Mengungkap Rahasia Masjid Mangkunegaran, Warisan Kerajaan Solo

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 14 ธ.ค. 2024
  • MASJID AL-WUSTHO
    Kelompok 7
    Anggota :
    Axel Belva Carolan 04
    Hieronimus Anggraito Sri Pitulung 17
    Laurensius Exel Wibisono 18
    video proyek ASAS dari mata pelajaran Sejarah, dan Bahasa Indonesia
    PANATAGAMA
    Di malam yang sunyi seorang Raja Mangkunegara bermimpi tentang sebuah wabah besar yang akan terjadi di kotaku, seketika sang Raja terbangun dari tidurku dengan keadaan cemas dan takut. Satu minggu setelah sang Raja bermimpi sebagian besar keluarga terkena wabah penyakit yang tertular dari air yang sang Raja tidak tau penyebabnya apa. sang Raja dan anggota kerajaan lain menyelidikinya namun tidak menemui titik terang karena semua sumber air telah tercemari cairan misterius. Sang Raja pun tidak tinggal diam dan segera menyuruh penjaga kerajaan mencari dalang peracun sumber air yang membuat sebagian anggota kerajaan terkena penyakit. Setelah beberapa hari penjaga kerajaan mencurigai 3 orang tukang yang membangun taman di luar kerajaan mereka terlihat mencurigakan karena taman tersebut dekat dengan sumber air kerajaan namun saat ditanya tukang tersebut seperti menyembunyikan sesuatu. Penjaga kerajaan kemudian bertanya dengan mereka dengan wajah yang curiga “Pak apakah anda mengetahui orang yang meracun sumber air disini?” para tukang pun menjawabnya dengan gugup “Tiii…tiidakk tauu pakk” lalu penjaga kerajaan tersebut bertanya kembali dengan cukup keras “Anda sehari hari berada disini masa tidak tau” kemudian penjaga kerajaan membawa ketiga tukang itu kepada raja. Ketiga tukang itu pun menghadap raja di Pendopo Ageng yang berada di tengah-tengah Pura Mangkunegaran, kemudian sang Raja bertanya pada ketiga tukang itu tentang cairan misterius yang mencemari sumber air dan menyebabkan wabah penyakit yang menjangkit anggota kerajaan.
    “Apakah kalian mengetahui tentang cairan misterius itu?” Tanya sang Raja.
    Salah satu tukang menjawab dengan kepala menunduk yang membuat sang Raja
    mencurigai seorang tukang tersebut, ia pun menjawab.
    “Tiii…tidakk Raja kami tidak mengetahui apapun mengenai cairan misterius itu”.
    Sang Raja kembali melontarkan pertanyaan dengan lebih tegas.
    “APAA KALIAN MENGETAHUI TENTANG CAIRAN MISTERIUS ITU?? JAWAB
    DENGAN JUJUR!!!”.
    Kemudian salah seorang tukang lainnya menjawab.
    “Kami mendapat perintah dari Meneer Frederik”
    Raja pun terheran-heran mendengar perkataan itu, kemudian sang Raja memutuskan untuk menghukum ketiga tukang itu.
    Di keesokan harinya sang Raja menemui Meneer Frederik di kediamannya untuk menanyakan apa tujuan Meneer Frederik meracuni sumber air kerajaan. Namun sang Meneer menyangkal pertanyaan dari sang Raja, ia mengatakan bahwa ia tidak mengetahui hal tersebut, lalu sang Raja bertanya sekali lagi dan sang Meneer mengatakan bahwa sesungguhnya dia menginginkan upeti lebih dari kerajaan. Sang Raja awalnya menolak namun sadar bahwa jika menolak Meneer Frederik mungkin akan merencanakan hal yang lebih keji. Raja pun akhirnya memberikan upeti kepada Meneer Frederik dan membuat perjanjian bahwa Meneer itu untuk tidak akan membuat rencana keji yang baru.
    Beberapa bulan kemudian sang Raja memperoleh mimpi kembali dalam mimpi itu Raja berada disebuah bangunan megah dengan terdapat ukiran kaligrafi yang indah dan saat ia melihat ke langit terdapat awan yang membentuk Lafadz Allah serta raja melihat ke samping seperti sumber air kerajaan. Raja pun terbangun dari mimpinya dan takjub akan mimpi yang sangat indah tersebut, membuat Raja berniat membangun masjid di dekat sumber air tersebut. Raja pun menjelaskan niatnya pada anggota kerajaan lainnya namun mendapat penolakan oleh penasihat kerajaan karena sebagian anggota kerajaan menganut kepercayaan Kejawen. Sang Raja kemudian tetap teguh pada pendiriannya walaupun niatnya ditolak oleh para penasihat kerajaan, namun ada salah seorang penasihat kerajaan yang mendukung niatnya dengan syarat masjid harus sudah berdiri sebelum malam Satu Suro. Raja pun menyanggupi syarat dari sang penasihat kerajaan tersebut dan mulai membuat rancangan bentuk masjid tersebut.
    Saat memulai pembangunan masjid itu dilakukannya upacara Selamatan agar pembangunan masjid berjalan lancar dan masjid itu pun mulai dibangun oleh banyak pekerja. Setelah beberapa bulan pembangunan masjid itupun sudah terlihat bentuknya tepat seminggu sebelum malam Satu Suro. Kemudian sehari sebelum malam Satu Suro masjid itu mulai dipersiapkan untuk dipakai sholat pertama kalinya. Kemudian saat malam Satu Suro masjid itu digunakan Sholat dengan didatangi oleh para Walisongo, Habib dari Arab dan Palestina. Hal itu membuat Raja senang dengan pencapaiannya yang berhasil mewujudkan mimpinya dalam membuat masjid. Masjid itu pun diberi nama Masjid Negara oleh salah satu Walisongo yang berarti masjid kota. Setelah adanya masjid itu banyak anggota kerajaan Mangkunegara yang memilih untuk hijrah menjadi menganut kepercayaan Islam. Seiring berjalannya waktu Masjid Negara tidak hanya digunakan untuk anggota kerajaan saja tetapi juga masyarakat kota yang beragama Islam.

ความคิดเห็น •