Memaknai TUMPEK WARIGA SBG KEARIFAN LOKAL BALI YG PERLU DILESTARIKAN

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 18 ก.ย. 2024

ความคิดเห็น • 1

  • @mdokairiana
    @mdokairiana  15 วันที่ผ่านมา

    Dusun Mayungan, Desa Antapan, Baturiti-Tabanan, Bali
    31 Agustus 2024 wita
    Seharian berkegiatan @KS-29 & 35 bersama teman teman PI Wilayah Bali, atas inisiatif Ketua PI Wlayah Bali dan sekitarnya, Bli Vernanda dan Kapten SF Bix Novi , bertepatan hari raya Tumpek Wariga/Uduh.
    MEMAKNAI TUMPEK WARIGA/UDUH
    Sejauh yang saya ketahui,
    Kearifan lokal Bali yang tak boleh dilupakan dan tinggalkan karena mempunyai makna Melestarikan Alam, membangun hubungan harmonis antara manusia dengan alam sesuai konsep TRI HITA KARANA.
    Tumpek Wariga merupakan hari untuk memberi penghormatan kepada alam dan lingkungan, khususnya tumbuh-tumbuhan .
    Dalam hal ini umat Hindu mengucapkan rasa syukur dan memohon berkah agar tumbuh -tumbuhan terutama pohon - pohon yang berbuah ( pala bungkah dan pala gantung) bisa tumbuh subur dan berbuah lebat, sehingga bisa digunakan sebagai sarana upakara yadnya dalam perayaan hari suci Galungan, yang diselenggarakan pada 25 hari lagi dari Tumpek Wariga ini.
    Untuk Lokal Dusun Mayungan, penduduk melaksanakan dengan mebanten, melakukan ritual upacara di tegalan/ sawah masing2 dengan menyembelih babi atau ayam, dimasak bareng untuk persembahan dan pesta bersukacita, mengambil tirta di Pura Angan Suci dan membuat bubur sumsum merah. Bubur ini yang dioles kan ke Tanaman disertai mantra-mantra. Intinya berpengharapan agar tanaman dapat berbuah lebat yang akan dipakai untuk keperluan upacara GALUNGAN. Seusai persembahan maka makan-makan sebagai ungkapan rasa syukur.
    Kami tergerak memberi makna baru bagi pejalan SMSHD pas moment Tumpek Wariga hari ini.
    Acara dimulai dengan Hening Cipta, menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 Stanza, menyimak bersama profil Pusaka Indonesia gemah ripah. Kemudian dimulailah acara pokok antara lain : membuat bahan Tree Pasta, membuat vortex, membuat bahan jamu, melihat aneka tanaman di area KS-29. Kesemua nya dilakukan dengan suka cita.
    Aplikasi Tree Pasta pada tanaman Durian dengan besar batang sepelukan orang dewasa. Kami lakukan dengan hikmat suka cita. Niatkan memberkati tanaman, tanpa ada unsur egoistik mengharap hasil. Hanya merawat dan menyayangi secara Sigma farming, selaras dengan alam, sesuai tema hari raya Tumpek Wariga/Uduh.
    Kegiatan @KS-35 lainnya adalah menanam 1 pohon Beringin, 1 pohon Bunut dan 1 stek Bambu kuning, sekaligus melihat aneka tanaman dan Sampi Bali. Sempat memetik daun pegagan dan kecombrang serta bibit kecombrang untuk ditanam ditempat masing2 kawan SF.
    Selesai dan tak lupa dengan sesi foto bersama, kemudian kembali ke KS-29 untuk makan siang, hujan turun sebagai berkah Gusti Yg Maha Agung.
    Lanjut berkegiatan meracik jamu rebus dengan salah satu bahan adalah daun pegagan, dipimpin acaraki Novi😊 hehe. Yg lain karaokean dimotori oleh Pak Ketut Suwena. Saya terus sadari tetap niatkan TIR, tanpa eforia. Hujan masih mengiringi sore-malam.
    Sore hari Nobar Sosialisasi Bendahara Pusat Pusaka via laptop
    Tak terasa pulang malam, beruntung diperjalanan kembali ke Denpasar ada teman ngobrol Alex, niatkan tetap eling lan waspada di jalanan. Sampai rumah dg selamat, lanjut beberes sebentar terus bobok Zzzzzz.
    Terima kasih dan bersyukur selalu pada Gusti atas segala anugerah yang dilimpahkan hari ini.
    RAHAYU SAGUNG DUMADI
    Mekathen🙏🏼❤️