Flutter itu open source dan komunitasnya besar. selama masih ada komunitas yang aktif dan maintanance dari mereka, Flutter bakal tetap eksis. udah banyak perusahaan besar yang pake Flutter. semisal suatu saat Flutter KilledByGoogle pasti bakal ada pihak lain yang siap buat nerusin.
mungkin bakal jadi semacem preact sih, atau klo masih kuat pun ujung2nya flutter bisa tetep hidup dan berkembang kyk godot yang gratis aja bisa bersaing sama unity dan unreal
@05becloudengineer50 ingat wordpress tetap eksis, padahal banyak issue mati market. gk taunya 40 persen marketnya wordpress dengan komunitas dan kontribusi terbesar di dunia
Bang @Bauroziq ini sudah di backup sama salah satu Product Owner di google bahwa google sampai saat ini akan terus 'bet on flutter' mohon klarifikasinya
Layoff bukan berarti product nya akan distop. Selama bawa benefit dan masih banyak project yang basenya Flutter, ya dipelajari dan dipake aja. Ga perlu takut, kan software engineer itu long-life learning. Harus adaptive dong, satu tech mati tinggal pelajari yang baru. Penting buat tanamkan mindset Language & Framework agnostic, itu cuma tools. Software engineering intinya problem solver. Ga peduli pake tools apa
Perlu dikoreksi nih konten biar ga click bait dan miss info, killed by google itu bukan akun resmi ya, bedain mana verified beli sama verified asli, perbanyak literasi lagi kalau bikin konten.
ingat google plus ? itu produk dengan user aktif lumayan banyak dan itu pun bisa google "bunuh" jadi "digunakan" oleh internal google / untuk build app mereka, bukan berarti menjamin status nya aman tidak "dibunuh" google.
Ada kemungkinan ada penggabunngan produk, seperti sebelum2nya. mengapa seperti itu? contohnya google TV and Movie di ubah untuk jadi Android Smart TV. jadi liat aja kedepannya bagaimana, soalnya memang se powerfull itu frameworknya.
Contoh kasusnya seperti google domain, sekarang gabung dengan squarespace platform website yang pernah di akusisi oleh squarespace. ya saingannya webflow dan framer.
kalau pendapat saya tidak, mengapa? karena google punya android, sedangkan android dibuat dengan bahasa Java, tapi bahasa Java bukan bahasa punya google, google setahu saya perusahaan ambisius, saya yakin, google ingin menggantikan bahasa java, sama seperti bahasa go yang banyak mengganggap sebagai pengganti bahasa C++
@@koadhiow kotlin itu udah disupport sama google mas. udah paling pas android itu pakai kotlin. masih kurnag emang, tapi multi platformnya lagi pelan2 diperbaiki
marekting Google kah bang? (semogaaa)... sekarang banyak banget make metode/cara ini. di Indo juga ada, salah satunya ada kelas online, bilang mau tutup mau tutup tapi ternyata buat naikin engagement hihi
saya pernah baca, google mempunyai kewajiban untuk ikut mengembangkan java dan kotlin (sebelum ada dart) karena android milik google kemungkinan setelah munculnya dart, googlepun masih mempunyai kewajiban ikut mengembangkan java dan kotlin
@@koadhiow -- kalau Java spt nya google gak ikutan lg karna sdh dipunyai Oracle. Bahkan sering berantem sama Oracle gara² JVM. Tapi kalau kotlin.. mungkin sj ada kerjasama saling menguntungkan & jangka panjang antara Google & Jetbrains (kotlin)... sehingga mungkin hitung²annya google lebih efisien/untung kalau fokus ke kotlin yg multiplatform. Mungkin saja flutter mau dilepas 100% ke komunitas utk maintenance & pengembangannya.
@@setyoufree2726 kalau secara logika, jika memang menguntungkan, mengapa mengeluarkan dart/flutter? dart sebenarnya juga termasuk native selain itu dart juga sebenarnya lebih kompatible ke IOS daripada kotlin kalau dari sifat peruhanaan Amerika, biasanya cenderung ke egois, jika tidak ada kewajiban, jadi saya rasa, kotlin hanya sambilan karena adanya kewajiban sebagai pemilik android, setelah ada dart, sebelum ada dart, memang cenderung ke kotlin
Jika flutter/dart akan dibuang, mengapa google membuat flutter/dart yang notabene muncul setelah kotlin Apa tidak kebalik? Tidak ada satupun perusahaan di Amerika yang mau berbagi kue, mereka sudah punya pengalaman bahwa, semakin lezat kue, jika dibagi maka akan menimbulkan sengketa Apa mungkin perusahaan sekelas google ikhlas dan mau bersusah payah membesarkan nama perusahaan lain? Jelas tidak mau, lebih baik sumber daya digunakan untuk perusahaan sendiri, karena google bukan perusahaan nirlaba
Herman, maaih banyak aja yg bilang kotlin mau dibikin multi platform. Yang mau negbikin kotlin multiplatform itu JetBrains bwang, bukan google. Buat google, opsi framework cross platform mereka ya cuman flutter
ketakutannya adalah dulu AngularJS juga populer kemudian keluar Angular, dan AngularJS dimatikan ketakutan ini membuat Flutter juga bisa terancam, hehe
Hmmm, at least masih bisa di kelola komunitas karna open source. Terlepas dari itu kalau beneran di kill, kita tinggal switch aja, kalau udah tau dasar programning harusnya ga sulit buat move tech lain, dont depend on tools.
Saya pernah baca-baca, pengembang bahasa/framework terpecah belah mengenai ada yang sepakat untuk tidak mempermudahkan programmer atau mempermudah programmer pemula untuk mempelajari bahasa/framework AngularJS/Angular kurang diminati karena muncul react yang lebih mudah dipelajari oleh pemula, entah pihak react yang keterlaluan mempermudah pemula belajar framework atau karena google yang salah strategi AngularJS dibuat agak susah, entahlah bahkan muncul yang lebih mudah lagi yaitu python alasan developer yang agak tidak mempermudah programmer mempelajari bahasa/framework agar ada kepastian Job, karena semakin mudah, programmer semakin tidak ada artinya, semakin banyak saingan, semakin rendah penghasilan yang didapat
@@koadhiow react mudah dipelajari? eits, bentar dulu. apa ga salah nih bang? sebenarnya yang paling mudah dipelajari ya PHP bang. buat pemula PHP sangat2 mudah dipelajari.
@@Iskael curhatan orang pengguna react seperti itu bro, tapi saya memang belum dengar curhatan orang Indonesia, masalahnya PHP masih berkutat di web, sedangkan yang lainnya multiplatform kebanyakan pengguna zaman now ingin yang praktis
@@hknx78 malah gw lebih suka layouting Flutter yang pake cara Declarative Programming, sepengalaman gw sangat amat lelah ketika buat reusable component di native Swift/Kotlin, apalagi swift gaya imperative nya yang lama banget pake UIKit gaada fitur hot reload anjir wkwk
@@ramamuhammads4832 klo native android elemennya (lupa gw disebut apa) kan tinggal di drag/buat di tampilannya gitu bg misal dibuat constrain ama suatu elemen, atau dibuat linear, klo flutter malah SizedBox() awkwkwk ntar overflowed (mungkin gwnya yg skill issue). Ini cuma layouting doang sih, yg lainnya oke oke aja, dart juga mirip kotlin, reusable widget jg gk terlalu ngefek buat gw soalnya bisa tinggal copy paste.
Flutter itu open source dan komunitasnya besar. selama masih ada komunitas yang aktif dan maintanance dari mereka, Flutter bakal tetap eksis. udah banyak perusahaan besar yang pake Flutter. semisal suatu saat Flutter KilledByGoogle pasti bakal ada pihak lain yang siap buat nerusin.
Mantapp
mungkin bakal jadi semacem preact sih, atau klo masih kuat pun ujung2nya flutter bisa tetep hidup dan berkembang kyk godot yang gratis aja bisa bersaing sama unity dan unreal
@05becloudengineer50 ingat wordpress tetap eksis, padahal banyak issue mati market. gk taunya 40 persen marketnya wordpress dengan komunitas dan kontribusi terbesar di dunia
Bang @Bauroziq ini sudah di backup sama salah satu Product Owner di google bahwa google sampai saat ini akan terus 'bet on flutter' mohon klarifikasinya
Layoff bukan berarti product nya akan distop. Selama bawa benefit dan masih banyak project yang basenya Flutter, ya dipelajari dan dipake aja. Ga perlu takut, kan software engineer itu long-life learning. Harus adaptive dong, satu tech mati tinggal pelajari yang baru. Penting buat tanamkan mindset Language & Framework agnostic, itu cuma tools. Software engineering intinya problem solver. Ga peduli pake tools apa
Perlu dikoreksi nih konten biar ga click bait dan miss info, killed by google itu bukan akun resmi ya, bedain mana verified beli sama verified asli, perbanyak literasi lagi kalau bikin konten.
Thank you bang 🙏
ingat google plus ? itu produk dengan user aktif lumayan banyak dan itu pun bisa google "bunuh"
jadi "digunakan" oleh internal google / untuk build app mereka, bukan berarti menjamin status nya aman tidak "dibunuh" google.
google plus itu di akhir sebelum mati minat orang-orang udah menurun dan secara platform udah gak berkembang lagi, makanya akhirnya di kill
well, melihat versi alpha dari kotlin multiplatform sepertinya iyaa
moga aja jetpack compose cepet berkembang udah nyaman pake declarative programming kaya flutter
Sebagai native android yang belajar compose sejak rilis, saya memang menduga hal ini akan terjadi
Flutter masih idup itu Engineer yang di US aja diganti sama Engineer dari negara lain yang gajinya lebih murah
Ada kemungkinan ada penggabunngan produk, seperti sebelum2nya. mengapa seperti itu? contohnya google TV and Movie di ubah untuk jadi Android Smart TV. jadi liat aja kedepannya bagaimana, soalnya memang se powerfull itu frameworknya.
Contoh kasusnya seperti google domain, sekarang gabung dengan squarespace platform website yang pernah di akusisi oleh squarespace. ya saingannya webflow dan framer.
Nice Info bang!
Kemarin sempet baca tweet nya, jokesnya membingungkan!
Jokesnya menyebalkan memang
masalahnya performa jetpack compose belum sebagus flutter
Itu berita baik untuk saya karna pake react native aja udh senang😂😂
Flutter kyk musuh bebuyutan ya bang 🤣
mindset macam apa ini sbg mobile developer
@@ferdiangunawan1237 becanda kali dia bang. jadi developer jangan baperan... 😁
@@gurugemblunk lah? siapa yg baperan wkwk. bercanda juga pake headset eh manset haha
hahaha.. iya berita baik buat RNdevs
Topic hangat sebetule.
keren videonya mas
Thank you broo
Kayaknya mungkin aja si, soalnya setauku udah ada kotln multiplatform dan jetpack compose
kalau pendapat saya tidak, mengapa? karena google punya android, sedangkan android dibuat dengan bahasa Java, tapi bahasa Java bukan bahasa punya google, google setahu saya perusahaan ambisius, saya yakin, google ingin menggantikan bahasa java, sama seperti bahasa go yang banyak mengganggap sebagai pengganti bahasa C++
Bagaimana dengan kotlin
@@underratedstudent kotlin bukannya JetBrains? google hanya mengakui bila kotlin adalah salah satu pilihan untuk pengembangan aplikasi Android
lalu hadirlah kotlin multiplatform
@@rafliiskandarkavarera2886 tapi kotlin dukungan IOS masih terbilang minim
@@koadhiow kotlin itu udah disupport sama google mas. udah paling pas android itu pakai kotlin. masih kurnag emang, tapi multi platformnya lagi pelan2 diperbaiki
Kalau tidak di matiin knp flutter hnya berupa plugin d android studio. Beda kayak kotlin dan c++
marekting Google kah bang? (semogaaa)... sekarang banyak banget make metode/cara ini. di Indo juga ada, salah satunya ada kelas online, bilang mau tutup mau tutup tapi ternyata buat naikin engagement hihi
Memang dah amannya project pake native java or kotlin, cuma memang lebih ribet
Flutter untuk sekarang, masih banyak improvement improvement yang di rencanain macro, wasm dll. Jadi, flutter belum akan di kill yages ya
Yaps, betul banget
Back to native android/ios
Kotlin Jetpack compose, udah bisa buat menggeser flutter
Untuk sekelas pemilik flutter, sangat sedikit apps google yang pakai flutter, kya nya pada pake kotlin, cmiiw 🙏
Apakah cuma sekedar refresh karyawan?
google buat project.
gw :"kapan di kill nya ?"
Flutter killed... apakah Kotlin mau dibikin bisa jalan di berbagai OS? Jadi cukup 1 produk saja shg Google lebih fokus dan efisien?
saya pernah baca, google mempunyai kewajiban untuk ikut mengembangkan java dan kotlin (sebelum ada dart) karena android milik google
kemungkinan setelah munculnya dart, googlepun masih mempunyai kewajiban ikut mengembangkan java dan kotlin
@@koadhiow -- kalau Java spt nya google gak ikutan lg karna sdh dipunyai Oracle. Bahkan sering berantem sama Oracle gara² JVM. Tapi kalau kotlin.. mungkin sj ada kerjasama saling menguntungkan & jangka panjang antara Google & Jetbrains (kotlin)... sehingga mungkin hitung²annya google lebih efisien/untung kalau fokus ke kotlin yg multiplatform.
Mungkin saja flutter mau dilepas 100% ke komunitas utk maintenance & pengembangannya.
@@setyoufree2726 kalau secara logika, jika memang menguntungkan, mengapa mengeluarkan dart/flutter? dart sebenarnya juga termasuk native
selain itu dart juga sebenarnya lebih kompatible ke IOS daripada kotlin
kalau dari sifat peruhanaan Amerika, biasanya cenderung ke egois, jika tidak ada kewajiban, jadi saya rasa, kotlin hanya sambilan karena adanya kewajiban sebagai pemilik android, setelah ada dart, sebelum ada dart, memang cenderung ke kotlin
Jika flutter/dart akan dibuang, mengapa google membuat flutter/dart yang notabene muncul setelah kotlin
Apa tidak kebalik?
Tidak ada satupun perusahaan di Amerika yang mau berbagi kue, mereka sudah punya pengalaman bahwa, semakin lezat kue, jika dibagi maka akan menimbulkan sengketa
Apa mungkin perusahaan sekelas google ikhlas dan mau bersusah payah membesarkan nama perusahaan lain? Jelas tidak mau, lebih baik sumber daya digunakan untuk perusahaan sendiri, karena google bukan perusahaan nirlaba
Herman, maaih banyak aja yg bilang kotlin mau dibikin multi platform. Yang mau negbikin kotlin multiplatform itu JetBrains bwang, bukan google. Buat google, opsi framework cross platform mereka ya cuman flutter
Gk jadi belajar flutter ah
Tonton Ampe selesai bang
Wkwkw divisi app gopay auto panik karena pake flutter
Hiya hiya
pls baru belajar :(
Semangat bang 🔥
@@Bauroziq bodo amat bang gw ttp lanjut
@@diusepausm lanjud gan rem blong, mpe nymplung jurang wkwkwkwkw
JavaScript is Everywhere.
semua akan jetpack compose multi platform
but google created KMM Kotlin Multtiplatform
gak bakalan mati. Komunitas terus jalan
wait and see aja, for now terlalu dini langsung ketok palu flutter bakalan mati
justru malah xamarin yang discontinued
Gantinya skrg NetMAUI
gantinya net maui
maui mlh lbh keren
ketakutannya adalah dulu AngularJS juga populer
kemudian keluar Angular, dan AngularJS dimatikan
ketakutan ini membuat Flutter juga bisa terancam, hehe
Hmmm, at least masih bisa di kelola komunitas karna open source. Terlepas dari itu kalau beneran di kill, kita tinggal switch aja, kalau udah tau dasar programning harusnya ga sulit buat move tech lain, dont depend on tools.
iya toh udh ada di github
Saya pernah baca-baca, pengembang bahasa/framework terpecah belah mengenai ada yang sepakat untuk tidak mempermudahkan programmer atau mempermudah programmer pemula untuk mempelajari bahasa/framework
AngularJS/Angular kurang diminati karena muncul react yang lebih mudah dipelajari oleh pemula, entah pihak react yang keterlaluan mempermudah pemula belajar framework atau karena google yang salah strategi AngularJS dibuat agak susah, entahlah
bahkan muncul yang lebih mudah lagi yaitu python
alasan developer yang agak tidak mempermudah programmer mempelajari bahasa/framework agar ada kepastian Job, karena semakin mudah, programmer semakin tidak ada artinya, semakin banyak saingan, semakin rendah penghasilan yang didapat
@@koadhiow react mudah dipelajari? eits, bentar dulu. apa ga salah nih bang?
sebenarnya yang paling mudah dipelajari ya PHP bang. buat pemula PHP sangat2 mudah dipelajari.
@@Iskael curhatan orang pengguna react seperti itu bro, tapi saya memang belum dengar curhatan orang Indonesia, masalahnya PHP masih berkutat di web, sedangkan yang lainnya multiplatform
kebanyakan pengguna zaman now ingin yang praktis
ya semoga gk, aku dah pake itu 2 tahun cuy :'v
Waktu nya KMP/CMP bangkit
gwe sih lbh ke bodoamat mw di kill jg, gwe pake KMP 😂, tapi keknya gakan mati sih, cz pasti komunitasnya yg bakalan ambil alih.
ga heran sih... AngularJs juga udah ga jelas... wkwkwk
berita baik untuk user kotlin wkwkkwkw
yang native native aja 😂🙌
android punya google wkwk, mending swift
@@ferdiangunawan1237 Tapi kalo native hampir ga mungkin buat di kill 😏
@@eunhaeonnie1767 android di kill, kotlin ga native lagi
@@ferdiangunawan1237 diriku jagoin dulu kotlin baru nyemplung swift wwkwkkw
Java Developer 🤙🤣
Logic flutter gua suka... Tapi tidak dengan widget nya 😅
Tapi semoga flutter tidak di kill dah
Maksudnya suka dart tapi tdk suka flutter?
Kenapa emangnya bang?.
bener sih, gw lebih suka native klo soal layouting, layouting pake flutter itu kayak main puzzel njir
@@hknx78 malah gw lebih suka layouting Flutter yang pake cara Declarative Programming, sepengalaman gw sangat amat lelah ketika buat reusable component di native Swift/Kotlin, apalagi swift gaya imperative nya yang lama banget pake UIKit gaada fitur hot reload anjir wkwk
@@ramamuhammads4832 klo native android elemennya (lupa gw disebut apa) kan tinggal di drag/buat di tampilannya gitu bg misal dibuat constrain ama suatu elemen, atau dibuat linear, klo flutter malah SizedBox() awkwkwk ntar overflowed (mungkin gwnya yg skill issue). Ini cuma layouting doang sih, yg lainnya oke oke aja, dart juga mirip kotlin, reusable widget jg gk terlalu ngefek buat gw soalnya bisa tinggal copy paste.
@killedbygoogle bukan akun resmi google bang.
Oh bukan ya? Aku kira dari google soalnya verified haha, maap2 🙏
karena google fokus ke KMP wkwkw, alasan simple nya itu
Kmp paan bang
@@nori_nofandi Kotlin multi platform, apalagi kotlin kan bahasa resminya android saat ini
lebih mending dart sih, apalagi kalo dart bisa di compile ke shared library moga aja dart dan flutter gk mati ntr
But again, flutter tidak hanya menjangkau terbatas 2 patform saja tapi ada juga dekstop, linux, web, embedded, game, dll.
ya, kabar buruk untuk Java, tapi belum tentu untuk dart