Antropologi Universitas Brawijaya Kaju Modal Sosial di Kampung Budaya Polowijen

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 16 ก.ย. 2024
  • Kajian Antropologi sangat luas, selagi ada manusia beserta sistem sosial yang terbentuk yang ada di lingkungannya maka selamanya akan menarik untuk dibahas. Salah satu yang menarik dibahas adalah Kampung Budaya Polowijen (KBP).
    70 mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya datang ke KBP, Sabtu (12/11/2022) kemarin mengkaji berbagai aspek perilaku sosial masyarakat warga KBP. Didampingi dosen Zurinani, S.Ant, MA. selain melakukan semua wawancara kepada warga KBP, mereka juga napak tilas ke Situs Ken Dedes dan Makam Mbah Reni Empu Topeng Malang.
    Zurinani menyampaikan tujuannya agar mahasiswa mengerti proses terbentuknya sistem sosial di KBP. "Kami melihat sebenarnya kampung ini semula adalah kampung biasa-biasa saja tapi karena menjadi kampung budaya nampaknya sekarang ada perubahan di masyarakatnya. Kami juga melihat sikap dan perilaku masyarakatnya dalam hal memberikan layanan pada pengunjung wisata,”jelas Zurinani.
    Isa Wahyudi Penggagas KBP menjelaskan bahwa sebenarnya perubahan perilaku warga terjadi sejak kampung ini dijadikan kampung budaya. "Sejak ditemukan topeng terakhir Mbah Reni warga sini sepakat menjadikan kampung budaya untuk pelestarian topeng Malang. Topeng Ragil Kuning memberi aura dan spirit warga untuk bangkit dalam berkesenian sekaligus berkebudayaan”.
    Ardian Pradana mahasiswa dari Pasuruan mengkritisi soal proses pembangunan KBP sejauh mana masyarakat terlibat serta konflik-konflik apa saja yang timbul. Ratri mahasiswa campuran Lamongan dan Jakarta juga menyampaikan kritik soal bagaimana menyatukan pandangan yang berbeda soal kebudayaan. Sementara itu Diana mengajukan pertanyaan soal konsep rumah bambu yang menyatu dengan warga. Selain tanya jawab mahasiswa disuguhi tari topeng Malang sambil menikmati makanan tradisional yang disajikan.
    nti dari proses pembangunan di KBP sebenarnya adalah bagaimana menggerakkan modal sosial masyarakat.Begitu jawab ringkas dari Isa Wahyudi. "Bahwa bagaimana fitur organisasi sosial yang saling percaya dan membentuk norna serta terhubung dengan jejaring sosial lainnya di KBP ini bergerak. Sehingga kata Punnam (1995) di KBP terbukti bahwa modal sosial yang digerakkan ini ternyata mempunyai nilai dan kontrak sosial yang mampu meningkatkan produtivitas warga”.
    Yang produktif di KBP selama 5 tahun terahir adalah memproduksi topeng, batik, karya tari topeng, kerajinan senirupa membuat wayang, main gamelan serta sinau budaya tembang mocopat yang selama ini masih berjalan. Tak terkecuali usaha kuliner juga meningkat karena kampung ini juga ramai kunjungan”. (yna/lik)
    cek di www.kliktimes....

ความคิดเห็น •