Yang saya simpulkan Postmodernisme ini adalah modernisme versi permisif terhadap sesuatu yang irational, disorder, other, supernatural, dan agama, agar konflik yg selama ini terjadi diantara pihak yg bertentangan bisa reda. Namun apakah pada prakteknya hal ini bisa berjalan beriringan? karena pada hakikatnya permisif/toleransi pada individu, ideologi, dan theologi memiliki batasan-batasan. Hal inilah yang akan selalu memicu konflik. Mungkinkah pada akhirnya ini menuju pada "penjinakan" individu, ideologi, dan theologi? Mungkin saya bisa meminjam istilah WEF, yaitu "Individual Reset". Jika skenarionya seperti diatas, maka sama saja masing2 kita tidak memiliki nilai yang dianut, karena ia menjunjung subjektifitas, hal ini bisa berujung pada tidak adanya kritik pada banyak aspek. Yang bisa terbayangkan oleh saya pada titik itu, lagi-lagi, yang akan menang adalah narasi tunggal untuk menentukan aturan-aturan ditengah kebebasan individu dengan subjektifitasnya. Saya menduga, pengkonstruksian paham Postmodernisme ini goalsnya untuk menuju era globalisasi kapitalisme, dimana ia akan berhadapan pada nilai-nilai yang telah mapan di banyak wilayah, maka Postmodernisme ini alat untuk mengkondisikan individu agar tidak ada resistensi terhadap apa pun, bahkan nilai-nilai yang bawa oleh kapitalisme itu sendiri. Kondisi "damai" yang tanpa nilai ini bisa menjadi booster bagi penggerak perekonomian dunia yang lebih masif. Maka nilai yang tersisa yang dijunjung pada masyarakat tsb hanya stabilitas perekonomian dan pemerintahan. Apakah jalan pikir saya benar? Mari berdiskusi
Clasik = kerumitan Modern = Fungsi Posmodern = Suka-suka tujuannya semua itu hanya untuk mencari titik ternyaman, dari Posisi masing2 kultur, untuk menunjang kenyamanan manusia......
Yang saya simpulkan Postmodernisme ini adalah modernisme versi permisif terhadap sesuatu yang irational, disorder, other, supernatural, dan agama, agar konflik yg selama ini terjadi diantara pihak yg bertentangan bisa reda.
Namun apakah pada prakteknya hal ini bisa berjalan beriringan? karena pada hakikatnya permisif/toleransi pada individu, ideologi, dan theologi memiliki batasan-batasan. Hal inilah yang akan selalu memicu konflik. Mungkinkah pada akhirnya ini menuju pada "penjinakan" individu, ideologi, dan theologi? Mungkin saya bisa meminjam istilah WEF, yaitu "Individual Reset".
Jika skenarionya seperti diatas, maka sama saja masing2 kita tidak memiliki nilai yang dianut, karena ia menjunjung subjektifitas, hal ini bisa berujung pada tidak adanya kritik pada banyak aspek. Yang bisa terbayangkan oleh saya pada titik itu, lagi-lagi, yang akan menang adalah narasi tunggal untuk menentukan aturan-aturan ditengah kebebasan individu dengan subjektifitasnya.
Saya menduga, pengkonstruksian paham Postmodernisme ini goalsnya untuk menuju era globalisasi kapitalisme, dimana ia akan berhadapan pada nilai-nilai yang telah mapan di banyak wilayah, maka Postmodernisme ini alat untuk mengkondisikan individu agar tidak ada resistensi terhadap apa pun, bahkan nilai-nilai yang bawa oleh kapitalisme itu sendiri. Kondisi "damai" yang tanpa nilai ini bisa menjadi booster bagi penggerak perekonomian dunia yang lebih masif. Maka nilai yang tersisa yang dijunjung pada masyarakat tsb hanya stabilitas perekonomian dan pemerintahan.
Apakah jalan pikir saya benar? Mari berdiskusi
Menarik dan insightful 👍👍
Kereeen mudah d pahami... terimakasih pak...
Clasik = kerumitan
Modern = Fungsi
Posmodern = Suka-suka
tujuannya semua itu hanya untuk mencari titik ternyaman, dari Posisi masing2 kultur, untuk menunjang kenyamanan manusia......
Kl sdh bosan di postmodern balik lg ke klasik kasih aja istilah neo klasik😂....terus aja muter..😂
@@mulyadish1800 diputer-puter terus..🤣🤣 bukti yg paling sederhana, bahwa manusia hanya bisa muter-muter tanpa bisa keluar dari takaran...🤣🤣
terima kasih penjelasannya. sangat membantu & menambah pengetahuan. salam progresif
Sangat menginspirasi
paham
trims
Terima kasih, Pak!
Terimakasih pak penjelasannya sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas kuliah saya 🙏
jurusan apa nduk..??
Saya like
:) orang yg seharusnya berada di era klasik / modernisme tersiksa di era ini :)) ((( asliii tersiksa bgt
kalau premanisme gimana bung??🤔🤔, terimakasih 😂🤭
Kebenaran hanya 1