ไม่สามารถเล่นวิดีโอนี้
ขออภัยในความไม่สะดวก

BUDGET RESEPSI DI RUMAH | Menikah sederhana di rumah

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 16 ก.พ. 2021
  • Assalamualaikum semuanya...
    Di video kali ini aku membuat biaya apa saja yang harus disiapkan untuk menikah dan juga aku berbagi pengalaman aku ketika mempersiapkan pernikahan dengan budget dibawah 100jt.
    Sebenarnya aku juga ada upacara adat gitu, cuma ga aku masukkan ke video karena bukan aku yang bayar. Melainkan itu dikasih om dan tante aku 😁
    Dan itu biaya ketika tahun 2020 ya, tahun ini jelas beberapa vendor naik seperti makeup, dekorasi dan foto.
    Dan mohon maaf jika ada suara yang tidak seharusnya, karena lingkungan aku selalu rame dan kebetulan hujan juga ☺️
    Jangan lupa like, komen & subscribe ya...
    Semoga video ini bermanfaat !
    _______________________________
    📹 VIDEO LAINNYA :
    - Tantangan menabung 1jt • TANTANGAN MENABUNG 1 J...
    - Budget Idul fitri 2021 • BUDGET IDUL FITRI 2021...
    ✨ Instagram : @lenylestiany
    #Budgetmenikah

ความคิดเห็น • 117

  • @adityaputra4729
    @adityaputra4729 2 หลายเดือนก่อน +5

    Di suruh cepet2 nikah sama calon mertua
    Sedangkan tabungan ga punya
    Doain yah kawan2 semoga ada rezekinnya buat akad pernikahan

  • @aniagustina7680
    @aniagustina7680 3 ปีที่แล้ว +21

    Alhamdulillah aku menemukan chenel kakak. Karena sebentar lagi aku mau menikah ini bisa jadi inspirasi aku untuk mengatur biaya pernikahan 😍 terimakasih kak

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  3 ปีที่แล้ว +1

      Wah semoga lancar ya sampai hari H, terimakasih sudah menonton ❤️❤️

    • @aniagustina7680
      @aniagustina7680 3 ปีที่แล้ว

      @@LeniLestiani sama" kak aku juga udah subscribe Chanel nya kakak

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  3 ปีที่แล้ว

      @@aniagustina7680 terimakasih ya 😊

    • @pitaloka9025
      @pitaloka9025 2 ปีที่แล้ว

      @@LeniLestiani mantap

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @traadanama4159
    @traadanama4159 10 หลายเดือนก่อน +1

    Tadi browsingnya nya cari tips nikah hemat budget, di antaranya muncul video kakak ini, tp ttp saya like (dr puluhan video baru video ini yg saya like) .. Nggak masalah biaya mahal/murah, yg penting penjelasannya enak, suara jelas, bahasa padat sesingkat2nya, servis ke penontonnya 💯💯

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  10 หลายเดือนก่อน +1

      Terimakasih kak ❤️

  • @denifaizal4074
    @denifaizal4074 ปีที่แล้ว +33

    Minta doanya min semoga lancar acaranya, saya akan melaksanakan akad nikah di tgl 22 desember 2022

  • @thesawitraofficial
    @thesawitraofficial ปีที่แล้ว +1

    Bukan pelit tapi hemat
    Sudah 30 Tahun bukan 20 tahun
    Sudah telat bukan kubuat2..
    Yg lalu ku jdikan pelajaran dan gakan terulang..

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @andivucky
    @andivucky ปีที่แล้ว +8

    60 juta bukan sederhaana kak 😊🙏🙏

  • @rosmalinalinalina6900
    @rosmalinalinalina6900 ปีที่แล้ว +9

    Bujet 60jt lebih di bilang sederhana🤣itu sih termasuk megah

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  ปีที่แล้ว +1

      Hehe soalnya banyak yg lebih megah dari ini Kaka, jadi bingung nyebutnya 😁

  • @renitamelanis449
    @renitamelanis449 ปีที่แล้ว +3

    minta doanya supaya saya diberi kemudahan semua urusan dan bisa nikah dengan pasangan. aamiin

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  ปีที่แล้ว +1

      Aamiin, semangat kak

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @JuliaDua-pi2jb
    @JuliaDua-pi2jb 3 หลายเดือนก่อน

    Minta doanya tmn tmnn. Semoga tahun ini jadi nikah aamiin

    • @BintangXsantuy
      @BintangXsantuy 3 หลายเดือนก่อน

      Amin bang semoga sakinah mawadah warahmah

  • @antongaoh3089
    @antongaoh3089 ปีที่แล้ว +3

    Jadi pengen nikah sederhana juga dirumah tapi uang yg terkumpul baru 1,5 juta rupiah🤣

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  ปีที่แล้ว +1

      😂 gpp, tetap semangat

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

    • @dedy9381
      @dedy9381 ปีที่แล้ว +1

      Tenang bang gak sendiri.. . Smangat berjuang bang. .

  • @sholikhinmuhhamad9305
    @sholikhinmuhhamad9305 ปีที่แล้ว

    buat yg sdh menikah, & lokasinya di kampung bukan di perkotaan , kalian abis brp , buat inspirasi ,,? makasi 🙏

  • @bagassoraya5046
    @bagassoraya5046 ปีที่แล้ว +2

    Baru ke kumpul 200k🥲

  • @user-et8os6qx1k
    @user-et8os6qx1k 2 หลายเดือนก่อน

    Ka acara resepsi pernikahannya ngadain dipihak perempuan aja atau laki-lakinya juga ya?

  • @marissaaprilliana7550
    @marissaaprilliana7550 4 หลายเดือนก่อน

    Belum ada jodohnya mudah mudahan segara datang❤ tolong aminkan🙏 gagara disuruh mikir sama mamah😅😂

  • @eastman9390
    @eastman9390 2 ปีที่แล้ว +2

    iya kalau di desa banyak yg bantuin, kalau perkotaan ya pesen catering udah jadi terima jadi

  • @andybudiyanto3951
    @andybudiyanto3951 2 ปีที่แล้ว

    sampun iklas lahir batin🤧

  • @haniifahzahra5414
    @haniifahzahra5414 2 ปีที่แล้ว +2

    Hai kak, Kaka tinggal di Banten yah? Aku dr serang Banten. Terimakasih videonya sangat membantu 🙏🏻

  • @dhammadevina3150
    @dhammadevina3150 2 ปีที่แล้ว +2

    Minta doaanya biar aku dan dia cepat dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @SiBungsu-mk4ln
    @SiBungsu-mk4ln 9 หลายเดือนก่อน

    tutorial bikin souvenir dr bhn bekas

  • @mosesharjadinata1691
    @mosesharjadinata1691 2 ปีที่แล้ว +1

    Keenakan lanange, modal anteran kelawan mahar doang.....

    • @rukanahaja5188
      @rukanahaja5188 2 ปีที่แล้ว

      mau nanya kak yg biayai pihak laki laki apa kita sendiri

    • @yutuppremium1787
      @yutuppremium1787 ปีที่แล้ว

      @@rukanahaja5188 saya juga bingung padahal saya sudah habis 15 juta buat seserahan lamaran, terus saya di mintai uang 30 juta buat bantu biaya resepsi sama bapak nya

    • @Hei_Sa
      @Hei_Sa 10 หลายเดือนก่อน

      ​@@yutuppremium1787emang gitu konsepnya

    • @myleo7215
      @myleo7215 4 หลายเดือนก่อน

      Emg gtu konsep nya , bhkan klau calon suami pngertian atau beruang ditanggung semua nya​@@yutuppremium1787

  • @muhammadzakaria3314
    @muhammadzakaria3314 2 ปีที่แล้ว +3

    Kak ini acara resepsi pernikahan nya di mana di jakarta atau di mana, karena aku juga pengen nikah kak secepatnya, Insya Allah uang tabungan udah ada walaupun gak banyak tinggal cari jodoh nya aja ?

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @ramlanamier7798
    @ramlanamier7798 2 หลายเดือนก่อน

    Mahal banget mbak. Buat dong budget 10 jt

  • @hermawantraju4840
    @hermawantraju4840 ปีที่แล้ว

    aamiin 🥰

  • @dinitiara3263
    @dinitiara3263 2 ปีที่แล้ว +1

    Bagus bgt tulisannya kak

  • @ahzaalways6560
    @ahzaalways6560 ปีที่แล้ว

    kalo boleh tau kampung daerah mana ka

  • @meliinks8989
    @meliinks8989 2 ปีที่แล้ว +2

    Aku jg kisaran sgtu. Undangan nya mhal bgt, ngundang brp k

    • @therealindonesia3554
      @therealindonesia3554 2 ปีที่แล้ว

      Undangan brp kak?

    • @meliinks8989
      @meliinks8989 2 ปีที่แล้ว

      @@therealindonesia3554 harga/ cetaknya ya Ka?
      Saya cetak ngundang hanya 500 acara dirumah . Harga kisaran 800-1.400.. yg murah" aja krna sdh ada digital jg

  • @smile_vist5537
    @smile_vist5537 3 วันที่ผ่านมา

    Sederhana mh 10 jt

  • @alinperdana9416
    @alinperdana9416 ปีที่แล้ว

    kak preweddnha pakai siapa

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  ปีที่แล้ว

      Makeup nya kak? @dewantirose kak

  • @kang4646
    @kang4646 4 หลายเดือนก่อน

    itu mah keitung megah

  • @ristiann
    @ristiann ปีที่แล้ว

    Undnagan sama souvenir mahal undangan yak 😅

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  ปีที่แล้ว

      Banget kak. Padahal itu yg sangat biasa aja, yg agak bagus mulai 5rb per lembar 🙃

  • @kulineranbogor8167
    @kulineranbogor8167 2 ปีที่แล้ว +1

    Makeup by chutink Rangkasbitung ya ka?

  • @agungprasetyo2431
    @agungprasetyo2431 2 ปีที่แล้ว

    Maaf kak, badget nikah itu cowok aja yg nyiapin sendiri atau juga di bantu wanita ya ?

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  2 ปีที่แล้ว

      Kalau aku berdua yg nanggung kak ☺️

    • @agungprasetyo2431
      @agungprasetyo2431 2 ปีที่แล้ว

      @@LeniLestiani terimakasih atas jawabannya

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  2 ปีที่แล้ว

      @@agungprasetyo2431 sama2

    • @ibnuadityan5955
      @ibnuadityan5955 ปีที่แล้ว

      itu berdua abis segitu ka ? sy seserahan.y saja buat mempelai wanita sdh habis 40.an 🥵

    • @user-fh6ht6sn6f
      @user-fh6ht6sn6f ปีที่แล้ว

      @@ibnuadityan5955 iya benar.. sesrahannya itu loh yg harus di pikirkan 😀

  • @kakiyu9748
    @kakiyu9748 ปีที่แล้ว

    Chutienk skrg udh naik jd 28 jt kak sedih bgt 😭

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  ปีที่แล้ว

      Iya kak tiap tahun naik karena upgrade di gaun makeup sama tendanya lebih bagus, waktu aku masih promo 😄

  • @chintyakhairunnisa3398
    @chintyakhairunnisa3398 ปีที่แล้ว +1

    Kak biaya pernikahan full dari tabungan kakak dan pasangan kah..? Share dong kak seputar biaya pernikahan, untuk tabungan pernikahan, atau biaya pernikahan sumbernya dari mana aja

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  ปีที่แล้ว +1

      Dari pemberian pihak laki2 dan dari tabungan aku kak ☺️

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว +2

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

    • @chintyakhairunnisa3398
      @chintyakhairunnisa3398 ปีที่แล้ว

      @@LeniLestiani terima kasih kak

    • @riztansemarangchanel7083
      @riztansemarangchanel7083 ปีที่แล้ว

      ​@@zamnicp3564 informasi yang sangat bagus dan bermanfaat kak. Izin copas.

  • @pujanaachannel01
    @pujanaachannel01 9 หลายเดือนก่อน

    itu 60jt udahh wahhhhhh loh

  • @nejichannel
    @nejichannel ปีที่แล้ว +5

    60jt bukan sederhana

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @fahrulyani1814
    @fahrulyani1814 ปีที่แล้ว

    60 juta nabung nya brp lama kk

  • @tututapriyani1003
    @tututapriyani1003 2 ปีที่แล้ว

    Kak spill undangan + souvenirnya dong.. Affordable bgt

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  2 ปีที่แล้ว

      Waktu itu souvenirnya beli ke tanahabang 😅 kalau surat undangannya buat di saudara kak 🙏🏻

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @Gegeservice
    @Gegeservice 10 หลายเดือนก่อน

    Bikin mumet anjirr habis nya

  • @mellaahyuni4642
    @mellaahyuni4642 2 ปีที่แล้ว +1

    Souvenirnya apa kak, kok bisa hemat cuma 650rb

    • @SecretAja
      @SecretAja 2 ปีที่แล้ว

      Bisa ambil yg harganya kurang dr 2000. Tergantung mau ambil brp bnyk

  • @kingdayat828
    @kingdayat828 4 หลายเดือนก่อน

    dalah males

  • @rosmalinalinalina6900
    @rosmalinalinalina6900 ปีที่แล้ว

    Namanya sederhana enggak smpe 60jt jg bisa.. 20 jt lebih jg bisa pesta meskipun kecil2an

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  ปีที่แล้ว

      Tergantung banyaknya undangan kak, sederhana belum tentu murah. Aku disini hanya share pengalamanku aja bukan niat lain. Aku anggap ini sederhana, karena banyak yg lebih dari ini 🙏🏻

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @adibrasco6680
    @adibrasco6680 2 ปีที่แล้ว +4

    Konsumsinya gede bgt sampai 30jt setengah budget tottal 🤦🤦

    • @LeniLestiani
      @LeniLestiani  2 ปีที่แล้ว +1

      Iya kak, waktu itu gapake tukang masak atau katering. Namanya dikampung 2 minggu sebelum acara aja udah banyak yg bantuin dan itu harus kita kasih makan kopi rokok dll 🥲

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @miraanggraeni1445
    @miraanggraeni1445 ปีที่แล้ว

    Halo kak, ada nomor wa nya. Mau tanya2 dong please

  • @Time_Traveler642
    @Time_Traveler642 ปีที่แล้ว

    What the hell 60 jetong,
    Mehong amat yak nikah jmn skrang,

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @queenqiara5609
    @queenqiara5609 ปีที่แล้ว

    KUA itu tanggung jawar dari pria

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau menikah dengan pasangan tercinta?
      Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
      Mau menikah kemudian memiliki anak?
      Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 7 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks, masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua, masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan, masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar (biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu), masalah yang terkait dengan anak, masalah yang terkait dengan pekerjaan dan masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami.
      Ke-7 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 25 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 25 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 25 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 25 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 25 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @masfarid2225
    @masfarid2225 10 หลายเดือนก่อน

    Nikah sederehan kok buget ugal²an, gak sesuai judul

  • @fikrisyarif2904
    @fikrisyarif2904 7 หลายเดือนก่อน

    Kan minta kontak org dokumentasi nya dong masih ada ga,, ig nya atau nomer admin nya