TARI PERSEMBAHAN MAKAN SIRIH

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 23 ส.ค. 2024
  • Tari makan sirih (Persembahan) adalah salah satu tarian tradisional atau tarian klasik riau (melayu) yang umumnya dipentaskan untuk menyambut dan dipersembahkan untuk menghormati tamu negara / tamu agung yang datang.
    Sejarahnya, pada tahun 1957 di Pekanbaru terjadi musyawarah pembakuan tari persembahan, yang menampilkan tarian-tarian dan lagu-lagu Melayu Riau, seperti Tari Serampang Duabelas, Tari Mak Inang Pulau Kampai, Tari Tanjung Katung dan Tari Lenggang Patah Sembilan. Berdasarkan musyawarah itu kemudian mengolah sebuah tari untuk persembahan kepada tamu-tamu, maka terciptalah Tari Makan Sirih yang kini menjadi tari persembahan yang diciptakan oleh seniman-seniman Riau. Sosialisasi Pembakuan Tari Persembahan ini dilakukan agar dikenal oleh lapisan masyarakat Riau. Penari Tari Makan Sirih ini harus memahami istilah-istilah khusus dalam tarian Melayu, seperti igal (menekankan pada gerakan tangan dan badan), liuk (gerakan menundukkan atau menganyunkan badan), lenggang (berjalan sambil menggerakkan tangan), titi batang (berjalan dalam satu garis bagai meniti batang), gentam (menari sambil menghentakkan tumit kaki), cicing (menari sambil berlari kecil), legar (menari sambil berkeliling 180 derajat), dan lainnya (Sinar, ed., 2009).
    Tari persembahan merupakan tari Melayu yang biasa dipentaskan untuk menyambut kedatangan tamu agung. Tari ini dibawakan oleh 5-9 orang (dan seringnya berjumlah ganjil) dengan satu orang yang dianggap spesial karena membawa tepak sebagai persembahan kepada tamu.
    Filosofi pemberian tepak yang berisi sirih ini sangat tinggi. Karena apabila tamu yang diberi sirih tidak mengambil (memakannya) maka dianggap tidak sopan. Bahkan pada zaman kerajaan dahulu, raja akan murka bila sirih tersebut tidak dimakan. Gerak tari persembahan sangat sederhana, bertumpu pada gerakan tangan dan kaki. Gerakan menunduk sambil merapatkan telapak tangan merupakan bentuk penghormatan kepada para tamu yang datang. Tari Makan Sirih pada umumnya ditarikan oleh kalangan remaja.
    Namun, pada perkembangannya tari ini juga dapat ditarikan oleh yang lebih tua. Para penari mengenakan baju yang biasa dipakai mempelai perempuan, yaitu baju adat yang disebut dengan baju kurung teluk belanga. Pada bagian kepala, terdapat mahkota yang dilengkapi dengan hiasan-hiasan berbentuk bunga dan pernak-pernih lain seperti dokoh, anting, gelang. Sementara bagian bawah tubuh para penari dibalut oleh kain songket berwarna cerah.
    Tari persembahan dipentaskan dengan iringan musik Melayu yang bersumber dari perpaduan instrumen suara marwas, biola atau fill, gendang, gambus, dan akordion. Suara akordian merupakan unsur yang penting dalam musik Melayu, mengingat suara tersebut yang menjadi kekhasan musik Melayu.
    Tari Makan Sirih termasuk tari yang bertema gembira. Tari ini diriingi oleh musik khas Melayu yang rancak serta lagu persembahan / Makan Sirih yang penggalan liriknya berbunyi sebagai berikut:
    Makan sirih ujunglah ujungan aduhai lah sayang Kurang lah kapur tambah lah ludah Hidupku ini untunglah untungan aduhai lah sayang
    Sehari lah senang seharilah susah.
    Gerakan Tari Makan Sirih umumnya menggunakan gerakan pada Tari Lenggang Patah Sembilan. Meskipun demikian, ada perbedaan nama gerakannya di mana untuk Tari Makan Sirih hanya terdapat 2 gerakan saja, yaitu gerakan lenggang patah sembilan tunggal dan ganda.
    Sedangkan pada Tari Lenggang Patah Sembilan terdapat 3 bagian gerakan, yaitu lenggang di tempat, lenggang memutar satu lingkaran, dan lenggang maju atau berubah arah (Tengku Mira Sinar, ed., 2009). Makna Tari Persembahan yang dapat dilihat dari pola penyajian, mulaidari gerak seperti
    Gerakan selembayung yang merupakan bentuk dari atap rumah masyarakat melayu Riau.
    Gerakan dari balam dua sekawan yang mengandung makna kesetiaan dan kebersamaan.
    Gerakan lenggang melayu patah sembilan dipersembahkan untuk tamu yang dihormati dengan maksud untuk menyampaikan ucapan terimakasih.
    Ragam gerakan tari Makan Sirih berjumlah 8 gerakan, yang terdiri dari 14×8 ketukan. Gerak lenggang secara umum dibagi atas 3, yaitu lenggang di tempat, lenggang maju mengubah arah, dan lenggang memutar satu lingkaran.
    Sementara itu, gerak patah sembilan adalah gerakan setelah gerakan lenggang. Pada bagian patah sembilan, terdapat hitungan bantu yang biasanya dilafalkan dengan kata hop yang berarti jeda sejenak (Sinar, ed., 2009).

ความคิดเห็น • 8

  • @bacoksulaiman9444
    @bacoksulaiman9444 7 หลายเดือนก่อน +1

    mantap gerak dan gerik .pepatah mlyu berkata tk kan mlyu hilang di bumi itulh tradisi mlyu .

    • @ceritasupir
      @ceritasupir  6 หลายเดือนก่อน

      Yak benar bg

  • @adjisaring9443
    @adjisaring9443 2 ปีที่แล้ว +1

    Adat melayu mantul

  • @anggihasibuan-zd3hd
    @anggihasibuan-zd3hd 2 หลายเดือนก่อน

    Mau link musiknya kak??

  • @salmanakhyar5760
    @salmanakhyar5760 ปีที่แล้ว

    Baju pengantennya adat mamdailing

    • @ceritasupir
      @ceritasupir  6 หลายเดือนก่อน

      Iya kak, tapi mereka minta tari melayu

  • @nurfadillah4163
    @nurfadillah4163 9 หลายเดือนก่อน

    Aku jga di sekolah ad tmn kakak ny mau nikah, diundang nari persembahan, izin kak

    • @ceritasupir
      @ceritasupir  6 หลายเดือนก่อน

      Lanjut kak