Assalamu A'laikum Wr Wb.. Alhamdulillahi Robil A'lamiiiin..! Sewaktu saya bekerja di Kota Jeddah Arab Saudi. Dari tahun 1984 akhir atau tahun 1985. Sewaktu saya bekerja di Jeddah. Pada tahun 1985 melaksanakan Ibadah haji juga saya sering melaksanakan U'mroh dari Jeddah ke Makkah. Bila ada waktu senggang atau waktu pere atau tidak kerja saya malaksanakan U'mroh dari Jeddah ke Makkah. Saya mendapatkan hari pere atau tidak kerja, saya selalu melaksanakan U'mroh. Biasa saya U'mroh itu pada hari Jum'at dan hari Senin. Alhamdulillah saya sering Ziarah kubur pada Almukarom Syekh Nawawi Al-Bantani di Ma'la Makkah. Dahulu saya masih ingat apabila Ziarah pada Syekh Nawawi Al-Bantani saya tinggal nyebrang dari Shib Amir ke Ma'la. Kuburan Syekh Nawawi Al-Bantani tidak jauh dari Kantor Post Makkah.. Harapan saya kepada saudara saudara kami dari Banten. Sempatkanlah untuk Ziarah kubur pada Syekh Nawawi Al-Bantani di Ma'la Makkah.
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
U bayangin praasangka u salah nanti di akherat membeci baalawi...sedangkan yg berbaik sangka masuk sorga karna berbaik sangka...sedangkan eluh yg hafal quran jaaggo baca kitab solat g ada yg lewat puasa rajin...punya kasaf...lantaran berburuk sangka jd penyakit benci dgn org...tau twu masuk neraka
@@yantoyanto4071hahaha begundal bolowi nyolot! Ngancam neraka! Bolowi emang hebat! Bisa nyuruh2 Allah! Mereka boss nya Allah! Kalo ga sejalan dgn mereka tinggal suruh Allah menghukum😂😂😂
Alhamdulillah inilah bukti ulama Nusantara pemegang sunnah yang sebenarnya sampai saat ini melalui hikmah-hikmah Ilahi yang tertulis di karangan-karangan beliau jelas ini adalah Nusantara menjadi panutan Kyai Nusantara Kyai sunnah yang sebenarnya
@@hamizannadira1972maaf mas, dulu pada abad 16 sampai awal abad 18 org Arab suka menyebut kalau yg berasal dari Asia dgn sebutan al Jawi, baik itu yg dari pulau Jawa, Kalimantan semenanjung Malaka Thailand dan Philipina
Maasyaa Allah luar biasa 'alimnya Syekh Nawawi Albantani ,ulama yg mendunia semoga kita dan dzuriat2 kita memproleh ilmu dati kitab2 yg beliau tulis dsn diberi kemudahan dan kekuatan utk mengamalkannya, aamiin.
Allahuakbar, begitu banyak ulama cerdas dan masyhur yang mengajar dan belajar din tanah suci Makah dan Madinah tapi sangat bersahaja, tidak angkuh/sombong apalagi mengaku aku kehebatannnya dan asal usulnya ...semoga Almarhum mendapat Syurga di sisi Allah SWT, Aamiin Amin Amin Yaaa Robbal Allamiin.
Alhamdulillah Terima kasih penjelasan dan informasinya, Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani Al Jawiy Al Indonesiy ( NASABNYA SANGAT JELAS ) yang sangat membanggakan 👍👍👍💪💪💪🙏🙏🙏💯♥️ Pribumi OK Siiip Mantaaap Istimewa lanjutkan....👍
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
Terima kasih ilmu dan infonya semoga barokah buat generasi ke generasi ,Rochmad Allah swt buat ulama ulama Indonesia ,sehat selalu buat admin ,subkhanallah
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah Syekh Nawawi Al Bantani untuk semuanya bahagia dan sejahtera Dunia Akhirat insyaAllah Aamiin semoga bermanfaat dan berkah bersama keluarga se muanya Muslimin dan Muslimat bahagia dan sejahtera Dunia Akhirat insyaAllah Aamiin 🙏🇲🇨
Subhanallah.... Baru tahu sejarah ustadz Mahammad Nawawi al Bantani setelah ada internet. Terima kasih banyak pembuat postingan ini, semoga Allah SWT menganugerahkan rahmatNya atas ilmu yang bermanfaat ini. Amiin.
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
Ila haddroti syeh nawawi al bantani.allahummagfirlahu warhamhu wa afihi wakfu anhu.allahummamfak lahumuddarojad wa doif lahumul hasanah wakaffir anhusayyiat wa adhilhumul jannata ma al aba i wal ummahed.allahummaj al qobbrohu raudhotan mirriadil jinan wala taj al qobbrohu huffrotan min huffarin niron.aaamiiinnn.
silsilah yg sudah di ba'alawikan, belum tentu spt itu! hampir semua silsilah yg menuju Rasulullah, sebelum ada tesis kiai imad semuanya mengarah ke ba'alawi, karena semuanya sudah direncanakan oleh kompeni
Toko tokoh ulama dari palembang banyak kang admin 😅 sanad hadits banyak dari ulama palembang yang di makkah ataupun pulang ke kampung.. mudahan kang admin juga bahas tentang ulama dari Sumatra Selatan Palembang.. salam dari palembang kang admin, baru semalem nyimak konten kang admin Alhamdulillah langsung subscribe, Alhamdulilh dapat ilmu dan wawasan baru tentang biografi ulama Nusantara.. terus smggt kang admin mudahan ALLAH subhanahu wa ta'ala Ridhoi dan beekahi konten jenengan aammin ALLAHUMMA Aamin 🤲
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
saya ga peduli beliau mau keturunan habib atau bukan. yang saya tau beliau ulama dari banten ini adalah ulama yang penuh karomah dan ilmunya berkah hingga saat ini. dan dimata saya habaib sama saja ddengan kita. jika mereka tidak taat maka keistimewaan mereka tidak akan berguna dihadapan allah di mahsyar kelak.
Bagaimana engkau tdk peduli dengan keturunan rosulullah, kalau engkau mengaku cinta pada rosulullah, Krn yg memuliakan mereka ahlul bait dialah Allah SWT, terlepas dari apakah mereka berahlak seperti kakeknya atau tdk, Krn pada tubuhnya ada darah rosulullah, tdk terkecuali kalianpun diperintahkan berlaku baik pada orang yang berlaku buruk Krn yg kalian benci itu hanya boleh prilakunya bukan pribadinya sbg manusia
Enak, ya.. klo ngumpul² sama penuntut ilmu.. walo ilmunya masih kurang, juga. Yg pada punya ilmu paham... Yang jelas.. Bakal di jelasin pelan² sampai nangkep, ucapannya. Tapi.. sekalinya, nangkep Otak.. jd plong terus 🤣 Banyak wawasan dri mna aja. Ilmunya semakin bertambah.. Ma.. Sekalinya, ngedongeng ga kelewat batas. Tahu batasan²nya. Dan yg menuntut ilmu. Ga belok² amat. 😂 sebagai murid. Intinya? Jadi makin semangat, lagi buat menuntut ilmu dalam (menimba ilmu) 💙👍
Menurut kisah muslim indonesia sangat dikagumi oleh nabi Muhammad Rasulullah saw ketika rombongan muslim datang ke tanah suci melihat rombongan muslim dari indonesia. walaupun banyak muslim yg datang dari penjuru dunia tapi rasulullah sangat mengagumi para muslim dari indonesia dan itu kisah dari ribuan tahun lalu jadi gak heran kalau indonesia adalah negara muslim terbesar didunia dengan segala keistimewaannya
Di zaman Rasulullah SAW masih hidup, Islam blm sampai ke Nusantara. Islam paling awal di Aceh berasal dari Arab India. Setelah peristiwa pembunuhan Imam Hussein
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
Org yg shaleh tdk akan memikirkan kakek moyang & gen nya. Org shaleh akan mnilai org lain dr ke shalehannya, bukan keturunanya. Bnyk Penemuan tehnologi canggih yg bs dinikmati, mrk itulah org2 yg bermanfaat sbg yg Rahmatan lil allamin
@@brojomusti16 Min pin tuh komen saya terbaru. Silsilah azamatkhan(keturunan Walisongo dan Kerajaan Islam nyambung ke Ubaidillah. karna orang2 bnyak yg ga mengakui. Sumber ponpes mansyaululum ±1812.banyak juga silsilah yg perlu dikorelsi lagi.
@@brojomusti16 garis ke 13(ali algazam) 12(alwi) 11(muhamad) 10(ubaidillah) bin 9.(Ahmad almuhajir) 8(isa albasri (al baqri) 7(muhamad dan nagib(idris) 6(kasim al kamir(ali al uraid) 5(jafar sadiq)4(muhamad albaqir) 3(jaenal abidin) 2(husain assabti) 1(siti fatimah sayyidina ali) #sumber data ponpes mansyaululum cirebon 1812. data ulama umum mungkin Ada perbedaan pendapat. Namun kalo kamu nanya ke kiai ma'rifat diseluruh Alam dunia.ubaidillah itu ya keturunan rasul. Dan marga azamatkhan diatasnya nyambung ke ubaidillah. Nasab itukan katanya2.tapi kalo keterangan dari ahli ma'rifat ga sah diragukan lagi. Kamu nanya sama ma'rifat diluar negripun jawabanya bakalan sama. Karna mereka satu tombol
Alhamdulillah,bukti penyebar agama di Nusantara keturunan Rasulullah, baik yng di sebut haba'ib/tidak, yng jelas ulama"Indonesia Nusantara hususnyah umumnya yng ada di dunia banyak dari kturunan rosuululooh
Habib bukan keturunan nabi, masa klau habib usman bin yahya keturunan nabi muhamad mau jadi antek Belanda, sedang Syeh nawawi albantani sangat anti Belanda, usman bin yahya dan Syeh imam Nawawi albantani hidup sejaman
Bang coba dibuatkan content Kisah nyata Snouck Horgronje agen intelijen Belanda yg masuk Islam hingga memasuki Mekah untuk melakukan penelitian dan membuat strategi untuk mengalahkan umat Islam di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) khususnya untuk mengalahkan Aceh...yg sangat sulit ditaklukan Belanda.
Astagfirullah, hati hati ya umat Islam iangan sembarangan mengolok ngolok Juriah rasul ,selama kamu masih menginginkan syafaat dari Rasulullah SAW....jangan gampang terpecah belah oleh hasutan kaum munafikun dan kaum kafirin
Kang murid2nya syeikh nawawi masih byk blm dibawa semua. Yang ditugaskan syeikh nawawi. Yg dinusantara seperti syeikh nawawi penganggit alawamil desa mandaya serang, syeikh abuya armin pandeglang yg ditugaskan secara bersama dg syeikh hasim asari. Syeikh nawawi adalah gurunya para ulama,julukannya sayidul ulama,ulamahijaz.
Blm lama blm apa beliau meninggal seumuran penjajahan indomesia. Ibu saya ke Syeik abuya armin saja tau pernah 1 x silaturohin, setelah meninggal tahap ulama ke 2, seperti abuya dimyati pandeglang,abuya cisantri pandeglang dijaman soekarno. Itu saya masih sekolah mts sangat tahu. Kalo ke syeik nawawi dijaman buyut saya. Atau kake saya masih muda. Itu masih tau. Kalo ibu saya dulu sering ke seikh armin cibuntu,syeik waseh serang,syeikh astari cakung serang, dan saya belajar didaerah para syeikh itu. Guru saya cicit dari syeikh nawawi alawamil mandaya murid dari syeik nawawi albantani tanara. Guru saya menimba ilmu lg di banten yaitu syeikh qolil syeikh qolil ini murid dari syeikh nawawi albantani. Cerita guru sering menghilang kadang ada didepan tak tau dari mana2nya pas waktu mau pulang gk mesantren lg. Namun syeikh qolil suruh salamkan pada orang tua, lalu orang tua guru saya seorang ulama besar dimandaya menyuruh lanjut belajar, dari situ selesai belajar pindah ke syeikh astari cakung serang lalu ditugaskan membuka pesantren ditempat rawan begal,rampok,tempat penguburan pembunuhan mayat orang dibantai. Lalu saya lulus sekolah SMA, Lgs nesantren pada guru saya asli guru sepuh insya allah sepertinya ulama sepuh sudah terakhir yaitu guru saya diwilayah saya. Namun dipandeglang masih ada ulama sepuh seperti abuya muhtadi,abuya sar'i,abuya murtado,abuya munfasir, sejarah tdk bisa bohong semasih ada ulama sepuh. Beliau tau jaman2 masa2 nya dijaman apa. Kalo ingin tau usia ulama tertua diindonesia silahkan datang dicionas serang,yaitu abuya sar'i silahkan tanya masa kecilnya dijaman apa. Sebab usianya 100an tahun
Kita ikuti jejak ulama2 kita ilmunya kan tujuan nya mengenal alloh supaya slmt dunia akhirat.knp skrng saling menjelekan....ingat....kita sodara seiman.
Yg dzuriahnya benar2 tersambung ke Rasulullaah SAW. Ahlaqnya sunguh sangat terpuji, selain alim dan sholeh. Yg nasabnya dicangkok cangkokkandan kemudian eksklusif dgn klannya kebanyakan ahlaqnya jauh dari yg diajarkan olehRasulullaah SAW. Lihat ahlaqnya Bahar Smit al ngamukan dan Novel al ngawuri, dkk. 😂😂😂😂😂
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
Siapa yang bisa memastikan pura pura atau betul betul Islam? Mengingat syarat dikatakan sudah Islam hanya melakukan syahadat. Tak peduli dengan kelakuannya. Mau jadi teroris, zinah, judi, mabuk, koruptor, pendosa apapun asal bukan syrk dll selama syahadat dan mengaku islam, siapa yang mampu menolak keislamannya? Jangan hanya ketika dianggap ketika menguntungkan syiar diakui sebagai Muslim dan manakala dianggap merugikan syiar Islam lantas ditolak keislamannya. Bahkan ada yang menganggap bila tak tahu baca Quran dianggap bukan Islam...😅😂🤣
Menurut islam semua manusia dihadapan alloh itu sama, yg membedakan hanya keimanan mereka dari manapun asalnya ga usah menyanjung keturunan nenek moyang....
Abdul Gaffar adalah snouck Hurgronje(orang aceh menyebutnya Sinyo Cronyo)orientalis belanda yang memisahkan agama dan politik Semoga orang Islam cepet sadar 🤲🤲
Coba lebih ditelusuri lagi nasab silsilah syekh Nawawi Al bantani. Krn tdk bersambung sampai Ubaidillah. Lebih jeli lagi min. Krn Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati nasabnya tdk ke Ubaidillah.
Saya orang Sumbar, tidak paham tentang zuriyyat Rosululloh, karena disumbar mereka tidak mengekspose sbg keturunan rosul. Dan saya belum dapatkan hadis tentang zuriyyat rosul selain tentang Imam Mahdi. Polemik baalawi ini mulai membuat saya mulai open masalah ahlul bait nabi. Apakah sama ahlul bait dan zuriyyat nabi? Mulai ngerti kenapa saya mimpi tentang melihat bulan, dalam dua kondisi, dalam jangka waktu yg berbeda.
Syekh Nawawi shohih sebagai Dzuriat Bagi Nabi, dari jalur Musa Al Khadzim, karna beliau keturunan sunan Hasanudin banten bin Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Cirebon. Bukan dari Alwi bin ubaidillah. Yang sekarang banyak di pertanyakan keaslian Nasabnya. Dan sudah di lakukan penelitian kajian ilmu pustaka, dan penilitian DNA.
Sekarang sawah 2 di tangerang di gusur. Pemilik sawah harus mnjual swahnya kalo tidak ttp akan di irig kalo ngak ada oknum yg menjual ke pengembang. Sya menyesal sebagai bangsa yg trlena dengan ke agungan keturunan
Terimakasih atas info info BIOGRAFI PARA ULAMA. KYAI DAN SYEH DARI TANAH AIR KITA. YNG MUMPUNI. SETELAH MASA WALISONGO. . Namun kenapa ulama dan kyai jaman sekarang KAROMAHNYA TIDAK SEPERTI PARA KYAI KYAI yng lahir DI JAMAN THN 1800 an. . TDK ada yng setingkat SYEH..
Insya Allah nnti ada lgi.dan Asia tenggara rata2 pucuk pemimpin agama rata2 di pegang walisongo beserta keluarga bhkan keturunan2nya. Semua atas izim Allah
Ini yg original pasti bersinar & nyata memberikan manfaat bagi umat yg palsu ngaku habib kesana kemari & bikin gaduh......minggir saja ...salam waras 🙏🙏🇮🇩🇮🇩
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut. Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020. Riwayat Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4] Asimilasi Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4] Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam). Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2] Tokoh terkenal Tokoh agama Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5] Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama K.H. Hasyim Asy'ari - ulama K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU Tokoh kerajaan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua Pati Unus - raja Demak kedua Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung) Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama Pejuang dan pahlawan nasional Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama Tokoh lain Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4 Nasab
@@ngajikitabkuning5593 lo masuk golongan yg ga mengakui ba Alawi kah. Abdul Malik(turunannya bermarga Azmatkhan) anak pertama dr seorang ayah bernama Alwi Amir faqih/Alwi ammul faqih bin muhammad, ke atasnya nyampe ke Ubaidillah bin ahmad al muhajir(ulama yg hijrah dari Irak ke Hadramaut,yaman)Kalo kamu meragukan nasab baalawi. Berarti kamu menolak kebenaran marga Azmatkhan keturunan Rasulullah juga, na'uzubillahiminzalik. Bre,sepintar2 ulma ahli nasab kalo dia blom sampai ke drajat waliyullah terbukanya ilmu. Allah memberinya ilmu 1 dan 3 untuk keilmuan waliyullah. Banyak keturunan Azmatkhan yg jadi waliyullah dan Sultan/raja islam. Tanya ke ahli makrifat seluruh dunia apakah baalawi itu punya duriah atau tida. Dan ulama yg menyebarkan islam ke Nusantara gelombang pertama itu dari marga Azmatkhan. Kalo kmu ga percaya ulama ma'rifat. Na'uzubillahiminzalik biasa dibilang kamu masuk ke golongan orang-orang yang munafik.
@@ngajikitabkuning5593 umat islam mayoritas di indo.mengakui syeh jumadil Qubro dan turunanya (walisongo) turunan rasul. Dan masih sodara dekat dg baalawi.kalo kamu tida mengakui baalawi berarti kamu tidak mengakui Azmatkhan. Hanya orang2 seperti Syi'ah yg menolak kebenaran seperti itu. Na'uzubillahiminzalik
Banyak keturunan Azmatkhan te rsebar di Asia Selatan dan tenggara. Melahirkan tokoh-tokoh ulama waliyullah dan mendirikan Kesultanan/kerajaan islam.marga Azmatkhan katasnya nyambung ke baalawi.
Orang Banten balik ke Mekah. ? Harus nya kita pinter. Kiai hebat ini tahu suatu saat akan ada Istilah Islam Nusantara. Kiai ingin Bersih. Makanya, BALIK AJA KE MEKAH, SUMBER UTAMA ISLAM. Abis Orang Indonesia, CULAMITAN. Udah tau Islam datang dari Daerah Arab, ko so so an, menafikan Arab. ? Uaneh. !!!
Syeh Nawawi Al bantani bukan keturunan ubaydillah ,garis keturunan syeh Syarif Hidayatulloh sunan gunung jati Cirebon bin pangeran hud mesir bukan Yaman ,pembengkokkan sajarah, hati hati khususnya anak muda, semua makom dan makan dibanten di akuin orang Yaman, ini namanya cuci otak, hati hati
betul setau saya dalam buku insan kamil yang saya baca tentang sunan Gunung Jati berasal dari Mesir(bapaknya) kenapa bengkok ke yaman (Ubaidillah) .. inilah klakuan klan baalawi
Ini terjadi Krn 1 kelemahan ormas terbesar NU yg selama ini tertidur kurang kinerjanya ke2 ulama Indonesia menguasai jagat keilmuan tapi tidak ditulis oleh anak cucunya ke3 kurang bersatunya ulama ulama Indonesia terlena oleh banyaklah dan regenerasinya kurang banget contoh setingkat walikota gubernur harusnya udeh mumpuni keilmuan agama Islam jgn baca jusama belepotan ude berani berpatwa sekian dulu ila akwamit Toorik sampurasun
Beliau itu benar,,orang yg tawadu,tidak mengaku,,habib ataupun duriyah nabi.lihat kitabnya qotrulgoest.saking tawadunya beliau menyatakan murtakibddunubi,muhamad nawawi bin umar bin arobi as safei.
YG PECINTA KIAI DN HABAIB LIKE
Saya tidak cinta kiyai bukan habib bos
@@SuhudKunangan sak karepmu cak. Trus Sopo seng ngongkon yoan, suu asuuu
cinta orang, kyai, habib uang baik/sholeh.... disebut kyai, ustadz, habib kalau perilaku & ucapan gk bener skip aja. "inna akromakum 'indallohi atqookum"
@@ruslanalby3506 ye nabi salam alaikahye rosul salam alaikah ye habib salam alakah
Para kabib itu mengikuti jejak bosnya yaitu wihelmina.
Assalamu A'laikum Wr Wb.. Alhamdulillahi Robil A'lamiiiin..! Sewaktu saya bekerja di Kota Jeddah Arab Saudi. Dari tahun 1984 akhir atau tahun 1985. Sewaktu saya bekerja di Jeddah. Pada tahun 1985 melaksanakan Ibadah haji juga saya sering melaksanakan U'mroh dari Jeddah ke Makkah. Bila ada waktu senggang atau waktu pere atau tidak kerja saya malaksanakan U'mroh dari Jeddah ke Makkah. Saya mendapatkan hari pere atau tidak kerja, saya selalu melaksanakan U'mroh. Biasa saya U'mroh itu pada hari Jum'at dan hari Senin. Alhamdulillah saya sering Ziarah kubur pada Almukarom Syekh Nawawi Al-Bantani di Ma'la Makkah. Dahulu saya masih ingat apabila Ziarah pada Syekh Nawawi Al-Bantani saya tinggal nyebrang dari Shib Amir ke Ma'la. Kuburan Syekh Nawawi Al-Bantani tidak jauh dari Kantor Post Makkah.. Harapan saya kepada saudara saudara kami dari Banten. Sempatkanlah untuk Ziarah kubur pada Syekh Nawawi Al-Bantani di Ma'la Makkah.
Selamat dan smoga mendapat haji yg mabrur untuk pak h.h.h.haji unung.aminn.
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala Ali Sayyidina Muhammad
Teruskanlah utk menyebarkan sejarah karena kyai kyai nusantara lebih berilmu alim dan bayak keturunan kanjeng Nabi Muhamad SAW
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut.
Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020.
Riwayat
Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4]
Asimilasi
Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4]
Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam).
Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2]
Tokoh terkenal
Tokoh agama
Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5]
Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama
Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama
Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama
Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama
Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama
Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama
Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama
Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton
Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama
Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama
Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama
Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram
Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama
K.H. Hasyim Asy'ari - ulama
K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU
K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU
Tokoh kerajaan
Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat
Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama
Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua
Pati Unus - raja Demak kedua
Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta
Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir
Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga
Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II
Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung)
Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama
Pejuang dan pahlawan nasional
Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama
Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah
As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama
Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama
Tokoh lain
Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4
Nasab
U bayangin praasangka u salah nanti di akherat membeci baalawi...sedangkan yg berbaik sangka masuk sorga karna berbaik sangka...sedangkan eluh yg hafal quran jaaggo baca kitab solat g ada yg lewat puasa rajin...punya kasaf...lantaran berburuk sangka jd penyakit benci dgn org...tau twu masuk neraka
@@yantoyanto4071hahaha begundal bolowi nyolot! Ngancam neraka! Bolowi emang hebat! Bisa nyuruh2 Allah! Mereka boss nya Allah! Kalo ga sejalan dgn mereka tinggal suruh Allah menghukum😂😂😂
Alhamdulillah inilah bukti ulama Nusantara pemegang sunnah yang sebenarnya sampai saat ini melalui hikmah-hikmah Ilahi yang tertulis di karangan-karangan beliau jelas ini adalah Nusantara menjadi panutan Kyai Nusantara Kyai sunnah yang sebenarnya
MasyaAllah Syekh Nawawi Al Bantani Al Jawi❤❤
Banten bukan Jawa, , suku banten dan suku Jawa itu beda kelas,
@@hamizannadira1972maaf mas, dulu pada abad 16 sampai awal abad 18 org Arab suka menyebut kalau yg berasal dari Asia dgn sebutan al Jawi, baik itu yg dari pulau Jawa, Kalimantan semenanjung Malaka Thailand dan Philipina
Maasyaa Allah luar biasa 'alimnya Syekh Nawawi Albantani ,ulama yg mendunia semoga kita dan dzuriat2 kita memproleh ilmu dati kitab2 yg beliau tulis dsn diberi kemudahan dan kekuatan utk mengamalkannya, aamiin.
Aamiin ALLAHUMMA Aamiin ya Robbal Alaamiin
Masya Allah SubhanallaH
ALLAHUMMA Sholli ala SAYYIDINA MUHAMMADIN WAALA Alihi WASOBBIHI WASALLIM ❤❤❤❤❤
Allahuakbar, begitu banyak ulama cerdas dan masyhur yang mengajar dan belajar din tanah suci Makah dan Madinah tapi sangat bersahaja, tidak angkuh/sombong apalagi mengaku aku kehebatannnya dan asal usulnya ...semoga Almarhum mendapat Syurga di sisi Allah SWT, Aamiin Amin Amin Yaaa Robbal Allamiin.
amin ya robbal alamin
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad...
ilaa hadhroti ruhi Syekh Nawawi bin Umar Albantany Aljawy lahu...Alfatihah...(Musafir Cinta JEPARA).🎉🎉❤🎉🎉
Alhamdulillah saya sdh ziarah ke maqom Beliau di Ma'la Mekkah
Yaa Alloh...jadikan dari anak turunanku ada yang menjadi orang yang sangat alim seperti syeikh Nawawi r a
Ma sya Allah tabarokallah
Semoga kita semua seperti beliau aamiin ya Allah 🙏😇
Amiin
Alhamdulillah Terima kasih penjelasan dan informasinya, Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani Al Jawiy Al Indonesiy ( NASABNYA SANGAT JELAS ) yang sangat membanggakan 👍👍👍💪💪💪🙏🙏🙏💯♥️ Pribumi OK Siiip Mantaaap Istimewa lanjutkan....👍
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut.
Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020.
Riwayat
Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4]
Asimilasi
Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4]
Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam).
Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2]
Tokoh terkenal
Tokoh agama
Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5]
Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama
Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama
Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama
Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama
Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama
Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama
Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama
Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton
Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama
Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama
Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama
Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram
Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama
K.H. Hasyim Asy'ari - ulama
K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU
K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU
Tokoh kerajaan
Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat
Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama
Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua
Pati Unus - raja Demak kedua
Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta
Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir
Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga
Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II
Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung)
Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama
Pejuang dan pahlawan nasional
Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama
Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah
As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama
Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama
Tokoh lain
Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4
Nasab
Sumber dari mana pak? @@IkiAzamatkhan
Terima kasih ilmu dan infonya semoga barokah buat generasi ke generasi ,Rochmad Allah swt buat ulama ulama Indonesia ,sehat selalu buat admin ,subkhanallah
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah Syekh Nawawi Al Bantani untuk semuanya bahagia dan sejahtera Dunia Akhirat insyaAllah Aamiin semoga bermanfaat dan berkah bersama keluarga se muanya Muslimin dan Muslimat bahagia dan sejahtera Dunia Akhirat insyaAllah Aamiin 🙏🇲🇨
Subhanallah....
Baru tahu sejarah ustadz Mahammad Nawawi al Bantani setelah ada internet. Terima kasih banyak pembuat postingan ini, semoga Allah SWT menganugerahkan rahmatNya atas ilmu yang bermanfaat ini. Amiin.
Sama sama
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut.
Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020.
Riwayat
Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4]
Asimilasi
Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4]
Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam).
Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2]
Tokoh terkenal
Tokoh agama
Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5]
Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama
Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama
Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama
Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama
Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama
Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama
Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama
Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton
Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama
Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama
Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama
Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram
Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama
K.H. Hasyim Asy'ari - ulama
K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU
K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU
Tokoh kerajaan
Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat
Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama
Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua
Pati Unus - raja Demak kedua
Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta
Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir
Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga
Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II
Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung)
Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama
Pejuang dan pahlawan nasional
Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama
Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah
As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama
Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama
Tokoh lain
Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4
Nasab
Ila haddroti syeh nawawi al bantani.allahummagfirlahu warhamhu wa afihi wakfu anhu.allahummamfak lahumuddarojad wa doif lahumul hasanah wakaffir anhusayyiat wa adhilhumul jannata ma al aba i wal ummahed.allahummaj al qobbrohu raudhotan mirriadil jinan wala taj al qobbrohu huffrotan min huffarin niron.aaamiiinnn.
Amiin mugi2 ALLOH SWT maringi kesehatan panjang umur DUMATENG bpk narator
Kulo remen sangat cerios cerios ulama ulama sepuh
Semoga bermanfaat
0:21
silsilah yg sudah di ba'alawikan, belum tentu spt itu! hampir semua silsilah yg menuju Rasulullah, sebelum ada tesis kiai imad semuanya mengarah ke ba'alawi, karena semuanya sudah direncanakan oleh kompeni
Sanad ilmu dn praktik fiqih saya dr syeh Nawawi Al bantani rokhimahulloh 🤲
Toko tokoh ulama dari palembang banyak kang admin 😅 sanad hadits banyak dari ulama palembang yang di makkah ataupun pulang ke kampung.. mudahan kang admin juga bahas tentang ulama dari Sumatra Selatan Palembang.. salam dari palembang kang admin, baru semalem nyimak konten kang admin Alhamdulillah langsung subscribe, Alhamdulilh dapat ilmu dan wawasan baru tentang biografi ulama Nusantara.. terus smggt kang admin mudahan ALLAH subhanahu wa ta'ala Ridhoi dan beekahi konten jenengan aammin ALLAHUMMA Aamin 🤲
Amin amin... Bantu channel ini supaya berkembang kak.
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut.
Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020.
Riwayat
Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4]
Asimilasi
Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4]
Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam).
Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2]
Tokoh terkenal
Tokoh agama
Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5]
Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama
Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama
Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama
Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama
Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama
Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama
Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama
Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton
Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama
Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama
Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama
Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram
Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama
K.H. Hasyim Asy'ari - ulama
K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU
K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU
Tokoh kerajaan
Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat
Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama
Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua
Pati Unus - raja Demak kedua
Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta
Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir
Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga
Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II
Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung)
Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama
Pejuang dan pahlawan nasional
Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama
Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah
As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama
Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama
Tokoh lain
Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4
Nasab
Setuju. Palembang adalah tanah ulama. Tp sekarang malah jadi tanah goyang orgen geleng geleng sekecamatan. suka nyabu. Astaghfirullah
@@IkiAzamatkhan sumber dari mana pak?
Alhamdulillahirobbilalamin....
Radhiallahu anhum
Allahumma shallli alaa Sayyidinaa Muhammad
Alfatihah...syeh nawawi albantani aljawi tanara🤲
Terimakasih pencerahannya
saya ga peduli beliau mau keturunan habib atau bukan. yang saya tau beliau ulama dari banten ini adalah ulama yang penuh karomah dan ilmunya berkah hingga saat ini. dan dimata saya habaib sama saja ddengan kita. jika mereka tidak taat maka keistimewaan mereka tidak akan berguna dihadapan allah di mahsyar kelak.
Yang terpenting ilmunya.
Dan adabnya,,,
Alhamdulillah.
Syeh Nawawi tentu asli banten.
Bagaimana engkau tdk peduli dengan keturunan rosulullah, kalau engkau mengaku cinta pada rosulullah, Krn yg memuliakan mereka ahlul bait dialah Allah SWT, terlepas dari apakah mereka berahlak seperti kakeknya atau tdk, Krn pada tubuhnya ada darah rosulullah, tdk terkecuali kalianpun diperintahkan berlaku baik pada orang yang berlaku buruk Krn yg kalian benci itu hanya boleh prilakunya bukan pribadinya sbg manusia
Amin...
Hadir menyimak..menyerap..semoga manfa'at & barokah.(Musafir Cinta JEPARA).🎉🎉❤🎉🎉
Alhamdulillah selamat menyimak
Beliau lahir di Banten daerah Tanara, petilasan nya masih ada sampe sekarang kalo mau dateng di daerah Tanara
MasyaAllah
AllahuAkbar
Para Habaib, Juriyah Rasullullah SAW yg Menerangi Negri ini dari Kegelapan
Syekh Nawawi tokoh panutan
Al Fatihah hadroti syeh nawawi al banteni....
Semoga qobul qona'ah qolbin salim watawabarakalloh Aamiin yaa rabbal alamiin 🙏 Al-fatihah 🤲🙏🤲
Enak, ya.. klo ngumpul² sama penuntut ilmu.. walo ilmunya masih kurang, juga.
Yg pada punya ilmu paham...
Yang jelas..
Bakal di jelasin pelan² sampai nangkep, ucapannya.
Tapi.. sekalinya, nangkep
Otak.. jd plong terus 🤣
Banyak wawasan dri mna aja.
Ilmunya semakin bertambah..
Ma..
Sekalinya, ngedongeng ga kelewat batas.
Tahu batasan²nya.
Dan yg menuntut ilmu.
Ga belok² amat. 😂 sebagai murid.
Intinya?
Jadi makin semangat, lagi buat menuntut ilmu dalam (menimba ilmu) 💙👍
Beliau bukan habib..lebih dari itu..beliau asli ulama indonesia
Alhamdulillah. ...pengabaran yg baik ..untuk kita semua ..aamiin
Amin
Subhanallah MasyaaAllah Alhamdulillah Berkah Aamiin Yarobbal'alamin 🤲🙏 Alfatihah....
Amin amin ya alloh
Ini.baru.ulama.panutan.tidak.ribut.nasab
Menurut kisah muslim indonesia sangat dikagumi oleh nabi Muhammad Rasulullah saw ketika rombongan muslim datang ke tanah suci melihat rombongan muslim dari indonesia. walaupun banyak muslim yg datang dari penjuru dunia tapi rasulullah sangat mengagumi para muslim dari indonesia dan itu kisah dari ribuan tahun lalu jadi gak heran kalau indonesia adalah negara muslim terbesar didunia dengan segala keistimewaannya
Kisah nya siapa bro
Ngarang aja. Lo dosaaaaa 😂😂😂
Di zaman Rasulullah SAW masih hidup, Islam blm sampai ke Nusantara. Islam paling awal di Aceh berasal dari Arab India. Setelah peristiwa pembunuhan Imam Hussein
mengarang bebas
Korban tausih Bahar smit
Jgn pernah berbohong dgn menggunakan nama Rasulullah kerana ia seakan menempah neraka..
Subhanallah.
Ada yg masih mempertahankan trah dan gennya untuk bukti dan ada pula yg membantahkannya..Hanya Allah yg punya hak yg menghskimi kelak di akhirat.
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut.
Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020.
Riwayat
Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4]
Asimilasi
Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4]
Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam).
Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2]
Tokoh terkenal
Tokoh agama
Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5]
Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama
Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama
Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama
Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama
Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama
Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama
Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama
Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton
Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama
Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama
Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama
Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram
Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama
K.H. Hasyim Asy'ari - ulama
K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU
K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU
Tokoh kerajaan
Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat
Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama
Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua
Pati Unus - raja Demak kedua
Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta
Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir
Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga
Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II
Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung)
Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama
Pejuang dan pahlawan nasional
Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama
Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah
As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama
Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama
Tokoh lain
Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4
Nasab
Org yg shaleh tdk akan memikirkan kakek moyang & gen nya.
Org shaleh akan mnilai org lain dr ke shalehannya, bukan keturunanya.
Bnyk Penemuan tehnologi canggih yg bs dinikmati, mrk itulah org2 yg bermanfaat sbg yg Rahmatan lil allamin
Apapun gen nya yg mulia dihadapan Alloh adalah taqwanya jadi ga perlu ribut rebutan nasab,baik kita ikuti batil ditinggalkan,simpel sja
@@queennasya7610benn ar, n mantap
Sumber dari mana pak? @@IkiAzamatkhan
MasyaaAllah syeh Rahimakumullah
Alhamdulillah trimakasih informasi nya
Semoga bermanfaat
subhanalloh..........
masya allah ya sayidi ya rosululloh❤l fatehah kususon kyai musonef❤
Teruskan sejarah Islam dari Indonesia 👍🙏
Baik
@@brojomusti16 Min pin tuh komen saya terbaru. Silsilah azamatkhan(keturunan Walisongo dan Kerajaan Islam nyambung ke Ubaidillah. karna orang2 bnyak yg ga mengakui. Sumber ponpes mansyaululum ±1812.banyak juga silsilah yg perlu dikorelsi lagi.
@@brojomusti16 garis ke 13(ali algazam) 12(alwi) 11(muhamad) 10(ubaidillah) bin 9.(Ahmad almuhajir) 8(isa albasri (al baqri) 7(muhamad dan nagib(idris) 6(kasim al kamir(ali al uraid) 5(jafar sadiq)4(muhamad albaqir) 3(jaenal abidin) 2(husain assabti) 1(siti fatimah sayyidina ali) #sumber data ponpes mansyaululum cirebon 1812. data ulama umum mungkin Ada perbedaan pendapat. Namun kalo kamu nanya ke kiai ma'rifat diseluruh Alam dunia.ubaidillah itu ya keturunan rasul. Dan marga azamatkhan diatasnya nyambung ke ubaidillah. Nasab itukan katanya2.tapi kalo keterangan dari ahli ma'rifat ga sah diragukan lagi. Kamu nanya sama ma'rifat diluar negripun jawabanya bakalan sama. Karna mereka satu tombol
@@brojomusti16 buat mereka yg nyangkal komen says Nanti, biar saya jawab nanti.
Masyallah Saya asli Banten baru tahu cerita kisah hidupnya...
Ya Allah...masa sih saya dari Bogor sudah tahu sejarah nya sejak 1982....
Alhamdulillah,bukti penyebar agama di Nusantara keturunan Rasulullah, baik yng di sebut haba'ib/tidak, yng jelas ulama"Indonesia Nusantara hususnyah umumnya yng ada di dunia banyak dari kturunan rosuululooh
Habib bukan keturunan nabi, masa klau habib usman bin yahya keturunan nabi muhamad mau jadi antek Belanda, sedang Syeh nawawi albantani sangat anti Belanda, usman bin yahya dan Syeh imam Nawawi albantani hidup sejaman
masya allah
Alhamdulillah
❤❤❤ ulama nusantara
Al Fatihah untuk imam besar annawawi Al bantani
Aamiin.
Subhanallah.....Tidak pernah ngaku2 cucu nya Nabi
Alkhamdullelah ku juga. Membaca kitap kuning milik beliau. ❤
DURRIYAH ASLI ASAL NUSANTARA TERIMAKASIH MALAIKATKU
Bang coba dibuatkan content Kisah nyata Snouck Horgronje agen intelijen Belanda yg masuk Islam hingga memasuki Mekah untuk melakukan penelitian dan membuat strategi untuk mengalahkan umat Islam di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) khususnya untuk mengalahkan Aceh...yg sangat sulit ditaklukan Belanda.
Masyaallah tabarakallah
Amin allohumma sholli ala sayyidina muhammad
Masyaallah
اللهم أرزقنا مع مشايخنا في الدنيا والآخرة
Ya ALLAH jadikanlah anak cucuku penghikmaat agamamu aaaamiiiiin
Astagfirullah, hati hati ya umat Islam iangan sembarangan mengolok ngolok Juriah rasul ,selama kamu masih menginginkan syafaat dari Rasulullah SAW....jangan gampang terpecah belah oleh hasutan kaum munafikun dan kaum kafirin
Wa alaikumussalamwr wb
Kang murid2nya syeikh nawawi masih byk blm dibawa semua. Yang ditugaskan syeikh nawawi. Yg dinusantara seperti syeikh nawawi penganggit alawamil desa mandaya serang, syeikh abuya armin pandeglang yg ditugaskan secara bersama dg syeikh hasim asari. Syeikh nawawi adalah gurunya para ulama,julukannya sayidul ulama,ulamahijaz.
Blm lama blm apa beliau meninggal seumuran penjajahan indomesia. Ibu saya ke Syeik abuya armin saja tau pernah 1 x silaturohin, setelah meninggal tahap ulama ke 2, seperti abuya dimyati pandeglang,abuya cisantri pandeglang dijaman soekarno. Itu saya masih sekolah mts sangat tahu. Kalo ke syeik nawawi dijaman buyut saya. Atau kake saya masih muda. Itu masih tau. Kalo ibu saya dulu sering ke seikh armin cibuntu,syeik waseh serang,syeikh astari cakung serang, dan saya belajar didaerah para syeikh itu. Guru saya cicit dari syeikh nawawi alawamil mandaya murid dari syeik nawawi albantani tanara. Guru saya menimba ilmu lg di banten yaitu syeikh qolil syeikh qolil ini murid dari syeikh nawawi albantani. Cerita guru sering menghilang kadang ada didepan tak tau dari mana2nya pas waktu mau pulang gk mesantren lg. Namun syeikh qolil suruh salamkan pada orang tua, lalu orang tua guru saya seorang ulama besar dimandaya menyuruh lanjut belajar, dari situ selesai belajar pindah ke syeikh astari cakung serang lalu ditugaskan membuka pesantren ditempat rawan begal,rampok,tempat penguburan pembunuhan mayat orang dibantai. Lalu saya lulus sekolah SMA, Lgs nesantren pada guru saya asli guru sepuh insya allah sepertinya ulama sepuh sudah terakhir yaitu guru saya diwilayah saya. Namun dipandeglang masih ada ulama sepuh seperti abuya muhtadi,abuya sar'i,abuya murtado,abuya munfasir, sejarah tdk bisa bohong semasih ada ulama sepuh. Beliau tau jaman2 masa2 nya dijaman apa. Kalo ingin tau usia ulama tertua diindonesia silahkan datang dicionas serang,yaitu abuya sar'i silahkan tanya masa kecilnya dijaman apa. Sebab usianya 100an tahun
Allohumma sholli wassalim wabarik 'alaihi...
ada rahasia..di blk rahasia..wallahulam..
Dan sekarang Telah Lahir penerus beliau,,,
Yaitu KH IMADUDDIN UTSMAN Al Bantani ❤❤
Kami dari Lampung menyimak
Udah2 jngn menghujat.....bersihkan hati kita masing2 menuju alloh....ingat alloh sllu melihat.istgfar2
Apa salah sih hurmat kepada para orang yang ilmunya tinggi
Kita ikuti jejak ulama2 kita ilmunya kan tujuan nya mengenal alloh supaya slmt dunia akhirat.knp skrng saling menjelekan....ingat....kita sodara seiman.
Yg dzuriahnya benar2 tersambung ke Rasulullaah SAW. Ahlaqnya sunguh sangat terpuji, selain alim dan sholeh. Yg nasabnya dicangkok cangkokkandan kemudian eksklusif dgn klannya kebanyakan ahlaqnya jauh dari yg diajarkan olehRasulullaah SAW.
Lihat ahlaqnya Bahar Smit al ngamukan dan Novel al ngawuri, dkk. 😂😂😂😂😂
😂😂😂
Saya tahu jejak ahlul bait dalam Tafsir Munir karya beliau dari surat Assyuro, Al Azhab 33 dll.
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut.
Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020.
Riwayat
Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4]
Asimilasi
Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4]
Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam).
Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2]
Tokoh terkenal
Tokoh agama
Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5]
Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama
Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama
Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama
Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama
Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama
Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama
Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama
Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton
Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama
Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama
Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama
Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram
Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama
K.H. Hasyim Asy'ari - ulama
K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU
K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU
Tokoh kerajaan
Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat
Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama
Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua
Pati Unus - raja Demak kedua
Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta
Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir
Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga
Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II
Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung)
Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama
Pejuang dan pahlawan nasional
Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama
Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah
As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama
Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama
Tokoh lain
Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4
Nasab
Siapa yang bisa memastikan pura pura atau betul betul Islam?
Mengingat syarat dikatakan sudah Islam hanya melakukan syahadat.
Tak peduli dengan kelakuannya. Mau jadi teroris, zinah, judi, mabuk, koruptor, pendosa apapun asal bukan syrk dll selama syahadat dan mengaku islam, siapa yang mampu menolak keislamannya?
Jangan hanya ketika dianggap ketika menguntungkan syiar diakui sebagai Muslim dan manakala dianggap merugikan syiar Islam lantas ditolak keislamannya.
Bahkan ada yang menganggap bila tak tahu baca Quran dianggap bukan Islam...😅😂🤣
Menurut islam semua manusia dihadapan alloh itu sama, yg membedakan hanya keimanan mereka dari manapun asalnya ga usah menyanjung keturunan nenek moyang....
Semoga kita di jauhkan dari wahabi aamiin
Apa sabit Ngan Wahabi pulakkkkk hadeeeeeeh
Abdul Gaffar adalah snouck Hurgronje(orang aceh menyebutnya Sinyo Cronyo)orientalis belanda yang memisahkan agama dan politik
Semoga orang Islam cepet sadar 🤲🤲
Sejarah mencatat kalo dia belajar Islam untuk menghancurkan bukan untuk mencari kebenaran Wallahu A'lam
Allahu akbar lahumul fathakah
Amin amin.. Jangan lupa di simak sampai selesai
Al-fatiha, jngan disalah salahkan padahal tau itu salh, apa tu arti alfateka
Amiin
Coba lebih ditelusuri lagi nasab silsilah syekh Nawawi Al bantani.
Krn tdk bersambung sampai Ubaidillah.
Lebih jeli lagi min.
Krn Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati nasabnya tdk ke Ubaidillah.
Mosok admin nya juga bo'ollowy.... 😂😂
Adminya ;
Narasumbernya ; Taupi sama habib Lutfi.
Saya orang Sumbar, tidak paham tentang zuriyyat Rosululloh, karena disumbar mereka tidak mengekspose sbg keturunan rosul.
Dan saya belum dapatkan hadis tentang zuriyyat rosul selain tentang Imam Mahdi.
Polemik baalawi ini mulai membuat saya mulai open masalah ahlul bait nabi. Apakah sama ahlul bait dan zuriyyat nabi?
Mulai ngerti kenapa saya mimpi tentang melihat bulan, dalam dua kondisi, dalam jangka waktu yg berbeda.
Betuuuulll sekaliiiiihhhh
Syekh Nawawi shohih sebagai Dzuriat Bagi Nabi, dari jalur Musa Al Khadzim, karna beliau keturunan sunan Hasanudin banten bin Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Cirebon.
Bukan dari Alwi bin ubaidillah. Yang sekarang banyak di pertanyakan keaslian Nasabnya. Dan sudah di lakukan penelitian kajian ilmu pustaka, dan penilitian DNA.
Waoo ternyata syeh nawawi albantani keturunan rasull dri jalur abdulahh/ubaidilah.
Benarkah??? Jalur Ubed?
Sekarang sawah 2 di tangerang di gusur. Pemilik sawah harus mnjual swahnya kalo tidak ttp akan di irig kalo ngak ada oknum yg menjual ke pengembang. Sya menyesal sebagai bangsa yg trlena dengan ke agungan keturunan
Terimakasih atas info info BIOGRAFI PARA ULAMA. KYAI DAN SYEH DARI TANAH AIR KITA. YNG MUMPUNI. SETELAH MASA WALISONGO. . Namun kenapa ulama dan kyai jaman sekarang KAROMAHNYA TIDAK SEPERTI PARA KYAI KYAI yng lahir DI JAMAN THN 1800 an. . TDK ada yng setingkat SYEH..
Insya Allah nnti ada lgi.dan Asia tenggara rata2 pucuk pemimpin agama rata2 di pegang walisongo beserta keluarga bhkan keturunan2nya. Semua atas izim Allah
Jaman Saiki wes keno pulus haaayyya oe ammsiong haaa😂😂😂😂😂
Ini yg original pasti bersinar & nyata memberikan manfaat bagi umat yg palsu ngaku habib kesana kemari & bikin gaduh......minggir saja ...salam waras 🙏🙏🇮🇩🇮🇩
Marga Al-Azhmatkhan merupakan keturunan dari Abdul Malik bin Alwi bin Muhammad Shahib Mirbath, ia merupakan keturunan Husain bin Ali.[2] Abdul Malik bin Alwi berhijrah dari Hadramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadramaut.
Al-Habib As-Sayyid Abdul Malik bin Alwi kemudian menikahi putri bangsawan Haidarabad India dan mendapatkan gelar "Al-Azhmatkhan". Gelar "Khan" diberikan oleh Bangsawan Haidarabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.[1] Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azhamat" yang berarti "Mulia" karena Abdul Malik bin Alwi berasal dari garis keturunan "Sayyid" Keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai Patronimik sampai hari ini.[3] Mereka memiliki Organisasi Internasional bernama Yayasan Baitul Ansab Lil Asyraf Azmatkhan Wa Ahlulbayt Al-Alamy, yang disingkat dengan Asyraf Internasional. Dan lembaga ini telah resmi diakui di dunia internasional dari 3110 qabilah atau marga di seluruh dunia. Di Indonesia lembaga ini telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan dikeluarkannya Surat Keputusan berupa SK KEMENKUMHAM Nomor AHU-0013814.AH.01.04.Tahun 2020.
Riwayat
Menurut Al-Habib Shohibul Faroji Al-Azhmatkhan, Sejarawan dan Pakar Nasab Walisongo dan Nasab Ahlulbait mengatakan bahwa tentang asal usul Marga Al-Azhmatkhan adalah keturunan dari tokoh yang bernama Abdul Malik Al-Azhmatkhan. Abdul Malik Al-Azhmatkhan alias Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, Hadramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk berdakwah.[4] Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Al-Azhmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[5]) adalah dari Alawiyyin asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam.[4]
Asimilasi
Karena sejarah panjang pernikahan, terutama dengan keluarga bangsawan lokal, sebagian keturunan Al-Azhmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat atau pribumi. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Al-Azhmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Mas, Tubagus[6], Menak, Kemas, Radin dan lain-lain. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Al-Azhmatkhan pada saat bersamaan,[2] bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.[4]
Setelah masa transisi Majapahit ke Demak kemudian Pajang, banyak keturunan Al-Azhmatkhan yang menyebar di seluruh Nusantara, Ada yang ke Palembang mendirikan Kesultanan Palembang dan Beberapa diambil menantu penguasa baik Raja maupun Bupati. Maka selain gelar khas seperti Tubagus (Banten) atau Mas (Surabaya dan sekitarnya), maka sebagian keturunan itu juga memiliki gelar Raden (Mataram Islam).
Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Al-Azhmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.[4] Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Al-Azhmatkhan adalah Kesultanan Banten[2] , Kesultanan Palembang Darussalam, Kesultanan Jambi, Kesultanan Pajang, Kasunanan Giri, Kerajaan Sumedang Larang Sedangkan di Kerajaan Champa[7] , Kerajaan Pattani[7] , Kesultanan Kelantan[7] , Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[8] , para keturunan Al-Azhmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.[2]
Tokoh terkenal
Tokoh agama
Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[5]
Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama
Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama
Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama
Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama
Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama
Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama
Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama
Maulana Abdul Faqih/ Raden Ainul Yaqin Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton
Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama
Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama
Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama
Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram
Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama
K.H. Hasyim Asy'ari - ulama
K.H. Ma'ruf Amin[9] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU
K.H. Said Aqil Siradj[10][11] - ulama, Ketua Umum PBNU
Tokoh kerajaan
Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qodir Azmatkhan - raja Banten keempat
Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama
Kusumadinata II (Prabu Geusan Ulun) - raja Sumedang Larang Islam kedua
Pati Unus - raja Demak kedua
Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta
Kusumadinata III - raja Sumedang Larang terakhir
Panembahan Ratu I (Sultan Zainul Arifin) - raja Cirebon ketiga
Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II
Radin Imba Kusuma - Sultan Melinting (Lampung)
Kusumadinata I (Pangeran Santri) - raja Sumedang Larang pertama
Pejuang dan pahlawan nasional
Hasyim Asy'ari[12] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama
Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah
As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama
Wahid Hasyim[13] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama
Tokoh lain
Abdurrahman Wahid[13] - ulama, Presiden Indonesia ke-4
Nasab
@@IkiAzamatkhanitukan nasab versi baalawi
@@ngajikitabkuning5593 lo masuk golongan yg ga mengakui ba Alawi kah.
Abdul Malik(turunannya bermarga Azmatkhan) anak pertama dr seorang ayah bernama Alwi Amir faqih/Alwi ammul faqih bin muhammad, ke atasnya nyampe ke Ubaidillah bin ahmad al muhajir(ulama yg hijrah dari Irak ke Hadramaut,yaman)Kalo kamu meragukan nasab baalawi. Berarti kamu menolak kebenaran marga Azmatkhan keturunan Rasulullah juga, na'uzubillahiminzalik. Bre,sepintar2 ulma ahli nasab kalo dia blom sampai ke drajat waliyullah terbukanya ilmu. Allah memberinya ilmu 1 dan 3 untuk keilmuan waliyullah. Banyak keturunan Azmatkhan yg jadi waliyullah dan Sultan/raja islam. Tanya ke ahli makrifat seluruh dunia apakah baalawi itu punya duriah atau tida. Dan ulama yg menyebarkan islam ke Nusantara gelombang pertama itu dari marga Azmatkhan. Kalo kmu ga percaya ulama ma'rifat. Na'uzubillahiminzalik biasa dibilang kamu masuk ke golongan orang-orang yang munafik.
@@ngajikitabkuning5593 umat islam mayoritas di indo.mengakui syeh jumadil Qubro dan turunanya (walisongo) turunan rasul. Dan masih sodara dekat dg baalawi.kalo kamu tida mengakui baalawi berarti kamu tidak mengakui Azmatkhan. Hanya orang2 seperti Syi'ah yg menolak kebenaran seperti itu. Na'uzubillahiminzalik
Banyak keturunan Azmatkhan te rsebar di Asia Selatan dan tenggara. Melahirkan tokoh-tokoh ulama waliyullah dan mendirikan Kesultanan/kerajaan islam.marga Azmatkhan katasnya nyambung ke baalawi.
Teruslah dakwah
Siap terimakasih dukungan nya.
Al-fatihah
Lahul fatihah
Kita ab yg paling cepet di tulis Syaikh Nawawi,qothrul ghoits
Saya Nazri Mohd Nawawi
Luar biasa Syekh Nawawi Al Babtani, seb waliyullah yg meninggal di Memahami Al Mukarramah
Orang Banten balik ke Mekah. ?
Harus nya kita pinter.
Kiai hebat ini tahu suatu saat akan ada Istilah Islam Nusantara.
Kiai ingin Bersih.
Makanya, BALIK AJA KE MEKAH, SUMBER UTAMA ISLAM.
Abis Orang Indonesia, CULAMITAN.
Udah tau Islam datang dari Daerah Arab, ko so so an, menafikan Arab. ?
Uaneh. !!!
Mekah dulu bukan Wahabi, tapi Suni, seh Nawawi ulama Suni, sebelum Wahabi berkuasa
Syeh Nawawi Al bantani bukan keturunan ubaydillah ,garis keturunan syeh Syarif Hidayatulloh sunan gunung jati Cirebon bin pangeran hud mesir bukan Yaman ,pembengkokkan sajarah, hati hati khususnya anak muda, semua makom dan makan dibanten di akuin orang Yaman, ini namanya cuci otak, hati hati
betul setau saya dalam buku insan kamil yang saya baca tentang sunan Gunung Jati berasal dari Mesir(bapaknya) kenapa bengkok ke yaman (Ubaidillah) .. inilah klakuan klan baalawi
jongos imad mulai ghibah😅😅
@@MuhammadAmin-fx9xt kita punya akal dan pikiran jadi gak ikut doktrin klan sesat.. apalagi budak seperti mu gk bisa gunakan akal
Sech Holil bangkalan Madura muridnya sech nawawawi al-Bantani
Lanjutkan
Siap
Cangkokannya mantap.... Tp saya mau tanua dulu sama kyi Imad yg tentu lebih faham dgn keluarga nya....
Nasab Syekh Nawawi yg shahih adalah ke Musa Al kadim
Alfatihah
Ulama adalah penerus nabi...bukan habib....tak satupun habib( R.A,) MENJadi imam besar di makkkah..
Ini terjadi Krn 1 kelemahan ormas terbesar NU yg selama ini tertidur kurang kinerjanya ke2 ulama Indonesia menguasai jagat keilmuan tapi tidak ditulis oleh anak cucunya ke3 kurang bersatunya ulama ulama Indonesia terlena oleh banyaklah dan regenerasinya kurang banget contoh setingkat walikota gubernur harusnya udeh mumpuni keilmuan agama Islam jgn baca jusama belepotan ude berani berpatwa sekian dulu ila akwamit Toorik sampurasun
Beliau itu benar,,orang yg tawadu,tidak mengaku,,habib ataupun duriyah nabi.lihat kitabnya qotrulgoest.saking tawadunya beliau menyatakan murtakibddunubi,muhamad nawawi bin umar bin arobi as safei.