Sejarah Reo Manggarai dan Naib ( Raja Bicara) Abdoellah Daeng Mananja

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 7 ก.ย. 2024

ความคิดเห็น • 53

  • @NurdinSE
    @NurdinSE 2 ปีที่แล้ว +2

    Kereenn Muma Ocha, meskipun video nya singkat namun sgt informatif. Terus menyampaikan semua informasi yg sgt bermanfaat sprti ini utk pencerahan sejarah Kesultansn Bima dan Goa yg berada di Reo, krn sgt bermanfaat bagi generasi Reo saat ini dan seterusnya

  • @premman6052
    @premman6052 2 ปีที่แล้ว +2

    untuk mengetahui masa depan maka belajarlah dari masa lalu,
    terima kasih telah menghidupkan sejarah Manggarai utara

  • @blesss76
    @blesss76 2 ปีที่แล้ว +4

    Mantap ,,,,, mudah2han diperbanyak lagi ya,,, supaya kita lebih mengenal sejarah tanah kita lahir, kalau ada cerita singkat Raja Bima terakhir berkuasa Di Reo Manggarai pada saat gunung Tambora meletus apakah itu betul ? Ditunggu Vidio selanjutnya salam Hangat Reo - Bima.

  • @sintasa2795
    @sintasa2795 ปีที่แล้ว

    Mantap bang.🙏🙏

  • @kaimandayu7007
    @kaimandayu7007 2 ปีที่แล้ว

    mantap Muma. sejarah adalah pijakan kita dalam membangun masa depan

  • @davidtupulu
    @davidtupulu 2 ปีที่แล้ว

    Nyimak obrolannya 🙏

  • @muhammadbasri66
    @muhammadbasri66 ปีที่แล้ว

    Sebuah ulasan singkat namun padat, saya tertarik dengan ulasan Putri Daeng Tamima yang menikah dengan Putrasultan Bima, lalu dihadiaih Reo, dst........🙏🙏🙏🙏🙏👍👍

  • @attawike3148
    @attawike3148 2 ปีที่แล้ว +3

    Tidak semua orang manggarai itu dari bima, dan bima di manggarai itu pendatang yang pada umumnya pekerjaanya itu sebagai nelayan, misalnya di daerah saya orang bima itu pendatang semua, atau kalau mau perang lagi juga boleh, nanti kita liat siapa yg lebih kuat!!

    • @muhammadpurnomo4427
      @muhammadpurnomo4427 2 ปีที่แล้ว +1

      Leluhur.mu dulu berada di bawah kesultanan bima

    • @attawike3148
      @attawike3148 2 ปีที่แล้ว +1

      @@muhammadpurnomo4427 hayuk perang lagi yuk

    • @hamba_allah475
      @hamba_allah475 2 ปีที่แล้ว +1

      @@attawike3148 tidak ada umat manusia modern yang mau perang.. apa salahnya kalau mengakui sejarah, kalau Manggarai dulu adalah satu wilayah kesultanan dengan kesultanan Bima yang berpusat di timur pulau Sumbawa..?? Ini bukti sejarah bung...

    • @attawike3148
      @attawike3148 2 ปีที่แล้ว +1

      @@hamba_allah475 weee sejarah dari mana yang kau bilang itu, jangan bilang umum manggarai ya, mungkin yang kau bilang itu sebagian dan hanya di manggarai barat itu sebagianya aja tidak semua manggarai barat juga, sa asli orang manggarai kami tidak ada sejarah yang ada hubungan ama orang bima ya, atau kalau mai coba kita perang lagi lah sa anak manggarai timur mai su coba kita perang lagi

    • @muhammadalfareezel997
      @muhammadalfareezel997 2 ปีที่แล้ว

      @@hamba_allah475 puki ko pu mai ni, tidak ada hubungan kesultan bima sama manggarai ew, bima itu pendatang di sini, dan ko ingat ee orang bima itu kebanyakan nelayan, jadi ko bilang pernah menguasai umumnya manggarai?orang bima itu kebanyakan di manggarai barat hanya sebagian seperti di dekat pulau komodo, kalau boleh kita coba, sa ju banyak beteman deng anak bima sa su tau karakter orang bima, mari kita coba sapa yang lebi kuat, sa orang pota di sini banyak orang bima pendatang kalau mau usik kita orang manggarai ju boleh nanti kita buktikan siapa yang kabur duluan camkan itu!!!
      Kalau mau kita perang lagi aja ya, nanti kita liat siapa yang hanya bacot di sosmed

  • @gustisudirman525
    @gustisudirman525 ปีที่แล้ว

    Om boleh gali lagi sejarah putri Kesultanan gowa?
    Daeng tememang

  • @ultrasmanggarai7806
    @ultrasmanggarai7806 2 ปีที่แล้ว +3

    bahwa Manggarai bukan kekuasaan Belanda-Bima adalah kunjungan orang Barat ke Manggarai baru terjadi pada 1880. Fredericus Albertus Colfs adalah orang Barat pertama yang menjelajahi wilayah Manggarai untuk meneliti perihal kupu-kupu. Colfs membuat peta pedalaman Manggarai. Jadi meski seandainya Manggarai telah menjadi wilayah kekuasaan Belanda, Belanda sejatinya tidak pernah tahu menahu, apalagi mengurus wilayah ini sampai dengan kedatangan Colfs pada 1880.
    Toda juga memeriksa dokumen-dokumen pasca-1900 yang berhubungan dengan Manggarai. Berbeda dengan sumber-sumber sebelum 1900 yang kebanyakan adalah dokumen Kerajaan Bima, dokumen setelah 1900 adalah dokumen-dokumen yang ditulis orang Belanda di lokasi (di Manggarai atau dari kunjungan ke Manggarai). Meski orang Belanda ini berhasil merangkai sumber-sumber asli dari informan lokal, meski masih menggunakan latar belakang dokumen Bima.
    Tiga dokumen utama Belanda yang dikaji oleh Toda adalah Laporan Zollinger, Laporan Freijss dan Dokumen Braam Morris. Pada 1847 pemerintah Belanda di Sulawesi mengirim Zollinger untuk membuat penelitian di Flores. Zollinger mengumpulkan informasi tentang sejarah, geografi, etnologi, religi dan kepercayaan lokal, demografi, kemasyarakatan, pemerintahan dan ekonomi. Zollinger mempertanyakan klaim kerajaan Bima atas Maggarai karena tidak menemukan jejak Bima dalam penelitiannya (hal. 180).
    J.J Freijss melakukan perjalanan ke Manggarai dalam rangka menjajaki perdagangan ke wilayah ini pada tahun (1854). Freijss menggunakan surat dari Raja Bima untuk kunjungannya. Namun surat tersebut ditolak oleh Adak Todo, karena Adak Todo tidak merasa bahwa Manggarai adalah bawahan Bima. Meskipun begitu, Adak Todo tetap berkenan memberikan ijin bagi Freijss dan anak buahnya untuk melakukan penelitian dan tinggal di salah satu lokasi di dekat pantai (hal. 185).
    Dalam laporannya pada 1860, Freijss menyebutkan bahwa Flores memiliki potensi tambang mineral (emas, timah dan besi). Namun setelah diteliti oleh Wichmann, seorang ahli geologi yang didatangkan oleh Belanda, ternyata laporan Freijss tidak benar. Laporan Freijss salah karena dia menggunakan penterjemah dari Bima yang tidak paham bahasa Manggarai. Akibatnya Wae Pesi yang artinya ‘sungai untuk mencari udang’ diterjemahkan sebagai ‘sungai yang mengandung besi’.
    Sementara itu, dokumen Braam Morris tentang nama-nama kampung dan nama-nama tempat ternyata 99 persen salah! Braam Morris membuat dokumen administrasi kepemerintahan di wilayah Manggarai dalam rangka menyiapkan intervensi Belanda di wilayah Manggarai (hal. 194).
    Selain mengkaji dokumen, Toda juga melakukan penelitian langsung di lapangan dengan mewawancarai para informan. Melalui para informan ini, dilengkapi dengan hasil penelitian John Hakim Song (1986), Toda menggambarkan asal mula kerajaan Manggarai. Toda menyampaikan bahwa selain penduduk lokal, Manggarai berturut-turut bercampur dengan pendatang dari Sumba, Turki, Goa-Tallo, Melayu dan Minang. Baru pada tahun 1640, terjadi pembaharuan ketataneragaan mengikuti model yang dibawa oleh Goa-Tallo (hal. 247).
    Kehadiran Kerajaan Bima di wilayah ini adalah karena diundang salah satu kerajaan Todo yang berkonflik dengan kerajaan Cibal. Namun Bima tidak pernah berani menghancurkan Cibal karena Cibal masih berada dalam perlindungan Goa-Tallo.

  • @arifsudirman-ke5ur
    @arifsudirman-ke5ur ปีที่แล้ว

    GOWA DATANG MENYATUKAN TIGA KERJAAN BESAR MENJADI SATU BERNAMA MANNGGARAI...
    MARKAS BESAR EKSPANSINYA BERADA DI REO..
    KENAPA SEJARA MANGGARAI DOMINAN KE BIMA SEDANG GOWA YANG BERDARAH DARAH MENYATUKAN MENGGARAI MENJADI SATU KEMUDIAN HILANG

  • @twenty_seven7405
    @twenty_seven7405 2 ปีที่แล้ว

    Keren muma🙏🏻🙏🏻

  • @gardagajeng3397
    @gardagajeng3397 2 ปีที่แล้ว +1

    Maaf,Perw.Bima atau Naib Reo hanya menguasai Reo dan Pota sekitarnya,bukan Manggarai Barat Apalangi Manggarai secara keseluruhan,karena Manggarai yg lebih luas dikuasai oleh Kerajaan Todo,itu berdasarkan Golo Worok Agreement 1768 M.Setelah Raja Todo dan Adak Bajo sepakat menempatkan Bima di Reo,jadi buk an Manggarai.Sejarah harus diluruskan

    • @hamba_allah475
      @hamba_allah475 2 ปีที่แล้ว +4

      Todo dan cibal, walaupun tidak dibawahi langsung oleh naib di Reo dan Pota, akan tetapi para dalunya rutin membayar upeti kepada kesultanan Bima.. ini adalah fakta sejarah bung.. bahwa dahulu Manggarai dahulu pernah berada satu atap dengan Bima di bawah bendera kesultanan Islam Bima..

    • @Sanyone.can.0
      @Sanyone.can.0 ปีที่แล้ว

      @@hamba_allah475 Iya kah bro

  • @arifsudirman-ke5ur
    @arifsudirman-ke5ur ปีที่แล้ว

    Pertanyaan saya sederhana kenapa
    Kenapa semua silsilah yang di utus bima raja bicara Abdullah daeng mananja...nama bapaknya bergelar daeng atau dalam hal ini menggunakan dua nama. Sedangkan di Bima tidak ada nama daeng mananja....di Bima hanya ada panggilan Dae dengan nama asli..

    • @rehankhan-tb5sm
      @rehankhan-tb5sm 10 หลายเดือนก่อน

      Kmu tak tau lidah orang bima itu jarang yg pake huruf mati kalau menyebut nama orang.. dae..ya sama saja Sama daeng

  • @frankyperdana8597
    @frankyperdana8597 2 ปีที่แล้ว

    Naib Reo dikatakan sebagai perwakilan Sultan Bima, tetapi namanya menunjukkan pengaruh Gowa (Daeng). Apakah Naib Abdullah ini keturunan Gowa atau Bima? Jika keturunan Gowa, bagaimana kemudian bisa diangkat menjadi perwakilan Bima yang sedang berkonflik dg Gowa? Di beberapa referensi yg saya baca, juga disebut dlm channel ini, dikatakan ada pertarungan antara Bima dan Gowa memperebutkan kekuasaan di Manggarai, yang mengakibatkan Daeng Tamima kembali ke Gowa. Mohon penjelasan lebih lanjut. Terima kasih. Tabe

    • @daengsila2084
      @daengsila2084 2 ปีที่แล้ว +3

      Banyak perkawinan silang antara putra mahkota kesultanan bima dan putri raja gowa dan jg para bangsawan tinggi kedua kerajaan. Makanya di Bima banyak pakai gelar daeng sampai skrg. Salam hangat dari Bima buat keluarga di Manggarai hususnya di reo dan pota.

    • @mikhaelkapu6732
      @mikhaelkapu6732 2 ปีที่แล้ว +2

      Dalam sejarah nenek kami org cibal bawah org Bima Tidak pernah menang dalam perang atau dalam adu ilmu
      1 orang Bima menguji nenek kami yaitu lontarmelondek untuk makan garam kasar satu kubik dn kakek kmi berhasil menghabiskan garam tersebut.kemudian org cibal melakukan balas dn berjanji dgn org Bima klu org bisa memanjat pohon kelapa yang tinggi dikampung cibal maka cibal akan dikuasai oleh org bima.tpi apa yg terjadi pada saat itu orang Bima datang org yg paling jago utk manjat kelapa dri bima.tpi apa yg terjadi pada saat manjatnya org naik sampe berhasil dn saat turunnya org itu jatuh karena dia merasa sdh sampe padahal separuh batang kelapa itu saja blom akhirnya dia jatuh dn mati dikampung cibal. Ini fakta dalam sejarah kami org cibal keturunan empo Paju,(suku kina cibal)

    • @adityavarman6880
      @adityavarman6880 2 ปีที่แล้ว

      @@mikhaelkapu6732 apakah cibal juga keturunan minangkabau?

    • @n.gmargea919
      @n.gmargea919 2 ปีที่แล้ว +1

      @@adityavarman6880 kalo kturunan minangkabau hmpir kseluruhan orang manggarai ...
      Tp klo Cibal itu aslinya Manggarai..

    • @adityavarman6880
      @adityavarman6880 2 ปีที่แล้ว

      @@n.gmargea919 baik lah.jdi salah satu sebab perang cibal vs todo adlah klaim cibal yg sebut todo keturunan minangkabau.

  • @alamsyahabbas5509
    @alamsyahabbas5509 2 ปีที่แล้ว

    Abdullah Daeng Mananja Meninggal 1967 atau 1667?.

  • @ultrasmanggarai7806
    @ultrasmanggarai7806 2 ปีที่แล้ว +2

    Sembarang!!!!!

    • @kaweite3197
      @kaweite3197 2 ปีที่แล้ว +1

      Ini video klaim sejarah yg tidak benar dan tidak berdasar pada riset

    • @hamba_allah475
      @hamba_allah475 2 ปีที่แล้ว +2

      @@kaweite3197 kita di Bima memiliki bukti sejarah yang tersimpan rapi di museum asi Mbojo.. bahkan mahkota raja Manggarai yang asli yang terbuat dari emas murni masih tersimpan di museum asi Mbojo.. ini membuktikan kalau Manggarai dulu adalah menjadi salah satu bagian wilayah kesultanan Islam Bima, yang berpusat di timur pulau Sumbawa..
      Ini fakta sejarah bung...

    • @kamikazeruteng1518
      @kamikazeruteng1518 ปีที่แล้ว +1

      @@hamba_allah475 sembarang kau, di Ruteng tidak ada sejarahnya bima, mungkin di Reo saja.manggarai itu besar

  • @ultrasmanggarai7806
    @ultrasmanggarai7806 2 ปีที่แล้ว +1

    bahwa Manggarai bukan kekuasaan Belanda-Bima adalah kunjungan orang Barat ke Manggarai baru terjadi pada 1880. Fredericus Albertus Colfs adalah orang Barat pertama yang menjelajahi wilayah Manggarai untuk meneliti perihal kupu-kupu. Colfs membuat peta pedalaman Manggarai. Jadi meski seandainya Manggarai telah menjadi wilayah kekuasaan Belanda, Belanda sejatinya tidak pernah tahu menahu, apalagi mengurus wilayah ini sampai dengan kedatangan Colfs pada 1880.
    Toda juga memeriksa dokumen-dokumen pasca-1900 yang berhubungan dengan Manggarai. Berbeda dengan sumber-sumber sebelum 1900 yang kebanyakan adalah dokumen Kerajaan Bima, dokumen setelah 1900 adalah dokumen-dokumen yang ditulis orang Belanda di lokasi (di Manggarai atau dari kunjungan ke Manggarai). Meski orang Belanda ini berhasil merangkai sumber-sumber asli dari informan lokal, meski masih menggunakan latar belakang dokumen Bima.
    Tiga dokumen utama Belanda yang dikaji oleh Toda adalah Laporan Zollinger, Laporan Freijss dan Dokumen Braam Morris. Pada 1847 pemerintah Belanda di Sulawesi mengirim Zollinger untuk membuat penelitian di Flores. Zollinger mengumpulkan informasi tentang sejarah, geografi, etnologi, religi dan kepercayaan lokal, demografi, kemasyarakatan, pemerintahan dan ekonomi. Zollinger mempertanyakan klaim kerajaan Bima atas Maggarai karena tidak menemukan jejak Bima dalam penelitiannya (hal. 180).
    J.J Freijss melakukan perjalanan ke Manggarai dalam rangka menjajaki perdagangan ke wilayah ini pada tahun (1854). Freijss menggunakan surat dari Raja Bima untuk kunjungannya. Namun surat tersebut ditolak oleh Adak Todo, karena Adak Todo tidak merasa bahwa Manggarai adalah bawahan Bima. Meskipun begitu, Adak Todo tetap berkenan memberikan ijin bagi Freijss dan anak buahnya untuk melakukan penelitian dan tinggal di salah satu lokasi di dekat pantai (hal. 185).
    Dalam laporannya pada 1860, Freijss menyebutkan bahwa Flores memiliki potensi tambang mineral (emas, timah dan besi). Namun setelah diteliti oleh Wichmann, seorang ahli geologi yang didatangkan oleh Belanda, ternyata laporan Freijss tidak benar. Laporan Freijss salah karena dia menggunakan penterjemah dari Bima yang tidak paham bahasa Manggarai. Akibatnya Wae Pesi yang artinya ‘sungai untuk mencari udang’ diterjemahkan sebagai ‘sungai yang mengandung besi’.
    Sementara itu, dokumen Braam Morris tentang nama-nama kampung dan nama-nama tempat ternyata 99 persen salah! Braam Morris membuat dokumen administrasi kepemerintahan di wilayah Manggarai dalam rangka menyiapkan intervensi Belanda di wilayah Manggarai (hal. 194).
    Selain mengkaji dokumen, Toda juga melakukan penelitian langsung di lapangan dengan mewawancarai para informan. Melalui para informan ini, dilengkapi dengan hasil penelitian John Hakim Song (1986), Toda menggambarkan asal mula kerajaan Manggarai. Toda menyampaikan bahwa selain penduduk lokal, Manggarai berturut-turut bercampur dengan pendatang dari Sumba, Turki, Goa-Tallo, Melayu dan Minang. Baru pada tahun 1640, terjadi pembaharuan ketataneragaan mengikuti model yang dibawa oleh Goa-Tallo (hal. 247).
    Kehadiran Kerajaan Bima di wilayah ini adalah karena diundang salah satu kerajaan Todo yang berkonflik dengan kerajaan Cibal. Namun Bima tidak pernah berani menghancurkan Cibal karena Cibal masih berada dalam perlindungan Goa-Tallo.

  • @ultrasmanggarai7806
    @ultrasmanggarai7806 2 ปีที่แล้ว +2

    bahwa Manggarai bukan kekuasaan Belanda-Bima adalah kunjungan orang Barat ke Manggarai baru terjadi pada 1880. Fredericus Albertus Colfs adalah orang Barat pertama yang menjelajahi wilayah Manggarai untuk meneliti perihal kupu-kupu. Colfs membuat peta pedalaman Manggarai. Jadi meski seandainya Manggarai telah menjadi wilayah kekuasaan Belanda, Belanda sejatinya tidak pernah tahu menahu, apalagi mengurus wilayah ini sampai dengan kedatangan Colfs pada 1880.
    Toda juga memeriksa dokumen-dokumen pasca-1900 yang berhubungan dengan Manggarai. Berbeda dengan sumber-sumber sebelum 1900 yang kebanyakan adalah dokumen Kerajaan Bima, dokumen setelah 1900 adalah dokumen-dokumen yang ditulis orang Belanda di lokasi (di Manggarai atau dari kunjungan ke Manggarai). Meski orang Belanda ini berhasil merangkai sumber-sumber asli dari informan lokal, meski masih menggunakan latar belakang dokumen Bima.
    Tiga dokumen utama Belanda yang dikaji oleh Toda adalah Laporan Zollinger, Laporan Freijss dan Dokumen Braam Morris. Pada 1847 pemerintah Belanda di Sulawesi mengirim Zollinger untuk membuat penelitian di Flores. Zollinger mengumpulkan informasi tentang sejarah, geografi, etnologi, religi dan kepercayaan lokal, demografi, kemasyarakatan, pemerintahan dan ekonomi. Zollinger mempertanyakan klaim kerajaan Bima atas Maggarai karena tidak menemukan jejak Bima dalam penelitiannya (hal. 180).
    J.J Freijss melakukan perjalanan ke Manggarai dalam rangka menjajaki perdagangan ke wilayah ini pada tahun (1854). Freijss menggunakan surat dari Raja Bima untuk kunjungannya. Namun surat tersebut ditolak oleh Adak Todo, karena Adak Todo tidak merasa bahwa Manggarai adalah bawahan Bima. Meskipun begitu, Adak Todo tetap berkenan memberikan ijin bagi Freijss dan anak buahnya untuk melakukan penelitian dan tinggal di salah satu lokasi di dekat pantai (hal. 185).
    Dalam laporannya pada 1860, Freijss menyebutkan bahwa Flores memiliki potensi tambang mineral (emas, timah dan besi). Namun setelah diteliti oleh Wichmann, seorang ahli geologi yang didatangkan oleh Belanda, ternyata laporan Freijss tidak benar. Laporan Freijss salah karena dia menggunakan penterjemah dari Bima yang tidak paham bahasa Manggarai. Akibatnya Wae Pesi yang artinya ‘sungai untuk mencari udang’ diterjemahkan sebagai ‘sungai yang mengandung besi’.
    Sementara itu, dokumen Braam Morris tentang nama-nama kampung dan nama-nama tempat ternyata 99 persen salah! Braam Morris membuat dokumen administrasi kepemerintahan di wilayah Manggarai dalam rangka menyiapkan intervensi Belanda di wilayah Manggarai (hal. 194).
    Selain mengkaji dokumen, Toda juga melakukan penelitian langsung di lapangan dengan mewawancarai para informan. Melalui para informan ini, dilengkapi dengan hasil penelitian John Hakim Song (1986), Toda menggambarkan asal mula kerajaan Manggarai. Toda menyampaikan bahwa selain penduduk lokal, Manggarai berturut-turut bercampur dengan pendatang dari Sumba, Turki, Goa-Tallo, Melayu dan Minang. Baru pada tahun 1640, terjadi pembaharuan ketataneragaan mengikuti model yang dibawa oleh Goa-Tallo (hal. 247).
    Kehadiran Kerajaan Bima di wilayah ini adalah karena diundang salah satu kerajaan Todo yang berkonflik dengan kerajaan Cibal. Namun Bima tidak pernah berani menghancurkan Cibal karena Cibal masih berada dalam perlindungan Goa-Tallo.

    • @isfridusaprilianus91
      @isfridusaprilianus91 2 ปีที่แล้ว

      👍

    • @hamba_allah475
      @hamba_allah475 2 ปีที่แล้ว

      Yang menjadi penguat sejarah adalah adanya literasi atau catatan².. dan bersyukur kami di Bima meliki literasi yang jelas tentang sejarah kerajaan kami, karena menjadi kebiasaan raja² dan sultan Bima terdahulu untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi ditanah Bima saat itu, termasuk catatan tentang Manggarai yang dahulu juga merupakan bagian dari kesultanan Islam Bima... dan satu fakta menarik lagi adalah, bahwa Bima memiliki mahkota asli raja Manggarai yang terbuat dari emas murni yang tersimpan dengan rapi di museum asi Mbojo.. ini adalah bukti empiris bahwa Bima memang sudah melakukan aneksasi dan menjadikan Manggarai sebagai salah satu dari wilayah kesultanan Islam Bima yang berpusat di timur pulau Sumbawa.. melalui perwakilan/naib di Reo, Pota, Bari, dan L. Bajo, adapun daerah Todo dan cibal walaupun tidak secara langsung di bawah naib/perwakilan Bima.. tapi mereka masih tetap membayar pajak kepada kesultanan Islam Bima.. dan ini adalah fakta sejarah...

    • @muhammadpurnomo4427
      @muhammadpurnomo4427 ปีที่แล้ว

      Kamu ambil referensi dari penjajah sedangkan referensi asli dari Manggarai tidak ada kecuali merujuk referensi dari Bima dan goa tallo

    • @kamikazeruteng1518
      @kamikazeruteng1518 ปีที่แล้ว +1

      Dalam sejarah perang, Bima tidak pernah menang melawan Manggarai!!

    • @UnangUnang-kx3cz
      @UnangUnang-kx3cz ปีที่แล้ว

      Berdasarkan penelitian Belanda Flores daerah tambang mangan direok sedangkan besi emas dllnya dari Reok ketimur sampai perbatasan dgan ngada utara