DAERAH PALING SULIT DITAKLUKAN BELANDA!!!

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 13 มิ.ย. 2023
  • ©aziz pw adalah kanal info yg berisikan informasi berupa :
    _-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
    -kisah, sejarah, mitos, fakta,kisah islami, dan berita unik lainya. -
    JANGAN TELAN MENTAH2 INFORMASI DARI KAMI CHECK TERLEBIH DAHULU jika tidak suka chanel ini silakan abaikan saja
    terimakasih.
    ----------------------------------------------------------------
    Video terbaru kami Update 1x dalam satu minggu
    ----------------------------------------------------------------
    WEBSITE :
    azizpwantarakisahsejarah.blog...
    Pada perjalanan yang kedua ke Indonesia, Cornelis de Houtman berlabuh di Aceh. Seperti pada daerah lain, awalnya hubungan para pendatang dari Belanda itu dengan rakyat dan Kesultanan Aceh Darussalam terjalin dengan baik. Sampai kemudian, akibat tingkah laku orang-orang Belanda serta provokasi dari orang Portugis yang dipercaya oleh Sultan Alauddin, membuat munculnya benih-benih pertikaian. Pemimpin mereka, Cornelis de Houtman, juga bertingkah laku buruk sehingga rakyat Aceh pun akhirnya melakukan perlawanan. pemimpin pasukan yang melakukan perlawanan terhadap Belanda adalah Laksamana Malahayati dikenal juga dengan nama Keumalahayati. Ayah dan kakeknya berbakti di Kesultanan Aceh sebagai Panglima Angkatan Laut. Ia kemudian mengikuti jejak ayah dan kakeknya dengan masuk akademi angkatan bersenjata milik kesultanan bernama Mahad Baitul Maqdis.
    Laksamana Malahayati dan pasukannya bertugas melindungi pelabuhan-pelabuhan dagang di Aceh. Pada tanggal 21 Juni 1599, Laksamana Malahayati berhadapan dengan kapal Belanda yang mencoba memaksakan kehendaknya untuk melakukan monopoli. Ibrahim Alfian dalam buku Wajah Aceh dalam Lintasan Sejarah (1999 halaman 67) menyebutkan bahwa dua kapal besar yang datang itu bernama de Leeuw dan de Leeuwin. Frederick dan Cornelis de Houtman bertindak sebagai kapten masing-masing kapal tersebut.
    Menyadari situasi yang mulai panas, Frederick dan Cornelis berkoordinasi di atas kapal mereka, mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan yang akan datang. Sultan Alauddin lalu memerintahkan Laksamana Malahayati untuk menyerang dua kapal Belanda yang masih bertahan di Selat Malaka itu. Malahayati tidak hanya memimpin pasukan yang didominasi golongan pria, ia juga menggalang kekuatan kaum wanita, terutama para janda yang ditinggal mati suaminya dalam perang di Teluk Haru, sama seperti dirinya.
    Pertempuran di tengah laut akhirnya terjadi. Armada Belanda kewalahan menahan ketangguhan pasukan Malahayati yang jumlahnya ribuan, termasuk barisan janda berani mati. Hingga akhirnya, Laksamana Malahayati berhasil mencapai kapal Cornelis de Houtman dan saling berhadapan. Malahayati menggenggam erat rencong di tangannya, sementara Cornelis de Houtman menggunakan pedang sebagai senjatanya. Duel satu lawan satu pun terjadi. Pada satu kesempatan di tengah pertarungan, Malahayati berhasil menikam leher Cornelis yang menyebabkan dia tewas pada 11 September 1599.
    Armada Belanda akhirnya kalah dengan kehilangan banyak orang. Kemudian mereka yang tersisa ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara, termasuk saudara Cornelis, Frederick de Houtman. Malahayati kemudian melakukan perundingan damai mewakili Sultan Aceh dengan pihak Belanda. Perundingan itu adalah upaya Belanda untuk melepaskan Frederick de Houtman yang ditangkap oleh Laksamana Malahayati. Perdamaian itu terwujud dengan dilepaskannya Frederick de Houtman. Namun sebagai gantinya, Belanda harus membayar ganti rugi kepada Kesultanan Aceh.

ความคิดเห็น •