembali bertemu dengan Haryana. Ketika itu menurut Sjam Haryana sakit. Fisiknya lemah. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1966, Sjam mendapat kabar bahwa seseorang bernama Jojo yang mengetahui persembunyiannya di Padasuka ditangkap aparat. Takut tempat persembunyian terendus tentara ia kabur ke rumah Suparman yang ada di Jalan Simpang Nomor 15 Cimahi. Sjam pergi ke rumah Suparman dengan diantar simpatisan PKI bernama Santa Lusina. Menurut Sjam, perpindahan dari Padasuka ke Cimahi atas inisiatifnya sendiri dan tanpa persiapan apa-apa. Semua mendadak, karena takut tentara mengendus tempatnya sembunyi. Ketika tinggal di rumah Suparman, perasaan Sjam selalu dihantui perasaan tidak enak. Ia selalu tidak tenang. Takut tentara datang menyergapnya. Waktu itu, Sjam berencana hanya dua hari tinggal di rumah Suparman. Setelah itu akan kembali cari tempat sembunyi. Santa Lusina berjanji akan menjemput Sjam di hari yang telah disepakati. Tapi, pada hari yang disepakati, Santa Lusina yang berjanji akan mengantar tidak datang. Ternyata, Santa Lusina disergap tentara ketika pulang dari Padasuka. Lokasi buronan nomor satu tentara Angkatan Darat pun akhirnya bisa diendus.Pukul satu malam 9 Maret 1967, ketika terlelap, Sjam ditangkap dalam Operasi Kodam Siliwangi dengan nama sandi Kalong. "Saat pulang dari Padasuka, Santa disergap. Dia menunjukkan temypat saya menginap, kata Sjam dalam kesaksiannya," seperti dikutip Tim Buku Tempo dalam buku yang disusunnya.
Wwkwkkk. Dokumen surat terakhir Aidit sebelum tertangkap & dieksekusi, malahan sangat gamblang mengungkap adanya plot besar deal2 perjanjian rahasia, antara si SOSRO, si CEWENG (Subandrio) dengan si MBAH dari "negeri TETANGGA" (Mao Zedong RRC), yg akan dijadikan kartu as oleh Aidit jika tertangkap & dibawa ke Mahmilub. Yang jika dibuka ke publik, akan "....jadi lonceng kematian bagi si SOSRO...". th-cam.com/video/PQFK_Od3FWk/w-d-xo.html Dokumen otentik surat terakhir aidit buat pendukung2nya, dari arsip2 teperpu mahmilub. Dalam surat tsb aidit menyebut2 soal konfrontasi malaysia, sbg respons atas rencana Tunku Abd Rahman utk "....to outvote chinese majority...". Nah tuh.
Data darimana Sjam Kamaruzaman tdk bisa di intrograsi?? Di sidang mahmilub Sjam paling banyak bernyanyi membuka semua data pki. Sampai Sjam kamaruzaman di anggap penghianat partai.
Iyupp. Sjam Kamaruzzaman pun jadi narasumber utama sutradara Arifin C Noer ketika melakukan riset utk film rekonstruksi sejarah "G30S PKI" yg skrg lg pada disiarkan.
@@syariefdirgantara7670 , • *_Sjam Kamaruzaman_* dijemput oleh petugas *_PM di lembaga pemasyarakatan (LP) Cipinang pada tanggal 27' September' 1986 (saksi A. M. Fatwa/ILC 29' September' 2015), dan dikarantina di Rutan MILITER (Cimanggis)_* . • *_Tanggal 30' September' 1986, dibawa ke Dermaga Tanjung Priok menuju ke salah satu kepulauan seribu (lokasi tepat nya, dirahasiakan oleh Negara). Tepat pada pukul _**_03:00_**_, satu butir peluru eksekutor menembus jantung Sjam Kamaruzaman, dan mengantarkan nya ke alam baka_* . • *_Proses eksekusi Sjam Kamaruzaman telah dipublikasikan oleh RRI pada saat itu_* .
Klo kebal kok mati jg ditembak, klo si penembak msk rsj ya wajar dia cerita begini begitu ttg syam krn itu msk ke memori dia saat mjd komandan..org dgn gangguan jiwa akan menceracau trus ttg pengalaman yg plg berkesan dlm hdpnya
![Indonesia Bakal Diserang Badai La Nina, Ini Kata BMKG [Metro Pagi Primetime]](http://i.ytimg.com/vi/GuIOuyJfi1Y/mqdefault.jpg)
![หมานแต่ผัวเขา - แสตมป์ โตเกียวมิวสิค [ OFFICIAL MUSIC VIDEO ]](http://i.ytimg.com/vi/m0g1TSBJPgo/mqdefault.jpg)
![[#SHORTS CLIP] ครูอึ้ง กรรมการอึ้ง ฮ่าๆ l ซานิเบาได้เบา l One Playground](http://i.ytimg.com/vi/qeBTuMJs4t0/mqdefault.jpg)
Syam dibiarkan hidup sampai 1986 utk mengorek habis info siapa saja jaringan PKI....mantap TNI
@@daengfariq😢😢😢
@@daengfariqbelajar dulu yg bener biar tau komunis, sosialis, fasis, atheis, kapitalis itu apa...kalo asal mangap aja mah nenek nenek fitnes sambil narik becak juga bisa
@@daengfariqiya buktinya ada CakraBuana PDI-P 😅
@@daengfariqdi FPI juga bnyak anak cucu keturunan PKI...dalihnya sedang dibina..tapi tetap aja fpi bnyak PKI nya
@@daengfariqkenapa PDIP tidak di bubarkan ? Malah jadi pemenang pemilu?
Terimakasih untuk ilmunya sangat bermanfaat
Klau PKI kebal Peluru...
Kalau Koruptor kebal Malu...
Semuanya wajib Di Dor...
Mantabb, terima kasih penjelasannya. Kemarin sempat lihat video kenapa waktu dieksekusi peluru meleset, lalu akhirnya komandan eksekusinya sendiri yg mengeksekusi dg jarak dekat. Lalu dijelaskan si komandan itu masuk RSJ. Ternyata si syam ini punya ilmu kebal ya, alias bersekutu dg jin.
🤭🤪😂
bener ituteh?
Idiologi pki anti Tuhan tapi kok punya ilmu kenal saya jadi tertawa geli
Kalau mau nembak orang kebal, kuncinya shslat sunst dulu fus tskaat, lalu prlirunys caxrskan ks numi atau Tanah 3x denut Nsma Allah, asal fari bimi kamnali kabimi indys allah mati dgn izin Allah hu Akbar3x. .....
@@kingfish113 kalo masalah kebal semua aliran apapun bisa untuk menguasai ilmu kebal.
Sudahlah para pki bertobat jangan mimpi ingin menrapkan sistim idiologi komunis Indonesia negri yg beriman pd Alloh swt berfalsapahkan PANCA SILA
Konten yg selalu menarik ....
Hebat sampai ilmu kebal pun muncul
Bukan kah para koruptor itu menghianati bangsanya,bahkan orang tua dan leluhurnya.🤔🤔,knp TDK dihukum berat
Susah di lawan Krn koruptor punya kekuasaan 🙏
Koruptor bukan kejahatan,tapi sebuah seni yang menjadi mahakarya yang agung di negeri kita
Ppppppppppppppppppp
Tahukah Anda bahwa Soekarno KORUPTOR. Namun Pak Harto melarang mengusutnya. Pak Harto cuma minta keluarga Bung Karno mengembalikan aset2 yang mereka kuasai seperti rumah2 milik negara yg ditinggali istri2 muda Bung Karno
Belajar, bicara sesuatu sesuai konteks . Yg anda katakan tidak salah, namun bicara tanpa konteks apa guna nya kita pernah bersekolah
Srem canel yg stu ini. Dri suara nya.. mantap.. lampung hadir
Kalau Indonesia ingin maju dan bebas dari hutang harusnya semua koruptor diIndonesia dihukum mati😠
Koruptor masiku punya ilmu menghilang bos..
Saya pernah dpt info tp lupa darimana klo tentara itu ( terutama unit khusus) dlm situasi konflik / perang ato mrnjalankan tugas / missi tdk boleh punya rasa iba / kasihan trhdp musuh, krn rasa iba adalah kelemahan dan kelemahan itu adalah kekalahan,
Mantap informasi nya
BAGUS...PKI MEMANG HARUS DIMATIKAN
wow
Ngeri😂
Lucu ,,,ngakakkk....😂😂😂pertama ngejelasin ngk bisa d interogasi walau dgn cara fisik ,,,tpi d kasih penjelasan kalau Syam lah yg banyak nyanyi tentang data2 PKI ....aduhhhhh.....lurrrr....lurrrr...angellll....angellll....Gimana mau d percaya sih ....
Para koruptor jaman now lebih sadis dari pki old bahkan para koruptor rata2 kebal malu
Da kebal malu msh juga begitu PD mamerin kekayaanya yg nyata2 hasil ..
Semuanya jahat. Pki jahat. Koruptor jahat.
@@NengEhaJuleha kau tau koruptor teebesar sejak indonesia.itu ibnu sutowo dan suharto
Mengeliminasi 7 petinggi AD dalam semalam adalah hal luar biasa, sukses besar. Setengah jalan, tinggal meyakinkan rakyat yg juga terbelah antara pro barat atau komunis. Bung Karno gamang dan menyerah kan keputusan kepada Pa Harto.
Andai BK berani aktifkan langsung dewan revolusi saat itu, ceritanya akan lain. Indonesia akan komunis sekarang.
Pilihan sulit Soekarno, antara aidit atau Soeharto yg sama2 manipulatif
Jika Dewan Revolusi menang,maka saat ini akan sangat sulit menemukan wanita berjilbab di muka umum, kecuali pada saat kegiatan keagamaan..dan tentu saja kaum khilafer takkan berani muncul,takkan ada HTI, FPI, LDII, PKS dkk.. 😎
Tentu saja, BK seperti menggantang asap. Berjudi dg sejarah
Ide brutal utk menghabisi para jendral tsb berasal dari Aidit atas saran Mao Zedong.
1. Dokumen transkrip2 jalannya persidangan Mahmilub para pelaku G30S PKI (terutama Letkol Untung, Subandrio & Sjam Kamaruzzaman).
Disitu gamblang terungkap kalo G30S PKI itu disebut mrk sbg gerakan utk "menindak jendral2 yg tidak loyal pada sukarno dan mrpkn jendral2 antek2 nekolim/CIA".
2. Dokumen notulasi diskusi Aidit dgn Mao Zedong di Beijing awal Agustus 1965 (yg berhasil diakses peneliti univ Nanyang singapura : Taomo Zhou, dari dokumen2 sekretaris pribadi Mao di arsip PKC Beijing).
Disitu terungkap jelas kalo ide membabat habis para jendral tsb datang dari usulan Mao Zedong.
Mao menyarankan Aidit utk meniru langkahnya saat revolusi china thn 49-50 dgn menghabisi jendral2 yg dinilainya tdk loyal dan menentang kebijakan Mao.
" ....habisi pimpinan2 mereka (TNI AD), nanti mereka akan jadi bagaikan naga tanpa kepala, yang akan mengikuti mu kemanapun kamu bawa mereka...".
FYI juga, Pancasila itu bukan ekslusif gagasan Sukarno sendiri, tetapi rumusan tiga tokoh penggagas awal (Sukarno, M Yamin & Soepomo), dan difinalkan rumusannya oleh 9 orang pendiri bangsa ("Tim Panitia 9").
Yg murni ide gagasan Sukarno sendiri dari tahun 1920 an itu NASAKOM.
Yg notabene banyak ditentang oleh para tokoh2 pejuang & pendiri bangsa, saat mo dipaksakan buat diterapkan sbg haluan negara di thn 1960-1965.
Di thn 1965 tsb, pimpinan2 TNI AD sdh mencium kalo Konfrontasi Ganyang Malaysia & pembentukan Angkatan ke V (buruh-tani yg dipersenjatai) mrpk siasat "Kuda Troya" dari kaum merah Maois yg akan menguasai RI.
Hasil kajian pihak intelijen militer (pimpinan jend S Parman & kajian jend MT Haryono) atas perkembangan situasi di RI dan Asia saat itu.
Bln April 1965 di Seskoad Bandung, jendral2 pimpinan TNI AD (dimotori jend A Yani & Suprapto) menggelar Rapim & Seminar TNI AD.
Merumuskan doktrin TNI AD dan doktrin hankam "Bahaya dari Utara", ttg ancaman ekspansi kaum merah Maois di Asia Tenggara.
Jend A Yani gencar mensosialisasikan doktrin hankam tsb ke kesatuan2 TNI AD & keluarga nya (Persit, Persatuan Istri Tentara).
Aidit & Subandrio melaporkan hal tsb pd Sukarno yg membuatnya marah besar.
Jendral2 tsb ditudingnya sbg jendral2 pembangkang (jendral2 "pethak") antek Nekolim & CIA (pidato Sukarno tgl 17 Agustus 1965, sebulan sblm G30S PKI meletus).
Nah tuh.
Jangan jangan Syam itu psikopat yg mengadu domba bangsa Indonesia untuk kepuasan jiwa gila nya 😂😂😂😂
Serius., Dia kemungkinan mata mata CIA yg disusupkan ke PKI untuk mengacaukan politik di Indonesia yg tengah dikuasai komunis
Kalau ada wni yang menganggap ata menuduh suharto anggota pki itu karena wni itu sakit hati pada suharto yang menumpas pki jadi wni tersebut pasti pendukung pki di yang mungkin orang orang ini brada di partai pdip pimpinan megawati karena dari sejarah sukarno yang melindungi dan berkoalisi dengan pki dan sekarang mungkin dilanjutkan oleh putrinya megawati sukarno putri
Intinya,
1 di antara mereka menginkan jabatan tertinggi
kebal darimana? komandan eksekutornya stress mungkin krn harus eksekusi jarak dekat melihat otak si 'manusia kebal' ambyar kemana-mana
Lahh klo stress knp jdi komandan regu eksekusi
@@manusiapari375 Nggak paham bahasa Indonesia ya? gak ada yg bilang orang stress diangkat jadi komandan, tapi stress itu setelah pengalaman melakukan eksekusi.
Maybe begitu saat lihat otak syam pecah kemana mana saat ditembak jarak dekat
Nggk mati pak si anjink Syam itu.. Cmn di vonis mati tp nggk dimatiin.. King kalikong
Orde lam a Presiden Bk,selalu membela PKI.
Bung karno ingin menggabungkan nasionalis,agamis dan komunis (nasakom)..dan kenyataan nya gak bisa bergandengan.
Sejarah itu sebelum di bedah, di tulis oleh yang oleh pemenang
Salah satu cara mengeksekusi penjahat yg kebal adalah jangan membiarkan dia berdiri di atas tanah. Bisa dia berdiri diatas kursi, atau badannya digantung dgn tambang lalu dieksekusi
Waduh hebat ya syam. tapi tewas juga 👍👍👍
Klo PKI. Kebanyakan kebal peluru. ...
Klo koruptor. Kebal. Dompet dan kebal muka d ksih bju orenge cengengesan....
😝🤪😜
Sayang saat itu belum ada PESULAP MERAH
Saya pernah punya tetangga ex PKI dari unsur Lekra, dia bekerja menjadi seniman wayang orang RRI Solo dan tahun '65 ditangkap oleh bapak saya yg saat itu jadi Wanra (semacam Hansip), kalo saya ke rumah dan dia buka baju, terlihat banyak lobang bekas peluru di badannya.. Entah karena badannya kuat atau memang punya ilmu, gk cuma dia saja, konon rewang, karno gejik dan tokoh pki solo lainnya saat di siksa di depan balaikota (saat itu jadi sel sementara anggota pki yg tertangkap) tidak merasa sakit malah algojonya yg kecapekan.. Termasuk seharian di jemur!
Di polisi militer bkn di balaikota
@@pembelatanahair1809 engga,memang saat itu balkot jadi sel sementara sekaligus buat nyaring tsk.. Ada kok di file pdf, kemarin cari di google ada catatan ham 1965, coba ketik karno gejik pki
Padhal komunis tdk percaya takhayul, ko bisa kebal,
@@luckyman3384komunis beda dengan atheis
Komunis itu antitesis dari kapitalis.
Komunis menentang penjajahan yang disebabkan oleh paham kapitalis oleh sebab itu pada masa penjajahan, konfrontasi dan pembebasan Irian Barat paham ini banyak menarik minat rakyat.
Selain balkot Solo, bangsal keraton Solo jg jd sel tahanan sementara
Pengkhianat merupakan "kutu busuk" bagi kita, bangsa & negara. Jadi nggak usah ditembak yg akhirnya meleset, jadi kutu harus di semprot pakai obat anti kutu atau dipitesssss.
Oalaah, tibake putune Prawirorejo tow... 🥱🥱👎👎
Terima kasih infonya bagus.
Itu lah hukuman bgi org yg rakus jabatan
Ky nya kawan syam ini spt alexander dugin di russia. Di anggap sakti dan tau bnyk sgl hal pdhl asli nya dia cm iblis yg berwujud manusia.
PKI memang harus dibasmi
Ilmu Kebal malu...😂😊😂
Org Indonesia penya ilmu kebal mah ga aneh😊
Mbah saya aja jg punya ilmu kebal dan rawarontek😊
Indonesia nih bos😅
Sma ky harun masiku gk min..kbal bgt min..bisa ngilang jg..gk ada kbrnya😁
Sekedar info syam tdk kebal peluru dan di eksekusi menggunakan senapan mesin dgn peluru kaliber besar smpe hbis 1magazine setelah dpastikan tdk bernyawa kemudian jasad nya di tembak dengan bazoka
Sampai saat ini tak ada berita resmi tentang eksekusi Syam Kamaruzaman. Semua katanya termasuk berita dari majalah Tempo.
Siapa Syam Kamaruzaman ?
Benarkah Sjam Kamaruzaman itu intel tentara double agent? Ternyata ini fakta yang terungkap. Ya, selama ini banyak yang menanggap jika Sjam Kamaruzaman, Ketua Biro Khusus PKI sekaligus tangan kanan DN Aidit Ketua PKI itu adalah double agent.
Yang percaya teori ini menyebut jika Sjam adalah agen yang bekerja di dua kaki. Satu kaki bekerja di Biro Khusus PKI. Kaki satunya lagi bekerja untuk tentara. Bahkan ada yang percaya jika Sjam itu adalah intel yang disusupkan tentara dalam hal ini Angkatan Darat ke tubuh PKI.
Bahkan ada pula yang percaya Sjam itu bekerja untuk badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Mereka yang percaya ini, bahkan menganggap Sjam masih hidup dan berada di Amerika Serikat. Benarkah seperti itu?
Buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo, memuat hasil wawancara wartawan Majalah Tempo dengan salah satu anak buah Sjam Kamaruzaman di Biro Khusus PKI. Dalam wawancara itu, eks petinggi Biro Khusus PKI itu mengungkapkan dengan gamblang sosok Sjam Kamaruzaman yang selalu dilukiskan sosok yang misterius. Termasuk menjawab benarkah Sjam itu adalah double agent atau bahkan dia itu intelnya tentara dan CIA.
Mantan anak buah Sjam Kamaruzaman yang diwawancara wartawan Majalah Tempo yang kemudian hasil wawancaranya dimuat dalam buku,"Sjam Lelaki dengan Lima Alias" bernama Hamim.
Hamim sendiri adalah nama aliasnya. Dia punya satu nama asli dan tiga nama alias. Nah, Hamim adalah salah satu nama aliasnya. Dalam wawancara itu Hamim mengatakan, ketika belajar di sekolah partai di Tiongkok, dia diwajibkan memakai nama alias.
Ketika diwawancara wartawan Majalah Tempo, Hamim sudah berusia 83 tahun. Dia termasuk salah satu tokoh penting dibalik Gerakan 30 September. Dia adalah satu-satunya anggota Biro Khusus PKI yang tersisa.
Hamim sendiri sempat divonis mati, tapi kemudian bebas setelah Soeharto lengser sebagai Presiden. Nama Hamim sendiri menurut buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, " yang disusun Tim Buku Tempo, berkali-kali disebut Sjam ketika diperiksa aparat pada 1967. Hamim ikut dalam rapat-rapat rahasia Biro Khusus menjelang Gerakan 30 September.
Kepada Ahmad Taufik wartawan Tempo yang mewawancarainya, Hamim bercerita dia jadi anggota PKI pada Mei 1948. Kata dia, Sjam juga masuk PKI pada tahun 1948. Tapi waktu itu, dia belum mengenal Sjam.
Hamim mulai mengenal Sjam waktu mengajar di Sekolah Partai Central di Jalan Padang, Jakarta. Dia dipanggil Sjam ke rumahnya di Paseban, Jakarta Pusat. Sjam bilang, "Bung dapat tugas untuk bagian pendidikan. Bung nanti mengurusi sekolah partai, mendidik perwira dan kader-kader daerah."
Hamim juga mengaku sempat ditahan bersama Sjam setelah tertangkap di penjara Cipinang. Kata Hamim, Sjam memang selalu ngomong, bahwa dia intelnya tentara. Padahal kata Hamim itu bohong. Tidak betul Sjam Kamaruzaman itu intelnya tentara.
"Dia bilang bahwa dia intel ABRI. Jadi double agent. Padahal enggak betul. Bahwa dia menyamar sebagai intel ABRI itu kamuflase. Perwira intel (yang telah dibina PKI) memberi dia surat keterangan sebagai intel agar dia bisa ke mana-mana, termasuk masuk pos tentara," kata Hamim seperti dimuat dalam buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo.
Dengan surat kamuflase itu, Sjam pun leluasa untuk masuk ke lingkaran para perwira dan menjalankan tugasnya mempengaruhi para tentara untuk jadi simpatisan PKI. Mengenai Sjam yang kemudian membongkar rahasia Biro Khusus PKI, kata Hamim karena Sjam takut mati setelah dia divonis mati. Dia pun coba mengulur-ulur waktu eksekusinya dengan banyak membocorkan rahasia partai dan Gerakan 30 September. Mungkin dengan itu, Sjam berharap bisa menyelamatkan nyawanya sendiri.
Dalam wawancara itu, wartawan Tempo sempat bertanya pada Hamim, apakah dia menganggap Sjam pengkhianat? Hamim pun menjawab.
"Omongannya enggak pernah sesuai. Dulu dia bilang, masuk Biro Chusus itu
konsekuensinya penjara atau mati." Saya jawab, untuk partai, sih, apa saja saya lakukan. Tapi, setelah itu, saat menghadapi hukuman mati, dia gentar. Dia dihukum tembak pada 1986 bareng Pono, Bono, dan seorang kolonel AURI. Sjam yang bombastis dan suka marah-marah ternyata waktu menghadapi kematian menjadi
oportunis," begitulah jawaban Hamim seperti yang dimuat buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias."
Inilah Jejak Pelarian Sjam Kamaruzaman Sampai Tertangkap Pasukan Siliwangi.
Dalam artikel berjudul," Akhir Pelarian Sang Buron, " yang dimuat dalam buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias," yang disusun Tim Buku Tempo, digambarkan dengan detil jejak pelarian Sjam Kamaruzaman, tokoh penting dibalik peristiwa G30S PKI yang terjadi pada 1 Oktober 1965.
Dalam artikel itu disebutkan, enam hari setelah peristiwa Gerakan 30 September, Sjam dan beberapa tokoh penting Biro Khusus PKI berkumpul di rumah Waluyo seorang aktivis PKI yang ada di Gang Listrik, Jakarta Pusat. Sjam hadir dalam pertemuan itu.
Dalam pertemuan itu, Sjam mengatakan, tugas semua pemimpin gerakan sekarang menyelamatkan diri. Ketua Biro Khusus PKI itu juga memberitahu jika ia akan kabur ke Bandung Jawa Barat. Sementara Pono akan ke Jawa Tengah. Tokoh Biro Khusus lainnya, Hamim dan Wandi akan tetap di Jakarta untuk menghimpun kekuatan partai.
Peristiwa pertemuan di rumah Waluyo yang dihadiri Sjam Kamaruzaman itu diungkapkan oleh Hamim saat ia diwawancara wartawan Majalah Tempo. Hamim ketika diwawancara berumur 83 tahun.
Dalam wawancaranya dengan wartawan Majalah Tempo, Hamim mengungkapkan sebelum pertemuan bubar, Sjam pamitan kepadanya. Sejak saat itu, Hamim putus hubungan dengan Sjam, sampai kemudian bertemu lagi di penjara Cipinang.
Esoknya, sekitar pukul sepuluh pagi Sjam berangkat bersama Mustajab dengan kendaraan yang lain menuju Bandung. Menjelang Bandung tepatnya di daerah antara Padalarang dan Cimahi, kendaraan berhenti. Sjam turun lalu dibawa oleh anggota staf Biro Khusus Daerah Jawa Barat bernama Tati.
Bersama Tati, Sjam menuju Bandung. Sementara Mustajab kembali ke Jakarta. Tiba di Bandung sekitar pukul 14.00. Tati langsung mengantar Sjam ke rumah seseorang bernama Jaja. Di rumah Jaja, Sjam tinggal selama dua hari.
Kemudian pada awal Januari 1966, Sjam pindah ke daerah Cibabat. Dia tinggal di
rumah anggota Polisi Militer bernama Idris. Selama seminggu, Sjam tinggal di sana. Lalu setelah itu kembali mengungsi ke rumah Jaja. Saat itu, bekal uang yang dibawa Sjam juga makin tipis. Dari Jakarta, Sjam bawa uang sejuta rupiah yang menurutnya diambil dari uang sisa usaha Biro Khusus. Dalam perhitungan Sjam, uang itu bisa dipakai selama lima bulan dalam pelarian. Karena duit semakin menipis, Sjam terpaksa menjual arloji dan barang-barang lain yang ia miliki.
Pada akhir Juli 1966, Sjam pindah ke rumah Suparman, seorang tentara berpangkat letnan dua yang ada di Cimahi. Dia tinggal di rumah Suparman sampai bulan September. Selama di Bandung, seperti dikutip dari buku yang disusun Tim Buku Tempo, Sjam mengaku tak bisa berhubungan dengan pemimpin PKI di Jakarta. Kemudian pada bulan
Oktober 1966, Sjam pindah ke rumah seseorang bernama Idi di Jalan Taman Sari. Rumah persembunyian Sjam ini tidak jauh dari kampus Institut Teknologi Bandung.
Dia tinggal di sana selama sebulan. Lalu setelah itu, dia bersembunyi dengan menginap di Hotel Bali hingga akhir Desember. Pada bulan November 1966, saat masih menginap di Hotel Bali, Sjam bertemu lagi dengan Haryana. Dalam pengakuannya kepada penyidik yang memeriksanya, Sjam mengaku sampai awal 1967, setidaknya dua kali dia pindah rumah. Terakhir ia menginap di rumah seorang pengurus PKI di daerah Padasuka. Di sini, Sjam kembali bertemu dengan Haryana.
Ketika itu menurut Sjam Haryana sakit. Fisiknya lemah. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1966, Sjam mendapat kabar bahwa seseorang bernama Jojo yang
mengetahui persembunyiannya di Padasuka ditangkap aparat.
Takut tempat persembunyian terendus tentara ia kabur ke rumah Suparman yang ada di Jalan Simpang Nomor 15 Cimahi. Sjam pergi ke rumah Suparman dengan diantar simpatisan PKI bernama Santa Lusina. Menurut Sjam, perpindahan dari Padasuka ke Cimahi atas inisiatifnya sendiri dan tanpa persiapan apa-apa. Semua mendadak, karena takut tentara mengendus tempatnya sembunyi.
Ketika tinggal di rumah Suparman, perasaan Sjam selalu dihantui perasaan tidak enak. Ia selalu tidak tenang. Takut tentara datang menyergapnya. Waktu itu, Sjam berencana hanya dua hari tinggal di rumah Suparman. Setelah itu akan kembali cari tempat sembunyi. Santa Lusina berjanji akan menjemput Sjam di hari yang telah disepakati.
Tapi, pada hari yang disepakati, Santa Lusina yang berjanji akan mengantar
tidak datang. Ternyata, Santa Lusina disergap tentara ketika pulang dari Padasuka. Lokasi buronan nomor satu tentara Angkatan Darat pun akhirnya bisa diendus.Pukul satu malam 9 Maret 1967, ketika terlelap, Sjam ditangkap dalam Operasi Kodam Siliwangi dengan nama sandi Kalong.
"Saat pulang dari Padasuka, Santa disergap. Dia menunjukkan temypat saya menginap, kata Sjam dalam kesaksiannya," seperti dikutip Tim Buku Tempo dalam buku yang disusunnya.
Atasan syam disinyalir CIA. Memamg ditugaskan menghancurkan pki dr dalam.
@@Eatenslapen69 ,
• *_Sjam Kamaruzaman_* dijemput oleh petugas *_PM di lembaga pemasyarakatan (LP) Cipinang pada tanggal 27' September' 1986 (saksi A. M. Fatwa/ILC 29' September' 2015), dan dikarantina di Rutan MILITER (Cimanggis)_* .
• *_Tanggal 30' September' 1986, dibawa ke Dermaga Tanjung Priok menuju ke salah satu kepulauan seribu (lokasi tepat nya, dirahasiakan oleh Negara). Tepat pada pukul _**_03:00_**_, satu butir peluru eksekutor menembus jantung Sjam Kamaruzaman, dan mengantarkan nya ke alam baka_* .
• *_Proses eksekusi Sjam Kamaruzaman telah dipublikasikan oleh RRI pada saat itu_* .
@@user-ce5sm9zd2t Tetapi tetap saja kita tak
Zaman sekarang ilmu kebal pake duit.....kebal semuanya bos..
Terimakasih kpd tni yg sdh menghabisi tokoh2 pki
Karungin aja aturanya lalu kasi batu besar dan cemplungin kelaut, 1 jam kemudian tarik keatas, pasti sdh tewas dengan perut kembung.. menurut saya ngga kebal, mgkin bisa jadi meleset tembakanya.. kalau kebal peluru, masak iya bisa ketangkap.. pakai aja pelindung kepala & tenteng senapan serbu.. lawan orang yg menangkapnya
Sakti preett...😅😂😂
Inilah namanya perang pki vs Tni AD ya seperti maha brata pemenangnya TNI AD sebagai raja dan membubarkan pki
Unik nya,,
60 % pemainnya menjadi singkong semua ya 🤣
Syam, salah satu tokoh dibalik layar tertinggi diorganisasi PKI
Syam adalah manusia biasa tak perlu di takuti hanya Allah yg di takuti para tokoh pki merencanakan tp Allah yg memutus kan
kenapa kamu takut lampu merah diperempatan jalan lha mbok kalau pas lampu merah kamu jalan terus, kan gak boleh takut sama mahluk....
Ga nyambung komen lu
Waaah ternyata doyan mistis agen ganda satu ini.
Dunia penuh mistis, bisa karena Alloh dan bisa karena jin, terserah kamu mau menerima
Bisa saja ada kemungkinan cerita yg di rekayasa ... ada kejanggalan dari penembakan yg meleset pdhl beberapa org penembak smpai komandan jadi gila... itukan tentara emg biasa perang, apakah benar.... bisa saja jika berandai2.... syam ini di lepaskan dan bebas krn kan tdk ada saksi mata dari pihak lain selain algojo
Namanya juga cerita dari mulut ke mulut..,bisa benar,bisa salah,bisa di lebih2 kan,bisa di kurang2in ,bisa di modifikasi 😅
Soal eksekutor anggota organisasi terlarang di tahun 65 Ibu saya punya cerita, beliau bercerita ada oknum aparat yang dulu bertugas meng eksekusi orang2x anggota organisasi terlarang, setelah mengeksekusi oknum aparat itu mengambil perhiasan untuk diberikan kepada istrinya....jadi nggak heran kalau perhiasan istrinya hingga ke lengan (bercanda)...tapi ibu saya mendengar cerita kalau anak anak oknum aparat tersebut pada gila....(ibu saya saat itu ikut pamannya yang juga aparat tinggal di komplek)
Kapan ya bisa menyaksikan lihat koruptor jaman now seperti ini.
Atasan suparjo,syam,untung adalah sukarno......sukarno itu sdh tau dan "merestui" sukarno tdk mau kehilangan kekuatan krn dia ingin presiden seumur hidup ttp langgeng dan hanya partai PKI yg setia mendukungnya.....
Sukarno sebenarnya sm dng untung syam nasibnya cm dibikin sengsara mati perlahan...saat dipenjara dicampakan,minta fasilitas dan makan tdk diberikan selayaknya bekas presiden....sukarno mati dng membawa rasa sakit...biarpun bukan scr fisik spt yg dihukum pnjara dan akhirnya ditembak mati.
Sukarno itu God Fathernya PKI.
Makanya berlakukan hukum pancung saja, biar tidak menderita
Belum ada ceritanya, orang sakti PKI tidak bisa dibunuh
Tul👍😂
Saya pernah baca sebuah artikel bahwa seorang PKI kebal peluru .... dia mau di eksekusi di sebuah Alun2 di Ponorogo .... Pistol nya macet .. kemudian ada yg memberitahu kalau peluru nya harus di gosokkan dengan rumput .... akhirnya eksekusi berhasil ..
Benar sdrseperti sa Sopian yg kebal dan bisa menghilang di tembak di kec terentang DS kelabau kubu raya Kalbar
Lw kebal kapan syahidnya? 😂
Kita pingin mati berdarah😤🩸agar Husnul khatimah 👍👍👍
Garuda pancasila itu jati diri bangsa dirawat jgn dirusak ntar kena karma buruk.
Komunis bukan budaya nusantara itu budaya atheis.
Kata Bpk saya orang PKI juga banyak yg sakti
Capek2 berjuang demi negara indonesia, malah konflik intern, pd nafsu pengen jd penguasa!!. datanglah aidit dgn mbawa ideologi komunis dan psti dpt bayaran dr maozhedong,, KACAULAH SEMUA!!,
engk nyangka tenyata tekbal 😆😆😆😆😆😆
baru tahu kalau Sjam sakti
*_Ilmu Kebal si Sjam Kamaruzaman, hilang seketika pada tanggal 30' September' 1986/01' Oktober' 1986, di kepulauan Seribu_* .
Kata siapa? syam baru Meninggal di Miami
Florida 2017
@@iwanoski0928 ,
• *_Sjam Kamaruzaman_* dijemput oleh petugas *_PM di lembaga pemasyarakatan (LP) Cipinang pada tanggal 27' September' 1986 (saksi A. M. Fatwa/ILC 29' September' 2015), dan dikarantina di Rutan MILITER (Cimanggis)_* .
• *_Tanggal 30' September' 1986, dibawa ke Dermaga Tanjung Priok menuju ke salah satu kepulauan seribu (lokasi tepat nya, dirahasiakan oleh Negara). Tepat pada pukul _**_03:00_**_, satu butir peluru eksekutor menembus jantung Sjam Kamaruzaman, dan mengantarkan nya ke alam baka_* .
• *_Proses eksekusi Sjam Kamaruzaman telah dipublikasikan oleh RRI pada saat itu_* .
@@iwanoski0928 , *_Dapat data dari mana kau mengatakan Sjam Kamaruzaman mati di Miami 2017 ???_* .
*_Data dari tong Sampah ???_* .
Mungkin sjam Kamaruzzaman jadi anak buah kepercayaan Aidit sejak setelah peristiwa pemberontakan Madiun gagal sehingga Aidit saat itu kabur ke pelabuhan Tanjung Priok
Kok tidak diceritakan penembak yg masuk RSJ
Syam = Wolverine ?...🤔...seharusnya pake peluru adamantium tuh...😃
Mnurutku kekalahan nya krn kurang
matang perencanaan nya, koordinasi di lapangan blm tersusun
5:27 yg di film yg meranin supardjo benran mirip bgt😂
Ilmu kebalnya yg membuat sang eksekutor sakit jiwa.
Kamaruzaman skrg tidak lagi diberi utk warga indonesia..nama seperti asli org Malaysia..
Gak usah tele tele bro ...
Dalang pembunuhan itu dari kecerobohan Soekarno yang gila kuasa !!!
Kadang² orang Indonesia sebagian aneh, PKI di Indonesia di hujat habis-habisan. Lah giliran Cina, Korea Utara dan rusia sekarang di puja² karena di anggap membela Palestina. Padahal mereka itulah negara asal ajaran komunisme.
Ah bukannya mengada2 ini? Setahu saya dari 12 eksekutor hanya 1 yang senapannya berisi peluru tajam.
Kuburanya dmn?
Sebenarnya para pelaku G30S kebanyakan mantan pejuang. Tapi kenapa mereka jadi pengkhianat bangsa? Demi apa? Kenapa mereka berubah menjadi lawan sesama pejuang bangsa?
Semua itu demi kekuasaan
Politik bos, dan pemenang yg menulis sejarah, di Cina dan Vietnam komunis yang menang maka yg selain komunis di anggap penghianat, dan di singkirkan, politik memang seperti itu, sekarang pun masih sama hanya saja sudah tidak menggunakan kekerasan.
Ibaratnya gini gue sama lu nguli beras sama sama berjuang untuk sesuap nasi, dan si bos sakit sakitan otomatis si bos akan mencari orang untuk menggantikan dirinya. Nah dari sini lu mau ga ada kemajuan jadi mandor, bukanya nguli beras mulu.
@@zakiasufi2441 beda dg kita, komunis di Vietnam itu sebagai tuan rumah, tamunya orang asing. Kalo di kita tamunya komunis,, tuan rumahnya orang Islam
Dalam politik baru disebut pejuang kalau jadi pemenang, kalau kalah disebut pengkhianat.. perbedaannya cuma itu
Tapi apa benar min,, syam sebenarnya agen ganda..?? Mohon pencerahannya.
Iya betul kabarnya dia intel PKI sekaligus intel tentara
Siapa Syam Kamaruzaman ?
Benarkah Sjam Kamaruzaman itu intel tentara double agent? Ternyata ini fakta yang terungkap. Ya, selama ini banyak yang menanggap jika Sjam Kamaruzaman, Ketua Biro Khusus PKI sekaligus tangan kanan DN Aidit Ketua PKI itu adalah double agent.
Yang percaya teori ini menyebut jika Sjam adalah agen yang bekerja di dua kaki. Satu kaki bekerja di Biro Khusus PKI. Kaki satunya lagi bekerja untuk tentara. Bahkan ada yang percaya jika Sjam itu adalah intel yang disusupkan tentara dalam hal ini Angkatan Darat ke tubuh PKI.
Bahkan ada pula yang percaya Sjam itu bekerja untuk badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Mereka yang percaya ini, bahkan menganggap Sjam masih hidup dan berada di Amerika Serikat. Benarkah seperti itu?
Buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo, memuat hasil wawancara wartawan Majalah Tempo dengan salah satu anak buah Sjam Kamaruzaman di Biro Khusus PKI. Dalam wawancara itu, eks petinggi Biro Khusus PKI itu mengungkapkan dengan gamblang sosok Sjam Kamaruzaman yang selalu dilukiskan sosok yang misterius. Termasuk menjawab benarkah Sjam itu adalah double agent atau bahkan dia itu intelnya tentara dan CIA.
Mantan anak buah Sjam Kamaruzaman yang diwawancara wartawan Majalah Tempo yang kemudian hasil wawancaranya dimuat dalam buku,"Sjam Lelaki dengan Lima Alias" bernama Hamim.
Hamim sendiri adalah nama aliasnya. Dia punya satu nama asli dan tiga nama alias. Nah, Hamim adalah salah satu nama aliasnya. Dalam wawancara itu Hamim mengatakan, ketika belajar di sekolah partai di Tiongkok, dia diwajibkan memakai nama alias.
Ketika diwawancara wartawan Majalah Tempo, Hamim sudah berusia 83 tahun. Dia termasuk salah satu tokoh penting dibalik Gerakan 30 September. Dia adalah satu-satunya anggota Biro Khusus PKI yang tersisa.
Hamim sendiri sempat divonis mati, tapi kemudian bebas setelah Soeharto lengser sebagai Presiden. Nama Hamim sendiri menurut buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, " yang disusun Tim Buku Tempo, berkali-kali disebut Sjam ketika diperiksa aparat pada 1967. Hamim ikut dalam rapat-rapat rahasia Biro Khusus menjelang Gerakan 30 September.
Kepada Ahmad Taufik wartawan Tempo yang mewawancarainya, Hamim bercerita dia jadi anggota PKI pada Mei 1948. Kata dia, Sjam juga masuk PKI pada tahun 1948. Tapi waktu itu, dia belum mengenal Sjam.
Hamim mulai mengenal Sjam waktu mengajar di Sekolah Partai Central di Jalan Padang, Jakarta. Dia dipanggil Sjam ke rumahnya di Paseban, Jakarta Pusat. Sjam bilang, "Bung dapat tugas untuk bagian pendidikan. Bung nanti mengurusi sekolah partai, mendidik perwira dan kader-kader daerah."
Hamim juga mengaku sempat ditahan bersama Sjam setelah tertangkap di penjara Cipinang. Kata Hamim, Sjam memang selalu ngomong, bahwa dia intelnya tentara. Padahal kata Hamim itu bohong. Tidak betul Sjam Kamaruzaman itu intelnya tentara.
"Dia bilang bahwa dia intel ABRI. Jadi double agent. Padahal enggak betul. Bahwa dia menyamar sebagai intel ABRI itu kamuflase. Perwira intel (yang telah dibina PKI) memberi dia surat keterangan sebagai intel agar dia bisa ke mana-mana, termasuk masuk pos tentara," kata Hamim seperti dimuat dalam buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo.
Dengan surat kamuflase itu, Sjam pun leluasa untuk masuk ke lingkaran para perwira dan menjalankan tugasnya mempengaruhi para tentara untuk jadi simpatisan PKI. Mengenai Sjam yang kemudian membongkar rahasia Biro Khusus PKI, kata Hamim karena Sjam takut mati setelah dia divonis mati. Dia pun coba mengulur-ulur waktu eksekusinya dengan banyak membocorkan rahasia partai dan Gerakan 30 September. Mungkin dengan itu, Sjam berharap bisa menyelamatkan nyawanya sendiri.
Dalam wawancara itu, wartawan Tempo sempat bertanya pada Hamim, apakah dia menganggap Sjam pengkhianat? Hamim pun menjawab.
"Omongannya enggak pernah sesuai. Dulu dia bilang, masuk Biro Chusus itu
konsekuensinya penjara atau mati." Saya jawab, untuk partai, sih, apa saja saya lakukan. Tapi, setelah itu, saat menghadapi hukuman mati, dia gentar. Dia dihukum tembak pada 1986 bareng Pono, Bono, dan seorang kolonel AURI. Sjam yang bombastis dan suka marah-marah ternyata waktu menghadapi kematian menjadi
oportunis," begitulah jawaban Hamim seperti yang dimuat buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias."
Inilah Jejak Pelarian Sjam Kamaruzaman Sampai Tertangkap Pasukan Siliwangi.
Dalam artikel berjudul," Akhir Pelarian Sang Buron, " yang dimuat dalam buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias," yang disusun Tim Buku Tempo, digambarkan dengan detil jejak pelarian Sjam Kamaruzaman, tokoh penting dibalik peristiwa G30S PKI yang terjadi pada 1 Oktober 1965.
Dalam artikel itu disebutkan, enam hari setelah peristiwa Gerakan 30 September, Sjam dan beberapa tokoh penting Biro Khusus PKI berkumpul di rumah Waluyo seorang aktivis PKI yang ada di Gang Listrik, Jakarta Pusat. Sjam hadir dalam pertemuan itu.
Dalam pertemuan itu, Sjam mengatakan, tugas semua pemimpin gerakan sekarang menyelamatkan diri. Ketua Biro Khusus PKI itu juga memberitahu jika ia akan kabur ke Bandung Jawa Barat. Sementara Pono akan ke Jawa Tengah. Tokoh Biro Khusus lainnya, Hamim dan Wandi akan tetap di Jakarta untuk menghimpun kekuatan partai.
Peristiwa pertemuan di rumah Waluyo yang dihadiri Sjam Kamaruzaman itu diungkapkan oleh Hamim saat ia diwawancara wartawan Majalah Tempo. Hamim ketika diwawancara berumur 83 tahun.
Dalam wawancaranya dengan wartawan Majalah Tempo, Hamim mengungkapkan sebelum pertemuan bubar, Sjam pamitan kepadanya. Sejak saat itu, Hamim putus hubungan dengan Sjam, sampai kemudian bertemu lagi di penjara Cipinang.
Esoknya, sekitar pukul sepuluh pagi Sjam berangkat bersama Mustajab dengan kendaraan yang lain menuju Bandung. Menjelang Bandung tepatnya di daerah antara Padalarang dan Cimahi, kendaraan berhenti. Sjam turun lalu dibawa oleh anggota staf Biro Khusus Daerah Jawa Barat bernama Tati.
Bersama Tati, Sjam menuju Bandung. Sementara Mustajab kembali ke Jakarta. Tiba di Bandung sekitar pukul 14.00. Tati langsung mengantar Sjam ke rumah seseorang bernama Jaja. Di rumah Jaja, Sjam tinggal selama dua hari.
Kemudian pada awal Januari 1966, Sjam pindah ke daerah Cibabat. Dia tinggal di
rumah anggota Polisi Militer bernama Idris. Selama seminggu, Sjam tinggal di sana. Lalu setelah itu kembali mengungsi ke rumah Jaja. Saat itu, bekal uang yang dibawa Sjam juga makin tipis. Dari Jakarta, Sjam bawa uang sejuta rupiah yang menurutnya diambil dari uang sisa usaha Biro Khusus. Dalam perhitungan Sjam, uang itu bisa dipakai selama lima bulan dalam pelarian. Karena duit semakin menipis, Sjam terpaksa menjual arloji dan barang-barang lain yang ia miliki.
Pada akhir Juli 1966, Sjam pindah ke rumah Suparman, seorang tentara berpangkat letnan dua yang ada di Cimahi. Dia tinggal di rumah Suparman sampai bulan September. Selama di Bandung, seperti dikutip dari buku yang disusun Tim Buku Tempo, Sjam mengaku tak bisa berhubungan dengan pemimpin PKI di Jakarta. Kemudian pada bulan
Oktober 1966, Sjam pindah ke rumah seseorang bernama Idi di Jalan Taman Sari. Rumah persembunyian Sjam ini tidak jauh dari kampus Institut Teknologi Bandung.
Dia tinggal di sana selama sebulan. Lalu setelah itu, dia bersembunyi dengan menginap di Hotel Bali hingga akhir Desember. Pada bulan November 1966, saat masih menginap di Hotel Bali, Sjam bertemu lagi dengan Haryana. Dalam pengakuannya kepada penyidik yang memeriksanya, Sjam mengaku sampai awal 1967, setidaknya dua kali dia pindah rumah. Terakhir ia menginap di rumah seorang pengurus PKI di daerah Padasuka. Di sini, Sjam kembali bertemu dengan Haryana.
Ketika itu menurut Sjam Haryana sakit. Fisiknya lemah. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1966, Sjam mendapat kabar bahwa seseorang bernama Jojo yang
mengetahui persembunyiannya di Padasuka ditangkap aparat.
Takut tempat persembunyian terendus tentara ia kabur ke rumah Suparman yang ada di Jalan Simpang Nomor 15 Cimahi. Sjam pergi ke rumah Suparman dengan diantar simpatisan PKI bernama Santa Lusina. Menurut Sjam, perpindahan dari Padasuka ke Cimahi atas inisiatifnya sendiri dan tanpa persiapan apa-apa. Semua mendadak, karena takut tentara mengendus tempatnya sembunyi.
Ketika tinggal di rumah Suparman, perasaan Sjam selalu dihantui perasaan tidak enak. Ia selalu tidak tenang. Takut tentara datang menyergapnya. Waktu itu, Sjam berencana hanya dua hari tinggal di rumah Suparman. Setelah itu akan kembali cari tempat sembunyi. Santa Lusina berjanji akan menjemput Sjam di hari yang telah disepakati.
Tapi, pada hari yang disepakati, Santa Lusina yang berjanji akan mengantar
tidak datang. Ternyata, Santa Lusina disergap tentara ketika pulang dari Padasuka. Lokasi buronan nomor satu tentara Angkatan Darat pun akhirnya bisa diendus.Pukul satu malam 9 Maret 1967, ketika terlelap, Sjam ditangkap dalam Operasi Kodam Siliwangi dengan nama sandi Kalong.
"Saat pulang dari Padasuka, Santa disergap. Dia menunjukkan temypat saya menginap, kata Sjam dalam kesaksiannya," seperti dikutip Tim Buku Tempo dalam buku yang disusunnya.
Mantap nih bahasan 👍
Kehancuran bagi org yg zolimm
Kalau sambo ditembak.kebal gk yo
💁💁💁💁💁🥳🥳🥳🥳🥳
Saya tidak yakin dengan cerita ini karena tidak ada sejarawan atau bukti yang otentik kalau dia kebal waktu di hukum mati
Ngeri cerita si doubel agent ini 🐍
katanya syam ini dikirim ke luar negri bukan di eksekusi... ga tau lah simpang siur
Mati konyol semua pki biadan
@@sonidamara5018
Siapa Syam Kamaruzaman ?
Benarkah Sjam Kamaruzaman itu intel tentara double agent? Ternyata ini fakta yang terungkap. Ya, selama ini banyak yang menanggap jika Sjam Kamaruzaman, Ketua Biro Khusus PKI sekaligus tangan kanan DN Aidit Ketua PKI itu adalah double agent.
Yang percaya teori ini menyebut jika Sjam adalah agen yang bekerja di dua kaki. Satu kaki bekerja di Biro Khusus PKI. Kaki satunya lagi bekerja untuk tentara. Bahkan ada yang percaya jika Sjam itu adalah intel yang disusupkan tentara dalam hal ini Angkatan Darat ke tubuh PKI.
Bahkan ada pula yang percaya Sjam itu bekerja untuk badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Mereka yang percaya ini, bahkan menganggap Sjam masih hidup dan berada di Amerika Serikat. Benarkah seperti itu?
Buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo, memuat hasil wawancara wartawan Majalah Tempo dengan salah satu anak buah Sjam Kamaruzaman di Biro Khusus PKI. Dalam wawancara itu, eks petinggi Biro Khusus PKI itu mengungkapkan dengan gamblang sosok Sjam Kamaruzaman yang selalu dilukiskan sosok yang misterius. Termasuk menjawab benarkah Sjam itu adalah double agent atau bahkan dia itu intelnya tentara dan CIA.
Mantan anak buah Sjam Kamaruzaman yang diwawancara wartawan Majalah Tempo yang kemudian hasil wawancaranya dimuat dalam buku,"Sjam Lelaki dengan Lima Alias" bernama Hamim.
Hamim sendiri adalah nama aliasnya. Dia punya satu nama asli dan tiga nama alias. Nah, Hamim adalah salah satu nama aliasnya. Dalam wawancara itu Hamim mengatakan, ketika belajar di sekolah partai di Tiongkok, dia diwajibkan memakai nama alias.
Ketika diwawancara wartawan Majalah Tempo, Hamim sudah berusia 83 tahun. Dia termasuk salah satu tokoh penting dibalik Gerakan 30 September. Dia adalah satu-satunya anggota Biro Khusus PKI yang tersisa.
Hamim sendiri sempat divonis mati, tapi kemudian bebas setelah Soeharto lengser sebagai Presiden. Nama Hamim sendiri menurut buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, " yang disusun Tim Buku Tempo, berkali-kali disebut Sjam ketika diperiksa aparat pada 1967. Hamim ikut dalam rapat-rapat rahasia Biro Khusus menjelang Gerakan 30 September.
Kepada Ahmad Taufik wartawan Tempo yang mewawancarainya, Hamim bercerita dia jadi anggota PKI pada Mei 1948. Kata dia, Sjam juga masuk PKI pada tahun 1948. Tapi waktu itu, dia belum mengenal Sjam.
Hamim mulai mengenal Sjam waktu mengajar di Sekolah Partai Central di Jalan Padang, Jakarta. Dia dipanggil Sjam ke rumahnya di Paseban, Jakarta Pusat. Sjam bilang, "Bung dapat tugas untuk bagian pendidikan. Bung nanti mengurusi sekolah partai, mendidik perwira dan kader-kader daerah."
Hamim juga mengaku sempat ditahan bersama Sjam setelah tertangkap di penjara Cipinang. Kata Hamim, Sjam memang selalu ngomong, bahwa dia intelnya tentara. Padahal kata Hamim itu bohong. Tidak betul Sjam Kamaruzaman itu intelnya tentara.
"Dia bilang bahwa dia intel ABRI. Jadi double agent. Padahal enggak betul. Bahwa dia menyamar sebagai intel ABRI itu kamuflase. Perwira intel (yang telah dibina PKI) memberi dia surat keterangan sebagai intel agar dia bisa ke mana-mana, termasuk masuk pos tentara," kata Hamim seperti dimuat dalam buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias, "yang disusun Tim Buku Tempo.
Dengan surat kamuflase itu, Sjam pun leluasa untuk masuk ke lingkaran para perwira dan menjalankan tugasnya mempengaruhi para tentara untuk jadi simpatisan PKI. Mengenai Sjam yang kemudian membongkar rahasia Biro Khusus PKI, kata Hamim karena Sjam takut mati setelah dia divonis mati. Dia pun coba mengulur-ulur waktu eksekusinya dengan banyak membocorkan rahasia partai dan Gerakan 30 September. Mungkin dengan itu, Sjam berharap bisa menyelamatkan nyawanya sendiri.
Dalam wawancara itu, wartawan Tempo sempat bertanya pada Hamim, apakah dia menganggap Sjam pengkhianat? Hamim pun menjawab.
"Omongannya enggak pernah sesuai. Dulu dia bilang, masuk Biro Chusus itu
konsekuensinya penjara atau mati." Saya jawab, untuk partai, sih, apa saja saya lakukan. Tapi, setelah itu, saat menghadapi hukuman mati, dia gentar. Dia dihukum tembak pada 1986 bareng Pono, Bono, dan seorang kolonel AURI. Sjam yang bombastis dan suka marah-marah ternyata waktu menghadapi kematian menjadi
oportunis," begitulah jawaban Hamim seperti yang dimuat buku, "Sjam Lelaki dengan Lima Alias."
Inilah Jejak Pelarian Sjam Kamaruzaman Sampai Tertangkap Pasukan Siliwangi.
Dalam artikel berjudul," Akhir Pelarian Sang Buron, " yang dimuat dalam buku berjudul," Sjam Lelaki dengan Lima Alias," yang disusun Tim Buku Tempo, digambarkan dengan detil jejak pelarian Sjam Kamaruzaman, tokoh penting dibalik peristiwa G30S PKI yang terjadi pada 1 Oktober 1965.
Dalam artikel itu disebutkan, enam hari setelah peristiwa Gerakan 30 September, Sjam dan beberapa tokoh penting Biro Khusus PKI berkumpul di rumah Waluyo seorang aktivis PKI yang ada di Gang Listrik, Jakarta Pusat. Sjam hadir dalam pertemuan itu.
Dalam pertemuan itu, Sjam mengatakan, tugas semua pemimpin gerakan sekarang menyelamatkan diri. Ketua Biro Khusus PKI itu juga memberitahu jika ia akan kabur ke Bandung Jawa Barat. Sementara Pono akan ke Jawa Tengah. Tokoh Biro Khusus lainnya, Hamim dan Wandi akan tetap di Jakarta untuk menghimpun kekuatan partai.
Peristiwa pertemuan di rumah Waluyo yang dihadiri Sjam Kamaruzaman itu diungkapkan oleh Hamim saat ia diwawancara wartawan Majalah Tempo. Hamim ketika diwawancara berumur 83 tahun.
Dalam wawancaranya dengan wartawan Majalah Tempo, Hamim mengungkapkan sebelum pertemuan bubar, Sjam pamitan kepadanya. Sejak saat itu, Hamim putus hubungan dengan Sjam, sampai kemudian bertemu lagi di penjara Cipinang.
Esoknya, sekitar pukul sepuluh pagi Sjam berangkat bersama Mustajab dengan kendaraan yang lain menuju Bandung. Menjelang Bandung tepatnya di daerah antara Padalarang dan Cimahi, kendaraan berhenti. Sjam turun lalu dibawa oleh anggota staf Biro Khusus Daerah Jawa Barat bernama Tati.
Bersama Tati, Sjam menuju Bandung. Sementara Mustajab kembali ke Jakarta. Tiba di Bandung sekitar pukul 14.00. Tati langsung mengantar Sjam ke rumah seseorang bernama Jaja. Di rumah Jaja, Sjam tinggal selama dua hari.
Kemudian pada awal Januari 1966, Sjam pindah ke daerah Cibabat. Dia tinggal di
rumah anggota Polisi Militer bernama Idris. Selama seminggu, Sjam tinggal di sana. Lalu setelah itu kembali mengungsi ke rumah Jaja. Saat itu, bekal uang yang dibawa Sjam juga makin tipis. Dari Jakarta, Sjam bawa uang sejuta rupiah yang menurutnya diambil dari uang sisa usaha Biro Khusus. Dalam perhitungan Sjam, uang itu bisa dipakai selama lima bulan dalam pelarian. Karena duit semakin menipis, Sjam terpaksa menjual arloji dan barang-barang lain yang ia miliki.
Pada akhir Juli 1966, Sjam pindah ke rumah Suparman, seorang tentara berpangkat letnan dua yang ada di Cimahi. Dia tinggal di rumah Suparman sampai bulan September. Selama di Bandung, seperti dikutip dari buku yang disusun Tim Buku Tempo, Sjam mengaku tak bisa berhubungan dengan pemimpin PKI di Jakarta. Kemudian pada bulan
Oktober 1966, Sjam pindah ke rumah seseorang bernama Idi di Jalan Taman Sari. Rumah persembunyian Sjam ini tidak jauh dari kampus Institut Teknologi Bandung.
Dia tinggal di sana selama sebulan. Lalu setelah itu, dia bersembunyi dengan menginap di Hotel Bali hingga akhir Desember. Pada bulan November 1966, saat masih menginap di Hotel Bali, Sjam bertemu lagi dengan Haryana. Dalam pengakuannya kepada penyidik yang memeriksanya, Sjam mengaku sampai awal 1967, setidaknya dua kali dia pindah rumah. Terakhir ia menginap di rumah seorang pengurus PKI di daerah Padasuka. Di sini, Sjam kembali bertemu dengan Haryana.
Ketika itu menurut Sjam Haryana sakit. Fisiknya lemah. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1966, Sjam mendapat kabar bahwa seseorang bernama Jojo yang
mengetahui persembunyiannya di Padasuka ditangkap aparat.
Takut tempat persembunyian terendus tentara ia kabur ke rumah Suparman yang ada di Jalan Simpang Nomor 15 Cimahi. Sjam pergi ke rumah Suparman dengan diantar simpatisan PKI bernama Santa Lusina. Menurut Sjam, perpindahan dari Padasuka ke Cimahi atas inisiatifnya sendiri dan tanpa persiapan apa-apa. Semua mendadak, karena takut tentara mengendus tempatnya sembunyi.
Ketika tinggal di rumah Suparman, perasaan Sjam selalu dihantui perasaan tidak enak. Ia selalu tidak tenang. Takut tentara datang menyergapnya. Waktu itu, Sjam berencana hanya dua hari tinggal di rumah Suparman. Setelah itu akan kembali cari tempat sembunyi. Santa Lusina berjanji akan menjemput Sjam di hari yang telah disepakati.
Tapi, pada hari yang disepakati, Santa Lusina yang berjanji akan mengantar
tidak datang. Ternyata, Santa Lusina disergap tentara ketika pulang dari Padasuka. Lokasi buronan nomor satu tentara Angkatan Darat pun akhirnya bisa diendus.Pukul satu malam 9 Maret 1967, ketika terlelap, Sjam ditangkap dalam Operasi Kodam Siliwangi dengan nama sandi Kalong.
"Saat pulang dari Padasuka, Santa disergap. Dia menunjukkan temypat saya menginap, kata Sjam dalam kesaksiannya," seperti dikutip Tim Buku Tempo dalam buku yang disusunnya.
Karena haus kekuasaan dan ambisi jd presiden rakyat nya di korbankan 2 jt jiwa melayang ttp pengadilan
artinya sjam mendekam 21 tahun dipenjara
Sjam Kamaruzaman orang Yunani tapi kok banyak tongkrong di patuk gunung kidul ceritanya gimana sih ada yg tau
Siapa nama eksekutornya? Di RSJ mana?
😂
Kebal politik
Ngising mas??
Ho'oh
Lego mas
Dimakamkan di pemakaman Hewan ya?
Punya ilmu kebal pun akhirnya mati juga, karena tidak ada yg abadi didunia ini.
Ad yg y tahu smua makam mereka.krn agen🎉 mengorek.saatmereka pijat.kena hipnotis
Bukan kenal Mungin para eksekutor tidak kuat mental apalagi menembak dari jarak sangat dekat
Th 86 aku dah SMA,tp ga dengar exekusinya Krn terbatasnya media, atau aku yg ga peduli
Coba bahas Aidit,Sosro,dan Tceweng to bos 👌
Mana mau bahas aidit dan sosro 😁
Wwkwkkk.
Dokumen surat terakhir Aidit sebelum tertangkap & dieksekusi, malahan sangat gamblang mengungkap adanya plot besar deal2 perjanjian rahasia, antara si SOSRO, si CEWENG (Subandrio) dengan si MBAH dari "negeri TETANGGA" (Mao Zedong RRC), yg akan dijadikan kartu as oleh Aidit jika tertangkap & dibawa ke Mahmilub.
Yang jika dibuka ke publik, akan "....jadi lonceng kematian bagi si SOSRO...".
th-cam.com/video/PQFK_Od3FWk/w-d-xo.html
Dokumen otentik surat terakhir aidit buat pendukung2nya, dari arsip2 teperpu mahmilub.
Dalam surat tsb aidit menyebut2 soal konfrontasi malaysia, sbg respons atas rencana Tunku Abd Rahman utk "....to outvote chinese majority...".
Nah tuh.
Aidit : Jawa adalah Kunci❗🤔
Gue : Ngopi ☕☕☕ adalah Kunci❗🤔
❤
Ilmu kebal belgedes 😂😂
Pasti jasad² gembong² PKI dibuang ke laut setelah dieksekusi, krn tdk ada kuburannya sama sekali.
Atau dikubur tanpa nisan
Waduh baxak aliasxa tu nama
Kalau dijatim gk ada yng kebal dngan ansor.
Kacaunya klo org sipil memimpin strategi militer 🤔🤔🤔
Ilmu kebal itu ilmu yg bagaimana... Jujur ilmu ini tdk masuk logika
Data darimana Sjam Kamaruzaman tdk bisa di intrograsi?? Di sidang mahmilub Sjam paling banyak bernyanyi membuka semua data pki. Sampai Sjam kamaruzaman di anggap penghianat partai.
Padahal di menit 7:20 narasinya sudah sangat jelas, masih saja mispersepsi
Iyupp. Sjam Kamaruzzaman pun jadi narasumber utama sutradara Arifin C Noer ketika melakukan riset utk film rekonstruksi sejarah "G30S PKI" yg skrg lg pada disiarkan.
@@syariefdirgantara7670 ,
• *_Sjam Kamaruzaman_* dijemput oleh petugas *_PM di lembaga pemasyarakatan (LP) Cipinang pada tanggal 27' September' 1986 (saksi A. M. Fatwa/ILC 29' September' 2015), dan dikarantina di Rutan MILITER (Cimanggis)_* .
• *_Tanggal 30' September' 1986, dibawa ke Dermaga Tanjung Priok menuju ke salah satu kepulauan seribu (lokasi tepat nya, dirahasiakan oleh Negara). Tepat pada pukul _**_03:00_**_, satu butir peluru eksekutor menembus jantung Sjam Kamaruzaman, dan mengantarkan nya ke alam baka_* .
• *_Proses eksekusi Sjam Kamaruzaman telah dipublikasikan oleh RRI pada saat itu_* .
@@user-ce5sm9zd2t Sjam Kamaruzzaman dieksekusi 2 thn stlh film rekonstrusi sejarah G30S PKI selesai dibuat dan dilaunching ke masyarakat thn 1984.
@@syariefdirgantara7670 , benar, film *_G-30S PKI_* , *_tayang perdana di tahun 1984_* .
Tapi Dia Syam Mati Juga .Berarti Dia Tidak Kebal.
Klo kebal kok mati jg ditembak, klo si penembak msk rsj ya wajar dia cerita begini begitu ttg syam krn itu msk ke memori dia saat mjd komandan..org dgn gangguan jiwa akan menceracau trus ttg pengalaman yg plg berkesan dlm hdpnya
Klo sakti, msh hidup dong, jgn modarrr