Ringkasan Kajian - Ikhlas dalam Berinteraksi Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri 1. Pentingnya Keikhlasan dalam Hubungan Sosial ✅ Keikhlasan bukan hanya dalam ibadah ritual (sholat, puasa), tetapi juga dalam interaksi sosial. ✅ QS. Al-Furqan: 20 → Allah menjadikan manusia sebagai ujian bagi sesama (fitnah), untuk melihat siapa yang sabar. ✅ Keikhlasan menghindarkan kita dari kekecewaan, sakit hati, dan stres dalam interaksi dengan orang lain. 2. Tantangan dalam Berinteraksi dengan Manusia ✅ Manusia memiliki sifat bawaan: - Zalim dan bodoh (QS. Al-Ahzab: 72) → Sering melakukan kesalahan. - Lemah (QS. An-Nisa: 28) → Mudah terpengaruh dan jatuh dalam dosa. - Terburu-buru (QS. Al-Isra: 11) → Tidak sabar dalam bertindak. - Mudah mengeluh dan pelit (QS. Al-Ma'arij: 19-21) → Saat susah mengeluh, saat senang lupa bersyukur. ✅ Jika kita tidak ikhlas, kita akan terus kecewa dan mudah tersinggung dalam interaksi sosial. 3. Solusi: Ikhlas dalam Berinteraksi ✅ Berinteraksi karena Allah, bukan karena ingin balasan dari manusia. ✅ Jangan berharap manusia akan selalu baik, karena mereka memiliki kelemahan. ✅ Jika kita ikhlas, kita akan merasakan manisnya iman. ✅ Keikhlasan membuat kita tidak mudah marah atau kecewa saat orang lain berbuat salah. 4. Keutamaan Ikhlas dalam Berinteraksi ✅ Mendapatkan manisnya iman. ✅ Hidup lebih tenang dan tidak mudah stres. ✅ Tidak bergantung pada pengakuan atau penghargaan dari manusia. ✅ Diberi pahala oleh Allah meskipun tidak dihargai manusia. 5. Kesimpulan ✅ Ikhlas dalam berinteraksi adalah kunci kebahagiaan dan ketenangan. ✅ Jangan terlalu berharap manusia akan selalu baik, karena mereka memiliki kelemahan. ✅ Keikhlasan menghindarkan kita dari kekecewaan dan membuat hidup lebih damai. Pesan utama: Berinteraksilah dengan ikhlas karena Allah, agar hati tetap tenang dan terhindar dari sakit hati serta kekecewaan!
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah Rasulullah ﷺ sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Rasulullah ﷺ dan sebagai suri tauladan kita semua. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Kesimpulan Ke-1 dari Bab 46 tentang “Keutamaan Dan Anjuran Cinta Karena Allah, Orang Yang Mencintai Memberitahukan Cintanya Kepada Orang Yang Dicintai Dan Jawabannya Untuknya Bila Dia Memberitahukannya” adalah sebagai berikut: Kesimpulan Pertama dari Bab ini yang dijelaskan para ulama, diantara peran pendidik yang diperankan oleh Rasulullah ﷺ, khususnya di dalam Bab ini, beliau menjelaskan betapa pentingnya keikhlasan di dalam ucapan dan perbuatan. Dan ikhlas bukan hanya untuk Shalat, Puasa, Haji atau Umrah tetapi juga di dalam bergaul dan dalam menjalin hubungan. Ketika Nabi ﷺ berbicara tentang manisnya Iman, Nabi ﷺ menyampaikan diantara 3 kriteria, kriteria keduanya adalah وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ “Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh” atau ikhlas karena Allah ﷻ dan ini sangat jelas terlihat. Dan juga Allah ﷻ berfirman, وَجَبَت مَحَبَّتِي لِلمُتَحَابِّين فِيَّ “Kecintaan-Ku pasti diperoleh oleh orang yang saling mencintai karena-Ku”, lagi-lagi ini tentang keikhlasan. Jadi ternyata keikhlasan itu sangat penting. Bukan hanya dengan Ibadah Hablum Minallah secara Mahdoh atau secara ritual, tetapi juga secara interaksi social dalam mencintai pihak lain seperti dalam rumah tangga, pasangan, ketika menjadi anak dan mengasuh anak, berinteraksi dengan orangtua atau menantu dengan mertua dan sebaliknya lalu persahabatan diantara kita, itu semua membutuhkan keikhlasan. Dan berantakan, rapuhnya dan mudah sakit hatinya kita pada saat kita membangun relasi itu karena faktor ini. Pada saat kita berinteraksi, kita berinteraksi dengan manusia dan manusia kata Allah, إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا “Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS Al-Ahzab: 72). Jadi bayangkan kalau kita berinteraksi dengan mereka dengan tidak ikhlas, maka berapa kali kita akan sakit hati, kecewa, berapa kali sepekan, berapa kali sehari kita kecewa. Dan ternyata bukan karena relasi dan interkasinya tetapi karena kitanya yang tidak ikhlas dalam membangun relasi dan hubungan. Manusia itu kata Allah, وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا “Dan manusia dijadikan bersifat lemah” (QS An-Nisa’: 28). Pihak yang lemah itu kalau kita berinteraksi dengan dia meninggalkan PR dan kalau kita tidak ikhlas kita akan terus sakit hati dan kecewa dan juga kesal. Dan kita ini lemah dalam menjaga diri dari pengaruh luar, lemah dalam tekad dan janji akan berubah, namun terjatuh lagi. Dan manusia kata Allah, وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا “Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa” (QS Al-Isra’: 11). Jadi bayangkan kalau kita tidak ikhlas dalam berinteraksi dengan manusia, bagaimana jadinya hati kita, sudah lemah, zhalim, bodoh dan terburu-buru pula. Ketika berbicara tentang Manusia, Allah berfirman di dalam QS Al-Ma’arij: 19-21 yang berbunyi; إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (٢١) Yang artinya, “(19). Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (20). Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, (21). Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”. (QS Al-Ma’arij: 19-21). Dan apa itu هَلُوعً dalam ayat ini? إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا “Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” dan وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا “Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”. Ketika di beri yang susah complain tetapi kalau di beri yang senang dia lupa bersyukur dan itu manusia. Dan kita harus sadar bahwa kita sedang berinteraksi dengan siapa? Ketika ada seseorang yang berbuat salah kita complain dan ketika ada orang yang berbuat baik lupa bersyukur. Bagaimana tidak, Allah saja sering dilupakan yang seharusnya kalau mendapatkan nikmat bersyukur dan kalau mendapatkan musibah itu sabar. Dan seharusnya ketika kita berkaitan dengan social atau interaksi social maka ingat tentang kebaikan orang. Itulah tanda Allah sayang kepada kita, Allah yang menciptakan manusia, Allah yang mengerti bagaimana agar sukses di dalam hidup, dalam interaksi social itu harus Ikhlas kalau ingin berhasil. Dan itu memang Hikmah, untuk menguji kita, makanya Allah berfirman di dalam QS Al-Furqan: 20 yang berbunyi; وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا Yang artinya, “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat”. (QS Al-Furqan: 20). Jadi keikhlasan itu penting dan tidak bisa dinomorduakan. Makanya kata Nabi ﷺ dalam hadits yang dibawakan oleh Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى dalam Bab ini, kalau orang ikhlas dalam berinteraksi dan dia ingat bahwa dia berinteraksi dengan manusia dan punya sisi-sisi seperti di atas, tetapi kalau dia berinteraksi karena Allah, maka dia akan mendapatkan manisnya Iman dan dia tidak akan stress dan terus kecewa atau emosi. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Senin, 6 Rajab 1446 AH/6 Januari 2025 Ahida Muhsin
Alhamdulillah Al Imam An Nawawi Rahimahullahu Ta'ala Rahmatan Waasi'ah Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala MeRahmati Al Imam An Nawawi, seluruh para ulama, Al Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, orang tua Ustadz, guru guru Ustadz, keluarga Ustadz dan seluruh team dengan RahmatNya Yang Sangat Luas. Syukron Ustadz Hafizhahullahu Ta'ala ❤ Jazaakumullahu khairan Baarakallaahu fiikum
Ringkasan Kajian - Ikhlas dalam Berinteraksi
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
1. Pentingnya Keikhlasan dalam Hubungan Sosial
✅ Keikhlasan bukan hanya dalam ibadah ritual (sholat, puasa), tetapi juga dalam interaksi sosial.
✅ QS. Al-Furqan: 20 → Allah menjadikan manusia sebagai ujian bagi sesama (fitnah), untuk melihat siapa yang sabar.
✅ Keikhlasan menghindarkan kita dari kekecewaan, sakit hati, dan stres dalam interaksi dengan orang lain.
2. Tantangan dalam Berinteraksi dengan Manusia
✅ Manusia memiliki sifat bawaan:
- Zalim dan bodoh (QS. Al-Ahzab: 72) → Sering melakukan kesalahan.
- Lemah (QS. An-Nisa: 28) → Mudah terpengaruh dan jatuh dalam dosa.
- Terburu-buru (QS. Al-Isra: 11) → Tidak sabar dalam bertindak.
- Mudah mengeluh dan pelit (QS. Al-Ma'arij: 19-21) → Saat susah mengeluh, saat senang lupa bersyukur.
✅ Jika kita tidak ikhlas, kita akan terus kecewa dan mudah tersinggung dalam interaksi sosial.
3. Solusi: Ikhlas dalam Berinteraksi
✅ Berinteraksi karena Allah, bukan karena ingin balasan dari manusia.
✅ Jangan berharap manusia akan selalu baik, karena mereka memiliki kelemahan.
✅ Jika kita ikhlas, kita akan merasakan manisnya iman.
✅ Keikhlasan membuat kita tidak mudah marah atau kecewa saat orang lain berbuat salah.
4. Keutamaan Ikhlas dalam Berinteraksi
✅ Mendapatkan manisnya iman.
✅ Hidup lebih tenang dan tidak mudah stres.
✅ Tidak bergantung pada pengakuan atau penghargaan dari manusia.
✅ Diberi pahala oleh Allah meskipun tidak dihargai manusia.
5. Kesimpulan
✅ Ikhlas dalam berinteraksi adalah kunci kebahagiaan dan ketenangan.
✅ Jangan terlalu berharap manusia akan selalu baik, karena mereka memiliki kelemahan.
✅ Keikhlasan menghindarkan kita dari kekecewaan dan membuat hidup lebih damai.
Pesan utama: Berinteraksilah dengan ikhlas karena Allah, agar hati tetap tenang dan terhindar dari sakit hati serta kekecewaan!
Syafakallah ustadz🤲
Allahumma aamiin
Syafakallah ustad...
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah Rasulullah ﷺ sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Rasulullah ﷺ dan sebagai suri tauladan kita semua. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Kesimpulan Ke-1 dari Bab 46 tentang “Keutamaan Dan Anjuran Cinta Karena Allah, Orang Yang Mencintai Memberitahukan Cintanya Kepada Orang Yang Dicintai Dan Jawabannya Untuknya Bila Dia Memberitahukannya” adalah sebagai berikut:
Kesimpulan Pertama dari Bab ini yang dijelaskan para ulama, diantara peran pendidik yang diperankan oleh Rasulullah ﷺ, khususnya di dalam Bab ini, beliau menjelaskan betapa pentingnya keikhlasan di dalam ucapan dan perbuatan. Dan ikhlas bukan hanya untuk Shalat, Puasa, Haji atau Umrah tetapi juga di dalam bergaul dan dalam menjalin hubungan. Ketika Nabi ﷺ berbicara tentang manisnya Iman, Nabi ﷺ menyampaikan diantara 3 kriteria, kriteria keduanya adalah وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ “Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh” atau ikhlas karena Allah ﷻ dan ini sangat jelas terlihat. Dan juga Allah ﷻ berfirman, وَجَبَت مَحَبَّتِي لِلمُتَحَابِّين فِيَّ “Kecintaan-Ku pasti diperoleh oleh orang yang saling mencintai karena-Ku”, lagi-lagi ini tentang keikhlasan.
Jadi ternyata keikhlasan itu sangat penting. Bukan hanya dengan Ibadah Hablum Minallah secara Mahdoh atau secara ritual, tetapi juga secara interaksi social dalam mencintai pihak lain seperti dalam rumah tangga, pasangan, ketika menjadi anak dan mengasuh anak, berinteraksi dengan orangtua atau menantu dengan mertua dan sebaliknya lalu persahabatan diantara kita, itu semua membutuhkan keikhlasan. Dan berantakan, rapuhnya dan mudah sakit hatinya kita pada saat kita membangun relasi itu karena faktor ini. Pada saat kita berinteraksi, kita berinteraksi dengan manusia dan manusia kata Allah, إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا “Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS Al-Ahzab: 72). Jadi bayangkan kalau kita berinteraksi dengan mereka dengan tidak ikhlas, maka berapa kali kita akan sakit hati, kecewa, berapa kali sepekan, berapa kali sehari kita kecewa. Dan ternyata bukan karena relasi dan interkasinya tetapi karena kitanya yang tidak ikhlas dalam membangun relasi dan hubungan. Manusia itu kata Allah, وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا “Dan manusia dijadikan bersifat lemah” (QS An-Nisa’: 28). Pihak yang lemah itu kalau kita berinteraksi dengan dia meninggalkan PR dan kalau kita tidak ikhlas kita akan terus sakit hati dan kecewa dan juga kesal. Dan kita ini lemah dalam menjaga diri dari pengaruh luar, lemah dalam tekad dan janji akan berubah, namun terjatuh lagi. Dan manusia kata Allah, وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا “Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa” (QS Al-Isra’: 11). Jadi bayangkan kalau kita tidak ikhlas dalam berinteraksi dengan manusia, bagaimana jadinya hati kita, sudah lemah, zhalim, bodoh dan terburu-buru pula.
Ketika berbicara tentang Manusia, Allah berfirman di dalam QS Al-Ma’arij: 19-21 yang berbunyi;
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (٢١)
Yang artinya, “(19). Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (20). Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, (21). Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”. (QS Al-Ma’arij: 19-21).
Dan apa itu هَلُوعً dalam ayat ini? إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا “Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” dan وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا “Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”. Ketika di beri yang susah complain tetapi kalau di beri yang senang dia lupa bersyukur dan itu manusia. Dan kita harus sadar bahwa kita sedang berinteraksi dengan siapa? Ketika ada seseorang yang berbuat salah kita complain dan ketika ada orang yang berbuat baik lupa bersyukur. Bagaimana tidak, Allah saja sering dilupakan yang seharusnya kalau mendapatkan nikmat bersyukur dan kalau mendapatkan musibah itu sabar. Dan seharusnya ketika kita berkaitan dengan social atau interaksi social maka ingat tentang kebaikan orang. Itulah tanda Allah sayang kepada kita, Allah yang menciptakan manusia, Allah yang mengerti bagaimana agar sukses di dalam hidup, dalam interaksi social itu harus Ikhlas kalau ingin berhasil. Dan itu memang Hikmah, untuk menguji kita, makanya Allah berfirman di dalam QS Al-Furqan: 20 yang berbunyi;
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
Yang artinya, “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat”. (QS Al-Furqan: 20).
Jadi keikhlasan itu penting dan tidak bisa dinomorduakan. Makanya kata Nabi ﷺ dalam hadits yang dibawakan oleh Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى dalam Bab ini, kalau orang ikhlas dalam berinteraksi dan dia ingat bahwa dia berinteraksi dengan manusia dan punya sisi-sisi seperti di atas, tetapi kalau dia berinteraksi karena Allah, maka dia akan mendapatkan manisnya Iman dan dia tidak akan stress dan terus kecewa atau emosi.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Senin, 6 Rajab 1446 AH/6 Januari 2025
Ahida Muhsin
Masya Allah Tabarakallah
الحمد لله رب العالمين
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا
Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri beserta Tim Muhajir hafizhahumullahu ta'ala atas ilmunya
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
Alhamdulillah allazi bini'matihi tatimusholihat
Alhamdulillah
Al Imam An Nawawi Rahimahullahu Ta'ala Rahmatan Waasi'ah
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala MeRahmati Al Imam An Nawawi, seluruh para ulama, Al Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, orang tua Ustadz, guru guru Ustadz, keluarga Ustadz dan seluruh team dengan RahmatNya Yang Sangat Luas.
Syukron Ustadz Hafizhahullahu Ta'ala ❤
Jazaakumullahu khairan
Baarakallaahu fiikum
Aamiin yaa robbal aalamiin😊
Jazaakallahu Khoir atas ilmunya Ustadz
Jazaakumullah khair wa barakallah fiikum, ustadzii
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
اللهم إني أسألك علما نافعا وأعوذ بك من علم لا ينفع
جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
Alhamdulillah alladzi bini'matihi tatimush sholihaat
Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
Jazakallahu khairan ustadz
Jazakumullah khair ,ustadz
Barakallahu fiikum
بسم الله الرحمن الرحيم
💫🙏
Alhamdulilah
Syafakallah ustadz
Alhamdulillah