TIDAK PERNAH TERUNGKAP DALANG PEMBUNUHAN MUNIR!!!

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 27 พ.ค. 2023
  • ©aziz pw adalah kanal info yg berisikan informasi berupa :
    _-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
    -kisah, sejarah, mitos, fakta,kisah islami, dan berita unik lainya. -
    JANGAN TELAN MENTAH2 INFORMASI DARI KAMI CHECK TERLEBIH DAHULU jika tidak suka chanel ini silakan abaikan saja
    terimakasih.
    ----------------------------------------------------------------
    Video terbaru kami Update 1x dalam satu minggu
    ---------------------------------------------------------------
    Munir Said Thalib, S.H. (8 Desember 1965 -
    7 September 2004) adalah seorang aktivis hak asasi manusia Indonesia. Ia merupakan salah satu pendiri lembaga swadaya masyarakat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Imparsial. Pada saat menumpangi Garuda Indonesia Penerbangan 974 dari Jakarta menuju Amsterdam pada bulan September 2004, ia dibunuh dengan cara diracuni menggunakan arsen. Ia merupakan pemenang Right Livelihood Award pada tahun 2000 bersama tiga orang lainnya.
    Munir Said Thalib adalah Pria keturunan Arab yang menjadi pejuang HAM tanpa kenal lelah melawan praktek-praktek penyalahangunaan kekuasaan. Pada tahun 1998, Munir ikut serta mendirikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). Kontras adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang hak asasi manusia, terutama penghilangan paksa dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
    Munir pula yang memainkan peran penting dalam membongkar keterlibatan aparat keamanan dalam pelanggaran HAM di Aceh, Papua dan Timor Leste (dulu Timor Timur). Munir juga ikut merumuskan rekomendasi kepada pemerintah untuk membawa para pejabat tinggi yang terlibat dalam pelanggaran HAM di tiga daerah itu ke pengadilan. Selain itu, ia juga menjadi pengacara kasus Marsinah, penasihat hukum kasus hilangnya 24 aktivis di Jakarta pada tahun 1997-1998 dan banyak kasus-kasus lainnya.
    Sosok Munir yang pemberani dan tangguh dalam meneriakan kebenaran, membuatnya mendapat berbagai penghargaan baik dalam maupun luar negeri. Kiprahnya sebagai aktivis HAM membuatnya ia cukup akrab dengan bahaya dan kerap mendapatkan banyak ancaman. Munir pernah mendapat teror bom yang meledak di pekarangan rumahnya. Selain itu, kantor tempatnya bekerja juga pernah diserang oleh beberapa orang tidak dikenal. Setelah menghancurkan perlengkapan kantor, segerombolan orang itu merampas dokumen secara paksa. Dokumen itu terkait dengan pelanggaran HAM yang sedang dikerjakannya. Namun perjuangannya harus terhenti, Munir dinyatakan meninggal pada 7 September 2004 di Pesawat Garuda GA-974 kursi 40-G. Ia tewas dalam penerbangannya menuju Amsterdam untuk melanjutkan studi di Universitas Ultrecht.
    Sumber Referensi : bekasi.pikiran-rakyat.com
    idntimes.com
    liputan6.com
    nasional.kompas.com
    nasional.tempo.co
    tirto.id

ความคิดเห็น •