Tadabbur Eps. 16 - Benarkah Akidah Islam Tidak Ilmiah?

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 24 ต.ค. 2024

ความคิดเห็น • 199

  • @HidayatSyam-jv8lb
    @HidayatSyam-jv8lb 11 ชั่วโมงที่ผ่านมา +1

    Bahasanya soal akidah yg ilmiah atau tidak tapi penjelasan nya mengandung pemahaman yang lebih banyak atau ilmu yang hebat, terimakasih pak Agus

  • @fuadhasan1548
    @fuadhasan1548 2 วันที่ผ่านมา +3

    pak Agus sangat panda memoderasi dua pendapat yg sebenarnya sama juga memang islam itu moderat salut buat kecerdasan dan kebijaksanaan ini....

  • @KusumaWardani-vy7wk
    @KusumaWardani-vy7wk 15 ชั่วโมงที่ผ่านมา +1

    Emang penjelasan an pak Agus ,sangat jelas,mudah dipahami , ditunggu video selanjutnya

  • @anggerpramono9652
    @anggerpramono9652 วันที่ผ่านมา +2

    Bagi saya, aqidah Islam (Tuhan Esa) udah jelas 1000% ilmiah. Sya sudah paham arah dan fokus kajian yg disampaikan pak Agus (bagi sya hanya pAgus ustad yg paling rasional dan cerdas khusunya di Indonesia). Bagi sya dasar dari jawban bhw aqidah Islam itu ilmiah ialah karna Al Quran sendiri juga ilmiah. Ia satu2nya kitab suci yg memenuhi 3 hal yg disampaikan pak Agus: logis, rasional dan analitis. Silakan anda kaji Quran dg bantuan ilmu filsafat, sejarah, fisika, astronomi, matematika, dan kajian observasi empiris di sekitar kita sendiri, termasuk dalam diri kita, maka anda akan berkesimpulan bwh Quran adalah ILMIAH. Dan kalau Quran ilmiah, semua yg ada di dalamnya, termasuk soal aqidah, pasti ilmiah. Terima kasih pak Agus yg luar biasa, panutan saya.

  • @JakaPriangga
    @JakaPriangga 21 ชั่วโมงที่ผ่านมา

    Nderek ngaos pak kyai...

  • @ahmadfaqot2499
    @ahmadfaqot2499 2 วันที่ผ่านมา

    Sya Selalu terplonga plongo kalo mendengarkan pak agus menjelaskan. Alhamdulillah terimakasih ilmunya ustadz

  • @motivationchannel2113
    @motivationchannel2113 2 วันที่ผ่านมา

    Alhamdulillah terima kasih pencerahannya pak, semoga pak AM selalu dalam lindungan Allah swt.

  • @yakutinstitut
    @yakutinstitut วันที่ผ่านมา

    Mantap, luar biasa Pak Agus, terkait hal ini di tunggu kajiannya, Terima Kasih.

  • @Suprayogi1612
    @Suprayogi1612 2 วันที่ผ่านมา +1

    He he,,, seru ini
    Siap pantengin CTM berikutnya,,, 🙏

  • @prio6872
    @prio6872 วันที่ผ่านมา

    sangat diplomatis pak jawabannya .. 👍

  • @yunussaleh4327
    @yunussaleh4327 2 วันที่ผ่านมา

    Subhanallah

  • @Iskandarzulkarnain-jb2tw
    @Iskandarzulkarnain-jb2tw 2 วันที่ผ่านมา +1

    Selalu menyimak pak agus... Salam hormat saya dr kota palembang..

  • @saddamhsn
    @saddamhsn วันที่ผ่านมา

    Pak agus saya rasa paham tentang frekuensi dan vibrasi .👍

  • @mahdihidayah
    @mahdihidayah วันที่ผ่านมา +2

    seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

  • @ahmadfaqot2499
    @ahmadfaqot2499 2 วันที่ผ่านมา

    Metode ilmiah ada kualitatif dan kuantitatif.

  • @ramonesramones8759
    @ramonesramones8759 2 วันที่ผ่านมา

    Nyimak pak Agus

  • @PamrihCinta
    @PamrihCinta 23 ชั่วโมงที่ผ่านมา

    Pa Agus...U're the man👌💪

  • @bahrumnew-p6w
    @bahrumnew-p6w 2 วันที่ผ่านมา

    Barakallah.. UAM
    Kami tunggu di CTM

  • @muhammadsidikfatahillah2908
    @muhammadsidikfatahillah2908 2 วันที่ผ่านมา +1

    WA ALAIKUMUSSALAM WAROKHMATULLAHI WABAROKATUH....🙏🙏🙏

  • @indrapurnama5866
    @indrapurnama5866 2 วันที่ผ่านมา +3

    Jadi, jelas kesimpulannya adalah akidah islam itu sangat ilmiah.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      tuhan dalam definisi yg menciptakan & mengatur alam semesta, itu bisa dibuktikan secara ilmiah. yg tidak bisa dibuktikan secara ilmiah adalah spesifik agama berserta tuhannya & kitab sucinya. seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

  • @TheMassbusiness
    @TheMassbusiness 2 วันที่ผ่านมา

    dalam hal ilmiah, ternyata terjadi proses pengamatan pada objek tertentu yg diuji, diteliti.. dan dapat dibuktikan berulang².

  • @ummahaatulsalimah8870
    @ummahaatulsalimah8870 13 ชั่วโมงที่ผ่านมา

    👍

  • @azwariii7831
    @azwariii7831 23 นาทีที่ผ่านมา

    Yg simple aja pak agus, keder kalaw terlalu ngelewer pak agus mana mungkin jatuh keatas pak ini cuma habiskan waktu

  • @samsiah2359
    @samsiah2359 วันที่ผ่านมา

    Mimpi saya melihat diskusi pak Agus dan Gugem, saya mengagumi dua tokoh ini. Bnyk pertanyaan dlm benak saya,yg terjawab melalui ceramah Pak Agus. Beliau juga tenang,tidak emosional sprt, maaf..yg debat dgn Gugem kmarin.

  • @yudhaprawira4509
    @yudhaprawira4509 2 วันที่ผ่านมา

    Mantap, meski singkat tp 'padat' ......
    Syukron ya pak Agus ......

  • @adtsiriusstarr112
    @adtsiriusstarr112 วันที่ผ่านมา

    Penasaran pengen tau gugem ato dendark diskusi lgsg ama idolaku pak agus.

  • @smamala5489
    @smamala5489 วันที่ผ่านมา

    Saya tdk sabar menunggu lanjutannya..!!!

  • @mahdihidayah
    @mahdihidayah วันที่ผ่านมา +1

    tuhan dalam definisi yg menciptakan & mengatur alam semesta, itu bisa dibuktikan secara ilmiah. yg tidak bisa dibuktikan secara ilmiah adalah spesifik agama berserta tuhannya & kitab sucinya.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      @@bejoparjo-c5j ga paham maksud anda

    • @bejoparjo-c5j
      @bejoparjo-c5j วันที่ผ่านมา

      @@mahdihidayah ya pelan - pelan saja belajar nya jangan tergesa-gesa 😂😂

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      @@bejoparjo-c5j terserah anda 😂🤣🤪😁

    • @tamaputra7092
      @tamaputra7092 วันที่ผ่านมา +1

      ​@@mahdihidayah
      Membuktikan Tuhan secara ilmiah itu seperti apa bro ?😁

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      @@tamaputra7092 membuktikan spesifik tuhan "allah". definisi ilmiah anda cek saja di google apa

  • @IbuSalmaem
    @IbuSalmaem 2 วันที่ผ่านมา

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    Ijin nyimak Bapak Ustadz.
    🙏🙏

    • @Bagio-g91
      @Bagio-g91 2 วันที่ผ่านมา

      Waalaikumsalam warahmatullahi wabbarakatuh.

  • @madafika
    @madafika วันที่ผ่านมา

    ❤❤❤

  • @julkarnain4001
    @julkarnain4001 2 วันที่ผ่านมา

    Manta pak agus

  • @kikokoki9520
    @kikokoki9520 วันที่ผ่านมา

    Oh ngeriti aku paham sekali dgr paham. Cmn 1 klo seumpama buat di jelaskan ke orang lain aku susa cara ngomongnya. Tp aku paham klo mndengarkan. Gitu sih.

  • @aiizhiier
    @aiizhiier วันที่ผ่านมา +1

    “Beragama secara ilmiah?”
    oleh Mun'im Sirry
    Jika yang dimaksud dengan ajakan beragama secara ilmiah ialah memahami dan mengamalkan ajaran agama berdasarkan ilmu, maka itu berarti mengatakan sesuatu yang sudah jelas. Tak ada orang, apalagi ulama, menyuruh pemeluk agama tidak mempelajari agama yang diimaninya. Dalam hal ini, berilmu merupakan kebalikan dari bodoh. Dalam ihya’-nya, imam Ghazali menyebut banyak riwayat tentang keutamaan orang berilmu dibandingkan ahli ibadah yang bodoh.
    Namun, jika yang dimaksud “ilmiah” adalah “saintifik” dalam arti beragama berdasarkan pembuktian sains, maka ajakan beragama secara ilmiah merupakan pernyataan paling aneh yang pernah saya dengar. Keanehan ini terjadi karena sains dicampuradukkan dengan hal-hal yang bukan sains.
    Misalnnya, sains dicampuradukkan dengan filasafat. Karena beberapa hal dalam agama masuk dalam perbincangan filosofis, maka kemudian dianggap saintifik. “Philosophy is not a science proper.” Sains menggunakan metode tertentu untuk menguji hipotesis berdasarkan bukti-bukti empiris. Tentu saja filsafat itu penting sebagai sumber pengetahuan, tapi bukan sains.
    Juga, sains dicampuradukkan dengan rasionalitas. Karena pandangan keagamaan kita rasional, maka kemudian disimpulkan bersifat ilmiah dalam pengertian saintifik. Rasionalitas itu tidak selalu saintifik. Suatu pemahaman rasional bisa dianggap saintifik manakala telah teruji melalui metode saintifik.
    Sementara sains berfokus pada pembuktian empiris, yakni alam nyata dan mekanisme kerjanya, penalaran akal (rasional) mencakup hal yang luas sekali, termasuk hal-hal di luar alam nyata yang biasa disebut metafisika. Karenanya, sebagian pertanyaan filosofis yang menjadi obyek penalaran akal bukan wilayah yang digarap sains.
    Karena campuraduk antara ilmiah (saintifik) dan rasional dan filosofis, maka persoalannya menjadi rumit seperti benang kusut. Padahal, kalau saya amati dari diskusi yang selama ini berkembang, pertanyaannya lebih sederhana: Apakah doktrin-doktrin agama (Islam) bersifat rasional? Apakah masuk akal? Apakah bisa dibuktikan melalui penalaran?
    Jadi, “ilmiah” yang dimaksud adalah “rasional.” Maka, kemudian disusun argumen-argumen rasional untuk membuktikan keberadaan Tuhan, misalnya. Atau, argumen rasional untuk membuktikan Al-Quran sebagai wahyu ilahi. Dan seterusnya.
    Pembuktian rasional terkait keimanan itu umumnya bersifat “after the fact.” Artinya, beriman dahulu kemudian dicari beragam alasan untuk menjustifikasi apa yang diimani. Tentu saja orang yang tidak beriman juga punya alasan untuk menilainya tidak rasional. Yang menarik dicatat ialah sebagian orang tampak bernafsu mengkampanyekan bahwa seluruh ajaran Islam bersifat rasional.
    Padahal, para ulama dahulu - yang juga saya imani - secara legowo menerima kenyataan bahwa ada hal-hal dalam agama yang ma’qulatul ma’na (maknanya dapat dinalar akal) dan ghayru ma’qulatil ma’na (maknanya tidak dapat dinalar). “Maknanya tidak dapat dinalar” bukan berarti bertentangan dengan nalar! Itu merupakan cara ulama dahulu untuk mengatakan “ya terima saja” sebagaimana diwahyukan.
    Saya ini hidup di tengah-tengah masyarakat yang mengedepankan rasionalitas dan bergelut dengan penalaran kritis setiap saat, tapi saya tetap mengimani ada hal-hal dalam agama yang tidak perlu bersifat rasional untuk saya terima. Dalam hal ini, saya setuju dengan pandangan ulama dahulu.
    Saya juga teringat pandangan Thomas Aquinas berikut: “seharusnya kamu tidak mencoba membuktikan iman dengan (bersandar sepenuhnya pada) akal. Sebab, hal itu akan mengecilkan sublimitas iman yang kebenarannya melampaui akal manusia, bahkan para malaikat; kami mengimani (ajaran-ajaran agama) karena diwahyukan oleh Tuhan” (non ad hoc conari debes, ut fidem rationibus necessariis probes. Hoc enim sublimitati fidei derogaret, cuius veritas non solum humanas mentes, sed etiam Angelorum excedit; a nobis autem creduntur quasi ab ipso Deo revelata).
    Apa alasan saya menerima hal-hal dalam agama yang tidak harus rasional? Karena saya tidak mau sok rasional! Ndak itu bercanda, walaupun ada benarnya juga. Begini jawaban seriusnya: Ada banyak hal dalam agama yang bisa diketahui melalui penalaran akal. Dalam studi agama, ini disebut “natural religion,” yakni aspek-aspek agama yang dapat diketahui melalui logika atau penalaran semata.
    Namun demikian, ada hal-hal subtil dalam agama yang hanya diketahui karena Tuhan memberitahu melalui wahyu. Tanpa wahyu, baik dalam arti inspirasi yang menjadi teks ataupun Tuhan sendiri turun ke bumi, kita tidak tahu. Kita tak perlu ruwet memikirkan contohnya. Misalnya, kenapa Muhammad dipilih sebagai Nabi terakhir, bukan orang lain? Dalam Kristen, kenapa Trinitas? Kaum beriman mengetahui karena Tuhan memberitahu dengan cara yang sesuai kehendak-Nya. Tanpa pemberitahuan Tuhan, kaum Muslim tidak tahu apakah harus mengimani Muhammad sebagai Nabi atau tidak.
    Perkara kenabian Muhammad bisa dirasionalkan, itu urusan lain. Kaum beriman dapat menyusun alasan rasional tentang kenabian Muhammad, namun hal itu hanya dapat dilakukan setelah diberitahu Tuhan bahwa Muhammad itu Nabi terakhir (khatam al-nabiyin). Lagi-lagi, ini contoh bagus tentang justifikasi “after the fact” itu.
    Yang perlu disadari ialah, sebagaimana kita dapat mengembangkan argumen rasional untuk menjelaskan kemasuk-akalan (reasonableness) ajaran agama kita, para penganut agama lain juga melakukan hal yang sama. Kalau Anda baca karya-karya Thomas Aquinas, misalnya, maka akan tampak betapa masuk-akal ajaran Kristen. Para apologet dalam setiap agama melakukan hal yang sama.
    Berbeda dengan apologet, kaum polemikus biasanya bukan hanya memperlihatkan aspek-aspek rasional ajaran agamanya, melainkan juga mengkampanyekan ketidak-rasionalan agama lain. Teolog Muslim Abu Isa al-Warraq pada ke-9, misalnya, mengkritik Trinitas dan konsep inkarnasi Kristen sebagai ajaran tidak logis dan inkoheren. Sementara dari pihak Kristen, Abdul Masih b. Ishaq al-Kindi pada abad ke-10 mencibir ajaran Islam sebagai irrasional. Para polemikus modern juga sama. Dengar apa yang dikatakan Ahmed Deedat dan Zakir Naik (dari pihak Islam) atau Jay Smith dan Christian Prince (dari pihak Kristen).
    Jika sempat, nanti saya lanjutkan dengan penjelasan historis kenapa sebagian ulama Muslim, terutama abad ke-19, menekankan argumen bahwa Islam merupakan agama paling rasional. Saya akan tutup dengan satu tambahan campuraduk yang menyebabkan kata “ilmiah” membingungkan. Yakni, mencampuradukkan “ilmiah” dengan kata “ilmi” dalam bahasa Arab. Misalnya “bahts ‘ilmi” diartikan “pembahasan ilmiah.” Ya benar, tapi ilmiah di situ tidak harus dalam pengertian saintifik.
    Kalau mendiskusikan satu tema dengan menghimpun ayat-ayat Al-Quran yang relevan disebut ilmiah, ya ilmiah dalam pengertian berdasarkan ilmu. Kalau membahas suatu masalah dengan mengutip banyak literatur disebut ilmiah, ya pembahasan ilmiah dalam arti tidak ngibul. Jangan karena ada frasa “hadza bahts ‘ilmi” kemudian dipahami ini pembahasan ilmiah dalam arti saintifik.
    Pada akhirnya, kata “ilmiah” bisa bermakna berbeda bagi orang berbeda. Sayangnya, dalam bahasa Indonesia, kata “ilmu” (yang darinya kata “ilmiah” diderivasi) tidak dibedakan dengan “pengetahuan.” Keduanya kerap digunakan dengan makna yang sama. Dalam bahasa Inggris, kata “science” dan “knowledge” itu konotasinya berbeda.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      tuhan dalam definisi yg menciptakan & mengatur alam semesta, itu bisa dibuktikan secara ilmiah. yg tidak bisa dibuktikan secara ilmiah adalah spesifik agama berserta tuhannya & kitab sucinya.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA ruang untuk spiritualitas agama yg tidak ilmiah.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      dalam sudut pandang ilmiah, kitab-suci hanyalah dongeng belaka.

    • @aiizhiier
      @aiizhiier วันที่ผ่านมา

      @@mahdihidayah dianggap donggeng karna terjebak pada Bahasa Sastra yang digunakan dalam kitab dan terjebak dengan istilah Kitab Suci krna Tidak ada namanya Kitab Suci yang ada itu Kitab yang disucikan.

  • @Libratarian86
    @Libratarian86 วันที่ผ่านมา

    Akidah itu suatu produk hukum/ perintah seperti perjanjian atau perikatan berdasarkan keyakinan dogma, mau percaya silahkan atau tidak percayapun silahkan karena segala sesuatu perikatan tidak bisa dipaksakan. Dalil akidah Islam adalah perikatan liat Surat Al-A’raf Ayat 172
    وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ
    Arab-Latin: Wa iż akhaża rabbuka mim banī ādama min ẓuhụrihim żurriyyatahum wa asy-hadahum 'alā anfusihim, a lastu birabbikum, qālụ balā syahidnā, an taqụlụ yaumal-qiyāmati innā kunnā 'an hāżā gāfilīn
    Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
    Referensi : tafsirweb.com/2626-surat-al-araf-ayat-172.html
    Sedangkan ilmiah itu suatu yg diuji kebenarannya atau tujuan pembuktian dengan berbagai macam metode lainya lantas apa akidah islam bisa terbuka dengan cara ilmiah tersebut yg artinya dapat terbuka diuji dan dapat berubah sewaktu waktu? maka jika tidak bisa suatu objek diuji secara terbuka dengan ajaran atau metode lain atau dengan dicampur menerima segala cara metode lainya maka tidak dapat suatu objek tersebut disebut ilmiah oleh karenanya akidah Islam sudah final dan absolute sedangkan ilmiah itu bukan absolute dan TIDAK FINAL

  • @muhamadsyahrulrasyidin8681
    @muhamadsyahrulrasyidin8681 วันที่ผ่านมา +2

    Hmm ... Sejujurnya, saya sangat menanti sih video cangkir tasawuf modern yang membahas mengenai aqidah dan ilmiah ini. Terutama, saya baru tahu kalau asumsi itu bisa dikatakan ilmiah. Karena, justru saya mengira, level asumsi itu belum bisa dikatakan ilmiah. Tapi jadi memunculkan pertanyaan lagi sih. Kalau syarat asumsi yang ilmiah ini harus logis dan rasional, sebenarnya asumsi agama-agama lain di dunia juga bisa saja bersifat logis dan rasional. Terutama, agama-agama monoteis, karena mereka bisa menggunakan kalam cosmological argumen untuk membuat sebuah asumsi mengenai keberadaan Tuhan. Dan saya harus akui, kalam kosmologis argumen ini sangat rasional dan logis. Jika argumentasi ini bisa digunakan oleh kepercayaan agama manapun yang konsep ketuhanannya bisa selaras dengan argumentasi ini, saya nggak tahu apakah teologi teologi agama-agama lain juga bisa dikatakan ilmiah atau tidak. Saya sangat menunggu video cangkir tasawuf modernnya Pak Agus, terutama Bagaimana dengan jawaban Apakah aqidah ilmiah atau tidak, sebab setahu saya, aqidah umat Islam itu kebenarannya mutlak, tapi sesuatu yang bersifat ilmiah itu kebenarannya tidak mutlak dan tidak pasti. Karena sesuatu yang ilmiah itu didasarkan atas pengetahuan manusia yang terbatas dan bisa jadi salah, sedangkan aqidah didasarkan pada keyakinan bahwa keberadaan Allah itu pasti benar dan kebenarannya mutlak serta pasti. Sejauh ini, saya memahami bahwa aqidah dan ilmiah adalah dua hal yang berbeda. Tapi, meskipun dua hal ini adalah dua hal yang berbeda, namun kedua-duanya masih bisa saling menguatkan dan saling melengkapi.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      tuhan dalam definisi yg menciptakan & mengatur alam semesta, itu bisa dibuktikan secara ilmiah. yg tidak bisa dibuktikan secara ilmiah adalah spesifik agama berserta tuhannya & kitab sucinya. seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      tuhan dalam definisi yg menciptakan & mengatur alam semesta, itu bisa dibuktikan secara ilmiah. yg tidak bisa dibuktikan secara ilmiah adalah spesifik agama berserta tuhannya & kitab sucinya.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

  • @Bagio-g91
    @Bagio-g91 2 วันที่ผ่านมา

    Hadir❤

  • @Menfor-cw1ze
    @Menfor-cw1ze 2 วันที่ผ่านมา

    Assalamualaikum Pak Agus Mustofa •

  • @dj0k06
    @dj0k06 วันที่ผ่านมา +1

    Aqidah Islam itu bisa dibilang bukan sesuatu yang ilmiah dalam arti sains modern. Jadi gini, kalau sains itu kan segala sesuatunya bisa diuji, dibuktikan, dan diulang-ulang lewat eksperimen. Nah, aqidah atau keyakinan Islam itu lebih ke urusan iman, percaya sama hal-hal yang nggak bisa dilihat langsung kayak Allah, malaikat, nabi-nabi, hari kiamat, dan takdir. Semua itu datangnya dari wahyu, yaitu Al-Qur'an dan hadis.
    Jadi, kalau ditanya ilmiah nggak, ya nggak. Karena aqidah bukan soal eksperimen atau data, tapi lebih ke kepercayaan dan keyakinan. Tapi, bukan berarti Islam nggak nyambung sama sains. Ada beberapa ayat di Al-Qur'an yang nyenggol soal alam semesta, bumi, langit, dan kehidupan yang ternyata cocok sama temuan ilmiah, walaupun tetap perlu diinterpretasi dengan iman juga.
    Intinya, aqidah Islam itu bukan ranah sains modern, tapi soal keyakinan dan kepercayaan yang datang dari ajaran agama.

    • @MuhammadTaufik-iq9qi
      @MuhammadTaufik-iq9qi วันที่ผ่านมา +1

      Mmng aqidah Islam bkn ranah sains namun ada ayat-ayat ( Al-Qur'an ) memberi isyarat tanda-tanda sains yg telah terbukti kebenarannya secara sains kekinian.
      Maka mnrt pandangan sy tidak salah klw dikatakan aqidah Islam adalah ilmiah secara sains dan kerasionalan keberadaan ALLAH atau Tuhan ,Dzat yg menyebabkan segala sesuatu menjadi ada atau tercipta / kausalitas ( Prima causa )
      Wallahu alam.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      @@MuhammadTaufik-iq9qi tuhan dalam definisi yg menciptakan & mengatur alam semesta, itu bisa dibuktikan secara ilmiah. yg tidak bisa dibuktikan secara ilmiah adalah spesifik agama berserta tuhannya & kitab sucinya. seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

    • @dj0k06
      @dj0k06 วันที่ผ่านมา

      @@bejoparjo-c5j Sains dan Iman: Di Al-Qur'an, Allah sering ngajak kita buat mikir tentang alam semesta. Intinya, biar kita sadar kalau semua yang keren di dunia ini, dari gunung sampai bintang, itu semua ciptaan-Nya. Jadi, sains tuh sebenarnya bisa bikin kita makin yakin sama kebesaran Allah. Tapi kalau mau ngehubungin sains sama agama, kita harus hati-hati biar nggak kebablasan.
      Kapal Besar Kayak Gunung: Di Al-Qur'an, ada ayat yang bilang kapal itu kayak gunung. Ini bisa diartikan kalau Allah ngasih kita kemampuan buat bikin kapal yang gede banget, dan itu keren banget! Tapi, maksud dari ayat itu lebih ke gambaran betapa besar dan kuatnya ciptaan Allah yang bikin kita mikir.
      Piramida dari Batu Bata?: Ada yang bilang kalau piramida Mesir dibuat dari batu bata tanah liat yang dibakar. Menarik sih, tapi belum ada bukti ilmiah yang bener-bener jelas soal ini. Ilmuwan punya banyak teori tentang gimana caranya orang dulu bikin piramida, tapi belum ada kesepakatan yang pasti. Jadi, jangan asal klaim aja.
      Teknologi Pengawetan Mumi: Orang Mesir Kuno jago banget ngebalsamin mayat biar awet, dan itu ngasih kita bukti kalau sains udah ada sejak dulu. Tapi inget, teknologi ini muncul dari percobaan dan pengetahuan mereka, yang pastinya juga dikasih kemampuan sama Allah. Jadi, kita bisa salut sama pencapaian mereka tanpa harus mikir yang aneh-aneh.
      Sains = Ayat Allah?: Banyak ayat di Al-Qur'an yang ngajak kita buat mikir dan belajar tentang alam. Jadi, sains itu bisa dilihat sebagai cara kita buat ngerti hukum-hukum alam yang Allah ciptakan. Tapi, sains dan agama itu punya cara kerja yang beda. Sains pakai eksperimen dan logika, sementara agama kasih kita panduan moral dan spiritual.
      Kesimpulannya, memang sains kuno dan modern bisa jadi bukti kebesaran Allah. Tapi kalau mau ngomongin teknologi masa lalu atau penciptaan, kita butuh bukti ilmiah yang jelas biar nggak asal ngomong. Hubungan sains sama iman emang bisa bikin kita makin paham, tapi jangan sampai klaim kita jadi nggak berdasar.

    • @MuhammadTaufik-iq9qi
      @MuhammadTaufik-iq9qi วันที่ผ่านมา

      Al-Qur'an turun 14 abad yg silam dimana ilmu pengetahuan astronomi msh terkebelakang dan penemuan sains kekinian bhw alam semesta senantiasa mengembang, berekspansi berdasarkan penelitian Hubbel ( 1929 ) melalui teleskopnya dan membenarkan narasi ayat dlm Al-Qur'an ttg mengembangnya alam semesta dgn firman-NYA ,
      " Dan langit KAMI bangun dgn kekuasaan / kekuatan ( KAMI ),dan KAMI benar-benar meluaskannya "
      (.QS.Adz-Dzariyat :47 ,)
      Ayat tsb diatas dpt diartikan dgn makna memperluas yg mengacu penciptaan luasnya dan menperluas alam semesta dan memberikan gambaran alam ssmesta senantiasa mengembang .
      Wallahu alam.

    • @MuhammadTaufik-iq9qi
      @MuhammadTaufik-iq9qi วันที่ผ่านมา +1

      Dan secara umum ALLAH telah menetapkan mekanisme hukum-NYA utk mengatur penciptaan secara otomatis sbg " Sunatullah " berlaku hukum sebab akibat ( kausalitas )
      Wallahu alam.

  • @mastertv6855
    @mastertv6855 วันที่ผ่านมา

    Semuanya itu hanya pemikiran pemikiran manusia belaka intelek intelek pembuat buku/kitap kitap beda orang beda sudut pandang

  • @MuhammadTaufik-iq9qi
    @MuhammadTaufik-iq9qi 2 วันที่ผ่านมา

    Assamulalaikum warahmatullahi wabarakatuh ...Pak Ustad.🙏

    • @MuhammadTaufik-iq9qi
      @MuhammadTaufik-iq9qi 2 วันที่ผ่านมา

      Dlm pemahaman sy aqidah Islam itu ilmiah secara sains krn ada ayat-ayat dlm Al-Qur'an dlm ranah aqidah memberi isyarat tanda-tanda sains semisal ttg tercipta atau terbentuknya alam semesta mnrt teori ilmiah akibat setelah terjadi ledakan besar yg dikenal sbg " big-bang " sbgmn narasi ayat yg menyebutkan ,
      "......... bahwasanya langit dan bumi dahulunya adalah suatu yg padu lalu KAMI pisahkan antara keduanya ......... "
      ( QS.Al-Anbiya :30 )
      Expanding universe - mnrt ilmuan alam semesta yg senantiasa mengembang sbgmn ayat dlm Al-Quran menyebutkan ,
      " Dan langit KAMI bangun dgn kekuasaan / kekuatan ( KAMI ) ,dan KAMI benar-benar meluaskannya "
      ( QS. Adz-Dzariyat :47 )
      Ayat diatas tsb dpt diartikan dgn makna memperluas dan hal tsb mdngacu penciptaan luasnya dan memperluas alam semesta dan memberikan gambaran alam semesta senatiasa mengembang serta yg tidak kalah pentingnya dgn terus menerus mengembangnya alam semesta menunjukkan bukti bhw alam semesta itu diciptakan.
      Maka rasionalitas keberadaan Tuhan yg bersifat ilmiah, Dzat yg menyebabkan segala sesuatu menjadi ada / kausalitas ( prima causa )
      Wallahu alam.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      @@MuhammadTaufik-iq9qi tuhan dalam definisi yg menciptakan & mengatur alam semesta, itu bisa dibuktikan secara ilmiah. yg tidak bisa dibuktikan secara ilmiah adalah spesifik agama berserta tuhannya & kitab sucinya. seluruh alam semesta adalah kausalitas hukum alam (sains) sejak pertama kali alam semesta terbentuk, tidak ada yg diluar koridor itu, sehingga dipastikan TIDAK ADA RUANG untuk SPIRITUALITAS AGAMA yg tidak ilmiah. bagi definisi ilmiah, kitab suci hanyalah dongeng belaka.

    • @MuhammadTaufik-iq9qi
      @MuhammadTaufik-iq9qi วันที่ผ่านมา

      @@mahdihidayah
      Spiritualitas agama ( Islam ) sbg sebuah ajaran dan ada ayat-ayat dlm kitab sucinya ( Al'Qur'an ) memberi isyarat tanda-tanda sains dmn ketika kitab suci tsb ( Al-Qur'an ) diturunkan ilmu pengetahuan ttg astronomi msh terkebelakang dan telah dibuktikan kebenaran dari tanda-tanda ayat-ayat-NYA mnrt penemuan sains kekinian, menunjukkan kitab suci bukanlah dongeng ttp merupakan kebenaran wahyu yg datang dari ALLAH, Dzat yg menyebabkan segala sesuatu menjadi ada atau tercipta / kausalitas (.Prima causa )
      Wallahu alam.

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      @@MuhammadTaufik-iq9qi buktikan secara ilmiah bahwa allah adalah tuhan yg benar?

    • @MuhammadTaufik-iq9qi
      @MuhammadTaufik-iq9qi วันที่ผ่านมา

      @@mahdihidayah
      Keberadaan-NYA adalah rasional dan ilmiah, ,Dzat yg menyebabkan segala sesuatu menjadi ada atau tercipta / kausalitas ( Prima causa ) melalui fenomena ciptaan-NYA sbgmn ayat-ayat dari firman-NYA dlm Al'Qur'an yg memberi isyarat tanda-tanda sains.
      Adapun Dzat ALLAH tidak dpt dilmiahkan krn akal atau narasi mns tidak akan mampu atau tidak akan bisa memahami hakikat-NYA " LAISA KAMITSLIHI SYAIUN " Tidak ada sesuatupun yg serupa dgn DIA "
      Wallahu alam.

  • @himman7627
    @himman7627 2 วันที่ผ่านมา

    Ilmiah artinya keilmuan. Ada ilmu2 sosial, sains, teknik,filsafat..dsb termasuk ilmu2 agama. Barangkali itu saja penjelasan mudahnya..koq jadi polemik 😌

    • @bejoparjo-c5j
      @bejoparjo-c5j วันที่ผ่านมา

      😂😂 namanya juga drama Korea broo ya begitulah adanya...😌 Iya kan ?!

  • @RudyWijanarko-xs4nn
    @RudyWijanarko-xs4nn 5 ชั่วโมงที่ผ่านมา

    Ɓ E N A R R R.....

  • @jamsheadlight
    @jamsheadlight 2 วันที่ผ่านมา +1

    Pak Agus tolong respon chanel forbiden queations , pemilik chanel nya sering banget menyerang Agama agama hanya dari sudut pdandnag sepihak , ngakunya sih pemilik chanel itu Hafidz qur'an dan sarjana tafsir

    • @samsiah2359
      @samsiah2359 2 วันที่ผ่านมา

      Yg hostnya cewek kan bang? Iya setuju bgt..tolong dibahas.

    • @ibnuhaytham2229
      @ibnuhaytham2229 2 วันที่ผ่านมา

      Sabar...sabar...jangan emosi

    • @jamsheadlight
      @jamsheadlight วันที่ผ่านมา

      Iya , sebenarnya kalau diajak debat terbuka sangat mudah mematahkan semua argumenya , tp itu cewek karena nyleneh banyak banget youtuber lain yang undang dia akhirnya malah jd bisa ngomong kemana mana tanpa sempet dicounther

  • @erwinkelana1975
    @erwinkelana1975 วันที่ผ่านมา

    Hampir semya penjelasannya pk agus.,saya sepakat,, *namun ada beberapa hal yg ingin saya tanggapi* , *sekaligus menjadi pertanyaan* ,
    menurut pk agus, untuk menentukan suatu itu sudah *ILMIAH atau BELUM* , harus melalui metode dgn beberaoa *TAHAPAN* ,yg pk agus bagi menjadi 4 tahapan,, ( *jika saya tidak salah tangkap,* ) ke 4 tahapan tsb bersifat *AKUMULATIF* , , artinya tidak boleh hanya menggunakan salah satunya saja, misalnya hanya menggunakan rasional saja,, kemudian sudah dianggap ilmiah....
    untuk hal ini saya sangat sepakat...
    yg saya tidak sepakat itu diantaranya adalah, *KETIKA BARU PROSES PEMBUKTIANNYA SAJA SUDAH DIANGGAP ILMIAH* ,, itu yg saya tidak sepakat, karena hal inilah yg menjadi sebab mengapa org2 jadi berpandang bahwa aqidah itu bisa di ilmiahkan,,hanya dgn menggunakan pendekatan rasional saja. , padahal pk agus sendiri tegas mengatakan bahwa ke 4 tahapan itu bersifat *akumulatif* ,,oleh sebab itulah untuk menghindari hal itu, harusnya kalau bentuknya masih proses blm ada kesimpulan, istilah penyebutannya yg lebih tepat menurut saya adalah *KAJIAN ILMIAH* ,sebab jika kajiannya saja sudah disebut ilmiah, maka konsekwensinya adalah kata *sudah ilmiah*, "belum ilmiah* , *atau tidak ilmiah* menjadi *RANCU* ,, itu yg pertama,,
    Yg kedua,,
    saya belum tau pandangannya pk Agus, karena blm ada kesimpulan,nya...
    Jika pk pk Agus berpandangan bahwa aqidah bisa di ilmiahkan, pertanyaannya ,, bagaimana cara mengilmiahkannya, jika mengacu ke pada 4 pendekatan yg sudah pk Agus paparkan itu.?? sementara aqidah itu didalamnya ada *Tuhan* , yg jangankan Tuhannya, aqidahnya saja sudah *SUBJEKTIF* ,
    kalau mengenai analogi yg pk Agus contohkan , tetang teory grapitasi, ,,itu jelas ada objeknya, ( Bumi & benda yg dilempar ) makanya bisa di buktikan ilmiah tidaknya,, mau org bodoh,atau org pintar, yg mengujinya hasilnya tetap sama, ..
    nah.. masalahnya aqidah, atau Tuhan itu tidak berobjek,, lalu bagaimana cara mengujinya..???.

    • @Suprayogi1612
      @Suprayogi1612 วันที่ผ่านมา

      Dari penjelasan pak Agus bisa di simpulkan dg kalimat yg sgt sederhana apa itu yg disebut ilmiah
      ILMIAH = DENGAN ILMU

    • @erwinkelana1975
      @erwinkelana1975 วันที่ผ่านมา

      @@Suprayogi1612 coba anda cari tau ,terserah mau mengambil referensinya di mana,,
      *APA ITU DEVINISI ILMIAH* dan dari mana asal bahasanya..??
      kemudian anda bandingkan dgn kata *ILMU* dari mana asal bahasanya dan apa devinisinya.. biar saya nggk repot menjelasjanya, kalau anda yg cari tau sendiri..

    • @Suprayogi1612
      @Suprayogi1612 วันที่ผ่านมา

      @@erwinkelana1975 saya itu menyimpulkan penjelasannya pak Agus, coba di cermati kata2 di komen saya, saya ga minta anda repot dan tk ingin juga anda repot ok 😊

    • @erwinkelana1975
      @erwinkelana1975 วันที่ผ่านมา

      @@Suprayogi1612 ok .pertanyaan saya, apakah anda sepakat dgn pendapat ILMU = ILMIAH tsb.?

    • @MuhammadTaufik-iq9qi
      @MuhammadTaufik-iq9qi วันที่ผ่านมา +1

      Dlm pemahaman dan pandangan sy bhw aqidah Islam bersifat ilmiah secara sains dan ayat-ayat ( Al-Qur'an ) sbg ajaran mengandung isyarat tanda- tanda sains yg tlh terbukti kebenarannya secara sains kekinian misalkan , terbentuknya alam semesta mnrt teori ilmiah akibat setelah terjadinya ledakan besar yg dikenal sbg " big bang " narasinya sbgmn Al-Qur'an mengatakan bhw bumi dan langit dahulunya merupakan satu kesatuan yg padu kemudian dipisahkan ( QS.Al-Anbiya :30 )
      Alam semesta yg senantiasa mengembang ( expanding universe ) berdasarkan penelitian ilmuan melalui teleskop sbgmn narasi dlm Al-Qur'an menyebutkan ,
      " Dan langit KAMI bangun dgn kekuasaan / kekuatan ( KAMI ), dan KAMI benar-benar meluaskannya "
      ( Adz-Dzariyat :47 )
      Maka keberadaan Tuhan adalah rasional ilmiah ,Dzat yg menyebabkan segala sesuatu menjadi ada atau tercipta / kausalitas ( Prima causa )
      Wallahu alam.

  • @mastertv6855
    @mastertv6855 วันที่ผ่านมา

    Dalam debat berhenti di kata Wahyu apakah bisa di ilmiah apakah saat nabi mendapatkan Wahyu ada bukti setidaknya 2org dan knp setiap dapat Wahyu harus digunung/gua knp gak tempat umum saja biar ada bukti ilmiahnya

    • @Menfor-cw1ze
      @Menfor-cw1ze วันที่ผ่านมา

      Kukira kamu buat kesimpulan di komenmu ini dengan pemahaman terlampau minim tentang cara Rasulullah menerima Wahyu , benar Wahyu pertama di terima di gua Hira , tetapi selanjutnya seperti harapan mu tidak lagi di gua , dan berlanjut sekitar dua puluh tiga tahun, secara bertahap lebih enam ribu ayat , dibandingkan satu ayat pertama yg di gua Hira , Saksinya ada yaitu Allah ( Cukuplah Allah saksinya ) •

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      @@Menfor-cw1ze untuk sekelas tuhan yg maha kuasa, menyampaikan wahyu melalui beberapa perantara apalagi manusia tanpa bukti/saksi 1 pun & disampaikan melalui mimpi (yg secara ilmiah adalah halusinasi bukan kebenaran) adalah sesuatu yg tidak bisa diterima secara ilmiah.

    • @Menfor-cw1ze
      @Menfor-cw1ze วันที่ผ่านมา

      @@mahdihidayah Cukuplah Allah saksinya , Buktinya Al Qur'an , sebagian ayatnya ada menginformasikan , tentang ilmu pengetahuan yg terbukti benar , dan baru di buktikan kebenarannya secara sains , walaupun sebagian besar ayatnya tidak mampu di buktikan secara sains karena keterbatasan kemampuan manusia juga panca indera manusia •

    • @mahdihidayah
      @mahdihidayah วันที่ผ่านมา

      @@Menfor-cw1ze dilihat dari sudut pandang manapun tidak bisa dibuktikan, kecuali sudut pandang islam, yg agak laen berbeda dgn sudut pandang universal

    • @Menfor-cw1ze
      @Menfor-cw1ze วันที่ผ่านมา

      @@mahdihidayah SEBAGIAN , dapat dibuktikan secara sains , ayat yang berhubungan hukum alam DAN ayat Al Qur'an yg berhubungan dengan saat manusia dibangkitkan , surga , dll , kita akan menerima buktinya kelak di akhirat , jadi pembuktian ayat Al Qur'an ( dasar / pedoman Aqidah Islam ) , ada yg dapat di buktikan sekarang secara sains modern , ada yg di buktikan kelak ( karena sekarang belum terjadi , contoh kiamat ) •