Ki Dalang Matadi Lakon DEWO AMRAL full JANGAN LUPA SUBCRIBE NJEH

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 26 ม.ค. 2025
  • #matadi
    #kimatadi
    #petruk
    #lintangtahun
    #gatotkocokembar
    #dosomuko
    #pendowoswargo
    #panduswargo
    #semar
    #garengtralala
    #wayangmalang
    #gatotkocosenopati
    #dewoamral
    PRABU BALADEWA BERMIMPI BURUK TENTANG PRABU PUNTADEWA
    Di Kerajaan Dwarawati, Prabu Kresna Wasudewa memimpin pertemuan yang dihadiri Raden Samba Wisnubrata dari Paranggaruda, Arya Setyaki dari Swalabumi, dan Patih Udawa dari Widarakandang. Hadir pula sang kakak dari Kerajaan Mandura, yaitu Prabu Baladewa yang hanya didampingi Patih Pragota. Dalam kunjungannya itu, Prabu Baladewa berkata bahwa dirinya baru saja mimpi buruk tentang Prabu Puntadewa, pemimpin para Pandawa.
    Dalam mimpinya tersebut, Prabu Baladewa melihat Prabu Puntadewa berjalan kaki mengenakan pakaian serbaputih. Kemudian datang angin kencang yang menerbangkan tubuhnya. Prabu Baladewa lalu terbangun dari tidur dan tidak mengetahui bagaimana nasib Prabu Puntadewa selanjutnya. Mengingat adiknya sangat cerdas dan mampu menafsir mimpi, Prabu Baladewa pun datang ke Kerajaan Dwarawati untuk menanyakan arti mimpinya itu kepada Prabu Kresna.
    Prabu Kresna termenung sejenak, kemudian ia berkata bahwa dirinya harus segera berangkat ke Kerajaan Amarta karena ada hal buruk yang akan menimpa Prabu Puntadewa dan para Pandawa lainnya. Prabu Baladewa tidak ingin ketinggalan. Mereka pun bersama-sama berangkat dengan disertai Arya Setyaki dan Patih Pragota.
    PRABU DEWASRANI IRI HATI KEPADA PRABU PUNTADEWA
    Sementara itu di Kahyangan Dandangmangore, Batari Durga menerima kedatangan putranya, yaitu Prabu Dewasrani dari Kerajaan Nusarukmi. Dalam kunjungannya itu, Prabu Dewasrani bertanya kepada ibunya mengapa dirinya diberi nama dengan unsur kata “dewa”. Batari Durga menjawab, itu karena Prabu Dewasrani adalah putra dewa, yaitu Batara Guru, sehingga boleh memakai nama dengan unsur kata “dewa”.
    Prabu Dewasrani lalu bertanya mengapa Prabu Puntadewa memakai nama yang mengandung unsur “dewa”, apakah ia memang putra salah satu dewa? Batari Durga menjawab, Prabu Puntadewa adalah putra Prabu Pandu Dewanata yang mendapat nama dengan unsur kata “dewa” dari ayahnya itu. Adapun Prabu Pandu boleh menyandang gelar Dewanata adalah karena pernah berjasa membunuh musuh kahyangan yang bernama Prabu Nagapaya.
    Prabu Dewasrani berterus terang bahwa dirinya kesal mendengar ada orang lain yang memiliki nama dengan unsur kata “dewa” seperti dirinya, dan orang itu menjadi raja pula. Apalagi, ayah Prabu Puntadewa bahkan bernama Prabu Pandu Dewanata, yang artinya “raja dewa”. Nama ini jelas menyamai Batara Guru yang memiliki gelar Sanghyang Jagadnata, ataupun menyamai Batara Indra yang memiliki gelar Sanghyang Suranata.
    Batari Durga berkata bahwa roh Prabu Pandu Dewanata sudah mendapat hukuman dari Batara Guru, yaitu dikurung dalam Kawah Candradimuka bersama Dewi Madrim, istri keduanya. Prabu Dewasrani tidak puas karena Prabu Puntadewa harusnya juga dihukum karena memakai nama dengan unsur kata “dewa” padahal bukan anak dewa. Apabila Prabu Puntadewa tidak dicopot dari kedudukannya sebagai raja dan juga tidak dihukum, maka Prabu Dewasrani memilih lebih baik bunuh diri saja.
    Batari Durga sangat memanjakan Prabu Dewasrani. Ia pun menuruti keinginan putranya itu dan segera berangkat bersama menuju Kahyangan Jonggringsalaka untuk menghadap Batara Guru.
    ROMBONGAN DARI KERAJAAN DWARAWATI TERHALANG PERJALANANNYA
    Batari Durga dan Prabu Dewasrani berangkat dikawal pasukan Nusarukmi yang terdiri atas para raksasa, beserta para pengikut Kahyangan Dandangmangore yang berwujud kaum makhluk halus. Di tengah jalan mereka berpapasan dengan rombongan dari Kerajaan Dwarawati. Dasar watak para raksasa yang suka mencari keributan, mereka pun mengganggu rombongan tersebut.
    Arya Setyaki yang berada paling depan segera menghadapi para raksasa itu. Pertempuran pun terjadi. Batari Durga tidak mau melibatkan diri. Ia pun membawa Prabu Dewasrani terbang secepat kilat menuju Kahyangan Jonggringsalaka, sedangkan pasukan mereka dipimpin Jin Jaramaya sibuk bertempur melawan orang-orang Dwarawati.
    BATARI DURGA MENGADU KEPADA BATARA GURU
    Di Kahyangan Jonggringsalaka, Batara Guru dihadap Batara Narada, Batara Indra, dan Batara Yamadipati. Tidak lama kemudian datanglah Batari Durga dan Prabu Dewasrani. Batari Durga menangis meminta Batara Guru mencegah putranya bunuh diri. Batara Guru bertanya mengapa Prabu Dewasrani ingin bunuh diri. Batari Durga pun menjawab bahwa ini semua karena Prabu Puntadewa memakai unsur nama “dewa”. Unsur nama “dewa” hanya boleh dipakai oleh putra dewa saja, seperti Prabu Dewasrani. Namun, jika ada manusia biasa, apalagi seorang raja seperti Prabu Puntadewa memakai nama “dewa”, maka lebih baik Prabu Dewasrani bunuh diri saja.
    sumber : albumkisahwayan...

ความคิดเห็น • 23