dr. Tompi: Bedakan Keras Vs Perundungan |
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 30 ก.ย. 2024
- Dokter depresi. Topik perbincangan hangat di kalangan akademisi. Sebagian orang menyangkal, tetapi yang lainnya membenarkan.
Kerja dari pagi sampai sore, belum ditambah jaga malam. Bagaimana dengan waktu istirahatnya?
----------------------------------------------
Follow:
/ rhenald.kasali
/ rhenaldkasali
/ rhenald_kasali
----------------------------------------------
#rhenaldkasali #stayrelevant #podcast #shorts #viral #indonesia
Simak pembahasan mengenai :
00.00 Intro
01.34 Awal karir dr. Tompi
04.04 Pengalaman dr. Tompi pada saat pendidikan spesialis
17.08 Apakah ada kewajiban mengajar setelah pendidikan spesialis selesai?
18.30 Teori vs Praktik selama pendidikan
19.28 Diskusi dan hubungan baik dengan sejawat juga penting
20.36 Hospital based vs University based
27.39 Pendapat tentang janji Presiden terpilih akan bangun 300 Fakultas Kedokteran
30.25 Apakah ini politik dalam dunia kesehatan?
39.41 dr. Tompi merespon public figure di Twitter / X pada tahun 2018
43.20 Opini terkait dokter yang membuat rumah sakit sendiri ada yang berhasil dan gagal
50.04 Saran untuk "melahirkan" dr. Tompi selanjutnya
Hampir semua yang dikatakan dokter Tompi juga pernah saya alami...
Pendidikan Kedokteran itu memang tidak mudah, masih teringat kata2 Pembantu Dekan di FK saat saya memulai pendidikan S1 Kedokteran "Medicine is Long Life for study, jadi kalau tidak mau belajar seumur hidup, silahkan berjalan keluar dari barisan ini"... Jangankan Program Spesialis, saat menjalani Pendidikan S1 di kampus juga melelahkan, saat menjalani masa pendidikan profesi Dokter apalagi, kita bisa menjalani pergantian jam jaga di tengah malam, tidur di asrama rumah sakit, karena kemaleman buat pulang kerumah, dan besok paginya wajib hadir lagi...
Setuju dengan kata2 dokter Tompi "kalau kita tidak siap menjalani pendidikan Spesialis ya tidak usah"
Jaman diterima masuk sekolah Spesialis, seangkatan ber7 dan diriku cewek sendiri.
Kita harus bijak menyikapi hubungan senior-junior-supervisor- dan para tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan kita...
Sejujurnya berat memang saat menjalani nya, tapi saya selalu menanamkan prinsip "seberat apapun sekolah ini, tetap lebih berat jika tidak sekolah, dan aku bukan orang yang pertama menjalani pendidikan ini"
Dan sejatinya tidak ada yang memaksa kita untuk sekolah kan murni keinginan kita sendiri....
Tantangan dan tuntutan hukum yang kita hadapi setelah menjadi Dokter Spesialis juga berat, senior saya pernah berkata "sejatinya setiap kali kita operasi, setengah kaki kita sudah di penjara, manusia mahluk yang luar biasa kompleks, perbanyak doa, agar di beri petunjuk oleh Allah dalam setiap tindakan dan keputusan medis yang kita ambil"
Tapi semua perjalanan itu, tidak menjadikan kita kapok.. dan diumur saya yang sudah tidak muda lagi, saya putuskan melanjutkan sekolah program dokter sub spesialis... dan saya sendirian dalam 1 angkatan periode penerimaan...
Serasa mau menyerah kalah memang...
Tapi ketika saya teringat suami saya yang berlari2 di lorong rumah sakit karena ada pasien nya yang gawat, bagaimana dia masih berkutat mencari jurnal2 kesehatan bahkan ga jarang sampai menjelang Shubuh, jaga malam selama menjalani pendidikan Sub Spesialisnya ini, sementara usianya yang lebih tua 10 tahun di atas saya, justru menjadi semangat bagi saya untuk tetap bertahan menyelesaikan pendidikan sub spesialis ini....
Tidak ada usaha mencapai cita2 yang konon katanya setinggi langit tanpa pengorbanan dan perjuangan...
Jalan menuju puncak itu melelahkan...
Tapi itu pilihan hidup...
Bisa saja kita memilih jalan turunan yang santai bahkan menghabiskan hidup dengan berleha2... karena itu pilihan...😊
Terima kasih Dr Tompi dan Prof Rhenald...
Kagum dgn para dokter yg sungguh2 dibidangnya yg dimana semua ilmu yg diraih dgn segala pengorbanannya adalah utk tujuan mulia yaitu demi menolong kesembuhan pasien. Terimakasih bu dokter & pak dokter. God bless.. 😇
Ruaarr biasa
MasyaAllah Tabarakallah...luar biasa dokter masa depan yg bijaksana. Semoga ilmunya berkah dunia akhirat
Saya pindah jurusan ke kedokteran kaget, ternyata dokter keras seperti setengah kedinasan mental di atas
Dan saya sedang menjalaninya
Bener banget soal waiting time. Mau konsul dengan dr. SAMUEL di Siloam. Disuruh datang jam 19.30. Dokter baru datang jam 22an. Dipanggil masuk pk. 00.30. Saya pertanyakan ke susternya, malah balik saya yg diomelin dokternya. Mau sehebat apapun dokternya kalau attitutenya seperti ini, sangat tidak layak.
Pasiennya memang banyak gak dulu? Waiting time sama panggilan masuk sangat timpang
dr Samuel Oetoro?
Sakit ati bgt sih mmg,kt bayar,namun ktemu dr jutek..pake side eyes pula😢
KLO DIOMELIN YA CARI DOKTER LAIN AJE. PSEN MO BROBAT KNAPE DIOMELIN?
Resiko dokter yg terkenal memang begitu. Anda mau nunggu sampai jam segitu artinya itu pilihan anda. Kan bisa pilih dokter lain dgn jadwal yg lebih siang dan ngk rame pasien
Terasa sangat singkat waktunya Prof. Karena materinya sangat menarik, dan dr. Tompi mewakili perasaan kami utamanya dalam memperbaiki Rumah Sakit 👍
Sudah rahasia umum dinasti di dunia kedokteran...itu fakta yg gak terbantahkan
Feodal Ndak abis abis
Saran Prof Reñald K, undang Dr. Supriyanto, dirut RSCM yg berasal dr Tulungagung, yg sudah melaksanakan strategi Think Globally act Locally yang menjadikan RSUD Tulungagung berkelas dunia dg berbagai penghargaan, beliau sekarang sedang membenahi RSCM Inn Shaa Alloh RSCM akan menjadi RS kelas dunia dan menjadi rujukan seluruh RS di Indonesia, untuk bs bersaing dg RS2 luar negeri, agar orang2 Indonesia tdk perlu jauh2 ke LN untuk berobat 🙏🏻
ditunggudialog diskusi intrique drngan narsum dr Supriyanto… ya Prof 🎉❤
Saya setuju Prof ...
begini mas permasalahan banyak orang indo berobat keluar negeri adalah tanggung jawab, kebersihan, keamanan dan jangka panjang khususnya untuk yang operasi atau lain lain. mau di bilang gimana juga pasti akan ke luar yang di benahi adalah mentalitas, tanggungjawab dan lain lain seperti kata dr tompi, terus senioristas waktu saya di operasi di eropa tidak ada tuh senioritas yang mengoperasi saya yes seoang senior, anatesis saya seorang yang bukan senior, perawat segalanya sangat membantu, tidak seperti di indo yang terkadang lebih pintar dari dokter dan susternya mau di operasi saja sendjiri saya tidak ada satu pun yang temenin saya sehingga private antara saya dengan staff kedokterannya, jadi mas itu bagus perbaiki lah birokrasi atau apa lah kalau mau bersaing dengan rs di luar negeri, apa lagi mau menyaingi rs eropa, biro krasi dulu lah itu saja
Definisi kelas dunia gimana ni?😅
Emang kuakui RS di Tulungagung ciamik. Nakes berada di bawah kontrol pimpinan RS/dinas. Beda sama kab sebelah yang punya power malah dokter senioritas, makanya pasien pada minta rujukan ke Tulungagung.
Syukur ad dokter tompi yang public figure bisa menjelaskan dunia kami yang sulit dimengerti. 😊
Saya mnyaksikan sendiri lelahnya mnjdi dr ppds, selama 5thun 9bln anaku di rwat oleh dr ppds,hrus 9kli opersi,sya mlihat hubungan yg brrjenjang dg senior yunior itu benar sekali,setiap pasien punya kasus yg beragam, klo ppds yunior blum paham betul, konsulnya ke kakak angkatan atasnya,dg etika yg luar biasa, sya salut ppds,kbtulan anaku di tangani ppds bedah anak, dri ppds sampai lulus, sampai ada yg jdi staf, kami sbg pasien sangat di manusiakan,bahkan klo boleh aq bilang, ppds itu Tangan2 Tuhan yg membantu anak sya jdi normal, krn teramat sulit kasus yg dialaminya, trimaksih ppds bedah anak dr soetomo, smg jasa2mu selalu mnjdi pahala yg mngantarkan kalian semua ke syurgaNya, aamiin. Lelahmu terbayar ketika pasien yg kau yolong itu sembuh, trimaksih banyak...
Masya Allah. Sehat selalu anak2nya kakak sekeluarga ❤
Benar sekali. Sy srorang ibu yg ank sy br 1 thn menjadi mhsw ppds .lelahnya...sedih saya.1 thn bb nya turun 11 kg..😢ya Allah
Bener banget kak. PPDS dr. Soetomo SBY is the best pokoknya. Pokoknya pelayanan prima sat settt ....
Aamiin
Pernah denger ada dokter mau buka praktek di daerahnya, tapi ndak bisa dapet ijin karena sudah ada dokter lain yg buka praktek disana, jadi seperti mau berkuasa sendiri.
Ndak ada peraturan nya ini....tergantung dinkes setempat ....
Dr. Tompi "lancar" ketika studi tapi ternyata tetap kena jegal oleh seniornya ketika ingin bekerja di RS. Luar biasa senoritas di bidang medis 😅😅😅
SANGAAAAAAT SAAAAANGAAAAAAT OTORITER SENIORITASNYA
Tentara polisi aja kalah kayaknya senioritasnya dibandingkan kedokteran😂
Kurang setuju dgn pernyataan yg intinya wkt jadi junior kita menyediakan makan utk senior. Ketika sdh jd senior ya saatnya dilladeni. Sudah SOPnya.
Masalahnya, knp hrs ada SOP spt itu? Knp urusan makan tdk ditanggung msg2 aja tanpa senior junior? Apalagi sbg senior jd mintanya yg berlebihan krn mmg tujuannya bukan makan tp "ngerjain" juniornya.
Beruntunglah dr. Tompi tdk mengalami bullying. Dan dia blg tidak pernah dengar. Pdhl sy sdh dengar sejak lama, mgkn sdh ada 10 th lalu ttg bullying ini. Disuruh antar jemput selingkuhan senior, beli ganget utk senior, disuruh makan mengkudu mentah bahkan smp istri dari junior pun disuruh melayani s*x seniornya, saya rasa bukan bagian dari kerasnya PPDS tp bagian dari bullying.
kulture brengsek sih..
Ngeri bgt nih ampe istri junior suruh ngelayanin seniornya 😖
ya,,,sop itu awal nya dari mana?kalau tujuannya mendidik jgn terlalu begitu,,berlebihan
@@GTLEADER separah itu😢
Kalau saya diposisi itu sdh saya ajak teman2 saya untuk dilemparkan dikandang biaya sekalian! Biar gk digtukan. Sekolah biaya yg mahal org tua sekolahkan anknya. Malah dpt perlakuan tidak baik!
Barakallahu fiikum teruntuk dokter-dokter di Indonesia yg tulus melayani masyarakat. Baik yg masih menempuh pendidikan S1 dokter, PPDS maupun yg sudah bertitle spesialis-konsultan.. semoga Allah gantikan lelahnya dg tabungan pahala di akherat kelak 😢
Beruntung dr Tompi...krn anda artis terkenal..jd TDK ada yg berani melakukan bullying terhadap anda..
Ya kali yg pelaku bully bisa2 lgsg terkenal kalau berani bully beliau. Lgsg kena media besoknya pasti
Betul
Inti Tompi Tdk layak mewakili dokter2 yg tulus berkerja di pelosok dgn gaji pas pasan😅
ya iyalah,dr tompi kan penyanyi/artis ya mana berani ngebuly dia,makanya berkatapun datar aja tentang ppds karna tdk mengalaminya.
Anak saya spesialis juga gak ada bulian di unair
Malah kompak senior dan yuniornya. Tergantung culturenya
Sekolah tinggi-tinggi tapi dalam benaknya masih menancapkan paham feodalisme. "Sekolah kedokteran itu susah makanya kalau belum siap ya jangan masuk", saya setuju dg peryataan ini. Tapi kalau perkara senior bisa minta jemput ina itu ke junior karena dulu juga "melayani" seniornya harus dihilangkan sih. Sebagai angkatan terakhir milenial saya sudah ngga suka sama budaya ini. Apalagi adik tingkat saya?
Stop bullying !!!! Udah mahal, susah , giliran ambil spesialis d teken sma senior sndiri.. trus bingung kenapa dokter cuma dkit d indo
Takut klau yuniorny lulus nnti kesaing
Perubahan pendidikan dokter pelan pelan akan membaik setelah kelompok yg menguasai bertahun tahun diruntuhkan semoga ga berganti baju atau ganti kelompok. Semoga makin banyak dokter yg bagus dan berdedikasi : biaya ga mahal agar tidak jadi dokter yg rakus duit untuk balik modal, regulasi perizinan mudah dan bagus, tidak ada premanisme. Rumah sakit makin bagus, dokter2 merata di seluruh Indonesia, menjadi dokter spesialis juga ga mesti keluar duit karena dipalakin, nyembah nyembah senior 😂 dll
Betuuul ... banyak kerakusan2 yg selama ini tidak tersentuh
Kelompok mana sih yg nguasai ??
Embeeer.... senioritas yg parah
Sy sering mengalami ,berobat ke dr yg mengada ada suruh lab yg mcm mcm ,suruh usg ulang pdhal br 2mg usg ,hslnya gpp kok bgs ,blm lg lab lab yg selembar penuh ,duh jebol kantoong !
@@masridahasharisayadukungsu9791hasil korupsi alkes alat kesesatan jadi gitu
PENDIDIKAN BERMENTAL FEODAL BUKAN OTAK, SISTEM PENDIDIKAN DIINDONESIA
kalau seniorPPDS - minta dibayarin - mbudakin - siswa PPDS, makan direstoran, pesiar, apalagi yg mengarah sexual harassment - minta uang - harusnya para senior dipidanakan...
Iya, kalau itu kok keterlaluan banget, gak mikir apa, mungkin PPDS lagi pas-pasan juga
Senior kik ky preman.kan hrsnya legowo utk kaderisasi.tapi ya nggak tahu ya kl dianggap calon pesaing.berita soal begitu itu sdh lama.
Dr.Tompi sangat beruntung...tidak bisa jadi referensi...lebih adil kalo yg diwanwancarai juga dokter2 biasa atau yg mendapat perundungan.
1 di antara sekian banyak orang yg diterima? Inilah salah satu cara kolegium membatasi demand vs supply
Karna pinter jd ga dirundung, karna terkenal, krn orgnya vocal bgt kira klo lihat pengalaman dokter tirta
Betul
@@tjakrabirawa1
Karena doi spesialis bedah plastik, tidak terlalu banyak pressure nya kyk bedah, obgyn anak dll
Tompi memang jenius, bisnis ok, penyanyi ok, dokter sp ok…, kepribadian ok… komplete deh, ini karunia Tuhan…
Ayoo tinggalkan medis banyak sumber herbal melimpah di negeri ini
Saya tumbuh dan tinggal di Scandinavian, saat saya berkunjung ke Indonesia Ada saudara yg di rawat di rumah sakit, saya sangat shock berat di rumah sakit ada tingkatan kelas dalam pelayanan nya . Sungguh menyadihkan kondisinya hususnya lihat kelas economy. Orang sakit hanya butuh pelayanan yg baik untuk sehat lagi, bukan fasilitas kamarnya.
Kenyataan memang berbeda di mana2. Banyak hal yang sangat berbeda di Indonesia sehingga membandingkan Indonesia dengan negara-negara di Skandinavia itu tidak apple-to-apple. Jadi. Masyarakat memang harus menjaga kesehatan lebih prima lagi di negara Indonesia. Apalagi, kalau tidak punya uang dan hanya bergantung pada BPJS.
Ngikutin cara INDIA pakai sistem KASTA. Ekonomi sangat kuat, kuat, sedang, lemah dan sangat lemah bin loyo tak berdaya. Indonesia Belum kepikir adil sama rata untuk pelayanan kesehatan masyarakat. Gitu lhooo.
Loh saya malah pernah pas lagi melahirkan normal lagi sakit perut luar biasa disuruh tanda tangan formulir pendaftaran dan mau kelas berapa? Padahal ada ipar di luar nungguin. Udah aja gw melotot ke perawatnya, minta kelas 1 .
Itupun non BPJS loh , mandiri pun masih ditanya mau kelas berapa, lagi ngeden mau lahiran ditanya begitu.
Skandinavia. Negara2 kaya penduduk dikit . Sistim pelayanan kesehatan universal tanpa kelas kualitas prima. Wajar...
Indonesia. Penduduk bejibun... Pemerintah mau mengelola sistim pelayanan kesehatan universal dengan dana pas pasan tanpa kelas kualitas prima? Ga masuk di akal
Ya bedalah.. Penduduk indonesia ratusan jt dg tingkat pndidikan dan kemampuan ekonomi beda2.
Klo di negara2 barat ada beda layanan sesuai kelas asuransi kesehatan yg dipakai. Asuransi yg bagus pasti mahal.
Point penting mulai di menit 31.00. Artinya masing masing individu dokter senior memiliki otoritas yang bisa dibilang overshot. Jadinya suka suka... menjadi tidak bisa termanage dengan baik.
Harus dirombak supaya bisa menjadi terstruktur...
Dunia mafia tdk hanya di bid narkoba atau senjata , ternyata dunia kedokteran malah lbh ngeri....!
Menyimak podcast ini membuat saya sadar sebenarnya yang menghambat penyebaran dokter spesialis di Indonesia itu justru karena faktor senior...alangkahm
Benar sekali
Ngak PINGIN ADA SAINGAN.
SESUNGGUHNYA DI INDONESIA KEKURANGAN DOKTER SPESIALIS
PANTESAN DOKTER DOKTER DI INDONESIA NGAK PUNYA EMPATI 😢😢😢😢
@@zulhernialwi9303 yang jadi korbannya pasien. Harus menunggu antrian berjam-jam. Karena di RS tersebut kekurangan tenaga dokter spesialis. Bayar mahal rasa BPJS
junior : dok, saya minta ijin gabung di RS anda, karena setahu saya RS ini membutuhkan keahlian saya.
Senior : jangan tom !!! saya masih mampu menghandle pekerjaan ini. ( mungkin karena si senior ingin mengisi posisi tersebut untuk anaknya, menantunya, dll) atau si senior khawatir bisnis kliniknya akan terganggu oleh si junior ( jika seandainya si junior lebih kompeten, lebih uptodate dengan teknologi, lebih hebat, jadi lebih populer, dll....).
secara tidak langsung si junior merupakan kompetitor bisnis bagi si senior. Intinya, jangan kamu masuk ke lahan bisnis saya!!!
Gelo wkwkwkw
Bangun dinasti ini 😂
True
Benerr bgt! Dan akhirnya pada bingung rebutan pasien
Btul. Dulu waktu anak saya minta rekomendasi dari dokter spesialis obsgin, tdk dikasih dg alasan kuota untuk daerah sdh penuh...eh stl bbrp tahun dan anak saya sdh pendidikan, malah anaknya juga ikut pendidikan spesialis. Artinya, memang ada kekuatiran lahannya diambil orang lain....
Senioritas mmg problem besar di dunia kedokteran, tp dr Tompi bhs nya bagus gak menjatuhkan, pake bhs kultur ketimuranlah 😂hrs permisi dulu ke senior
Apa yg dikatakan oleh dr Tompi semuanya benar. Udah sekolahnya mahal, stres, dibully senior, koas dianggap pembantu, pas lulus digaji beda tipis dari UMR.
Kamu sekolah dokter juga sudah lulus? Gaji pokok memang seperti UMR tapi tunjangan banyak sampai belasan juta itu baru satu STR, dan dokter itu relatif gampang cari uang dan jodoh
@@rendyazha4315 Tunjangan banyak darimana? Bisa anda jelaskan? Anda tahu dokter Tirta? Dia pernah jaga di sebuah klinik dan dibayar 50ribu rupiah.
@@callmejh0n99 banyak kalo PNS, total ortu saya 40 juta sebulan tapi 3 STR
@@rendyazha4315 yakin dr umum 3 str ? Kerja 1 rs aja udh mo mati full time seminggu jaga bs 50 jem lbh tunjangan bnyak dari mana
Itu ortumu, generasi setingkat diatasmu, coba tny dokter seumuranmu, emang brp dokter yg bisa kepake 3 str, dapat 1 t4 kerja aja syukur @@rendyazha4315
Dokter muda ga pernah hands on pasien,
Dokter umum ga mau praktek di daerah,
Jelas mental diragukan...
Pengen spesialis mudah kalau diluluskan ya korban nya pasien lagi.
Udah pernah denger kasus dokter umum sedang tugas di daerah tapi mau dibunuh? Atau ada yg mau diperkosa? Dr mana yg mau praktek di daerah pelosok tapi gk ada jaminan kemanan dan keselamatan serta kesejahteraan di sana.
Beruntung dokter tompi yg tidak ada bullying, yg saya saksikan, saya lagi jalan sama istri (mhsw spesialis) saya jalan, tiba2 minta singgah di toko, beli pempers dewasa, saya tanya buat apa? katanya buat istri dosen dia, yg lagi opname, mereka disuruh gantian jaga istri dosen, sekalian siapkan semua kebutuhan nyonya, termasuk pempers dan makan yg diingin nyonya..
ini hanya 1 diantara banyak hal yg merupakan penrundungan..
Menyuruh begini moralnya gimana ya
Kampus mana tuh ⁉️⁉️⁉️
Gawat yaaa....
Banyak cerita begini, disuruh ambil laundry, bayarin hotel dan cewe pas seminar di luar kota, disuntik pake jarum suntik kalau ngga bisa jawab pertanyaan dosen, didorong ke dinding kalau salah jawab, dilempar kertas ke muka kalau salah tulis, dipanggil goblok, payah, padahal bukanya dosen itu harusnya ngajar ya, bukan muridnya yg nyari ilmu sendiri, kan emang dibayar untuk itu kan.
Jangan deh masukkin anak ke fakuktas kedokteran, mending jadi pengusaha aja atau sekolah IT, AI, engineering. Dokter udah ngga ada duitnya, hidup dibawah tekanan. Mau jadi spesialis pun harus siap2 ortu jual tanah, pendidikan lagi 5 tahun, kapan balik modalnya???
wow ... kok ngeri gitu sich ceritanya, apa emg iya realnya ? 😂
Kesimpulannya kalo anak mami jangan pernah masuk pendidikan dokter spesialis 🤭🤭🤭
system pendidikkan kedokteran disini sgt ancur parah .....khususnya utk jurusan dokter spesialis yg hrs ke universitas negeri, waduhhhh itu diskriminatif dan bullying nya tingkat dewa, mulai dari seleksi masuk sdh diskriminatif , trs stlh masuk, itupun siap2 utk disiksa oleh senior yg lagaknya spt raja, emang gak semua tp mayoritas, dan parahnya kalau sdh gak suka, dicari-cari tuh korengnya sijunior bila perlu difitnah agar bs dihukum, sdh capek fisik plus capek bathin, itu senior adalah dokter bukan preman , tp tingkat tega nya parah bgt, hasilnya bs ketebak gmn kualitas dokter spesialis di indonesia....dan herannya smp skrg tidak ada perbaikkan, bahkan pejabat aja kalau sakit keras berobatnya ke luar negeri, jd system gak diperbaiki, malah pembuat systemnya yg kalau sakit berobat ke luar negeri, gmn gak konyol tuh????
dr Tompi publik figur...manalah berani senior merundung..30 tahun yll sy punya tante yg ambil sp Anak di univ negeri yg top di jakarta, saya inget dulu nenek saya harus jual perhiasannya untuk men service senior2nya
Prof Rhenld said "otak purba"
Nice pick of word prof 👍🏼😊
Anakku ingin jadi dokter... Tp tdk sy ijinkan, udah mahal, lama kelarnya dan emang gajinya gede? Kurasa sama aja, kecuali dokternya curang (manipulasi ob** & pe*****t) biar lakue😅
Karena alasan ekonomi terpaksa anak gadisku memilih sekolah kedokteran di China, Alhamdulillah di sana tidak ribet , karena alasan ekonomi juga , dia tidak pernah pulang. Besok sekali kali pulang kalau sudah lulus . Sekarang sedang Koas. Dia juga berencana lanjut S2 disana. Tapi mendengar dan melihat begitu kerasnya birokrasi kedokteran di negeri ini, ditambah kasus yang menimpah dokter PPDS ( dr Aulia) aku bilang ke anakku setelah lulus nanti gak jadi dokter gak apa- apa , yang penting kamu bahagia. Sekarang lanjut belajar mu dengan baik, gak usah dipikirkan besok mau jadi apa ? Semoga Allah memudahkan urusan mu anakku, semoga Allah selalu menjagamu, dan semoga Allah memudahkan urusan kita semua yang sedang berjuang. Amin. Semoga kasus dokter Aulia tak pernah terjadi lagi. Semoga birokrasi kedokteran semakin mudah, murah dan bersih. Amin.
Semoga Allah izinkan buka praktik sendiri Bu, aamiin
Saya ngga tau kau lulusan China, tapi bbrp waktu lalu pernah lihat vt anak Indo lulusan kedokteran Turki tidak bisa praktik atau bekerja sbg dokter di Indo, coass nya tidak diakui, harus ulang lg dgn standar Indonesia.
Betul. Sama dgn anak saya skrg jg di China dgn jurusan yg sama dan di nasehati ama sepupunya yg dokter jg bilang nggak usah kerja di indo. Parah. Sepupunya mengalami pengalaman yg tdk nyaman di indo skrg sdh lanjut S2 di negara lain.
@@tripuanarufiokliany5304 Itulah maka tujuan ke China fokus cari ilmu bukan untuk menjadi dokter, apalagi tahu birokrasi kedokteran di negara kita masih parah. Gak jadi dokter ra po po, bisa jadi tabib keluarga sendiri🙏😀 Mau jadi orang berguna tak harus dokter. Apalagi kalau birokrasi harus pake duwit, karena kami bukan orang yang banyak duwit.
@@luckybee1552 sama bu, semangat 💪 dunia tak selebar daun kelor, kalo RS Indonesia gak bisa terima masih ada tetangga sebelah yang well come, juga seperti yang saya katakan, cari ilmunya, setelah lulus mau jadi apa ?.lihat saja nanti, peluang kerja di badan PBB juga banyak, biasanya mereka ( NGO) menanyakan apa yang kamu bisa, bukan tanya apa lulusan mu. Semangat💪
Tolong bahas perbandingan pendidikan dokter di malaysia- Vietnam Thailand philipine
Dijajah bangsa sendiri
Prett lah senioritas.
Sumpah hal yang paling saya benci dengan RS adalah waktu tunggu yang buat orang sehat bsa jdi sakit yang sakit makin sakit, 3-4 jam menunggu ketemu dokter paling cuma 5-10 menit, antri obat bisa 1-2 jam kan Bangkeee yaa
Yg antri berapa banyak?
@@lenteramalam3755 antri daftar rata2 antri 50an orang bisa 1jam lebih, antri periksa tergantung poli berbeda 30-60 menit, antri obata 1-2 jam (ini paling lama sekali, krena semua poli itu Farmasi nya cuma 1 tempat jdi bsa d bayangkan semua pasien akan ambil obat di satu tempat)
Bisnis broo😪
@@lenteramalam3755 banyaaak Pokoknya dah kyk antri bantuan sembako
@@Shilohstrong220 gratis?? Kan bayar tiap bulan, tlg logika nya
Doakan saya teman2 agar bisa melunasi biaya pendidikan dokter istri sy yang jumlahnya begitu besar , padahal istri saya udah di penghujung masa studinya & tidak ada nilai yang bermasalah 1 pun tapi terpaksa harus cuti sdh hampir 3 tahun karna kendala biaya 😢
Semoga Allah memudahkan urusan nya..amin
amin ... amin ... amin ...
Aamiin
Bersabarlah sedikit lagi
There is a will
There is a way
PASTI!
Kalau swasta memang mahal banget kalau di PTN ada yg gratis ,murah mahal sesuai keadaan ekonomi
10 dan 15 tahun lagi semoga anak2ku bisa kuliah dengan baik tanpa beban biaya yang tidak terjangkau 🙏. Pengen anak jadi dokter
harus pengennya anak bu.
Jangan pengennya kita.
Arsitek aja lah anakku keahlian plua hobby menyenangkan
Orang tua hanya mengarahkan, biarkan anak yang memilih dan menentukan.
harus dicuci dunia kedokteran indonesia dari preman bergelar dokter agar muncul dokter yang bermoral sebab kalau senioritas berlanjut maka tidak akan habis.
Dulu ya, temenku jurusan ips bisa masuk kedokteran, universitas negeri lg. Hohoho. Sejak saat itulh aku ga percaya sma dokter" indo. Maaf ya ges ya.
dr tompi benar2 org yang cara bicara elegan berbeda sama dokter tir** cara komunikasinya masih amburadul
Dokter tompi saya sangat suka ...cerdas dan baik semoga istikomah ...sehat selalu dokter dan prof renald aamiin
The way he (dr. Tompi) explains and describes, shows that he's a brilliant person. Simplicity but more.
Lulusan SMA Modal Bangsa Aceh beliau ini...
RS di Indonesia harus belajar ke Taiwan
Pelayanan nya kerja dokter suster ADM nya sangat cepat🙏
Beda sistem nya. Di Indonesia dokter sebagian besar statusnya sebagai dokter tamu jadi tidak dapat hak seperti pekerja di RS, hanya dapat bagi hasil saja bukan gaji jadi mereka untuk mencukupi kebutuhannya praktek di beberapa tempat
Prof Rhenald salah undang narsum kalau ingin menggali tentang bullying di PPDS. Harusnya undang spesialis anestesi, obgyn, atau bedah misalnya.
kan dr.Tompi dari perwakilan spseialis bedah plastik
Dr. Tompi kan famous nggak di bullying. Coba dokter lain dari dunia biasa...bullyingnya parah....
bnyk yg mau diundang..tp gak berani speakup..😅nah tdi di video kn di mansion..coba drg ulang deh
Tompi ini kan produk sistem lama yang sakit. Jangan panggil orang ini lah, dulunya tukang buli juga kok.
Sepertinya dr Tompi tdk berkata jujur atau menutupi sesuatu.Seandainya tdk tahu ada bullying Dll, sebenarnya bisa cari tahu. Ini yang membuat anakku tdk mau ambil spesialis ,terlalu ngeri ,beda kl yg berdarah biru,akan aman. Padahal anakku termasuk tangguh mentalnya. Seandainya ambil spesialis,akan ambil diluar. Tentunya akan berkarya diluar, krn lulusan kedokteran maupun spesialis luar,kl masuk Indonesia tdk bisa berkarya.Terlalu ribet regulasinya. Padahal mereka sebenarnya asset negara...
Bukan bermaksud sombong, saat sma nilai UN fisika 100,mtk, kimia 97,50,BE,Bio 95. No 4 Propinsi,IQ 143, lulus FK cumlaude.
Sekarang on proses S2 Jepang, pinginnya jd Dosen atau peneliti .
Sebagai ortu, pingin anaknya jd spesialis dan berkarya dqn membantu masyarakat Indonesia, keinginan dia juga begitu. Tp..... Semoga ada perubahan sistem dan regulasi. Tdk dimonipoli orang2 tertentu dgn maksud tertentu. Aamiin.
Sebenarnya nggak perlu takut Bu, ikuti dan nikmati saja prosesnya, jangan terlalu kaku tetapi selama pendidikan harus gaul dan akrab sama senior, konsulen dan teman sejawat
saya rasa ndak seperti itu juga, saya bukan darah biru, tidak ada latarbelakang kesehatan, bukan tergolong keluarga kaya yg bisa keluar negeri jg,
tetap bisa menyelesaikan pendidikan spesialis,
jd kembali lg ke masing2 individu, tangguh menurut ibu bukan berarti memang benar2 tangguh😅
Ya anda benar..vibrasi nya ketara. Ada yg tertahan utk di katakan 😊
Definisi tangguh mental itu apa bu??? Ya tangguh jg kalo dibully. Kalo gk berani dibully = TIDAK TANGGUH = CUPU.
Sori saya bicara keras, saya sndiri bukan dokter spesialis. Tp mnrt saya ya wajar saat kuliah resident keras. Krn stlh lulus, tekanan yg dialami dokter spesialis lbh berat drpd dokter umum. Bayangkan sekali salah saat praktek, masyarakat tentu akan menuntut. Nah, kalo gk siap dituntut, ya mending gk usa. Berarti mentalny anak mami 😂
Gesture tubuh dan kata-kata yang keluar seperti ada yg ditutupi... Tangan menutup begitu sudah biasa untuk hal yg ditutupi...
Itu sesama dokter aja bully, gimana klu nakes lain berasa jadi babu, apalagi klu udah kaya minta dihormati sehormat-hormatnya😂. Tapi kami sabar, semua akan ada pertanggungjawaban dengan Tuhan😅
Ngelanjutin judulnya "Udah gitu dapet stigma negatif dari beberapa orang2 yg cetek pemikirannya hanya gara2 segelintir oknum dokter, kasian mereka2 yg mati2an sekolah bahkan 24jam waktunya didedikasikan untuk belajar selama masa pendidikan, stress luar biasa, depresi, bahkan keluarga, anak suamipun tak sempat lagi dipikirkan"
Kasihan mereka2 yg memang2 betul2 berjuang menjadi dokter sepenuhnya, setidaknya jangan menghujat kalau gak mau kedokter, kalau lu sakit ya cukup tutup mulut diam, gak ada yg maksa juga kedokter, pergilah kebawah pohon jengkol minta kesembuhan, terserah kamu orang mu kek mana
Banyak Pengewajaran dari jawabannya Dr. Tompi ini😂
Bicara ttg layanan kesehatan di Indonesia, bandingkan dg negara tetangga, negeri jiran.
Mohon Prof. Renald sesekali mengangkat issue pasien2 Indonesia yg memenuhi RS-RS di negeri jiran, baik di Penang, KL, Johor Bahru dll.
Tak usah bicara yg di Singapore krn kelasnya beda.
Kalau ke Penang bisa ketemu orang dari Mojokerto, Wonogiri, Sabang, Bereun, Garut.
Lebih dari 50% pasien di RS negeri jiran adalah saudara2 kita yg datang dari seantero nusantara.
Semoga Menkes memahami persoalannya:
1. Kualitas layanan
2. Biaya, a.l. operasi, penggunaan alat2, jasa laboratorium, obat2an
3. Jaminan keberhasilan dlm tindakan operasi
4. Bbrp kasus salah diagnosa berakibat fatal dan biaya yg sangat mahal
5. DLL
Mohon Prof. Renald angkat masalah ini ke permukaan. Sdh berapa ratus triliun rupiah mengalir ke negeri jiran, kok kita masih ribut soal rebutan pasien dan tempat praktek, dan sulitnya mendaftar untuk PPDS.
Semoga Menkes paham keluhan rakyat ttg layanan kesehatan di grassroot.
Salam sehat 😊
Ilmu kedokteran berasal dari islam maka kembalilah ke islam.jangan mau dikendalikan orang asing terutama orang yahudi & nasroni serta orang2 radikal yang ngaku2 islam paling suci sedunia
Ide ide dr Tompi sangat luar biasa ! Salut dr Tompi , dan terima kasih prof Rheinald
Mau berbagi lucu/serius:
1. Salah satu penghambat pemerataan dokter adalah senioritas. Contohnya : seorang dari daerah terpencil telah menjadi spesialis dan sekarang bekerja di RS dimana dia dibesarkan. Karena dia merupakan satu-satunya spesialis disana (misalkan spesialis bedah), maka semua kasus bedah bakalan dia yang tangani (walaupun tidak semua bisa diselesaikan pada saat itu juga). Alhasil, tempat itu merupakan "lahan basah" baginya, sehingga dia menolak untuk ditambah spesialis bedah lagi disana. Itu contoh senioritas.
2. "Pemimpin/pengurus di ruang lingkup kedokteran, tidak harus seorang dokter". Ada contoh lucu untuk itu :
Di suatu hari inspektorat dinkes datang untuk memantau data penyakit. Lalu dia bilang dengan marah-marah "Ini kok target pencapaian hipertensi dan ibu hamil kok tidak tercapai?" Semua petugas disana heran, lalu bilang (setelah rapat) "lah? Kalo angka hipertensi rendah kan bagus! Angka kehamilan engga tercapai berarti kan program KBnya sukses! Kan ga lucu kalo kita hamili istri orang.. Kok goblok kali dia.. apa kalo angka kematian engga tercapai, harus kita bunuh orang supaya tercapai target?" Rupanya setelah diselidiki, inspektorat itu adalah anak pejabat disana. 😅
Mantap Dokter Tompi,Terima Kasih banyak ilmunya....TerimaKasih banyak Prof Rhenald Kasali telh mengundang Tamu yg Berbobot dan mempunyai pemikiran Out of The box....Barakallah untuk anda berdua
Saran saja ,,kl bisa posisi duduknya sama in aja prof..kasian bintang tamunya pegel lehernya hrs dongak
Nice insight dari dr. Tompi, pembawaan Prof Rhenald seperti biasa selalu menyenangkan😇
Satu hal yg jadi concern saya, saat membahas bullying dr. Tompi mengatakan tidak ada bullying saat ini, dan diyakinkan pengalaman masa lalu yg tidak pernah merasakan dibully.
Saat membahas senioritas RS (lahan kerja) beliau meyakinkan sekali bahwa itu ada krn beliau merasakannya.
2 perbandingan yg bertolak belakang based on experience. Saya rasa pengalaman sejawat lain yg pernah dibully jangan dikesampingkan, krn memang ada walaupun kita tidak merasakannya 😊
Tlng sy pak sy dg ibu Vina pekerja usia 51thn di PMA saat ini sy mengalami perlakuan diskriminasi,intimidasi dan sdh ceritakan ke serikat tapi hanya disuruh menunggu mhn perlindungannya pak gmn caranya supaya sy bisa terhubung dg bpk
selamat malam dok tompi. dokter itu penjual jasa. sesuai hukum ekonomi , dokter juga perlu beberapa hal kebutuhan. bagaimana pemerintah daerah memperhatikan kebutuhan primer (sanding, pangan , papan) sekunder dan tertier. Sementara di Indonesia tidak semua daerah bisa menyediakan hal tersebut. Misal di kabupaten saumlaki. Jika semda dokter spesilis Diana (bedah plastik saja), bagaimana hidup dokter tersebut???? . sehingga sesuai hukum ekonomi, mereka akan menuju ke lampu yang terang (Jakarta dan kota besar)...ini yang juga hares dipikirkan pemerintah. apalagi mereka sekolah dengan biaya sendiri....wajar mereka berpikiran bagaimana bisa mendapatkan jasa yang wajar.
Ya Tompi kan sdh terkenal namanya sebagai artis jd mereka ga berani
Dokter umum langgananku, pernah kasih saran buat ku. Jangan kuliah kan anak ku di kedokteran kalau tidak ada nama besar yang mem backing anak ku. Krn sungguh dokter muda itu ga ada harga nya di hadapan senior.
Beliau sudah mengalami dan memilih untuk buka klinik mandiri suami istri adalah dokter umum.
Aku udah tau lama "issue" begini, cuma ketika dokter nya langsung cerita, aku yakin bahwa issue ini ada dan nyata. Berpikir ulang lah, orangtua yg tidak punya nama besar famili di dunia kedokteran.
Ya karena lo artis terkenal tompi, bukan orang biasa kek dokter aulia 🙃
Semoga dr Tompi menjadi mentri kesehatan
Masih ribet ya birokrasinya. Dan mahal banget. Kalo di negara2 maju semua dokter independent tanpa campur tangan pemerintah. Dan mereka praktek didampingi dok senior dan dibayar. Harus berubah sih caranya di Indonesia. Terlihat KKN nya jelas banget.
Bukan hanya dokter, Apoteker Farmasi juga begitu. Sudah Keras - Mahal pula - stres. Sisa umurpun, belum tentu mengembalikan biaya selama kuliah. Begitu juga tenaga kesehatan yang lainnya.
Perawat juga sama. Capek fisik dan mental. Stressful banget
Klo ngambil profesi ners apakah ada crita spt ppds ga ya?
@@mutiarahmadani-mm3hdbersiap siap tidak pernah libur. Sakit harus ganti dihari lainnya.
rumah sakit banyak, dokter banyak. Obat-obatan semakin bervariasi, tapi orang yg sakit nggak berkurang malah nambah. Berarti pengobatan medis tidak berhasil menyembuhkan pasien malah dibuat ketergantungan obat seumur hidup. Sekarang pilihannya adalah pengobatan holistik
Preventif digenjot
Bener holistik
Betul
Ya udh jgn ke RS
Saat ini aku belum ppds, cuma Pasangan yg lg ppds. Ada hal penting yg ku dapat dari sini mulai dimenit awal dan di 25 keatas. Semua ppds berisiko depresi, tapi depresi harus jelas penyebabnya: depresi kelelahan krn activitynya sbg ppds vs depresi krn bullying.
Memang tanpa dipungkiri, generasi sekarang (termasuk aku), punya pagar dan membangun privasi tertentu. Aku kurang suka kalo kerja bukan tupoksisinya. Misal klu didunia ppds, yg notabennya ppds anak sekolah di rs, tiba2 dimintai tolong antar undangan sm konsulen, atau lainnya. Kebanyakan generasi 90 keatas ini sebagian merasa berat melakukannya. Beda halnya yg pernah kami dpt cerita konsulen generasi dibawah 90. Mereka justru merasa tidak keberatan dan senang melakukannya krn menurut mereka, mereka bs lbh akrab dengan guru2nya yg mempermudah konsulennya transfer ilmu utk mereka krn membangun kedekatan emosional. Hal lainnya, pulang jadwal WH jam 5, generasi dibawah 90 merasa segan jika senior atau gurunya (konsulen) belum pulang meskipun tidak ada lg kegiatan ilmiah/ kerjaan lainnyabyg menyangkut pendidikan, tp sebagian generasi 90 keatas justru harus plg di jam segitu krn ‘membangun’ batasan waktu antara jam sekolah dan jam keluarga. Atau kondisi2 lainnya, sehingga skrg saat kita mau ppds, instansi pendidikan spesialis harus menyesuaikan diri dengan karakter saat ini. Krn nampaknya memang benar, generasi 99 keatas harus diberi inform consent dulu baru bisa menerima dibanding tdk diberi tau dan taunya tiba2. Inilah yg akan berisiko jd depresi kelelahan (batin dan fisik).
Aku pribadi memandangnya justru ada baiknya yg spt ini. Kenapa? Skrg banyak sekali informasi mengenai parenting, nasihat pernikahan keluarga dll. Berarti ada kesadaran yg dibangun bahwa ada org yg ‘masih’ berhak atas diri dan waktu kita yaitu keluarga kita. Bukan melulu cerita keluarga harus bersabar atas dia, tapi si ppds harus bisa membangun branding personal sendiri sehingga waktu2 tertentu tidak habis hanya sekedar merasa segan. Inilah yg perlu dicari solusinya agar dapat win win solution. Dan ya 1 lg, dikondisi serba sesak saat ini, beban kerja dan penghasilan mempengaruhi risiko depresi seseorang.
Biaya sekolah jadi dokter apalagi spesialis mahal, siapa yg bikin mahal? Ya pemerintah.
Pemerintah yg menjadi kan sekolah dokter sebagai lahan bisnis, cek aja biaya nya paling mahal dibandingkan fakultas lain.
Sekolah spesialis biaya spp juga mahal, siapa yg bikin mahal? Ya pemerintah.
Harusnya ppds itu gratis, kenyataan bayar, mahal pula.
Para residen kerja sekaligus belajar di RS tipe A, semua milik kemenkes, kecuali RS sutomo. Itu RS dapat untung, pelayanan 24 jam on site, tapi residen tidak dibayar.
Betul. Sumber masalahnya ada di pemerintah. Di Kemenkes.
Memeras calon dokter umum & calon dokter spesialis.@@WiraJaya-d9c
Alur pikiran tompi sama menkes, makanya menkes mulai merombaknya.
Alhamdulillah, thanks a lot dr tompi, sdh menyuarakan sistem pendidikan "ajaib" yg sulit sekali dipahami orang luar ... sistem manusia yg banyak dibisniskan hingga mjd eksklusif, mahal, dan sulit ditembus org2 pandai yg tidak punya apa2 ....
Masalah management RS ..semua yang dibilang dokter benar..nunggu dokter lama..nunggu obat lama..daftar lama...harus jadi pembelajaran RS..
dr Tompi , Prof Reynald satu lagi masalah di rumah sakit jika pasien harus transfusi darah , maka keluarga pasien laah yang harus berusaha "cari donor " :(
Krn spertinya emg bukan tugas RS. Soal darah sudah ada PMI. Tapi kan memang supply yg mendonor jg tdk banyak. Jd kadang memang hrus cari sendiri tambahannya. Barangkali di keluarga kita ada yg cocok untuk mendonorkan darahnya
Beneeeerrrr 100000 kl ,sy mengalami cr donor sendiri ,
kleyeeenggan !!!!
Kultur Feodal dalam komunitas profesi kedokteran....ditambah bisnis dan mafia komersialisasi obat....
Akar masalah, otoriterisme, karena organisasi profesi hanya 1
Anda mau ditangani oleh dokter yang tidak kompeten dan tidak terstandarisasi, yang suka2 masing2 organisasi profesinya?
@@rinifeb7649apa jaminannya klo hanya 1 organisasi profesi mjd terstandar dan apa lebih dr 1 org profesi maka s dg gampangnya suka2? Biarlah organisasi profesi tumbuh dan bersaing secara sehat apalagi ini yg berkompetisi adalah para dokter.
Ada berita dokter sekolah spesialis bundir, nongol ini diberanda.
Kalau pengalaman saya di daerah. Anda sudah sangat beruntung jika tidak jatuh sakit waktu weekend. Dokter spesialis sering tidak bisa dihubungi atau harus menunggu sampai Senin.
Wajar lah weekend kan Poli tutup dan dokter spesialis juga manusia biasa punya kehidupan juga
Itulah Indonesia...☺️
Orang ekonomi menengah ke bawah tidak boleh sakit...
Klo sakitnya mengancam nyawa, ya ke IGD aja pak. Bapak di indonesia enak lho, sakit weekend, senin bisa ketemu lgs sm spesialis. Coba bapak di eropa, amerika, klo mau ketemu dokter spesialis kudu ngantri, bisa 1 bulan. Bapak g boleh lgs potong jalan ketemu spesialis, harus ketemu dokter umumnya duli, nanti klo dokter umum merasa perlu dirujuk ke spesialis, baru bikin appointment, itu bisa 1 bulan baru ketemu.
@@dyahpratiwi683 menyala komennya 🔥 apalagi aussie juga kudu siapin dana denda kalo ke IGD eh ternyata ga true emergency 😅 (DP IGD nya ga main2 bisa sampe Rp 9-10 juta)
Jangankan program pendidikan dokter spesialis, menjalani program pendidikan utk menjadi dokter umum sudah di gembleng. Banyak sekali suka duka nya utk menjadi dokter apalagi dokter spesialis. Belum lagi dilapangan ketemu oknum pengajar dokter spesialis yg melakukan rundungan, ngeriii, ada yg di suruh anter jemput sekolah anaknya, yg cantik harus mau di ajak mkn ato lebih utk mau lulus nilai, minta di beliin sepeda yg mahal. Sedih lah. Jika mentri kesehatan nya bukan dari praktisi dunia kedokteran, tidak akan bisa paham di lapangan nya.
Bagus banget ide dokter tompi digutalisasi rumah sakit mulai dari daftar, one stop service hingga delivery obat, ini keren banget, konsepnya keren dan realistis
RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo sudah melaksanakannya. Noted. (kebetulan almamater DR.Tompi yth.).
System pendidikanya yg salah bukan Gen Znya, emang jam 5 kan jadwalnya pulang tp aturan itu lumrah disepelekan.. Sudah saatnya kita disipilin waktu kalau memang sudah jadwal pulang ya harus pulang.. Kan itu aturan yg sudah disepakati...
Terima kasih dokter,
"Kalau mental Anak mami ya Jangan jadi residen"
Saya bukti nyata bukan 'darah biru' namun tetap diperlakukan sama oleh semua guru-guru dan lingkungan saya.
Keras bukan Berarti bulliying, itu pentingnya psikotes harus lulus murni bukan dijawab berdasar IR
Menurut cerita ponakan sepupu praktek ppds mmg berat dan capek...
Saya betanya ttg kasus yg sedang tetjadi..
Dan karena kasus tsb dokter spesialis yg mensngani saya dibekukan prakteknya.... Padahal beluau diokter yg sangat baik dan lemah lembut dan sll menguatkan pasiennya.... Jujurcagk. Sedikit down disaat hrs ganti dokter😢😢😢
Oh iy dok, minta tlg dong dok klau dokter ad pertemuan dgn petinggi2 tau mentri, tlg sampaikan ttg mslh kami yg memakai BPJS, ttg SDM perawat n dokter,byk sekali kejadian perbedaan yg mencolok sekali antara yg pakai BPJS dgn yg pribadi, trutama cara mrk menerima kita,menerangkan penyakit kita,antrian utk operasi, itu byk sekali kasusx dok, in jg pengalaman pribadi sy dok,pd hl kami pakai BPJS itu jg byr n in jg dr pemerintah,kshn dok klau lihat org2 yg BPJS itu d perlakukan dgn perbadaan yg tinggi sekali. Suwun ya dok semoga dokter bs mnjd tangan kami.....🙏🙏🙏
jgn di generalisir kak, memang beberapa RS biasa swasta, itupun jarang banget saya temukan perbedaan, di RS swasta bpjs sering telat pembayaran, beda dgn rs pemerintah lebih lancar Bpjsnya. saran klo mmg ga nyaman di RS atau faskesnya pindah kak 😅
@@jeffr106 dia cerita sebagai pasien BPJS bukan ngomongin pembayaran BPJS k rumah sakit
Banyak yg mengeluh kan diskriminasi antara pasien berbayar dan BPJS ,, tp Alhamdulillah saya dmnpun ga pernah merasa dibedakan, semua masuk akal,, semua sama,, malah skrg banyak yg mau daftar BPJS karena asuransi biasa tidak mencover
Padahal cerita dr.Tompi ini 3bulan yg lalu yaa...malah baru pekan2 terakhir terbuka fakta2 kehidupan PPDS...
Penyerahan obat harus dg knowledge yg itu tidak bisa dilakukan oleh ojek tp oleh Apoteker menurut saya
Dokter juga ada yg serakah....harusnya butuh dokter karena pasien banyak tapi senior tidak kasih masuk... kecuali anaknya mantunya dll....harusnya profesional dan jujur ...tapi itulah manusia serakah
Dan tdk sedikit jg ada Jg PREDATOR2 sex di dunia kedokteran dan Hospital yg Harus di awasi Extra Ketat oleh Kepolisian BIN Kementrian dan pihak2 Berwenang,,, Dan jg Vonis yg lebih berat bagi predator2 yg masih blm tertangkap... Hospital skrg is Bisnis. Less Humanis.
Sudah turun temurun tp sungguh tidak sehat...lihat dr Tompi yg berjiwa seni...menyikapi..seni sbg penyaluran..lbh bagus..diulas Psikolog dan psikiater...
Kerennn... mnjmn dunia RS saatnya berfikir out of the box... bgmn pasien dpt sgr dilayani tanpa membuang waktu dgnmembosankan.
Sekolah bayar mahal, ilmunya sulit dan rumit, kerjanya tak kenal waktu. Itulah dokter Indonesia.
Jika ada dokter yg sewenang2 paduen hrs bayar mahal, informasinya sulit, itu oknum ya krn dia manusia juga.
luar biasa.. anak muda harus punya semangat belajar.. belajar dr dokter tompi.. baik jd dokter atau apapun harus berani membuka diri dan bergaul untuk menambah wawasan. Punya sikap dan tidak takut bersikap.
keras tegas itu baik, tpi dirundung itu criminal
Hospital base sangat menguntungkan bagi Konsorsium Rumah Sakit besar. Tempat ada, alat ada, sdm ada, terima sendiri, nggak usah bayar keluar.....jadi lebih murah bisa cetak Sp sendiri. Pengusaha emang pinter
seperti di Amerika dari intern langsung utk spesialis (resident) di rumah sakit.
ada yang kurang mas Tompi....:
KERAS, MAHAL, BANYAK NEPO.....
Aku ibu rumah tangga biasa nonton ini hampir 1 jam ga berasa, malah dapat wawasan baru 😃😃
nonton ini pas ada kasus dr aulia yg bundir krn perundungan 😢😢😢
saya sangat prihatin dengan pelayanan kesehatan di Indonesia! Semoga Dr.Tompi bisa mengubah keburukan pelayanan kesehatan kita!
Bedalah dok..rumkit dr Tompi ahli bedah plastik..yg dirawat orang sehat...bisa nongkrong..beda dgn penyakit ...gak bisa nongkrong
Sekolah kedokteran atau sekolah apapun butuh ketekunan karena prinsipnya ketekunan mengalahkan kecerdasan
Memang bener apa kata dokter Tompi.........semoga dokter Tompi jadi menkes,orangnya cerdas bisa mengayomi,baik.