Mansinam 5 Februari 2020

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 3 ก.พ. 2021
  • Pada tanggal 5 Februari 1855, dua orang misionaris asal Jerman yang bernama Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler menginjakkan kaki di wilayah Papua untuk pertama kalinya. Mereka sampai di pulau Mansinam setelah sebelumnya melakukan pelayaran panjang dan singgah di Batavia, Makasar, serta Ternate. Sebagai misionaris, tugas utama mereka adalah memberitakan kabar baik yang tertulis di dalam Injil, namun di dalam pelaksanaannya mereka dituntut juga untuk dapat beradaptasi dan membaur dengan masyarakat setempat yang ketika itu masih sangat primitif. Hari demi hari pun berlalu dan pelayanan kasih Ottouw-Geissler terus berlanjut, hingga mereka benar-benar jatuh hati pada Mansinam serta penduduknya.
    Pada tanggal 12 Januari 1855, perjalanan menuju Papua di mulai. Kedua Perintis yakni Ottow dan Geissler dengan sekunar Ternate menuju masa depan mereka dengan diperlengkapi barang-barang bawahan secukupnya. Perjalanan Ternate Ke Papua di tempuh kurang lebih tiga minggu, yaitu 25 hari kemudian Ottow dan Geissler memasuki teluk Doreh. Tepat tanggal 5 Februari 1855 hari minggu pagi yang cerah, jam 06.00 kapal Ternate membuang sauhnya didepan kampung mansinam pelabuhan Doreh. Untuk mengungkapkan rasa suka cita itu, Geissler menuliskan kepada Bapak Gossner “Andah tak dapat membayangkan, betapa besarnya rasa sukacita kami bahwa pada akhirnya tanah tujuan terlihat. Matahari terbit dengan indahnya, Ya semoga matahari yang sebenarnya meninari kami dan orang-orang kafir yang malang itu, yang telah sekian lamanya merana didalam kegelapan. Semoga sang Gembala setia mengumpulkan mereka dibawah tongkat Gembala-Nya yang lembut”
    Dengan sekoci pertama menuju daratan ditumpangi Ottow dan Geissler ke pantai Mansinam. Sebagai pekabar injil yang sunggu-sunggu telah menyerahkan diri untuk bekerja bagi orang kafir, maka hal pertama yang mereka dua lakukan adalah mengucapakan pertanyaan “ Dengan nama Tuhan kami mengijakan kaki di Tanah ini” Dengan kata kata itu kedua mengijakan kakinya diatas bumi Papua. Di dalam rimbunan semak belukar mereka dua segera berlutut dan berdoa kepada Tuhan. Isi doa secara lengkap kita tidak ketahui, namun menurut F.C. Kamma, mereka berdoa kepada Tuhan untuk mendapat kekuatan, Tenaga, Terang dan bijaksana, agar semua dapat dimulai dengan sungguh-sungguh baik, dan agar Tuhan sudi menaruh belas kasihan kepada orang-orang kafir yang malang itu. Untuk sementara mereka dua menempati bangunan bekas”gudang arang milik Deyghton” nakoda kapal rembang yang sangat dihormati dan di segani oleh penduduk di daerah pesisir pantai teluk Doreh dan sekitarnya.
    Dengan pertanyaan serta doa yang diucapakan tersebut maka, pekabar injil di Papua dimulai, dan sejak itu Ottow dan Geissler membuka Mansinam sebagai pos pekabar injil pertama.
    Copy Lagu Rohani Papua Karya / Vocal
    Wem E Moesido
    judul lagu Mansinam

ความคิดเห็น •