Berbakti kepada ayah bunda dan Silaturrahmi: Firman Allah SWT: QS. An-Nisa' 36 Dan Ayat-ayat, sebagai berikut: Qs. An-Nisa' 1 Qs. Ar-Ra'd 21 Qs. Al-Ankabut 8 Qs. Al-Isra' 23-24 Qs. Luqman 14 Dari Mas'ud, aku bertanya kepada Nabi SAW: "Amal perbuatan apakah yang paling disenangi Allah? Jawabnya: "Berbakti kepada kedua orang tua, sahutku: "Apa lagi? Jawabnya: "Jihad menegakkan agama Allah". (HR. Bukhari-Muslim). Dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda: "Balas budi seorang anak, tiada mencukupi kepada ayahnya, kecuali jika ayahnya tertawan / disandera menjadi budak, lalu ditebus dan dimerdekakan". (HR. Muslim). Dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka mulyakanlah tamunya, peliharalah hubungan sanak-saudara, serta berkatalah yang baik atau diamlah". (HR. Bukhari-Muslim). Dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda: "Bahwasannya Allah telah menciptakan mahkluk, hingga setelah selesai tegaklah rahim / hubungan persaudaraan, katanya: "Disinilah tempat kembali / berlindung kepada-Mu dari putus ikatan? Jawab Allah: "Ya, Belum puaskah kamu Aku akan menyambung orang yang menyambungmu, dan memutus orang yang memutuskan hubunganmu? Jawab Rahim: "Baiklah". Kata Allah: "Itulah bagianmu". Kemudian Sabda Nabi SAW: "Bacalah ayat 22 Surat Muhammad". (HR. Bukhari-Muslim). Inilah ayatnya: "Apakah kiranya jika kamu berkuasa, lalu berbuat bencana di atas bumi dan memutuskan Silaturrahmi? Mereka itulah yang dikutuki Allah, lalu Dia memekakkan mereka dan membuat buta penglihatan mereka". (Qs. Muhammad 22 - 23). Dari Abu Hurairah: "Seorang pria menghadap Rasul SAW dan bertanya: "Ya Rasul, siapa yang paling berhak kulayani sebaik-baiknya? Jawabnya: "Ibumu". Lalu siapa lagi? Jawabnya: "Ibumu". Lalu siapa lagi? Ibumu". Lalu siapa lagi? Jawabnya: "Ayahmu". Riwayat lain: Ditambah dengan: "Mereka yang dekat denganmu". Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: "Sungguh kecewa dan rendah di ulang 3X, orang yang mendapatkan kedua orang tua atau salah satunya (hidup) sampai tua, lalu ia tidak bisa masuk surga". (HR. Muslim). Dari Abu Hurairah, "Ada seorang pria bertanya: "Ya Rasul, aku punya famili dan aku berusaha menghubunginya, namun ia bersikeras memutuskan hubungan denganku, dan aku tetap berusaha baik dengannya, namun ia bahkan membalasnya dengan buruk, aku selalu sabar menghadapinya, sekalipun ia terus menerus menyakitiku. Kemudian beliau bersabda: "Jika pernyataanmu itu benar, maka seolah-olah kau mencaplokkan abu padanya, dan kau tetap ditolong Allah selama kau berbuat demikian". (HR. Muslim). Dari Anas, Rasul SAW bersabda: "Barang siapa senang rezekinya dilapangkan, dan diperpanjang umurnya, maka hendaklah suka bersilaturahmi". (HR. Bukhari-Muslim). Dari Anas, Abi Thalhah seorang dermawan terkaya di kota Madinah (sahabat Ahshar), dari perkebunan kurmanya. Diantara sekian luas dan banyaknya kebun kurma tersebut yang paling dia senangi ialah perkebunan kurma Bairuha yang letaknya di muka masjid, alkisah Rasul SAW senang sekali minum air jernih yang sumbernya berada di lokasi perkebunan Bairuha tersebut dan sewaktu ayat 92 surat Ali-Imran turun, Abu Thalhah menghadap beliau SAW, katanya: "Ya Rasul, sehubungan dengan turunnya ayat tersebut di atas, maka harta kekeyaanku yang paling kucintai yakni kebun Bairuha dengan ucapan Bismillah kusedekahkan agar menjadi tabunganku di sisi Allah, dan hal itu kupercayakan sepenuhnya kepadamu ya Rasul, terserahlah kepadamu akan diberikan kepada siapa saja sesuai dengan petunjuk Allah kepadamu. Lalu Rasul SAW bersabda: "Bagus sekali Abu Thalhah, itulah harta benda yang menguntungkan dan itulah harta benda yang berlaba besar, dan aku telah membuktikan kebenaran pernyataanmu itu, sedangkan menurut hematku akan lebih baik lagi jika harta itu kau sedekahkan kepada keluarga / famili terdekatmu. Sahut Abu Thalhah: "Baiklah ya Rasul, anjuranmu akan kulaksanakan sebaik-baiknya". Maka dengan segera Abu Thalhah membagikannya kepada famili terdekat dan saudara sepupunya". (HR. Bukhari-Muslim). Dari Ibnu Amr bin Ash: "Ada seorang pria menghadap Nabi SAW katanya: "Aku berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan berjihat mencari pahala dari Allah, lalu beliau SAW bertanya: "Apakah ada yang masih hidup dari salah seorang ibu-bapakmu? Jawabnya: "Masih hidup keduanya: "Ya, Sabdanya pula: "Hendaklah kau pulang saja kepada ibu-bapakmu, dan benahilah dirimu cara berbakti kepada keduanya". (HR. Bukhari-Muslim). Riwayat lain: Ada seorang pria mohon izin kepada beliau SAW untuk berjihat, lalu beliau bertanya: "Masih hidupkah kedua ibu-bapakmu? Jawabnya: "Ya". Kemudian Sabda beliau SAW: "Di dalam berbakti kepada kedua ibu-bapakmu memerlukan jihadmu". (HR. Bukhari-Muslim). Dari Ibnu Amr bin Ash, Nabi SAW bersabda: "Bukanlah yang dinamakan Silaturrahmi itu hanya sekedar membalas hubungan baik dari orang yang memulainya, namun lebih dari itu sewaktu famili / kawan yang tengah memutuskan ikatan persaudaraan, lalu disambung kembali". (HR. Bukhari). Dari Aisyah, Nabi SAW bersabda: "Rahim itu bergantung di Arsy, katanya: "Barang siapa berusaha menyambungku, maka Allah akan menyambungnya, dan barang siapa memutuskan sambungan denganku, maka Allah akan memutuskan pula sambungan dengannya". (HR. Bukhari-Muslim). Dari Maimunah Binti Harits, ia telah membebaskan budaknya tanpa sepengetahuan Nabi SAW, lalu saat beliau SAW bergilir kepadanya, ia berkata: "Tahukah anda bahwa aku telah membebaskan budakku ya Rasul? Jawabnya: Hal itu sudah kau laksanakan? Kata Maimunah: "Ya, sudah". Kemudian beliau bersabda: "Sebenarnya kau berikan saja kepada keluarga bibimu, pasti lebih besar lagi pahalamu". (HR. Bukhari-Muslim). Dari Abu Sufyan sewaktu ditanya oleh Raja Hiraklius: "Apa yang diserukan Nabi Muhammad kepadamu? Jawab Abu Sufyan: "Beliau SAW menyerukan supaya kamu berbakti, menyembah Allah Yang Tunggal, janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, tinggalkanlah segala bentuk tradisi kuno yang dikatakan nenek moyangmu, dan beliau SAW menyuruh kami menegakkan Shalat, berlaku benar dan jujur, beradab / sopan serta Silaturrahmi". (HR. Bukhari-Muslim). Dari Ayyub bin Zaid Al-Anshari: "Bahwasannya seorang pria mengajukan suatu pertanyaan, katanya: "Ya Rasul, sampaikanlah pelajaran kepadaku tentang amal yang bisa mengantarkan aku ke Surga dan menghindarkan diriku dari Naraka! Jawabnya : "Hendaklah kamu menyembah Allah dan jangan sekutukan Dia dengan suatu apapun, tegakkanlah Shalat, bayarlah zakat hartamu dan sambunglah Familimu terdekat". (HR. Bukhari-Muslim). Dari Salman bin Amir, Nabi SAW bersabda: "Ketika seseorang dari kamu berbuka puasa, sebaiknya berbuka dengan kurma, sungguh berkah di dalamnya, maka jika tiada kurma airpun boleh, karena ia suci. Dan Sabdanya pula : Yang artinya : "Shodaqoh kepada orang miskin berarti Shodaqoh satu kali (1x), namun kepada keluarga terdekat berarti dua kali (2x), yakni pertama pahala sedekah itu sendiri dan kedua pahala menyambung Tali Silaturrahmi". (HR. Turmudzi). Dari Amr Bin Abasah: "Aku pernah masuk ke rumah Nabi SAW sewaktu masih di Makkah yakni pada tahun awal kenabian. Aku bertanya: "Siapa dan apa kedudukanmu? Jawabnya: "Aku seorang Nabi. Lalu apa itu Nabi? Jawabnya: "Yaitu Allah telah mengutus aku. Lalu dengan apa Dia mengutusmu? Jawabnya: "Dia mengutusku supaya aku tetap menyambung Tali persaudaraan / kekeluargaan, dan membinasakan berhala, mentauhidkan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, dia sebutkan Hadits sampai sempurna".
Alhamdulilah ati adem dan tenang mirenggaken pengajian Abah Mugi Mugi di paringgi anyep atine amin😊
❤❤
😊😊
Kkm
Banyuwangi hadir yai...
repot5e5
Ngrumat wng tuo..berkah barokah .tiket surga ijazah surga .
Berbakti kepada ayah bunda dan Silaturrahmi:
Firman Allah SWT:
QS. An-Nisa' 36
Dan Ayat-ayat, sebagai berikut:
Qs. An-Nisa' 1
Qs. Ar-Ra'd 21
Qs. Al-Ankabut 8
Qs. Al-Isra' 23-24
Qs. Luqman 14
Dari Mas'ud, aku bertanya kepada Nabi SAW:
"Amal perbuatan apakah yang paling disenangi Allah? Jawabnya: "Berbakti kepada kedua orang tua, sahutku: "Apa lagi? Jawabnya: "Jihad menegakkan agama Allah".
(HR. Bukhari-Muslim).
Dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda: "Balas budi seorang anak, tiada mencukupi kepada ayahnya, kecuali jika ayahnya tertawan / disandera menjadi budak, lalu ditebus dan dimerdekakan".
(HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka mulyakanlah tamunya, peliharalah hubungan sanak-saudara, serta berkatalah yang baik atau diamlah".
(HR. Bukhari-Muslim).
Dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda: "Bahwasannya Allah telah menciptakan mahkluk, hingga setelah selesai tegaklah rahim / hubungan persaudaraan, katanya: "Disinilah tempat kembali / berlindung kepada-Mu dari putus ikatan? Jawab Allah: "Ya, Belum puaskah kamu Aku akan menyambung orang yang menyambungmu, dan memutus orang yang memutuskan hubunganmu? Jawab Rahim: "Baiklah". Kata Allah: "Itulah bagianmu". Kemudian Sabda Nabi SAW: "Bacalah ayat 22 Surat Muhammad".
(HR. Bukhari-Muslim).
Inilah ayatnya:
"Apakah kiranya jika kamu berkuasa, lalu berbuat bencana di atas bumi dan memutuskan Silaturrahmi? Mereka itulah yang dikutuki Allah, lalu Dia memekakkan mereka dan membuat buta penglihatan mereka".
(Qs. Muhammad 22 - 23).
Dari Abu Hurairah: "Seorang pria menghadap Rasul SAW dan bertanya: "Ya Rasul, siapa yang paling berhak kulayani sebaik-baiknya? Jawabnya: "Ibumu". Lalu siapa lagi? Jawabnya: "Ibumu". Lalu siapa lagi? Ibumu". Lalu siapa lagi? Jawabnya: "Ayahmu".
Riwayat lain:
Ditambah dengan:
"Mereka yang dekat denganmu".
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: "Sungguh kecewa dan rendah di ulang 3X, orang yang mendapatkan kedua orang tua atau salah satunya (hidup) sampai tua, lalu ia tidak bisa masuk surga".
(HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah, "Ada seorang pria bertanya: "Ya Rasul, aku punya famili dan aku berusaha menghubunginya, namun ia bersikeras memutuskan hubungan denganku, dan aku tetap berusaha baik dengannya, namun ia bahkan membalasnya dengan buruk, aku selalu sabar menghadapinya, sekalipun ia terus menerus menyakitiku. Kemudian beliau bersabda: "Jika pernyataanmu itu benar, maka seolah-olah kau mencaplokkan abu padanya, dan kau tetap ditolong Allah selama kau berbuat demikian".
(HR. Muslim).
Dari Anas, Rasul SAW bersabda: "Barang siapa senang rezekinya dilapangkan, dan diperpanjang umurnya, maka hendaklah suka bersilaturahmi".
(HR. Bukhari-Muslim).
Dari Anas, Abi Thalhah seorang dermawan terkaya di kota Madinah (sahabat Ahshar), dari perkebunan kurmanya. Diantara sekian luas dan banyaknya kebun kurma tersebut yang paling dia senangi ialah perkebunan kurma Bairuha yang letaknya di muka masjid, alkisah Rasul SAW senang sekali minum air jernih yang sumbernya berada di lokasi perkebunan Bairuha tersebut dan sewaktu ayat 92 surat Ali-Imran turun, Abu Thalhah menghadap beliau SAW, katanya: "Ya Rasul, sehubungan dengan turunnya ayat tersebut di atas, maka harta kekeyaanku yang paling kucintai yakni kebun Bairuha dengan ucapan Bismillah kusedekahkan agar menjadi tabunganku di sisi Allah, dan hal itu kupercayakan sepenuhnya kepadamu ya Rasul, terserahlah kepadamu akan diberikan kepada siapa saja sesuai dengan petunjuk Allah kepadamu. Lalu Rasul SAW bersabda: "Bagus sekali Abu Thalhah, itulah harta benda yang menguntungkan dan itulah harta benda yang berlaba besar, dan aku telah membuktikan kebenaran pernyataanmu itu, sedangkan menurut hematku akan lebih baik lagi jika harta itu kau sedekahkan kepada keluarga / famili terdekatmu. Sahut Abu Thalhah: "Baiklah ya Rasul, anjuranmu akan kulaksanakan sebaik-baiknya". Maka dengan segera Abu Thalhah membagikannya kepada famili terdekat dan saudara sepupunya".
(HR. Bukhari-Muslim).
Dari Ibnu Amr bin Ash: "Ada seorang pria menghadap Nabi SAW katanya: "Aku berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan berjihat mencari pahala dari Allah, lalu beliau SAW bertanya: "Apakah ada yang masih hidup dari salah seorang ibu-bapakmu? Jawabnya: "Masih hidup keduanya: "Ya, Sabdanya pula: "Hendaklah kau pulang saja kepada ibu-bapakmu, dan benahilah dirimu cara berbakti kepada keduanya".
(HR. Bukhari-Muslim).
Riwayat lain:
Ada seorang pria mohon izin kepada beliau SAW untuk berjihat, lalu beliau bertanya: "Masih hidupkah kedua ibu-bapakmu? Jawabnya: "Ya". Kemudian Sabda beliau SAW: "Di dalam berbakti kepada kedua ibu-bapakmu memerlukan jihadmu".
(HR. Bukhari-Muslim).
Dari Ibnu Amr bin Ash, Nabi SAW bersabda: "Bukanlah yang dinamakan Silaturrahmi itu hanya sekedar membalas hubungan baik dari orang yang memulainya, namun lebih dari itu sewaktu famili / kawan yang tengah memutuskan ikatan persaudaraan, lalu disambung kembali".
(HR. Bukhari).
Dari Aisyah, Nabi SAW bersabda: "Rahim itu bergantung di Arsy, katanya: "Barang siapa berusaha menyambungku, maka Allah akan menyambungnya, dan barang siapa memutuskan sambungan denganku, maka Allah akan memutuskan pula sambungan dengannya".
(HR. Bukhari-Muslim).
Dari Maimunah Binti Harits, ia telah membebaskan budaknya tanpa sepengetahuan Nabi SAW, lalu saat beliau SAW bergilir kepadanya, ia berkata: "Tahukah anda bahwa aku telah membebaskan budakku ya Rasul? Jawabnya: Hal itu sudah kau laksanakan? Kata Maimunah: "Ya, sudah". Kemudian beliau bersabda: "Sebenarnya kau berikan saja kepada keluarga bibimu, pasti lebih besar lagi pahalamu".
(HR. Bukhari-Muslim).
Dari Abu Sufyan sewaktu ditanya oleh Raja Hiraklius: "Apa yang diserukan Nabi Muhammad kepadamu? Jawab Abu Sufyan: "Beliau SAW menyerukan supaya kamu berbakti, menyembah Allah Yang Tunggal, janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, tinggalkanlah segala bentuk tradisi kuno yang dikatakan nenek moyangmu, dan beliau SAW menyuruh kami menegakkan Shalat, berlaku benar dan jujur, beradab / sopan serta Silaturrahmi".
(HR. Bukhari-Muslim).
Dari Ayyub bin Zaid Al-Anshari: "Bahwasannya seorang pria mengajukan suatu pertanyaan, katanya: "Ya Rasul, sampaikanlah pelajaran kepadaku tentang amal yang bisa mengantarkan aku ke Surga dan menghindarkan diriku dari Naraka! Jawabnya : "Hendaklah kamu menyembah Allah dan jangan sekutukan Dia dengan suatu apapun, tegakkanlah Shalat, bayarlah zakat hartamu dan sambunglah Familimu terdekat".
(HR. Bukhari-Muslim).
Dari Salman bin Amir, Nabi SAW bersabda: "Ketika seseorang dari kamu berbuka puasa, sebaiknya berbuka dengan kurma, sungguh berkah di dalamnya, maka jika tiada kurma airpun boleh, karena ia suci. Dan Sabdanya pula :
Yang artinya :
"Shodaqoh kepada orang miskin berarti Shodaqoh satu kali (1x), namun kepada keluarga terdekat berarti dua kali (2x), yakni pertama pahala sedekah itu sendiri dan kedua pahala menyambung Tali Silaturrahmi".
(HR. Turmudzi).
Dari Amr Bin Abasah: "Aku pernah masuk ke rumah Nabi SAW sewaktu masih di Makkah yakni pada tahun awal kenabian. Aku bertanya: "Siapa dan apa kedudukanmu? Jawabnya: "Aku seorang Nabi. Lalu apa itu Nabi? Jawabnya: "Yaitu Allah telah mengutus aku. Lalu dengan apa Dia mengutusmu? Jawabnya: "Dia mengutusku supaya aku tetap menyambung Tali persaudaraan / kekeluargaan, dan membinasakan berhala, mentauhidkan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, dia sebutkan Hadits sampai sempurna".
Lamongan nderek ngaos Yai,,,mantaaap Yai ingkang dipun sapekaken🤲🤲❤️
P
p11
Halo
Mabruk 8:57