Salah satu alasan saya meninggalkan tradisi turun temurun, yaitu bertani. Saya ga sanggup, 1. Orang tua saya sudah kecanduan pupuk kimia buat mempercepat pertumbuhan, dan sekarang harga pupuk naik 2. Organik sangat tidak efektif untuk zaman sekarang, 3. Tanah yang subur semakin menipis 4. Banyak oknum yg beli murah banget, dan ngejual mahal banget. 5. Import semakin menjadi jadi. 6. Pajak naik 7. Tidak di perdulikan pemerintah.
@@JupriJogan-bl1hq itu masalahnya, saya baru nemu vidio beliau beberapa waktu lalu, dan saya sekarang tidak bertani lagi. Saya dulu tinggal di desa terpencil listrik aja susah apalagi internet.
Saya sbg lulusan magister peternakan bisa menjawab, kenapa peternakan ayam gak bisa cuan alias balik modal? 1) pakan ayam terlalu mahal & itu semua buatan pabrik, salah sedikit campurin pakan ayam ya berimbas mati semua ayamnya 2) obat & vaksinasi ayam juga cukup mahal & peternak rakyat hanya mampu ngikutin arahan dari PT ato CV penyalur DOC/anakan ayam + gak bisa beli sendiri 3) Peternak kita masih belum mampu berdiri sendiri & masih tergantung sama perusahaan + penyalur DOC 4) Ayam mudah sekali terkena penyakit, terutama pada ayam potong (broiler) 5) Peternak rakyat (kecil) masih belum bisa menjual ato memasarkan sendiri & tergantung pada pengepul (oknum2) ato pada penyalur DOC yg membuat harga ayam jadi jelek ato rendah
Bener banget, aku rugi banyak pas masa pandemi kemarin, usaha ayam telur harga pakan naik terus sedangkan harga telur turun terus. Peternak ayam telur disini pada berhenti berternak semuanya, pemerintah nggak memperhatikan umkm di pedesaan, saya juga sekaligus petani jagung dan singkong, harga oupuk mahalnya minta ampun langka pula nyarinya susah bibit jagung mahal nya minta ampun juga giliran di tanam gampang kena penyakit, kaya bibit bantuan kualitas nya. Harga jagung juga di bawah standar. Terkadang pemerintah nggak mikir produsen produsen seperti kami. Lebih mementingkan usulan pt pembuat pakan ayam, pupuk, dan bibit jagung agar di setujui harga nya naik. Tapi giliran produsen minta usulan harga kebutuhan pakan bibit dan pupuk di turunkan mereka bungkam seolah nggak terjadi apa apa. Capek
yang membuat heran, kok petani peternakan masih pro banget ke pemerintahan jokowi yang jelas tidak bisa berpihak kepada petani. seharusnya melalui kebijakan pemerintah bisa memperbaiki kondisi petani peternak.
Saya usaha di bidang ayam udah beberapa taun belakangan ini. Kenapa bisa begitu karna peternak2 di indo belum bisa mandiri, dari pakan, vaksin, DOC, itu di supply oleh perusahaan besar . Dan yg mengatur harga jual pun secara tdk langsung ya perusahaan2 tersebut. Pemerintah terkait sendiri seharusnya sdh tau dimana masalahnya
yang membuat heran, kok petani peternakan masih pro banget ke pemerintahan jokowi yang jelas tidak bisa berpihak kepada petani. seharusnya melalui kebijakan pemerintah bisa memperbaiki kondisi petani peternak.
Bukan hanya peternak ayam yg rugi, tapi hampir di semua peternakan dan pertanian kita masih bermasalah. Harusnya petani, peternak harus didukung oleh pemerintah dan perusahaan dengan berjalan bersama dari awal agar berhasil. Mulai dari petani yg mengerjakan jelas ke mana hasilnya dan harganya. Bukan hanya teori tapi memang benar dijalankan. Agar semua berhasil. Jangan jadi petani atau peternak musiman jika harga lg mahal sehingga kalau panen berlimpah sampai ga kejual...
Betul om. Saya pelaku budidaya tenak ayam mandiri dr taun 2011 sampai 2021. Rugi sangat besar taun 2019 - 2021 yang bangkrut. Satu alasan yg pasti : biaya modal budidaya sapronak (pakan, doc, ovk) dan operasional (listrik, gas, sekam, tenaga kerja) pasti keluar tidak sebanding dengan hasil jual ayam hidup (LB) yang tidak menentu (naik turun). Persaingan di budidaya sudah sangat ketat. Hasil berlimpah tidak sebanding dengan konsumsi daging ayam Nasional. Perusahaan besar hulu hilir sudah mengarah ke monopoli atau kartel (pakan, doc, ovk, pemotongan ayam, dll). 😢
Ga ada peternakan atau pertanian/petani , Lo ga bakal bisa makan atau mati.... sekalipun Lo punya duit buat import, tapi harga barang-barang kebutuhan lain ikut tinggi ,inflasi dan chaos ekonomi di Indonesia , sama aja lu bakal mati pada ujung-ujungnya, so hormatilah petani yang udah berjasa memproduksi makanan untuk kita semua :),....semua saling membutuhkan di kehidupan kita, entah itu petani, dokter, ilmuwan, musisi, semua saling membutuhkan,.... :)
Faktor terbesar sih dari oknum yang mengatur harga. Pernah dengar curhatan dari salah satu peternak kecil, katanya harga ayam di manipulasi peternak besar dengan menahan stok nya dan membeli ayam dari peternak kecil dengan harga murah. Karena peternak kecil tidak mau rugi lebih karena menahan stok, jadi dilepas aja dengan harga murah. Dan ketika harga ayam tinggi, stok pasar di kuasai peternak besar. Tapi menurut gua gk selalu satu alesan, karena harga produk konsumsi cenderung murah, gk hanya peternak, tapi juga petani
betul mas karena peternak mau gak mau jual murah, soalnya kalo peternak tahan gak jual yang ada malah rugi, bayangin saatnya panen tapi mereka tunda satu hari aja bisa rugi ratusan juta karena mereka harus nanggung biaya pakan untuk ribuan ayam (klo peternak biasanya kuantitinya banyak), apalagi mereka tunda berhari2 makin boncos, daripada ruginya banyak mereka terpaksa jual tapi ini buat case tertentu aja sebenarnya banyak faktor kenapa harga ayam anjlok.
Ga ada peternakan atau pertanian/petani , Lo ga bakal bisa makan atau mati.... sekalipun Lo punya duit buat import, tapi harga barang-barang kebutuhan lain ikut tinggi ,inflasi dan chaos ekonomi di Indonesia , sama aja lu bakal mati pada ujung-ujungnya, so hormatilah petani yang udah berjasa memproduksi makanan untuk kita semua :),....semua saling membutuhkan di kehidupan kita, entah itu petani, dokter, ilmuwan, musisi, semua saling membutuhkan,.... :)
Sbg lulusan peternakan yg pernah beternak ayam jg, klo melihat kasus gini pemicu paling besar peternak bangkrut ya krn mereka dimainin sama PT yg udah besar yg mainin harga, mulai dr bibit, pakan, obat smp peralatan lain sbg pelengkap jg peternak cuma bisa nurut mau brp pun harga nya 😂 Peternak yg ketergantungan dg PT (terutama pakan) ya mau gamau hrs maksa manajemen bagus, tp udah manajemen bagus tetep aja bisa tekor dg brbagai kendala & resiko yg ada, akhir nya boro2 untung mepet2, mlh akhir nya minus, krn klo untuk broiler penjualan nya mundur, biaya pakan nambah, alhasil yg harus nya bisa untung terpaksa dialihkan ke bbrp sak karung pakan yg harga nya udah sangat mahal. Alasan knp bisa kyk gini? Jelas krn pemerintah mmberi kebebasan PT mau jual barang2 mereka harga nya brp, meskipun ada regulasi, tp pemerintah gk tegas menetapkan harga nya seminimum mungkin. Dan kalian bisa bayangin, harga pakan 1 karung itu pernah 2th lalu hanya dlm 1th naik 4x, & klo udah naik gapernah turun 🤣 bayangin peternak dipaksa smp bgitu, nanti dg alasan bahan baku naik.. Padahal coba dipikir lg, PT yg mampu jual bibit, mau brp pun harga bibit nya, selama kejual terus menerus gaperlu muluk2 harga tinggi pasti udah untung kok. Bisa tuh buat nutupi biaya operasional bikin pakan yg naik smp ke langit 😂 Tp ya kembali lg, untuk menyelesaikan tidak sesimpel itu, krn tiap divisi punya pekerja masing2 & gaji masing, klo yg udah gaji gedhe2 jg pasti gamau klo gaji nya dipotong biar surplus gaji bisa menutupi minus produksi. Untuk solusi bagus nya sih pemerintah bisa punya & mengelola sendiri PT yang emg atas nama pemerintah, milik pemerintah, yg harga nya berani bersaing dg kualitas oke, sehingga nanti klo peternak mau beli & menjual bisa ada titik aman nya
Banyak faktor sih, tapi menurut saya yang paling memberi dampak jika mengurut dari zaman Covid sepertinya karena oversupply. Karena oversupply itu harga ayam jadi anjlok belum lagi ditambah tren peternakan ayam yang membuat jumlah produksi ayam di pasar melebihi permintaan. Kalau skalanya sudah sebesar ini memang pemerintah sebagai regulator harus bertindak. Dibenahi tidak hanya mematok harga saja, tapi dilihat juga ekosistem pasarnya seperti apa. Mungkin bisa dengan pemerintah mengatur pengadaan bibit, pakan ternak, dll. Problem lain bisa jadi peternak "kompeni" jumlahnya lebih banyak daripada peternak independen. Semoga masalahnya cepat usai🙏
Di Blitar salah satu desa penghasil telur terbesar di Indo lebih dari setengah peternak gulung tikar selama pandemi kak. Masalahnya harga jual jauh dari modal.
Sodara saya di srengat blitar,memutar otak berinovasi terus mencari pakan alternatif untuk terus bertahan.tidak melulu tergantung pakan pabrik yg harganya di kendalikan
@@kakikubesar3932 bisa menggunakan campuran menir beras,endapan tepung bekas gorengan ayam kentucky yg sudah di proses di mesin spiner dan juga bisa campuran dari cangkang bekicot yg di giling halus
Yang paling keliatan karena peternak gk langsung jual ke penjual pasar. Kebanyakan tuh gini, peternak > pengepul > rumah potong > penjual dipasar / penjual keliling. Andai pemerintah punya solusi biar gk banyak proses operasional sehingga peternak dapat untung besar dan konsumen dapat harga gk mahal. Toh dipasar ayam 1kg range harganya 30rb-45rb, bayangin kalau harga itu dikasih ke peternak, pasti makmur..
Dulu waktu tahun 2020 awal mulai lockdown dimana², *_demi Tuhan_* di tempat saya harga ayam pejantan hidup 2000 perak, klo nangkap sendiri di kandang/pternakan, trus klo yg udh dipotong, dibersihin jeroan & bulu'ny hrga 6000 perak.. krna bos yg punya kandang/pternakan gk mau rugi lebih bnyak harus kasih mkan ayam² yg gk bisa dijual/dikirm kluar kota, jd ayam² yg jumlahnya ribuan ekor dikasihkan semua ke karyawannya yg mngurus buat dijual, dan uang'ny buat mreka semua. Stelah itu semua karyawan dgn trpaksa diberhentikan smntara selama pternakan tdk beroperasi.
Ga ada peternakan atau pertanian/petani , Lo ga bakal bisa makan atau mati.... sekalipun Lo punya duit buat import, tapi harga barang-barang kebutuhan lain ikut tinggi ,inflasi dan chaos ekonomi di Indonesia , sama aja lu bakal mati pada ujung-ujungnya, so hormatilah petani yang udah berjasa memproduksi makanan untuk kita semua :),....semua saling membutuhkan di kehidupan kita, entah itu petani, dokter, ilmuwan, musisi, semua saling membutuhkan,.... :)
Gk ada angin gk ada hujan, datang² langsung *_"ela elo ela elo"_* tau² ngomongin *_"mati"_* lah, trus bawa² *_"inflasi"_* lah sgala macem.. dih apa urusannya sama saya? Saya ngapa²in juga engga. Klo situ mau protes atau curhat jgn sm saya!
Jawabannya simpel kenapa rugi semua😂, perusahaan punya pabrik pakan, punya pabrik bibit, punya peternakan, punya penyembelihan, punya pabrik sosis/naget(contoh), punya kerjasama dengan perusahaan logistik, perusahaan distributor, terus peternak kecil mau saingan harga dengan perusahaan tersebut? Terus kita rakyat kecil mau main di sektor mananya?
Karena nggak nurut sama Pak Harto. Industri besar jangan masuk sektor budidaya. Feedmill boleh, breeder boleh, slaughter house boleh, retail dressbird dan grilled boleh. Tapi budidaya biar di tangan peternak mandiri, terserah mau intensif apa backyard farming.
Yg bikin rugi sebenarnya bukan cuma harga acuan yg ditentukan itu, harga pakan ayam, obat ayam, resiko kematian ayam yg ditinggi yg ditanggung oleh peternak juga. Banyak juga akhirnya peternak yg tutup koh, termasuk saya
Yang jadi masalah utamanya itu adalah para integrator besar macam CP, Japfa, dkk... mereka juga produksi ayam dalam skala besar. Akhirnya produksi selalu relatig tinggi.. tapi mereka tetap untung karena punya fasilitas pemotongan, cold storage, & pengolahan.. beda sama peternak skala menengah atau kecil karena mereka cuma bisa jual life bird yang pasti terpengaruhi produksi peternakan lain.. kalau bicara efisiensi, teknologi yang ada saat ini sudah cukup efisien untuk produksi. Tergantung pabrikan pakan, mereka modifikasi (penurunan kualitas) pakan mereka atau tidak.. karena ketergantungan thdp pakan pabrikan sangat tinggi.
ya jual ayam kampung bisa , atau ada juga itu yang buka pecel atau geprek ayam , ayamnya fresh dari ternak sendiri . Macam macam yang bisa dilakuin yang peternak peternak besar ga bisa masuk .
@@mojokerto4541 karena unggas (ayam) cepat waktu panennya, ayam poting itu dipanen di usia 35 hari alias sebulan lebih dikit. Srdangkan ternak lain macam kambing.domba butuh waktu lbh dr setahun untuk panen, apalagi sapi jauh lbh lama dan produksinya pun sangat sedikit.
ah km ada yg bisa ngomong dikit cocok jadi mentri,anis pinter ngomong jadi mentri ya nggak bisa apa apa,mas nadim makarim juga sama,karena mentri itu tdk cukup hanya pintar dan bisa bicara tapi juga bisa bekerja,sebab di mentri perdagangan yg di hadapi mafia kelas kakap....
Masalahnya ada di sistem pasar. Contoh: peternak tidak boleh over ke pasar langsung dagangannya, harus pakai perantara. Nah perantara 1 over ke perantara 2 over ke pengempul pasara baru ke pasar. Saran sy ke petani dan peternak jangan tembak langsung pasar. Bidik rumah makan, restorant, hotel, cafe. Pokoknya yg tidak pakai over ke 1 lah, ke 2 lah. Mn minta turun harga lagi. Mn mw cuan petani dan peternaknya. Jika kalian tidak percaya. Coba kalian tanya ke desa petani/peternak berapa yg mereka jual ke pengempul/perentara, bandingkan dengan harga di pasar. Bisa berapa kali lipat tuh harga dr awal petani/peternak
Karena peternak ayam kecil gk sanggup untuk mandiri. Beli Bibit DOC dan pakan nya terlalu mahal. Alhasil peternak kecil bermitra dengan perusahaan penyalur Bibit DOC dan Pakannya. Salah satu syaratnya mau gk mau harus jual ke perusahaan penyalur. Harga ayam dipotong bibit dan pakan.
@@celoteh2 mana ada kerja sama kaya gitu wkwk di bidang peternakan atau perikanan itu lebih banyak kemitraan. Dan kemitraan GAK ADA yg namanya member wajib jualnya harus ke mereka wkwk jual ke penyedia jasa kemitraan itu justru opsi fasilitas bagi peternak yg MALES bangun channel dan koneksi sendiri untuk tahap penjualan, kalo males ya resiko lah di jadiin badut sama orang yg rajin wkwk
aku dari desa disini beras 4000an dari petani di jual di pengepul ini bagus lho .. aku liat beras itu jelek tapi udah di pack ada labelnya kalo di jual harganya lebih dari 10.000 kalo bagus lebih mahal lah.. wow kok gini ya jadi petani .. contoh kemarin nanam jagung harga jual dari petani 3ribu .. terus coba liat harga toko yg udah di bungkus ada labelnya 1/2 kilo 6ribu ... gilaaaak .. udah modal nanam banyak, pupuk juga sulit di mainin pengepul .. harga obat naik .. air irigasi harus bayar .. belom lagii pas panen harus beri bekasak(beberapa persen hasil tanam) ke penjaga air .. pajak sawah juga naik .. haaah masih banyak sih tapi udah lah ini aja ..
Iya kak, saya sbg petani pemula merasakan seperti itu, belum lagi gagal panen karena cuaca skrg gk menentu. Kalau panen padi bisa untung kalau dimakan sendiri atau kalau mau jual ya ke tetangga sekitar, bisa dibuat hrga Rp.500,- lebih murah dari pasar sdh pasti banyak yg mau, daripada jual ke pengepul bisa setengah harga.
Harga pakan Yg biasa di tahun 2016 350 ribu terima di tempat, sekarang harganya 480 ribu, harga panen ayam cuma naik 1.000 rupiah Terpaksa tutup kandang & mengais rejeki jadi karyawan swasta
saya bantu jawab sesuai analisa dan pengalaman saya. kenapa peternak ayam di indonesia selalu merugi karena PT.CPI dan anak perusahaannya terlalu menggurita menguasai pasar olahan ayam,bibit bahkan limbah produksi mereka diolah kembali menjadi pelet dll mereka menguasai dan mengendalikannya. silahkan cari tau sendiri
Bng bak cari info tentang petani buah pinang di sumatra barat.. karena banyak petani nggk bisa memenuhi kebutuhan hidup,di karenakan harga jual pinang 1 kilo nya cuman 2000 rupiah.. Sedangkan dari proses pemetikan buah,membelah buah lalu di jemur beberapa hari hingga kering, nggk sebanding dengan yang di kerjakan
beberapa bulan lalu bokap gue minta modal buat ternak ayam wkwkwkw gue nemu banyak masalah dari kerugian: 1. pakan mahal 2. bibit mahal 3. harga pasar masih bisa diatas 25-27 rb tapi pengepul yang beli dari peternak ambil dibawah 20 rb gapapa rugi, gue bisa belajar. tapi sumpah kasian, gue jalan-jalan liat banyak banget kandang ayam tutup karena untungnya gamasuk. yang bisa bertahan mereka yang pake sistem mitra, itupun untungnya gaa banyak
Kemitraan pun bagi peternak yg bisa menyiasati mas bro, kl yg polos polos aja sih pasti tekor, harga bibit nya aja dr PT udh ngambil untung berapa persen, belum lagi dr pakan... Dr situ aja PT sudah diuntungkan...
@@zhafranalfareez2349 kl peternakan dari bibit sampai pakan aja masih ketergantungan dengan pabrik ya yg ada malah rugi. Karena mereka kapitalis.. Sy sdh buktikan sendiri. Ditambah tengkulak/pengepul yg selalu mainin harga, kl gk bisa jual/marketing sendiri ya tambah ambyar. Peternak dan petani ini posisi ditengaj2 yg selalu jd korban 😅
@@zhafranalfareez2349 Cara cara menyiasati nya kira" gimana ya mas? orang tua saya sudah mencoba ternak ayam lewat sistem kemitraan, tapi selama berjalan 1 tahun ini baru bisa ambil profit dari dua kali panen, sisanya klo nggk impas, merugi.
@@gibransam276 kl mau maen curang beli pakan sendiri, dan harus inovatif ngasih pakannya, yg sekiranya harganya LBH murah misalnya di campur sama jagung giling... Kl mau LBH ekstrim, jual sendiri ke tengkulak kl harga LG naik
harusnya ada aturan yg jelas,perusahaan DOC dilarang bikin peternakan sendiri dengan dalih mitra. peternak mandiri ya jelas keok melawan perusahaan besar yg sudah memonopoli dari proses hilir ke hulu
@@alvinsoehendrywijaya inilah yg akhirnya mematikan peternak skala kecil.perusahaan besar bisa seenaknya mempermainkan harga karena mereka menguasai. Dari mulai bibit,pakan hingga pasar
@@nanangwidodo4457 kalau itu sih udah salah. Saya kira dia bersaing secara normal kalau udah monopoli sih salah. Harusnya kalau normal y oke2 aja. Misalkan dia cetak ayam sendiri buat dipakai perusahaan nuggetnya gitu. Kalau udah manipulasi pasar y salah
iya kan,,monopoly dr hlu sampe hilir..sampe produk jd jg...dan perusahaan yg monopoly itu populasi ayam nya ada kali ya 80% dari total populasi ayam trnk d indonesia
Saya pedagang ayam dan saya juga pernah mencoba beternak ayam... Kl menurut saya kasusnya peternak sama ky kasus petani, masyarakat ga akan mampu beli kl harganya mahal, dan kecurangan di pedagang ayam itu PD timbangan, ketika bersaing harga sudah tidak mampu mengalahkan pesaing maka akan bermain di timbangan biar harga bisa murah dan tetap dpt untung... Yg buat saya heran 10 th yg lalu harga ayam itu masih murah dan ambil untung itu hanya 10% itu bisa setara dg sekarang yg ambil untung 30% kualitas ayam nya juga yg semakin jelek, susut ayam semalam aja bisa smpe 1ons kl dulu cm 0,5 ons
Kami peternak 37000 ayam broiler. Manajemen panen cukup kompleks. Banyak seni di lapangan yg kudu diperhatikan : 1.DOC jantan lebih bayak waktu di beri mitra perusahaan. Jantan=bantet growth 2. Mitra penjemputan panen kami kadang sengaja di sengaja ulur/telat ambil panen sampai 10 hari. Ayam panenan yg rakus makanan pakan tp berat sudah ga nambah 3. Kemampuan serap di pasar basah terhadap giliran/ rotasi ratusan mitra breeder di regional.
pengusaha besar itu tidak ada ruginya karena dia yg punya pabrik pakan,obat obatan,dia yg produksi DOC,dia punya peternakan,dia yg mengelola sendiri hasil peternakannya mulai dari daging segar hingga olahan yg lain seperti sosis ,naget,bakso dll jadi harga dipasaran mereka bisa kendalikan dari hulu hingga hilir...
Sebagai keluarga yang punya darah kewirausahaan (keluarga w rata² usaha semua), usaha sendiri itu gak se-simpel punya materi dan uang, habits progresif wirausaha itu bakat, pengalaman dan individualis. Jika mental seseorang usaha masih FOMO tanpa punya kemampuan adaptasi yang cepet, kalian akan merasakan apa yang orang² ini rasakan yaitu tergencetnya dengan pasar yang mereka incar.
Terus menurutmu gimana biar ga kegencet bang?? Secara kan mereka bener² main di segala sektor yg secara ga langsung mereka turut ambil alih untuk penerapan harga di pasar. Sedangkan, mereka bisa jual jauh lebih murah
Saya kerja di perusahaan produksi kapur pertanian, disini saya melihat betapa laparnya perusahaan pengolahan pakan ternak untuk mendapatkan suplai bahan dari kami. Yg ada modal dan lokasi beserta izin tambang siap2 sukses dibidang ini..
Saya peternak ayam Dan memang dari 2020 sampai sekarang Harga produk unggas memang mengalami defisit daripada harga produksinya Contohnya gini 2021 Harga telur di pengepul/pengampas waktu paling rendah 16k, sedangkan harga produksi telur waktu itu mencapai 20k Dan itu terjadi selama 4 bulan, akibat kenaikan harga konsentrat yang gila,sampai 20% lebih, sekarang punmasih terus naik Bisa di bayangkan, jika seorang peternak ayam telur dapat memproduksi 100kg telir setiap hari, dia merugi 400k sehari dan itu selama 4 bulan 4 bulan x 30 hari = 120 hari x 400k 48jt kerugiannya, Dan iti kalau ayam sehat, produksi bagus.. Bagaimana kalau ayam sakit, ya lebih banyak lagi kerugiannya, Terus bagaimana kalau sehari 500kg telur Ya itung sendiri aja,
Kuncinya di pakan pabrikan dah obat2an yang mahal.. yg di untungkan lagi2 pabrik.. karena mereka selaku produsen pakan dan punya peternakan (entah peternakan mitra entah peternakan milik peternak perusahaan / pabrik itu sendiri) dan pemasaran secara bersamaan.. di sini peternak mandiri gak mampu bersaing biaya pakan, DOC, maupun pemasaran.. karena sudah di kapitalisasi pabrik..
Salah bro, peternak rugi karena Perusahaan besar saat ini juga membuka peternakan ayam yg skala Industri. Tetangga² saya 95% banyak yg sdh berhenti dan tinggal kandangnya saja. Bahkan saat ini pemasok ayam pedaging dikota kami itu truk² besar dari industri peternakan, biasanya dari pemasok lokal. Harusnya peternakan skala industri itu dibatasi bahkan ditutup saja, kasihan masyarakat. Selain itu harga pakan naik terus.
Perusahaan skala industri membutuhkan pekerja dalam jumlah besar Contoh Japfa karyawan hampir 20.000 orang belum perusahaan besar lain, kalau itu ditutup bayangkan jumlah penganggurannya. Berapa keluarga yang bisa diberi makan.
@@casterbuahbuahanhanyabisam6610 bukan di tutup bro seharuanya mereka tidak boleh ikut main di sektor penjualan di pasar masyarakat.. Dulu di zaman soeharta ada aturan mereka tidak boleh ikut main di sektor tersebut. Jika pabrik besar mian dari sektor hulu sampai hilir maka itu jatuhnya ke monopoli bro..
@@adli0757 Berbicara sejarah Coba liat sejarah PT. Sari Rejo Bumi (TAPOS) dibentuk Soeharto untuk menguasai peternakan di Indonesia. Banyak skandal dari sejak proses berdirinya. Lebih tepatnya masyarakat tidak bisa tapi kalau itu Soeharto dan kroninya lain cerita. Coba bayangkan sebuah perusahaan di backing oleh seorang presiden jangankan peternakan kecil peternakan besar pun pasti kalah bersaing.
Jadi sebenarnya karna perang harga sekarang bukan sama peternak² kecil aja. tp sm perusahaan besar sekelas malindo, japfa, dan phokpan, karna sekarang mereka jual eceran jg langsung ke masyarakat. Dulu perusahaan² besar ini gak jual eceran, cm jual ke perusahaan besar kaya kfc, mcd dan yg lain. Nah karna perusahaan besar ini punya semua produk yang dibutuhkan dalam peternakan, kaya pakan, bibit, obat dan pengolahannya, mereka produksi sendiri. sehingga mereka bisa jual dengan harga yang lebih murah di bandingkan peternak² kecil. sedang peternak kecil kan bibit, pakan dan obat²nya jg harus beli dari perusahaan² ini. Ya gak bisa bersaing lah peternak² kecil sm perusahaan besar.
menurut pendapat saya pemerintah tidak mengontrol perusahaan besar mendirikan peternakan pembesaran ayam. mereka bisa bertahan karena mereka punya doc sendiri, membuat pakan sendiri, punya penyembelihan sendiri,mereka tidak bisa merugi karena seperti itu, secara tidak langsung bisa mematikan peternakan rakyat yang selalu merugi karena stok ayam lebih tinggi dari pada kebutuhan konsumsi yang menyebabkan harga ayam selalu dibawah hpp. kalau tidak segera diatasi mungkin suatu saat peternakan ayam diIndonesia hanya dikuasai sama perusahaan besar seperti j*pf* dan p*kph*n
Pemerintah dalam hal ini harus peduli dengan bidang peternakan dan pertanian, karena ini vital dan kebutuhan hidup primer seluruh rakyat Indonesia. Jadi bukan hanya rakyat terpenuhi kebutuhannya, para produsen juga wajib disejahterakan berkelanjutan
Saya pelaku usaha gula merah tebu Juga mengalami kehancuran ko, Petani tebu mengeluh pupuk langka Akhirnya tidak semua tebu di lahan pertanian bisa di jadikan gula merah Kita keteteran saat produksi Dan sedangkan saat sudah menjadi produk Harganya hancur Kita sebagai produsen kalah di randemen dan harga jual produk Sehingga banyak yg gulung tikar Sebenarnya saya sangat berharap pemerintah membantu eksport umkm ini dg serius
Intinya jika harga bagus (tidak perlu tinggi² yg penting bagus tidak nombok² terus padahal hasil panen bagus), sektor pertanian peternakan dan perikanan akan maju dan banyak peminatnya. Contoh saya ternak ayam kampung, semua oke bobot oke ayam gemuk² tidak cuma bulu yg lebat saja, tetapi harga kaya tai per ekor rugi 5rb an.
Sapa pun yang jadi pemerintah tidak akan sanggup mengatasi OLIGOPOLI..mau perubahan atau tidak..sama aja..pikir perut perut sendiri..anda bole catat ini..
Semua orang bilang kalau mereka ingin buka usaha usai kena phk. Namun usaha mereka itu juga digeluti oleh jutaan orang yang lain. Alih2 sukses, yang ada justru tergencet. Kalaupun sukses, orang lain yang tergencet. Udah hukum alam
Setuju, namanya juka pasar kalo supli nambahnya jauh lebih banyak; sementara demand nya tetap. Ya jatuh harganya. Hukum pasar normal lah, itu orang- orang yang ternak ayam juga, kalau mau beli beras juga maunya murah. Kalo gtu gmn petani? Ya gtu lah analogi masalahnya. Orang buka usaha ga asal juga, harus tau berbagai hal juga. Hal dasar seperti supli dan demand ga dipahami ya percuma. Karena gini, orang indonesia itu punya kebiasaan buruk dari jaman dulu. Ada 1 orang sukses suatu usaha (ternak ayam misal), tidak sampai 3 bulan, itu orang-orang disekitarnya usaha ternak ayam juga. Kan kebodohan itu. Yang sebelumnya orang pertama bisa untung 20.000 per ayam misal, karena semua orang disekitarnya supli ayam juga, akhirnya harga jatuh karena banyak supli, demand tetap, yang sebelumnya untung 20k, setelah ada orang-orang di sekitar yang ternak ayam juga, keuntungan per ayam turun jadi 15k/ayam. Siklusnya diulang aja terus, sampe barang dijual rugi. Contoh lain, orang jualan pulsa/kuota di rumah, itu liat tetangga untung, tetangga di sekitar ada aja yang IRI. Ikutan buka juga, kan KEBODOHAN. Trus beralasan, rejeki sudah diatur yang Maha Kuasa. Itu bukan masalah diatur, itu lu ambil rejeki orang lain. Bukan masalah rejeki lu diatur, itu kebodohan yang sudah kalian lakukan sejak Belanda datang, masih diulang terus kebodohan kalian dan menjerit ke pemerintah. Lantas kalian yang melakukan kebodohan ini masih merasa hidup sulit. Ya kalian masih melakukan hal yang sama ketika dijajah. Bukan masalah rejeki diatur. Anda-anda saja yang masih dijajah oleh diri kalian sendiri.
Masalah utama di supply dan demand. Soal biaya obat,vitamin,vaksin 300-500 rupiah/ekor ayam, harga pakan mengikuti naik turunnya harga bahan baku pakan dan pabrikan pakan ambil margin keuntungan tidak terlalu besar krn sudah banyak kompetitor. Berharap pemerintah mampu mengontrol populasi GPS dan PS para integrator dengan regulasinya agar supply dan demand bisa seimbang
Solusi : 1. Bangun pabrik bahan2 pupuk dan bahan obatan2 di indonesia. Stop impor 2. Hajar mafia pangan di indonesia 3. Ciptakan sdm minta anak2 bangsa dari IPB atau ITB memikirkan pakan ternak terbarukan 4. Ubah pola hidup tanpa hewani apalagi indonesia negeri kaya agraria, pola pikir jd makan vegetarian dan bangun pertanian moderen spt jepang atau ubah konsumsi dr ayam ke ikan kan laut indonesia banyak sumber daya ikan.
Yang poin 4 kurang setuju sih bang.Kalo kaya gitu nanti para peternak yang ke hajar akhirnya.Kaya gali lobang tutup lobang,emang mungkin dalam waktu dekat ga ngaruh banget tapi lama kelamaan ya pasti bakal terasa juga. Ditambah kan pupuk juga banyak di hasilkan dari kotoran ternak. Nanti jadinya para petani yang tertolong tapi peternak jadi tumbal.
Meskipun emang nanti nya harga hasil ternak ada chance buat naik,tapi kalo gabisa di serap karena pola hidup vegetarian yang jadi mayoritas ya percuma.Mau di ekspor pun kualitas peternakan kita masih kalah sama negara lain,jadi kalo mau di ekspor ya pemerintah harus ada upaya secara langsung untuk menaikan kualitas hasil peternakan. Akhirnya bukan ketemu win win solution.
1.Ad mafia (pengepul) Mungkin karna ini banyak peternak rugi soalnya ayam (yg dibeli pengepul) jauh harga sama harga pasar 2.mungkin ada kecurangan di dalam kandang (Misalnya ABK menjual bahan2 seperti Bama tanpa diketahui) 3.Banyak yang ngak paham cara ternak ayam yang baik Cerita bang ortu saya kena PHK dari perusahaan terus pesangon dikasi pesangon sama perusahaan,akhirnya ortu saya beli kandang ayam terus memulai usaha (perdana) ,awal periode untung ,tapi pas periode² selanjutnya rugi karna ada beberapa faktor,contohnya bibit kurang bagus,kondisi kandang yang atap bocor (karena ortu saya beli kandang bekas punya orang) sama kata ortu saya ad kecurangan sama ABK(anak buah kandang) jual pakan ayam (Bama) tanpa sepengetahuan orang tua saya.alhasil bapak saya kurang yakin sama bisnis dikandang dan cari2 kerja di perusahaan. Puji Tuhan sekarang bapa saya kerja di perusahaan dan untuk di kandang masih diurus ABK tapi oleh orang yg berbeda. Semoga para peternak/atau petani lancar usahanya agar cukup kebutuhan keluarga , Amin
@@ryanxfrend7774 kan sekarang dan beberapa tahun kebelakang peralihan kandang biasa ke modern, nah kandang modern ini kapasitasnya 2x lipat bahkan lebih, dari situ udah ketahuan
Seneng kata2nya dibantu... Di cek bro... Pupuk Sub 4-5 thn terakhir dikurangi byk... Ini yg fatal skrg... Dgn lama nya sekian tahun, byk lahan yg di jual dan beralih... Terbukti beras jd import... Utk para Influen... Bijak lah dlm mengedorse dr Pemerintah... Kritis penting utk Negara kedepannya lbh jls jlnnya...☝️❤🇮🇩
Kalau tujuan utamanya untuk swadaya pangan keluarga. Ternak Ayam sampai pada akhirnya bisa dijual. Itu nothing to lose. Tapi kalau tujuannya buat bisnis, harus bisa kreatif perihal pakannya. Baru bisa cuan.
Kuncinya untuk peternak menengah ke bawah adalah manajemen pengelolaannya harus disiplin.. Jalankan sop peternakan dengan cermat mulai dari masa broding.manajmen pakan dan kesehatan intinya manajemen pakan dan kesehatan bila bisa disiplin..insyaallah walaupun harga pakan naik dan harga jual bersaing kita masih bisa untung... Itu pengalaman saya.. Walaupun di hantam krisis covid dan melemahnya perekenomian sekarng alhamdullilah masih bisa bertahan..
Musuhnya kemitraan abangku, para pengecer itu mayoritas di pegang CV. Sedangkan pengecer butuh ayam yang beratnya beda2. Ada yang 1,8 ada yang 2,3 . Sedangkan ternak mandiri kapasitas ribuan pas masuk masa panen, ayamnya kurang pas menurut pengecer, resiko ayam gak habis dan terlalu tua jadi gak laku. Sedangkan pengecer itu wajib ikut mitra. Jika ketahuan ambil ayam di ternakan mandiri di ancam gak di kasih ayam. Efeknya bakul pasar pindah pengecer lain kalau gak di kasih ayam. Aku selaku pengecer tau perasan peternak mandiri. Sebenernya lebih murah ambil dari peternak mandiri,Gw malah seneng kalau harga ayam murah, untungnya lebih gede, ya tapi itu sabagai pengecer kalau ambil di peternak mandiri gak bisa milih kandang
@@haryr3792 ya itu problem untuk skala menengah bg... Tapi untuk peternak skla bawah permasalahannya masih di sekitar manajemen pembesaran... Banyak yg fcrnya tidak ideal dan tingkat kematian yg masih tinggi karna minimnya pengetahuan. Dari sana aja mereka sudah rugi... Jika permaslah trsbut sudah di kuasai maka mudah bagi mereka bersaing di pasar.. Mau semurah apapun harga mereka masih untung karna fcr ideal dan tingkat mortalitas rendah...
Orang tua saya petani dari kecil,,sampai sekarang umurnya -+ 65 thn,,dulu bapak saya selalu minta meneruskan pekerjaannya sebagai petani,,tapi saya tidak pernah mau karena menurutku profesi bertani tidak menjanjikan kesejahteraan,, akhirnya saya mendalami bidang yang menurut saya lebih menjanjikan dan Alhamdulillah pilihan saya tidak salah,,karena saya bisa menghidupi keluarga kecilku,,bisa beli rumah dan tanah walaupun gak seberapa dan satu lagi bisa modalin orangtuaku buat sewa traktor,,beli bibit,,beli pupuk,,ngupah orang buat nanam padi,,sampai menyiangi rumputnya belum lagi beli BBM buat diesel air karena ditempatku tidak ada irigasi.. Yaa walaupun aku gak pernah dibalikin modalnya sama ortu tapi aku senang kalau panen padi,,bisa buat cadangan untuk makan sehari-hari ortuku.. Sayangnya tahun ini panen padinya gak sebagus tahun kemarin jadi aku gak tahu apa panenan padi ortuku cukup buat persediaan sampai musim tanam selanjutnya..
Sepengalaman sodara saya yang jadi peternak ayam. Kerugian terjadi di ongkos produksi. Dari doc ayam mahal. Sampai obat dan pakan yang tidak pernah turun. Daging ayam bisa naik turun harganya Sementara itu harga pakan dari hari ke hari Terus melonjak. Itu penyebab ke bangkrutan nya. Tapi sekarang sodara saya beralih jadi tukang potong ayam. Walaupun sedikit hasilnya tapi stabil pengeluaran nya
Intinya, pemerintah lepas tangan, dan terkesan cuman mendengarkan pengusaha besar saja, misal kebijakan ekspor impor yg gksesuai aturan, menjadikan petani/pengusaha kecil merugi karena harga pasar gk stabil, terkadang murah gk ketulung, kadang naiknya juga mengerikan, jadi petani diindonesia itu ibarat orang berjudi, belum lagi pupuk langka, obat2tan mahal, edukasi gkada, dll...
Kemitraan gila banget untuk harga pakan dan doc apalagi menjelang ramadan kenaikan bisa 2-20rb,belum lagi pt ambil dibawah haega pasar,ayam belum siap panen di umur 20 hari sudah dilakukan penjarangan ( panen sebagian ) nanti setelah masa umur siap panen 32-37 hari ditunda panen sampai umur 50 hari kita rugi dipakan sedangkan ayam diatas umur 40 perkembangan bobot sudah tidak terlalu signifikan dan belum lagi adanya serangan heat stress dari ayam
Dari sekian banyak teman peternak saya perhatikan mereka coba cari remah2 yg disisakan para raksasa, sulit memang klo harus pindah jalan alternatif selain peternakan ayam yg udah mereka jalankan bertahun2 bahkan ada yg warisan seperti mendiang ayah saya yg bertani karena itu lahan pusaka warisan leluhur, dulu kami bisa bertahan bertani karena ada usaha lain sebagai support untuk bertani walaupun makin berat tiap tahunnya
Tergantung sebenarnya, kami usaha ternak ayam potong sejak 2005 dah ikut kemitraan atau PT. Kalau ternak mandiri ya gulung tikar karena ini yang kami alami dlu tahun 2007, karena pas covid stok pasar banyak sementara konsumen menurun otomatis harga juga turun. Sedang biaya operasional mulai doc apalagi pakannya naik luar biasa. Kalau peternak mandiri kalau harga turun mereka sudah tidak bisa bangun lagi kecuali punya modal lain sementara untuk ikut PT atau kemitraan kandang harus sesuai aturan PT minimal harus direhab butuh dana besar juga sementara sekarang kandang ayam dari PT kebanyakan minta sistem close house modalnya ratusan juta. Kalau ikut PT kalau harga dibawah pasar yang nombok PTnya jadi resiko juga kecil asal ayam sehat.
Tidak hanya ayam, banyak lini bisnis lain lokal yang harga pasarnya tidak masuk (bisnis petani ikan hias yang saya jalankan misalnya), sehingga produksi lokal sangat sulit menghasilkan keuntungan. Harus bisa ekspor sendiri atau akan gulung tikar
Akibat impor GPS dan PS sehingga over supply. Sekarang hrga doc murah, rugi bnyk. Bahan baku pakan masih tergantung impor, ketika inflasi naik pada negara yg diimpor maka harga bahan baku ikut naik yg berimbas pada harga pakannya. Th 2019 rugi karena impor PS dan GPS th 2017 ugal2an yg berimbas di th 2019 stok doc bnyak akhirnya over supply. 🙏
dulu sih peternak ayam sedikit. sekarang banyak industri ayam skala Industri besar. ayamnya lebih banyak dari petani biasa. secara teknis ya pengelolaan skala industri biasanya lebih efisien dibandingkan peternak biasa dan rantai pasokannya lebih jelas
1. Ada Mafia peternak Ayam di Indonesia, mereka menggunakan teknologi mutakhir shg menurunkan biaya HPP dan produksi ayam mereka bs 5000 ayam per hari. Hal ini menyebabkan peternak tradisional kalah terhadap persaingan pasar. 2. In-effisiensi biaya logistik, tdk hanya berlaku pd sektor pertenakan namun berlaku juga pd sektor pertanian dan perkebunan. Semoga Data Tesis nya bs lengkap, shg kedua faktor td bs muncul.
Semua masalah end produk komoditi adalah distribusi... di tengahnya adalah masalah pangan, pupuk, dll... Tapi kayaknya memang di setting u mematikan peternak/petani kecil, supaya fapat di kontrol oleh kartel petani/peternak besar/korporasi .. Kl 70% supply produk di kontrol kartel/kelompok tertentu..mereka bisa mengatur supply u "mengadjust" harga..padahal barang banyak, tahan di freezer/gudang,dsbnya
Peternak kecil konvensional ngejual ayam dlm bentuk hidup makanya harganya tnp nilai tmbah dan beresiko krn pakan jalan terus, peternak besar ngeborong jumlah besar dr peternak kecil lgsg potong dan dijadiin frozen makanya ada added value dan resiko biaya ops turun krna sdh frozen, jdi jadi tahan lama..
Betul sekalai sma apa yg mimin terangkan.. masa" sulit itu pada saat pandemi dan setelah pandemi pun masih sulit.. karena masa recovery para peternak dan petani itu sulit, sdh habis"an pas covid sekarang ngulang mmbangun dri awal lagi.. ditambah banyak sekarang yg beralih ke pertanian dan peternakan menambah beban persaingan para petani dan peternak lama.. perseteruan harga semakin hari semakin anjlok karena perang harga, mau gak mau cmn dpt untung kcil ato mines.. persaingan sekarang ngeri".. alih profesi semua jadi peternak dan petani..
bnyk sebab dan bukan karena ga efisien. 1. kartel poultry giants yg nekan harga peternak ayam yg jadi mitra mereka. 2. bibit ayam ( D.O.C) itu import jd terekspose ke USD, sementara konsumen ayam potong itu lokal. 3. harga pakan ternak ayam juga bahannya kebanyakan import, jadi sama kasusnya kyk no 2. 4. Harga acuan yg ditetapkan pemerintah memang ga makes sense, considering begitu banyak komponen import yg rentan ke USD. Alasan pemerintah ngasih harga acuan segitu juga ga bisa disalahkan, karena Indonesia salah satu konsumen ayam terbesar di dunia. kalau harga naik, impact ke inflasi dan turunan2 impact nya bisa ngeri. 5. dari dulu, bisnis ayam potong kalau di break down di lapkeu nya CPIN, JPFA dkk gitu emang ga bagus. klu pun profit, paling 2%an. untungnya mereka vertically integrated. jadi secara konsolidasi mereka masih untung. nah peternak yg level umkm ya ga kayak mereka. mati lah
Saya rasa pemerintah harus turun tangan dan membantu peternak dan petani, karena kalau rugi terus, anak muda nggak mau terjun ke bisnis itu dan yang rugi kita semua, karena kita terpaksa harus import
Ini pendapat gua ya, menurut ku yang sepenuhnya salah itu bukan harga jual nya, tapi menurut gua jika peternak ayam meningkat harusnya pembelian modal peternakan ayam juga meningkat, maka seharusnya harga modal harusnya juga turun supaya berimbang.
Sebagai lulusan peternakan dan begitu lulus berkecimpung didunia tsb selama -+4.5taun. Simpel, sebabnya ada perusahaan Integrator (benih jagung, parents stock untuk menghasilkan benih ayam, bahan baku pakan, kandang super besar dengan teknologi modern, Rumah Potong Ayam, Pengolahan hasil ternak seperti sosis nugget dll, Pengolahan limbah) yang memiliki kuasa untuk mengatur sebuah harga atau bisa dikatakan kartel. Mau gamau peternak kecil tunduk dg harga acuan tsb karena stoknya yg melimpah. Akibatnya kalo harga acuan tsb rendah dan harga jual tidak menutup operasional maka tergeruslah peternak tersebut. Dunia peternakan yg bagian on farm sering berada pada kondisi terjepit (harga pakan naik, harga jual daging/telur rendah) kondisi ini sering sekali berulang yg membuat saya berhenti berpikir bahwa dunia peternakan itu prospek. Kecuali untuk hulu (jual bahan baku pakan) dan hilir (jual produk akhir frozen misal) itu masih memiliki harapan
Betul bro... Harga acuan bukan masalah. Semakin rendah harga acuan sebenarnya menguntungkan peternak. Yang harus ditekan harga sapronak. Apalagi pakan. Pakan sekarang mahal sekali membuat biaya produksi sangat tinggi.
Baik Pertanian dan Peternakan, seharusnya pemerintah memberikan support dari hulu ke hilir, seperti: - Menyediakan bibit - Menyediakan pakan/pupuk/vitamin - Membeli kembali hasil tani/ternak. Dengan begitu pemerintah bisa mengontrol harga. Lahh sekarang, pemerintah masa takut sama bandit!
Selama pasarnya peternak dan petani belum dilindungi oleh negara.....dengan undang undang...jangan deh piara ternak ayam....atau bertani...mending jadi investor...atau pedagang....😊
Paling aman ternak kambing/sapi, biaya pakannya bisa ditekan dg rajin ngarit, kalo ayam mau gakmau pakan harus beli, dan biaya 80% dalam peternakan itu terletak pada pakannya
memang bener ko, dalam transaksi nya entah itu di biaya bibit s/d panen hingga ke pengepul semua ada "Oknum"nya, dulu saya pernah belajar ttng itu, dan oknum terbesar teletak di pakan sama tempat distribusi, itu menurut ilmu ku, enggak tau yg lain🙏🏼
Yg dibutuhkan adalah petani dan peternak milenial yg menggunakan pengetahuan dan upgrade skillnya Karen baik pupuk atau pakan itu bisa dibuat sendiri..
betul karena terlalu banyak, titik masalahnya karena kebutuhan pasar sudah dipenuhi oleh beberapa penguasa perusahaan broiler, jadi mereka sudah ada konsumen tetap/bakul/pengepul dan perusahaan ini mencari moment yang pas dalam pemeliharaan sehingga saat panen kondisi kebutuhan pasar kosong sehingga harga jualnya normal dan aman. ini menurut pendapat pribadi saya ya, mohon maaf jika ada kesalahan🙏
Yg cuan besar itu perusahaan plasma nya Om, dr jual doc, pakan, obat2an, hingga menentukan harga beli mereka sendiri. Pdhl semua resiko, peternaknya lah penanggung potensi rugi yg terbesar.
Belajar. Allahumma sholli wa sallim wa baarik ala Sayyidina Muhammadin wa'ala ali Sayyidina Muhammadin fil awwalin wal aakhirin wa fil mala'il a'laa ilaa Yaumiddin
Mestinya utk pakan ayam hrs ditentukan acuan harganya oleh pemerintah TDK bs swasta yg nentuin harga pakan, gmn bs peternak bs berrahan KLO harga jual SM harga pakan GK beda jauh, intinya pemerintah hrs intervensi atas harga pakan
Bantu terusin ke yg berwenang yang bisa bantu para peternak bang.. Kasihan para peternak yg dah capek modal capek melihara ayam Bahkan kadang minus gx nutup oprasional.. Gara" DOC mahal tp kualitas kurang Pakan mahal Gx pp lah harga pasar ayam segini jika harga doc dan pakan bisa ditekan biar lebih terjangkau buat peternak
Selama masih blm efisien yakin pertanian dan peternakan akan jalan di tempat, mulai dari pupuk mahal, pakan mahal, pekerja terlalu banyak, petani lahan kecil, perawatan kurang optimal jadi gagal panen, raintai pasar yang masih panjang, pasca panen yang blm efekti, dll, dari hal hal ini bisa di lihat diman untungnya hehe
Jalur distribusi dr petani ke konsumen langsung itu terlalu panjang. Makanya gak heran petani hidup susah, yg untung banyak ya seperti bakul / tengkulak yg bisa membawa langsung dr petani ke agen / pedagang.
Karna kita ga bisa lepas dari calo.. dan intinya integrator bebas melenggang. Peternak rakyat hanya gigit jari. Doc melambung pakan melambung trs tapi hrga jual tak sesuai bop.disini kita blajar mnrt saya jika ptrnak rakyat mengurangi kerugian harus punya market sndiri atau monopoli sndiri. jd ga brgantung sma harga acuan.
Kesalahan utama adl pabrikan diperbolehkan budidaya. Efek utamanya,,, peternak mandiri kolaps, karna bahan pakan dikuasai industri. Dg permainan plasma. Dimana yg nentuin semua adl pabrikan, mulai pakan, bibit, harga jual dll
Permainan pengusaha besar bang.pas saat ada yg sudah mulai bisa mandiri di daerah tertentu,daerah tersebut langsung di hajar harga murah biar perternak mandiri tumbng.
1. Untuk sektor peternakan dikarenakan biaya produksi semakin tinggi 70% dari biaya produksi pada produksi pada ayam pedaging & petelur adalah di biaya pakan (makanan buat ayam) Banyak bahan pakan berasal dari luar negri yang dibeli dengan mata uang asing yang seringkali kurs nya naik. Indonesia meskipun negara agraris tetapi belum bisa swasebada bahan pakan ternak ayam. 2. Belum ada penentuan het dari permerintah terkait harga jual ayam pedaging & telur ayam di tingkat peternak Sementara penentuan masih berasal dari hukum pasar & kemampuan daya beli “pemain2 besar di bidang pejualan hasil panen” Sehingga seringkali harga jual di bawah harga modal 3. Mentri pertanian nya korupsi, boro2 mikirin peternak, Mikirin anak cucu nya aja terus😂😂 (mikirn penyanyi dangdut juga) mumpung ngejabat 5 tahun nyari duit sebanyak2 nya
poultry product industry di Indonesia memang ada kartelnya, mereka ini yang terdiri dari perusahaan2 besar yang bergerak di bidang ternak produk ternakan ayam memang main cantik berpolitik di pemerintahan sampai ke level peternak kecil, saya sudah sering menyaksikan bagaimana cara mereka bikin bangkrut peternak kecil yang ngiler dengan iming2 untung besar sampai nekat pinjam modal hingga lahan/tanah mereka pun habis tergadai, untung hanya di awal2 aja, kesininya mereka dipermainkan habis2an sampai bangkrut. mostly di pulau jawa, yang banyak jadi korbannya itu di daerah jawa barat, di jawa tengah reputasi mereka sudah terlanjur rusak di mata peternak circa 80an, jadi ga banyak yang terpincut dan jadi korban......
bukti nyatanya, kalau memang peternak merugi karena menjual produknya dengan harga yang terlalu murah, kenapa harga telur dan daging ayam di masyarakat tetap tinggi, malah pada musim2 tertentu mendadak harganya bisa meroket ga masuk akal seperti ada yang mainin.......
Dulu di metro pernah dibahas, 90% lebih pasar ayam di Indonesia itu dikuasai 7/9 (lupa) perusahaan besar. Sisanya baru peternak ayam kecil/menengah. Ujung2nya dimonopoli.
Salah satu yang membuat merugi ya biaya produksinya yg terlalu tinggi... Bisa karena harga pakan yg gak ngotak,atau obat obatnya. Yg emang rata rata sekarang. Di sektor pertanian sepererti itu, sedangkan gak ada langkah yg wow dr pemerintah
Salah satu alasan saya meninggalkan tradisi turun temurun, yaitu bertani. Saya ga sanggup,
1. Orang tua saya sudah kecanduan pupuk kimia buat mempercepat pertumbuhan, dan sekarang harga pupuk naik
2. Organik sangat tidak efektif untuk zaman sekarang,
3. Tanah yang subur semakin menipis
4. Banyak oknum yg beli murah banget, dan ngejual mahal banget.
5. Import semakin menjadi jadi.
6. Pajak naik
7. Tidak di perdulikan pemerintah.
Up
😊😊
Belajar dari kang dedi mulyadi tanpa kimia
Panen 2x tanpa tanam ulang
@@JupriJogan-bl1hq itu masalahnya, saya baru nemu vidio beliau beberapa waktu lalu, dan saya sekarang tidak bertani lagi. Saya dulu tinggal di desa terpencil listrik aja susah apalagi internet.
beli pupuk aja susah sekarang
Saya sbg lulusan magister peternakan bisa menjawab, kenapa peternakan ayam gak bisa cuan alias balik modal?
1) pakan ayam terlalu mahal & itu semua buatan pabrik, salah sedikit campurin pakan ayam ya berimbas mati semua ayamnya
2) obat & vaksinasi ayam juga cukup mahal & peternak rakyat hanya mampu ngikutin arahan dari PT ato CV penyalur DOC/anakan ayam + gak bisa beli sendiri
3) Peternak kita masih belum mampu berdiri sendiri & masih tergantung sama perusahaan + penyalur DOC
4) Ayam mudah sekali terkena penyakit, terutama pada ayam potong (broiler)
5) Peternak rakyat (kecil) masih belum bisa menjual ato memasarkan sendiri & tergantung pada pengepul (oknum2) ato pada penyalur DOC yg membuat harga ayam jadi jelek ato rendah
Ini memang yang terjadi di lapangan. Saya pernah ngalamin yang kamu tulis ini. Riil terjadi.
Kalau pakan g ambil dari pabrik besar, dapat jatah DOC yang jelek.
@@blaquemann bener banget & aku juga sering ngalamin kyak gitu ketika magang di peternak rakyat & kerja di perusahaan ayam petelur
@@blaquemann sekarang perusahaan raksasa cenderung ke monopoli, kalo pemerintah gak buru2 turun tangan ya siap2 dikuasain Japfa & Pokphand
6. gak bisa ngolah ayam jdi broduk yg. bisa exspor
Bener banget, aku rugi banyak pas masa pandemi kemarin, usaha ayam telur harga pakan naik terus sedangkan harga telur turun terus. Peternak ayam telur disini pada berhenti berternak semuanya, pemerintah nggak memperhatikan umkm di pedesaan, saya juga sekaligus petani jagung dan singkong, harga oupuk mahalnya minta ampun langka pula nyarinya susah bibit jagung mahal nya minta ampun juga giliran di tanam gampang kena penyakit, kaya bibit bantuan kualitas nya. Harga jagung juga di bawah standar. Terkadang pemerintah nggak mikir produsen produsen seperti kami. Lebih mementingkan usulan pt pembuat pakan ayam, pupuk, dan bibit jagung agar di setujui harga nya naik. Tapi giliran produsen minta usulan harga kebutuhan pakan bibit dan pupuk di turunkan mereka bungkam seolah nggak terjadi apa apa. Capek
Harga pakan pakai konsentrat kah bang?
Coba cari pembeli yg bisa kirim kemasan beku NTT .
yang membuat heran, kok petani peternakan masih pro banget ke pemerintahan jokowi yang jelas tidak bisa berpihak kepada petani. seharusnya melalui kebijakan pemerintah bisa memperbaiki kondisi petani peternak.
@@lutfibayu6586 memangnya kenapa kalau pakai konsentrat?
jagung mahal dan langka.
terlalu buruk ulah oligarki petani peternak.
Mari kita buat pakan ternak s3ndiri yang murah.
Saya usaha di bidang ayam udah beberapa taun belakangan ini. Kenapa bisa begitu karna peternak2 di indo belum bisa mandiri, dari pakan, vaksin, DOC, itu di supply oleh perusahaan besar . Dan yg mengatur harga jual pun secara tdk langsung ya perusahaan2 tersebut. Pemerintah terkait sendiri seharusnya sdh tau dimana masalahnya
Itu yg disebut monopoli, dikarnakan ekonomi kita menuju ke kapitalisme gak heran banyak praktik monopoli yg mencekik orang bawah dan pemodal kecil.
yang membuat heran, kok petani peternakan masih pro banget ke pemerintahan jokowi yang jelas tidak bisa berpihak kepada petani. seharusnya melalui kebijakan pemerintah bisa memperbaiki kondisi petani peternak.
Bukan hanya peternak ayam yg rugi, tapi hampir di semua peternakan dan pertanian kita masih bermasalah. Harusnya petani, peternak harus didukung oleh pemerintah dan perusahaan dengan berjalan bersama dari awal agar berhasil. Mulai dari petani yg mengerjakan jelas ke mana hasilnya dan harganya. Bukan hanya teori tapi memang benar dijalankan. Agar semua berhasil. Jangan jadi petani atau peternak musiman jika harga lg mahal sehingga kalau panen berlimpah sampai ga kejual...
Efek dari Institut Pegawai Bank.
Betul om. Saya pelaku budidaya tenak ayam mandiri dr taun 2011 sampai 2021. Rugi sangat besar taun 2019 - 2021 yang bangkrut. Satu alasan yg pasti : biaya modal budidaya sapronak (pakan, doc, ovk) dan operasional (listrik, gas, sekam, tenaga kerja) pasti keluar tidak sebanding dengan hasil jual ayam hidup (LB) yang tidak menentu (naik turun). Persaingan di budidaya sudah sangat ketat. Hasil berlimpah tidak sebanding dengan konsumsi daging ayam Nasional. Perusahaan besar hulu hilir sudah mengarah ke monopoli atau kartel (pakan, doc, ovk, pemotongan ayam, dll). 😢
Ga ada peternakan atau pertanian/petani , Lo ga bakal bisa makan atau mati.... sekalipun Lo punya duit buat import, tapi harga barang-barang kebutuhan lain ikut tinggi ,inflasi dan chaos ekonomi di Indonesia , sama aja lu bakal mati pada ujung-ujungnya, so hormatilah petani yang udah berjasa memproduksi makanan untuk kita semua :),....semua saling membutuhkan di kehidupan kita, entah itu petani, dokter, ilmuwan, musisi, semua saling membutuhkan,.... :)
@@musicfeelbeat923komen mu gak nyambung
@@RomoBernard Lo yang ga nyambung, coba benerin lagi pemikiran lo
@@musicfeelbeat923elu yang ngga nyambung blok, bisa2nya nyuruh rubah pemikiran orang lain. Halu ya lu.
apa kemitraan lebih menguntungkan?
Faktor terbesar sih dari oknum yang mengatur harga. Pernah dengar curhatan dari salah satu peternak kecil, katanya harga ayam di manipulasi peternak besar dengan menahan stok nya dan membeli ayam dari peternak kecil dengan harga murah. Karena peternak kecil tidak mau rugi lebih karena menahan stok, jadi dilepas aja dengan harga murah. Dan ketika harga ayam tinggi, stok pasar di kuasai peternak besar.
Tapi menurut gua gk selalu satu alesan, karena harga produk konsumsi cenderung murah, gk hanya peternak, tapi juga petani
betul mas karena peternak mau gak mau jual murah, soalnya kalo peternak tahan gak jual yang ada malah rugi, bayangin saatnya panen tapi mereka tunda satu hari aja bisa rugi ratusan juta karena mereka harus nanggung biaya pakan untuk ribuan ayam (klo peternak biasanya kuantitinya banyak), apalagi mereka tunda berhari2 makin boncos, daripada ruginya banyak mereka terpaksa jual tapi ini buat case tertentu aja sebenarnya banyak faktor kenapa harga ayam anjlok.
kan usaha ayam dah di mnopoly prshaan gde,chron dan jaffa..dr hulu sampe hilir sektor d kuasai
Ga ada peternakan atau pertanian/petani , Lo ga bakal bisa makan atau mati.... sekalipun Lo punya duit buat import, tapi harga barang-barang kebutuhan lain ikut tinggi ,inflasi dan chaos ekonomi di Indonesia , sama aja lu bakal mati pada ujung-ujungnya, so hormatilah petani yang udah berjasa memproduksi makanan untuk kita semua :),....semua saling membutuhkan di kehidupan kita, entah itu petani, dokter, ilmuwan, musisi, semua saling membutuhkan,.... :)
@@musicfeelbeat923elu muncul dengan komen model ginian ?
Makanya jangan ganggu bisnis mereka kalau gak mau hancur
Sbg lulusan peternakan yg pernah beternak ayam jg, klo melihat kasus gini pemicu paling besar peternak bangkrut ya krn mereka dimainin sama PT yg udah besar yg mainin harga, mulai dr bibit, pakan, obat smp peralatan lain sbg pelengkap jg peternak cuma bisa nurut mau brp pun harga nya 😂
Peternak yg ketergantungan dg PT (terutama pakan) ya mau gamau hrs maksa manajemen bagus, tp udah manajemen bagus tetep aja bisa tekor dg brbagai kendala & resiko yg ada, akhir nya boro2 untung mepet2, mlh akhir nya minus, krn klo untuk broiler penjualan nya mundur, biaya pakan nambah, alhasil yg harus nya bisa untung terpaksa dialihkan ke bbrp sak karung pakan yg harga nya udah sangat mahal.
Alasan knp bisa kyk gini?
Jelas krn pemerintah mmberi kebebasan PT mau jual barang2 mereka harga nya brp, meskipun ada regulasi, tp pemerintah gk tegas menetapkan harga nya seminimum mungkin.
Dan kalian bisa bayangin, harga pakan 1 karung itu pernah 2th lalu hanya dlm 1th naik 4x, & klo udah naik gapernah turun 🤣 bayangin peternak dipaksa smp bgitu, nanti dg alasan bahan baku naik..
Padahal coba dipikir lg, PT yg mampu jual bibit, mau brp pun harga bibit nya, selama kejual terus menerus gaperlu muluk2 harga tinggi pasti udah untung kok. Bisa tuh buat nutupi biaya operasional bikin pakan yg naik smp ke langit 😂
Tp ya kembali lg, untuk menyelesaikan tidak sesimpel itu, krn tiap divisi punya pekerja masing2 & gaji masing, klo yg udah gaji gedhe2 jg pasti gamau klo gaji nya dipotong biar surplus gaji bisa menutupi minus produksi.
Untuk solusi bagus nya sih pemerintah bisa punya & mengelola sendiri PT yang emg atas nama pemerintah, milik pemerintah, yg harga nya berani bersaing dg kualitas oke, sehingga nanti klo peternak mau beli & menjual bisa ada titik aman nya
Wasitnya ikut nendang bola kali pak?
Ternak ikan pun juga ketergantungan sama pakan Pabrik,
benar sekali, ini tentang monopoli harga pasar
Konsep komunisme itu bro. Ga bagus. Harusnya free market
Yah karena pemerintah dapat siraman.
Itu jg saya alami,
Kesimpulan saya ternaklah hewan yg pakanx gak pakai beli
Contoh: sapi,kambing domba.ayam kampung.banyak rumput di pedesaan
Karena ada big player (big company) yg ngatur harga.. dan government seolah tutup mata..
Banyak faktor sih, tapi menurut saya yang paling memberi dampak jika mengurut dari zaman Covid sepertinya karena oversupply. Karena oversupply itu harga ayam jadi anjlok belum lagi ditambah tren peternakan ayam yang membuat jumlah produksi ayam di pasar melebihi permintaan. Kalau skalanya sudah sebesar ini memang pemerintah sebagai regulator harus bertindak. Dibenahi tidak hanya mematok harga saja, tapi dilihat juga ekosistem pasarnya seperti apa. Mungkin bisa dengan pemerintah mengatur pengadaan bibit, pakan ternak, dll.
Problem lain bisa jadi peternak "kompeni" jumlahnya lebih banyak daripada peternak independen. Semoga masalahnya cepat usai🙏
Bner bgt, pabrik pakan aja ikut bisnis pembesaran ayam pedaging dan ayam kampung pedaging.
Di Blitar salah satu desa penghasil telur terbesar di Indo lebih dari setengah peternak gulung tikar selama pandemi kak. Masalahnya harga jual jauh dari modal.
Sodara saya di srengat blitar,memutar otak berinovasi terus mencari pakan alternatif untuk terus bertahan.tidak melulu tergantung pakan pabrik yg harganya di kendalikan
Pernah denger dari mahasiswa peternakan ub saat seminar dengan kementan, permasalahannya sama di bagian pakan
@@nanangwidodo4457 saat ini buat alternatif selain dari pabrikan apa ya? Karena jagung spertinya juga sudah ga stabil harganya
@@kakikubesar3932 bisa menggunakan campuran menir beras,endapan tepung bekas gorengan ayam kentucky yg sudah di proses di mesin spiner dan juga bisa campuran dari cangkang bekicot yg di giling halus
@@nanangwidodo4457 untuk skala rumahan masih mungkin. Tapi kalo sudah diatas populasi 1000 ekor yo perlu ekstra tenaga.
Yang paling keliatan karena peternak gk langsung jual ke penjual pasar. Kebanyakan tuh gini, peternak > pengepul > rumah potong > penjual dipasar / penjual keliling.
Andai pemerintah punya solusi biar gk banyak proses operasional sehingga peternak dapat untung besar dan konsumen dapat harga gk mahal.
Toh dipasar ayam 1kg range harganya 30rb-45rb, bayangin kalau harga itu dikasih ke peternak, pasti makmur..
Dulu waktu tahun 2020 awal mulai lockdown dimana², *_demi Tuhan_* di tempat saya harga ayam pejantan hidup 2000 perak, klo nangkap sendiri di kandang/pternakan, trus klo yg udh dipotong, dibersihin jeroan & bulu'ny hrga 6000 perak.. krna bos yg punya kandang/pternakan gk mau rugi lebih bnyak harus kasih mkan ayam² yg gk bisa dijual/dikirm kluar kota, jd ayam² yg jumlahnya ribuan ekor dikasihkan semua ke karyawannya yg mngurus buat dijual, dan uang'ny buat mreka semua. Stelah itu semua karyawan dgn trpaksa diberhentikan smntara selama pternakan tdk beroperasi.
Ga ada peternakan atau pertanian/petani , Lo ga bakal bisa makan atau mati.... sekalipun Lo punya duit buat import, tapi harga barang-barang kebutuhan lain ikut tinggi ,inflasi dan chaos ekonomi di Indonesia , sama aja lu bakal mati pada ujung-ujungnya, so hormatilah petani yang udah berjasa memproduksi makanan untuk kita semua :),....semua saling membutuhkan di kehidupan kita, entah itu petani, dokter, ilmuwan, musisi, semua saling membutuhkan,.... :)
@@musicfeelbeat923 trus urusannya apa sm komentar saya?
Gk ada angin gk ada hujan, datang² langsung *_"ela elo ela elo"_* tau² ngomongin *_"mati"_* lah, trus bawa² *_"inflasi"_* lah sgala macem.. dih apa urusannya sama saya? Saya ngapa²in juga engga.
Klo situ mau protes atau curhat jgn sm saya!
Jawabannya simpel kenapa rugi semua😂, perusahaan punya pabrik pakan, punya pabrik bibit, punya peternakan, punya penyembelihan, punya pabrik sosis/naget(contoh), punya kerjasama dengan perusahaan logistik, perusahaan distributor, terus peternak kecil mau saingan harga dengan perusahaan tersebut? Terus kita rakyat kecil mau main di sektor mananya?
Informatif
Ini jawabannya
Japfa 😂😂
Pokpan
Karena nggak nurut sama Pak Harto. Industri besar jangan masuk sektor budidaya. Feedmill boleh, breeder boleh, slaughter house boleh, retail dressbird dan grilled boleh. Tapi budidaya biar di tangan peternak mandiri, terserah mau intensif apa backyard farming.
Pemerintah bisa disetir kayak gini pasti pabrikan pakan ayam dan doc ikut mendanai kampanye saat pemilu dan pilpres
Yg bikin rugi sebenarnya bukan cuma harga acuan yg ditentukan itu, harga pakan ayam, obat ayam, resiko kematian ayam yg ditinggi yg ditanggung oleh peternak juga. Banyak juga akhirnya peternak yg tutup koh, termasuk saya
hehe , itulah makanya bisnis itu harus yang dikuasai , jangan ikut ikutan .
Padahal gw baru tertarik ngeliat video close House farm, eh Ada koh Raymond ngingetin beginian wkwkwk
Padahal ternak bukan hanya soal ngerawat ayam. Managementnya kompleks. 😊
😭😭😭
Yang jadi masalah utamanya itu adalah para integrator besar macam CP, Japfa, dkk... mereka juga produksi ayam dalam skala besar. Akhirnya produksi selalu relatig tinggi.. tapi mereka tetap untung karena punya fasilitas pemotongan, cold storage, & pengolahan.. beda sama peternak skala menengah atau kecil karena mereka cuma bisa jual life bird yang pasti terpengaruhi produksi peternakan lain.. kalau bicara efisiensi, teknologi yang ada saat ini sudah cukup efisien untuk produksi. Tergantung pabrikan pakan, mereka modifikasi (penurunan kualitas) pakan mereka atau tidak.. karena ketergantungan thdp pakan pabrikan sangat tinggi.
Berarti perlu diolah ke end user. Mungkin mitra sama resto geprek dll
ya jual ayam kampung bisa , atau ada juga itu yang buka pecel atau geprek ayam , ayamnya fresh dari ternak sendiri . Macam macam yang bisa dilakuin yang peternak peternak besar ga bisa masuk .
Setuju, klo perusahaan besar bersaing sama peternak mandiri ya peternak mandiri kalah..
Gua heran knp dibidang unggas saja yg ramai,sedangkan ruminansia kurang banget stoknya
@@mojokerto4541 karena unggas (ayam) cepat waktu panennya, ayam poting itu dipanen di usia 35 hari alias sebulan lebih dikit. Srdangkan ternak lain macam kambing.domba butuh waktu lbh dr setahun untuk panen, apalagi sapi jauh lbh lama dan produksinya pun sangat sedikit.
Yes bener. Kita sebagai customer jg harus memikirkan produsen, terutama produsen dalam negeri
Abang ini cocok lah jadi mentri perdagangan.Muda,cerdas,dan karismatik
ah km ada yg bisa ngomong dikit cocok jadi mentri,anis pinter ngomong jadi mentri ya nggak bisa apa apa,mas nadim makarim juga sama,karena mentri itu tdk cukup hanya pintar dan bisa bicara tapi juga bisa bekerja,sebab di mentri perdagangan yg di hadapi mafia kelas kakap....
😂😂
Kit dikit "oRaNg iNi CocOk JaDi MenTrI" prettt ngopi noh 80 rebu awoakwoak
@@initiald3696wkwkwk
Masalahnya ada di sistem pasar. Contoh: peternak tidak boleh over ke pasar langsung dagangannya, harus pakai perantara. Nah perantara 1 over ke perantara 2 over ke pengempul pasara baru ke pasar. Saran sy ke petani dan peternak jangan tembak langsung pasar. Bidik rumah makan, restorant, hotel, cafe. Pokoknya yg tidak pakai over ke 1 lah, ke 2 lah. Mn minta turun harga lagi. Mn mw cuan petani dan peternaknya. Jika kalian tidak percaya. Coba kalian tanya ke desa petani/peternak berapa yg mereka jual ke pengempul/perentara, bandingkan dengan harga di pasar. Bisa berapa kali lipat tuh harga dr awal petani/peternak
Mohon maaf itu Oper/Over wkwk
Sama kaya over kredit atau offer kredit
Karena peternak ayam kecil gk sanggup untuk mandiri. Beli Bibit DOC dan pakan nya terlalu mahal. Alhasil peternak kecil bermitra dengan perusahaan penyalur Bibit DOC dan Pakannya. Salah satu syaratnya mau gk mau harus jual ke perusahaan penyalur. Harga ayam dipotong bibit dan pakan.
Saya kemarim beli di harga 40k
@@celoteh2 mana ada kerja sama kaya gitu wkwk di bidang peternakan atau perikanan itu lebih banyak kemitraan. Dan kemitraan GAK ADA yg namanya member wajib jualnya harus ke mereka wkwk jual ke penyedia jasa kemitraan itu justru opsi fasilitas bagi peternak yg MALES bangun channel dan koneksi sendiri untuk tahap penjualan, kalo males ya resiko lah di jadiin badut sama orang yg rajin wkwk
aku dari desa disini beras 4000an dari petani di jual di pengepul ini bagus lho .. aku liat beras itu jelek tapi udah di pack ada labelnya kalo di jual harganya lebih dari 10.000 kalo bagus lebih mahal lah.. wow kok gini ya jadi petani .. contoh kemarin nanam jagung harga jual dari petani 3ribu .. terus coba liat harga toko yg udah di bungkus ada labelnya 1/2 kilo 6ribu ... gilaaaak .. udah modal nanam banyak, pupuk juga sulit di mainin pengepul .. harga obat naik .. air irigasi harus bayar .. belom lagii pas panen harus beri bekasak(beberapa persen hasil tanam) ke penjaga air .. pajak sawah juga naik .. haaah masih banyak sih tapi udah lah ini aja ..
Iya kak, saya sbg petani pemula merasakan seperti itu, belum lagi gagal panen karena cuaca skrg gk menentu.
Kalau panen padi bisa untung kalau dimakan sendiri atau kalau mau jual ya ke tetangga sekitar, bisa dibuat hrga Rp.500,- lebih murah dari pasar sdh pasti banyak yg mau, daripada jual ke pengepul bisa setengah harga.
dan yak, sampai ke tangan saya yg hidup di agak kota sudah 14 ribu dengan kualitas biasa saja. 😂
kayaknya udah ada aplikasi yang ngebantu hubungin petani dengan penjual secara langsung tanpa ada pengepul. Tapi ga tahu nama appnya apaan
4000/kg itu beras atau gabah ka?
@@kingki1953 udah kolep jga .petanihub
Harga pakan Yg biasa di tahun 2016 350 ribu terima di tempat, sekarang harganya 480 ribu, harga panen ayam cuma naik 1.000 rupiah
Terpaksa tutup kandang & mengais rejeki jadi karyawan swasta
Mafia Ayam
persis petani tebu pupuk subsidi 80brb/sak sekarang jd nonsub 200 rb.
saya bantu jawab sesuai analisa dan pengalaman saya.
kenapa peternak ayam di indonesia selalu merugi
karena PT.CPI dan anak perusahaannya terlalu menggurita menguasai pasar olahan ayam,bibit bahkan limbah produksi mereka diolah kembali menjadi pelet dll
mereka menguasai dan mengendalikannya.
silahkan cari tau sendiri
Maksud ngomong apa jawabnya palestine,
Bng bak cari info tentang petani buah pinang di sumatra barat.. karena banyak petani nggk bisa memenuhi kebutuhan hidup,di karenakan harga jual pinang 1 kilo nya cuman 2000 rupiah..
Sedangkan dari proses pemetikan buah,membelah buah lalu di jemur beberapa hari hingga kering, nggk sebanding dengan yang di kerjakan
beberapa bulan lalu bokap gue minta modal buat ternak ayam wkwkwkw
gue nemu banyak masalah dari kerugian:
1. pakan mahal
2. bibit mahal
3. harga pasar masih bisa diatas 25-27 rb
tapi pengepul yang beli dari peternak ambil dibawah 20 rb
gapapa rugi, gue bisa belajar.
tapi sumpah kasian, gue jalan-jalan liat banyak banget kandang ayam tutup karena untungnya gamasuk.
yang bisa bertahan mereka yang pake sistem mitra, itupun untungnya gaa banyak
Kemitraan pun bagi peternak yg bisa menyiasati mas bro, kl yg polos polos aja sih pasti tekor, harga bibit nya aja dr PT udh ngambil untung berapa persen, belum lagi dr pakan... Dr situ aja PT sudah diuntungkan...
@@zhafranalfareez2349 kl peternakan dari bibit sampai pakan aja masih ketergantungan dengan pabrik ya yg ada malah rugi. Karena mereka kapitalis.. Sy sdh buktikan sendiri. Ditambah tengkulak/pengepul yg selalu mainin harga, kl gk bisa jual/marketing sendiri ya tambah ambyar. Peternak dan petani ini posisi ditengaj2 yg selalu jd korban 😅
@@esteler88 bener banget... Pokoknya broker yg selalu di depan...
@@zhafranalfareez2349 Cara cara menyiasati nya kira" gimana ya mas? orang tua saya sudah mencoba ternak ayam lewat sistem kemitraan, tapi selama berjalan 1 tahun ini baru bisa ambil profit dari dua kali panen, sisanya klo nggk impas, merugi.
@@gibransam276 kl mau maen curang beli pakan sendiri, dan harus inovatif ngasih pakannya, yg sekiranya harganya LBH murah misalnya di campur sama jagung giling... Kl mau LBH ekstrim, jual sendiri ke tengkulak kl harga LG naik
harusnya ada aturan yg jelas,perusahaan DOC dilarang bikin peternakan sendiri dengan dalih mitra.
peternak mandiri ya jelas keok melawan perusahaan besar yg sudah memonopoli dari proses hilir ke hulu
Kan emang konsepnya produksi sendiri buat pemakaian sendiri kalau kurang baru cari dari peternak. Apa salah sih mrk perlu ayam mrk ternak sendiri.
@@alvinsoehendrywijaya inilah yg akhirnya mematikan peternak skala kecil.perusahaan besar bisa seenaknya mempermainkan harga karena mereka menguasai.
Dari mulai bibit,pakan hingga pasar
@@nanangwidodo4457 kalau itu sih udah salah. Saya kira dia bersaing secara normal kalau udah monopoli sih salah. Harusnya kalau normal y oke2 aja. Misalkan dia cetak ayam sendiri buat dipakai perusahaan nuggetnya gitu. Kalau udah manipulasi pasar y salah
iya kan,,monopoly dr hlu sampe hilir..sampe produk jd jg...dan perusahaan yg monopoly itu populasi ayam nya ada kali ya 80% dari total populasi ayam trnk d indonesia
ya kembali ke jaman pak harto kan.
perusahaan hanya boleh bermain di penyuplai doc sisanya biar rakyat yg menjalani nya.
Saya pedagang ayam dan saya juga pernah mencoba beternak ayam... Kl menurut saya kasusnya peternak sama ky kasus petani, masyarakat ga akan mampu beli kl harganya mahal, dan kecurangan di pedagang ayam itu PD timbangan, ketika bersaing harga sudah tidak mampu mengalahkan pesaing maka akan bermain di timbangan biar harga bisa murah dan tetap dpt untung... Yg buat saya heran 10 th yg lalu harga ayam itu masih murah dan ambil untung itu hanya 10% itu bisa setara dg sekarang yg ambil untung 30% kualitas ayam nya juga yg semakin jelek, susut ayam semalam aja bisa smpe 1ons kl dulu cm 0,5 ons
Enak jual pas harga 20 rb pak ya, daripada jual 30rb 😅 untungnya sama,
Kami peternak 37000 ayam broiler. Manajemen panen cukup kompleks. Banyak seni di lapangan yg kudu diperhatikan :
1.DOC jantan lebih bayak waktu di beri mitra perusahaan. Jantan=bantet growth
2. Mitra penjemputan panen kami kadang sengaja di sengaja ulur/telat ambil panen sampai 10 hari.
Ayam panenan yg rakus makanan pakan tp berat sudah ga nambah
3. Kemampuan serap di pasar basah terhadap giliran/ rotasi ratusan mitra breeder di regional.
pengusaha besar itu tidak ada ruginya karena dia yg punya pabrik pakan,obat obatan,dia yg produksi DOC,dia punya peternakan,dia yg mengelola sendiri hasil peternakannya mulai dari daging segar hingga olahan yg lain seperti sosis ,naget,bakso dll jadi harga dipasaran mereka bisa kendalikan dari hulu hingga hilir...
Sebagai keluarga yang punya darah kewirausahaan (keluarga w rata² usaha semua), usaha sendiri itu gak se-simpel punya materi dan uang, habits progresif wirausaha itu bakat, pengalaman dan individualis.
Jika mental seseorang usaha masih FOMO tanpa punya kemampuan adaptasi yang cepet, kalian akan merasakan apa yang orang² ini rasakan yaitu tergencetnya dengan pasar yang mereka incar.
Setuju sih, apalagi akhir akhir ini usaha gw naik turun, dan salahnya gw hanya focus pada target dan tidak peduli inovasi. Akhirnya ya gini.
Terus menurutmu gimana biar ga kegencet bang?? Secara kan mereka bener² main di segala sektor yg secara ga langsung mereka turut ambil alih untuk penerapan harga di pasar. Sedangkan, mereka bisa jual jauh lebih murah
Wah ini kolom komentarnya menambah wawasan bgt, keren! 🎉 Saya gatau apa2 tentang peternakan😅
Ya iseng2 mampir di chanel peternakan. Contoh chanelnya kita 😂 makasih supportnya bang 😊
Saya kerja di perusahaan produksi kapur pertanian, disini saya melihat betapa laparnya perusahaan pengolahan pakan ternak untuk mendapatkan suplai bahan dari kami. Yg ada modal dan lokasi beserta izin tambang siap2 sukses dibidang ini..
dolomit?
Saya peternak ayam
Dan memang dari 2020 sampai sekarang
Harga produk unggas memang mengalami defisit daripada harga produksinya
Contohnya gini 2021
Harga telur di pengepul/pengampas waktu paling rendah 16k, sedangkan harga produksi telur waktu itu mencapai 20k
Dan itu terjadi selama 4 bulan, akibat kenaikan harga konsentrat yang gila,sampai 20% lebih, sekarang punmasih terus naik
Bisa di bayangkan, jika seorang peternak ayam telur dapat memproduksi 100kg telir setiap hari, dia merugi 400k sehari dan itu selama 4 bulan
4 bulan x 30 hari = 120 hari x 400k
48jt kerugiannya,
Dan iti kalau ayam sehat, produksi bagus..
Bagaimana kalau ayam sakit, ya lebih banyak lagi kerugiannya,
Terus bagaimana kalau sehari 500kg telur
Ya itung sendiri aja,
Kuncinya di pakan pabrikan dah obat2an yang mahal.. yg di untungkan lagi2 pabrik.. karena mereka selaku produsen pakan dan punya peternakan (entah peternakan mitra entah peternakan milik peternak perusahaan / pabrik itu sendiri) dan pemasaran secara bersamaan.. di sini peternak mandiri gak mampu bersaing biaya pakan, DOC, maupun pemasaran.. karena sudah di kapitalisasi pabrik..
Salah bro, peternak rugi karena Perusahaan besar saat ini juga membuka peternakan ayam yg skala Industri. Tetangga² saya 95% banyak yg sdh berhenti dan tinggal kandangnya saja. Bahkan saat ini pemasok ayam pedaging dikota kami itu truk² besar dari industri peternakan, biasanya dari pemasok lokal.
Harusnya peternakan skala industri itu dibatasi bahkan ditutup saja, kasihan masyarakat. Selain itu harga pakan naik terus.
Perusahaan skala industri membutuhkan pekerja dalam jumlah besar Contoh Japfa karyawan hampir 20.000 orang belum perusahaan besar lain, kalau itu ditutup bayangkan jumlah penganggurannya. Berapa keluarga yang bisa diberi makan.
Karena sekarang perusahan besar itu nyari yg udh punya sertifikasi halal, nkv, dll
Dijaman pak harto dulu katanya dilarang perusahaan besar mengolah industri kecil khas peternak rumahan
@@casterbuahbuahanhanyabisam6610 bukan di tutup bro seharuanya mereka tidak boleh ikut main di sektor penjualan di pasar masyarakat.. Dulu di zaman soeharta ada aturan mereka tidak boleh ikut main di sektor tersebut. Jika pabrik besar mian dari sektor hulu sampai hilir maka itu jatuhnya ke monopoli bro..
@@adli0757 Berbicara sejarah Coba liat sejarah PT. Sari Rejo Bumi (TAPOS) dibentuk Soeharto untuk menguasai peternakan di Indonesia. Banyak skandal dari sejak proses berdirinya. Lebih tepatnya masyarakat tidak bisa tapi kalau itu Soeharto dan kroninya lain cerita. Coba bayangkan sebuah perusahaan di backing oleh seorang presiden jangankan peternakan kecil peternakan besar pun pasti kalah bersaing.
Jadi sebenarnya karna perang harga sekarang bukan sama peternak² kecil aja. tp sm perusahaan besar sekelas malindo, japfa, dan phokpan, karna sekarang mereka jual eceran jg langsung ke masyarakat. Dulu perusahaan² besar ini gak jual eceran, cm jual ke perusahaan besar kaya kfc, mcd dan yg lain. Nah karna perusahaan besar ini punya semua produk yang dibutuhkan dalam peternakan, kaya pakan, bibit, obat dan pengolahannya, mereka produksi sendiri. sehingga mereka bisa jual dengan harga yang lebih murah di bandingkan peternak² kecil. sedang peternak kecil kan bibit, pakan dan obat²nya jg harus beli dari perusahaan² ini. Ya gak bisa bersaing lah peternak² kecil sm perusahaan besar.
Iya lebih mirip ke monopoli padahal mereka tidak boleh ikut main di bagian sektor tersebut..
menurut pendapat saya pemerintah tidak mengontrol perusahaan besar mendirikan peternakan pembesaran ayam. mereka bisa bertahan karena mereka punya doc sendiri, membuat pakan sendiri, punya penyembelihan sendiri,mereka tidak bisa merugi karena seperti itu, secara tidak langsung bisa mematikan peternakan rakyat yang selalu merugi karena stok ayam lebih tinggi dari pada kebutuhan konsumsi yang menyebabkan harga ayam selalu dibawah hpp. kalau tidak segera diatasi mungkin suatu saat peternakan ayam diIndonesia hanya dikuasai sama perusahaan besar seperti j*pf* dan p*kph*n
Seperti nya aturan mainnya sudah dirubah, dan tidak memihak pada peternak rakyat
Mitra pemerintah itu pengusaha bukan rakyat jadi simpulkan sendiri
Pemerintah dalam hal ini harus peduli dengan bidang peternakan dan pertanian, karena ini vital dan kebutuhan hidup primer seluruh rakyat Indonesia. Jadi bukan hanya rakyat terpenuhi kebutuhannya, para produsen juga wajib disejahterakan berkelanjutan
Saya pelaku usaha gula merah tebu
Juga mengalami kehancuran ko,
Petani tebu mengeluh pupuk langka
Akhirnya tidak semua tebu di lahan pertanian bisa di jadikan gula merah
Kita keteteran saat produksi
Dan sedangkan saat sudah menjadi produk
Harganya hancur
Kita sebagai produsen kalah di randemen dan harga jual produk
Sehingga banyak yg gulung tikar
Sebenarnya saya sangat berharap pemerintah membantu eksport umkm ini dg serius
Intinya jika harga bagus (tidak perlu tinggi² yg penting bagus tidak nombok² terus padahal hasil panen bagus), sektor pertanian peternakan dan perikanan akan maju dan banyak peminatnya. Contoh saya ternak ayam kampung, semua oke bobot oke ayam gemuk² tidak cuma bulu yg lebat saja, tetapi harga kaya tai per ekor rugi 5rb an.
Itu makanya kita butuh pemimpin gerakan perubahan, karena sdah terlalu parah beban rakyat dari segi sandang ,pangan dan pekerja an 😢
Sapa pun yang jadi pemerintah tidak akan sanggup mengatasi OLIGOPOLI..mau perubahan atau tidak..sama aja..pikir perut perut sendiri..anda bole catat ini..
Betul jargon PERUBAHAN ..tidak segampang itu ferguso,perubahan tanpa perubahan 🤣🤣🤣
Semua orang bilang kalau mereka ingin buka usaha usai kena phk. Namun usaha mereka itu juga digeluti oleh jutaan orang yang lain. Alih2 sukses, yang ada justru tergencet. Kalaupun sukses, orang lain yang tergencet. Udah hukum alam
Setuju, namanya juka pasar kalo supli nambahnya jauh lebih banyak; sementara demand nya tetap. Ya jatuh harganya.
Hukum pasar normal lah, itu orang- orang yang ternak ayam juga, kalau mau beli beras juga maunya murah. Kalo gtu gmn petani? Ya gtu lah analogi masalahnya. Orang buka usaha ga asal juga, harus tau berbagai hal juga. Hal dasar seperti supli dan demand ga dipahami ya percuma.
Karena gini, orang indonesia itu punya kebiasaan buruk dari jaman dulu. Ada 1 orang sukses suatu usaha (ternak ayam misal), tidak sampai 3 bulan, itu orang-orang disekitarnya usaha ternak ayam juga. Kan kebodohan itu. Yang sebelumnya orang pertama bisa untung 20.000 per ayam misal, karena semua orang disekitarnya supli ayam juga, akhirnya harga jatuh karena banyak supli, demand tetap, yang sebelumnya untung 20k, setelah ada orang-orang di sekitar yang ternak ayam juga, keuntungan per ayam turun jadi 15k/ayam. Siklusnya diulang aja terus, sampe barang dijual rugi.
Contoh lain, orang jualan pulsa/kuota di rumah, itu liat tetangga untung, tetangga di sekitar ada aja yang IRI. Ikutan buka juga, kan KEBODOHAN. Trus beralasan, rejeki sudah diatur yang Maha Kuasa. Itu bukan masalah diatur, itu lu ambil rejeki orang lain. Bukan masalah rejeki lu diatur, itu kebodohan yang sudah kalian lakukan sejak Belanda datang, masih diulang terus kebodohan kalian dan menjerit ke pemerintah. Lantas kalian yang melakukan kebodohan ini masih merasa hidup sulit. Ya kalian masih melakukan hal yang sama ketika dijajah. Bukan masalah rejeki diatur. Anda-anda saja yang masih dijajah oleh diri kalian sendiri.
@@samzkymt1494 setuju
Masalah utama di supply dan demand. Soal biaya obat,vitamin,vaksin 300-500 rupiah/ekor ayam, harga pakan mengikuti naik turunnya harga bahan baku pakan dan pabrikan pakan ambil margin keuntungan tidak terlalu besar krn sudah banyak kompetitor. Berharap pemerintah mampu mengontrol populasi GPS dan PS para integrator dengan regulasinya agar supply dan demand bisa seimbang
Hidup ini belum tentu, kadang bisa rugi tapi kita harus tetap bersyukur, dan saling membantu 😊
Solusi :
1. Bangun pabrik bahan2 pupuk dan bahan obatan2 di indonesia. Stop impor
2. Hajar mafia pangan di indonesia
3. Ciptakan sdm minta anak2 bangsa dari IPB atau ITB memikirkan pakan ternak terbarukan
4. Ubah pola hidup tanpa hewani apalagi indonesia negeri kaya agraria, pola pikir jd makan vegetarian dan bangun pertanian moderen spt jepang atau ubah konsumsi dr ayam ke ikan kan laut indonesia banyak sumber daya ikan.
Yang poin 4 kurang setuju sih bang.Kalo kaya gitu nanti para peternak yang ke hajar akhirnya.Kaya gali lobang tutup lobang,emang mungkin dalam waktu dekat ga ngaruh banget tapi lama kelamaan ya pasti bakal terasa juga.
Ditambah kan pupuk juga banyak di hasilkan dari kotoran ternak.
Nanti jadinya para petani yang tertolong tapi peternak jadi tumbal.
Meskipun emang nanti nya harga hasil ternak ada chance buat naik,tapi kalo gabisa di serap karena pola hidup vegetarian yang jadi mayoritas ya percuma.Mau di ekspor pun kualitas peternakan kita masih kalah sama negara lain,jadi kalo mau di ekspor ya pemerintah harus ada upaya secara langsung untuk menaikan kualitas hasil peternakan.
Akhirnya bukan ketemu win win solution.
nomor 2 paling sulit dilakukan 😅
No 1,2 dan 3 tidak akan terjadi di Indo. Dari awal bukan masalah g ada modal tapi regulasi yang setengah hati.
1.Ad mafia (pengepul)
Mungkin karna ini banyak peternak rugi soalnya ayam (yg dibeli pengepul) jauh harga sama harga pasar
2.mungkin ada kecurangan di dalam kandang (Misalnya ABK menjual bahan2 seperti Bama tanpa diketahui)
3.Banyak yang ngak paham cara ternak ayam yang baik
Cerita bang ortu saya kena PHK dari perusahaan terus pesangon dikasi pesangon sama perusahaan,akhirnya ortu saya beli kandang ayam terus memulai usaha (perdana) ,awal periode untung ,tapi pas periode² selanjutnya rugi karna ada beberapa faktor,contohnya bibit kurang bagus,kondisi kandang yang atap bocor (karena ortu saya beli kandang bekas punya orang) sama kata ortu saya ad kecurangan sama ABK(anak buah kandang) jual pakan ayam (Bama) tanpa sepengetahuan orang tua saya.alhasil bapak saya kurang yakin sama bisnis dikandang dan cari2 kerja di perusahaan.
Puji Tuhan sekarang bapa saya kerja di perusahaan dan untuk di kandang masih diurus ABK tapi oleh orang yg berbeda.
Semoga para peternak/atau petani lancar usahanya agar cukup kebutuhan keluarga , Amin
banyak yg terjun ke dunia peternakan ayam pedaging dengan skala populasi puluhan sampai ratusan ribu ekor.
Bukan cuma itu ,,
Sepertinya ekonomi negri ini juga masih sulit ,,,
Terbukti harga ayam ancur sampai 10 ribu /kg saja masih ada yg gak sanggup beli.
@@ryanxfrend7774 kan sekarang dan beberapa tahun kebelakang peralihan kandang biasa ke modern, nah kandang modern ini kapasitasnya 2x lipat bahkan lebih, dari situ udah ketahuan
@@ryanxfrend7774 itu karena broker-pedang besar-pedagang kecil, mereka masing2 ambil untung ga kira2
Seneng kata2nya dibantu...
Di cek bro... Pupuk Sub 4-5 thn terakhir dikurangi byk...
Ini yg fatal skrg... Dgn lama nya sekian tahun, byk lahan yg di jual dan beralih... Terbukti beras jd import...
Utk para Influen... Bijak lah dlm mengedorse dr Pemerintah...
Kritis penting utk Negara kedepannya lbh jls jlnnya...☝️❤🇮🇩
Kalau tujuan utamanya untuk swadaya pangan keluarga. Ternak Ayam sampai pada akhirnya bisa dijual. Itu nothing to lose.
Tapi kalau tujuannya buat bisnis, harus bisa kreatif perihal pakannya. Baru bisa cuan.
Kuncinya untuk peternak menengah ke bawah adalah manajemen pengelolaannya harus disiplin.. Jalankan sop peternakan dengan cermat mulai dari masa broding.manajmen pakan dan kesehatan intinya manajemen pakan dan kesehatan bila bisa disiplin..insyaallah walaupun harga pakan naik dan harga jual bersaing kita masih bisa untung... Itu pengalaman saya.. Walaupun di hantam krisis covid dan melemahnya perekenomian sekarng alhamdullilah masih bisa bertahan..
Musuhnya kemitraan abangku, para pengecer itu mayoritas di pegang CV. Sedangkan pengecer butuh ayam yang beratnya beda2. Ada yang 1,8 ada yang 2,3 . Sedangkan ternak mandiri kapasitas ribuan pas masuk masa panen, ayamnya kurang pas menurut pengecer, resiko ayam gak habis dan terlalu tua jadi gak laku. Sedangkan pengecer itu wajib ikut mitra. Jika ketahuan ambil ayam di ternakan mandiri di ancam gak di kasih ayam. Efeknya bakul pasar pindah pengecer lain kalau gak di kasih ayam. Aku selaku pengecer tau perasan peternak mandiri. Sebenernya lebih murah ambil dari peternak mandiri,Gw malah seneng kalau harga ayam murah, untungnya lebih gede, ya tapi itu sabagai pengecer kalau ambil di peternak mandiri gak bisa milih kandang
@@haryr3792 ya itu problem untuk skala menengah bg... Tapi untuk peternak skla bawah permasalahannya masih di sekitar manajemen pembesaran... Banyak yg fcrnya tidak ideal dan tingkat kematian yg masih tinggi karna minimnya pengetahuan. Dari sana aja mereka sudah rugi... Jika permaslah trsbut sudah di kuasai maka mudah bagi mereka bersaing di pasar.. Mau semurah apapun harga mereka masih untung karna fcr ideal dan tingkat mortalitas rendah...
Orang tua saya petani dari kecil,,sampai sekarang umurnya -+ 65 thn,,dulu bapak saya selalu minta meneruskan pekerjaannya sebagai petani,,tapi saya tidak pernah mau karena menurutku profesi bertani tidak menjanjikan kesejahteraan,, akhirnya saya mendalami bidang yang menurut saya lebih menjanjikan dan Alhamdulillah pilihan saya tidak salah,,karena saya bisa menghidupi keluarga kecilku,,bisa beli rumah dan tanah walaupun gak seberapa dan satu lagi bisa modalin orangtuaku buat sewa traktor,,beli bibit,,beli pupuk,,ngupah orang buat nanam padi,,sampai menyiangi rumputnya belum lagi beli BBM buat diesel air karena ditempatku tidak ada irigasi..
Yaa walaupun aku gak pernah dibalikin modalnya sama ortu tapi aku senang kalau panen padi,,bisa buat cadangan untuk makan sehari-hari ortuku..
Sayangnya tahun ini panen padinya gak sebagus tahun kemarin jadi aku gak tahu apa panenan padi ortuku cukup buat persediaan sampai musim tanam selanjutnya..
Sepengalaman sodara saya yang jadi peternak ayam. Kerugian terjadi di ongkos produksi. Dari doc ayam mahal. Sampai obat dan pakan yang tidak pernah turun.
Daging ayam bisa naik turun harganya
Sementara itu harga pakan dari hari ke hari
Terus melonjak. Itu penyebab ke bangkrutan nya.
Tapi sekarang sodara saya beralih jadi tukang potong ayam. Walaupun sedikit hasilnya tapi stabil pengeluaran nya
Fokus ke Palestina dulu, jangan urus perut sendiri saja.
Intinya, pemerintah lepas tangan, dan terkesan cuman mendengarkan pengusaha besar saja, misal kebijakan ekspor impor yg gksesuai aturan, menjadikan petani/pengusaha kecil merugi karena harga pasar gk stabil, terkadang murah gk ketulung, kadang naiknya juga mengerikan, jadi petani diindonesia itu ibarat orang berjudi, belum lagi pupuk langka, obat2tan mahal, edukasi gkada, dll...
Kemitraan gila banget untuk harga pakan dan doc apalagi menjelang ramadan kenaikan bisa 2-20rb,belum lagi pt ambil dibawah haega pasar,ayam belum siap panen di umur 20 hari sudah dilakukan penjarangan ( panen sebagian ) nanti setelah masa umur siap panen 32-37 hari ditunda panen sampai umur 50 hari kita rugi dipakan sedangkan ayam diatas umur 40 perkembangan bobot sudah tidak terlalu signifikan dan belum lagi adanya serangan heat stress dari ayam
Tolong bntu para peternak..
Ayo ramaikan biar pemerintah mau melihat permasalahan ini
Sebenarnya ini bisa diselesaikan kalau kita punya emergency exit. Misalnya pengolahan seperti sosis ayam, kulit dst.
Dari sekian banyak teman peternak saya perhatikan mereka coba cari remah2 yg disisakan para raksasa, sulit memang klo harus pindah jalan alternatif selain peternakan ayam yg udah mereka jalankan bertahun2 bahkan ada yg warisan seperti mendiang ayah saya yg bertani karena itu lahan pusaka warisan leluhur, dulu kami bisa bertahan bertani karena ada usaha lain sebagai support untuk bertani walaupun makin berat tiap tahunnya
Tergantung sebenarnya, kami usaha ternak ayam potong sejak 2005 dah ikut kemitraan atau PT. Kalau ternak mandiri ya gulung tikar karena ini yang kami alami dlu tahun 2007, karena pas covid stok pasar banyak sementara konsumen menurun otomatis harga juga turun. Sedang biaya operasional mulai doc apalagi pakannya naik luar biasa. Kalau peternak mandiri kalau harga turun mereka sudah tidak bisa bangun lagi kecuali punya modal lain sementara untuk ikut PT atau kemitraan kandang harus sesuai aturan PT minimal harus direhab butuh dana besar juga sementara sekarang kandang ayam dari PT kebanyakan minta sistem close house modalnya ratusan juta. Kalau ikut PT kalau harga dibawah pasar yang nombok PTnya jadi resiko juga kecil asal ayam sehat.
Intinya berani bisnis itu jangan ngikutin trend. Wajib out of the box
Tidak hanya ayam, banyak lini bisnis lain lokal yang harga pasarnya tidak masuk (bisnis petani ikan hias yang saya jalankan misalnya), sehingga produksi lokal sangat sulit menghasilkan keuntungan. Harus bisa ekspor sendiri atau akan gulung tikar
Akibat impor GPS dan PS sehingga over supply.
Sekarang hrga doc murah, rugi bnyk. Bahan baku pakan masih tergantung impor, ketika inflasi naik pada negara yg diimpor maka harga bahan baku ikut naik yg berimbas pada harga pakannya.
Th 2019 rugi karena impor PS dan GPS th 2017 ugal2an yg berimbas di th 2019 stok doc bnyak akhirnya over supply. 🙏
dulu sih peternak ayam sedikit. sekarang banyak industri ayam skala Industri besar. ayamnya lebih banyak dari petani biasa. secara teknis ya pengelolaan skala industri biasanya lebih efisien dibandingkan peternak biasa dan rantai pasokannya lebih jelas
1. Ada Mafia peternak Ayam di Indonesia, mereka menggunakan teknologi mutakhir shg menurunkan biaya HPP dan produksi ayam mereka bs 5000 ayam per hari. Hal ini menyebabkan peternak tradisional kalah terhadap persaingan pasar.
2. In-effisiensi biaya logistik, tdk hanya berlaku pd sektor pertenakan namun berlaku juga pd sektor pertanian dan perkebunan.
Semoga Data Tesis nya bs lengkap, shg kedua faktor td bs muncul.
Kereennn kko...ayo...kritik trs biar orang2 pada cerdas
Sangat sopan penyampaiannya, semoga selalu diberkahi hidupmu, bang❤
Semua masalah end produk komoditi adalah distribusi... di tengahnya adalah masalah pangan, pupuk, dll...
Tapi kayaknya memang di setting u mematikan peternak/petani kecil, supaya fapat di kontrol oleh kartel petani/peternak besar/korporasi ..
Kl 70% supply produk di kontrol kartel/kelompok tertentu..mereka bisa mengatur supply u "mengadjust" harga..padahal barang banyak, tahan di freezer/gudang,dsbnya
Kemungkinan ulah perusahaan mitra peternak ayam .
Agar perternak ayam mandiri pada beralih menjadi mitra perusahaan.
Peternak kecil konvensional ngejual ayam dlm bentuk hidup makanya harganya tnp nilai tmbah dan beresiko krn pakan jalan terus, peternak besar ngeborong jumlah besar dr peternak kecil lgsg potong dan dijadiin frozen makanya ada added value dan resiko biaya ops turun krna sdh frozen, jdi jadi tahan lama..
Betul sekalai sma apa yg mimin terangkan.. masa" sulit itu pada saat pandemi dan setelah pandemi pun masih sulit.. karena masa recovery para peternak dan petani itu sulit, sdh habis"an pas covid sekarang ngulang mmbangun dri awal lagi.. ditambah banyak sekarang yg beralih ke pertanian dan peternakan menambah beban persaingan para petani dan peternak lama.. perseteruan harga semakin hari semakin anjlok karena perang harga, mau gak mau cmn dpt untung kcil ato mines.. persaingan sekarang ngeri".. alih profesi semua jadi peternak dan petani..
bnyk sebab dan bukan karena ga efisien.
1. kartel poultry giants yg nekan harga peternak ayam yg jadi mitra mereka.
2. bibit ayam ( D.O.C) itu import jd terekspose ke USD, sementara konsumen ayam potong itu lokal.
3. harga pakan ternak ayam juga bahannya kebanyakan import, jadi sama kasusnya kyk no 2.
4. Harga acuan yg ditetapkan pemerintah memang ga makes sense, considering begitu banyak komponen import yg rentan ke USD. Alasan pemerintah ngasih harga acuan segitu juga ga bisa disalahkan, karena Indonesia salah satu konsumen ayam terbesar di dunia. kalau harga naik, impact ke inflasi dan turunan2 impact nya bisa ngeri.
5. dari dulu, bisnis ayam potong kalau di break down di lapkeu nya CPIN, JPFA dkk gitu emang ga bagus. klu pun profit, paling 2%an. untungnya mereka vertically integrated. jadi secara konsolidasi mereka masih untung. nah peternak yg level umkm ya ga kayak mereka. mati lah
Saya rasa pemerintah harus turun tangan dan membantu peternak dan petani, karena kalau rugi terus, anak muda nggak mau terjun ke bisnis itu dan yang rugi kita semua, karena kita terpaksa harus import
Bener banget bang! Saya merasakan dampaknya langsung tapi Puji Tuhan masih sanggup bertahan
Ini pendapat gua ya, menurut ku yang sepenuhnya salah itu bukan harga jual nya, tapi menurut gua jika peternak ayam meningkat harusnya pembelian modal peternakan ayam juga meningkat, maka seharusnya harga modal harusnya juga turun supaya berimbang.
Sebagai lulusan peternakan dan begitu lulus berkecimpung didunia tsb selama -+4.5taun. Simpel, sebabnya ada perusahaan Integrator (benih jagung, parents stock untuk menghasilkan benih ayam, bahan baku pakan, kandang super besar dengan teknologi modern, Rumah Potong Ayam, Pengolahan hasil ternak seperti sosis nugget dll, Pengolahan limbah) yang memiliki kuasa untuk mengatur sebuah harga atau bisa dikatakan kartel. Mau gamau peternak kecil tunduk dg harga acuan tsb karena stoknya yg melimpah. Akibatnya kalo harga acuan tsb rendah dan harga jual tidak menutup operasional maka tergeruslah peternak tersebut. Dunia peternakan yg bagian on farm sering berada pada kondisi terjepit (harga pakan naik, harga jual daging/telur rendah) kondisi ini sering sekali berulang yg membuat saya berhenti berpikir bahwa dunia peternakan itu prospek. Kecuali untuk hulu (jual bahan baku pakan) dan hilir (jual produk akhir frozen misal) itu masih memiliki harapan
Correct me if I Wrong
Betul bro... Harga acuan bukan masalah. Semakin rendah harga acuan sebenarnya menguntungkan peternak. Yang harus ditekan harga sapronak. Apalagi pakan. Pakan sekarang mahal sekali membuat biaya produksi sangat tinggi.
Makanya kalau punya modal mending ikut kemitraan seperti pokphand dan jafpa karena harga sudah dijamin perusahaan tersebut...
Baik Pertanian dan Peternakan, seharusnya pemerintah memberikan support dari hulu ke hilir, seperti:
- Menyediakan bibit
- Menyediakan pakan/pupuk/vitamin
- Membeli kembali hasil tani/ternak.
Dengan begitu pemerintah bisa mengontrol harga. Lahh sekarang, pemerintah masa takut sama bandit!
Selama pasarnya peternak dan petani belum dilindungi oleh negara.....dengan undang undang...jangan deh piara ternak ayam....atau bertani...mending jadi investor...atau pedagang....😊
Paling aman ternak kambing/sapi, biaya pakannya bisa ditekan dg rajin ngarit, kalo ayam mau gakmau pakan harus beli, dan biaya 80% dalam peternakan itu terletak pada pakannya
memang bener ko, dalam transaksi nya entah itu di biaya bibit s/d panen hingga ke pengepul semua ada "Oknum"nya, dulu saya pernah belajar ttng itu, dan oknum terbesar teletak di pakan sama tempat distribusi, itu menurut ilmu ku, enggak tau yg lain🙏🏼
Fokus ke Palestina. Jangan urusi perut sendiri.
Yg dibutuhkan adalah petani dan peternak milenial yg menggunakan pengetahuan dan upgrade skillnya Karen baik pupuk atau pakan itu bisa dibuat sendiri..
betul karena terlalu banyak, titik masalahnya karena kebutuhan pasar sudah dipenuhi oleh beberapa penguasa perusahaan broiler, jadi mereka sudah ada konsumen tetap/bakul/pengepul dan perusahaan ini mencari moment yang pas dalam pemeliharaan sehingga saat panen kondisi kebutuhan pasar kosong sehingga harga jualnya normal dan aman. ini menurut pendapat pribadi saya ya, mohon maaf jika ada kesalahan🙏
Yg cuan besar itu perusahaan plasma nya Om, dr jual doc, pakan, obat2an, hingga menentukan harga beli mereka sendiri. Pdhl semua resiko, peternaknya lah penanggung potensi rugi yg terbesar.
Belajar.
Allahumma sholli wa sallim wa baarik ala Sayyidina Muhammadin wa'ala ali Sayyidina Muhammadin fil awwalin wal aakhirin wa fil mala'il a'laa ilaa Yaumiddin
Mestinya utk pakan ayam hrs ditentukan acuan harganya oleh pemerintah TDK bs swasta yg nentuin harga pakan, gmn bs peternak bs berrahan KLO harga jual SM harga pakan GK beda jauh, intinya pemerintah hrs intervensi atas harga pakan
Bantu terusin ke yg berwenang yang bisa bantu para peternak bang..
Kasihan para peternak yg dah capek modal capek melihara ayam
Bahkan kadang minus gx nutup oprasional..
Gara" DOC mahal tp kualitas kurang
Pakan mahal
Gx pp lah harga pasar ayam segini jika harga doc dan pakan bisa ditekan biar lebih terjangkau buat peternak
Selama masih blm efisien yakin pertanian dan peternakan akan jalan di tempat, mulai dari pupuk mahal, pakan mahal, pekerja terlalu banyak, petani lahan kecil, perawatan kurang optimal jadi gagal panen, raintai pasar yang masih panjang, pasca panen yang blm efekti, dll, dari hal hal ini bisa di lihat diman untungnya hehe
Jalur distribusi dr petani ke konsumen langsung itu terlalu panjang. Makanya gak heran petani hidup susah, yg untung banyak ya seperti bakul / tengkulak yg bisa membawa langsung dr petani ke agen / pedagang.
Karna kita ga bisa lepas dari calo..
dan intinya integrator bebas melenggang. Peternak rakyat hanya gigit jari. Doc melambung pakan melambung trs tapi hrga jual tak sesuai bop.disini kita blajar mnrt saya jika ptrnak rakyat mengurangi kerugian harus punya market sndiri atau monopoli sndiri.
jd ga brgantung sma harga acuan.
banyak peternak di NTB yg tdk aktif lagi, krn masalah pakan, pakan yg terus naik, sedangkan harga jual tdk naik proportional ses kenaikan harga pakan
Prinsip ekonomi dong... Semakin banyak produksi semakin murah harganya... Kalau gak mau harga turun, bentuk kelompok peternak biar dijual satu sisi.
Kesalahan utama adl pabrikan diperbolehkan budidaya. Efek utamanya,,, peternak mandiri kolaps, karna bahan pakan dikuasai industri. Dg permainan plasma. Dimana yg nentuin semua adl pabrikan, mulai pakan, bibit, harga jual dll
Permainan pengusaha besar bang.pas saat ada yg sudah mulai bisa mandiri di daerah tertentu,daerah tersebut langsung di hajar harga murah biar perternak mandiri tumbng.
1. Untuk sektor peternakan dikarenakan biaya produksi semakin tinggi
70% dari biaya produksi pada produksi pada ayam pedaging & petelur adalah di biaya pakan (makanan buat ayam)
Banyak bahan pakan berasal dari luar negri yang dibeli dengan mata uang asing yang seringkali kurs nya naik.
Indonesia meskipun negara agraris tetapi belum bisa swasebada bahan pakan ternak ayam.
2. Belum ada penentuan het dari permerintah terkait harga jual ayam pedaging & telur ayam di tingkat peternak
Sementara penentuan masih berasal dari hukum pasar & kemampuan daya beli “pemain2 besar di bidang pejualan hasil panen”
Sehingga seringkali harga jual di bawah harga modal
3. Mentri pertanian nya korupsi, boro2 mikirin peternak,
Mikirin anak cucu nya aja terus😂😂 (mikirn penyanyi dangdut juga)
mumpung ngejabat 5 tahun nyari duit sebanyak2 nya
poultry product industry di Indonesia memang ada kartelnya, mereka ini yang terdiri dari perusahaan2 besar yang bergerak di bidang ternak produk ternakan ayam memang main cantik berpolitik di pemerintahan sampai ke level peternak kecil, saya sudah sering menyaksikan bagaimana cara mereka bikin bangkrut peternak kecil yang ngiler dengan iming2 untung besar sampai nekat pinjam modal hingga lahan/tanah mereka pun habis tergadai, untung hanya di awal2 aja, kesininya mereka dipermainkan habis2an sampai bangkrut. mostly di pulau jawa, yang banyak jadi korbannya itu di daerah jawa barat, di jawa tengah reputasi mereka sudah terlanjur rusak di mata peternak circa 80an, jadi ga banyak yang terpincut dan jadi korban......
bukti nyatanya, kalau memang peternak merugi karena menjual produknya dengan harga yang terlalu murah, kenapa harga telur dan daging ayam di masyarakat tetap tinggi, malah pada musim2 tertentu mendadak harganya bisa meroket ga masuk akal seperti ada yang mainin.......
Dulu di metro pernah dibahas, 90% lebih pasar ayam di Indonesia itu dikuasai 7/9 (lupa) perusahaan besar. Sisanya baru peternak ayam kecil/menengah. Ujung2nya dimonopoli.
Bukan hnya petani ayam saja... Trmasuk Petani ikan dll Selama masih bergantung pada pakan pabrikan ttp dipermainkan pedagang dan harga pakan
Gas bang lu jadi mentri perekonomian gw dukung 🎉
Salah satu yang membuat merugi ya biaya produksinya yg terlalu tinggi... Bisa karena harga pakan yg gak ngotak,atau obat obatnya. Yg emang rata rata sekarang. Di sektor pertanian sepererti itu, sedangkan gak ada langkah yg wow dr pemerintah