2 of 2 Demikian juga dengan masalah yang boleh dimakan & tidak boleh dimakan karena memang bukan makanan, Alkitab menunjukkan bahwa hal itu sudah menjadi ketetapan Allah sejak jauh dan jauuuh sekali sebelum ada bangsa Israel & sebelum ada Hukum Taurat. Masalah halal dan haram sudah ditegaskan oleh Allah sejak jauh dan jauuuh sekali sebelum ada bangsa Israel dan Hukum Taurat, yaitu paling tidak sejak 7 hari sebelum masa air bah dimulai. Dalam Kejadian 7:2 Tuhan menegaskan kepada Nuh bahwa hanya 1 pasang binatang haram dari setiap jenisnya yang Tuhan ijinkan untuk boarding kedalam Bahtera Nuh. Sedangkan yang tidak haram adalah 7 pasang dari setiap jenisnya yang diijinkan untuk boarding. Dan ketika Nuh, yang kemudian menjadi nenek moyang segala bangsa (termasuk bangsa Indonesia), mempersembahkan korban bakaran binatang halal, *_Allah merasa sangat tersanjung dan dipermuliakan dan dikuduskan_* (Kejadian 8:20-21). Jadi jelas hakekat dari Imamat 11 ada pada ayat 44 yaitu Kekudusan (tok!), bukan masalah cacing pita, kolesterol atau karena pada saat itu belum tersedia Lipitor. Kekudusan yang ada di “Perjanjian Lama” tidak akan lekang di “Perjanjian Baru”. Begitu juga di akhirat nanti. Melalui para “apologetor-nya”, para yesus Matius 24:24 mengajarkan bahwa Allah memperuntukkan Imamat 11 atau kekudusan itu hanya untuk diaplikasikan oleh umat Israel, sedangkan bangsa lain tidak. Ajaran yang aneh bin mengada-ada tentunya. Untuk melihat keanehan ajaran itu, silahkan anda bayangkan, apa yang akan terjadi ketika dalam masa pandemi yang lalu, apabila protokol covid19 hanya diberlakukan kepada sebuah negara tertentu aja, sedangkan kepada negara lain tidak, padahal sama-sama tinggal dalam 1 planet bumi? Terlalu “lugu” (maaf maksudnya “luar biasa gubluk”) kalau ada manusia kristen yang sudah paham betul bahwa penebusan yang sudah dilakukan Yesus adalah untuk me-restore ke-Kudusan Allah yang sudah dirusak di Taman Eden, tapi kemudian masih berpikir bahwa penebusan yang sudah Yesus lakukan adalah sebagai legitimasi bagi mereka untuk mengabaikan Imamat 11, sehingga mereka bebas menjadi manusia pemakan segala, atau yang dalam bahasa “Ibrani-nya” disebut sebagai manusia gergantang tubir atau rakus. Dengan demikian manusia-manusia kristen tersebut sudah menjadi jauh lebih kejam daripada Yudas atau para imam dan tua-tua Yahudi yang telah menyalibkan Yesus. Dan bahkan, maaf, lebih bodoh dari Adam & Hawa, karena mengulangi kesalahan mereka . Untuk mereka-mereka itu Yesus tidak akan mengulangi jalan salib, tetapi Firman yang akan menjadi hakim mereka (Yohanes 12:48-49), kalau mereka masih tetap mengabaikan injury time yang sudah dikaruniakan kepada mereka untuk kembali kepada pemahaman Alkitab yang benar secara benar (Lukas 13:6-9). Dan sebagai acuan untuk kita semua dalam hal asupan untuk tubuh, pastikan kita mengkonsumsi sesuai petunjuk Allah, karena Dia adalah Bapa Yang Maha Baik yang tidak akan mencelakakan kita (Matius 7 : 9-11). Jadi jelas ini semua tidak ada hubungan dengan Hukum Taurat atau Bangsa Israel atau bahkan dengan umat Advent. Sehingga untuk mengaplikasikan ini semua kita tidak perlu bermutasi menjadi anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, tapi tetaplah sebagai gereja anda saat ini, karena jelas *_kita semua basudara didalam Yesus_* (Matius 12:50). =========================================================== Begitu juga dengan baptisan, masih banyak manusia-manusia kristen yang mengaplikasikannya dengan caranya sendiri-sendiri. Padahal baptisan yang dilakukan oleh Yesus adalah baptisan dari sorga (Markus 11:30). Sebagai suatu kegirangan bagi iblis ketika menyaksikan sebagian besar umat kristen secara degil dan tegar tengkuk melakukan anomali, yaitu sibuk heboh melakukan yang tidak diperintahkan-Nya, tapi mengabaikan hal-hal yang diperintahkan-Nya. Karena itu marilah kita kembali berkiblat kepada Alkitab yang benar secara benar, mumpung kasih karunia injury time kita belum berakhir (Lukas 13:6-9).
1 of 2 Shalom Elia Myron, Maaf, kamu tuch ngaco berat, masa Sabat itu diperuntukkan untuk orang Yahudi? Sama ngaconya kalau dibilang bahwa Sabat itu sebuah nubuatan yang sudah tergenapi. Karena Sabat itu bukan merupakan nubuatan, tapi sebuah Ketetapan Allah yang sudah dilaksanakan oleh Allah sendiri dan harus diaplikasikan oleh segenap mahluk alam semesta sepanjang masa kekekalan, sebagai pengakuan bahwa Allah adalah Bapa Pencipta kita semua. Sudah jelas-jelas Sabat itu dilembagakan dan dikuduskan oleh Allah sendiri sebelum bumi tercemar oleh dosa (Kejadian 2:3), bersamaan dengan penetapan laki-laki akan hidup berpasangan dengan perempuan (Kejadian 2:24 - no LGBT). -------------------------------------- Teman saya senang membaca Alkitab tidak sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tapi beliau membaca Alkitab sebagai : 1. God’s Original Plan (yang terdiri dari Kejadian 1 & 2). 2. God’s Contigency Plan (yang terdiri dari Kejadian 3 s/d Wahyu). Menurut teman saya, kalau Adam & Hawa memiliki integritas kepada Allah seperti yang dimiliki oleh ke 4 tokoh anti kompromi, yaitu Daniel & ke 3 sahabatnya, maka Adam & Hawa tidak akan jatuh kedalam dosa, dan sebagai konsekuensi atas kegagalannya menggoda Adam & Hawa, bisa jadi iblis ketika itu sudah langsung dibinasakan oleh Allah, karena sudah tidak ada tempat bagi iblis, baik disurga maupun di planet manapun di alam semesta ini. Dan sebagai konsekuensi terindah adalah Adam & Hawa masih ada beserta keturunannya di Taman Eden sampai sekarang dan sampai sepanjang masa kekekalan. Tapi sayang sekali Adam & Hawa jatuh kedalam dosa, maka Allah harus melaksanakan God’s Contigency Plan yang tertulis mulai dari Kejadian 3 s/d kitab Wahyu, yang bertujuan menyelamatkan dan membawa manusia ke Kanaan Surgawi. Menurut teman saya, karena janji keselamatan sudah di Firmankan didalam Kejadian 3:15, maka seharusnya sebutan kitab Injil sudah dimulai dari Kejadian 3 s/d kitab Wahyu. ==================================================== Didalam God’s Original Plan, yaitu alam semesta tanpa dosa, Tuhan sudah melembagakan hari ke 7 sebagai hari yang diberkati dan dikuduskan-Nya berdasarkan hak prerogatif-Nya (Kejadian 2:3) Perhatikan, ketika platform Sabat dilembagakan, keberadaan episode Hukum Taurat masih jauh & jauuuh sekali. Mungkin kamu Elia Myron dapat menjelaskan apa maknanya apabila Allah sudah menguduskan sesuatu. Apakah bisa eksistensi yang dikuduskan Tuhan itu dieliminasi atau ditiadakan oleh manusia? Apakah itu bukan sebuah kelancangan, kalau ada manusia yang berani melakukan itu? Melihat fakta bahwa platform Sabat adalah ketetapan Tuhan yang dikuduskan-Nya, maka terlalu nekat bagi yang berani mengabaikannya. Ketika kita dengan khusuk/hormat mengucapkan doa Bapa kami ”…. dikuduskanlah nama-Mu.. “ tapi pada saat yang sama kita sedang mengabaikan Sabat Tuhan, maka iblis tertawa senang. Nubuatan Yesus yang sangat menjadi kesukaan iblis adalah Matius 7:22-23, yaitu banyaknya manusia kristen yang tidak akan dikenal Yesus pada akhir zaman. Karena Sabat sudah diaplikasikan oleh Allah sendiri (Kejadian 2: 2-3) didalam masa alam semesta tanpa dosa atau God’s Original Plan, maka Sabat akan berlaku juga didalam Kanaan Surgawi yang juga tanpa dosa, atau dengan kata lain Sabat akan berlaku sepanjang masa kekekalan. Secara autentik minimal 3 x Sabat dinyatakan dalam Alkitab, yaitu: 1. Kejadian 2:3 - Ketika bumi belum tercemar oleh dosa, Allah menggunakan hak prerogatif-Nya untuk melembagakan hari ke 7 sebagai hari yang diberkati & dikuduskan-Nya, ketika dunia belum jatuh kedalam dosa, ketika bangsa apapun belum ada didunia, termasuk bangsa Israel & ketika hukum apapun belum ada didunia, termasuk Hukum Taurat. Fakta ini menegaskan bahwa eksistensi Sabat adalah sudah termasuk didalam God’s Original Plan ketika menciptakan alam semesta ini beserta isinya, untuk diaplikasikan oleh Adam & Hawa beserta keturunannya, beserta seluruh mahluk ciptaan-Nya yang lain dibumi yang belum terkontaminasi oleh dosa. Dan kemudian sebagai konsistensi dengan Yesaya 55:11, ketentuan itu diulangi oleh Allah didalam masa God’s Contigency Plan atau sesudah bumi tercemar oleh dosa, yaitu: 2. Keluaran 20: 8-11 3. Keluaran 32:16 - Allah menuliskan sendiri Perintah-perintah-Nya pada ke 2 prasasti atau loh batu, yang sebelumnya sudah di Firmankan-Nya secara verbal dalam Keluaran 20:1-17. 4. Keluaran 34:1 - Allah menuliskan kembali Perintah-perintah-Nya pada ke 2 prasasti atau loh batu yang baru, karena yang sebelumnya sudah dihancurkan Musa dalam amarahnya. 5. Markus 2:28 (KJV) - Yesus menegaskan bahwa the Son of man is Lord also of the sabbath. Jadi Sabat yang sudah ada di dunia sebelum jatuh kedalam dosa tidak akan lekang atau pupus sampai selama-lamanya atau sepanjang masa kekekalan. Legitimasi Alkitab yang mengubah Sabat menjadi hari Minggu tidak ada, karena sudah diakui bahwa pemujaan di hari Minggu adalah legitimasi sejarah dunia, yaitu ketika diputuskan oleh Kaisar Roma Konstantin dan Kongres Laodekia yang diadakan para pemuka-pemuka gereja di tahun 300an sesudah masehi. Dan kemudian dengan dibantu para yesus Matius 24:24, pemujaan di hari Minggu bertambah populer, karena mereka juga mencomot beberapa ayat Alkitab untuk melegitimasi hari Minggu sebagai hari pemujaan yang Alkitabiah. Biasanya mereka menggunakan tulisan-tulisan Rasul Paulus yang kemudian diplintir-plintir agar mudah dikonsumsi oleh para manusia kristen yang tidak paham dengan konteks tulisan Rasul Paulus. Karena secara hirarki tidak mungkin Paulus berani membatalkan apa yang telah diputuskan Allah.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa iblis sangat membenci Sabat, karena Sabat adalah fakta benang merah silahturahim yang terhubung antara Allah sebagai Bapa Pencipta dengan manusia sebagai anak-anak ciptaan-Nya. Dan juga karena Sabat akan menjadi tanda pengenal bagi penghuni Kanaan Surgawi. Dan adalah betul sekali, kita semua auto atau otomatis bersaudara didalam Yesus bagi kita yang melakukan kehendak Bapa-Nya (Matius 12:50). Ada “sedikit aja” perbedaan ketika kita beribadah dihari lain selain Sabat Tuhan. Ketika kita beribadah pada hari Sabat berarti kita hadir memenuhi undangan-Nya, yang maknanya kita mengakui Allah sebagai pencipta kita, mengundang kita untuk bertemu dengan-Nya dalam platform yang sudah diberkati dan dikuduskan-Nya sebelum bumi tercemar oleh dosa (Kejadian 2:3), jauh & jauuuh sekali sebelum ada Hukum Taurat Ketika kita beribadah pada hari lain berarti kita mengundang Dia untuk menghadiri pertemuan yang kita buat menurut ide, tradisi & gaya kita. Apakah Dia akan hadir? So pasti Dia akan hadir asalkan kita juga tidak mengabaikan undangan-Nya. Berdasarkan fakta-fakta itu, saya berharap banyak gereja saat ini, seperti Katolik, GPIB, GKI, GKJ, GKJW, Pantekosta, HKBP, Gereja Toraja, GMIM, Gerika Makedonia dan lainnya bersedia kembali berkiblat kepada Alkitab yang benar secara benar demi keselamatan jemaatnya, tanpa harus bermutasi atau merger dengan Gereja Advent, karena Sabat bukan milik Gereja Advent. Dan tidak perlu bawa kambing domba untuk disembelih, kecuali memang jemaat akan mengadakan acara bbq atau makan bersama kambing guling. Jadi masalahnya bukan pada hari-hari ibadah yang sudah mereka lakukan selama ini, karena mereka bebas melaksanakan ibadah pada hari apapun. Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika mereka mengabaikan undangan pertemuan dengan Allah dalam platform yang sudah diberkati dan dikuduskan berdasarkan hak Prerogatif Allah, yaitu hari Sabat (Kejadian 2:3). Please jangan salah paham, keselamatan itu bukan hanya tentang Sabat. Tapi ketika manusia mengabaikan Sabat, maka segalanya pasti hancur (Matius 7:26-27). Allah menghendaki manusia beribadah dalam Roh & Kebenaran. Yesus menegaskan bahwa Firman-Mu adalah Kebenaran (Yohanes 17:17). Oleh karena itu janganlah kita mengabaikan Firman Allah yang mengundang kita untuk mengadakan pertemuan kudus dengan-Nya pada hari Sabat, demi keselamatan kita. Yesus menegaskan bahwa *_Perintah-Mu adalah Hidup Kekal_* (Yohanes 12:50). “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 7 : 21-23).
Tuhan berkati gkjw dan jamaat nya.amin.
Bagus amat asik banget, enak kedengarannya, mantap betul sangat menyejukkan. Haleluya! Puji Tuhan selamanya
Pdt. Reda... Pdt GKJW Jemaat Pesanggaran..
2 of 2
Demikian juga dengan masalah yang boleh dimakan & tidak boleh dimakan karena memang bukan makanan, Alkitab menunjukkan bahwa hal itu sudah menjadi ketetapan Allah sejak jauh dan jauuuh sekali sebelum ada bangsa Israel & sebelum ada Hukum Taurat.
Masalah halal dan haram sudah ditegaskan oleh Allah sejak jauh dan jauuuh sekali sebelum ada bangsa Israel dan Hukum Taurat, yaitu paling tidak sejak 7 hari sebelum masa air bah dimulai.
Dalam Kejadian 7:2 Tuhan menegaskan kepada Nuh bahwa hanya 1 pasang binatang haram dari setiap jenisnya yang Tuhan ijinkan untuk boarding kedalam Bahtera Nuh. Sedangkan yang tidak haram adalah 7 pasang dari setiap jenisnya yang diijinkan untuk boarding.
Dan ketika Nuh, yang kemudian menjadi nenek moyang segala bangsa (termasuk bangsa Indonesia), mempersembahkan korban bakaran binatang halal, *_Allah merasa sangat tersanjung dan dipermuliakan dan dikuduskan_* (Kejadian 8:20-21).
Jadi jelas hakekat dari Imamat 11 ada pada ayat 44 yaitu Kekudusan (tok!), bukan masalah cacing pita, kolesterol atau karena pada saat itu belum tersedia Lipitor.
Kekudusan yang ada di “Perjanjian Lama” tidak akan lekang di “Perjanjian Baru”. Begitu juga di akhirat nanti.
Melalui para “apologetor-nya”, para yesus Matius 24:24 mengajarkan bahwa Allah memperuntukkan Imamat 11 atau kekudusan itu hanya untuk diaplikasikan oleh umat Israel, sedangkan bangsa lain tidak. Ajaran yang aneh bin mengada-ada tentunya.
Untuk melihat keanehan ajaran itu, silahkan anda bayangkan, apa yang akan terjadi ketika dalam masa pandemi yang lalu, apabila protokol covid19 hanya diberlakukan kepada sebuah negara tertentu aja, sedangkan kepada negara lain tidak, padahal sama-sama tinggal dalam 1 planet bumi?
Terlalu “lugu” (maaf maksudnya “luar biasa gubluk”) kalau ada manusia kristen yang sudah paham betul bahwa penebusan yang sudah dilakukan Yesus adalah untuk me-restore ke-Kudusan Allah yang sudah dirusak di Taman Eden, tapi kemudian masih berpikir bahwa penebusan yang sudah Yesus lakukan adalah sebagai legitimasi bagi mereka untuk mengabaikan Imamat 11, sehingga mereka bebas menjadi manusia pemakan segala, atau yang dalam bahasa “Ibrani-nya” disebut sebagai manusia gergantang tubir atau rakus.
Dengan demikian manusia-manusia kristen tersebut sudah menjadi jauh lebih kejam daripada Yudas atau para imam dan tua-tua Yahudi yang telah menyalibkan Yesus. Dan bahkan, maaf, lebih bodoh dari Adam & Hawa, karena mengulangi kesalahan mereka .
Untuk mereka-mereka itu Yesus tidak akan mengulangi jalan salib, tetapi Firman yang akan menjadi hakim mereka (Yohanes 12:48-49), kalau mereka masih tetap mengabaikan injury time yang sudah dikaruniakan kepada mereka untuk kembali kepada pemahaman Alkitab yang benar secara benar (Lukas 13:6-9).
Dan sebagai acuan untuk kita semua dalam hal asupan untuk tubuh, pastikan kita mengkonsumsi sesuai petunjuk Allah, karena Dia adalah Bapa Yang Maha Baik yang tidak akan mencelakakan kita (Matius 7 : 9-11).
Jadi jelas ini semua tidak ada hubungan dengan Hukum Taurat atau Bangsa Israel atau bahkan dengan umat Advent. Sehingga untuk mengaplikasikan ini semua kita tidak perlu bermutasi menjadi anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, tapi tetaplah sebagai gereja anda saat ini, karena jelas *_kita semua basudara didalam Yesus_* (Matius 12:50).
===========================================================
Begitu juga dengan baptisan, masih banyak manusia-manusia kristen yang mengaplikasikannya dengan caranya sendiri-sendiri. Padahal baptisan yang dilakukan oleh Yesus adalah baptisan dari sorga (Markus 11:30).
Sebagai suatu kegirangan bagi iblis ketika menyaksikan sebagian besar umat kristen secara degil dan tegar tengkuk melakukan anomali, yaitu sibuk heboh melakukan yang tidak diperintahkan-Nya, tapi mengabaikan hal-hal yang diperintahkan-Nya.
Karena itu marilah kita kembali berkiblat kepada Alkitab yang benar secara benar, mumpung kasih karunia injury time kita belum berakhir (Lukas 13:6-9).
1 of 2
Shalom Elia Myron,
Maaf, kamu tuch ngaco berat, masa Sabat itu diperuntukkan untuk orang Yahudi? Sama ngaconya kalau dibilang bahwa Sabat itu sebuah nubuatan yang sudah tergenapi. Karena Sabat itu bukan merupakan nubuatan, tapi sebuah Ketetapan Allah yang sudah dilaksanakan oleh Allah sendiri dan harus diaplikasikan oleh segenap mahluk alam semesta sepanjang masa kekekalan, sebagai pengakuan bahwa Allah adalah Bapa Pencipta kita semua.
Sudah jelas-jelas Sabat itu dilembagakan dan dikuduskan oleh Allah sendiri sebelum bumi tercemar oleh dosa (Kejadian 2:3), bersamaan dengan penetapan laki-laki akan hidup berpasangan dengan perempuan (Kejadian 2:24 - no LGBT).
--------------------------------------
Teman saya senang membaca Alkitab tidak sebagai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tapi beliau membaca Alkitab sebagai :
1. God’s Original Plan (yang terdiri dari Kejadian 1 & 2).
2. God’s Contigency Plan (yang terdiri dari Kejadian 3 s/d Wahyu).
Menurut teman saya, kalau Adam & Hawa memiliki integritas kepada Allah seperti yang dimiliki oleh ke 4 tokoh anti kompromi, yaitu Daniel & ke 3 sahabatnya, maka Adam & Hawa tidak akan jatuh kedalam dosa, dan sebagai konsekuensi atas kegagalannya menggoda Adam & Hawa, bisa jadi iblis ketika itu sudah langsung dibinasakan oleh Allah, karena sudah tidak ada tempat bagi iblis, baik disurga maupun di planet manapun di alam semesta ini. Dan sebagai konsekuensi terindah adalah Adam & Hawa masih ada beserta keturunannya di Taman Eden sampai sekarang dan sampai sepanjang masa kekekalan.
Tapi sayang sekali Adam & Hawa jatuh kedalam dosa, maka Allah harus melaksanakan God’s Contigency Plan yang tertulis mulai dari Kejadian 3 s/d kitab Wahyu, yang bertujuan menyelamatkan dan membawa manusia ke Kanaan Surgawi.
Menurut teman saya, karena janji keselamatan sudah di Firmankan didalam Kejadian 3:15, maka seharusnya sebutan kitab Injil sudah dimulai dari Kejadian 3 s/d kitab Wahyu.
====================================================
Didalam God’s Original Plan, yaitu alam semesta tanpa dosa, Tuhan sudah melembagakan hari ke 7 sebagai hari yang diberkati dan dikuduskan-Nya berdasarkan hak prerogatif-Nya (Kejadian 2:3)
Perhatikan, ketika platform Sabat dilembagakan, keberadaan episode Hukum Taurat masih jauh & jauuuh sekali.
Mungkin kamu Elia Myron dapat menjelaskan apa maknanya apabila Allah sudah menguduskan sesuatu. Apakah bisa eksistensi yang dikuduskan Tuhan itu dieliminasi atau ditiadakan oleh manusia? Apakah itu bukan sebuah kelancangan, kalau ada manusia yang berani melakukan itu?
Melihat fakta bahwa platform Sabat adalah ketetapan Tuhan yang dikuduskan-Nya, maka terlalu nekat bagi yang berani mengabaikannya.
Ketika kita dengan khusuk/hormat mengucapkan doa Bapa kami ”…. dikuduskanlah nama-Mu.. “ tapi pada saat yang sama kita sedang mengabaikan Sabat Tuhan, maka iblis tertawa senang.
Nubuatan Yesus yang sangat menjadi kesukaan iblis adalah Matius 7:22-23, yaitu banyaknya manusia kristen yang tidak akan dikenal Yesus pada akhir zaman.
Karena Sabat sudah diaplikasikan oleh Allah sendiri (Kejadian 2: 2-3) didalam masa alam semesta tanpa dosa atau God’s Original Plan, maka Sabat akan berlaku juga didalam Kanaan Surgawi yang juga tanpa dosa, atau dengan kata lain Sabat akan berlaku sepanjang masa kekekalan.
Secara autentik minimal 3 x Sabat dinyatakan dalam Alkitab, yaitu:
1. Kejadian 2:3 - Ketika bumi belum tercemar oleh dosa, Allah menggunakan hak prerogatif-Nya untuk melembagakan hari ke 7 sebagai hari yang diberkati & dikuduskan-Nya, ketika dunia belum jatuh kedalam dosa, ketika bangsa apapun belum ada didunia, termasuk bangsa Israel & ketika hukum apapun belum ada didunia, termasuk Hukum Taurat.
Fakta ini menegaskan bahwa eksistensi Sabat adalah sudah termasuk didalam God’s Original Plan ketika menciptakan alam semesta ini beserta isinya, untuk diaplikasikan oleh Adam & Hawa beserta keturunannya, beserta seluruh mahluk ciptaan-Nya yang lain dibumi yang belum terkontaminasi oleh dosa.
Dan kemudian sebagai konsistensi dengan Yesaya 55:11, ketentuan itu diulangi oleh Allah didalam masa God’s Contigency Plan atau sesudah bumi tercemar oleh dosa, yaitu:
2. Keluaran 20: 8-11
3. Keluaran 32:16 - Allah menuliskan sendiri Perintah-perintah-Nya pada ke 2 prasasti atau loh batu, yang sebelumnya sudah di Firmankan-Nya secara verbal dalam Keluaran 20:1-17.
4. Keluaran 34:1 - Allah menuliskan kembali Perintah-perintah-Nya pada ke 2 prasasti atau loh batu yang baru, karena yang sebelumnya sudah dihancurkan Musa dalam amarahnya.
5. Markus 2:28 (KJV) - Yesus menegaskan bahwa the Son of man is Lord also of the sabbath.
Jadi Sabat yang sudah ada di dunia sebelum jatuh kedalam dosa tidak akan lekang atau pupus sampai selama-lamanya atau sepanjang masa kekekalan.
Legitimasi Alkitab yang mengubah Sabat menjadi hari Minggu tidak ada, karena sudah diakui bahwa pemujaan di hari Minggu adalah legitimasi sejarah dunia, yaitu ketika diputuskan oleh Kaisar Roma Konstantin dan Kongres Laodekia yang diadakan para pemuka-pemuka gereja di tahun 300an sesudah masehi.
Dan kemudian dengan dibantu para yesus Matius 24:24, pemujaan di hari Minggu bertambah populer, karena mereka juga mencomot beberapa ayat Alkitab untuk melegitimasi hari Minggu sebagai hari pemujaan yang Alkitabiah. Biasanya mereka menggunakan tulisan-tulisan Rasul Paulus yang kemudian diplintir-plintir agar mudah dikonsumsi oleh para manusia kristen yang tidak paham dengan konteks tulisan Rasul Paulus. Karena secara hirarki tidak mungkin Paulus berani membatalkan apa yang telah diputuskan Allah.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa iblis sangat membenci Sabat, karena Sabat adalah fakta benang merah silahturahim yang terhubung antara Allah sebagai Bapa Pencipta dengan manusia sebagai anak-anak ciptaan-Nya. Dan juga karena Sabat akan menjadi tanda pengenal bagi penghuni Kanaan Surgawi.
Dan adalah betul sekali, kita semua auto atau otomatis bersaudara didalam Yesus bagi kita yang melakukan kehendak Bapa-Nya (Matius 12:50).
Ada “sedikit aja” perbedaan ketika kita beribadah dihari lain selain Sabat Tuhan.
Ketika kita beribadah pada hari Sabat berarti kita hadir memenuhi undangan-Nya, yang maknanya kita mengakui Allah sebagai pencipta kita, mengundang kita untuk bertemu dengan-Nya dalam platform yang sudah diberkati dan dikuduskan-Nya sebelum bumi tercemar oleh dosa (Kejadian 2:3), jauh & jauuuh sekali sebelum ada Hukum Taurat
Ketika kita beribadah pada hari lain berarti kita mengundang Dia untuk menghadiri pertemuan yang kita buat menurut ide, tradisi & gaya kita.
Apakah Dia akan hadir? So pasti Dia akan hadir asalkan kita juga tidak mengabaikan undangan-Nya.
Berdasarkan fakta-fakta itu, saya berharap banyak gereja saat ini, seperti Katolik, GPIB, GKI, GKJ, GKJW, Pantekosta, HKBP, Gereja Toraja, GMIM, Gerika Makedonia dan lainnya bersedia kembali berkiblat kepada Alkitab yang benar secara benar demi keselamatan jemaatnya, tanpa harus bermutasi atau merger dengan Gereja Advent, karena Sabat bukan milik Gereja Advent. Dan tidak perlu bawa kambing domba untuk disembelih, kecuali memang jemaat akan mengadakan acara bbq atau makan bersama kambing guling.
Jadi masalahnya bukan pada hari-hari ibadah yang sudah mereka lakukan selama ini, karena mereka bebas melaksanakan ibadah pada hari apapun. Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika mereka mengabaikan undangan pertemuan dengan Allah dalam platform yang sudah diberkati dan dikuduskan berdasarkan hak Prerogatif Allah, yaitu hari Sabat (Kejadian 2:3).
Please jangan salah paham, keselamatan itu bukan hanya tentang Sabat. Tapi ketika manusia mengabaikan Sabat, maka segalanya pasti hancur (Matius 7:26-27).
Allah menghendaki manusia beribadah dalam Roh & Kebenaran. Yesus menegaskan bahwa Firman-Mu adalah Kebenaran (Yohanes 17:17). Oleh karena itu janganlah kita mengabaikan Firman Allah yang mengundang kita untuk mengadakan pertemuan kudus dengan-Nya pada hari Sabat, demi keselamatan kita. Yesus menegaskan bahwa *_Perintah-Mu adalah Hidup Kekal_* (Yohanes 12:50).
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 7 : 21-23).
Pdt wanita siapa