Tari Warak Dugder │ Kembang Pare │

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 22 ต.ค. 2024
  • DESKRIPSI TARI WARAK DUGDER
    Pada kesempatan kali ini kembang pare menyajikan penampilan tari Warak Dugder , yang di peragakan oleh dua orang penari. Unsur Gerak kami pelajari dari berbagai sumber di you tube yang kami sesuaikan dengan kemampuan penari kembang pare. Video Tari ini kami buat untuk menambah wawasan dan pengalaman para penari kembang Pare dalam menarikan tari dari berbagai daerah. Semoga bermanfaat.
    Berikut deskripsi Tari Warak Dugder. :
    Tari dari Semarang ini merupakan jenis tari tradisional yang dimodifikasi dari Tari Gambang Semarang hingga saat ini tarian ini masih eksis dikalangan masyarakat kota Semarang. Tarian ini bisa dikatakan perpaduan antara tari tradisional dengan kreasi baru, dimodifikasi dari Tari Gambang Semarang oleh seniman tari kenamaan Didik Nini Towok bersama Yoyok Bambang Priyambodo.
    Penari pada tarian ini biasanya berjumlah 8 atau 12 orang dengan perbandingan pria dan wanita yang sama, karena tarian ini juga ditarikan secara berpasangan dengan adegan para remaja yang sedang memadu kasih. Tari Warak Dugder sendiri merupakan tarian yang digunakan untuk mengiringi patung warak dengan sekelompok gadis yang berpakaian encim putih biru. Latar belakang dari tarian ini adalah budaya Islam, Jawa, dan Cina yang digabung menjadi satu.
    Tari Warak Dugder memiliki garapan yang mendasar pada tradisi Semarang. Warak merupakan taridisi khas kota Semarang yang berupa hewan rekaan yang dilengkapi dengan telurnya, atau masyarakat Semarang sering manyebut dengan Warak Ngendog (Warak bertelur), biasanya hadir dalam bentuk mainan anak pada saat Dugderan yaitu tradisi untuk menyambut bulan ramadhan di kota Semarang. Warak berasal dari bahasa Arab "Wara'i" yang berarti suci, dan ngendog (bertelur) disimbolkan sebagai hasil pahala yang di dapat seseorang setelah sebelumnya mengalami proses suci. Warak ngendog memiliki bentuk yang merupakan akulturasi dari golongan etnis di Semarang, kepalanya menyerupai naga khas dari etnis Cina, Tubuhnya layaknya Buraq khas dari etnis Arab, keempat kakinya menyerupai kaki kambing khas dari etnis Jawa.
    Dari Tari Warak Dugder kita dapat melihat akulturasi budaya yang indah serta khas kota Semarang. yang Patut di hargai dan apresiasi sebagai budaya khas kota Semarang yang harus terus lestari.
    Sumber : infoidnaf.blogs...

ความคิดเห็น •