AHIBBAK LAU TIKUN HADIR مهرجان الجنادرية 33 أحبك لو تكن حاضر

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 9 ก.ย. 2024
  • AKU TETAP MENCINTAIMU MESKI CINTAMU UNTUK YANG LAIN
    Kata-kata di atas tidak ada korelasinya atawa munasabahnya dengan diplomasi, hanya penggalan dari sebuah nyanyian klasik gubahan seniman musisi Mekah, Talal Maddah (1940 - 2000) bertitelkan: Ahibbak lau tikun hadir (Aku mencintamu ketika kau selalu ada).
    Kata-kata di atas juga bukan dimaksudkan untuk “menggoda” abang kita Andi Muawiyah Ramly, Sang penyair IAIN Sunan Kalijaga yang tak bisa melupakan hutan cemara Kaliurang.
    Rangkaian 240 pagelaran budaya Indonesia di festival budaya Janadriyah selama 21 hari setiap harinya mulai pukul 16.00 sore diawali dengan pentas tari dan musik representasi setiap daerah di Indonesia seperti tari saman, tari zavin, reog Ponorogo, kesenian Banyuwangi, pencak pagar nusa, rampak gendang, Saung Ujo, Angklung Jogja dll. Satu jam sebelum pukul 23.00 selalu dipungkasi dengan musik hasil “dialog peradaban” antara Nusantara dan Timur Tengah, yaitu musik Gambus.
    Kenapa Gambus? Ikon “Gambus” adalah meeting point antar peradaban SAUNESIA (Saudi-Indonesia) dan merupakan “obvious evidence” untuk merontokkan teori Clash of Civilization-nya Samuel Philips Huntington. Gambus telah menjadi “clue dan glue” dua peradaban besar yaitu peradaban Nusantara dan peradaban MENA (Middle East and North Africa).
    Karya komposer Talal Maddah tersebut didendangkan oleh musisi gambus Indonesia, Fahad Munif dan berhasil menghipnotis masyarakat Saudi dan Timur Tengah. Teriakan histeris gegap gempita dari generasi “Pra-Milenial /80an” dan juga generasi “Post Truth” bergemuruh menyambut petikan “Oud/gambus” Fahad Munif yang berhasil menyapa halus “psychology of audiences” dengan dentingan senar-senar.
    Sebuah lagu yang sepertinya diilhami oleh kisah cinta Qais dan Laila yang begitu terpatri di Timur Tengah dan bahkan di seluruh dunia.
    Talal Maddah menulis lagu ini dengan 5 kumpulan bait dan ada satu bait yang belum sempat terekam di pagelaran Diplomasi Budaya terbesar abad 21 tsb, yaitu:
    أحبك كلمة معناها حياتي وعمري في يدك
    يهون عليك تنساني وأنا صابر على غلبك
    وأمشي معاك للآخر
    'Aku mencintaimu' adalah diksi penuh makna
    bahwa hidupku dan umurku ada di tanganmu
    tak masalah bagimu jika kau lupakan aku
    dan aku akan terus bertahan dengan kepedihan ini
    Aku akan selalu melangkah bersamamu sampai akhir nanti
    Status FB ini saya tulis sebagai “Leyeh-leyeh Diplomatik” istirahat sejenak guna mempersiapkan event diplomatik besar di Indonesia sebentar lagi, insya Allah.
    Selamat bernostalgia, rasakan dahsyatnya lagu ini dan kita tidak akan pernah jadi tua karena definisi tua di Arab Saudi adalah sebelum menginjak usia 70 tahun. Kita selalu muda atawa tua rasa muda.
    Anda muda?????
    Status FB Agus Maftuh Abegberiel 10 Feb 2019

ความคิดเห็น • 82