Emang metode buku sakti memang sesuai dengan judulnya...dari varietas cabe bisa untuk semua tanaman ..satu kata buat buku sakti dan sang owner TOP BGT......
MasyaAllah Alhamdulillah dapat ilmu lagi, dari sahabat seniman pertanian, Jangan Pelit sama tanaman, maka tanaman akan memberikan hasil terbaiknya untuk kita. Semoga Pak Kyai sehat selalu dan tanamannya tumbuh subur berbuah lebat sehat dan penuh manfaat. Aamiin
Alhadulillah, dari pada bikin food estate, mendingan dorong agar semua warga negara Indonesia harus punya rumah dengan luas tanah (halaman) seluas 500m2-1000m2. Dengan begitu bisa: 1. Beternak ayam petelur sekitar 8-16 ekor (2 jantan) di kandang batre. 2. Beternak kambing susu/etawa 4-6 ekor (1 jantan) di kandang panggung. Siapkan freezer (bakal over produksi). 3. Beternak kelinci 4-6 ekor 2 jantan di kandang panggung (jika maksa mau rutin nyate/sop/steak daging merah). 4. Beternak ikan 2-4 kolam dari fiber/terpal ukuran minimal 1-2-3 m2 (syukur2 bisa pake sistem Bioflok/Ras). Usahakan dasar kolam lebih tinggi dari tanah biar mudah dan murah pas menjernihkan air kolam (dan biar enteng pas ambil air dasar kolam buat pupuk gratisan dan untuk siram tanaman yg bebas klorin). 5. Tanam (dahulukan 3 bln sebelum ternak datang) untuk pakan ayam, kambing, ikan, & kelinci (azolla, lemna, wolffia untuk ikan kecil, sedankan talas, ketela, kelor, daun pepaya, rumput odot untuk kambing, ayam, dan kelinci, dan ikan besar). Pakan ikan/ayam (azolla, lemna, dan wolffia ready dimakan 2 minggu setelah tanam). 6. Tanam sayuran (bisa hidroponik 4-6-10 meter persegi dan tapot) untuk dapur (kangkung, bayam, kol, cabe, dll). 7. Tanam buah2an yg tidak musiman (papaya California karena mudah berbuah, pisang cavendish karena tahan hama, sedangkan sawo, jambu, anggur, & jeruk buat variasi sehingga terkesan mewah wkwkwk). 8. Dengan begitu, tak punya pekerjaan dengan penghasilan besar pun atau lagi nganggur akibat di-PHK pun, tiap hari masih bisa makan salad/sayuran, omellete/telur, bisa nyate/Sop/Steak daging merah secara rutin, minum susu murni + jus buah, fruit platter (potongan buah2an), makan daging (ikan) bakar/ungkep/bumbu kuning/balado dll secara berkelanjutan sepuasnya. Plus kalo dihitung secara moneter, keluarga mereka tak akan pernah masuk kategori miskin, baik dalam standar eropa/amerika sekalipun, apalagi dalam standar miskin versi BPS Indonesia, alias jadi jutawan dengan sendirinya tanpa khawatir dipecat dari tempat dia berkerja / tanpa khawatir usahanya bangkrut karena tidak laku. 9. Kalo sudah begini, maka semua rumah tangga warga negara Indonesia yg menerapkan sistem ini akan merdeka / mandiri (Omah Perdikan/homestead) sebagaimana diamanatkan UUD tanpa perlu menyuap, menyogok, ataupun nyari proyek di apbn/apbd. Tanpa perlu sekolah kelamaan / tanpa perlu menghabiskan waktu dari PAUD sampe S1 yg minimal butuh 18 tahun hanya untuk kemudian melamar pekerjaan buat jadi karyawan/buruh. Sementara kalo kita 18 tahun bertani / beternak Homestead pasti jadi super expert tanpa menghabiskan uang subsidi pupuk triliunan rupiah, subsidi bibit triliunan rupiah, subsidi makan gratis puluhan triliun rupiah, dll. Apalagi kita tau di negara manapun maksimal hanya 15% saja yg akan jadi pengusaha, sisanya lebih dari 85% ya jadi karyawan/buruh. 10. Jadi daripada pada akhirnya mayoritas anak didik pada akhirnya cuma akan menggunakan ilmu calistung + plus berprilaku yg baik saja seumur hidupnya, maka akan lebih efisien dan efektif jika mayoritas memilih 18 tahun bertani / beternak Homestead / Omah Perdikan karena pasti jadi super expert, hidup mandiri, dan sekaligus pasti kaya tanpa menghabiskan uang subsidi pupuk triliunan rupiah, subsidi bibit triliunan rupiah, subsidi makan gratis puluhan triliun rupiah, dll. Pola di atas problem utamanya adalah: 1. Jika ada kejadian tak terduga, khususnya sakit (tapi saat ini BPJS sudah sangat membantu) 2. Masalah di energy/listrik. Agak berat kalo harus pake tenaga matahari karena masih mahal dan harus pakai batre jika mau stabil, apalagi kalo tenaga angin selain mahal juga sangat tidak stabil kalo skala rumahan. 3. Akan sangat tergoda untuk meningkatkan skala dari pemenuhan untuk kebutuhan sehari-hari ke perdagangan / mencari untung (untuk memenuhi kebutuhan / tepatnya keinginan level tersier ke atas. Alias tergoda dari hidup merdeka ke konsumerisme) setelah tau betapa mudahnya mencari rezeki dari Allah di Indonesia kalo hanya untuk memenuhi (mayoritas) kebutuhan sehari-hari sepuasnya. Indikasi keberhasilan sistem ini adalah jika si rumah tangga hanya pergi ke pasar dalam frekwensi maksimal 1 kali saja dalam 3-4 minggu. Tentu saja pola ini kalo sekaligus memang berat (khusus di aspek penyediaan lahan), tapi bisa dimulai dengan yg terjangkau. Misalnya dirumah yg sekarang: 1. Memelihara ayam petelur dgn sistem batere 4 ekor (full betina) + 2 betina etawa 2. 2 kolam ikan pake drum plastic air bekas 1 meter kubik dengan sistem Ras 3. Menanam sayuran hidroponik sendiri yg nempel full bidang dinding depan dan belakang rumah. 4. Menanam 4 Pohon Pepaya California, 2 pohon sawo, 2 pohon tomat. Pola ini tantangannya dipenyediaan pakan baik untuk ayam, kambing, dan ikannya karena kalo rumahnya kecil apalagi kalo tak ada sumber pakan gratis, maka rintisan ini agak berat. Tapi apapun itu, segera lah memulai merintis homestead/omah perdikan, dan usahakan jangan terlalu jauh dari kota dan usahakan memiliki akses ke jalur jalan kendaraan roda 4. Dari sisi Negara sudah pasti akan diuntungkan oleh sistem homestead / omah perdikan ini: 1. Keuangan negara tak akan lagi tertekan oleh import sembako, tanaman bumbu dapur, import bbm yg nilainya hampir 300 juta dollar tiap tahun karena banyak orang bisa bekerja dirumah dan tak tergantung harus bergerak pake subsidi bbm. 3. Keuangan negara tak akan lagi tertekan oleh keharusan membagikan bantuan tunai yg nilainya triliunan tiap tahun (sejak covid sampai saat ini sudah mencapai 400 triliun), bantuan makan gratis yg nilainya bakal puluhan triliuan pertahun, pembayaran tagihan bpjs yg saat ini sudah menunggak 6 triliunan akan menurun drastis karena akan banyak penyakit yg dipicu oleh obesitas dan makanan olahan hilang dari list utama pasien2 bpjs, dll. 4. Negara juga terbantu dalam melaksanakan tugas yg diamanatkan konstitusi untuk mensejahterakan rakyatnya, menjaga kemandirian bangsa dari kendali asing gara2 utang sana sini ribuan triliuan (sekarang sudah mencapai 10.000 triliun lebih dengan bunga pertahun yg harus dibayarkan mencapai 1000 triliun) 5. Pola ini tak akan menyingkirkan industri pertambangan, industri manufaktur, telekomunikasi, dll bahkan industri apparel pun tak akan terganggu. Kita semua tetap membutuhkan mereka. 6. Harus diingat pula diseluruh dunia, yg berstatus pengusaha itu tak pernah lebih dari 15% dari total penduduk. Sisanya jadi karyawan. Jadi negara harus fokus gimana caranya agak 85% warga negaranya tak kelaparan pas di PHK, tak dagang daging pas nganggur, tak mencuri pas kena layoff massal. 7. Juga teori bisnis mengatakan setiap jenis usaha akan mengalami masa sunset, masimal 7-10 tahun akan bangkrut. Untuk itu semua karyawan harus siap2 di PHK karena industri apapun akan bangkrut pada akhirnya. Itu sebabnya unilever dll kerjaannya mengakuisisi, supaya bisa tumbuh secara anorganik, karena mereka tau dan mereka sudah mengalami berbagai pabriknya akan bangkrut pada waktunya. 8. Negeri ini tak pernah mendapatkan pajak yg besar dari mayoritas penduduknya yg rata2 malahan, pas tax ratio naik pun, sesungguhnya tak berkontribusi banyak pada pajak karena mayoritas rakyat memang tak mencapat tresshold untuk membayar pajak dalam angka yg signifikan. Mayoritas orang2 inilah yg harus memulai pola rumah perdikan/homestead. 9. Secara GDP memang jadi tak mudah untuk menghitungnya, karena kita tau 50% GDP datangnya dari sektor konsumsi. Tapi tak mudah bukan berarti tak bisa dihitung. 10. Saya tak berpretensi super tahu, tapi toh saat ini 60% rakyat kita masih miskin padahal sistem pasar yg sudah berlaku 70 tahun lebih tak terbukti bisa mensejahterakan mereka. Saya tak anti sistem pasar atau ekonomi uang, tapi kalo sudah puluhan tahun tak terbukti, harusnya kasi kesempatan sistem lain untuk juga hidup berdampingan. Catatan kecil: Dari cuma nanam 4-6 pepaya california hasil rekayasa IPB, pasti bingung gimana cara menghabiskan buahnya. Belum lagi buah2 non musiman yg lain. Dari menebar 150-300 ikan nila hitam dan merah saja (pilih nila karena biar mudah beranak) bakal bingung gimana habisinnya. Dari 9 ayam petelur bakal bisulan kalo pagi siang sore makan telur terus akibat pengen menghabiskan semua telor yg diproduksi tiap hari (ayam petelor KUB bertelur sekitar 240 butir petahun). Dari Kambing etawa sehari bakal dapat minimal 4-6 gelas bongsor susu murni segar tanpa pengawet, gak akan habis diminum sampe kita obesitas (apalagi jika tambah rutin makan steak/rendah/sop daging merah dari kelinci, bakal morbid). Artinya dengan system Homestead/Omah Perdikan maka kita sekeluarga, setiap kali makan bakal jadi kayak sultan2 yg breakfast di Grand Hyatt atau Kempinsky atau Fairmont, ada segelas susu murni, ada fruit platter, ada jus tomat mixed with wortel murni, ada pura2 omellete nya (karena tak pake isi), ada saladnya (meski mayoritas isinya bayam dan kangkung), ada dagingnya (meski daging ikan karena tak mungkin beternak ruminansia / hewan berkuku satu, dgn tujuan diambil dagingnya seperti sapi karena bakal diprotes tetangga dan istri akibat bau dan berisik), dan bisa tambah steak/sop/rendang (daging merah) dari kelinci dll. Berapa duit itu kalo diuangkan pertahunnya: makan 3x sehari seperti itu untuk 4 orang jika dihitungnya pakai standard harga sekali makan di restoran dalam hotel bintang 5 diamond? Wkwkwkw.
sangat luar biasa,dpt dimulai di kampung yg rata 2 halaman luas,tp klau dikerjakan semua ilmunya tdk cukup apalagi blm mengenal pertanian berkelanjutan hrs ada pendamping / Rt
1. Yg sangat lucu, mayoritas anggota keluarga besar saya (extended family) baik dari jalur ayah maupun ibu, masih mendapatkan manfaat dari tanah peninggalan kakek di kampung, padahal saya sendiri sudah kakek2. Ikan kancra/nilem/sepat/gurame masih terus dipanen sampai hari ini dari balong yg diwariskan kakek. Begitu juga nangka, dll masih kami nikmati. Entah sudah berapa besarnya kalo diuangkan keberkahan / rezeki yg sudah diberikan Allah puluhan tahun kepada keluarga besar kami dari tanah tersebut. Tapi suka lupa, suka mendustakan nikmatNYA, yg mungkin karena merasa ini taken for granted/warisan, jadi dulu kurang perenungan sebelum memutuskan mau kuliah dimana/dijurusan apa wkwkwkwk... 2. Yes, memang kalo harus ikut pola "Permaculture" yg meninggalkan sama sekali Urea/N, NPK, dan ZPT sintetis kayaknya agak sulit. Tapi dengan adanya Mbah Gugel dan Nyai Yutup kita bisa belajar pertanian dan peternakan organik sedikit demi sedikit. Apalagi kalo lahan pekarangan rumah, memang tak baik kalo pake pupuk sintetis terus, karena biasanya ada sumur samping rumah yg kita pakai buat mandi dan buat minum/masak, yang tentu akan terkontaminasi oleh pupuk sintetis tersebut. Saya sendiri sekolahnya tak ada ilmu pertaniannya, tapi dengan adanya bimbingan dari Mbah Gugel; dan Nyai Yutup, membuat proses trial & errornya relatip cepat. 3. Selain itu, kenapa mesti terintegrasi ada ternak susu, ikan, telur ayam, sayuran, dan pakan ternak, juga didasarkan pada pertimbangan "kesehatan," "keberlanjutan", dan "biaya". Dengan ada kolam ikan, maka kita bisa menyiram semua tanaman dgn pupuk gratisan dari dasar kolam yg isinya amoniak/nitrit, juga dari nitrobacter dari dasar kolam berguna buat meredam bau kotoran ayam dan kambingnya kalo rumah kita agak dekat dengan tetangga yg suka nyinyir. Juga, pilihan menanam lemna/wolffia/odot/talas/kelor/ketela itu dalam rangka menekan biaya terbesar di peternakan: harga pakan. Pakan harus Nol biaya. yg tak bisa nol itu obat dan vaksin. 4. Ayam petelur, Pepaya California, Kelinci, Ikan Nila, dan Etawa dipilih selain karena alasan biaya pembeliannya lebih murah daripada sapi frisian, dll, juga untuk mengakomodasi sifat manusia jaman sekarang yg pengen segera melihat hasil dan pengen yg tak terlalu ribet. Dan dgn adanya Mbah Gugel dan Nyai Yutup, juga aspek yg manusiawi ini bisa dilayani biar gak pada menyerah sebelum panenan diperoleh. 5. Kalopun hasilnya tak bagus2 amat, dagingnya gak gemoy2 amat, dll pun ya tak apa2, karena fungsi utamanya lebih ke ketahanan / kemandirian pangan keluarga, bukan untuk menjadi bagian dari ekonomi uang. Jadi kalo kangkungnya agak kurus2 karena gak pake pupuk sintetis, pepayanya gak terlalu besar / gak terlalu lebat, ikannya gak bisa dipanen per 3 bulan pun gpp, toh tetap tak akan habis dimakan 1KK tiap hari.
ciri - ciri tanda kiamat itu ketika orang tidak mau bertani ciri - ciri orang gagal bertani kalau sudah mengabaikan buku sakti Ciri - ciri orang bakal tersesat jika sudah mengabaikan pitutur kyai Sehat slalu kyai irham Sami'na wa atha'na
dulu umumnya pesantren di jawa santrinya tdk bayar uang tp bertani di lahan milik P.Kyai n hsl dimakan bersama walau tdk ada pendamping, apa sekarang masih ada ??
Subhanallah, Sukses buat Pak Kyai dan untuk kita semua ❤❤❤
Mas Daniel mmng top markotop...udah ganteng ,baik hati /rendah hati ...sukses selalu mas Daniel jg semua kelg.besar sniper ❤
Masya Alloh semoga sukses warga seniper semua
aamiin
Barakallohu fiikumriik..pak kyai & mas Daniel Smg selalu diberikan kesehatan ,berkah selamat/bahagia dunia /akherat...Aamiin yra 🤲
saya bangga menjadi salah satu dari anggota seniper,, selalu membangkitkan semangat,, dan membuat jiwa bertani ku seakan akan meronta ronta 😁😁😁
josss om. gasspoll pokonya petani muda
Mantap bg 😅😅😅 salam dari aceh bg
alhamdulillah.. aceh lagi tanam apa sekarang kak?
@@senimanpertanian padi bg
Keren ini, jiwa mantap JoSs 👍🏻
Santri brebes hadir ❤
Sehat-sehat selalu buat pak kyai
Mantap,,ilmu yg dipesantren dg dibekali tani
Istimewa sniper no kohe , sukses semua bosku
Emang metode buku sakti memang sesuai dengan judulnya...dari varietas cabe bisa untuk semua tanaman ..satu kata buat buku sakti dan sang owner TOP BGT......
Maa syaa Alloh..
Garut Selatan hadir 👍🤝
Sukses kiai salam kenal dari Banten hobi tani 🙏
Salam sukses juga
Alhmadulilah
.sukses pak kyai..semoga berkah dan barokah..amin
Alhamdulillah, manfaat bagi ummat/ NU, mugi Pak Luthfi/ putra Mbah Mun, selaku Gubernur Jateng, memperhatikan kesuksesan Ponpes , hususnya Tahfidz Al Qur'an.
Masyallah ikut nyimak belajar 👍
MasyaAllah
Alhamdulillah dapat ilmu lagi, dari sahabat seniman pertanian, Jangan Pelit sama tanaman, maka tanaman akan memberikan hasil terbaiknya untuk kita.
Semoga Pak Kyai sehat selalu dan tanamannya tumbuh subur berbuah lebat sehat dan penuh manfaat.
Aamiin
nah betul sekali om.. petani pelit , panen sulit
Mantap pak kyai👍,semoga di ikuti pesantren2 lain...
walikumsalam, mantap pa kyai
Mantab pak yaiii.....
Sangat inspiratif 30.10.2024
Luar biasaaa kerenn..
Mantap p.yai..
Semoga kita semua mendapat berkah.. lantaran buku sakti
Lebih2 semoga kita semua bisa menyusul ke tanah suci..
Aminnn..
Mantap...
Masyallah sukses selalu keluarga sniper
alhamdulillah saling mendoakan om
Masa Allah mantap pak yai
Semoga team sniper selalu dalam lindungan Allah SWT
Dunia dapet akhirat apa lagi mantap
MasyaAllah semoga berkah
Sami'na wa Atho'na Ilmunya Mas Daniel... sukses buat kluarga SENIPER semua
Masya allah...Berjuang dan Bertani..Sungguh Istimewa..Sehat sehat selalu Pak kyai..❤
aamiin.
kita saling mendoakan
Sukses sllu pak kyai....sepertinya perlu juga nih nanam bwg merah pake sop
magelang hadir om
Barakallahu piikum
بارك الله فيكم
assalamualaikum bandung,cicalengka hadir,salam sukses❤
Alhadulillah, dari pada bikin food estate, mendingan dorong agar semua warga negara Indonesia harus punya rumah dengan luas tanah (halaman) seluas 500m2-1000m2. Dengan begitu bisa:
1. Beternak ayam petelur sekitar 8-16 ekor (2 jantan) di kandang batre.
2. Beternak kambing susu/etawa 4-6 ekor (1 jantan) di kandang panggung. Siapkan freezer (bakal over produksi).
3. Beternak kelinci 4-6 ekor 2 jantan di kandang panggung (jika maksa mau rutin nyate/sop/steak daging merah).
4. Beternak ikan 2-4 kolam dari fiber/terpal ukuran minimal 1-2-3 m2 (syukur2 bisa pake sistem Bioflok/Ras). Usahakan dasar kolam lebih tinggi dari tanah biar mudah dan murah pas menjernihkan air kolam (dan biar enteng pas ambil air dasar kolam buat pupuk gratisan dan untuk siram tanaman yg bebas klorin).
5. Tanam (dahulukan 3 bln sebelum ternak datang) untuk pakan ayam, kambing, ikan, & kelinci (azolla, lemna, wolffia untuk ikan kecil, sedankan talas, ketela, kelor, daun pepaya, rumput odot untuk kambing, ayam, dan kelinci, dan ikan besar). Pakan ikan/ayam (azolla, lemna, dan wolffia ready dimakan 2 minggu setelah tanam).
6. Tanam sayuran (bisa hidroponik 4-6-10 meter persegi dan tapot) untuk dapur (kangkung, bayam, kol, cabe, dll).
7. Tanam buah2an yg tidak musiman (papaya California karena mudah berbuah, pisang cavendish karena tahan hama, sedangkan sawo, jambu, anggur, & jeruk buat variasi sehingga terkesan mewah wkwkwk).
8. Dengan begitu, tak punya pekerjaan dengan penghasilan besar pun atau lagi nganggur akibat di-PHK pun, tiap hari masih bisa makan salad/sayuran, omellete/telur, bisa nyate/Sop/Steak daging merah secara rutin, minum susu murni + jus buah, fruit platter (potongan buah2an), makan daging (ikan) bakar/ungkep/bumbu kuning/balado dll secara berkelanjutan sepuasnya. Plus kalo dihitung secara moneter, keluarga mereka tak akan pernah masuk kategori miskin, baik dalam standar eropa/amerika sekalipun, apalagi dalam standar miskin versi BPS Indonesia, alias jadi jutawan dengan sendirinya tanpa khawatir dipecat dari tempat dia berkerja / tanpa khawatir usahanya bangkrut karena tidak laku.
9. Kalo sudah begini, maka semua rumah tangga warga negara Indonesia yg menerapkan sistem ini akan merdeka / mandiri (Omah Perdikan/homestead) sebagaimana diamanatkan UUD tanpa perlu menyuap, menyogok, ataupun nyari proyek di apbn/apbd. Tanpa perlu sekolah kelamaan / tanpa perlu menghabiskan waktu dari PAUD sampe S1 yg minimal butuh 18 tahun hanya untuk kemudian melamar pekerjaan buat jadi karyawan/buruh. Sementara kalo kita 18 tahun bertani / beternak Homestead pasti jadi super expert tanpa menghabiskan uang subsidi pupuk triliunan rupiah, subsidi bibit triliunan rupiah, subsidi makan gratis puluhan triliun rupiah, dll. Apalagi kita tau di negara manapun maksimal hanya 15% saja yg akan jadi pengusaha, sisanya lebih dari 85% ya jadi karyawan/buruh.
10. Jadi daripada pada akhirnya mayoritas anak didik pada akhirnya cuma akan menggunakan ilmu calistung + plus berprilaku yg baik saja seumur hidupnya, maka akan lebih efisien dan efektif jika mayoritas memilih 18 tahun bertani / beternak Homestead / Omah Perdikan karena pasti jadi super expert, hidup mandiri, dan sekaligus pasti kaya tanpa menghabiskan uang subsidi pupuk triliunan rupiah, subsidi bibit triliunan rupiah, subsidi makan gratis puluhan triliun rupiah, dll.
Pola di atas problem utamanya adalah:
1. Jika ada kejadian tak terduga, khususnya sakit (tapi saat ini BPJS sudah sangat membantu)
2. Masalah di energy/listrik. Agak berat kalo harus pake tenaga matahari karena masih mahal dan harus pakai batre jika mau stabil, apalagi kalo tenaga angin selain mahal juga sangat tidak stabil kalo skala rumahan.
3. Akan sangat tergoda untuk meningkatkan skala dari pemenuhan untuk kebutuhan sehari-hari ke perdagangan / mencari untung (untuk memenuhi kebutuhan / tepatnya keinginan level tersier ke atas. Alias tergoda dari hidup merdeka ke konsumerisme) setelah tau betapa mudahnya mencari rezeki dari Allah di Indonesia kalo hanya untuk memenuhi (mayoritas) kebutuhan sehari-hari sepuasnya.
Indikasi keberhasilan sistem ini adalah jika si rumah tangga hanya pergi ke pasar dalam frekwensi maksimal 1 kali saja dalam 3-4 minggu.
Tentu saja pola ini kalo sekaligus memang berat (khusus di aspek penyediaan lahan), tapi bisa dimulai dengan yg terjangkau. Misalnya dirumah yg sekarang:
1. Memelihara ayam petelur dgn sistem batere 4 ekor (full betina) + 2 betina etawa
2. 2 kolam ikan pake drum plastic air bekas 1 meter kubik dengan sistem Ras
3. Menanam sayuran hidroponik sendiri yg nempel full bidang dinding depan dan belakang rumah.
4. Menanam 4 Pohon Pepaya California, 2 pohon sawo, 2 pohon tomat.
Pola ini tantangannya dipenyediaan pakan baik untuk ayam, kambing, dan ikannya karena kalo rumahnya kecil apalagi kalo tak ada sumber pakan gratis, maka rintisan ini agak berat. Tapi apapun itu, segera lah memulai merintis homestead/omah perdikan, dan usahakan jangan terlalu jauh dari kota dan usahakan memiliki akses ke jalur jalan kendaraan roda 4.
Dari sisi Negara sudah pasti akan diuntungkan oleh sistem homestead / omah perdikan ini:
1. Keuangan negara tak akan lagi tertekan oleh import sembako, tanaman bumbu dapur, import bbm yg nilainya hampir 300 juta dollar tiap tahun karena banyak orang bisa bekerja dirumah dan tak tergantung harus bergerak pake subsidi bbm.
3. Keuangan negara tak akan lagi tertekan oleh keharusan membagikan bantuan tunai yg nilainya triliunan tiap tahun (sejak covid sampai saat ini sudah mencapai 400 triliun), bantuan makan gratis yg nilainya bakal puluhan triliuan pertahun, pembayaran tagihan bpjs yg saat ini sudah menunggak 6 triliunan akan menurun drastis karena akan banyak penyakit yg dipicu oleh obesitas dan makanan olahan hilang dari list utama pasien2 bpjs, dll.
4. Negara juga terbantu dalam melaksanakan tugas yg diamanatkan konstitusi untuk mensejahterakan rakyatnya, menjaga kemandirian bangsa dari kendali asing gara2 utang sana sini ribuan triliuan (sekarang sudah mencapai 10.000 triliun lebih dengan bunga pertahun yg harus dibayarkan mencapai 1000 triliun)
5. Pola ini tak akan menyingkirkan industri pertambangan, industri manufaktur, telekomunikasi, dll bahkan industri apparel pun tak akan terganggu. Kita semua tetap membutuhkan mereka.
6. Harus diingat pula diseluruh dunia, yg berstatus pengusaha itu tak pernah lebih dari 15% dari total penduduk. Sisanya jadi karyawan. Jadi negara harus fokus gimana caranya agak 85% warga negaranya tak kelaparan pas di PHK, tak dagang daging pas nganggur, tak mencuri pas kena layoff massal.
7. Juga teori bisnis mengatakan setiap jenis usaha akan mengalami masa sunset, masimal 7-10 tahun akan bangkrut. Untuk itu semua karyawan harus siap2 di PHK karena industri apapun akan bangkrut pada akhirnya. Itu sebabnya unilever dll kerjaannya mengakuisisi, supaya bisa tumbuh secara anorganik, karena mereka tau dan mereka sudah mengalami berbagai pabriknya akan bangkrut pada waktunya.
8. Negeri ini tak pernah mendapatkan pajak yg besar dari mayoritas penduduknya yg rata2 malahan, pas tax ratio naik pun, sesungguhnya tak berkontribusi banyak pada pajak karena mayoritas rakyat memang tak mencapat tresshold untuk membayar pajak dalam angka yg signifikan. Mayoritas orang2 inilah yg harus memulai pola rumah perdikan/homestead.
9. Secara GDP memang jadi tak mudah untuk menghitungnya, karena kita tau 50% GDP datangnya dari sektor konsumsi. Tapi tak mudah bukan berarti tak bisa dihitung.
10. Saya tak berpretensi super tahu, tapi toh saat ini 60% rakyat kita masih miskin padahal sistem pasar yg sudah berlaku 70 tahun lebih tak terbukti bisa mensejahterakan mereka. Saya tak anti sistem pasar atau ekonomi uang, tapi kalo sudah puluhan tahun tak terbukti, harusnya kasi kesempatan sistem lain untuk juga hidup berdampingan.
Catatan kecil: Dari cuma nanam 4-6 pepaya california hasil rekayasa IPB, pasti bingung gimana cara menghabiskan buahnya. Belum lagi buah2 non musiman yg lain. Dari menebar 150-300 ikan nila hitam dan merah saja (pilih nila karena biar mudah beranak) bakal bingung gimana habisinnya. Dari 9 ayam petelur bakal bisulan kalo pagi siang sore makan telur terus akibat pengen menghabiskan semua telor yg diproduksi tiap hari (ayam petelor KUB bertelur sekitar 240 butir petahun). Dari Kambing etawa sehari bakal dapat minimal 4-6 gelas bongsor susu murni segar tanpa pengawet, gak akan habis diminum sampe kita obesitas (apalagi jika tambah rutin makan steak/rendah/sop daging merah dari kelinci, bakal morbid).
Artinya dengan system Homestead/Omah Perdikan maka kita sekeluarga, setiap kali makan bakal jadi kayak sultan2 yg breakfast di Grand Hyatt atau Kempinsky atau Fairmont, ada segelas susu murni, ada fruit platter, ada jus tomat mixed with wortel murni, ada pura2 omellete nya (karena tak pake isi), ada saladnya (meski mayoritas isinya bayam dan kangkung), ada dagingnya (meski daging ikan karena tak mungkin beternak ruminansia / hewan berkuku satu, dgn tujuan diambil dagingnya seperti sapi karena bakal diprotes tetangga dan istri akibat bau dan berisik), dan bisa tambah steak/sop/rendang (daging merah) dari kelinci dll.
Berapa duit itu kalo diuangkan pertahunnya: makan 3x sehari seperti itu untuk 4 orang jika dihitungnya pakai standard harga sekali makan di restoran dalam hotel bintang 5 diamond? Wkwkwkw.
sangat luar biasa,dpt dimulai di kampung yg rata 2 halaman luas,tp klau dikerjakan semua ilmunya tdk cukup apalagi blm mengenal pertanian berkelanjutan hrs ada pendamping / Rt
1. Yg sangat lucu, mayoritas anggota keluarga besar saya (extended family) baik dari jalur ayah maupun ibu, masih mendapatkan manfaat dari tanah peninggalan kakek di kampung, padahal saya sendiri sudah kakek2. Ikan kancra/nilem/sepat/gurame masih terus dipanen sampai hari ini dari balong yg diwariskan kakek. Begitu juga nangka, dll masih kami nikmati. Entah sudah berapa besarnya kalo diuangkan keberkahan / rezeki yg sudah diberikan Allah puluhan tahun kepada keluarga besar kami dari tanah tersebut. Tapi suka lupa, suka mendustakan nikmatNYA, yg mungkin karena merasa ini taken for granted/warisan, jadi dulu kurang perenungan sebelum memutuskan mau kuliah dimana/dijurusan apa wkwkwkwk...
2. Yes, memang kalo harus ikut pola "Permaculture" yg meninggalkan sama sekali Urea/N, NPK, dan ZPT sintetis kayaknya agak sulit. Tapi dengan adanya Mbah Gugel dan Nyai Yutup kita bisa belajar pertanian dan peternakan organik sedikit demi sedikit. Apalagi kalo lahan pekarangan rumah, memang tak baik kalo pake pupuk sintetis terus, karena biasanya ada sumur samping rumah yg kita pakai buat mandi dan buat minum/masak, yang tentu akan terkontaminasi oleh pupuk sintetis tersebut. Saya sendiri sekolahnya tak ada ilmu pertaniannya, tapi dengan adanya bimbingan dari Mbah Gugel; dan Nyai Yutup, membuat proses trial & errornya relatip cepat.
3. Selain itu, kenapa mesti terintegrasi ada ternak susu, ikan, telur ayam, sayuran, dan pakan ternak, juga didasarkan pada pertimbangan "kesehatan," "keberlanjutan", dan "biaya". Dengan ada kolam ikan, maka kita bisa menyiram semua tanaman dgn pupuk gratisan dari dasar kolam yg isinya amoniak/nitrit, juga dari nitrobacter dari dasar kolam berguna buat meredam bau kotoran ayam dan kambingnya kalo rumah kita agak dekat dengan tetangga yg suka nyinyir. Juga, pilihan menanam lemna/wolffia/odot/talas/kelor/ketela itu dalam rangka menekan biaya terbesar di peternakan: harga pakan. Pakan harus Nol biaya. yg tak bisa nol itu obat dan vaksin.
4. Ayam petelur, Pepaya California, Kelinci, Ikan Nila, dan Etawa dipilih selain karena alasan biaya pembeliannya lebih murah daripada sapi frisian, dll, juga untuk mengakomodasi sifat manusia jaman sekarang yg pengen segera melihat hasil dan pengen yg tak terlalu ribet. Dan dgn adanya Mbah Gugel dan Nyai Yutup, juga aspek yg manusiawi ini bisa dilayani biar gak pada menyerah sebelum panenan diperoleh.
5. Kalopun hasilnya tak bagus2 amat, dagingnya gak gemoy2 amat, dll pun ya tak apa2, karena fungsi utamanya lebih ke ketahanan / kemandirian pangan keluarga, bukan untuk menjadi bagian dari ekonomi uang. Jadi kalo kangkungnya agak kurus2 karena gak pake pupuk sintetis, pepayanya gak terlalu besar / gak terlalu lebat, ikannya gak bisa dipanen per 3 bulan pun gpp, toh tetap tak akan habis dimakan 1KK tiap hari.
Santri sniper malang hadir om.. 🙏🙏👍
Ponpes modern
ciri - ciri tanda kiamat itu ketika orang tidak mau bertani
ciri - ciri orang gagal bertani kalau sudah mengabaikan buku sakti
Ciri - ciri orang bakal tersesat jika sudah mengabaikan pitutur kyai
Sehat slalu kyai irham
Sami'na wa atha'na
Nyimak
masyaallah abah🤍
alhamdulillah
Kemutan ngarit+neleb bawang😂😢😢😢
Kalau ingin hasil yg banyak ya jangan pelit sama tanaman.. 👍 reailistis tapi harus dengan ilmu yg matang .
Salah kasih makan fatal juga sih .😁
nah betull. harus tau juga SOP nya, harus tau unsur hara dan kebutuhan tanaman. kalau overdosis juga fatal 😊
Yg udah maksimal bisa berapa bulan ya umur nya.apa juga sampai buah ke 2
tanam cabai kak?
Pesantren NU mas ?
betul kk
Gimana caranya gabung sniper?
bisa chat wa admin om
+62 823-8055-0121
Maaf tanya gimana caranya join grub wa
bisa wa admin om
+62 823-8055-0121
Buku sakti bisa juga buat tanam bawang merah kah ,mohon bantu jawab
Bisa banget mas ....kemarin ada yang nyoba juga
sangat bisa kak
@@senimanpertanian dari olah lahan sampek panen kah ,
dulu umumnya pesantren di jawa santrinya tdk bayar uang tp bertani di lahan milik P.Kyai n hsl dimakan bersama walau tdk ada pendamping, apa sekarang masih ada ??
masih di bbrp daerah kk.. pesantren legend biasanya itu
Minta no WA pak kiyai, mau belajar
bisa wa admin kak +62 823-8055-0121