MENGENAL ULAMA-ULAMA DAKWAH SALAFIYAH YANG MASYHUR DARI ZAMAN SAHABAT HINGGA SEKARANG A. Khalifah ar-Rasyidin dan para sahabat yang dijamin masuk surga Abu Bakr Ash-Shiddiq Umar bin Al-Khaththab Utsman bin Affan Ali bin Abi Thalib Thalhah bin 'Ubaidillah Al Fayadl Az Zubair Ibnul 'Awwam Abdurrahman bin 'Auf Sa'ad bin Abi Waqqash Sa'id bin Zaid Abu Ubaidah Ibnul Jarrah B. Para Sahabat Abdullah Ibnu Mas’ud Hudzaifah ibnu Al Yaman Anas bin Malik Zaid bin Tsabit Abu Hurairah Jabir bin Abdillah Abu Sa’id Al-Khudri Mu’adz bin Jabal Abu Dzarr al-Ghifari Abud Darda C. Al-Abadillah: Abdullah bin Umar Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr Abdullah bin Zubair D. Para Tabi’in: Sa’id bin Al-Musayyab; wafat 90 H Urwah bin Zubair; wafat 99 H Sa’id bin Jubair; wafat 95 H Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93 H Muhammad bin Al-Hanafiyah; wafat 80 H Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud; wafat 94 H Salim bin Abdullah bin Umar; wafat 106 H Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr Ash Shiddiq Al-Hasan Al-Bashri; wafat 110 H Muhammad bin Sirin; wafat 110 H Umar bin Abdul Aziz; wafat 101 H Nafi’ bin Hurmuz; wafat 117 H Muhammad bin Syihab Az-Zuhri; wafat 125 H Ikrimah; wafat 105 H Asy Sya’by; wafat 104 H Ibrahim an-Nakha’iy; wafat 96 H Al Qamah; wafat 62 H E. Para Tabi’ut tabi’in Malik bin Anas.; wafat 179 H Al-Auza’i.; wafat 157 H Sufyan bin Said Ats-Tsauri.; wafat 161 H Sufyan bin Uyainah.; wafat 193 H Al-Laits bin Sa’ad.; wafat 175 H Syu’bah ibn A-Hajjaj.; wafat 160 H Abu Hanifah An-Nu’man.; wafat 150 H F. Atba’ Tabi’it Tabi’in : Setelah para tabi’ut tabi’in: Abdullah bin Al-Mubarak.; wafat 181 H Waki’ bin Al-Jarrah.; wafat 197 H Abdurrahman bin Mahdy.; wafat 198 H Yahya bin Sa’id Al-Qaththan.; wafat 198 H Imam Syafi’i.; wafat 204 H G. Murid-Murid atba’ Tabi’it Tabi’in Ahmad bin Hambal.; wafat 241 H Yahya bin Ma’in.; wafat 233 H Ali bin Al-Madini.; wafat 234 H Abu Bakar bin Abi Syaibah.; Wafat 235 H Ibnu Rahawaih.; Wafat 238 H Ibnu Qutaibah.; Wafat 236 H H. Kemudian murid-muridnya seperti: Al-Bukhari.; wafat 256 H Muslim.; wafat 271 H Ibnu Majah.; wafat 273 H Abu Hatim.; wafat 277 H Abu Zur’ah.; wafat 264 H Abu Dawud.; wafat 275 H At-Tirmidzi.; wafat 279 H An Nasa’i.; wafat 234 H I. Orang-orang generasi berikutnya yang berjalan di jalan mereka adalah: Ibnu Jarir ath Thabary.; wafat 310 H Ibnu Khuzaimah.; wafat 311 H Muhammad Ibn Sa’ad.; wafat 230 H Ad-Daruquthni.; wafat 385 H Ath-Thahawi.; wafat 321 H Ibnu Baththah.; wafat 387 H Al-Ajurri.; wafat 360 H Ibnu Hibban.; wafat 342 H Ath Thabarany.; wafat 360 H Ibnu Abi Zamanain.; wafat 399 H Al-Hakim An-Naisaburi.; wafat 405 H Al-Lalika’i.; wafat 416 H Al-Baihaqi.; wafat 458 H Ibnu 'Abdil Barr.; wafat 463 H Al-Khathib Al-Baghdadi.; wafat 463 H Al-Baghawi.; wafat 516 H Ibnu Qudamah Al Maqdisi.; wafat 620 H J. Murid-Murid Mereka : Yahya bin Syaraf An Nawawi.; wafat 661 H Ibnu Abi Syamah.; wafat 665 H Majduddin Ibnu Taimiyah.; wafat 652 H Ibnu Daqiq Al-led wafat 702 H Abu ' Amr ' Utsman bin Ash Shalah.; wafat 643 H Al-Mizzi.; wafat 742 H Ibnu Abdil Hadi.; wafat 744 H Imam Adz-Dzahabi.; wafat 748 H Imam Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah.; wafat 751 H Ibnu Katsir.; wafat 774 H Asy-Syathibi.; wafat 790 H Ibnu Rajab.; wafat 795 H K. Ulama Generasi Akhir Ash-Shan’ani.; wafat 1182 H Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.; wafat 1206 H Muhammad bin 'Ali Asy Syaukani.; wafat 1250 H Al Luknawi.; wafat 1304 H Muhammad Shiddiq Hasan Khan.; wafat 1307 H Syamsyl Haq Al Azhim.; wafat 1349 H Al-Mubarakfuri.; wafat 1427 H Abdurrahman As-Sa`di.; wafat 1367 H Ahmad Syakir.; wafat 1377 H Al My'allimi Al Yamani.; wafat 1386 H Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh.; wafat 1389 H*_ Muhammad Amin Asy-Syinqithi.; wafat 1393 H Jamilurrahman.; wafat 1412 H Hamud At Tuwaijiri.; wafat 1412 H Badi'ud Dien As Sindy.; wafat 1418 H Hammad Al Anshary.; wafat 1418 H Muhammad Aman Al Jami.; wafat 1416 H Muhammad Nashiruddin Al-Albani.; wafat 1420 H Abdul Aziz bin Abdillah Baz.; wafat 1420 H Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.; wafat 1423 H Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i.; wafat 1423 H Ahmad bin Yahya An Najmi.; wafat 1429 H Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali.; wafat 1435 H Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah 'Ubaid Al Jabiri hafizhahulloh Abdulloh Al Bukhari hafizhahullah
Bagaimana cara membedakan bahwa itu termasuk para sahabat itu termasuk para tabiin itu tabiut tabiin..apa ada rumusnya tersendiri...misal mengunakan tahun lahirnya??
1. hanya Allah yang boleh di sembah,barang siapa yang menyekutukanya sesungguhnya dia adalah orang yang musyrik 2. Penyimpangan oleh orang musyrik terkait "tauhid" 3. Rasulullah membagi tauhid menjadi 3 yaitu pencipta, penguasa dan pengatur 4. Hanya Allah yang mengatur alam semesta 5. Bentuk² kesyirikan
Kitab KIFAYATUL AWAM, Ilmu Tauhid Sifat Duapuluh oleh Asy Syeikh Muhammad Al Fudloll menyebutkan pada Sifat 13 yi Sifat Kalam bahwa AL QUR'AN BUKAN KALAM ALLAH. (inilah aqidah yg sekarang). Berbeda dgn aqidah Imam Abul Hasan Al Asy'ari dlm kitabnya Al Ibanah., mengatajan "Aku tdk mengatakan Al Qur'an itu makhluk dan tdk mengatakan bukan makhluk" (al Qur'an adalah Kalam Allah). Sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Salaf) berkeyakinan bhw Al Qur'an adalah Kalam Allah
Coba kasih saya nomor halamannya. Biar ini ga jadi fitnah. Trus anda bilang aqidah orang asyairah yg sekarang percaya kl Alquran bukan kalam Allah. FITNAH!!!! Demi Allah saya orang asyairah dan demi Allah saya percaya bahwa Alquran adalah kalam Allah.
@@faridrahman4139 kalau memang benar kamu orang asya'irah seharusnya kamu setuju bahwa al-qur'an bukan kalam allah, karena orang asya'irah mengingkari bahwa allah maha berbicara dan mengingkari bahwa allah ada di atas arsyNya.
@@ikhsandanu3855 Lah memang orang asyairah percaya alquran adalah kalam Allah. Antum saja dan orang golongan antum yg pengen orang asyairah percaya kl alquran bukan kalam Allah supaya bisa antum salah2kan....
Alquran qalam allah Tapi allah tidak sama bicara dengan kita tapi gambaran kalimat yang allah turun kan kedunia lewat malaikat jibril yang di kasihkn ke nabi itu berbahasa arab Tapi jangan pernah bilang allah itu berbahasa arab Tapi allah yang punya bahasa arab dan bahasa negara mana pun Allah tidak bertangan tidak pula berkaki tapi allah yang mempunyai kaki dan tangan artinya manusia punya tangan kaki itu punya allah Ini sebenernya ustad bego kalian jangan dibegoin
Ulama Pengikut Asy’ariyah Berdasarkan Keilmuan Dari nama-nama ulama yang disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa pengikut Asy’ariyah adalah kalangan ulama papan atas yang berasal dari berbagai bidang keilmuan Islam. Untuk lebih memudahkan dalam memahami, berikut kategorisasi ulama pengikut aqidah Asy’ariyah berdasarkan keahlian mereka dalam bidang ilmu tertentu. Dalam bidang tafsir dan ilmu Al-Quran terdapat sejumlah nama terkenal antara lain, Al-Jashash, Abu Amr Al-Dani, Al-Kayya, Al-Harasi, Ibnul Arabi, Al-Razi, Ibnu Atiyah, Al-Mahalli, Al-Baidhowi, Al-Tsa’alibi, Abu Hayyan, Ibnul Jazari, Al-Samarqandi, Al-Wahidi, Al-Zarkasyi, Al-Suyuthi, Al-Alusi, Al-Zarqani, Al-Nasafi, Al-Qasimi, Ibnu Asyur, dan banyak lagi yang lain. Dari kalangan ahli hadits dan ilmu hadits terdapat sejumlah nama masyhur berikut: Al-Daruqutni, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Al-Khatib Al-Baghdadi, Ibnu Asakir, Al-Khattabi, Abu Nuaim Al-Isbahani, Al-Sam’ani, Ibnul Qattan, Al-Qadhi Iyadh, Ibnus Sholah, Al-Mundziri, Al-Nawawi, Al-Haitsami, Al-Muzi, Ibnul Hajar, Ibnul Munir, Ibnu Battal, mayoritas pensyarah kitab Bukhari dan Muslim, mayoritas pensyarah kitab hadits (kutub as-sunan). Juga, Al-Iraqi, putra Al-Iraqi, Ibnu Jamaah, Al-Aini, Al-Ala’i, Ibnul Mulqin, Ibnu Daqiq Al-Id, Al-Zamlakani, Al-Zaila’i, Al-Suyuthi, Ibnu Allan, Al-Sakhawi, Al-Manawi, Ali Al-Qori, Al-Jalal Al-Dawani, Al-Baiquni, Al-Laknuwi, Al-Zubaidi, dan banyak lagi yang lain. Dari ulama ahli sejarah antara lain: Qadhi Iyadh, Al-Tabari, Khatib Al-Baghdadi, Abu Nuaim Al-Isbahani, Ibnu Hajar, Al-Muzi, Al-Suhaili, Al-Solihi, Al-Suyuthi, Ibnul Atsir, Ibnu Khaldun, Al-Tilmasani, Al-Qasthalani, Al-Shafdi, Ibnu Khalakan, Qadhi Syuhbah, Ibnu Nasiruddin, dan lain-lain. Dari ulama ahli bahasa antara lain: Al-Jurjani, Al-Qazwini, Abul Barakat Al-Anbari, Al-Suyuthi, Ibnu Malik, Ibnu Aqil, Ibnu Hisyam, Ibnu Manzhur, Al-Fairuzabadi, Al-Zubaidi, Ibnul Hajib, Khalid Al-Azhari, Abu Hayyan, Ibnul Atsir, Al-Hamudi, Ibnu Faris, Al-Kafawi, Ibnu Ajurum, Al-Hattab, Al-Ahdal, dan lain-lain.[11] Dari kalangan penguasa muslim, terdapat nama-nama tenar seperti Salahuddin Al-Ayubi, Muzhafar, Nizham Al-Muluk, Sultan Al-Fatih Turki dan para sultan Turki Usmani yang lain.[
MENGENAL ULAMA-ULAMA DAKWAH SALAFIYAH YANG MASYHUR DARI ZAMAN SAHABAT HINGGA SEKARANG A. Khalifah ar-Rasyidin dan para sahabat yang dijamin masuk surga Abu Bakr Ash-Shiddiq Umar bin Al-Khaththab Utsman bin Affan Ali bin Abi Thalib Thalhah bin 'Ubaidillah Al Fayadl Az Zubair Ibnul 'Awwam Abdurrahman bin 'Auf Sa'ad bin Abi Waqqash Sa'id bin Zaid Abu Ubaidah Ibnul Jarrah B. Para Sahabat Abdullah Ibnu Mas’ud Hudzaifah ibnu Al Yaman Anas bin Malik Zaid bin Tsabit Abu Hurairah Jabir bin Abdillah Abu Sa’id Al-Khudri Mu’adz bin Jabal Abu Dzarr al-Ghifari Abud Darda C. Al-Abadillah: Abdullah bin Umar Abdullah bin Abbas Abdullah bin Amr Abdullah bin Zubair D. Para Tabi’in: Sa’id bin Al-Musayyab; wafat 90 H Urwah bin Zubair; wafat 99 H Sa’id bin Jubair; wafat 95 H Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93 H Muhammad bin Al-Hanafiyah; wafat 80 H Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud; wafat 94 H Salim bin Abdullah bin Umar; wafat 106 H Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr Ash Shiddiq Al-Hasan Al-Bashri; wafat 110 H Muhammad bin Sirin; wafat 110 H Umar bin Abdul Aziz; wafat 101 H Nafi’ bin Hurmuz; wafat 117 H Muhammad bin Syihab Az-Zuhri; wafat 125 H Ikrimah; wafat 105 H Asy Sya’by; wafat 104 H Ibrahim an-Nakha’iy; wafat 96 H Al Qamah; wafat 62 H E. Para Tabi’ut tabi’in Malik bin Anas.; wafat 179 H Al-Auza’i.; wafat 157 H Sufyan bin Said Ats-Tsauri.; wafat 161 H Sufyan bin Uyainah.; wafat 193 H Al-Laits bin Sa’ad.; wafat 175 H Syu’bah ibn A-Hajjaj.; wafat 160 H Abu Hanifah An-Nu’man.; wafat 150 H F. Atba’ Tabi’it Tabi’in : Setelah para tabi’ut tabi’in: Abdullah bin Al-Mubarak.; wafat 181 H Waki’ bin Al-Jarrah.; wafat 197 H Abdurrahman bin Mahdy.; wafat 198 H Yahya bin Sa’id Al-Qaththan.; wafat 198 H Imam Syafi’i.; wafat 204 H G. Murid-Murid atba’ Tabi’it Tabi’in Ahmad bin Hambal.; wafat 241 H Yahya bin Ma’in.; wafat 233 H Ali bin Al-Madini.; wafat 234 H Abu Bakar bin Abi Syaibah.; Wafat 235 H Ibnu Rahawaih.; Wafat 238 H Ibnu Qutaibah.; Wafat 236 H H. Kemudian murid-muridnya seperti: Al-Bukhari.; wafat 256 H Muslim.; wafat 271 H Ibnu Majah.; wafat 273 H Abu Hatim.; wafat 277 H Abu Zur’ah.; wafat 264 H Abu Dawud.; wafat 275 H At-Tirmidzi.; wafat 279 H An Nasa’i.; wafat 234 H I. Orang-orang generasi berikutnya yang berjalan di jalan mereka adalah: Ibnu Jarir ath Thabary.; wafat 310 H Ibnu Khuzaimah.; wafat 311 H Muhammad Ibn Sa’ad.; wafat 230 H Ad-Daruquthni.; wafat 385 H Ath-Thahawi.; wafat 321 H Ibnu Baththah.; wafat 387 H Al-Ajurri.; wafat 360 H Ibnu Hibban.; wafat 342 H Ath Thabarany.; wafat 360 H Ibnu Abi Zamanain.; wafat 399 H Al-Hakim An-Naisaburi.; wafat 405 H Al-Lalika’i.; wafat 416 H Al-Baihaqi.; wafat 458 H Ibnu 'Abdil Barr.; wafat 463 H Al-Khathib Al-Baghdadi.; wafat 463 H Al-Baghawi.; wafat 516 H Ibnu Qudamah Al Maqdisi.; wafat 620 H J. Murid-Murid Mereka : Yahya bin Syaraf An Nawawi.; wafat 661 H Ibnu Abi Syamah.; wafat 665 H Majduddin Ibnu Taimiyah.; wafat 652 H Ibnu Daqiq Al-led wafat 702 H Abu ' Amr ' Utsman bin Ash Shalah.; wafat 643 H Al-Mizzi.; wafat 742 H Ibnu Abdil Hadi.; wafat 744 H Imam Adz-Dzahabi.; wafat 748 H Imam Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah.; wafat 751 H Ibnu Katsir.; wafat 774 H Asy-Syathibi.; wafat 790 H Ibnu Rajab.; wafat 795 H K. Ulama Generasi Akhir Ash-Shan’ani.; wafat 1182 H Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.; wafat 1206 H Muhammad bin 'Ali Asy Syaukani.; wafat 1250 H Al Luknawi.; wafat 1304 H Muhammad Shiddiq Hasan Khan.; wafat 1307 H Syamsyl Haq Al Azhim.; wafat 1349 H Al-Mubarakfuri.; wafat 1427 H Abdurrahman As-Sa`di.; wafat 1367 H Ahmad Syakir.; wafat 1377 H Al My'allimi Al Yamani.; wafat 1386 H Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh.; wafat 1389 H*_ Muhammad Amin Asy-Syinqithi.; wafat 1393 H Jamilurrahman.; wafat 1412 H Hamud At Tuwaijiri.; wafat 1412 H Badi'ud Dien As Sindy.; wafat 1418 H Hammad Al Anshary.; wafat 1418 H Muhammad Aman Al Jami.; wafat 1416 H Muhammad Nashiruddin Al-Albani.; wafat 1420 H Abdul Aziz bin Abdillah Baz.; wafat 1420 H Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.; wafat 1423 H Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i.; wafat 1423 H Ahmad bin Yahya An Najmi.; wafat 1429 H Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali.; wafat 1435 H Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah 'Ubaid Al Jabiri hafizhahulloh Abdulloh Al Bukhari hafizhahullah
Ulama Pengikut Asy’ariyah Berdasarkan Senioritas Ibnu Asakir dalam kitabnya Tabyin Kadzib Al-Muftari menyebut sejumlah ulama besar yang mengikuti madzhab Asy’ariyah. Ia membagi pada lima kategori berdasarkan faktor senioritas. Ulama yang disebut di bawah hanya sebagian kecil untuk sekadar contoh. Menurut Tajuddin Al-Subki, seandainya disebut semua, niscaya hampir semua ulama madzhab empat mengikuti manhaj aqidah Asy’ariyah.[9] Generasi pertama yang menganut Asy’ariyah adalah para ulama abad Keempat Hijriyah antara lain: Abu Bakar Al-Baqilani (wafat, 403 H), Abu Bakar bin Faurak (w. 406 H), Abu Hamid Al-Isfirayini (w. 406 H), Abu Ishaq Al-Isfirayini (w. 418 H), Abdul Qahir Al-Baghdadi (w. 429 H), Abul Qasim Al-Isfirayini (w. 452 H), Abu Bakar Al-Baihaqi (w. 458 H), Al-Khatib Al-Baghdadi (w. 463 H), Abul Qasim Al-Qusyairi (w. 465 H), Abul Muzhoffar Al-Isfirayini (w. 471 H), Abul Walid Al-Baji (w. 474 H), Abu Ishaq Al-Syairazi (w. 476 H), Abul Ma’ali Al-Juwaini (w. 478 H) Ulama generasi kedua yang menganut Asy’ariyah adalah para ulama yang hidup pada abad kelima hijrah (abad ke-11 masehi) antara lain: Abu Hamid Al-Ghazali (wafat, 505 H), Abul Qasim Al-Anshari (w. 511 H), Ibnu Rusydi (w. 520 H), Abu Bakar Ibnul Arobi (w. 543 H), Al-Qadhi Iyadh (w. 544 H), Abul Fath Al-Syahrastani (w. 548 H), Ibnu Asakir (w. 571 H). Ulama generasi ketiga yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad keenam hijriyah ( abad ke-12 masehi) antara lain: Fakhruddin Al-Razi (w. 606 H), Abul Qasim Al-Rofi’i (w. 623 H), Saifuddin Al-Amadi (w. 631 H), Ibnul Hajib (w. 646 H), Al-Izz bin Abdissalam (w. 660 H), Muhyiddin Al-Nawawi atau Imam Nawawi (w. 676 H), Nasiruddin Al-Baidhawi (w. 691 H). Ulama generasi keempat yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad ketujuh hijriyah ( abad ke-13 masehi) antara lain: Ibnu Daqiq Al-Id (w. 702 H), Kamaluddin Al-Zamlakani (w. 727 H), Badruddin bin Jamaah (w. 733 H), Aduddin Al-Iji (w. 757 H), Taqiuddin Al-Subki (w. 771 H), Syamsuddin Al-Kirmani (w. 786 H), Sa’duddin Al-Taftazani (w. 793 H). Ulama generasi kelima yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad kedelapan hijriyah ( abad ke-14 masehi) antara lain: Sirajuddin Al-Bulqini (w. 805 H), Zainuddin Al-Iraqi (w. 806 H), Ibnu Khaldun (w. 808 H), Al-Syarif Al-Jurjani (w. 816 H), Taqiuddin Al-Hishni (w. 829 H), Ibnu Hajar Al-Asqolani (w. 852 H), Muhammad bin Yusuf Al-Sanusi (w. 895 H). Ulama generasi keenam yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad kesembilan hijriyah ( abad ke-15 masehi) antara lain: Syamsuddin Al-Sakhawi (w. 902 H), Jalaluddin Al-Suyuti (w. 911 H), Syihabuddin Al-Qastalani (w. 923 H), Zakariyah Al-Anshari (w. 926 H), Abdul Wahab Al-Sya’roni (w. 973 H), Ibnu Hajar Al-Haitami (w. 974 H). Ulama generasi ketujuh yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad kesepuluh hijriyah ( abad ke-16 masehi) antara lain: Syamsuddin Al-Ramli (w. 1004 H).
Ya akhi.. klo antum tau, Asya'irah baru mulai tersebar dr akhir abad ke 4 hijriyyah.. Dan pada 3 abad sebelumnya nama asya'irah itu tidak dikenal yg ada namanya ahlul kalam, dan asyairah baru mulai tersebar dr abad ke 5 hijriyyah.. dan bahkan kebanyakan ahlu khurasan adalah ahlu hadits sebagaimana yg disebutka imam abu zur'ah dan abu hatim ar razi. Dan begitu pula ketahuilah bahwa timbangan kebenaran bukanlah dr kebanyakan.. tp kebenaran itu diukur dr alkitab dan as sunnah. Adapun para ulama² yg antum sebut, maka mereka termasuk dr penolong² agama ini, tetapi mereka jg bisa benar dan salah.. dan kita memohon agar mereka diampuni kesalahan² mereka dan menerima amalan² mereka..
Aqidah Asy’ariyah Konsep dan metode yang terdapat pada aqidah Asy’ariyah pada dasarnya sudah ada dan diikuti oleh generasi salafus soleh, yakni generasi Sahabat, Tabi’in dan Tabi’it Tabi’in. Namun konsep ini disusun secara lebih terstruktur oleh Abul Hasan Al-Asy’ari dan para ulama Aswaja setelahnya.[3] Siapa Abul Hasan Al-Asy’ari? Abul Hasan Al-Asy’ari lahir di Basrah Irak pada tahun 260 H/874 M. Ia memulai belajarnya di kota kelahirannya ini sebelum melanjutkan studi ke Bagdad dan tinggal di kota ini sampai wafatnya pada tahun 324 H/936 M. Pada awal hidupnya ia mengikuti madzhab Muktazilah, lalu bertaubat dan kembali ke madzhab Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yakni madzhab Salaf dan membebaskan diri dari pandangan yang dianut Mu’tazilah seperti pendapat bahwa Al-Quran itu makhluk dan bahwa pelaku dosa besar itu berada di tempat di antara dua tempat (surga dan neraka) Abul Hasan Al-Asy’ari dikenal luas ilmunya dan dalam wawasannya. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya karya tulisnya di berbagai bidang studi Islam. Abu Ishaq Al-Isfirayini, seorang ulama madzhab Syafi’i yang masyhur, menyatakan: “Aku dibanding Syekh Abul Hasan Al-Bahili bagaikan setitik buih di lautan. Aku mendengar Abul Hasan Al-Bahili berkata, ‘Aku dibanding Syekh Abul Hasan Al-Asy’ari bagaikan setitik buih di pantai.”[4] Imam Ahlussunnah Wal Jamaah Ketinggian ilmunya juga bisa dimaklumi dari banyaknya ulama dari berbagai generasi yang mengikuti madzhabnya. Dan itu menjadi bukti atas kebenaran aqidah Asy’ariyah. Dalam sebuah hadits yang masyhur, Rasulullah bersabda: “Umatku tidak akan berkumpul dalam kesesatan”[5] Dalam mengomentari hadits ini, Al-Sindi menjelaskan: “Umatku tidak akan bersepakat dalam kesesatan maksudnya dalam kekufuran, atau kefasikan atau kesalahan dalam berijtihad.”[6] Dengan kata lain umat Islam tidak akan bersepakat dalam suatu pandangan aqidah atau ijtihad hukum yang salah. Justru, apabila umat sepakat atas suatu ijtihad maka kesepakatan itu menjadi dalil atas kebenarannya karena umat tidak akan sepakat dalam kesesatan. Lanjutan hadits ini menyatakan: “Apabila kalian melihat perbedaan, maka ikutilah al-sawad al-a’zham.”[7] Nabi bersabda dalam lanjutan hadits ini: “Apabila kalian melihat perbedaan, maka ikutilah al-sawad al-a’zham.” Siapa yang dimaksud al-sawad al-a’zham? Al-Sindi menjelaskan: Yaitu golongan muslim yang banyak. Kesepakatan mereka mendekati pada ijmak. Imam Suyuti mengatakan yang dimaksud as-sawad al-a’zham adalah mayoritas umat yang sepakat pada jalan yang lurus. Hadis ini menunjukkan anjuran untuk mengamalkan pandangan mayoritas (ulama).[8] Dengan demikian, maka Abul Hasan Al-Asy’ari sebagai pelopor dari konsep aqidah tauhid Asy’ariyah sudah sewajarnya disebut sebagai Imam Ahlussunnah Wal Jamaah dan bahwa aqidah Asy’ariyah adalah aqidah yang benar. Karena, aqidah ini diikuti oleh mayoritas para ulama (as-sawadul a’zham) yang memiliki otoritas tinggi dalam berbagai bidang dan dari berbagai madzhab fikih seperti Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.
MENURUT AL-QUR`ÂN, KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK BERADA DI ATAS JALAN LURUS Melalui beberapa ayat, justru al-Qur`ân yang merupakan pedoman hidayah umat Islam mencela jumlah manusia yang mayoritas dan memberitahukan bahwa kebanyakan manusia berada dalam kesesatan dan kebatilan. Allâh Azza wa Jalla berfirman: وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ﴿١١٦﴾ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allâh). Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. [al-An’âm/6:116-117]. Imam Ibnu Katsîr rahimahullah mengatakan, “(Dalam ayat ini) AllâhTa’ala mengabarkan kondisi kebanyakan penduduk muka bumi dari anak keturunan Adam, sesungguhnya (mereka berada) dalam kesesatan”. [Tafsîru al-Qur`ânil-‘Azhîm, 3/322]. Dan Allâh Azza wa Jalla berfirman: وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikit lah mereka ini. [Shâd/38:24]. Baca Selengkapnya : almanhaj.or.id/4303-jumlah-banyak-bukan-barometer-kebenaran.html
@@javiermaman6942 Memang benar Al Qur'an merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mau mengambil sebagai petunjuk, ini kenyataan saja, tidak ada hubungannya dg yg anda persoalkan, jadi sebagai petunjuk manusia, bisa jadi yg mengambil petunjuk sedikit bisa jg banyak, justru disini bukti kemukjizatan Al Qur'an kok sudah mengetahui, yaitu karena Alloh yg Maha Mengetahui, dan yg dapat mengambil pelajaran hanyalah orang-orang yg mendapat petunjuk.
SADAR LAH WAHAI UMAT ISLAM....Banyak Yg Mengaku Beriman, HANYA MENGAKU krn merasa pandai Membaca Qur'an tafsir dan Hadist tp tdk Faham Maksudnya, padahal belum beriman kategori Al Quran, spt surat Al Hujarat : 14, ayat ini menerangkan Bahwa dri zaman Nabi dulu yg hanya mengaku beriman sdh banyak, di karenakkan blm tau ilmu Hati atau Qalbu, cb tanya diri kita masing2 udh tau blm apa itu Qalbu? Di mana letak Qalbu? Apa Rahasia nya Qalbu? Siapa yg bisa membuka dan menyampaikan Qalbu ini? Jika blm bs jawab, itu artinya blm termmasuk beriman, BARU MENGAKU BERIMAN SAJA, sedangkan Al Quran itu hanya di mengerti oleh orang yg sdh Mutaqin, zalikal kitabularai bafi hi hudalil Mutaqin, yg blm level Mutaqin jgn coba2 kupas2 Al quran, cukup pelajari saja dlu, krn nnti kl coba2 hanya jd Dongeng...
@@ibnuachmadi298 tlg kasih tau saya, nabi mu Ahmad atau Muhammad? Kenapa syahadat mu pakai Muhammad? Dalam surat Ash Shaff ayat 6, utusan setelah Nabi Isa itu Ahmad. Yg bener gmn? Tolong ajari saya, bgmn maksud ada ahmad tp jadi muhammad, kl salah ya salahnya dmn, kl bener gmn cara benerin nya,
Klo cantumin pendapat jangan sepotong².. Antum ngak cantumin dr kitab beliau di risalah tadmuriyyah begitu pula di kitab beliau dar-u at ta'arudh tentang asyairah... Begitu pula bantahan² beliau dalam fatwa²nya..
Sifat 20 (duapuluh) ternyata bkn bersumber dari ajaran Abu Al Hasan Al Asy'ari, tetapi disusun oleh "Syaikh Muhammad bin Yusuf As Sanusi" melalui kitabnya yg berjudul "Umm Al Barahin" (Aqidah Sughra). Beliau lahir di Tilimsan Al Jazair (833 H - 895 H atau 1427 M ,- 1490 M). Dlm pelajaran Sifat 20,khusus ttg kepercayaan kpd Allah dan Rasul menggunakan HUKUM AKAL yg terbagi dlm 3 kategori yaitu "Wajib, Mustahil dan Ja'iz". Menurut para pengkaji penggunaan hukum ini, dipengaruhi oleh DIALEKTIKA YUNANI dan LOGIKA ARISTOTELES. Tauhidnya adalah ILMU KALAM dan biasanya dibagi menjadi tauhid zat, tauhid sifat dan tauhid afal. Kalau dipelajari tauhid Asy'ariyah Muta'akhkhir ini banyak sekali penyimpangannya dgn Aqidah Abu Hasan Al Asy'ari (260 H - 324 H). Dan bkn disini penjelasannya. Kitab beliau yg teakhir yg beraqidah Salaf adalah : 1.Maqalat al Islamiyyin 2 .Al Ibanah 3Al Luma.
Hadeh....beginilah jadinya kl yg didengerin cuma firanda cs....anda nyebut2 kitabnya imam asyari tapi sudah pernah dibaca sendiri lom kitabnya? Kl sudah pernah baca pasti anda ga akan komen di atas....
@Adam Shihab saya tantang anda....kl saya ambil satu kutipan dari kitabnya imam asyari yg disebut di atas...berani ga anda menerima kutipan tersebut dan membenarkannya?
@@mas4322 saya tantang anda....kl saya ambil satu kutipan dari kitabnya imam asyari yg disebut di atas...berani ga anda menerima kutipan tersebut dan membenarkannya?
+Nabil Kuddah masyaallah...Deket dong :( saya ngak tauuu... tolong dong kalo ad yg tau jadwal dimana ustd firanda ad kajian... saya mau dataaaang...mau liat langsung beliau.... mohon bantuannya T_T
Menurutku karena pakenya peci yg ga begitu melar, dan ketika memakainya tidak selalu lihat kaca. Dan itu bisa membuat peci jadi miring. Contoh kasusnya ya saya sendiri yg punya peci masih kenceng ga kendor
Ukuran Orang Islam Beriman itu kl sdh Dapat ilmu Qalbu / Hati tentang ke Meng Esakan Allah, kl belum dpat itu berarti baru mengaku Beriman, Bacar Al Hujarat : 14. SADAR... SADAR...SADAR... STOP JD PENDONGENG AGAMA.
Jangan seperti itu.urusan peci itu dipersoalkan .enti siapa.enti Dr, atau prof. Atau lebih tinggi ilmu dari pada beliu.enti belajar dulu lebih banyak supaya anda berkomen lebih sopaaaaaaan
Masya Allah.. benar kata seorang ulama asy'ariah. Saat akan belajar aqidah, maka sudah harus baik akhlaknya. Karena saat membahas aqidah akan bermunculan orang-orang yang mengeluarkan kata-kata tak sopan bagi lawan bicaranya. Naudzubillah... Orang-orang ini mengedepankan emosinya dibanding ajaran Islam tentang akhlak yang baik. Padahal surga jaminannya bagi orang-orang yang menghindari debat. Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar
Betul, contohnya seperti Pak Arrazy, sudah aqidahnya menyimpang, akhlak dan tutur katanya sangat kasar pula, dengan orang tua juga tidak merendahkan diri, Allahulmusta'an
ANDA 'ALIM BIDANG AGAM. TP.SAYANG CUKUP BANYAK ORANG MERENDAHK ENGKAU. DAN ITU TDK ANEH. DN KU YAQIN, ANTUM BISA BRSABAR. SBB ANTUM.BUKAN USTAD BIASA, TP MUMPUNI. BAAROKALLOH FIIKUM. HT(rlt. AGAMA ).
Kalo saya lebih percaya dengan apa yang disampaikan oleh Imam Az-Zabidi dan Imam Ibnu Hajar, serta syeh ibnu taimiyah, meskipun dalam hal ini syeh ibnu taimiyah berbeda pandangan dengan asy'ariah, akan tetapi beliau tetap memuji Asy'ariah sebagai pembela ushuludin (pokok2 agama)....jelas mereka semua itu kalo di bandingkan dengan yg ceramah di atas ibarat langit dan bumi....keilmuwan mereka sudah diakui penjuru dunia...sementara yg ceramah ??...yang jelas fans2 nya yg fanatik mengakuinya.. ^_^ ... al-Imam al-Hafizh as-Sayyid Murtadla az-Zabidi dalam kitab Ithaf as-Sadah al-Muttaqin Bi Syarh Ihya’ ‘Ulumiddin, menuliskan: إذَا أُطْلِقَ أهْلُ السُّنّةِ وَالجَمَاعَةِ فَالمُرَادُ بِهِمْ الأشَاعِرَةُ وَالمَاتُرِيْدِيَّة “Jika disebut Ahlussunah Wal Jama’ah maka yang dimaksud adalah al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah” . Maaf saya tidak mau mengambil perkataan Doktor Firanda dalam hal ini yaa....
beliau (Firanda) bukan membuat konsep aqidah baru , tapi hanya menjelaskan secara ilmiyah Aqidah Asy ariyah yg di akhir hidupnya kembali ek Aqidah salafus shaleh dapat di buktikan di kitabnya al-Ibanah) dan murid murid terdekatnya.. bahkan Syek Abdul Qadir al-Jilani (Jaelani) juga tidak beraqidah asy ariyah.
klo blm mampu memahami perbedaan aqidah ini, ikuti yg mayoritas. Mayoritas di dunia, bukan di saudi. aqidah mayoritas itu memakai metode sifat 20, bukan memakai pembagian tauhid/tri tauhid. tidak ada salaf yg menyatakan kaum musyrik mengimani tauhid rubbubiah saja, tak perlu muter dalih menyatukan... gitu aja....
Betul sesuatu itu dimulai dari hati yaitu niat kita, jadi siapakah yg ikuti dalam hati kita Alloh dan RosulNya ataukah yg lainnya. Niat dalam hati ini tidak bisa digantikan dengan alasan2 tertentu seperti kita mengikuti Alloh dan RosulNya kan lewat ulama, misalkan begitu, tetapi niat dalam hati untuk mengikuti Alloh dan RosulNya itu harus selalu ada ada, itulah yg dinamakan ketaatan. Wallohu 'alam.
Itu peci benerin dulu ,, sampe miring gitu , jgn dlu ilmu yg hrus di benerin itu peci aja dlu benerin ,, pake peci jg ada ilmunya , klo gk pake ilmu ya pasti salah dipakeny jg , gk enak dipandang mata jg ,, bgtupun ilmu klo diamalkn tidak pda tmpatnya pasti akan trlihat jg terdengar buruk .. itu gambaran kecil supaya kita intropeksi jg tafakur ..
@@syamsularifin9532 (1) Mengingkari Keberadaan Allah Di Atas 'Arsy-Nya Yang Berada Di Atas Langit. (2) Mengingkari Bahwa Allah Itu Berbicara Dengan Suara-Suara Dan Huruf-Huruf. (3) Mengingkari Dan Menakwilkan Sebagian Sifat-Sifat Allah Seperti Wajah, Tangan, Ridha, Murka, Tertawa, Turun, Datang, Bersemayam, Dan Lain-Lain
KLO g perlu dibagi yaa g usah dibahas ap itu uluhiya rububiyah dast, aplgi nahwu soro,,yaa klo ceramah ya slikan aj sampaikan menurut and gt aj beres jg merembet ke keyakinan at ilmu tauhid ulama lain...
MENGENAL ULAMA-ULAMA DAKWAH SALAFIYAH YANG MASYHUR DARI ZAMAN SAHABAT HINGGA SEKARANG
A. Khalifah ar-Rasyidin dan para sahabat yang dijamin masuk surga
Abu Bakr Ash-Shiddiq
Umar bin Al-Khaththab
Utsman bin Affan
Ali bin Abi Thalib
Thalhah bin 'Ubaidillah Al Fayadl
Az Zubair Ibnul 'Awwam
Abdurrahman bin 'Auf
Sa'ad bin Abi Waqqash
Sa'id bin Zaid
Abu Ubaidah Ibnul Jarrah
B. Para Sahabat
Abdullah Ibnu Mas’ud
Hudzaifah ibnu Al Yaman
Anas bin Malik
Zaid bin Tsabit
Abu Hurairah
Jabir bin Abdillah
Abu Sa’id Al-Khudri
Mu’adz bin Jabal
Abu Dzarr al-Ghifari
Abud Darda
C. Al-Abadillah:
Abdullah bin Umar
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Amr
Abdullah bin Zubair
D. Para Tabi’in:
Sa’id bin Al-Musayyab; wafat 90 H
Urwah bin Zubair; wafat 99 H
Sa’id bin Jubair; wafat 95 H
Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93 H
Muhammad bin Al-Hanafiyah; wafat 80 H
Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud; wafat 94 H
Salim bin Abdullah bin Umar; wafat 106 H
Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr Ash Shiddiq
Al-Hasan Al-Bashri; wafat 110 H
Muhammad bin Sirin; wafat 110 H
Umar bin Abdul Aziz; wafat 101 H
Nafi’ bin Hurmuz; wafat 117 H
Muhammad bin Syihab Az-Zuhri; wafat 125 H
Ikrimah; wafat 105 H
Asy Sya’by; wafat 104 H
Ibrahim an-Nakha’iy; wafat 96 H
Al Qamah; wafat 62 H
E. Para Tabi’ut tabi’in
Malik bin Anas.; wafat 179 H
Al-Auza’i.; wafat 157 H
Sufyan bin Said Ats-Tsauri.; wafat 161 H
Sufyan bin Uyainah.; wafat 193 H
Al-Laits bin Sa’ad.; wafat 175 H
Syu’bah ibn A-Hajjaj.; wafat 160 H
Abu Hanifah An-Nu’man.; wafat 150 H
F. Atba’ Tabi’it Tabi’in : Setelah para tabi’ut tabi’in:
Abdullah bin Al-Mubarak.; wafat 181 H
Waki’ bin Al-Jarrah.; wafat 197 H
Abdurrahman bin Mahdy.; wafat 198 H
Yahya bin Sa’id Al-Qaththan.; wafat 198 H
Imam Syafi’i.; wafat 204 H
G. Murid-Murid atba’ Tabi’it Tabi’in
Ahmad bin Hambal.; wafat 241 H
Yahya bin Ma’in.; wafat 233 H
Ali bin Al-Madini.; wafat 234 H
Abu Bakar bin Abi Syaibah.; Wafat 235 H
Ibnu Rahawaih.; Wafat 238 H
Ibnu Qutaibah.; Wafat 236 H
H. Kemudian murid-muridnya seperti:
Al-Bukhari.; wafat 256 H
Muslim.; wafat 271 H
Ibnu Majah.; wafat 273 H
Abu Hatim.; wafat 277 H
Abu Zur’ah.; wafat 264 H
Abu Dawud.; wafat 275 H
At-Tirmidzi.; wafat 279 H
An Nasa’i.; wafat 234 H
I. Orang-orang generasi berikutnya yang berjalan di jalan mereka adalah:
Ibnu Jarir ath Thabary.; wafat 310 H
Ibnu Khuzaimah.; wafat 311 H
Muhammad Ibn Sa’ad.; wafat 230 H
Ad-Daruquthni.; wafat 385 H
Ath-Thahawi.; wafat 321 H
Ibnu Baththah.; wafat 387 H
Al-Ajurri.; wafat 360 H
Ibnu Hibban.; wafat 342 H
Ath Thabarany.; wafat 360 H
Ibnu Abi Zamanain.; wafat 399 H
Al-Hakim An-Naisaburi.; wafat 405 H
Al-Lalika’i.; wafat 416 H
Al-Baihaqi.; wafat 458 H
Ibnu 'Abdil Barr.; wafat 463 H
Al-Khathib Al-Baghdadi.; wafat 463 H
Al-Baghawi.; wafat 516 H
Ibnu Qudamah Al Maqdisi.; wafat 620 H
J. Murid-Murid Mereka :
Yahya bin Syaraf An Nawawi.; wafat 661 H
Ibnu Abi Syamah.; wafat 665 H
Majduddin Ibnu Taimiyah.; wafat 652 H
Ibnu Daqiq Al-led wafat 702 H
Abu ' Amr ' Utsman bin Ash Shalah.; wafat 643 H
Al-Mizzi.; wafat 742 H
Ibnu Abdil Hadi.; wafat 744 H
Imam Adz-Dzahabi.; wafat 748 H
Imam Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah.; wafat 751 H
Ibnu Katsir.; wafat 774 H
Asy-Syathibi.; wafat 790 H
Ibnu Rajab.; wafat 795 H
K. Ulama Generasi Akhir
Ash-Shan’ani.; wafat 1182 H
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.; wafat 1206 H
Muhammad bin 'Ali Asy Syaukani.; wafat 1250 H
Al Luknawi.; wafat 1304 H
Muhammad Shiddiq Hasan Khan.; wafat 1307 H
Syamsyl Haq Al Azhim.; wafat 1349 H
Al-Mubarakfuri.; wafat 1427 H
Abdurrahman As-Sa`di.; wafat 1367 H
Ahmad Syakir.; wafat 1377 H
Al My'allimi Al Yamani.; wafat 1386 H
Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh.; wafat 1389 H*_
Muhammad Amin Asy-Syinqithi.; wafat 1393 H
Jamilurrahman.; wafat 1412 H
Hamud At Tuwaijiri.; wafat 1412 H
Badi'ud Dien As Sindy.; wafat 1418 H
Hammad Al Anshary.; wafat 1418 H
Muhammad Aman Al Jami.; wafat 1416 H
Muhammad Nashiruddin Al-Albani.; wafat 1420 H
Abdul Aziz bin Abdillah Baz.; wafat 1420 H
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.; wafat 1423 H
Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i.; wafat 1423 H
Ahmad bin Yahya An Najmi.; wafat 1429 H
Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali.; wafat 1435 H
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah
Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah
Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah
'Ubaid Al Jabiri hafizhahulloh
Abdulloh Al Bukhari hafizhahullah
Investa Sukses Syekh Abdullah Al-Bukhari kenapa Mentahdzir Ustadz Firanda dengan Pendusta ya??
Syukran
Bagaimana cara membedakan bahwa itu termasuk para sahabat itu termasuk para tabiin itu tabiut tabiin..apa ada rumusnya tersendiri...misal mengunakan tahun lahirnya??
@Gajebo Kuzz Alhamdulillah sekarang udah paham setelah melihat kajiannya ustadz umar baladraf tentang siapa itu sahabat tabiin dan tabiut tabiin🙏
Syukron katshiran
Pahala ustadz akan terus mengalir karena ilmu yang ustadz ajarkan banyak yang mengamalkannya.
Barokallahu fiik ustadz firanda hafidzohullahu taala
1. hanya Allah yang boleh di sembah,barang siapa yang menyekutukanya sesungguhnya dia adalah orang yang musyrik
2. Penyimpangan oleh orang musyrik terkait "tauhid"
3. Rasulullah membagi tauhid menjadi 3 yaitu pencipta, penguasa dan pengatur
4. Hanya Allah yang mengatur alam semesta
5. Bentuk² kesyirikan
Ditengah-tengah kajian sempat review pelajaran fisika dan biologi sma. MasyaAllah, beliau sangat cerdas
secara pernah kuliah di s1 teknik kimia ugm
Syukron Pak Ustadz cerdas dan berilmu. Jazakallahu khairan.
Baarakallahu fiik.
Teruss lah berdawah karena Alloh jangan takut sama manusia
Jazakallahu khairan .. semoga Allah menjaga ustadz, keluarga dan kaum muslimin ..
Wa jazakumullah khoir...ustadz
Alhamdulillah. Baarakalllohu fiik Ustadz
Masya Allah❤
سبحان الله
بارك الله لنا ولكم
jazakallahu khoiron wa barokallahu fyik ustad
Masya Allah ada ustadz Ahmad Zainuddin
tawadhu sekali ustadz ahmad zainuddin
Maha kuat,,, Yaa Allah,,,, Maha perkasa
جزاكم الله خيرا
بارك الله فيك
syukron Yufid TV
Syukron.
Mantul pak ustadz
Admin. ada buku ini dalam bentuk pdf tak?
Tabarokumulloh wa jazakumullohu khoir
Alhamdulillah
Kitab KIFAYATUL AWAM, Ilmu Tauhid Sifat Duapuluh oleh Asy Syeikh Muhammad Al Fudloll menyebutkan pada Sifat 13 yi Sifat Kalam bahwa AL QUR'AN BUKAN KALAM ALLAH. (inilah aqidah yg sekarang). Berbeda dgn aqidah Imam Abul Hasan Al Asy'ari dlm kitabnya Al Ibanah., mengatajan "Aku tdk mengatakan Al Qur'an itu makhluk dan tdk mengatakan bukan makhluk" (al Qur'an adalah Kalam Allah). Sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Salaf) berkeyakinan bhw Al Qur'an adalah Kalam Allah
Coba kasih saya nomor halamannya. Biar ini ga jadi fitnah. Trus anda bilang aqidah orang asyairah yg sekarang percaya kl Alquran bukan kalam Allah. FITNAH!!!! Demi Allah saya orang asyairah dan demi Allah saya percaya bahwa Alquran adalah kalam Allah.
Bachriun Bachriun
@@faridrahman4139 kalau memang benar kamu orang asya'irah seharusnya kamu setuju bahwa al-qur'an bukan kalam allah, karena orang asya'irah mengingkari bahwa allah maha berbicara dan mengingkari bahwa allah ada di atas arsyNya.
@@ikhsandanu3855 Lah memang orang asyairah percaya alquran adalah kalam Allah. Antum saja dan orang golongan antum yg pengen orang asyairah percaya kl alquran bukan kalam Allah supaya bisa antum salah2kan....
Alquran qalam allah
Tapi allah tidak sama bicara dengan kita tapi gambaran kalimat yang allah turun kan kedunia lewat malaikat jibril yang di kasihkn ke nabi itu berbahasa arab
Tapi jangan pernah bilang allah itu berbahasa arab
Tapi allah yang punya bahasa arab dan bahasa negara mana pun
Allah tidak bertangan tidak pula berkaki tapi allah yang mempunyai kaki dan tangan artinya manusia punya tangan kaki itu punya allah
Ini sebenernya ustad bego kalian jangan dibegoin
hahahahah.....pengen dengar dakwah ustad firanda langsung
Ulama Pengikut Asy’ariyah Berdasarkan Keilmuan
Dari nama-nama ulama yang disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa pengikut Asy’ariyah adalah kalangan ulama papan atas yang berasal dari berbagai bidang keilmuan Islam. Untuk lebih memudahkan dalam memahami, berikut kategorisasi ulama pengikut aqidah Asy’ariyah berdasarkan keahlian mereka dalam bidang ilmu tertentu.
Dalam bidang tafsir dan ilmu Al-Quran terdapat sejumlah nama terkenal antara lain, Al-Jashash, Abu Amr Al-Dani, Al-Kayya, Al-Harasi, Ibnul Arabi, Al-Razi, Ibnu Atiyah, Al-Mahalli, Al-Baidhowi, Al-Tsa’alibi, Abu Hayyan, Ibnul Jazari, Al-Samarqandi, Al-Wahidi, Al-Zarkasyi, Al-Suyuthi, Al-Alusi, Al-Zarqani, Al-Nasafi, Al-Qasimi, Ibnu Asyur, dan banyak lagi yang lain.
Dari kalangan ahli hadits dan ilmu hadits terdapat sejumlah nama masyhur berikut: Al-Daruqutni, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Al-Khatib Al-Baghdadi, Ibnu Asakir, Al-Khattabi, Abu Nuaim Al-Isbahani, Al-Sam’ani, Ibnul Qattan, Al-Qadhi Iyadh, Ibnus Sholah, Al-Mundziri, Al-Nawawi, Al-Haitsami, Al-Muzi, Ibnul Hajar, Ibnul Munir, Ibnu Battal, mayoritas pensyarah kitab Bukhari dan Muslim, mayoritas pensyarah kitab hadits (kutub as-sunan). Juga, Al-Iraqi, putra Al-Iraqi, Ibnu Jamaah, Al-Aini, Al-Ala’i, Ibnul Mulqin, Ibnu Daqiq Al-Id, Al-Zamlakani, Al-Zaila’i, Al-Suyuthi, Ibnu Allan, Al-Sakhawi, Al-Manawi, Ali Al-Qori, Al-Jalal Al-Dawani, Al-Baiquni, Al-Laknuwi, Al-Zubaidi, dan banyak lagi yang lain.
Dari ulama ahli sejarah antara lain: Qadhi Iyadh, Al-Tabari, Khatib Al-Baghdadi, Abu Nuaim Al-Isbahani, Ibnu Hajar, Al-Muzi, Al-Suhaili, Al-Solihi, Al-Suyuthi, Ibnul Atsir, Ibnu Khaldun, Al-Tilmasani, Al-Qasthalani, Al-Shafdi, Ibnu Khalakan, Qadhi Syuhbah, Ibnu Nasiruddin, dan lain-lain.
Dari ulama ahli bahasa antara lain: Al-Jurjani, Al-Qazwini, Abul Barakat Al-Anbari, Al-Suyuthi, Ibnu Malik, Ibnu Aqil, Ibnu Hisyam, Ibnu Manzhur, Al-Fairuzabadi, Al-Zubaidi, Ibnul Hajib, Khalid Al-Azhari, Abu Hayyan, Ibnul Atsir, Al-Hamudi, Ibnu Faris, Al-Kafawi, Ibnu Ajurum, Al-Hattab, Al-Ahdal, dan lain-lain.[11]
Dari kalangan penguasa muslim, terdapat nama-nama tenar seperti Salahuddin Al-Ayubi, Muzhafar, Nizham Al-Muluk, Sultan Al-Fatih Turki dan para sultan Turki Usmani yang lain.[
MENGENAL ULAMA-ULAMA DAKWAH SALAFIYAH YANG MASYHUR DARI ZAMAN SAHABAT HINGGA SEKARANG
A. Khalifah ar-Rasyidin dan para sahabat yang dijamin masuk surga
Abu Bakr Ash-Shiddiq
Umar bin Al-Khaththab
Utsman bin Affan
Ali bin Abi Thalib
Thalhah bin 'Ubaidillah Al Fayadl
Az Zubair Ibnul 'Awwam
Abdurrahman bin 'Auf
Sa'ad bin Abi Waqqash
Sa'id bin Zaid
Abu Ubaidah Ibnul Jarrah
B. Para Sahabat
Abdullah Ibnu Mas’ud
Hudzaifah ibnu Al Yaman
Anas bin Malik
Zaid bin Tsabit
Abu Hurairah
Jabir bin Abdillah
Abu Sa’id Al-Khudri
Mu’adz bin Jabal
Abu Dzarr al-Ghifari
Abud Darda
C. Al-Abadillah:
Abdullah bin Umar
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Amr
Abdullah bin Zubair
D. Para Tabi’in:
Sa’id bin Al-Musayyab; wafat 90 H
Urwah bin Zubair; wafat 99 H
Sa’id bin Jubair; wafat 95 H
Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93 H
Muhammad bin Al-Hanafiyah; wafat 80 H
Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud; wafat 94 H
Salim bin Abdullah bin Umar; wafat 106 H
Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr Ash Shiddiq
Al-Hasan Al-Bashri; wafat 110 H
Muhammad bin Sirin; wafat 110 H
Umar bin Abdul Aziz; wafat 101 H
Nafi’ bin Hurmuz; wafat 117 H
Muhammad bin Syihab Az-Zuhri; wafat 125 H
Ikrimah; wafat 105 H
Asy Sya’by; wafat 104 H
Ibrahim an-Nakha’iy; wafat 96 H
Al Qamah; wafat 62 H
E. Para Tabi’ut tabi’in
Malik bin Anas.; wafat 179 H
Al-Auza’i.; wafat 157 H
Sufyan bin Said Ats-Tsauri.; wafat 161 H
Sufyan bin Uyainah.; wafat 193 H
Al-Laits bin Sa’ad.; wafat 175 H
Syu’bah ibn A-Hajjaj.; wafat 160 H
Abu Hanifah An-Nu’man.; wafat 150 H
F. Atba’ Tabi’it Tabi’in : Setelah para tabi’ut tabi’in:
Abdullah bin Al-Mubarak.; wafat 181 H
Waki’ bin Al-Jarrah.; wafat 197 H
Abdurrahman bin Mahdy.; wafat 198 H
Yahya bin Sa’id Al-Qaththan.; wafat 198 H
Imam Syafi’i.; wafat 204 H
G. Murid-Murid atba’ Tabi’it Tabi’in
Ahmad bin Hambal.; wafat 241 H
Yahya bin Ma’in.; wafat 233 H
Ali bin Al-Madini.; wafat 234 H
Abu Bakar bin Abi Syaibah.; Wafat 235 H
Ibnu Rahawaih.; Wafat 238 H
Ibnu Qutaibah.; Wafat 236 H
H. Kemudian murid-muridnya seperti:
Al-Bukhari.; wafat 256 H
Muslim.; wafat 271 H
Ibnu Majah.; wafat 273 H
Abu Hatim.; wafat 277 H
Abu Zur’ah.; wafat 264 H
Abu Dawud.; wafat 275 H
At-Tirmidzi.; wafat 279 H
An Nasa’i.; wafat 234 H
I. Orang-orang generasi berikutnya yang berjalan di jalan mereka adalah:
Ibnu Jarir ath Thabary.; wafat 310 H
Ibnu Khuzaimah.; wafat 311 H
Muhammad Ibn Sa’ad.; wafat 230 H
Ad-Daruquthni.; wafat 385 H
Ath-Thahawi.; wafat 321 H
Ibnu Baththah.; wafat 387 H
Al-Ajurri.; wafat 360 H
Ibnu Hibban.; wafat 342 H
Ath Thabarany.; wafat 360 H
Ibnu Abi Zamanain.; wafat 399 H
Al-Hakim An-Naisaburi.; wafat 405 H
Al-Lalika’i.; wafat 416 H
Al-Baihaqi.; wafat 458 H
Ibnu 'Abdil Barr.; wafat 463 H
Al-Khathib Al-Baghdadi.; wafat 463 H
Al-Baghawi.; wafat 516 H
Ibnu Qudamah Al Maqdisi.; wafat 620 H
J. Murid-Murid Mereka :
Yahya bin Syaraf An Nawawi.; wafat 661 H
Ibnu Abi Syamah.; wafat 665 H
Majduddin Ibnu Taimiyah.; wafat 652 H
Ibnu Daqiq Al-led wafat 702 H
Abu ' Amr ' Utsman bin Ash Shalah.; wafat 643 H
Al-Mizzi.; wafat 742 H
Ibnu Abdil Hadi.; wafat 744 H
Imam Adz-Dzahabi.; wafat 748 H
Imam Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah.; wafat 751 H
Ibnu Katsir.; wafat 774 H
Asy-Syathibi.; wafat 790 H
Ibnu Rajab.; wafat 795 H
K. Ulama Generasi Akhir
Ash-Shan’ani.; wafat 1182 H
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.; wafat 1206 H
Muhammad bin 'Ali Asy Syaukani.; wafat 1250 H
Al Luknawi.; wafat 1304 H
Muhammad Shiddiq Hasan Khan.; wafat 1307 H
Syamsyl Haq Al Azhim.; wafat 1349 H
Al-Mubarakfuri.; wafat 1427 H
Abdurrahman As-Sa`di.; wafat 1367 H
Ahmad Syakir.; wafat 1377 H
Al My'allimi Al Yamani.; wafat 1386 H
Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh.; wafat 1389 H*_
Muhammad Amin Asy-Syinqithi.; wafat 1393 H
Jamilurrahman.; wafat 1412 H
Hamud At Tuwaijiri.; wafat 1412 H
Badi'ud Dien As Sindy.; wafat 1418 H
Hammad Al Anshary.; wafat 1418 H
Muhammad Aman Al Jami.; wafat 1416 H
Muhammad Nashiruddin Al-Albani.; wafat 1420 H
Abdul Aziz bin Abdillah Baz.; wafat 1420 H
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.; wafat 1423 H
Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i.; wafat 1423 H
Ahmad bin Yahya An Najmi.; wafat 1429 H
Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali.; wafat 1435 H
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah
Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah
Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah
'Ubaid Al Jabiri hafizhahulloh
Abdulloh Al Bukhari hafizhahullah
Saya orang awam,lebih pilih kelompok yg tuhannya ada di atas bukan di mana2 tdk jelas.tuhan maha tinggi dan agung.itu yg janggut bukan yg kumis tebal
@Wahyu Suryaningpraja ilmu allah ada dimana2,kalau jatnya maha tinggi
Buku ustadz yazid jawas bagus mengenai aqidah ahlussunnah wal jamaah
Top lengkap
sekali
Gas terus taz,,👍👍👍
Baarakallahu Fiik Ustadz
Ulama Pengikut Asy’ariyah Berdasarkan Senioritas
Ibnu Asakir dalam kitabnya Tabyin Kadzib Al-Muftari menyebut sejumlah ulama besar yang mengikuti madzhab Asy’ariyah. Ia membagi pada lima kategori berdasarkan faktor senioritas. Ulama yang disebut di bawah hanya sebagian kecil untuk sekadar contoh. Menurut Tajuddin Al-Subki, seandainya disebut semua, niscaya hampir semua ulama madzhab empat mengikuti manhaj aqidah Asy’ariyah.[9]
Generasi pertama yang menganut Asy’ariyah adalah para ulama abad Keempat Hijriyah antara lain: Abu Bakar Al-Baqilani (wafat, 403 H), Abu Bakar bin Faurak (w. 406 H), Abu Hamid Al-Isfirayini (w. 406 H), Abu Ishaq Al-Isfirayini (w. 418 H), Abdul Qahir Al-Baghdadi (w. 429 H), Abul Qasim Al-Isfirayini (w. 452 H), Abu Bakar Al-Baihaqi (w. 458 H), Al-Khatib Al-Baghdadi (w. 463 H), Abul Qasim Al-Qusyairi (w. 465 H), Abul Muzhoffar Al-Isfirayini (w. 471 H), Abul Walid Al-Baji (w. 474 H), Abu Ishaq Al-Syairazi (w. 476 H), Abul Ma’ali Al-Juwaini (w. 478 H)
Ulama generasi kedua yang menganut Asy’ariyah adalah para ulama yang hidup pada abad kelima hijrah (abad ke-11 masehi) antara lain: Abu Hamid Al-Ghazali (wafat, 505 H), Abul Qasim Al-Anshari (w. 511 H), Ibnu Rusydi (w. 520 H), Abu Bakar Ibnul Arobi (w. 543 H), Al-Qadhi Iyadh (w. 544 H), Abul Fath Al-Syahrastani (w. 548 H), Ibnu Asakir (w. 571 H).
Ulama generasi ketiga yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad keenam hijriyah ( abad ke-12 masehi) antara lain: Fakhruddin Al-Razi (w. 606 H), Abul Qasim Al-Rofi’i (w. 623 H), Saifuddin Al-Amadi (w. 631 H), Ibnul Hajib (w. 646 H), Al-Izz bin Abdissalam (w. 660 H), Muhyiddin Al-Nawawi atau Imam Nawawi (w. 676 H), Nasiruddin Al-Baidhawi (w. 691 H).
Ulama generasi keempat yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad ketujuh hijriyah ( abad ke-13 masehi) antara lain: Ibnu Daqiq Al-Id (w. 702 H), Kamaluddin Al-Zamlakani (w. 727 H), Badruddin bin Jamaah (w. 733 H), Aduddin Al-Iji (w. 757 H), Taqiuddin Al-Subki (w. 771 H), Syamsuddin Al-Kirmani (w. 786 H), Sa’duddin Al-Taftazani (w. 793 H).
Ulama generasi kelima yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad kedelapan hijriyah ( abad ke-14 masehi) antara lain: Sirajuddin Al-Bulqini (w. 805 H), Zainuddin Al-Iraqi (w. 806 H), Ibnu Khaldun (w. 808 H), Al-Syarif Al-Jurjani (w. 816 H), Taqiuddin Al-Hishni (w. 829 H), Ibnu Hajar Al-Asqolani (w. 852 H), Muhammad bin Yusuf Al-Sanusi (w. 895 H).
Ulama generasi keenam yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad kesembilan hijriyah ( abad ke-15 masehi) antara lain: Syamsuddin Al-Sakhawi (w. 902 H), Jalaluddin Al-Suyuti (w. 911 H), Syihabuddin Al-Qastalani (w. 923 H), Zakariyah Al-Anshari (w. 926 H), Abdul Wahab Al-Sya’roni (w. 973 H), Ibnu Hajar Al-Haitami (w. 974 H).
Ulama generasi ketujuh yang mengikuti madzhab aqidah Asy’ariah adalah para ulama yang hidup pada abad kesepuluh hijriyah ( abad ke-16 masehi) antara lain: Syamsuddin Al-Ramli (w. 1004 H).
ini diketik langsung atau copas ? btw udah denger full ceramahnya ?
Ya akhi.. klo antum tau, Asya'irah baru mulai tersebar dr akhir abad ke 4 hijriyyah..
Dan pada 3 abad sebelumnya nama asya'irah itu tidak dikenal yg ada namanya ahlul kalam, dan asyairah baru mulai tersebar dr abad ke 5 hijriyyah.. dan bahkan kebanyakan ahlu khurasan adalah ahlu hadits sebagaimana yg disebutka imam abu zur'ah dan abu hatim ar razi.
Dan begitu pula ketahuilah bahwa timbangan kebenaran bukanlah dr kebanyakan.. tp kebenaran itu diukur dr alkitab dan as sunnah.
Adapun para ulama² yg antum sebut, maka mereka termasuk dr penolong² agama ini, tetapi mereka jg bisa benar dan salah.. dan kita memohon agar mereka diampuni kesalahan² mereka dan menerima amalan² mereka..
Amin
Aqidah Asy’ariyah
Konsep dan metode yang terdapat pada aqidah Asy’ariyah pada dasarnya sudah ada dan diikuti oleh generasi salafus soleh, yakni generasi Sahabat, Tabi’in dan Tabi’it Tabi’in. Namun konsep ini disusun secara lebih terstruktur oleh Abul Hasan Al-Asy’ari dan para ulama Aswaja setelahnya.[3] Siapa Abul Hasan Al-Asy’ari?
Abul Hasan Al-Asy’ari lahir di Basrah Irak pada tahun 260 H/874 M. Ia memulai belajarnya di kota kelahirannya ini sebelum melanjutkan studi ke Bagdad dan tinggal di kota ini sampai wafatnya pada tahun 324 H/936 M.
Pada awal hidupnya ia mengikuti madzhab Muktazilah, lalu bertaubat dan kembali ke madzhab Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yakni madzhab Salaf dan membebaskan diri dari pandangan yang dianut Mu’tazilah seperti pendapat bahwa Al-Quran itu makhluk dan bahwa pelaku dosa besar itu berada di tempat di antara dua tempat (surga dan neraka)
Abul Hasan Al-Asy’ari dikenal luas ilmunya dan dalam wawasannya. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya karya tulisnya di berbagai bidang studi Islam. Abu Ishaq Al-Isfirayini, seorang ulama madzhab Syafi’i yang masyhur, menyatakan: “Aku dibanding Syekh Abul Hasan Al-Bahili bagaikan setitik buih di lautan. Aku mendengar Abul Hasan Al-Bahili berkata, ‘Aku dibanding Syekh Abul Hasan Al-Asy’ari bagaikan setitik buih di pantai.”[4]
Imam Ahlussunnah Wal Jamaah
Ketinggian ilmunya juga bisa dimaklumi dari banyaknya ulama dari berbagai generasi yang mengikuti madzhabnya. Dan itu menjadi bukti atas kebenaran aqidah Asy’ariyah. Dalam sebuah hadits yang masyhur, Rasulullah bersabda: “Umatku tidak akan berkumpul dalam kesesatan”[5] Dalam mengomentari hadits ini, Al-Sindi menjelaskan: “Umatku tidak akan bersepakat dalam kesesatan maksudnya dalam kekufuran, atau kefasikan atau kesalahan dalam berijtihad.”[6] Dengan kata lain umat Islam tidak akan bersepakat dalam suatu pandangan aqidah atau ijtihad hukum yang salah. Justru, apabila umat sepakat atas suatu ijtihad maka kesepakatan itu menjadi dalil atas kebenarannya karena umat tidak akan sepakat dalam kesesatan. Lanjutan hadits ini menyatakan: “Apabila kalian melihat perbedaan, maka ikutilah al-sawad al-a’zham.”[7]
Nabi bersabda dalam lanjutan hadits ini: “Apabila kalian melihat perbedaan, maka ikutilah al-sawad al-a’zham.” Siapa yang dimaksud al-sawad al-a’zham? Al-Sindi menjelaskan: Yaitu golongan muslim yang banyak. Kesepakatan mereka mendekati pada ijmak. Imam Suyuti mengatakan yang dimaksud as-sawad al-a’zham adalah mayoritas umat yang sepakat pada jalan yang lurus. Hadis ini menunjukkan anjuran untuk mengamalkan pandangan mayoritas (ulama).[8]
Dengan demikian, maka Abul Hasan Al-Asy’ari sebagai pelopor dari konsep aqidah tauhid Asy’ariyah sudah sewajarnya disebut sebagai Imam Ahlussunnah Wal Jamaah dan bahwa aqidah Asy’ariyah adalah aqidah yang benar. Karena, aqidah ini diikuti oleh mayoritas para ulama (as-sawadul a’zham) yang memiliki otoritas tinggi dalam berbagai bidang dan dari berbagai madzhab fikih seperti Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.
Irwansyah Irwan penjelasan hasil copypaste nya udah panjang melenceng lagi... Hahaha udah gitu hadist nya palsu 😅 #miris
mahendra jasukma ... Haaaaaa
MENURUT AL-QUR`ÂN, KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK BERADA DI ATAS JALAN LURUS
Melalui beberapa ayat, justru al-Qur`ân yang merupakan pedoman hidayah umat Islam mencela jumlah manusia yang mayoritas dan memberitahukan bahwa kebanyakan manusia berada dalam kesesatan dan kebatilan. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ﴿١١٦﴾ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allâh). Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. [al-An’âm/6:116-117].
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah mengatakan, “(Dalam ayat ini) AllâhTa’ala mengabarkan kondisi kebanyakan penduduk muka bumi dari anak keturunan Adam, sesungguhnya (mereka berada) dalam kesesatan”. [Tafsîru al-Qur`ânil-‘Azhîm, 3/322].
Dan Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ
Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikit lah mereka ini. [Shâd/38:24].
Baca Selengkapnya : almanhaj.or.id/4303-jumlah-banyak-bukan-barometer-kebenaran.html
@@javiermaman6942 Memang benar Al Qur'an merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mau mengambil sebagai petunjuk, ini kenyataan saja, tidak ada hubungannya dg yg anda persoalkan, jadi sebagai petunjuk manusia, bisa jadi yg mengambil petunjuk sedikit bisa jg banyak, justru disini bukti kemukjizatan Al Qur'an kok sudah mengetahui, yaitu karena Alloh yg Maha Mengetahui, dan yg dapat mengambil pelajaran hanyalah orang-orang yg mendapat petunjuk.
Bagaimana mungkin org yg lebih dahulu wafat mengikuti org yg setelah nya? Para sahabat mengikuti aqidah asy ariyyah?
Mantap,ahlussunnah waljamaah
SADAR LAH WAHAI UMAT ISLAM....Banyak Yg Mengaku Beriman, HANYA MENGAKU krn merasa pandai Membaca Qur'an tafsir dan Hadist tp tdk Faham Maksudnya, padahal belum beriman kategori Al Quran, spt surat Al Hujarat : 14, ayat ini menerangkan Bahwa dri zaman Nabi dulu yg hanya mengaku beriman sdh banyak, di karenakkan blm tau ilmu Hati atau Qalbu, cb tanya diri kita masing2 udh tau blm apa itu Qalbu? Di mana letak Qalbu? Apa Rahasia nya Qalbu? Siapa yg bisa membuka dan menyampaikan Qalbu ini? Jika blm bs jawab, itu artinya blm termmasuk beriman, BARU MENGAKU BERIMAN SAJA, sedangkan Al Quran itu hanya di mengerti oleh orang yg sdh Mutaqin, zalikal kitabularai bafi hi hudalil Mutaqin, yg blm level Mutaqin jgn coba2 kupas2 Al quran, cukup pelajari saja dlu, krn nnti kl coba2 hanya jd Dongeng...
Hakekat=takwil
Makrifat=tafwid
Jlnnya ahlulbatil buatan yhudi
@@ibnuachmadi298 tlg kasih tau saya, nabi mu Ahmad atau Muhammad? Kenapa syahadat mu pakai Muhammad? Dalam surat Ash Shaff ayat 6, utusan setelah Nabi Isa itu Ahmad. Yg bener gmn? Tolong ajari saya, bgmn maksud ada ahmad tp jadi muhammad, kl salah ya salahnya dmn, kl bener gmn cara benerin nya,
bismillahi
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته...
admin, untuk kajian ba'da maghrib lanjutannya, sudah diuploadkah?
syukron
Ijin download
1:11:45 jejak
Izin download videonya
ini lanjutannya ada ga?
SYEIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH MENILAI ASY'ARIYAH
وَالْعُلَمَاءُ أَنْصَارُ فُرُوعِ الدِّينِ وَالْأَشْعَرِيَّةُ أَنْصَارُ أُصُولِ الدِّينِ .
“Para Ulama adalah pembela ilmu-ilmu agama, sedang Al Asy’ariyyah adalah pembela dasar-dasar agama (Ushulud Diin) “ (Majmu’ Al Fataawa Ibnu Taimiyah, vol. 4, hlm. 16)
Tp syg sekali, ada kaum jaman now yg menolak Asy'ariah. Waktu diperiksa pemahaman Aqidahnya juga tidak ada dalam Qur'an dan Hadits.
Itulah kehebatan bliau, hingga bliau di tarik ke semua golongan,
Hingga sampe" membuat dusta semacam ini
Klo cantumin pendapat jangan sepotong²..
Antum ngak cantumin dr kitab beliau di risalah tadmuriyyah begitu pula di kitab beliau dar-u at ta'arudh tentang asyairah...
Begitu pula bantahan² beliau dalam fatwa²nya..
Ooo
Oooo
ok
Sifat 20 (duapuluh) ternyata bkn bersumber dari ajaran Abu Al Hasan Al Asy'ari, tetapi disusun oleh "Syaikh Muhammad bin Yusuf As Sanusi" melalui kitabnya yg berjudul "Umm Al Barahin" (Aqidah Sughra). Beliau lahir di Tilimsan Al Jazair (833 H - 895 H atau 1427 M ,- 1490 M). Dlm pelajaran Sifat 20,khusus ttg kepercayaan kpd Allah dan Rasul menggunakan HUKUM AKAL yg terbagi dlm 3 kategori yaitu "Wajib, Mustahil dan Ja'iz". Menurut para pengkaji penggunaan hukum ini, dipengaruhi oleh DIALEKTIKA YUNANI dan LOGIKA ARISTOTELES. Tauhidnya adalah ILMU KALAM dan biasanya dibagi menjadi tauhid zat, tauhid sifat dan tauhid afal. Kalau dipelajari tauhid Asy'ariyah Muta'akhkhir ini banyak sekali penyimpangannya dgn Aqidah Abu Hasan Al Asy'ari (260 H - 324 H). Dan bkn disini penjelasannya. Kitab beliau yg teakhir yg beraqidah Salaf adalah : 1.Maqalat al Islamiyyin 2 .Al Ibanah 3Al Luma.
Hadeh....beginilah jadinya kl yg didengerin cuma firanda cs....anda nyebut2 kitabnya imam asyari tapi sudah pernah dibaca sendiri lom kitabnya? Kl sudah pernah baca pasti anda ga akan komen di atas....
do'a kan kami sempat membaca 3 kitab tersebut supayah jelas kita bisa memberikan pemahaman kepada orang yg memahami aqidah menyimpang. amin
@Adam Shihab saya tantang anda....kl saya ambil satu kutipan dari kitabnya imam asyari yg disebut di atas...berani ga anda menerima kutipan tersebut dan membenarkannya?
@@mas4322 saya tantang anda....kl saya ambil satu kutipan dari kitabnya imam asyari yg disebut di atas...berani ga anda menerima kutipan tersebut dan membenarkannya?
sy ingin sekali hadir d majlis beliu, dimana saya bisa berjumpa, saya di Jakarta, Ulujami cipulir
beliau beberapa kali mengisi kajian di masjid nurul iman jalan pos pengumben
+Nabil Kuddah masyaallah...Deket dong :( saya ngak tauuu... tolong dong kalo ad yg tau jadwal dimana ustd firanda ad kajian... saya mau dataaaang...mau liat langsung beliau.... mohon bantuannya T_T
Up
Assalamu'alykum.
Min, untuk kajian ustadz Firanda di Solo apa cuman pas hari sabtu kemarin?
Syukran.
Walaikumussalaam
Afwan akhi minta link kajian ba'da magribnya.
Lanjutannya yang Ba'da Magrib mana?
Ana kurang tau ya bliau sengaja/engga tp ana sring lihat peci bliau sllu miring 😅.. ada yg sll noticed ini ?
Beliau sama dengan Guru Beliau Ust Abu Saad Rahimahullah
@@tezarnugraha2810 sengaja dimiringkan ?
Menurutku karena pakenya peci yg ga begitu melar, dan ketika memakainya tidak selalu lihat kaca. Dan itu bisa membuat peci jadi miring. Contoh kasusnya ya saya sendiri yg punya peci masih kenceng ga kendor
Dan juga seperti itu, lebih kecil
Mantul 0
yg di samping ust firanda ada ust ahmad zainuddin lc ?
Benar akhi
Ukuran Orang Islam Beriman itu kl sdh Dapat ilmu Qalbu / Hati tentang ke Meng Esakan Allah, kl belum dpat itu berarti baru mengaku Beriman, Bacar Al Hujarat : 14. SADAR... SADAR...SADAR... STOP JD PENDONGENG AGAMA.
Jangan seperti itu.urusan peci itu dipersoalkan .enti siapa.enti Dr, atau prof. Atau lebih tinggi ilmu dari pada beliu.enti belajar dulu lebih banyak supaya anda berkomen lebih sopaaaaaaan
Masya Allah.. benar kata seorang ulama asy'ariah. Saat akan belajar aqidah, maka sudah harus baik akhlaknya. Karena saat membahas aqidah akan bermunculan orang-orang yang mengeluarkan kata-kata tak sopan bagi lawan bicaranya. Naudzubillah...
Orang-orang ini mengedepankan emosinya dibanding ajaran Islam tentang akhlak yang baik. Padahal surga jaminannya bagi orang-orang yang menghindari debat.
Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar
Yg dimaksud " orang" ini " siapa yaa ?
Tdk ada yg mengedepankan emosi..semua mengutamakan dalil dan nash berdasarkan pemahaman sholafus sholeh.. at taubah : 100 dan ali imran : 31
Betul, contohnya seperti Pak Arrazy, sudah aqidahnya menyimpang, akhlak dan tutur katanya sangat kasar pula, dengan orang tua juga tidak merendahkan diri, Allahulmusta'an
ANDA 'ALIM BIDANG AGAM. TP.SAYANG CUKUP BANYAK ORANG MERENDAHK ENGKAU. DAN ITU TDK ANEH. DN KU YAQIN, ANTUM BISA BRSABAR. SBB ANTUM.BUKAN USTAD BIASA, TP MUMPUNI. BAAROKALLOH FIIKUM. HT(rlt. AGAMA ).
Kalo saya lebih percaya dengan apa yang disampaikan oleh Imam Az-Zabidi dan Imam Ibnu Hajar, serta syeh ibnu taimiyah, meskipun dalam hal ini syeh ibnu taimiyah berbeda pandangan dengan asy'ariah, akan tetapi beliau tetap memuji Asy'ariah sebagai pembela ushuludin (pokok2 agama)....jelas mereka semua itu kalo di bandingkan dengan yg ceramah di atas ibarat langit dan bumi....keilmuwan mereka sudah diakui penjuru dunia...sementara yg ceramah ??...yang jelas fans2 nya yg fanatik mengakuinya.. ^_^ ...
al-Imam al-Hafizh as-Sayyid Murtadla az-Zabidi dalam kitab Ithaf as-Sadah al-Muttaqin Bi Syarh Ihya’ ‘Ulumiddin, menuliskan:
إذَا أُطْلِقَ أهْلُ السُّنّةِ وَالجَمَاعَةِ فَالمُرَادُ بِهِمْ الأشَاعِرَةُ وَالمَاتُرِيْدِيَّة
“Jika disebut Ahlussunah Wal Jama’ah maka yang dimaksud adalah al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah” .
Maaf saya tidak mau mengambil perkataan Doktor Firanda dalam hal ini yaa....
beliau (Firanda) bukan membuat konsep aqidah baru , tapi hanya menjelaskan secara ilmiyah Aqidah Asy ariyah yg di akhir hidupnya kembali ek Aqidah salafus shaleh dapat di buktikan di kitabnya al-Ibanah) dan murid murid terdekatnya.. bahkan Syek Abdul Qadir al-Jilani (Jaelani) juga tidak beraqidah asy ariyah.
Astagfirullah..Wa Atubu Ilaih.. WAULLAHUA'ALAM BISSAWAB. WAHAI KAMU SAUDARA2KU BERDUA!..skian 👆🏽👍🏼🕋✅
()
Mantap ilmunya ustadz. Teruslah menjelaskan tauhid kepada umat. Terima kasih ustadz
Mumtaz
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Bisa disampaikan kepada ust. Firanda
Saya ada pertanyaan dari teman saya, Mengapa ust. Firanda Tidak memelihara jenggot?
Beliau hanya dikaruniai Allah Ta'ala beberapa helai jenggot saja dan dipelihara dengan baik.
subhanallah... spertinya yg nanya nyari2 kekurangannya
msih bnyak ustadz2 yg qodarullah tdk memiliki jenggot yg lebat bahkan tdk sama sekali..
apakah kita hrus curiga kalau beliau2 itu tdk mengamalkan sunnah?
SUNNAH TENTANG JENGGOT ITU "DIBIARKAN" BUKAN "DITUMBUHKAN"... WALLAHU A"LAM
it's genetic. suami sy jg ga tumbuh jenggot,kumis, bahkan bulu kaki. so please,ga usah nyari2 kekurangan org .
setau ana ust firanda mau memelihara jenggot tpi ea mau gimana lagi klo gak tumbuh....
Saya kenal pemahaman beliau ini😛😜😝
كيف حالك
ustadz firanda itu jenggotnya gak tumbah,, sama ana juga..penginnya melihara jenggot tapai mw gimana lagi gak tumbuh..
tumbuh kok akhi, saya yang melihat ketika kajian didepan
klo blm mampu memahami perbedaan aqidah ini, ikuti yg mayoritas. Mayoritas di dunia, bukan di saudi. aqidah mayoritas itu memakai metode sifat 20, bukan memakai pembagian tauhid/tri tauhid. tidak ada salaf yg menyatakan kaum musyrik mengimani tauhid rubbubiah saja, tak perlu muter dalih menyatukan... gitu aja....
bukan mayoritas yg hrs diikuti. tp yg mengikuti ajaran rasul dan sahabatnya yg hrs diikuti. wong dr 73 golongan hny 1 yg selamat. itu sih minoritas.
Apa yg susah dengan mengikuti Allah dan rasullNya
Betul sesuatu itu dimulai dari hati yaitu niat kita, jadi siapakah yg ikuti dalam hati kita Alloh dan RosulNya ataukah yg lainnya.
Niat dalam hati ini tidak bisa digantikan dengan alasan2 tertentu seperti kita mengikuti Alloh dan RosulNya kan lewat ulama, misalkan begitu, tetapi niat dalam hati untuk mengikuti Alloh dan RosulNya itu harus selalu ada ada, itulah yg dinamakan ketaatan.
Wallohu 'alam.
Gmn mw pintar bahasa arab tampa nahwu dan shoraf.. lahirnya bahasa arab yg tidak terstruktur. Nahwu syarat itu penting ustaz
Semoga ALLAH subhanahuwata'ala mengampuni dosa dosamu
صخر
APA SUSAHNYA sih ngaji pakai baju islami trus pakai peci.. buktikanlah wahai saudarku kalau anda benar2 pecinta sunnah!!
Hahahahah ngaku ahlussunnah wal jamaah pula sekarang. Kayak bunglon
Itu peci benerin dulu ,, sampe miring gitu , jgn dlu ilmu yg hrus di benerin itu peci aja dlu benerin ,, pake peci jg ada ilmunya , klo gk pake ilmu ya pasti salah dipakeny jg , gk enak dipandang mata jg ,, bgtupun ilmu klo diamalkn tidak pda tmpatnya pasti akan trlihat jg terdengar buruk .. itu gambaran kecil supaya kita intropeksi jg tafakur ..
Sudah berapa kali saya bilang sama pa ustad. Jangan lupa peci nya... Jangan sampe miring.
berarti asy'ariah menurut ustad apa? sesat kah? kafir kah? langsung aja ni
Kurniawan VPN tidak kafir tapi bodoh
@@abasambani8329 berani juga bilang bodoh antum wkwkw
Asy'ariyyah Adalah Sesat Dan Menyimpang,
Akan Tetapi Para Penganut Asy'ariyyah Masih Didalam Lingkaran Islam Dan Masih Dianggap Sebagai Muslim.
@@khairiah2489 sesat dan menyimpangnya sebelah mana
@@syamsularifin9532
(1) Mengingkari Keberadaan Allah Di Atas 'Arsy-Nya Yang Berada Di Atas Langit.
(2) Mengingkari Bahwa Allah Itu Berbicara Dengan Suara-Suara Dan Huruf-Huruf.
(3) Mengingkari Dan Menakwilkan Sebagian Sifat-Sifat Allah Seperti Wajah, Tangan, Ridha, Murka, Tertawa, Turun, Datang, Bersemayam, Dan Lain-Lain
KLO g perlu dibagi yaa g usah dibahas ap itu uluhiya rububiyah dast, aplgi nahwu soro,,yaa klo ceramah ya slikan aj sampaikan menurut and gt aj beres jg merembet ke keyakinan at ilmu tauhid ulama lain...
Pembagian hny utk memudahkan utk di pahami.
HP nya buatan kafir
Dalil hp mass haha
@@syamsularifin9532 asal janga : bukan kafir doa habis habisan..kafir kerja habi habisan 😁
komentar gak sesui dg namanya ????
@@GuideYouTheBest udah lama itu
HP bukan urusan agama, nabi juga pernah sewa baju perang sama org Yahudi, jd itu hanya sarana.
sesat
Ngawur orang ini....hati hati...
Alhamdulillah
Up
ok
Alhamdulillah