Berziarah ke Makam Cut Nyak Dhien, Pahlawan Perempuan Asal Aceh
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 31 พ.ค. 2022
- Syedara Lon, setelah berkunjung ke situs sejarah Lubang Buaya di Jakarta Timur, kali ini saya melanjutkan perjalanan ke Sumedang.
Agendanya adalah berziarah ke makam pahlawan perempuan pemberani asal Aceh, yakni Cut Nyak Dhien.
Cut Nyak Dien yang hidup antara tahun 1848-1908, kala itu menjadi sosok perempuan yang paling dicari oleh pasukan kolonial Belanda.
Kerajaan Belanda mengerahkan segala kemampuan untuk menangkap perempuan pejuang ini.
Upaya penangkapan Cut Nyak Dhien baru berhasil dilakukan setelah Sang Pejuang ini berada di usia renta.
Itu pun karena orang terdekatnya merasa kasihan dengan kondisi Cut Nyak Dhien yang terus mengobarkan perlawanan di usia yang telah renta, sehingga Pang Laot membocorkan keberadaan Cut Nyak Dhien kepada pihak Belanda.
Keberanian dan semangat perlawanannya terhadap penjajahan, membuat Belanda harus mengasingkan Cut Nyak Dhien ke Sumedang yang sangat jauh dari tanah kelahirannya di Aceh.
Cut Nyak Dhien yang kala itu berusia 58 tahun dibawa dari Aceh ke Batavia dengan menggunakan kapal laut untuk kemudian menuju Sumedang.
Cut Nyak Dhien meninggal dunia di Sumedang pada 6 November 1908.
Cut Nyak Dien dimakamkan di Kompleks Pemakaman Gunung Puyuh, yang merupakan salah satu pemakaman para leluhur dan orang-orang yang berjasa membangun Sumedang di masa lampau.
Makam Cut Nyak Dien awalnya tidak dikenali oleh masyarakat lantaran identitas dan makamnya memang dirahasiakan oleh penjajah Belanda kala itu.
Makamnya baru diketahui tahun 1959 setelah dilakukan pencarian atas perintah Gubernur Aceh kala itu, Ali Hasyimi.
Makam tersebut diketahui berdasarkan data-data di Belanda.
Komplek Pemakaman Gunung Puyuh berlokasi tidak jauh dari Alun-alun Sumedang.
Jaraknya kurang dari 1 kilometer atau sekitar 800 meter.
Kompleks Pemakaman Gunung Puyuh beralamat di Jalan Cut Nyak Dien, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan.
Keberadaan makam Cut Nyak Dhien di lokasi ini menjadi bukti bagaimana Pangeran Aria Suria Atmadja atau Pangeran Sugih yang menjabat sebagai Bupati Sumedang kala itu, sangat menghormati sosok Cut Nyak Dhien yang oleh masyarakat Sumedang dipanggil dengan nama Ibu Perbu, karena kharisma dan pengetahuan agamanya menjadi rujukan bagi masyarakat Sumedang.
Laporan Syedara Lon Safaruddin SH
Editor: Syamsul Azman
Baca berita: www.serambinews.com
#CutNyakDhien
#BeritaAceh
#PemakamanGunungPuyuh
==============================================
Syedara Lon, jangan lupa SUBSCRIBE, SHARE, and COMMENT.
Update video viral lainnya: bit.ly/serambivideo
Update berita terpopuler lainnya: bit.ly/SerambinewsPopuler
Update info terkini via Serambinews.com: aceh.tribunnews.com/
Follow akun Instagram bit.ly/IGserambinews
Follow akun Twitter bit.ly/TwitterSerambinews
Follow dan like fanpage Facebook bit.ly/FBserambinews
Follow akun TikTok bit.ly/tiktokserambinews
Pernah 2x ke makam beliau. Kebetulan saya asli sumedang. Salam Rahayu wargi aceh hatur nuhun 🙏🙏
Hampir semua kita tau pahlawan pejuang perlawanan terhadap belanda..di jawa sendiri pahlawan cut nyak dien juga di pelajari,sudah menjadi tangung jawab kita bersama untuk menjaga dan merawat agar sejarah tidak hilang.
Terimakasih
👍👍👍
Vidio paling sedayu suka ❤❤❤
Pang laot menyoe na sama darah tak bak taku.
Pahlawan Aceh GK banyak dimedia kan,,tapi kalau pahlawan Jawa..banyak yg dimedia sosial kan.tapi Aceh hebat.dari pada Hindu nesia
Gambar Cut Nyak Dhien...tdk sesusi dg karakter yg sebenarnya... Cut Nyak Dhien seorg muslimah yg selalu memakai hijab....!!
Hijab Apa Kerudung, Perempuan Indonesia dari Sabang Sampai Mereuke tidak mengenal Hijab tapi Kerudung...Busana Adat Aceh perempuan juga aslinya gak pake Hijab tapi Kerudung.
Apakah akses big bus bisa masuk..? Klo bawa rombongan..