Mengapa Socrates Membenci Demokrasi? Kritik Filsafat yang Masih Relevan
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 7 ก.พ. 2025
- Apakah demokrasi benar-benar sistem terbaik untuk memimpin masyarakat? Dalam video ini, kita akan menjelajahi kritik tajam Socrates terhadap demokrasi di Athena kuno. Mengapa filsuf besar ini percaya bahwa demokrasi adalah ancaman bagi masyarakat? Apa hubungannya dengan dunia modern kita saat ini? Temukan jawabannya di sini.
Sumber bacaan:
Plato, The Republic
Plato, Apology of Socrates
Paul Cartledge, Democracy: A Life
Robin Waterfield, Why Socrates Died: Dispelling the Myths
#Socrates #Demokrasi #Filsafat #PemikiranKuno
Benar Socrates ini.. Saya sependapat.
Cukup bnyk negara maju yg demokrasinya penuh, seperti negara2 nordik, disana kualitas sdm nya sangat baik, ditambah pendidikan gratis sampe kuliah, jadi intinya demokrasi harus dibarengi pendidikan tinggi bagi seluruh penduduk,
Agar TIDAK MENYESATKAN,
Indonesia pada hakikatnya menganut PRINSIP sistem DEMOKRASI PANCASILA, berdasarkan pada TIGA DIMENSI FILOSOFIS, yang mengacu
pada
1. Latar belakang ONTOLOGIS, yaitu NILAI-NILAI KETUHANAN dan KEMANUSIAAN,
2. Tujuan EPISTEMOLOGIS, yaitu NILAI-NILAI PERSATUAN lewat HIKMAD/KEBIJAKSANAAN,
3. Manfaat AKSIOLOGIS, yaitu NILAI-NILAI KEADILAN SOSIAL TANPA SYARAT, bagi seluruh RAKYAT INDONESIA.
Namun demikian, RUSAKNYA sistem demokrasi di Indonesia yang telah mengalami DISTORSI NILAI, baik secara PARSIAL maupun MENYELURUH dari ketiga hal tersebut, dikarenakan
oleh
FAKTOR KEBODOHAN dan KEMISKINAN AKUT yang diduga terjadi secara ALAMI, maupun justru karena unsur KESENGAJAAN,
dari
OKNUM TAK BERNILAI yang HAUS KEKUASAAN, sehingga menyebabkan SISTEM DEMOKRASI PANCASILA sangat SULIT untuk tumbuh SUBUR dan BERKEMBANG di BUMI PERTIWI dari waktu ke waktu.
Suara reporternya mirip suaranya Surya Paloh, apa masih bersaudara nih... sangat enak mendengarnya, renyah
Seperti nya hal ini jg sejalan dengan Nietzsche yg tidak suka dengan demokrasi. 1 suara untuk 1 org itu sangat mahal. Tp dibuat murah oleh orang2 yg buta politik, money oriented, dan acuh. Sehingga akan muncul tirani mayoritas yg mungkin hanya terbawa arus konten di media sosial tanpa menggali lebih dalam kelebihan dan kekurangan calon pemimpin
Benar, baik Nietzsche maupun Socrates sama-sama mengkritik demokrasi karena risiko tirani mayoritas dan keputusan massa yang kurang mendalam. Di era media sosial, ini jadi semakin nyata. Jadi, penting bagi kita untuk lebih kritis dan bijak dalam memilih pemimpin.
Socrates memiliki pandangan bahwa sistem aristokrasi lebih baik dibanding sistem demokrasi, hal ini memberikan dampak dan pengaruh yang besar terhadap filsafat politik Plato dan Aristoteles.
Di tengah pendidikan kita tidak maju, ipm berada di no sekian, di tambah tidak adanya literasi politik kepada rakyat, maka demokrasi hanyalah akan terus menjadi akses ke tangga lekuasaan bagi mereka yang pandai beretorika dan berduit...
Saya sangat setuju dengan pandangan Socrates dan ia menawarkan konsepnya yang solutif.
Dari Socrates, hingga Machiaveli, lalu boom, Nietzsche. ❤
sama dengan apa yang gw pikirkan tentang demokrasi
Demokrasi hanya menindas rakyat oleh wakil rakyat, setelah rakyat berikan suaranya. Wakil rakyat lebih patuh ke pengurus partai.
Karena pasukan kurawa itu lebih banyak daripada pasukan pandawa, begitu pun orang yang aktif dalam mendirikan shalat lima waktu, pasti jumlahnya lebih sedikit ketimbang orang-orang yang sibuk mengejar-ngejar harta dunia. Inilah analogi yang paling tepat mengenai hal itu apabila dikiyaskan ialah demikian. Maka sehingga kebenaran jumlahnya selalu lebih sedikit dari kedzoliman dari masa ke masa. Itulah mengapa surga hanya berjumlah segelintir orang saja. Begitu pun ketika pasukan fir'aun dan qorun mengejar-ngejar nabi Musa, jumlah mereka pun dua kali lipat dari jumlah jamaahnya nabi Musa. Inilah mengapa Allah dengan kebenarannya memberikan kemenangan terbesar di sepanjang sejarah untuk kemenangan nabi Musa bersama para jamaahnya, meskipun jumlahnya setengah dari jumlah pasukan yang dimilili qorun dan fir'aun.
Bagaimana dg Plato...
Saya spakat dgn socrates
Demokrasi : dari cukong , oleh kacung , untuk cukong
Selalu setuju dg socrates, demokrasi itu akan terus cacat apabila diterapkan tanpa pengecualian ttg siapa yg berhak memberi suara. Cuman masalahnya ini akan menjadi paradox lagi, karena jika kita membeda bedakan suara apakah kita tidak ada bedanya dg fasis dan diskriminasi?
Sdh terjadi di RI
Memang, banyak yang merasa kritik seperti ini relevan dengan kondisi saat ini. Semoga diskusi ini bisa jadi refleksi untuk kita semua agar lebih bijak dalam memahami dan menjalani demokrasi.
@Book4mindset demokrasi akan berjalan baik jika rakyatnya sdh pinter , pendidikan baik, sehingga warganya tdk mudah di bodohin elit, dan bisa memilih krn rasional bkn krn pencitraan dan di sogok duit
Benar
@@wdua Raja ga ada pemilihan
Jadi gimana, yg kita pilih pak prabowo salah kh? Kan demokrasi terbaru pak probowo?
Demikrasi model barat harganya amat sangat mahal dan cenderung korupsi para pejabat dan pemimpin parpol
Tapi Indonesia mengadopsi Demokrasi model barat kan
Ya biarlah sudah jadi kesepakatan dari para pendiri bangsa dan disetujui hingga kini... beres...
@@badrimanu2468 kamu sendri bilang cenderung korupsi. Jadi biarlah korup gitu? Ambigu komen kamu
Mau korupsi mau ambigu mau ambung kamu oke deh
Harusnya demokrasi Indonesia versi sendiri