FULL - Passio (ver. Hermann Schroeder) - 2019

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 9 ก.ย. 2024
  • Narator 1 : Johannes Ong
    Narator 2 : Beny
    Yesus : Y. B. Kasmanto
    "Orang Lain" : Yohanes Among
    Jumat Agung (Ibadat ke-2), 19 April 2019
    Paroki St. Yohanes Paulus II
    Brayut, Sleman, Yogyakarta

ความคิดเห็น • 10

  • @johannesongsetiawan4149
    @johannesongsetiawan4149  5 ปีที่แล้ว

    Jember, Jumat Agung, 1990 - 2000
    Masih teringat, masa2 kecil dulu, memasuki masa2 Pekan Suci, adalah moment yang paling berkesan..
    Mengikuti misa, sekeluarga, Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu malam Paskah..
    Ada kesibukan tersendiri di keluarga setiap menjelang misa. Terutama saat bersiap mengikuti misa malam Paskah pk 21.00-00.00.
    Terkadang tugas, terkadang sbg umat, bahkan pernah diminta tugas sekeluarga, papa mama menjadi lektor, aku mazmur, adik misdinar..
    Memasuki SMP, semakin menikmati masa2 itu, Kamis Putih, ngumpul bersama2 teman2 misdinar, bergiliran jaga di depan Sakramen Mahakudus, setelahnya ngumpul rame2 bersama teman2 misdinar sampai pagi.
    Malam Paskah, tugas koor bersama teman2, disiarkan di RRI, dsb dsb.
    Namun dari kesekian banyak pengalaman yg berkesan itu, ada suatu hal yg kuingat, yaitu saat mendengarkan Passio Kisah Sengsara yang dinyanyikan pada Jumat Agung.
    Sebagai seorang anak kecil yang belum mengerti terlalu banyak saat itu, duduk diam, mendengarkan kisah sengsara yang dinyanyikan, selama 45-60 menit, dengan pembawaan yang datar dan begitu2 saja, merupakan hal yg membosankan, dan memory itu terekam hingga aku dewasa.
    Yogyakarta, Jumat Agung, 2018
    Sekian lama berada di dunia paduan suara, mazmur, solis, sejak dari sd tahun 1992, utk pertama kalinya dalam hidupku, di 2018, aku mendapat tugas utk membawakan passio untuk Jumat Agung, hal yang dulunya paling tidak menyenangkan di masa2 Pekan Suci saat aku kecil.
    Bersyukur sekaligus merasa menjadi PR dan tantangan tersendiri, bagaimana Passio Kisah Sengsara, yang dulunya pernah menjadi kenangan masa kecil yang kurang baik di masa Pekan Suci, dan ternyata sekarang aku sendiri yang harus membawakannya pada Jumat Agung.
    Tantangan terberatnya lagi, di 2018, aku mendapat peran sebagai narator, peran yang paling banyak berperan membawakan alur cerita, peran yang berpotensi membuat kebosanan bagi umat yang mendengar, seperti yang kualami saat masa kecil dulu.
    Tantangan terberat berikutnya, adalah aku harus membawakan versi yang tidak biasa, yang belum pernah kudengar sebelumnya, versi Damian Alma.
    Namun, aku bersyukur, setelah permenungan yang panjang, mencari referensi sana sini, mencoba utk membawakan dengan cara yang "berbeda", memberikan aksen, penekanan, memainkan tempo, dinamika, yang berbeda di sana sini, mencoba untuk berusaha menghayati kisah demi kisah, berusaha untuk masuk di dalam kisah, bahkan sampai meminta arahan pada pencipta arrangement Passio versi ini, Ibu Alma, akhirnya semua dapat terlaksana dengan baik. Walaupun tetap saja masih banyak kekurangan ku di sana sini.
    Bbrp sharing mengatakan, Passio kami, dapat diterima dengan baik, dapat dihayati dengan baik.
    Yogyakarta, Jumat Agung, 2019
    Untuk kedua kalinya, kembali aku mendapat kepercayaan untuk membawakan Passio kisah sengsara, dengan tantangan yang lebih berat lagi, yaitu membawakan versi yang lebih tidak biasa lagi, jarang digunakan, yaitu Passio versi Hermann Shcroeder, dengan tim yang berbeda.
    Dan kembali aku mendapat peran sebagai narator, yang menjadi kunci muncul tidak nya emosi yang terkandung pada alur kisah sengsara ini.
    Sekali lagi, bersyukur, dengan tim yang sangat kompak dan saling support satu sama lain, dari masukan sana sini, permenungan yang panjang, usaha untuk menghayati peran dan alur kisah sengsara ini, akhirnya semuanya dapat terlaksana dengan baik. Walaupun masih ada saja kekurangan ku di sana sini.
    Dan mendapatkan sharing yang sama pula, dari bbrp umat, bahwa kisah sengsara dapat diterima dan dihayati dengan baik.
    Terima kasih Pak Iwan, sebagai koordinator tim, yang di tengah kesibukan nya, tetap selalu mendampingi kami, memberi arahan2 yang sangat penting bagi kami.
    Terima kasih Pak Manto, sebagai pembawa peran Yesus, Pak Beni, sebagai pembawa peran narator 2, Mas Among sebagai pembawa peran "orang lain", utk sharing2 nya, masukan2nya, sehingga saya mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih lagi, menjadi tau dari yg semula tidak tau, sehingga semuanya terlaksana dengan baik.
    Terima kasih juga untuk semua nya yang mensupport sehingga semuanya terlaksana dengan lancar.
    Merupakan kebanggaan tersendiri, bertugas dan berada di dalam tim yang hebat ini.
    Lengkap sudah, memory ku tentang Pekan Suci, tidak ada lagi memory tidak menyenangkan yang tersisa.
    Passio Kisah Sengsara, sudah berubah menjadi memory yang sangat berkesan dalam hidupku..
    Semoga demikian juga untuk umat lain yang mendengarkan. Demi untuk kemuliaan nama Nya.
    -------------------------------
    Passio Kisah Sengsara
    versi Hermann Schroeder
    Narator 1 : Johannes Ong
    Narator 2 : Beny
    Yesus : Y. B. Kasmanto
    "Orang Lain" : Yohanes Among
    Jumat Agung (Ibadat ke-2), 19 April 2019
    Paroki St. Yohanes Paulus II
    Brayut, Sleman, Yogyakarta

  • @nico_RF_BiruMalam_BIMA
    @nico_RF_BiruMalam_BIMA ปีที่แล้ว +2

    Wow, baru tau saya ada versi lain selain klassik dan damian alma, jarang banget yang pake ini

  • @goenymorang2430
    @goenymorang2430 4 ปีที่แล้ว

    Puji Tuhan akhirnya dapet yg H Schroder. Susah sekali carinya.... jarang yg pake versi ini soalnya

  • @ignatiusyogi1542
    @ignatiusyogi1542 6 หลายเดือนก่อน

    apa bisa saya mendapat file dokumen untuk pasio versi ini? makasih sebelumnya

  • @ignatiusyogi1542
    @ignatiusyogi1542 5 ปีที่แล้ว

    mantap

  • @danuwidi
    @danuwidi 5 ปีที่แล้ว

    Siip... !!!