1466. KEUTAMAAN MASJID QUBA | Riyaadhush Shaalihiin | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 5 ก.ค. 2024
  • 1466. KEUTAMAAN MASJID QUBA
    Riyaadhush Shaalihiin
    Bab 45 | Mengunjungi & mengundang orang-orang baik
    Hadits ke-379 | Hadits Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhu
    وعن ابن عُمرَ رضي اللَّه عنهما قال : كَانَ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَزُورُ قُبَاءَ رَاكِباً وَماشِياً، فَيُصلِّي فِيهِ رَكْعتَيْنِ متفقٌ عليه .
    Dari Ibnu Umar beliau berkata,
    "Nabi ﷺ selalu mengunjungi Quba' dengan berkendara atau berjalan kaki, lalu beliau shalat di dalamnya dua rakaat." (muttafaq’alaih)
    وفي روايةٍ : كان النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَأْتي مَسْجِدَ قُبَاءَ كُلَّ سبْتٍ رَاكِبًا وَمَاشِياً وكَانَ ابْنُ عُمَرَ
    Dan dalam satu riwayat,
    "Nabi ﷺ selalu mendatangi masjid Quba' setiap Sabtu dengan berkendara atau berjalan kaki dan Ibnu Umar pun melakukannya."

ความคิดเห็น • 11

  • @syaputrifebrinasari4840
    @syaputrifebrinasari4840 7 วันที่ผ่านมา

    Masya Allah Tabarakallah

  • @Nabila_marsy
    @Nabila_marsy 6 วันที่ผ่านมา

    Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
    Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim

  • @supiyaniyani3257
    @supiyaniyani3257 8 วันที่ผ่านมา +1

    Baarakallaahu fiik smg terus istiqomah belajar terus memperbaiki diri syukron ust🙏

  • @hj.wiwikrumiati6791
    @hj.wiwikrumiati6791 8 วันที่ผ่านมา +1

    Alhamdulillah

  • @herwanisarmansugianto9126
    @herwanisarmansugianto9126 8 วันที่ผ่านมา +3

    🙏

  • @feerdnnn
    @feerdnnn 8 วันที่ผ่านมา +1

    بارك الله فيك

  • @LuthfiantiKarimah
    @LuthfiantiKarimah 8 วันที่ผ่านมา +1

    barakalllah ustadz

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 3 วันที่ผ่านมา

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
    Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
    PART ONE
    Pembelajaran ke-1 hadits Ke-379 dari Ibnu Umar رضي الله تَعَالَى عَنْهُمَا, di atas adalah sebagai berikut;
     Hadits keEnam Belas atau hadits terakhir yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan dalam Bab tentang “Mengunjungi Orang-Orang Baik, Duduk Bersama, Menemani, Mencintai, Dan Mengundang Mereka, Meminta Dari Mereka Untuk Dido’akan, Dan Mengunjungi Tempat-Tempat Yang Memiliki Keutamaan”, yaitu hadits dari Ibnu Umar رضي الله تَعَالَى عَنْهُمَا beliau berkata, كَانَ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَزُورُ قُبَاءَ رَاكِباً وَماشِياً، فَيُصلِّي فِيهِ رَكْعتَيْنِ متفقٌ عليه “Nabi ﷺ selalu mengunjungi Quba' dengan berkendara atau berjalan kaki, lalu beliau shalat di dalamnya dua rakaat” (muttafaq’alaih). Dan dalam satu riwayat, وفي روايةٍ : كان النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَأْتي مَسْجِدَ قُبَاءَ كُلَّ سبْتٍ رَاكِبًا وَمَاشِياً وكَانَ ابْنُ عُمَرَ “Nabi ﷺ selalu mendatangi masjid Quba' setiap Sabtu dengan berkendara atau berjalan kaki dan Ibnu Umar pun melakukannya”. Dan diantara pelajaran yang bisa kita petik dari hadits ini adalah keutamaan Masjid Quba dan diSunnahkan untuk mengunjungi Masjid Quba dan shalat di sana. Dan ini kesepakatan para fuqaha bahwa diSunnahkan mengunjungi Masjid Quba dan shalat di sana. Bahkan ulama mengatakan, ‘DiSunnahkan kalau bisa dikunjungi di hari Sabtu dalam rangka mengikuti hari yang di pilih oleh Rasulullah ﷺ’. Dan menunjukan keutamaan dari Masjid Quba dan keutamaan mengunjungi Masjid Quba dan shalat di sana sebagaimana Rasulullah ﷺ mengerjakan shalat.
     Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa’i, Nabi ﷺ menyampaikan bahwa, مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءٍ فَصَلَّى فِيهِ صَلاَةً كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ “Siapa yang bersuci di rumahnya, lalu ia mendatangi masjid Quba’, lantas ia melaksanakan shalat di dalamnya, maka pahalanya seperti pahala Umrah” (HR. Ibnu Majah, no. 1412, An-Nasai, no. 700. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Dan ini keutamaan yang sangat luar biasa. Jadi apabila Jama’ah Umrah ke kota Madinah lalu dia shalat di Masjid Quba maka dia mendapatkan pahala Umrah sebelum atau sesudah Umrah dari Mekkah. Ini sangat luar biasa, makanya Nabi ﷺ sangat rutin ke Masjid Quba bahkan dikatakan setiap hari Sabtu dan itu juga dilakukan oleh Ibnu Umar رضي الله تَعَالَى عَنْهُمَا. Sebagaimana yang dikatakan oleh kedua anak Sa’ad yaitu ‘Amir dan Aisyah, sampai-sampai Sa’ad pernah mengatakan bahwa, ‘Aku shalat di Masjid Quba itu lebih aku sukai di banding aku shalat di Baitul Maqdis’. Dan bukan berarti Masjid Quba lebih tinggi daripada Baitul Maqdis, namun karena mengikuti Nabi ﷺ yang rutin ke Masjid Quba dan berbeda dengan ke Baitul Maqdis lalu pahala Umrah yang menanti ketika seseorang datang ke Masjid Quba dan shalat di sana. Dan sekali lagi ini pandangan pribadi dari Sa’ad. Dan ini menunjukan bahwa Masjid Quba sangat special sampai dikatakan demikian, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Hakim. Dan kita minta kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى untuk bisa mengunjungi kota Madinah dan salah satunya bisa mengunjungi Masjid Quba dan shalat di sana karena mendapatkan pahala Umrah, sebuah pahala yang sangat prestigious.
     Hadits ini memberikan pelajaran juga kepada kita bagaimana para sahabat mengikuti Rasulullah ﷺ, makanya Ibnu Umar bukan hanya meriwayatkan dan bukan hanya menyampaikan, tetapi juga diamalkan oleh Ibnu Umar dan mengikuti Rasulullah ﷺ. Ibnu Umar sangat semangat dan berusaha dalam mengikuti Rasulullah ﷺ, bahkan beliau bisa menjelaskan di titik mana saja atau Km berapa saja Nabi ﷺ mengerjakan shalat ketika safar Haji Wada’ dan beliau tahu secara detail bahwa di mana saja Nabi ﷺ shalat dan itu sebuah semangat yang luar biasa. Dan itu tidak mengherankan karena begitulah pola para pencinta selalu ingat kepada kekasihnya dan selalu ingat dan berusaha senantiasa ingat apa yang dulu kekasihnya lakukan dan di mana kekasihnya itu melakukan sesuatu dan lain sebagainya. Ketika seseorang mencintai suaminya atau istrinya dia tahu suami saya duduk di sini atau istri saya duduk di sini bahkan kalau ke tempat umum, misalnya ke restoran pavorit istrinya atau pavorit suaminya dia tahu suaminya selalu datang ke restoran ini biasanya booking tempat duduk dipojokan lalu dia menghadap ke luar dan tahu secara detail. Dan itu dilakukan oleh para sahabat khususnya Ibnu Umar. Jadi mereka bukan hanya mengikuti Rasulullah ﷺ dalam hal Sunnah apalagi yang wajib dan itu jelas, sampai Ibnu Umar tahu secara detail bahwa Nabi ﷺ itu shalat di mana saja dan diikuti oleh Ibnu Umar رضي الله تَعَالَى عَنْهُمَا ketika Ibnu Umar melakukan Haji atau Umrah. Dan begitulah kekuatan dari para sahabat رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ, mereka mengetahui secara detail tentang Nabi-Nya ﷺ, namun bukan hanya mengetahui secara detail tetapi maklumat, dan mereka berusaah mengikuti, makanya mereka sangat solid. Allah berfirman dalam QS Al-Ahzab: 21 yang berbunyi;
    لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
    Yang artinya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab: 21).
    Jadi orang yang senantiasa mengingat Allah, itu akan meneladani Rasulullah ﷺ. Dan itulah yang harus dilakukan seorang Muslim, Hamba dan Umat. Jadi sudah seberapa semangat kita mengikuti Rasulullah ﷺ? Bahkan sebagian ulama Fiqh mengatakan, para sahabat itu kalau mengikuti Nabi-Nya ﷺ tidak pernah menanyakan bahwa ini hukumnya Wajib atau Sunah, sebagaimana sebagian kita kalau itu bertanya dahulu dengan harapan kalau hukumnya Sunah lalu dia tidak akan kerjakan. Dijelaskan sebagian para ulama seperti Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله تَعَالَى, para sahabat itu tidak tanya, karena para sahabat itu sangat semangat mengikuti Rasulullah ﷺ.
    To be continued 1 of 2 part
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Ahad, 1 Muharram 1446 AH/7 Juli 2024
    Ahida Muhsin

  • @andrianikuncoroyekti8072
    @andrianikuncoroyekti8072 8 วันที่ผ่านมา +1

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 3 วันที่ผ่านมา

    LAST PART
    Jadi kalau sebatas Nabi ﷺ dimana mereka ikuti lalu bagaimana yang wajib-wajib? Karena mereka yakin dan keyakinan mereka itu di level tertinggi dan mereka itu Haqqul Yaqin. Mereka hidup bersama Rasulullah ﷺ, mereka bukan hanya mendengar tentang Rasulullah ﷺ tetapi mereka melihat Rasulullah ﷺ dan menyaksikan dan mengalami langsung bagaimana Allah menolong Rasulullah ﷺ, bagaimana الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan keberkahan, bagaimana الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan kebaikan demi kebaikan, dan bukan hanya saksi mata tetapi mereka merasakan itu. Mereka merasakan bagaimana di tolong di Perang Badr, mereka merasakan bagaimana Allah menolong selama 13 tahun di Mekah, memang mereka lemah dan diintimidasi, tetapi detik demi detik tidak luput dari pertolongan Allah Tabaroka wa Ta’ala, dan itu mereka rasakan. Mereka rasakan keberkahan dakwah Rasulullah ﷺ dan mereka rasakan bagaimana baiknya Rasulullah ﷺ, bagaimana mulianya Rasulullah ﷺ, bagaimana ketinggian akhlak dari Rasulullah ﷺ. Jadi bayangkan orang-orang yang mengalami langsung bagaimana pertolongan Allah yang begitu luar biasa, begitu banyak dan sangat nyata. Lalu bagaimana keindahan, kebaikan, ketulusan dan keikhlasan Rasulullah ﷺ. Dan semua selaras, begitu melakukan kebaikan di tolong oleh Allah. Dan mereka tahu konsep dan mengerti Ilmu, sehingga mereka tidak hanya melihat pertolongan itu secara materil atau secara harta, kekuatan pisik atau status social, tetapi kalau hanya mereka melihat itu, bisa jadi mereka murtad lagi sebelum Hijrah karena selama 13 tahun terkesan terpuruk dan lemah. Tetapi bentuk pertolongan Allah itu bukan hanya tentang harta atau materi atau status yang kasat mata, bukankah kebersihan hati adalah pertolongan Allah dan ketenangan jiwa adalah pertolongan Allah? kebahagiaan di tengah puing-puing musibah adalah pertolongan Allah Tabaroka wa Ta’ala. Dan mereka rasakan nyata dalam kehidupan mereka, mereka merasakan kenyataan firman Allah وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar” (QS At-Talaq: 2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (QS At-Talaq: 3). Mereka merasakan langsung firman Allah يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS Al-Anfal: 29). Al-Furqan adalah keselamatan, jalan keluar, pembeda antara hak dan bathil dan itu mereka rasakan sendiri. Bagaimana mereka tidak semangat untuk mengikuti Rasulullah ﷺ, karena mereka yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa ini adalah keberkahan dan kebaikan, Allah tidak akan sia-siakan dan terlantarkan kita dan Allah tidak akan rusak masa depan kita.
     Lalu bagaimana dengan kita, seyakin apa bahwa kalau kita mengikuti Nabi ﷺ, Allah akan perbaiki diri kita dan akan memberikan kebaikan demi kebaikan kalau kita mengikuti Sunnah Nabi ﷺ. Dalam pernikahan kita, memilih pasangan, menjalankan rumah tangga, maka Allah akan berikan berbagai macam kebaikan dan Allah tidak akan menelantarkan kita. Maka seyakin apa dengan hal itu? Dan semaksimal apa kita dalam menjalankannya. Dan ini tidak akan bisa kecuali kita benar-benar mengerti tentang Rasulullah ﷺ, memiliki ilmu tentang Rasulullah ﷺ. Makanya kunci para sahabat itu sejauh mana mereka mengenal pemimpin mereka, teladan mereka dan Rasul mereka ﷺ dan itu kelebihan mereka dan itu yang tidak dimiliki oleh peradaban lain. Peradaban mana dimana rakyatnya tahu secara detail kehidupan Rajanya atau pemimpinnya? Adapun para sahabat رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ tahu secara detail kehidupan Rasulullah ﷺ, apa kesukaan Nabi ﷺ dan apa yang Nabi ﷺ tidak suka, dan apa yang Nabi ﷺ lakukan, mereka tahu semuanya dan secara detail. Bayangkan Ibnu Umar tahu bahwa Nabi ﷺ setiap Sabtu pergi ke Masjid Quba dan shalat di sana, sebagian kesempatan Nabi ﷺ mengendarai kendaraan dan sebagian lain berjalan kaki. Di peradaban mana ada hubungan yang erat antara pemimpin dengan rakyatnya seperti itu? Bahkan Rasulullah ﷺ mengatakan semua murid-muridnya atau rakyatnya dengan kata Sahabat, dan itu menunjukan keintiman seorang pemimpin dengan rakyatnya. Bahkan ketika ada dinamika di dalam rumah tangga Rasulullah ﷺ mereka tahu, bahkan Allah beri tahu dalam QS At-Tahrim: 1 yaitu يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ ۖ تَبْتَغِي مَرْضَاتَ أَزْوَاجِكَ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ “Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“. Ketika Nabi ﷺ vocus dakwah ke pembesar dan sedikit memending Ummi-Maktum, para sahabat tahu, عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling”, أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ “Karena telah datang seorang buta kepadanya”, وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ “Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa)” (QS ‘Abasa: 1-3). Bayangkan para sahabat tahu sedetail itu. Para sahabat tahu bahwa Nabi ﷺ suka dengan tangan kanan dan memulai sesuatu dengan yang kanan, Nabi ﷺ memprioritaskan dengan yang senior, para sahabat tahu itu semua dan mengerti. Bahkan para sahabat tahu kapan timing memberikan hadiah kepada Rasulullah ﷺ. Jangankan para sahabat, ulama mengatakan, ‘Ulama-ulama besar hadits itu tahu mana hadits shalih dan mana yang tidak hanya dengan membaca matan sebelum mengecek sanad’. Itu ulama hadits, lalu bagaimana dengan para sahabat? Itulah kehebatan para sahabat رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ, setelah tentu saja kehebatan Rasulullah ﷺ, tapi begitulah peradaban kita di bangun. Jadi sejauh mana kita mengenal Nabi ﷺ? Sejauh mana kita tahu Rasulullah ﷺ? Sejauh mana kita mengerti tentang Rasulullah ﷺ? Itu menentukan keyakinan kita dan menentukan bagaimana semangat kita dalam mengikuti dan ber-ittiba’ Rasulullah ﷺ.
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Ahad, 1 Muharram 1446 AH/7 Juli 2024
    Ahida Muhsin

  • @hananabdulkarim9427
    @hananabdulkarim9427 8 วันที่ผ่านมา +1