Dari pembolehan "mengucapkan selamat natal" saja, sudah sangat syubhat..... Dan memang ternyata, semuanya berawal dari pondasinya. AQIDAH nya. Alhamdulillah, mengenai hal yang dibahas di Video ini, sudah dijelaskan oleh Imam Malik. قال: الاستواء معلوم، والكيف مجهول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة Saya sangat condong dengan penjelasan ini. Daripada membagaimanakan, menyamakan kaifiyahnya dengan makhluq atau menafikan sifat sifatNya.
Itu dua masalah yang berbeda dan tidak saling berhubungan. Saya 100% tidak setuju dengan ucapan selamat atas hari raya agama lain sekaligus 100% tidak setuju Allah bertempat. Anda salah paham dengan pernyataan Imam Malik, ulama sepakat akan pengetahuan istiwa dalam ayat muqayyad yang mutasyabihat bahwa apa yang menjadi sifat manusia mustahil disifati kepada Allah (Imam As Suyuthi (w. 911 H) dalam Syarah Sunan Nasa'i).
@@mahdihidayah Allah Maha Ada bukan ada, Allah Maha Abadi bukan abadi, Allah Maha Tinggi bukan tinggi, dan sebagainya. Allah Maha Abadi bukan abadi membuktikan sifat Allah berbeda dengan sifat makhluk, misalnya abadinya surga dan neraka. Makhluk berasal dari ketiadaan, misalnya surga dan neraka. Allah Maha Abadi karena Allah tidak berasal dari ketiadaan. Perihal Allah Maha Abadi dijelaskan dalam tafsir Thabari Jilid 24 (dari 26 Jilid) halaman 737 dalam pembahasan Surah Al Ikhlas ayat 3.
@@mahdihidayah Perihal Allah Maha Abadi, silakan dibaca referensi yang sudah saya lampirkan pada komentar saya yang kedua. Saya hanya memberitau, jangan sampai Anda salah paham sebagaimana orang yang menyatakan surga dan neraka tidak abadi karena salah paham dengan Allah Maha Abadi (yang salah paham akan perbedaan antara abadinya surga dan neraka dengan Allah Maha Abadi). Orang Nasrani pun tersesat sedikit demi sedikit.
@@AttakaRR orang awam menyangka aqidah wahabi itu adalah aqidah salaf sebagaimana imam Malik. Padahal perhatikan dengan teliti Imam Malik tidak sedikitpun memaknai istiwa dengan makna apapun Diantara makna istiwa yang diketahui ada 7 bahkan ada yang mengatakan ada 12 makna istiwa dalam bahasa Arab. Imam Malik justru sedang menjelaskan kaidah Tafwid dalam memahami ayat2 mutasyabihat. Karena istiwa Allah tidak diketahui hakikatnya maka cukup imani redaksinya apa adanya tanpa menetapkan makna apapun dan serahkan kepada Allah makna hakikatnya., bertanya saja divonis bid'ah. Jika yang bertanya saja dikatakan bid'ah oleh Imam Malik. Lalu apa jadinya dengan mereka yang menetapkan istiwa Allah jadi bersemayam dan bisa ditunjuk dengan jari ke atas?? Inilah perbedaan nyata aqidah salaf dan aqidahnya salafi-wahabi. Tapi yang awam dan tak mau berpikir mana mengerti, mereka dinina bobokan oleh kata2 "Allah dan Rasul mengatakan demikian harus diimani apa adanya" tapi ditetapkan maknanya dengan makna yang sesuai keinginan wahabi. Giliran ulama yang lain mengambil makna yang berbeda dianggap sesat dan dianggap menolak sifat Alloh. Bisa dibayangkan kalau seandainya Imam Malik Rahimahullah masih hidup betapa marahnya beliau dengan kelakuan mereka yang memaknai istiwa Allah bersemayam yang menjadikan Allah bertempat atau dikenai arah, bahkan dengan bangga merasa itulah aqidah yang benar itulah aqidah salaf.. Sebenarnya ini sangat mengerikan dan menyedihkan🥲 Sebagian salaf menggunakan Takwil.. Sederhana nya mengambil salah satu makna diantara makna istiwa yang memiliki makna yang lebih selamat dari kemungkinan munculnya kesimpulan yang keliru yang menjadikan akal terus mengejar mencari tahu dan menjadikan ayat2 Al-Qur'an menjadi terkesan kontradiktif satu sama lainnya. Tentu kaidah takwil ini tak sembarangan, kaidah takwil dilakukan dengan menggali kedalaman bahasa Arab, dihubungkan dengan ayat Al-Qur'an yang lainnya dan juga Hadits2 yang relevan dan mendukung takwil itu diambil. Maka diambilah makna Istiwa 'alaa dengan makna menguasai. Jadi tingginya Allah di atas arasy dan di atas seluruh makhluknya dalam makna kekuasaan Allah. Dengan makna ini akal tak kan lagi mengejar, menarik kesimpulan, dan tak ada konsekuensi logis Allah jadi bertempat atau dikenai arah, dan tak akan membayangkan Allah bertahta di atas langit.. Dan ini bukanlah menolak atau mengganti ayat Allah. Dan kaidah takwil ini juga terlahir untuk membantah mereka yang berlebih2an dalam menetapkan sifat Allah atau keliru dalam memahami ayat sifat2 Allah. Yang unik dalam beberapa ayat ustadz2 wahabi pun mengambil takwil atau tafsir ahlussunnah. Tapi urusan istiwa.. Wahabi kekeuh istiwa Allah maknanya Allah diatas arasy dan bisa ditunjuk dengan ☝ Eh lupa kalau mengucapkan selamat Natal saya tidak sependapat dengan Ustadz Nurrudin🙏😁
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat). (An-Nisā' [4]:59)
Awal dari penolakan Allah beristiwa diatas 'Arsy adalah karena manusia mulai membayangkan wujud Allah. The real mujassimah sebenarnya adalah yang menolak ketinggian Allah diatas semua makhluk²-Nya 😊 Faedah dari Ustadz Abu Haidar As-Sundawi
Good loking.. ga perlu ke Mesir 7 tahun.. tapi masih bingung Allah dmn .. kocak si.. padahal org terdahulu sudah banyak yg seperti ini.. di bantah pun sangat gampang sekali dgn pemikiran Udin ini
Sikap imam Asy Syafi’i terhadap ilmu kalam sangat jelas dan tegas. Beliau berkata kepada ar Rabi’ bin Sulaiman rahimahullah: لا تشتغل بالكلام فإني اطلعتُ من أهل الكلام على التعطيل “Janganlah engkau menyibukkan diri dengan ilmu kalam, karena aku telah mengamati ahlul kalam, dan mereka cenderung melakukan ta’thil (menolak sifat-sifat Allah)” (Siyar A’lamin Nubala, 10/28).
Ini nih yang membolehkan selamat natal yang katannya hanya kata - kata/basa basi. Allaahul musta'an... Padahal dg kata2 : 1. Seorang bisa murtad 2. Seorang suami bisa menceraikan istrinya 3. Seorang bisa mengadu domba satu dg yg lainnya 4. Dan masih banyak lagi
Oh ini yg AQIDAHNYA TRI TAUHID yg Tuhannya punya tangan, tapi bingung tangan Tuhannya kanan semua? Kanan kiri? Satu tangan? Dua tangan? Atau banyak tangan? Padahal AQIDAH itu pokok, yg membedakan kafir muslim, sesat dan tidak..
1. Pendapat Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Mayoritas Ulama Sunni) Mayoritas ulama dalam tradisi Ahlus Sunnah wal Jama'ah, termasuk Imam Al-Syafi'i, Imam Malik, Imam Ahmad ibn Hanbal, dan Imam Abu Hanifah, berpendapat bahwa Allah bersemayam di atas 'Arsy sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis, namun mereka menekankan bahwa kita tidak boleh membayangkan atau membatasi-Nya dengan tempat fisik. Mereka menekankan aspek transendensi Allah, yaitu bahwa Allah tidak terikat oleh ruang atau waktu. Mereka sepakat bahwa: Allah bersemayam di atas 'Arsy, tetapi ini adalah ungkapan tentang keagungan dan kekuasaan-Nya, bukan berarti Allah berada dalam tempat tertentu. Allah tidak terikat oleh dimensi seperti makhluk-Nya, dan kita harus menerima bahwa ini adalah bagian dari misteri keagungan-Nya yang tidak dapat sepenuhnya dipahami oleh akal manusia. 2. Pandangan Imam Al-Ghazali Imam Al-Ghazali, dalam karya-karyanya seperti Al-Iqtisad fi al-I'tiqad dan Tahafut al-Falasifah, memiliki pendekatan yang sangat hati-hati dalam menyikapi masalah ini. Walaupun ia tidak mengingkari ayat-ayat atau hadis yang menyebutkan tentang Allah di atas 'Arsy, ia mengajarkan bahwa kita harus menghindari pemahaman yang membatasi Allah pada tempat tertentu. Menurut Al-Ghazali: Allah tidak dapat dibandingkan dengan makhluk-Nya dalam hal tempat, bentuk, atau sifat apapun. Konsep bersemayam di atas 'Arsy harus dipahami sebagai ungkapan simbolis atau metaforis yang menunjukkan kebesaran Allah, bukan dalam arti bahwa Allah berada di tempat tertentu. Al-Ghazali dan banyak ahli tasawuf cenderung untuk menjaga pemahaman transenden terhadap Allah, yang artinya mereka menghindari pembatasan pemahaman-Nya oleh konsep-konsep duniawi, termasuk tempat. 3. Perbedaan Pandangan dalam Teologi Islam Mazhab Asy'ari (seperti yang diajarkan Imam Al-Ghazali): Mazhab ini menekankan bahwa Allah bersemayam di atas 'Arsy dengan cara yang tidak bisa dijelaskan oleh akal manusia. Mereka lebih memilih untuk menyerahkan urusan ini kepada kehendak dan ilmu Allah, dan tidak berusaha mendefinisikan keberadaan Allah secara fisik. "Di atas" lebih dipahami sebagai ungkapan tentang kekuasaan dan keagungan Allah, bukan sebagai pengertian tempat secara literal. Mazhab Maturidi: Mazhab ini memiliki pandangan yang mirip dengan Asy'ari, yakni menekankan bahwa Allah Maha Transenden dan tidak terikat oleh ruang atau waktu, meskipun mereka juga mengakui bahwa Allah bersemayam di atas 'Arsy. Mazhab Salafi (Wahhabi): Dalam pandangan Salafi, mereka lebih cenderung kepada penafsiran tekstual literal. Mereka menekankan bahwa Allah benar-benar berada di atas 'Arsy, dan mereka tidak menerima penafsiran metaforis. Namun, mereka juga menegaskan bahwa kita tidak boleh membayangkan Allah dalam bentuk fisik, karena Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya. Meskipun mereka menerima konsep literal "bersemayam di atas 'Arsy," mereka tetap menegaskan sifat transenden Allah. 4. Debat Antara Pemahaman Literal dan Metaforis Pendukung Penafsiran Literal: Kelompok ini cenderung memahami ayat dan hadis tentang Allah di atas 'Arsy secara literal, menganggap bahwa Allah memang berada di atas tempat tertentu, tetapi mereka menekankan bahwa keberadaan-Nya tidak serupa dengan makhluk, dan tidak boleh dibayangkan dalam bentuk fisik. Pendukung Penafsiran Metaforis atau Simbolis: Kelompok ini, termasuk banyak ahli tasawuf dan pemikir filosofis, berpendapat bahwa "di atas 'Arsy" lebih bersifat simbolis untuk menunjukkan kekuasaan dan kemuliaan Allah. Mereka lebih menekankan pada sifat transendensi Allah yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan bahwa tidak mungkin bagi akal manusia untuk memahami keberadaan Allah secara literal. 5. Kesimpulan: Perdebatan ini memang ada di kalangan ulama, terutama antara mereka yang mengutamakan pemahaman literal dan mereka yang lebih menekankan pada pemahaman metaforis atau simbolis mengenai Allah bersemayam di atas 'Arsy. Namun, mayoritas ulama sepakat bahwa Allah tidak terikat oleh tempat dan bahwa kita harus menghindari membatasi pemahaman tentang Allah pada ruang atau dimensi fisik yang kita pahami. Yang penting adalah untuk memahami bahwa Allah Maha Transenden dan tidak dapat disamakan dengan ciptaan-Nya. Oleh karena itu, baik pendapat yang menganggap Allah bersemayam di atas 'Arsy secara literal maupun yang memandangnya sebagai ungkapan tentang kekuasaan dan kebesaran-Nya, semuanya tidak boleh mengurangi keimanan kita akan sifat Allah yang Maha Sempurna dan tidak terjangkau oleh pemahaman manusia.
@@mahdihidayah Ketika kita mengatakan bahwa Allah tidak terikat oleh tempat, itu artinya Allah tidak memerlukan tempat untuk eksistensinya. Allah adalah Zat yang tidak membutuhkan ruang atau dimensi apapun untuk ada. Allah Maha Sempurna dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Konsep ini bukan tentang berpindah-pindah atau bergelandang seperti makhluk. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa keberadaan Allah melampaui segala keterbatasan fisik dan Allah tetap ada dalam kesempurnaan-Nya di luar batasan ruang dan waktu yang ada di dunia ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاۤءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَاۗ وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌۗ Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian, Dia bersemayam di atas ʻArasy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya serta apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana.710) Dia bersamamu di mana saja kamu berada. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Ḥadīd [57]:4)
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi* Apakah Langit butuh kepada bumi? Apakah langit bertempat di bumi? Apakah langit lebih kecil dari bumi? Apakah langit menempel di bumi? jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
@@agengduriat8523 التدين الجديد يتوب أحدهم يوم السبت ويطلق لحيته ويقصر ثوبه يوم الاحد ويقرأ كتيبا يوم الاثنان ويبدأ يكفر ويبدع علماء الأمة يوم الثلاثاء !!!
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ustad. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas ilmu yang telah Ustad ajarkan selama ini, khususnya tentang Islam. Awalnya, saya meyakini agama ini karena diajarkan di sekolah, tapi lebih karena saya merasa harus percaya, bukan karena benar-benar memahami. Dalam perjalanan hidup saya, ada masa di mana saya tidak merasa takut untuk melakukan dosa, dan akhirat terasa seperti sesuatu yang sulit dipercaya. Namun, berkat pelajaran Ustad yang mengajarkan untuk menggunakan akal sehat dalam memahami agama, saya mulai berpikir lebih mendalam tentang kebenaran Islam. Saya berusaha memastikan dengan akal dan hati bahwa Nabi Muhammad ﷺ benar-benar utusan Allah dan membawa kabar kebenaran. Saya juga mulai melihat tanda-tanda kebesaran Allah di sekeliling saya. Melalui jalur berpikir ini, keyakinan saya terhadap Allah, Nabi Muhammad ﷺ, dan Islam semakin kuat. Terima kasih telah menjadi bagian penting dalam perjalanan spiritual saya. Semoga Allah membalas kebaikan Ustad dengan pahala yang berlimpah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
yang dicipta tak akan mampu memahami sempurna penciptanya, serupa lukisan tak akan mampu menerangkan dimana keberadaan pelukisnya, apalagi hakikat pelukisnya. atau bisa juga pakai analogi cerita ini: ada 2 karakter dalam sebuah game android berdebat tentang dimana keberadaan developer game pembuat mereka, yang 1 bilang Dia ada di atas sambil menunjuk nunjuk tangan ke atas, 1 orang lagi bilang : "Developer kita tidak butuh tempat jadi tidak mungkin DIA ada di semesta kita, jadi tidak mungkin DIa ada diatas". Perdebatan sengit mereka ternyata ditonton developer game tsb sambil tersenyum, dia berkata sendiri: "Saya memang DI ATAS kalian kok, tapi BUKAN DI ATAS dunia kalian, tapi walaupun saya tidak ada dalam dunia kalian saya bisa mengamati kalian dimanapun kalian berada, sambil menatap layar HP yang ada dibawahnya. Cerita ini juga menunjukan bahwa pencipta itu jauh berbeda dengan yang diciptanya, kalo yang dicipta tak akan mungkin bisa tahu hakikat keberadaan sejati penciptanya, penciptapun tidak akan mungkin bisa berubah jadi yang diciptanya, pelukis tidak akan mungkin bisa berubah jadi luksian, developer game tidak akan mungkin bisa berubah jadi karakter yang ada dalam game ciptaannya, serupa keyakinan penganut agama sebelah. Berdebat tentang Dzat Allah, Sifat Allah, Tindakan Allah itu rumit, biarkan para ulama saja yang berdebat, orang awam kaya kita sebaiknya tinggalkan dan fokus pada memperbanyak amal, seperti sedekah, menolong orang dll. Wallahu a'lam...
• مسند أحمد (ت ٢٤١ هـ) حدثنا عبد الله، قال: حدثنا علي بن مسلم، قال: حدثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، وذكر الجهمية فقال: "إنما يحاولون أن ليس في السماء شيء." - Musnad Ahmad (Wafat 241 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Abdullah : Menceritakan kepada kami Ali ibn Muslim : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas" • خلق أفعال العباد للإمام البخاري (ت ٢٥٦ هـ) وقال حماد بن زيد: «القرآن كلام الله نزل به جبرائيل، ما يجادلون إلا أنه ليس في السماء إله» - Khalq Af'alil Ibad Al-Bukhari (Wafat 256 Hijriyah) Hammad ibn Zaid berkata : “Al-Qur'an adalah Kalamullah yang dibawa oleh Jibril, tiada yang memperdebatkannya (bahwa Al-Qur'an adalah Kalamullah), kecuali mereka (Jahmiyah) yang mendakwa tiada Allah di atas." • السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني أحمد بن إبراهيم الدورقي، وعلي بن مسلم الطوسي، قالا: حدثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد: " وذكر، هؤلاء الجهمية، قال: «إنما يحاولون أن يقولوا ليس في السماء شيء» - As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Ahmad ibn Ibrahim Ad-Dauroqy dan Ali ibn Muslim At-Tusy : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas." • السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني زياد بن أيوب دلويه، سمعت يحيى بن إسماعيل الواسطي، قال: سمعت عباد بن العوام، يقول: «كلمت بشر المريسي وأصحاب بشر فرأيت آخر كلامهم ينتهي أن يقولوا ليس في السماء شيء» - As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Ziyad ibn Ayyub Dalawih : Aku mendengar Yahya ibn Ismail al-Wasiti : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas." • السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني زياد بن أيوب دلويه، سمعت يحيى بن إسماعيل الواسطي، يقول: سمعت عباد بن العوام، يقول: «كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر فرأيت آخر كلامهم ينتهي إلى أن يقولوا ليس في السماء شيء» - As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Ziyad ibn Ayyub Dalawih : Aku mendengar Yahya ibn Ismail al-Wasiti : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas." • السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني أبو هاشم زياد بن أيوب، سمعت يحيى بن إسماعيل الواسطي، سمعت عباد بن العوام، يقول: «كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر فرأيت آخر كلامهم ينتهي إلى أن يقولوا ليس في السماء شيء» - As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Abu Hasyim Ziyad ibn Ayyub : Aku mendengar Yahya ibn Ismail al-Wasiti : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas." • السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني عبد الله بن شبويه، حدثنا محمد بن عثمان، قال: سمعت عبد الرحمن بن مهدي: وسأله، سهل بن أبي خدويه عن القرآن، فقال: «يا أبا يحيى ما لك ولهذه المسائل هذه مسائل أصحاب جهم، إنه ليس في أصحاب الأهواء شر من أصحاب جهم يدورون على أن يقولوا ليس في السماء شيء، أرى والله ألا يناكحوا ولا يوارثوا» - As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Abdullah ibn Shabbuyah : Menceritakan kepadaku Muhammad ibn Utsman : Aku mendengar Abdurrahman ibn Mahdi dan aku bertanya kepadanya tentang Sahl ibn Abi Khadawaih tentang Al-Qur'an. Abdurrahman ibn Mahdi menjawab : "Abu Yahya, ada apa dengan dirimu? ini pertanyaan pengikut Jahm, tiada pengikut hawa nafsu yang lebih buruk daripada pengikut Jahm, mereka selalu berusaha untuk mendakwa tiada Allah di atas, demi Allah aku katakan bahwa mereka tidak boleh dinikahi dan tidak boleh diwarisi." • السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني محمد بن إسحاق، حدثنا أحمد بن نصر بن مالك، قال: أخبرني رجل، عن ابن المبارك، قال: قال له رجل يا أبا عبد الرحمن قد خفت الله عز وجل من كثرة ما أدعو على الجهمية، قال: لا تخف فإنهم يزعمون أن إلهك الذي في السماء ليس بشيء." - As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Muhammad ibn Ishaq : Menceritakan kepada kami Ahmad ibn Nasr ibn Malik : Mengabarkan kepadaku seorang laki-laki berkata kepada Ibnul Mubarak : “Abu Abdirrahman, aku takut kepada Allah karena seringnya aku mendoakan keburukan atas Jahmiyah.” Ibnul Mubarak menjawab : “Janganlah kamu takut, karena mereka (Jahmiyah) mendakwa Tuhanmu yang ada di atas Tiada.”
• السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا عبد الله بن أحمد، قال: وحدثني أحمد بن إبراهيم الدورقي، وعلي بن مسلم، قال: ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، وذكر هؤلاء الجهمية، فقال: " إنما يحاولون أن يقولوا: ليس في السماء شيء" - As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abdullah ibn Ahmad : Menceritakan kepadaku Ahmad ibn Ibrahim Ad-Dauroqy dan Ali ibn Muslim : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas." • السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا عبد الله بن أحمد، قال: حدثني علي بن مسلم، قال: ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول، وذكر الجهمية، فقال: «إنما يحاولون أن ليس في السماء شيء» - As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abdullah ibn Ahmad : Menceritakan kepadaku Ali ibn Muslim : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas." • السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا أبو بكر المروذي، قال: ثنا ابن عسكر، قال: ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول: " الجهمية تحاول أن تقول: ليس في السماء شيء" - As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abu Bakar Al-Marwazi : Mennceritakan kepada kami Ibn Askar : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata : “Jahmiyah berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.” • السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا أحمد بن محمد بن عبد الله بن صدقة، قال: حدثني بشر بن خالد العسكري، قال: ثنا يحيى بن آدم، قال: قال لي أبو بكر بن عياش: «إنما يحاولون الجهمية أن ليس في السماء شيء» - As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Ahmad ibn Muhammad ibn Abdillah inn Shodaqoh : Menceritakan kepadaku Bisyr ihn Khalid Al-'Asqary : Menceritakan kepada kami Yahya ibn Adam : Abu Bakar ibn Ayyasy berkata kepadaku : “Jahmiyah hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.” • السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا عبد الله بن أحمد بن حنبل قال: وحدثني زياد بن أيوب، قال: سمعت يحيى بن إسماعيل الواسطي، قال: سمعت عباد بن العوام، يقول: " كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر، فرأيت آخر كلامهم ينتهي إلى أن يقولوا: ليس في السماء شيء" - As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal : Menceritakan kepada kami Ziyad ibn Ayyub : Aku mendengar Yahya ibn Ismail al-Wasity : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas." • السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرني أبو يحيى الناقد رحمه الله، قال: ثنا زياد بن أيوب، قال: ثنا يحيى بن إسماعيل الواسطي، قال: سمعت عباد بن العوام، يقول: " كلمت بشرا وأصحابه، فرأيت أن آخر كلامهم إلى أن يقولوا: ليس في السماء شيء " - As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepadaku Abu Yahya An-Naqid Rahimahullah : Menceritakan kepada kami Ziyad ibn Ayyub : Menceritakan kepada kami Yahya ibn Ismail al-Wasity : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas."
• الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) حدثنا القافلائي، قال: ثنا محمد بن إسحاق، قال: ثنا أحمد بن إبراهيم، قال: ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول: الجهمية إنما يجادلون، يقولون: ليس في السماء شيء. - Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Al-Qofla'iy : Menceritakan kepada kami Muhammad ibn Ishaq : Menceritakan kepada kami Ahmad ibn Ibrahim : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata : “Jahmiyah hanya berdebat mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.” • الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) حدثنا القافلائي، قال: نا محمد بن إسحاق الصاغاني، أنا أحمد بن إبراهيم، قال: حدثني سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول: " إن هؤلاء الجهمية إنما يحاولون يقولون: ليس في السماء شيء " - Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Al-Qofla'iy : Menceritakan kepada kami Muhammad ibn Ishaq Ash-Shoghony : Mengabarkan kepada kami Ahmad ibn Ibrahim : Menceritakan kepadaku Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata : “Jahmiyah hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.” • الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) أخبرني أبو القاسم عمر بن أحمد القصباني، قال: حدثنا أحمد بن محمد بن هارون، قال: حدثنا أبو بكر المروذي، قال: وسمعت محمد بن يحيى بن سعيد القطان، يقول: كان أبي وعبد الرحمن بن مهدي يقولان: «الجهمية تدور أن ليس في السماء شيء» - Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Mengabarkan kepadaku Abul Qosim Umar ibn Ahmad Al-Qoshobany : Menceritakan kepada kami Ahmad ibn Muhammad ibn Harun : Menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Marwazy : Aku mendengar Muhammad ibn Yahya ibn Sa'id Al-Qotthon : Ayahku dan Abdurrahman ibn Mahdi berkata : “Jahmiyah berputar-putar mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.” • الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) حدثنا أبو حفص، قال: نا أبو جعفر، قال: نا أبو بكر، قال: نا أبو بكر بن خلاد، قال: سمعت عبد الرحمن بن مهدي، إذا ذكر عنده أمر جهم وأمر بشر يعني المريسي قال: " تدري إلى أي شيء يذهبون؟ إلى أنه ليس - ويشير بيده إلى السماء - أي: ليس إله." - Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Abu Hafsh : Menceritakan kepada kami Abu Ja'far : Menceritakan kepada kami Abu Bakar : Menceritakan kepada kami Abu Bakar ibn Khallad : Aku mendengar Abdurrahman ibn Mahdi berkata ketika pemahaman Jahm dan pemahaman Bisyr Al-Marisy disebutkan kepadanya : "Tahukah kamu apa yang mereka tuju?" Abdurrahman ibn Mahdi menunjuk ke atas, “Tiada Allah." • الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) وحدثنا القافلائي، قال: ثنا محمد بن إسحاق، قال ثنا أحمد بن نصر بن مالك قال: أخبرني رجل، عن ابن المبارك، قال: قال له رجل: يا أبا عبد الرحمن قد خفت الله من كثرة ما أدعو على الجهمية، قال: لا تخف؛ فإنهم يزعمون أن إلهك الذي في السماء ليس بشيء. - Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Al-Qofla'iy : Menceritakan kepada kami Muhammad ibn Ishaq : Menceritakan kepada kami Ahmad ibn Nasr ibn Malik : Mengabarkan kepadaku seorang laki-laki berkata kepada Ibnul Mubarak : “Abu Abdirrahman, aku takut kepada Allah karena seringnya aku mendoakan keburukan atas Jahmiyah.” Ibnul Mubarak menjawab : “Janganlah kamu takut, karena mereka (Jahmiyah) mendakwa Tuhanmu yang ada di atas Tiada.” • الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) حدثنا جعفر القافلائي، قال: نا الصاغاني، قال: أخبرنا أحمد بن نصر بن مالك، أخبرني رجل، عن ابن المبارك، قال: قال له رجل: يا أبا عبد الرحمن قد خفت الله من كثرة ما أدعو على الجهمية. قال: فقال: لا تخف «فإنهم يزعمون أن إلهك الذي في السماء ليس بشيء» - Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Ja'far Al-Qofla'iy : Menceritakan kepada kami Ash-Shoghony : Mengabarkan kepada kami Ahmad ibn Nasr ibn Malik : Mengabarkan kepadaku seorang laki-laki berkata kepada Ibnul Mubarak : “Abu Abdirrahman, aku takut kepada Allah karena seringnya aku mendoakan keburukan atas Jahmiyah.” Ibnul Mubarak menjawab : “Janganlah kamu takut, karena mereka (Jahmiyah) mendakwa Tuhanmu yang ada di atas Tiada.”
• حلية الأولياء وطبقات الأصفياء لأبي نعيم الأصبهاني (ت ٤٣٠ هـ) حدثنا سليمان بن أحمد، ثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل، حدثني أحمد الدورقي، ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، - وذكر هؤلاء الجهمية - فقال: إنما يحاولون أن يقولوا ليس في السماء شيء. حدثنا سليمان بن أحمد، ثنا عباس الأسقاطي، ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول: سمعت أيوب السختياني، يقول وذكر نحوه. - Hilyatul Auliya wa Thobaqotul Ashfiya Abu Nu'aim Al-Ashbahany (Wafat 430 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Ahmad : Menceritakan kepada kami Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal : Menceritakan kepadaku Ahmad Ad-Dauroqy : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas." Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Ahmad : Menceritakan kepada kami Abbas Al-Asqoty : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid : Aku mendengar Ayyub As-Sakhtiany mengatakan hal yang sama : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas." • الإرشاد في معرفة علماء الحديث لأبي يعلى الخليلي (ت ٤٤٦ هـ) سمعت أحمد بن محمد الزاهد بنيسابور يقول: سمعت أبا العباس السراج، يقول: سمعت عبد الله بن أحمد بن حنبل يقول: حدثني زياد بن أيوب ونظن أنك سمعته من زياد قال: سمعت عباد بن العوام يقول: كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر فرأيت آخر كلامهم ينتهي إلى أن يقولوا: ليس في السماء شيء. - Al-Irsyad fi Ma'rifat Ulamail Hadits Abi Ya'la Al-Kholily (Wafat 446 Hijriyah) Aku mendengar Ahmad ibn Muhammad Az-Zahid di Nisabur : Aku mendengar Abul Abbas As-Sarraj : Aku mendengar Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal : Menceritakan kepadaku Ziyad ibn Ayyub : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas." • تاريخ بغداد للخطيب البغدادي (ت ٤٦٣ هـ) أخبرنا أبو الحسن علي بن أحمد بن عمر البصري المالكي أخبرنا أحمد بن محمد ابن عمر الخفاف- بنيسابور- حدثنا أبو العباس السراج قال سمعت عبد الله بن أحمد بن حنبل يقول حدثني زياد بن أيوب قال السراج: وأظن أني سمعت من زياد قال سمعت عباد بن العوام يقول: كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر، فرأيت آخر كلامهم أنه ينتهي إلى أن يقولوا ليس في السماء شيء! - Tarikh Baghdad Al-Khothib Al-Baghdady (Wafat 463 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abul Hasan Ali ibn Ahmad ibn Umar Al-Bashry Al-Maliky : Mengabarkan kepada kami Ahmad ibn Muhammad ibn Umar Al-Khoffaf di Nisabur : Menceritakan kepada kami Abul Abbas As-Sarraj : Aku mendengar Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal : Menceritakan kepadaku Ziyad ibn Ayyub : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas."
• خلق أفعال العباد للبخاري (ت ٢٥٦ هـ) وقال سعيد بن عامر: " الجهمية أشر قولا من اليهود والنصارى، قد اجتمعت اليهود والنصارى، وأهل الأديان أن الله تبارك وتعالى على العرش، وقالوا هم: ليس على العرش شيء ". - Khalq Af'alil Ibad Al-Bukhari (Wafat 256 Hijriyah) Sa'id ibn 'Amir berkata : "Jahmiyah lebih berbahaya daripada Yahudi dan Nasrani. Yahudi, Nasrani, dan semua umat beragama bersepakat bahwa Allah di atas Arsy, sedangkan mereka (Jahmiyah) mengatakan, “Tiada Allah di atas Arsy."” • خلق أفعال العباد للبخاري (ت ٢٥٦ هـ) وقال وهب بن جرير: " الجهمية الزنادقة إنما يريدون أنه ليس على العرش استوى. - Khalq Af'alil Ibad Al-Bukhari (Wafat 256 Hijriyah) Wahab ibn Jarir berkata : "Jahmiyah Zanadiqah, hanya ingin mengatakan Tiada Allah di atas Arsy.” • خلق أفعال العباد للبخاري (ت ٢٥٦ هـ) وقال محمد بن يوسف: من قال إن الله ليس على عرشه فهو كافر، ومن زعم إن الله لم يكلم موسى فهو كافر ". - Khalq Af'alil Ibad Al-Bukhari (Wafat 256 Hijriyah) Muhammad ibn Yusuf berkata : “Siapa yang mengatakan bahwa tiada Allah di atas Arsy-Nya, maka dia telah kufur. Dan siapa yang mendakwa bahwa Allah tidak berbicara dengan Musa, maka dia telah kufur." • العلل ومعرفة الرجال للمروذي (ت ٢٧٥ هـ) حدثنا الميموني، قال: سألته فيما بيني وبينه، واستفهمته واستثبته، قلت: يا أبا عبد الله , قد بلينا لهؤلاء الجهمية، ما تقول في من قال: إن الله ليس على العرش؟ قال: كلامهم كلهم يدور على الكفر. قلت: ما تقول فيمن قال: إن الله لم يكلم موسى؟ قال: كافر لا يشك فيه. - Al-Ilal Wa Ma'rifatul Rijal Al-Marwazy (Wafat 275 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Al-Maimuny : Aku bertanya kepada Imam Ahmad, "Wahai Abu Abdillah, kami ditimpa musibah Jahmiyah, bagaimana pendapat engkau tentang orang-orang yang mengatakan bahwa Tiada Allah di atas Arsy?” Beliau menjawab, "Semua perkataan mereka berputar-putar di atas kekufuran.” Aku bertanya, “Bagaimana pendapat engkau tentang orang-orang yang mengatakan bahwa Allah tidak berbicara dengan Musa?” Beliau menjawab, “Kufur, tiada keraguan.”
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi* Apakah Langit butuh kepada bumi? Apakah langit bertempat di bumi? Apakah langit lebih kecil dari bumi? Apakah langit menempel di bumi? jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
@@gentrapakidulan8958 surat yang anda sebut itu Allah ngejelasin seseorang. nah seseorang yang ngomong itu siapa? itulah fir'aun, cara pikir fir'aun bahwa tuhan di atas lalu berpikir buat bangunan yg tinggi biar ketemu Tuhannya Musa. Cara pikir fir'aun apakah anda mau tiru? jari jamaah fir'auniyah dong.
hebat,,,ust nuruddin, penjelesan beliau selalu ada rujukan nya, semoga diberi panjang umur yg barokah, sehat wal afiyat, saya dukung 1000% dakwahnya, penjelesannya sangat lemah lembut, tetap semangat ustadz💪💪💪
Tapi referensinya emang yg standardnya al-azhar sih bang yg cenderungnya asyariah. Coba kalo senggang nonton video ust Firanda yg tentang arsy, itu pake referensi2 juga tapi beda buku. Pake nya buku al-uluw nya imam dzahabi dsb. Jadi kita yg awam juga bingung trus ngikut referensi yg mana ini wkwk
@@Muhammadthorieq1097insa allah dulu sempat juga lihat video ust firanda, bukan cuma itu saja, banyak yg saya lihat video nya, seperti UAH, UAS, dan ustaz lainya, tinggal pilih saja ikut pendapat siapa, sebenarnya masalah tentang allah dimana sudah jadi pembahasan ulama' terdahulu, kita tinggal pilih ikut ulama' yg mana, wallahu a'lam
@@advanmania1170benar, tinggal ikuti mana pendapat ulama yang sesuai dengan pendapat dan pemahaman rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para sahabat. Dimana kita ketahui, tidak ada satupun dalil dari Rasulullah dan para sahabat yang menolak Allah di atas langit/diatas Arsy atau mengatakan bahwa dalil dalil tersebut hanya kiasan belaka. Padahal ini perkara penting tentang akidah. Tidak ada satupun dalil yang menyebutkan bahwa kata kata tentang sifat Allah itu perlu ditakwil.
Anak TK belajar mengenali bentuk2 angka. Anak SD belajar menghafal penjumlahan, perkalian, pembagian angka2, Anak SMP dan SMA belajar mengunakan manfaat dari anka2. Sarjana belajar menumukan makna dari angka2. Nikmati dan maklumi saja setip tingkatannya. Karena semuanya benar kalau kembali ke kelasnya masing.
Gerombolan si paling benar, gak bedanya dgn iblis yg meras paling benar, padahal yg disampaikan Ust jelas referensinya dr Ulama, urusan gak terima ya silahkan yg penting beliau sdh menjelaskan apa yg beliau ketahui, wahabi ini memang bisanya hidup sendiri sangat sulit mentoleransi perbedaan
@@ahmadfaizfaaza lah memang mas Nurudin GK merasa aqidahnya paling benar ? Kasian sekali kalo demikian. Dia meyakini semua aqidah benar. Ulama yang mana dulu pak ? Dari dulu pembahasan ini SDH ada , dan selalu ada ulama ahlussunnah yang meluruskan aqidah yg menyimpang. Tokoh yg dinuki ucapannya samal mas Nurudin telah dibantah semua sama ulama2 ahlussunnah.
Itu dua masalah yang berbeda dan tidak saling berhubungan. Saya 100% tidak setuju dengan ucapan selamat atas hari raya agama lain sekaligus 100% tidak setuju Allah bertempat. Anda salah paham dengan pernyataan Imam Malik, ulama sepakat akan pengetahuan istiwa dalam ayat muqayyad yang mutasyabihat bahwa apa yang menjadi sifat manusia mustahil disifati kepada Allah (Imam As Suyuthi (w. 911 H) dalam Syarah Sunan Nasa'i).
@@b02-s4n sepakat dari mana? Baca buku2 ulama ahlussunnah. Lah asya'iroh menetapkan sifat mendengar dan melihat. Manusia juga mendengar dan melihat. Gimana ini gimana ini ?
@@AbuAyyas Itu yang saya lampirkan bukan kitab Ahlusunnah? Coba Anda pahami terlebih dahulu apa yang disepakati dan apa yang tidak disepakati. Allah Maha Mendengar bukan mendengar, Allah Maha Ada bukan ada, Allah Maha Abadi bukan abadi, dan sebagainya. Surga dan neraka itu abadi karena dari ketiadaan lalu menjadi ada kemudian akhirnya diabadikan, sementara Allah bukan dari ketiadaan dan abadi (Allah Maha Abadi). Perihal Allah Maha Abadi dijelaskan dalam tafsir Thabari Jilid 24 (dari 26 Jilid) halaman 737 yang membahas Surah Al Ikhlas ayat 3. Salah paham akan perbedaan Allah Maha Abadi dengan abadinya surga dan neraka dapat menyebabkan paham salah berupa surga dan neraka tidak abadi sebagaimana yang dikemukakan Agus Mustafa. Hati-hatilah karena orang Nasrani pun tersesat sedikit demi sedikit.
Aku beriman kepada Allah Ta'ala bahwa Dia beristiwa di atas Arsy, tanpa menanyakan bagaimana cara istiwanya, Wahai manusia berimanlah kepada apa yang Alloh khabarkan tentang diriNya, karena yang mengetahui tentang Alloh adalah Dia sendiri. Dia beristiwa di atas Ars sesuai dengan keagunganNya.
@rahmatsupriyadi1226 ahli Kalam emang suka ribet sendiri, menentukan standarisasi bagi Alloh itu kan keblinger. Mbok pikir Alloh iku dolanan tah, iso mbok delok. Sama jin dan malaikat saja gak ngerti apalagi sama Alloh. Maka imani saja sesuai dengan pemberitaan dari nya, Dia lebih mengetahui tentang diriNya. Manusia tahu apa.
@@HengkiIrawwan quran itu tidak jelas. definisi atas itu apa? bumi itu bulat, definisi atas bumi itu ke segala arah, ente hidup di katulistiwa melihat ke atas langit itu kan ke samping. org kutub utara lihat langit itu keatas, org kutub selatan lihat langit kebawah. yg mana maksudnya diatas?
6:11--7:25 Beriman kepada ayat "Ar-Rahmanu 'alal 'Arsyis Tawaa, hanya saja pemaknaan istiwa' di sini bukan bersemayam atau bertempat dan mengembalikan maknanya kepada Allah (Yang berfirman) serta mensucikan Allah dari tempat karena seluruh tempat adalah ciptaan-Nya dan dalam kekuasaan-Nya.
Pendapat yang menyatakan bahawa Allah boleh bergerak atau mengalami perubahan adalah isu kontroversi yang sering dibangkitkan oleh beberapa kelompok Salafi moden, tetapi perlu difahami bahawa ulama Salaf klasik, termasuk Imam al-Tabari, secara konsisten menolak idea bahawa Allah terikat dengan sifat makhluk seperti gerak, diam, atau bertempat. Berikut adalah penjelasan berdasarkan karya dan pandangan ulama Salaf klasik: --- 1. Imam Abu Hanifah (80-150H) Imam Abu Hanifah secara eksplisit menolak konsep gerak, diam, dan bertempat bagi Allah dalam kitab al-Fiqh al-Akbar: "Allah tidak menyerupai makhluk-Nya. Dia tidak bertempat, tidak disifatkan dengan gerak, perpindahan, atau diam. Allah ada sebelum Dia menciptakan tempat; dan Dia ada tanpa bertempat." Huraian: Pernyataan ini menolak semua sifat yang menunjukkan perubahan atau keperluan kepada tempat dan ruang, yang merupakan sifat makhluk. --- 2. Imam Malik bin Anas (93-179H) Ketika ditanya mengenai istawa (Allah bersemayam di atas Arasy), Imam Malik menjawab: "Istawa itu diketahui, kaifiatnya tidak diketahui, beriman kepadanya adalah wajib, dan bertanya mengenainya adalah bid‘ah." Huraian: Imam Malik mengelak memberi tafsiran berbentuk fizikal seperti gerak atau bertempat, kerana itu akan membawa kepada tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk). --- 3. Imam Ahmad bin Hanbal (164-241H) Imam Ahmad juga menolak sifat gerak dan perubahan pada Allah, walaupun beliau dikenali sebagai seorang ulama yang banyak membahas sifat-sifat Allah. Beliau berkata: "Allah tidak disifatkan dengan sifat makhluk. Dia tidak bergerak, tidak diam, dan tidak berubah, kerana semua itu adalah sifat makhluk." (Riwayat Ibn Battah dalam al-Ibanah al-Kubra) Huraian: Imam Ahmad berpegang pada prinsip bahawa sifat-sifat Allah adalah azali dan tidak tertakluk kepada perubahan seperti gerak atau diam. --- 4. Imam al-Tabari (224-310H) Imam al-Tabari, dalam tafsirnya (Jami‘ al-Bayan), menyebut secara konsisten bahawa Allah tidak terikat dengan sifat makhluk: Ketika menafsirkan ayat "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya" (Surah Ash-Shura: 11), beliau menulis: "Segala sifat yang menunjukkan kekurangan, seperti perubahan, gerak, dan perpindahan, mustahil bagi Allah." Huraian: Imam al-Tabari menegaskan bahawa Allah bersifat sempurna dan azali, sementara sifat perubahan atau gerak hanya berlaku pada makhluk. --- 5. Imam al-Shafi‘i (150-204H) Imam al-Shafi‘i juga menolak tasybih dan tajsim (menyerupakan Allah dengan makhluk): "Sesiapa yang mengatakan bahawa Allah duduk di atas Arasy seperti duduknya manusia, atau bergerak, maka dia telah kufur." (Riwayat al-Bayhaqi dalam Manaqib al-Shafi‘i) Huraian: Imam al-Shafi‘i menolak keras semua sifat yang membawa kepada menyerupakan Allah dengan makhluk, termasuk gerak dan diam. --- 6. Ijmak Ulama Salaf: Para ulama Salaf sepakat bahawa Allah tidak bersifat seperti makhluk, yang mencakup: 1. Tidak bergerak atau diam Gerak atau diam menunjukkan perubahan keadaan, yang mustahil bagi Allah kerana Dia bersifat azali. 2. Tidak bertempat Allah tidak memerlukan tempat atau ruang, kerana tempat adalah makhluk yang diciptakan-Nya. --- Salafi Moden dan Isu Pergerakan Allah Sebahagian Salafi moden seperti Ibn Uthaymeen atau Muhammad bin Abdul Wahhab mengambil pendekatan literal terhadap sifat-sifat Allah, termasuk harakah (gerakan), dengan alasan mereka berpandukan teks secara zahir. Mereka mendakwa bahawa Salaf tidak menolak konsep gerakan atau kebaharuan pada Allah, tetapi pandangan ini tidak sepenuhnya selari dengan ijmak ulama Salaf klasik. Sebaliknya, Salaf klasik seperti Imam Ahmad, Abu Hanifah, Malik, dan al-Tabari tegas menolak sebarang bentuk perubahan, gerak, atau tempat bagi Allah, kerana itu membawa kepada tasybih dan tajsim. --- Kesimpulan: 1. Imam al-Tabari tidak bersendirian. Pendapatnya bahawa Allah tidak bergerak, diam, atau bertempat adalah selari dengan ijmak ulama Salaf. 2. Salaf klasik sepakat menolak sifat-sifat seperti gerakan, perpindahan, atau perubahan bagi Allah, kerana sifat tersebut adalah tanda kekurangan, yang hanya berlaku pada makhluk. 3. Pandangan bahawa Allah boleh bergerak atau mengalami perubahan adalah penafsiran moden yang menyimpang dari prinsip Salaf.
Mas Heri pras nantang apa makna في dalam hadist: عَنْ وَكِيعِ بْنِ عُدُسٍ، عَنْ عَمِّهِ أَبِي رَزِينٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيْنَ كَانَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ خَلْقَهُ؟ قَالَ: «كَانَ فِي عَمَاءٍ مَا تَحْتَهُ هَوَاءٌ، وَمَا فَوْقَهُ هَوَاءٌ، ثُمَّ خَلَقَ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ “Dari Waki’ bin Udus, dari pamannya yaitu Abu Razin, ia berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, di manakah Tuhan kita Yang Maha Mulia sebelum menciptakan makhluknya?”. Rasulullah bersabda: “Allah berada di Ama’, di bawahnya tak ada udara dan di atasnya tak ada udara, kemudian Allah menciptakan Arasynya di atas Air”. (HR. Ahmad) Ahlul kalam pasti bingung!
@@dariMakkahMadinahAJARANKU gini bang.. tempat itu makhluk, kalo berdasarkan dalil yang kamu bawa dimana makluk belum diciptakan, maka dalilmu gugur dengan sendirinya untuk menyatakan Allah bertempat.
Semoga Allah ta'ala senantiasa memberikan taufik.. Di jauhkan dari pemikiran dan Aqidah yg menyimpang.. Semoga kita selalu kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman sahabat.. Bukan merujuk ke ahlul kalam, karena pemikirannya berbahaya terhadap aqidah.
Sebegitu sulitkah ketika aq ingin mengenal Allah, harus kuliah dulu di Mesir 9 Tahun dan harus mengerti bahasa Arab? 😢.....ya Allah, kenapa Agamaku semakin sulit untuk dipelajari dgn munculnya konten2 seperti ini 😢 ...islam sudah sempurna dan komplit, kenapa makin kesini semakin jauh membingungkan 😢
emang sulit, sangat sulit, bahkan mustahil untuk kita bs mengenal Allah. Tapi sebegitu mudahnya bagi Allah ketika Dia Dzat Yang Maha Suci menarik dekat si hamba untuk mengenaNya.
Islam mudah untuk dipelajari, bukan untuk tidak dipelajari. Belajarnya memerlukan waktu dan usaha, tidak sulit dan bukan candaan (harus serius). Anda membaca terjemahan Al Qur'an pun berkat usaha yang bukan satu menit atau dua jam dari penerjemah melainkan membutuhkan waktu belajar berhari-hari atau berbulan-bulan atau bertahun-tahun dari penerjemah bahasa Arab ke bahasa Indonesia.
@@juwantz Ibaratnya jalan menuju puncak gunung yang sudah sempurna dibangun, jelas arahnya, mudah jalurnya. Namun tetap perlu waktu dan usaha untuk mendaki hingga pucak gunung. Tidak akan tiba-tiba sampai puncak tanpa proses dan tantangan.
6:11--7:25 Ustaz Nuruddin di sini jelas beriman kepada ayat "Ar-Rahmanu 'alal 'Arsyis Tawaa". Hanya, pemaknaan istiwa' bukan bersemayam atau bertempat dan mengembalikan maknanya kepada Allah (Yang berfirman) serta mensucikan Allah dari tempat karena seluruh tempat adalah ciptaan-Nya dan dalam kekuasaan-Nya.
Hri pres nantang Pak Ust. Nuruddin keluar terus di yutub sy tapi dah males sy nyimak channel yt dia. Males lah dia tu orangnya sok paling benar ustadz2 yg bener2 mendidik kalo bukan dari golongannya salah sedikit langsung di gede2in bahkan salah ngomong yg ga berkaitan sama agama juga disalahinnya naudzubillah... Ooh hri prs keliatan bgt ilmumu tu ilmu orang yg baru tau sedikit... Usia dah 33 kelakuan kaya anak smp.. kalo dia ngomentarin or reaction gus2an yg jelas2 salah mcm gs mfth no problem lah... Dia tuh makin kebablasan makin ga beradab ku tengok! Makin banyak ciri2 orang KHAWARIJ ada pada hri prs . Semoga negri ini tetap terjaga perdamaiannya dan semakin banyak orang yg pandai dan bijaksana.... Aamiiin....
The Best Imam Ar-razi, Imam Al-Baihaqi, Imam Al-Laqani, Imam Al-Baijuri, Imam Al-Iji, Dan Sekarang Imam Al-Gahzali.. Mantaps Ustadz, Next bahas kitab Imam Ibnu Hajar, Imam Nawawi Dan Lain2nya..
Allah itu maha mendengar dan melihat apakah sama seperti makhluk? Allah bersmayam di atas Arsyi apakah sama seperti makhluk? Bagi saya Allah itu bersemayam di atas Arsyi. Tapi bagaimana Allah bersemayam, tidak usah dipikirkan. Cukuplah mengimani Allah bersemayam di atas Arsyi.
@@yazidmuflikh2394 Kaum muslimin Wajib meyakini Allah Beristiwa diatas Arsy. Tapi apakah Istiwa itu dipahami secara tekstual bahwa Menetap diatas Arsy dengan Zat Nya? Sederhananya begini. Sebagian ulama mengatakan bahwa Mahluk pertama yang Allah Ciptakan Adalah Al Qalam. Saat itu baru ada Allah dan Al Qalam. Arsy belum ada. Bagimana Tuhan bisa di Arsy sedangkan Arsy Nya saja belum diciptakan??? Lalu bagimana kamu bisa meyakini dalam aqidahmu bahwa Allah berpindah dari keadaanNya yang Semula ke Arsy setelah diciptakanNya?
Terimakasih Pak Ustadz penjelasanya jelas banget. Btw tolong bahas juga penjelasan tentang makna dan tafsir: Huruf Muqotho'ah Dalam 29 Surat AL-QUR'AN , soalnya jarang sekali dijelaskan ulama dengan komplit, terima kasih
saya terkecoh dan sempat suka dengan pemaparan mas nurrudin ini, tapi setelah saya lihat jejak digitalnya pada pembahasan yg lain (terutama masalah mengucapkan natal) dari situ saya tertampar, bahwasannya mas nurrudin ini ternyata levelnya dibawah saya yg bahkan hanya lulusan D3😂. Ya, sekali lagi saya katakan, mas nurrudin ini levelnya dibawah saya.
@izanagi_6037 oiya tentu, perbandingannya jelas bgt. Ibarat ada anak SD, lalu saya mengklaim bahwa level dia dibawah saya secara kerangka berpikir, cara berbicara,dll. Sama halnya dengan mas nurudin ini.😂😂😂
@@MuhammadUsman-e3b8l Betul, itu aqidahnya asya'iroh. Adapun aqidahnya ahlsunnah wal jama'ah, sebagaimana yang dikatakan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : وقال شيخ الإسلام ابن تيمية في «منهاج السنة النبوية»: طريقة سلف الأمة وأئمتها: أنهم يصفون الله بما وصف به نفسه، وبما وصفه به رسوله: من غير تحريف، ولا تعطيل، ولا تكييف، ولا تمثيل: إثبات بلا تمثيل، وتنزيه بلا تعطيل، إثبات الصفات، ونفي مماثلة المخلوقات، قال تعالى: {ليس كمثله شيء}
@@AbuAyyasdusta lu, lu tahu gak kitab ibnu taimiiyah yg banyak beredar sekarang tu PALSU. Sebagian besar manuskrip kitab tersebut berasal dari india yg terkenal pemalsu kitab tanpa sanad pada masa itu.😅
@@AbuAyyasdan satu hal lagi, tercatat dalam sejarah bahwa ibnu taimiyah berkali2 menulis surat pernyataan bahwa kitab2 yg mengatas namakannya sebagai kitab palsu😂😂😂😂
@@AbuAyyasIbnu taimiyah banyak mengahabiskan umurnya di penjara tanpa dibekali alat tulis. Sedangkan murid2nya diwasiatkan agar menulis kitab atas nama mereka sendiri meski pernah berguru ke ibnu taimiyah. Kita sebut saja murid utama beliau yaitu Imam Ibnu Katsir
Orang yang mentakwil dengan dalih mensucikan sesungguhnya dia lah yang telah duluan terjatuh dalam menyerupai dan membayangkan Allah dengan makhluk. Adapun tafwidh hakikat (bukan makna) itulah jalannya para salafush shaleh
pemahaman islam itu bumi datar, menganggap langit di atas, dibawah bumi itu bukan langit 😂 padahal bumi itu bulat, di kutub utara langit ada di atas, di kutub selatan langit ada dibawah, di katulistiwa langit ada di samping. sudut pandang manusia langit selalu ada di atas.
Orang dahulu ketika melihat bulan. Koq terkadang utuh, terkadang tinggal separo, dan terkadang tinggal bulan sabit. Berbagai versi orang dulu menerangkan. Akan tetapi hasil analisa mereka jauh dari kebenaran. Dan sekarang sesudah ada satelit yang super canggih, ternyata bulan, bintang² dan matahari jauuuuh dari apa yang dibayangkan manusia jaman dulu. Sekarang orang mau menganalisa dan menerangkan tentang bagaimana dan seperti apa Dzat Allah SWT. Hanya dengan angan² dan perkiraan saja. Ada yang bilang Dzat Allah SWT ada di atas........ Nah sekarang atas itu mana? Atas dilihat dari belahan bumi sebelah mana? Timur, barat, utara, selatan itu bahasa penduduk bumi. Ketika seseorang berada di luar angkasa, maka hilanglah seluruh arah mata angin. Atas, bawah, utara, selatan, barat, timur..... hilang semuanya. Maka benar aqidah Aswaja. Allah ada tanpa membutuhkan tempat. Ber Kalam tanpa huruf, tanpa suara, tanpa lisan yang bergerak². Apapun yang terbayang dalam pikiran kita tentang Allah, maka Allah tidak seperti apa yang kita bayangkan.
@@mahdihidayahSurat An-Nazi'at (79), Ayat: 30 وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا Artinya terjemah i: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya[1] luarbiasanya kata "دَحَاهَا" juga dapat diterjemahkan: "dihamparkan dalam bentuk telur." jadi terjemahannya bisa berbunyi: “Dan bumi, sesudah itu, dibentangkan dalam bentuk telur.” bagaimanapun, kedua terjemahan itu benar. yang lebih menakjubkan, kata "دَحَا" (dahaa) berasal dari kata "دحية" (duhyah) yang secara khusus berarti "telur burung unta" (bukan sembarang telur).
@@mahdihidayah بسم الله Kenapa anda lebih percaya Sama filsafat daripada alquran sunnah dan aqwaal salaffushholih?? Ustadz nuruddin selalu ngambil rujukan filsafat, Fakhrurroozi yg pola dasar aqidahnya ngedapkan akal dg istilah dalalah qot'iyyah sdgkan alquran hadist dinilai dalaalah lafzdiyyah, diabaikan.. Udah jls Dalam hadist Rasulullah shollallahu 'alaihi wasalam juga para sahabat meyakini dg ucapan dan perbuatan bhwa Allah ada di atas langit KO anda lebih percaya Sama otak filsafat yg ngutak-ngatik dalil.. Padahal bnyak merekapun pd Akhirnya taubat, nyesali dg otaknya fokus filsafat, seperti Fakhrurroozi menjelang akhir hayatnya
Jawaban Imam Mâlik ketika ditanya tentang istiwâ`, beliau berkata: “Al-istiwâ` tidaklah asing (yaitu bisa difahami) dan wujudnya tidak masuk akal (tidak mampu difahami akal), sedangkan mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah,” kemudian beliau memerintahkan untuk mengeluarkan si penanya dari masjid.
Buku-buku karya Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., MA 1. Dasar-Dasar Akidah Ahlussunah Wal Jamaah 2. Logical Fallacy 3. Ilmu Mantik 4. Ilmu Maqulat 5. Ilmu Debat 6. Seputar Ketuhanan 7. Membuktikan Al-Qur'an Sebagai Kalam Ilahi 8. Meluruskan Tasawwuf Yang Disalahpahami 9. Pesan-Pesan Kehidupan 10. Khotbah-Khotbah Penyejuk Iman 11. Agar Kita Gila Membaca & Menulis 12. Runtuhnya Teori Polemik Kitab Suci 13. Nikah Beda Agama
Dan yang belum terbit 14. Akidah Ringkas Untuk Para Pemalas (Arab & Indo) 15. Agar Kamu Betah Hidup Di Pondok 16. Panduan Praktis & Mudah Untuk Memahami Kitab Jurumiyah 17. Muhadatsah Bahasa Arab (2 Jilid Putra & 2 Jilid Putri)
Dia tdk berani membahas kitab nya imam alsyari dan kitab albaqillani Al-Qaadliy Abu Bakr Al-Baqillaniy berkata :  Bab : Apabila ada seseorang yang bertanya : “Dimanakah Allah ?”. Dikatakan kepadanya : “Pertanyaan ‘dimana’ adalah pertanyaan yang menyangkut tempat, dan Dia tidak boleh dilingkupi oleh satu tempat. Tidak pula satu tempat bisa meliputi-Nya. Namun, kita hanya boleh mengatakan (atas pertanyaan itu) : ‘Dia berada di atas ‘Arsy-Nya’, dimana hal itu tidak berkonsekuensi makna wujud badan (jism) yang bersentuhan dan berbatasan/berdekatan. Maha Tinggi (Allah) dari atas semua itu dengan setinggi-tinggi dan seagung-agung-Nya !” [At-Tamhiid, hal. 300-301]. Faedah yang dapat kita ambil dari perkataan Al-Baqillaniy rahimahullah di atas antara lain : 1. Penegasan Allah berada di atas ‘Arsy, yang dalam waktu bersamaan terdapat penafikkan bahwa Allah dilingkupi atau berada di dalam tempat tertentu. Oleh karena itu, di sini Al-Baqillaniy telah menggabungkan dua pernyataan sekaligus : Allah berada di atas ‘Arsy dan menafikkan dilingkupi oleh satu tempat. 2. Penegasan Al-Baqillani bahwa Allah berada di atas ‘Arsy itu tanpa perlu mengkonsekuensikan Dia mempunyai badan (jism) - seperti makhluk. 3. Ketika muncul pertanyaan : ‘Dimana Allah ?’, Al-Baqillani hanya mencukupkan dengan jawaban : “Dia berada di atas ‘Arsy”, tanpa mengkaitkan (atau men-takyif) hal-hal yang berkaitan dengan makhluk.
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi* Apakah Langit butuh kepada bumi? Apakah langit bertempat di bumi? Apakah langit lebih kecil dari bumi? Apakah langit menempel di bumi? jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
Ya allah mudah²an selalu dlm lindunganmu.. org yg selalu memberikan pencerahan kpd umat dr pemahaman yg menyimpang. Trimakasih pak ustad.. teruslah berbuat baik
Setelah melihat ceramah ustad Nurudin tentang Dimana ALLAH saya semakin yakin dengan ustad2 yg saya jadikan sumber ilmu, seperti ustad khalid basalamah, ustad firandha, ustad yazid, ustad syafiq, dzulqarnain muhamad sunusi dll, dan pendapat syaikh sudais yg sering mengimam'i sholat di masjid mekah/madinah
bebas. toh yang jen sebut yang sok ikut2 salaf ada sebagain ceramah menjelkkan ualam salaf dan fikih2nya ngawur padahalfiqih2 hasil ijtihad ulama salaf
Knpa bukan ngambil pendapat dari Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam asy-Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal yaa.. Apa ke4 imam mazhab ini ngga ngerti akidah.
@@Arviee-u6y para Imam fikih, sebenarnya tidak secara khusus membahas sifat2 Allah karena memang sejak jaman nabi kemudian di era salaf ( era para imam ini hidup ) membahas hal tersebut lebih banyak dihindari. Namun kemudian di masa abbasiyah, saat muncul2 nya pemahaman Mujassima, Mutazila baru lah dibahas secara umum demi mendefinisikan mana akidah yang benar sesuai ahlu sunnah dan mana yang batil. Maka kita bisa melihat, banyak sekali ulama2 madzahb setelahnya yang mensyarah perkataan para imam ini tadi. Sepeti misal di madzhab syafii ada imam baihaqi dan semisalnya. Tentu kalau kita mau merujuk pendapat Imam, juga harus berdasar pemahaman para ulama yang mensyarah kitab2 nya Tidak asal mencomot perkataan imam syafii ( yang sebenarnya tidak sedang membahas masalah akidah / sifat Allah ), kemudian memakai pemahaman kita sendiri
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi* Apakah Langit butuh kepada bumi? Apakah langit bertempat di bumi? Apakah langit lebih kecil dari bumi? Apakah langit menempel di bumi? jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
@@agengduriat8523 semuanya bertempat semua makhluk terikat tempat dan waktu. Kenapa bisa dibilang begitu .. Karena memiliki permulaan. Semua yang memiliki permulaan maka konsekuensinya bergantung pada waktu .. Sedangkan Allah mustahil bergantung pada ciptaannya
Masha Allah, penjelasan ustadz lebih masuk akal karena ada rujukannya, bukan menerjemahkan mentah2 dari qur'an. Bahaya memang menterjemahkan qur'an secara mentah harus di bimbing yg ahli nya, terima kasih ustadz Nuruddin, tetap rendah hati dengan keilmuan, ini yg saya suka 👍
Kayaknya strategi ustadz itu mengeluarkan kitab ulama besar satu persatu mengenai istiwa itu, berharap Heri Pras akan mikir "kok banyak sekali ya ulama besar yang berpendapat demikian?" Sayangnya HP mikirnya itu adalah buah hasil pemikiran asal ustadz, bukan dari kitab ulama, dan HP juga mikirnya meskipun dia bukan ahli agama, tapi dia bisa mengomentari semua ulama sampai para imam besar melalui dalil seorang wanita mengkritik sahabat. Tapi semoga aja lah usaha ustadz berhasil
Ketika manusia kehilangan arah Ketika manusia tak mau memahami keutamaan arah atas Maka kita akan mudah disesatkan oleh iblis/ setan yang datang dari arah depan, belakang, kanan dan kiri. (Tak satupun ada ayat dalam Al-Qur'an yg menyatakan godaan iblis/ setan datang dari arah atas).
Wahabi ini lucu ya, pendapat imam fakhrurozi, al-ghozali yg digelari hujjatul islam, imam baihaqi ditolak karena tdk sepaham dengan pendapatnya, tpi imam Al-bani, utsaimin , bahkan ust salafi lainnya diterima🤣. Jdi kaum Al-bani ini menerima pendapat ustnya sendiri tpi tidak bisa menimbang.
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam fiqh Al-Akbar, Barang siapa yang mengingkari keberadaan Alloh diatas langit, maka ia kafir."(Lihat itsbatu shifat Al-uluw Ibnu Qudamah al-maqdisi hlm116-117)
Krn Syaikh Utsaimin, Syaikh Al Bani sama dgn aqidah 4 Mazhab dan para sahabat Krn ulama2 tersebut hanya menukil ilmu diatasnya (para sahabat, tabiin, tabiut tabiin (murid tabiin)..
@@AbuRasyid-tq6ux jdi sekelas imam Al-Ghazali di tolak ya krna tdk sesuai dgn 4 madzhab?😂 imam ghozali lo yg d gelari hujjatul islam, gelar ini tidak diberikan secara sembarangan, akan tetapi ulama mengakui kealimannya sehingga diberikan gelar seperti itu..
Anda tau dulu urut urutan ilmu agama itu (sanad)....ilmu itu milik Allah di wahyukan ke Rasulullah diajarkan ke para sahabat diajarkan ke tabiin diajarkan ke 4 Mazhab....artinya yg paling tinggi Al Qur'an, Hadis shohih, pendapat para sahabat dst....nah Al Ghozali itu 4 abad dari imam Safei...dan ilmunya bedo....nah masalah gelar hujahtuh Islam...itu tergantung yg menggelarnya...kalo di Arab Saudi, UEA,Yordania Qatar kitab2 Al ghojali itu gak dianggap... kecuali kalo mengelari Rasulullah baru itu dadi hujahh...
Ada beberapa penyimpangan dalam pemahaman dan praktik Salafi yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam oleh beberapa ulama dan cendekiawan, seperti: Penyimpangan Doktrin 1. Antropomorfisme (menyerupakan Tuhan dengan makhluk). 2. Menghakimi orang lain sebagai kafir atau sesat secara sewenang-wenang. 3. Menolak tradisi dan bid'ah yang tidak berdasar secara absolut. Penyimpangan Praktik 1. Ekstremisme dan kekerasan. 2. Mengharamkan hal-hal yang tidak jelas haramnya. 3. Menolak peran akal dan ilmu pengetahuan. Penyimpangan Sosial 1. Mengisolasi diri dari masyarakat. 2. Menolak dialog dengan non-Muslim. 3. Menghakimi orang lain berdasarkan penampilan.
بسم الله Dari tulisan, anda seorang yg nerima ilmu dunia secara ilmiyah, punya nilai akademis dan baik dalam validasi dan verifikasi setiap konsep.. Cuma disayangkan dlm urusan akhirat tdk diterapkan.. Silahkan anda validasi dg amanah propaganda syi'ah, orentalis dan du'at amplop Ini.. Semuanya bisa ane bantah dg nunjukan literasi amanah secara utuh bila anda betul cari kebenaran , bukan tipe kibr, ta'assub dan taklid buta Bkn nyimpulkan sendiri sdgkan anda tdk bisa bahasa Arab aktif, gmn bisa validasi anda bkn pengekor setia?
@Ibrahim-h2h salafi menyerupakan Tuhan dengan mahluk itu fakta apa yang mau dibantah? Aspek Teologis 1. Transenden: Tuhan tidak serupa dengan makhluk. 2. Independen: Tuhan tidak bergantung pada makhluk. 3. Dependensi: Semua makhluk bergantung pada Tuhan. Aspek Filosofis 1. Kausalitas: Tuhan sebagai penyebab utama. 2. Keabadian: Tuhan tidak terbatas waktu. 3. Kesempurnaan: Tuhan tidak memiliki kekurangan. Definisi ini sesuai dengan konsep Tauhid (keesaan Tuhan) dan sifat-sifat Tuhan dalam Al-Qur'an: 1. QS. Al-Baqarah: 255 - Tuhan tidak serupa dengan makhluk. 2. QS. Al-Rahman: 1-2 - Tuhan menciptakan dan memelihara. 3. QS. Al-Ikhlas: 1-4 - Tuhan tidak bergantung pada makhluk.
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi* Apakah Langit butuh kepada bumi? Apakah langit bertempat di bumi? Apakah langit lebih kecil dari bumi? Apakah langit menempel di bumi? jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
@muhammadnuruddin3067 klo orang takut selalu beralasan "tidak selevel" udah basiii😅😅. Yg namanya laki² dan merasa berilmu klo di tantang mesti mejawab tantangan bukan beralasan😅😅
1 pelajaran di pesantren dulu yang di terangkan oleh ust saya, beliau menganalogikan seperti tukang kayu yang membuat meja, apakah meja seperti tukang kayu? Begitupun Alloh SWT, Alloh dengan segala ke agunganya menciptakan seluruh alam semesta, baik dunia akhirat, syurga, negara Arsy, semua itu adalah ciptaan, dan tidak mungkin yang menciptakan sama dengan yang di ciptakan.
Di akhir zaman banyak orang yang berbangga dengan ilmu yang telah ia pelajari dari berbangga dengan gelar yg ia peroleh , hingga gelar tersebut di sematkan di awal nama maupun belakang nama . Namun ilmu dan gelar yg ia dapat tidak bisa membawa kpd pemahaman yang benar , namun sebaliknya ilmu yang ia dapat di jadikan sarana untuk menyebarkan syubhat di tengah2 umat . Padahal Al'-Qur'an dan As-sunnah sudah sangat jelas dan menjelaskan sejelas-jelasnya , bahwa Allah ber ISTIWA' DI ATAS ARASY , DAN BAHKAN IMAM EMPAT MADZHAB- MEYAKINI BAHWA ALLAH BERADA DI ATAS ARASY . Tapi para penolak sifat dari Zaman ke zaman senantiasa mengingkari jika Allah ber ISTIWA' DI ATAS ARASY . Sungguh para penolak sifat adalah orang2 yg menuhankan akal .
ada beberapa golongan yang susah di nasehati: 1. Orang pembela YAHUDI laknatullah, 2. Ahlul bid'ah PD dengan ke bid'ahannya, 3. Perokok berat, 4 orang lagi Bucin akut. dan lain-lain
Klo Allah di atas Arsy, lalu dimana Allah sebelum menciptakan Arsy ? Ustadz mnjelaskan Bahwa Allah tidak membutuhkan Tempat entah Arsy atau apapun itu. seorang Raja saja menggunakan singgasana bukan untuk tempat tinggalnya
Menurut penjelasan siapa... Anda pikir imam Nawawi, imam Baihaqi, imam Ibnu hajar, imam Baihaqi itu ilmunya ga paham Al Qur'an dan as sunah....sekarang pertanyaan buat anda, siapa rujukan anda bahwa Allah itu bertempat di atas arsy... Jangan ngaku2 4 imam madzhab
To: Ahlu Sunnah Wal Jamaah. "Atas" bukan sekadar arah fisik. 🌃Saat malam, "atas" berarti menghadap bulan; ⛅siang, "atas" artinya menghadap matahari. Bahkan, arah yang kita sebut "bawah" saat ini bisa menjadi "atas" dalam waktu 12 jam kedepan. Lalu apakah Allah berpindah-pindah tempat? Tentu tidak. itu namanya faham Mujassimah. Sedangkan Allah tidak terikat oleh ruang atau arah seperti makhluk-Nya. (baca: As-syura ayat 11, sampe dispill sama Allah kata "Bumi dan Langit" buat kisi2 loh 😭) Masalahnya bukan pada ayat yang menyebut "Allah di Atas," tapi pada pemahaman yang keliru tentang makna "Atas". zaman dulu sebenernya teori bumi bulat sudah ditemukan tapi BELUM SECARA EMPIRIS, masih berupa rumus2 matematika dan pengamatan astronomi (RASIONAL). Nah sekarang udah gamblang ada satelit, ada aviasi, ada roket. Semua ilmu itu harus pake teori lengkungan Bumi, Bumi itu udah fix Bulat secara empiris dan rasional, artinya makna "atas" itu secara universal udah bukan nunjuk ke atas. tapi maknaya udah bias, tergantung dimana lu posisinya. ----------------- Ingat, Al-Qur'an ditujukan untuk orang-orang yang mau berpikir: “Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada” (QS 22: 46) “Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat” (QS 2: 269) Itulah alasan kenapa oleh Bin Baz (salahsatu ulama wahabi yg jadi panutan utama) ngekafirin orang karena nganggep Bumi Bulat, =hatinya keras, meski udah ditemuin Roket dan Satelit, mereka dengan keras hati tetap nganggep Bumi Datar demi Ego mereka biar jamaah wahabiyunnya ga malu kalo berdakwah. karena dakwahnya emang muatannya politis demi kelangsungan hidup Kerajaan di Najd.
makna "Atas" aja bisa berarti kedudukan. seperti hirarki kepemimpinan. hirarki antara Tuhan dengan Budak/Hamba Sahaya. kalo nganggep "atas" cuma seperti di plafon rumah, ya susah. bener, yang salah bukan ayatnya, tapi otaknya yang keliru, atau kalo kata tukang IT, "udah kena Prosessornya"
@@razgriz1239 anda tdk sadar dg otaknya yg sudah teracuni ilmu filsafat.. Yg anda paparkan itulah filsafat yunani yg diadopsi oleh Fakhrurroozi dg ngedepankan dalil otak DUNGU dari pada dalil quran sunnah dg istilah "'aql dalalah qot'iyyah Sedangkan alquran sunnah dalaalah lafzdiyyah diabaikan..Ini konsep aqidah mereka dan anda tdk pernah baca"bisa Ini" Meskipun pada akhirnya Fakhrurroozi menjelang diakhir hidupnya beliau taubat yg Sblmnya ngutak-ngatik ayat quran dan hadist dg otak filsafatnya kembali pada metode ahlulhadist.. Toh sudah jelas Rasulullah shollallahu 'alaihi wasalam dan sahabat2nya meyakini dg lisan dan perbuatan bhwa Allah ada di atas langit!
@@fanug1987 Kata "atas" memiliki beberapa definisi tergantung pada konteks 1. Posisi atau Lokasi: Merujuk pada tempat yang lebih tinggi dari sesuatu. Contoh: Buku itu ada "di rak atas". 2. Penyebab atau Alasan: Digunakan untuk menunjukkan dasar atau sebab dari sesuatu. Contoh: Kami berterima kasih "atas bantuanmu". 3. Kepemimpinan atau Hierarki: Mengacu pada pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi. Contoh: Keputusan ini berasal "dari pimpinan atas". 4. Kiasan: Menunjukkan keunggulan atau prioritas. Contoh: Mereka selalu menempatkan "kualitas di atas segalanya". Wahabi cuma mentok di nomer 1. siapapun yang mendefinisikan atas pada nomer 2,3,4 adalah Kafir bagi wahabi. sungguh jamaah dajjaliyah yang tidak menggunakan otaknya. “Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat” (QS 2: 269)
Arti istawa ala adalah sifat tinggi diatas arsyNya. Allah tidak duduk, tidak bertempat. Justru duduk dan bersemayam adalah buatan orang² dari firqoh asyariyah muthaakirin yg bekerja di kementerian agama dan menerjemahkan istawa dengan arti "duduk" atau " bersemayam". Justru tuduhan golongan asyaroyah muthaakirin kepada golongan wahabi meyakini "duduk" juga dr golongan asyariyah muthaakirin. Mereka golongan wahabi hanya meyakini istawa ala itu sifat tinggi. Keifiatnya tdk pernah mereka pikirkan, tidak spt golongan lain.
Ayo dong pakk Nurudin terima ajakan berdiskusinya mas Herry prass,,jangan banyak alasan dan kabur kaya si bahar dan si habib jafar ketika diajak diskusi😢😢,kalau anda benar kenapa mesti takut??
Dia nantang yang jelas, tempatnya dimana, waktunya kapan, siarin live. Jangan nantang doang. Kemarin dia nantangnya utk debat sama gurunya. Kali ini yang jelas, ust. Nuruddin dia tantang atau masih disuruh lawan gurunya si Misri atau siapa itu 😅
@alsaifok yg namanya ngajak mesti diterima dulu bang ajakanya,mas hery sudah bilang tempatnya netral di uniersitas,kenapa gak bolehh ngajak guru??apakah pak Nurudin takut dengan syech almsiry?secara akedemis pak Nurudin dengan syech almisry sama2 sarjana kenapa mesti takut??apa maunya dia lawanya dia mesti dibawah dia pendidikanya??😊😊,ayo dong bantu laksanakan terjadinya diskusi ini mas jangan malah kayak pak Nurudinya yg hanya curhat di medsosnya ngeles sana sini..
Bener emang pemahaman sufi itu menolak begitu banyak dalil yg menyatakan Allah diatas karena akalanya yg gak mampu memahami kabar yg telah jelas2 Allah berikan kepada mereka,padahal ulama2 salafi di indonesia maupun imam2 di madinah dan mekah sudah menjelaskan secara jelas dan ilmiah untuk mengimani kabar dari Allah tersebut,tapi apa daya hidayah memang hanya Allah yg bisa memberikanya,tapi yg sedihnya mereka memelintir bahwa orang2 salafi atau imam2 di madinah dan mekah menyatakan Allah butuh tempat😢😢,padahal saya yakin orang2 dikolom komentar ini yg menuduh seperti itu gak tau fatwa yg sebenarnya dari imam2 mekah madinah hanya ikut2an saja dengan orang2 sufi2 extrimis yg membenci dakwah salafi ini,semoga kelak orang2 ini bisa bertemu dengan para imam2 dimadinah dan mekah sebelum akhir hayatnya,karena sesungguhnya dosa fitnah itu tidak akan hilang jika belum minta maaf kepada orang yg difitnahnya..🙏
th-cam.com/video/BsK7ntbIQ9Q/w-d-xo.htmlfeature=shared kamu bisa berdebat nanti di akhirat dg sahabat Ali , kalau sahabat Ali yg salah maka sahabat Ali yg celaka tapi bila kamu yg salah, maka engkau yg akan jadi penghuni neraka
@@ferbiansyahbyan2562 siapa imam” di madinah & mekkahnya ? coba sebutin !!! nte seenaknya bilang sufi extrimis padahal wahabi sendiri yg mirip khawarij (emang khawarij si wkw), wahabi dulu yang membunuh ulama” ahlusunnah wal jamaah yang ada di hijaz.. jangan playing victim derr 😅
Begitu dahsyatnya pemikiran ahlul kalam/ ahli filsafat mereka campur baurkan islam dengan pemikiran filsafat yg berasa dari bangsa yunani... Mudah memperdaya orang2 awan... Semoga kita kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat
Imam Al-Ghazali lahir pada tahun 1058 Masehi (450 Hijriyah) di kota Tus, yang sekarang terletak di wilayah Iran. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali. sementara fatwa 1. Imam Abu Hanifah (Mazhab Hanafi) Pernyataan Imam Abu Hanifah dalam Al-Fiqh Al-Akbar: "كَانَ اللهُ وَلَمْ يَكُنْ مَكَانٌ، وَخَلَقَ الْعَرْشَ وَالْمَكَانَ، وَهُوَ عَلَى صِفَتِهِ قَبْلَ خَلْقِ الْعَرْشِ وَالْمَكَانِ، لَا يَزِيدُ فِي صِفَتِهِ شَيْءٌ." “Allah ada sebelum adanya tempat. Dia menciptakan Arsy dan tempat, dan Dia tetap seperti sifat-Nya sebelum menciptakan Arsy dan tempat, tidak ada sesuatu pun yang berubah dari sifat-Nya.” Ucapan Imam Malik ketika ditanya tentang ayat "الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ" (QS. Thaha: 5): "الِاسْتِوَاءُ مَعْلُومٌ، وَالْكَيْفُ مَجْهُولٌ، وَالْإِيمَانُ بِهِ وَاجِبٌ، وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ." “Istiwa' itu diketahui, bagaimana caranya tidak diketahui, mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid'ah.” "مَنْ اعْتَقَدَ أَنَّ اللهَ جَلَّ ذِكْرُهُ يَحِلُّ فِي مَكَانٍ، أَوْ يَسْتَقِرُّ عَلَى شَيْءٍ مِنْ خَلْقِهِ، فَقَدْ كَفَرَ." “Barang siapa yang meyakini bahwa Allah berada di suatu tempat, atau menetap di atas sesuatu dari ciptaan-Nya, maka ia telah kafir.” Imam Ahmad berkata, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Qudamah dalam Lum’atul I’tiqad: "نُؤْمِنُ بِمَا وَصَفَ اللهُ بِهِ نَفْسَهُ، وَمَا وَصَفَهُ بِهِ رَسُولُهُ، مِنْ غَيْرِ تَحْرِيفٍ وَلَا تَعْطِيلٍ وَلَا تَكْيِيفٍ وَلَا تَشْبِيهٍ." “Kami mengimani apa yang Allah sifatkan untuk diri-Nya dan apa yang Rasul-Nya sifatkan, tanpa penyelewengan, tanpa pengingkaran, tanpa mempertanyakan ‘bagaimana’-nya, dan tanpa menyerupakan (Allah dengan makhluk-Nya).” lmam yang terakhir yaitu Imam Ahmad bin Hanbal Wafat: 241 Hijriah atau 855 Mahesi. lalu siapa Imam Al-Ghazali yang lahir ratusan tahun kemudian lalu memfatwa seperti yang kamu jelaskan? misalnya pada tahun ke 200an Hijriah jumhur ulama telah sepakat kalau babi itu haram dimakan, lalu pada tahun ke 450 Hijriah ada ulama yg menghalalkan babi, apakah sekarang (1446 Hijriah) ketika orang bilang babi halal dengan fatwa ulama tahun 450 Hijriah dan bilang itu khilafiyah dari zaman dahulu?
Poin-poin, dalil-dalil yang antum sampaikan sama sih dengan beliau (Ust. Nuruddin), kok antum nanya lagi😅 siapa Imam Al-Ghazali. Coba tonton lagi di menit ke 6:20
Gak ada yang mengingkari kok, cuma karena keterbatasan bahasa Indonesia bermain dengan metafora untuk menandakan bahwa kalimat "di atas" menunjukkan keagungan Allah, "sifat Maha dari Allah" dan bukan tempat seperti pandangan manusia.
Assalamualaikum Kalo bahas khilafiah (perbedaan pendapat) tidak akan ada akhirnya. Namun hendaknya setiap diri bercermin dan menahan diri dari perbuatan mungkar di atas perbedaan pendapt. Hujatan cacian buang jauh2. Khilafiah fiqih. Aqidah. Hendak nya orang2 yang berkapasitas saja yang berbicara. Kita sebagai Pendengar jika sesuai dengan keyakinan kita ambil jika tidak maka sudah. Semoga perbedaan kita menjadi rahmat dari allah. Hendak setiap diri tingkatkan taqwa kepada allah. Mati dalam keadaan yakin bahwa Allah adalah Rabb semesta alam.
Mereka yang mujasimah akan bertemu tuhannya kelak di akhirat , punya tangan punya kaki besar tinggi, berada di atas, raksasa super besar,, Orang yang benar aqidah nya dan keimanannya, akan bertemu tuhannya dengan keledzatan dan keni'matan yang tak tertandingi kenikmatan mana pun.
@@acmzi8121Jangan lupa bang, tangan kanannya ada dua, seperti karakter di manga JoJo Bizzare Adventure 😂. Susah bener kalau orang mujassimah, memaknai MahaBesar dan MahaTinggi sebagai bentuk tubuh 😂.
*Kalo tidak dibawah bukan berarti di atas,, dan kalau ada pendapat bahwa tuhan diatas mengapa kita sujud ke bawah, sedangkan tuhan diatas, artinya Allah tidak bisa di definisikan sesuai keinginan kita tapi sesuaikan dengan qolbu kita bahwa dalam qolbu kita ada allah, fadzqur robbaka finnafsika,, ingatlah tuhanmu dalam Qolbumu, artinya tuhan kita bukan di atas*
Capung di atas air apakah capung berdiri diatas air? Pesawat di atas Gunung, apakah pesawat ðuduk diatas Gunung ? Mahluk aja sama mahluk aja gak bisa dituduh ditempat apalagi Allah Jadi hanha anda yg menuduh Allah duduk Jadi apa yg Allah kabarkan tinggal imani
Itu lah yg sedang dijelaskan bambang.😂. Krna ada orang2 yg mengatakan Allah di atas arsy itu memggunakan arah dunia. Kalo Allah di atas arsy menggunakan arah atas manusia berarti Allah ada di atas mahluk ciptaannya, sedangkan Allah sudah jelaskan Allah ada sebelum ruang dan waktu ada dan sblm arsy ada. Jadi maksud dari berada di atas itu adalah menguasai, bukan diatas menggunakan arah.
@@mahdihidayah tidak menyimak ini mkknya. Maksud kata diatas itu makna nya apa.. kata diatas dgn arah yg digunakan manusia itu memiliki batas. Di atas plafon diatas pohon. Sedangkan Allah tidak memiliki batas arah yg digunakan manusia. Maka kata diatas itu maknanya menguasai.
@@mahdihidayah kalo kita menggunakan kata diatas menggunakan ukuran yg digunakan manusia itu maka akan timbul pikiran diatas berapa meter? Kilometer? Kalo masalah langit itu tdk masalah menggunakan ukuran manusia krna langit pun merupakan ciptaan. Allah di atas asry itu berapa kilometer?? Pikiran seperti itu yg dihindari maka dari itu kata atas itu bukan menunjukan arah yg digunakan manusia, tp maknya memguasai arsy.
Pendapat para ulama mengenai kata bersemayam makna tempat yg merujuk jelas di beberapa ayat al Qur'an juga pendapat yang benar Pendapat para ulama kata bersemayam merupakan kiasan yg tidak bermakna tempat bila berartikan tempat maka sama menyifatinya dengan makhluk Nya dan bersemayam cenderung mengartikannya sebagai menguasai juga pendapat yg benar Jadi, perbedaan kedua pendapat para ulama tentang allah bersemayam diatas Arsy sebetulnya kedua pendapat sama-sama benar Sama halnya apa yg dijelaskan dari ayat al Qur'an tentang penciptaan nabi adam. QS. Shad : 75, di ayat tersebut terdapat kata" ...kedua tangan-Ku..." Muslim wajib membaca QS. Shad : 75 secara lengkap tanpa menghilangkan/mengganti kata "...kedua tangan-Ku..." Karna menyifati makhluk dan muslim wajib membaca kata ".... Kedua tangan-Ku..." Wajib diartikan tangan-Nya berbeda dengan tangannya manusia/makhluk ciptaan-Nya. Pesan saya kepada semua saudaraku khususnya untuk diri pribadi saya sendiri, jika nanti ada perbedaan pendapat maka sebaiknya masing2 harus mendiskusikan dengan baik sesuai (QS. Al-ashr :3) yaitu saling menasehati untuk kebenaran dengan masing2 menjelaskan pandangannya beserta sumber hukum islamnya dan saling menasehati untuk kesabaran bila nanti didalam diskusi tidak menemui titik akhir maka sebaiknya kita stop diskusi sebagai menghargai pendapatnya dan wujud dari kesabaran dalam berdiskusi tanpa perlu menghinakan/membagi kelompok2 muslim sebab dikhawatirkan setan akan memasang pasak permusuhan dan kebencian diantara kita sesama saudara muslim karna ingin diri pribadi menang sendiri sedangkan Rasullullah mengingatkan mempererat tali persaudaraan sesama muslim
Tokoh-tokoh besarnya ummat ini yang terpandang di segala zaman terkhusus 3 generasi pertamanya bersepakat meyakini mengimani dan mempersaksikan ketinggian Allah diatas seluruh makhluk-Nya sebagaimana keterangan al Qur'an dan Keterangan lisan rasul-Nya yang ma'shum.adapun pengingkaran dan kekurangajaran aswaja shufi kuburi rongsokan keraknya kubangan kebod'ohan sama sekali tidak terpandang.bahkan al imam abul Hasan Al Asy'ari berkepas diri dari aqdah jahmiyah dan mu'tazilah yang dianut Aswaja shufi kuburi rongsokan keraknya kubangan kebod'ohan di zaman ini
@mqoryalghifari3408 BERGERAK NYA MAHLUK KARENA ADA YANG MENGGERAKAN,DIAM NYA MAHKLUK KARENA TIDAK ADA YANG MENGGERAKKAN, HIDUP NYA MAHKLUK KARENA ADA YANG MENGHIDUPKAN,MATI NYA MAHKLUK KARENA ADA YANG MEMATIKAN.
Adem, Izin ustad klo bisa buat vidio yang mana Penjelasan dari Imam 4 mazhab (imam malik, imam abu hanifah, imam syafii, imam ahmad) menerangkan masalah ini (allah di atas arsy) Barakallahu fiik pak ustadz
Dari pembolehan "mengucapkan selamat natal" saja, sudah sangat syubhat.....
Dan memang ternyata, semuanya berawal dari pondasinya. AQIDAH nya.
Alhamdulillah, mengenai hal yang dibahas di Video ini, sudah dijelaskan oleh Imam Malik.
قال: الاستواء معلوم، والكيف مجهول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة
Saya sangat condong dengan penjelasan ini.
Daripada membagaimanakan, menyamakan kaifiyahnya dengan makhluq atau menafikan sifat sifatNya.
Itu dua masalah yang berbeda dan tidak saling berhubungan. Saya 100% tidak setuju dengan ucapan selamat atas hari raya agama lain sekaligus 100% tidak setuju Allah bertempat. Anda salah paham dengan pernyataan Imam Malik, ulama sepakat akan pengetahuan istiwa dalam ayat muqayyad yang mutasyabihat bahwa apa yang menjadi sifat manusia mustahil disifati kepada Allah (Imam As Suyuthi (w. 911 H) dalam Syarah Sunan Nasa'i).
@@b02-s4n allah ada? kalo sesuatu yg ada menurut ente butuh tempat ga? kecuali ketiadaan yg tidak membutuhkan tempat
@@mahdihidayah Allah Maha Ada bukan ada, Allah Maha Abadi bukan abadi, Allah Maha Tinggi bukan tinggi, dan sebagainya. Allah Maha Abadi bukan abadi membuktikan sifat Allah berbeda dengan sifat makhluk, misalnya abadinya surga dan neraka. Makhluk berasal dari ketiadaan, misalnya surga dan neraka. Allah Maha Abadi karena Allah tidak berasal dari ketiadaan. Perihal Allah Maha Abadi dijelaskan dalam tafsir Thabari Jilid 24 (dari 26 Jilid) halaman 737 dalam pembahasan Surah Al Ikhlas ayat 3.
@@mahdihidayah Perihal Allah Maha Abadi, silakan dibaca referensi yang sudah saya lampirkan pada komentar saya yang kedua. Saya hanya memberitau, jangan sampai Anda salah paham sebagaimana orang yang menyatakan surga dan neraka tidak abadi karena salah paham dengan Allah Maha Abadi (yang salah paham akan perbedaan antara abadinya surga dan neraka dengan Allah Maha Abadi). Orang Nasrani pun tersesat sedikit demi sedikit.
@@AttakaRR orang awam menyangka aqidah wahabi itu adalah aqidah salaf sebagaimana imam Malik.
Padahal perhatikan dengan teliti
Imam Malik tidak sedikitpun memaknai istiwa dengan makna apapun
Diantara makna istiwa yang diketahui ada 7 bahkan ada yang mengatakan ada 12 makna istiwa dalam bahasa Arab.
Imam Malik justru sedang menjelaskan kaidah Tafwid dalam memahami ayat2 mutasyabihat.
Karena istiwa Allah tidak diketahui hakikatnya maka cukup imani redaksinya apa adanya tanpa menetapkan makna apapun dan serahkan kepada Allah makna hakikatnya., bertanya saja divonis bid'ah.
Jika yang bertanya saja dikatakan bid'ah oleh Imam Malik.
Lalu apa jadinya dengan mereka yang menetapkan istiwa Allah jadi bersemayam dan bisa ditunjuk dengan jari ke atas??
Inilah perbedaan nyata aqidah salaf dan aqidahnya salafi-wahabi.
Tapi yang awam dan tak mau berpikir mana mengerti, mereka dinina bobokan oleh kata2 "Allah dan Rasul mengatakan demikian harus diimani apa adanya" tapi ditetapkan maknanya dengan makna yang sesuai keinginan wahabi.
Giliran ulama yang lain mengambil makna yang berbeda dianggap sesat dan dianggap menolak sifat Alloh.
Bisa dibayangkan kalau seandainya Imam Malik Rahimahullah masih hidup betapa marahnya beliau dengan kelakuan mereka yang memaknai istiwa Allah bersemayam yang menjadikan Allah bertempat atau dikenai arah, bahkan dengan bangga merasa itulah aqidah yang benar itulah aqidah salaf.. Sebenarnya ini sangat mengerikan dan menyedihkan🥲
Sebagian salaf menggunakan Takwil.. Sederhana nya mengambil salah satu makna diantara makna istiwa yang memiliki makna yang lebih selamat dari kemungkinan munculnya kesimpulan yang keliru yang menjadikan akal terus mengejar mencari tahu dan menjadikan ayat2 Al-Qur'an menjadi terkesan kontradiktif satu sama lainnya.
Tentu kaidah takwil ini tak sembarangan, kaidah takwil dilakukan dengan menggali kedalaman bahasa Arab, dihubungkan dengan ayat Al-Qur'an yang lainnya dan juga Hadits2 yang relevan dan mendukung takwil itu diambil.
Maka diambilah makna Istiwa 'alaa dengan makna menguasai.
Jadi tingginya Allah di atas arasy dan di atas seluruh makhluknya dalam makna kekuasaan Allah.
Dengan makna ini akal tak kan lagi mengejar, menarik kesimpulan, dan tak ada konsekuensi logis Allah jadi bertempat atau dikenai arah, dan tak akan membayangkan Allah bertahta di atas langit..
Dan ini bukanlah menolak atau mengganti ayat Allah.
Dan kaidah takwil ini juga terlahir untuk membantah mereka yang berlebih2an dalam menetapkan sifat Allah atau keliru dalam memahami ayat sifat2 Allah.
Yang unik dalam beberapa ayat ustadz2 wahabi pun mengambil takwil atau tafsir ahlussunnah.
Tapi urusan istiwa.. Wahabi kekeuh istiwa Allah maknanya Allah diatas arasy dan bisa ditunjuk dengan ☝
Eh lupa kalau mengucapkan selamat Natal saya tidak sependapat dengan Ustadz Nurrudin🙏😁
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).
(An-Nisā' [4]:59)
Awal dari penolakan Allah beristiwa diatas 'Arsy adalah karena manusia mulai membayangkan wujud Allah. The real mujassimah sebenarnya adalah yang menolak ketinggian Allah diatas semua makhluk²-Nya 😊
Faedah dari Ustadz Abu Haidar As-Sundawi
na'am betul sekali
@Siapapun-b6m cerdassss
@Siapapun-b6m cerdassss antum
@Siapapun-b6m astaghfirullah
Good loking.. ga perlu ke Mesir 7 tahun.. tapi masih bingung Allah dmn .. kocak si.. padahal org terdahulu sudah banyak yg seperti ini.. di bantah pun sangat gampang sekali dgn pemikiran Udin ini
Sikap imam Asy Syafi’i terhadap ilmu kalam sangat jelas dan tegas. Beliau berkata kepada ar Rabi’ bin Sulaiman rahimahullah:
لا تشتغل بالكلام فإني اطلعتُ من أهل الكلام على التعطيل
“Janganlah engkau menyibukkan diri dengan ilmu kalam, karena aku telah mengamati ahlul kalam, dan mereka cenderung melakukan ta’thil (menolak sifat-sifat Allah)” (Siyar A’lamin Nubala, 10/28).
Ini nih yang membolehkan selamat natal yang katannya hanya kata - kata/basa basi.
Allaahul musta'an...
Padahal dg kata2 :
1. Seorang bisa murtad
2. Seorang suami bisa menceraikan istrinya
3. Seorang bisa mengadu domba satu dg yg lainnya
4. Dan masih banyak lagi
Oh ini yg AQIDAHNYA TRI TAUHID yg Tuhannya punya tangan, tapi bingung tangan Tuhannya kanan semua? Kanan kiri? Satu tangan? Dua tangan? Atau banyak tangan? Padahal AQIDAH itu pokok, yg membedakan kafir muslim, sesat dan tidak..
1. Pendapat Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Mayoritas Ulama Sunni)
Mayoritas ulama dalam tradisi Ahlus Sunnah wal Jama'ah, termasuk Imam Al-Syafi'i, Imam Malik, Imam Ahmad ibn Hanbal, dan Imam Abu Hanifah, berpendapat bahwa Allah bersemayam di atas 'Arsy sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis, namun mereka menekankan bahwa kita tidak boleh membayangkan atau membatasi-Nya dengan tempat fisik. Mereka menekankan aspek transendensi Allah, yaitu bahwa Allah tidak terikat oleh ruang atau waktu.
Mereka sepakat bahwa:
Allah bersemayam di atas 'Arsy, tetapi ini adalah ungkapan tentang keagungan dan kekuasaan-Nya, bukan berarti Allah berada dalam tempat tertentu.
Allah tidak terikat oleh dimensi seperti makhluk-Nya, dan kita harus menerima bahwa ini adalah bagian dari misteri keagungan-Nya yang tidak dapat sepenuhnya dipahami oleh akal manusia.
2. Pandangan Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali, dalam karya-karyanya seperti Al-Iqtisad fi al-I'tiqad dan Tahafut al-Falasifah, memiliki pendekatan yang sangat hati-hati dalam menyikapi masalah ini. Walaupun ia tidak mengingkari ayat-ayat atau hadis yang menyebutkan tentang Allah di atas 'Arsy, ia mengajarkan bahwa kita harus menghindari pemahaman yang membatasi Allah pada tempat tertentu.
Menurut Al-Ghazali:
Allah tidak dapat dibandingkan dengan makhluk-Nya dalam hal tempat, bentuk, atau sifat apapun.
Konsep bersemayam di atas 'Arsy harus dipahami sebagai ungkapan simbolis atau metaforis yang menunjukkan kebesaran Allah, bukan dalam arti bahwa Allah berada di tempat tertentu.
Al-Ghazali dan banyak ahli tasawuf cenderung untuk menjaga pemahaman transenden terhadap Allah, yang artinya mereka menghindari pembatasan pemahaman-Nya oleh konsep-konsep duniawi, termasuk tempat.
3. Perbedaan Pandangan dalam Teologi Islam
Mazhab Asy'ari (seperti yang diajarkan Imam Al-Ghazali): Mazhab ini menekankan bahwa Allah bersemayam di atas 'Arsy dengan cara yang tidak bisa dijelaskan oleh akal manusia. Mereka lebih memilih untuk menyerahkan urusan ini kepada kehendak dan ilmu Allah, dan tidak berusaha mendefinisikan keberadaan Allah secara fisik. "Di atas" lebih dipahami sebagai ungkapan tentang kekuasaan dan keagungan Allah, bukan sebagai pengertian tempat secara literal.
Mazhab Maturidi: Mazhab ini memiliki pandangan yang mirip dengan Asy'ari, yakni menekankan bahwa Allah Maha Transenden dan tidak terikat oleh ruang atau waktu, meskipun mereka juga mengakui bahwa Allah bersemayam di atas 'Arsy.
Mazhab Salafi (Wahhabi): Dalam pandangan Salafi, mereka lebih cenderung kepada penafsiran tekstual literal. Mereka menekankan bahwa Allah benar-benar berada di atas 'Arsy, dan mereka tidak menerima penafsiran metaforis. Namun, mereka juga menegaskan bahwa kita tidak boleh membayangkan Allah dalam bentuk fisik, karena Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya. Meskipun mereka menerima konsep literal "bersemayam di atas 'Arsy," mereka tetap menegaskan sifat transenden Allah.
4. Debat Antara Pemahaman Literal dan Metaforis
Pendukung Penafsiran Literal: Kelompok ini cenderung memahami ayat dan hadis tentang Allah di atas 'Arsy secara literal, menganggap bahwa Allah memang berada di atas tempat tertentu, tetapi mereka menekankan bahwa keberadaan-Nya tidak serupa dengan makhluk, dan tidak boleh dibayangkan dalam bentuk fisik.
Pendukung Penafsiran Metaforis atau Simbolis: Kelompok ini, termasuk banyak ahli tasawuf dan pemikir filosofis, berpendapat bahwa "di atas 'Arsy" lebih bersifat simbolis untuk menunjukkan kekuasaan dan kemuliaan Allah. Mereka lebih menekankan pada sifat transendensi Allah yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan bahwa tidak mungkin bagi akal manusia untuk memahami keberadaan Allah secara literal.
5. Kesimpulan:
Perdebatan ini memang ada di kalangan ulama, terutama antara mereka yang mengutamakan pemahaman literal dan mereka yang lebih menekankan pada pemahaman metaforis atau simbolis mengenai Allah bersemayam di atas 'Arsy. Namun, mayoritas ulama sepakat bahwa Allah tidak terikat oleh tempat dan bahwa kita harus menghindari membatasi pemahaman tentang Allah pada ruang atau dimensi fisik yang kita pahami.
Yang penting adalah untuk memahami bahwa Allah Maha Transenden dan tidak dapat disamakan dengan ciptaan-Nya. Oleh karena itu, baik pendapat yang menganggap Allah bersemayam di atas 'Arsy secara literal maupun yang memandangnya sebagai ungkapan tentang kekuasaan dan kebesaran-Nya, semuanya tidak boleh mengurangi keimanan kita akan sifat Allah yang Maha Sempurna dan tidak terjangkau oleh pemahaman manusia.
@@Mansoor-o7n terus allah gelandangan kemana mana tidak punya tempat?
@@mahdihidayah Sudah baca yang di atas?
@@Mansoor-o7n lah iya tidak terikat tempat itu bagaimana definsinya? apakah allah menggelandang kesana kemari ga punya tempat?
@@mahdihidayah Ketika kita mengatakan bahwa Allah tidak terikat oleh tempat, itu artinya Allah tidak memerlukan tempat untuk eksistensinya. Allah adalah Zat yang tidak membutuhkan ruang atau dimensi apapun untuk ada.
Allah Maha Sempurna dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Konsep ini bukan tentang berpindah-pindah atau bergelandang seperti makhluk. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa keberadaan Allah melampaui segala keterbatasan fisik dan Allah tetap ada dalam kesempurnaan-Nya di luar batasan ruang dan waktu yang ada di dunia ini.
@@Mansoor-o7n sesuatu ada, pasti ada tempatnya, yg tidak ada tempat itu namanya ketiadaan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاۤءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَاۗ وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌۗ
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian, Dia bersemayam di atas ʻArasy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya serta apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana.710) Dia bersamamu di mana saja kamu berada. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
(Al-Ḥadīd [57]:4)
Adem banget euy, ga ngomel-ngomel yang ga jelas, beda sama yang itu tuh
Beda sama heri pras, si paling bener sipaling beradab ..
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi*
Apakah Langit butuh kepada bumi?
Apakah langit bertempat di bumi?
Apakah langit lebih kecil dari bumi?
Apakah langit menempel di bumi?
jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
@@agengduriat8523 التدين الجديد
يتوب أحدهم يوم السبت
ويطلق لحيته ويقصر ثوبه يوم الاحد
ويقرأ كتيبا يوم الاثنان
ويبدأ يكفر ويبدع علماء الأمة يوم الثلاثاء
!!!
Gembong wahabi😂
Anda ini mendengar orang berbicara itu dari intonasinya atau isi yg disampaikan? Intinoasi rendah atau bikin adem, tapi gaada isinya buat apa😂
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ustad.
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas ilmu yang telah Ustad ajarkan selama ini, khususnya tentang Islam. Awalnya, saya meyakini agama ini karena diajarkan di sekolah, tapi lebih karena saya merasa harus percaya, bukan karena benar-benar memahami. Dalam perjalanan hidup saya, ada masa di mana saya tidak merasa takut untuk melakukan dosa, dan akhirat terasa seperti sesuatu yang sulit dipercaya.
Namun, berkat pelajaran Ustad yang mengajarkan untuk menggunakan akal sehat dalam memahami agama, saya mulai berpikir lebih mendalam tentang kebenaran Islam. Saya berusaha memastikan dengan akal dan hati bahwa Nabi Muhammad ﷺ benar-benar utusan Allah dan membawa kabar kebenaran. Saya juga mulai melihat tanda-tanda kebesaran Allah di sekeliling saya.
Melalui jalur berpikir ini, keyakinan saya terhadap Allah, Nabi Muhammad ﷺ, dan Islam semakin kuat. Terima kasih telah menjadi bagian penting dalam perjalanan spiritual saya. Semoga Allah membalas kebaikan Ustad dengan pahala yang berlimpah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ilmu itu luas tapi sayangnya kita nya saja yang ga mau belajar. Terimakasih ustadz.
tapi akal lu g bisa nampung ilmu alloh swt
definisiin "atas" aja golongan lu ga tuntas. padahal itu sunnatulloh.
itu ilmu allah yg luas atau lu yang tidak mau berpikir?
@razgriz1239 maaf bang saya masih belajar dengan banyak guru soal akidah.
Kalau adab in syah Allah saya ngerti bang.
@@razgriz1239 diumur 2 thn aja lu g inget apalagi alam rahim.
@@gery-lt3fs saya masih belajar adab
Kewajiban kita beriman dan menerima tidak perlulah di takwil ke makna lain' dan merubahnya atau menolak nya terkait nama dan sifat bagi Allah
Komen anda jadi bahan tertawaan ilmuan Barat abad ke 4 hijriyah😅
Anda ini seolah olah tafwid, tapi cara pemikiran anda itu mujassimah
@@kangousdeck2506 tak perlu takwil? Kan ada ayat yg mutasyabihat, emang nt langsung faham dengan ayat mutasyabihat?
@@artijadistore2342 komen anda jadi bahan tertawaan santri kelas 4 MI yang dididik dengan Islam dan aqidah ahlussunnah
@@AbuAyyas lah lu aja tidak bisa bedain mana Ayat Muhkamat 🤪👏👏
yang dicipta tak akan mampu memahami sempurna penciptanya, serupa lukisan tak akan mampu menerangkan dimana keberadaan pelukisnya, apalagi hakikat pelukisnya. atau bisa juga pakai analogi cerita ini: ada 2 karakter dalam sebuah game android berdebat tentang dimana keberadaan developer game pembuat mereka, yang 1 bilang Dia ada di atas sambil menunjuk nunjuk tangan ke atas, 1 orang lagi bilang : "Developer kita tidak butuh tempat jadi tidak mungkin DIA ada di semesta kita, jadi tidak mungkin DIa ada diatas". Perdebatan sengit mereka ternyata ditonton developer game tsb sambil tersenyum, dia berkata sendiri: "Saya memang DI ATAS kalian kok, tapi BUKAN DI ATAS dunia kalian, tapi walaupun saya tidak ada dalam dunia kalian saya bisa mengamati kalian dimanapun kalian berada, sambil menatap layar HP yang ada dibawahnya. Cerita ini juga menunjukan bahwa pencipta itu jauh berbeda dengan yang diciptanya, kalo yang dicipta tak akan mungkin bisa tahu hakikat keberadaan sejati penciptanya, penciptapun tidak akan mungkin bisa berubah jadi yang diciptanya, pelukis tidak akan mungkin bisa berubah jadi luksian, developer game tidak akan mungkin bisa berubah jadi karakter yang ada dalam game ciptaannya, serupa keyakinan penganut agama sebelah. Berdebat tentang Dzat Allah, Sifat Allah, Tindakan Allah itu rumit, biarkan para ulama saja yang berdebat, orang awam kaya kita sebaiknya tinggalkan dan fokus pada memperbanyak amal, seperti sedekah, menolong orang dll. Wallahu a'lam...
Kan sudah jelas
Tidak perlu di tanyakan bagiamanya
Kenapa harus di bayangkan❤❤❤
😢😢😢
Ngga bakal mampu membayangkan
Jahmiyah berkata, “Tiada Allah di atas.”
• مسند أحمد (ت ٢٤١ هـ) حدثنا عبد الله، قال: حدثنا علي بن مسلم، قال: حدثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، وذكر الجهمية فقال: "إنما يحاولون أن ليس في السماء شيء."
- Musnad Ahmad (Wafat 241 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Abdullah : Menceritakan kepada kami Ali ibn Muslim : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas"
• خلق أفعال العباد للإمام البخاري (ت ٢٥٦ هـ) وقال حماد بن زيد: «القرآن كلام الله نزل به جبرائيل، ما يجادلون إلا أنه ليس في السماء إله»
- Khalq Af'alil Ibad Al-Bukhari (Wafat 256 Hijriyah) Hammad ibn Zaid berkata : “Al-Qur'an adalah Kalamullah yang dibawa oleh Jibril, tiada yang memperdebatkannya (bahwa Al-Qur'an adalah Kalamullah), kecuali mereka (Jahmiyah) yang mendakwa tiada Allah di atas."
• السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني أحمد بن إبراهيم الدورقي، وعلي بن مسلم الطوسي، قالا: حدثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد: " وذكر، هؤلاء الجهمية، قال: «إنما يحاولون أن يقولوا ليس في السماء شيء»
- As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Ahmad ibn Ibrahim Ad-Dauroqy dan Ali ibn Muslim At-Tusy : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas."
• السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني زياد بن أيوب دلويه، سمعت يحيى بن إسماعيل الواسطي، قال: سمعت عباد بن العوام، يقول: «كلمت بشر المريسي وأصحاب بشر فرأيت آخر كلامهم ينتهي أن يقولوا ليس في السماء شيء»
- As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Ziyad ibn Ayyub Dalawih : Aku mendengar Yahya ibn Ismail al-Wasiti : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas."
• السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني زياد بن أيوب دلويه، سمعت يحيى بن إسماعيل الواسطي، يقول: سمعت عباد بن العوام، يقول: «كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر فرأيت آخر كلامهم ينتهي إلى أن يقولوا ليس في السماء شيء»
- As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Ziyad ibn Ayyub Dalawih : Aku mendengar Yahya ibn Ismail al-Wasiti : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas."
• السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني أبو هاشم زياد بن أيوب، سمعت يحيى بن إسماعيل الواسطي، سمعت عباد بن العوام، يقول: «كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر فرأيت آخر كلامهم ينتهي إلى أن يقولوا ليس في السماء شيء»
- As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Abu Hasyim Ziyad ibn Ayyub : Aku mendengar Yahya ibn Ismail al-Wasiti : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas."
• السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني عبد الله بن شبويه، حدثنا محمد بن عثمان، قال: سمعت عبد الرحمن بن مهدي: وسأله، سهل بن أبي خدويه عن القرآن، فقال: «يا أبا يحيى ما لك ولهذه المسائل هذه مسائل أصحاب جهم، إنه ليس في أصحاب الأهواء شر من أصحاب جهم يدورون على أن يقولوا ليس في السماء شيء، أرى والله ألا يناكحوا ولا يوارثوا»
- As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Abdullah ibn Shabbuyah : Menceritakan kepadaku Muhammad ibn Utsman : Aku mendengar Abdurrahman ibn Mahdi dan aku bertanya kepadanya tentang Sahl ibn Abi Khadawaih tentang Al-Qur'an. Abdurrahman ibn Mahdi menjawab : "Abu Yahya, ada apa dengan dirimu? ini pertanyaan pengikut Jahm, tiada pengikut hawa nafsu yang lebih buruk daripada pengikut Jahm, mereka selalu berusaha untuk mendakwa tiada Allah di atas, demi Allah aku katakan bahwa mereka tidak boleh dinikahi dan tidak boleh diwarisi."
• السنة لعبد الله بن أحمد (ت ٢٩٠ هـ) حدثني محمد بن إسحاق، حدثنا أحمد بن نصر بن مالك، قال: أخبرني رجل، عن ابن المبارك، قال: قال له رجل يا أبا عبد الرحمن قد خفت الله عز وجل من كثرة ما أدعو على الجهمية، قال: لا تخف فإنهم يزعمون أن إلهك الذي في السماء ليس بشيء."
- As-Sunnah Abdullah ibn Ahmad (Wafat 290 Hijriyah) Menceritakan kepadaku Muhammad ibn Ishaq : Menceritakan kepada kami Ahmad ibn Nasr ibn Malik : Mengabarkan kepadaku seorang laki-laki berkata kepada Ibnul Mubarak : “Abu Abdirrahman, aku takut kepada Allah karena seringnya aku mendoakan keburukan atas Jahmiyah.” Ibnul Mubarak menjawab : “Janganlah kamu takut, karena mereka (Jahmiyah) mendakwa Tuhanmu yang ada di atas Tiada.”
• السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا عبد الله بن أحمد، قال: وحدثني أحمد بن إبراهيم الدورقي، وعلي بن مسلم، قال: ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، وذكر هؤلاء الجهمية، فقال: " إنما يحاولون أن يقولوا: ليس في السماء شيء"
- As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abdullah ibn Ahmad : Menceritakan kepadaku Ahmad ibn Ibrahim Ad-Dauroqy dan Ali ibn Muslim : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas."
• السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا عبد الله بن أحمد، قال: حدثني علي بن مسلم، قال: ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول، وذكر الجهمية، فقال: «إنما يحاولون أن ليس في السماء شيء»
- As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abdullah ibn Ahmad : Menceritakan kepadaku Ali ibn Muslim : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas."
• السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا أبو بكر المروذي، قال: ثنا ابن عسكر، قال: ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول: " الجهمية تحاول أن تقول: ليس في السماء شيء"
- As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abu Bakar Al-Marwazi : Mennceritakan kepada kami Ibn Askar : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata : “Jahmiyah berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.”
• السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا أحمد بن محمد بن عبد الله بن صدقة، قال: حدثني بشر بن خالد العسكري، قال: ثنا يحيى بن آدم، قال: قال لي أبو بكر بن عياش: «إنما يحاولون الجهمية أن ليس في السماء شيء»
- As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Ahmad ibn Muhammad ibn Abdillah inn Shodaqoh : Menceritakan kepadaku Bisyr ihn Khalid Al-'Asqary : Menceritakan kepada kami Yahya ibn Adam : Abu Bakar ibn Ayyasy berkata kepadaku : “Jahmiyah hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.”
• السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرنا عبد الله بن أحمد بن حنبل قال: وحدثني زياد بن أيوب، قال: سمعت يحيى بن إسماعيل الواسطي، قال: سمعت عباد بن العوام، يقول: " كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر، فرأيت آخر كلامهم ينتهي إلى أن يقولوا: ليس في السماء شيء"
- As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal : Menceritakan kepada kami Ziyad ibn Ayyub : Aku mendengar Yahya ibn Ismail al-Wasity : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas."
• السنة لأبي بكر بن الخلال (ت ٣١١ هـ) أخبرني أبو يحيى الناقد رحمه الله، قال: ثنا زياد بن أيوب، قال: ثنا يحيى بن إسماعيل الواسطي، قال: سمعت عباد بن العوام، يقول: " كلمت بشرا وأصحابه، فرأيت أن آخر كلامهم إلى أن يقولوا: ليس في السماء شيء "
- As-Sunnah Abu Bakar ibnul Khollal (Wafat 311 Hijriyah) Mengabarkan kepadaku Abu Yahya An-Naqid Rahimahullah : Menceritakan kepada kami Ziyad ibn Ayyub : Menceritakan kepada kami Yahya ibn Ismail al-Wasity : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas."
• الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) حدثنا القافلائي، قال: ثنا محمد بن إسحاق، قال: ثنا أحمد بن إبراهيم، قال: ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول: الجهمية إنما يجادلون، يقولون: ليس في السماء شيء.
- Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Al-Qofla'iy : Menceritakan kepada kami Muhammad ibn Ishaq : Menceritakan kepada kami Ahmad ibn Ibrahim : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata : “Jahmiyah hanya berdebat mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.”
• الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) حدثنا القافلائي، قال: نا محمد بن إسحاق الصاغاني، أنا أحمد بن إبراهيم، قال: حدثني سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول: " إن هؤلاء الجهمية إنما يحاولون يقولون: ليس في السماء شيء "
- Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Al-Qofla'iy : Menceritakan kepada kami Muhammad ibn Ishaq Ash-Shoghony : Mengabarkan kepada kami Ahmad ibn Ibrahim : Menceritakan kepadaku Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata : “Jahmiyah hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.”
• الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) أخبرني أبو القاسم عمر بن أحمد القصباني، قال: حدثنا أحمد بن محمد بن هارون، قال: حدثنا أبو بكر المروذي، قال: وسمعت محمد بن يحيى بن سعيد القطان، يقول: كان أبي وعبد الرحمن بن مهدي يقولان: «الجهمية تدور أن ليس في السماء شيء»
- Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Mengabarkan kepadaku Abul Qosim Umar ibn Ahmad Al-Qoshobany : Menceritakan kepada kami Ahmad ibn Muhammad ibn Harun : Menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Marwazy : Aku mendengar Muhammad ibn Yahya ibn Sa'id Al-Qotthon : Ayahku dan Abdurrahman ibn Mahdi berkata : “Jahmiyah berputar-putar mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas.”
• الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) حدثنا أبو حفص، قال: نا أبو جعفر، قال: نا أبو بكر، قال: نا أبو بكر بن خلاد، قال: سمعت عبد الرحمن بن مهدي، إذا ذكر عنده أمر جهم وأمر بشر يعني المريسي قال: " تدري إلى أي شيء يذهبون؟ إلى أنه ليس - ويشير بيده إلى السماء - أي: ليس إله."
- Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Abu Hafsh : Menceritakan kepada kami Abu Ja'far : Menceritakan kepada kami Abu Bakar : Menceritakan kepada kami Abu Bakar ibn Khallad : Aku mendengar Abdurrahman ibn Mahdi berkata ketika pemahaman Jahm dan pemahaman Bisyr Al-Marisy disebutkan kepadanya : "Tahukah kamu apa yang mereka tuju?" Abdurrahman ibn Mahdi menunjuk ke atas, “Tiada Allah."
• الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) وحدثنا القافلائي، قال: ثنا محمد بن إسحاق، قال ثنا أحمد بن نصر بن مالك قال: أخبرني رجل، عن ابن المبارك، قال: قال له رجل: يا أبا عبد الرحمن قد خفت الله من كثرة ما أدعو على الجهمية، قال: لا تخف؛ فإنهم يزعمون أن إلهك الذي في السماء ليس بشيء.
- Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Al-Qofla'iy : Menceritakan kepada kami Muhammad ibn Ishaq : Menceritakan kepada kami Ahmad ibn Nasr ibn Malik : Mengabarkan kepadaku seorang laki-laki berkata kepada Ibnul Mubarak : “Abu Abdirrahman, aku takut kepada Allah karena seringnya aku mendoakan keburukan atas Jahmiyah.” Ibnul Mubarak menjawab : “Janganlah kamu takut, karena mereka (Jahmiyah) mendakwa Tuhanmu yang ada di atas Tiada.”
• الإبانة الكبرى لابن بطة (ت ٣٨٧ هـ) حدثنا جعفر القافلائي، قال: نا الصاغاني، قال: أخبرنا أحمد بن نصر بن مالك، أخبرني رجل، عن ابن المبارك، قال: قال له رجل: يا أبا عبد الرحمن قد خفت الله من كثرة ما أدعو على الجهمية. قال: فقال: لا تخف «فإنهم يزعمون أن إلهك الذي في السماء ليس بشيء»
- Al-Ibanatul Qubro Ibn Batthoh (Wafat 387 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Ja'far Al-Qofla'iy : Menceritakan kepada kami Ash-Shoghony : Mengabarkan kepada kami Ahmad ibn Nasr ibn Malik : Mengabarkan kepadaku seorang laki-laki berkata kepada Ibnul Mubarak : “Abu Abdirrahman, aku takut kepada Allah karena seringnya aku mendoakan keburukan atas Jahmiyah.” Ibnul Mubarak menjawab : “Janganlah kamu takut, karena mereka (Jahmiyah) mendakwa Tuhanmu yang ada di atas Tiada.”
• حلية الأولياء وطبقات الأصفياء لأبي نعيم الأصبهاني (ت ٤٣٠ هـ) حدثنا سليمان بن أحمد، ثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل، حدثني أحمد الدورقي، ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، - وذكر هؤلاء الجهمية - فقال: إنما يحاولون أن يقولوا ليس في السماء شيء. حدثنا سليمان بن أحمد، ثنا عباس الأسقاطي، ثنا سليمان بن حرب، قال: سمعت حماد بن زيد، يقول: سمعت أيوب السختياني، يقول وذكر نحوه.
- Hilyatul Auliya wa Thobaqotul Ashfiya Abu Nu'aim Al-Ashbahany (Wafat 430 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Ahmad : Menceritakan kepada kami Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal : Menceritakan kepadaku Ahmad Ad-Dauroqy : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid berkata tentang Jahmiyah : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas." Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Ahmad : Menceritakan kepada kami Abbas Al-Asqoty : Menceritakan kepada kami Sulaiman ibn Harb : Aku mendengar Hammad ibn Zaid : Aku mendengar Ayyub As-Sakhtiany mengatakan hal yang sama : “Mereka (Jahmiyah) hanya berusaha mencari dalih untuk mendakwa tiada Allah di atas."
• الإرشاد في معرفة علماء الحديث لأبي يعلى الخليلي (ت ٤٤٦ هـ) سمعت أحمد بن محمد الزاهد بنيسابور يقول: سمعت أبا العباس السراج، يقول: سمعت عبد الله بن أحمد بن حنبل يقول: حدثني زياد بن أيوب ونظن أنك سمعته من زياد قال: سمعت عباد بن العوام يقول: كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر فرأيت آخر كلامهم ينتهي إلى أن يقولوا: ليس في السماء شيء.
- Al-Irsyad fi Ma'rifat Ulamail Hadits Abi Ya'la Al-Kholily (Wafat 446 Hijriyah) Aku mendengar Ahmad ibn Muhammad Az-Zahid di Nisabur : Aku mendengar Abul Abbas As-Sarraj : Aku mendengar Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal : Menceritakan kepadaku Ziyad ibn Ayyub : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas."
• تاريخ بغداد للخطيب البغدادي (ت ٤٦٣ هـ) أخبرنا أبو الحسن علي بن أحمد بن عمر البصري المالكي أخبرنا أحمد بن محمد ابن عمر الخفاف- بنيسابور- حدثنا أبو العباس السراج قال سمعت عبد الله بن أحمد بن حنبل يقول حدثني زياد بن أيوب قال السراج: وأظن أني سمعت من زياد قال سمعت عباد بن العوام يقول: كلمت بشرا المريسي وأصحاب بشر، فرأيت آخر كلامهم أنه ينتهي إلى أن يقولوا ليس في السماء شيء!
- Tarikh Baghdad Al-Khothib Al-Baghdady (Wafat 463 Hijriyah) Mengabarkan kepada kami Abul Hasan Ali ibn Ahmad ibn Umar Al-Bashry Al-Maliky : Mengabarkan kepada kami Ahmad ibn Muhammad ibn Umar Al-Khoffaf di Nisabur : Menceritakan kepada kami Abul Abbas As-Sarraj : Aku mendengar Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal : Menceritakan kepadaku Ziyad ibn Ayyub : Aku mendengar 'Abbad ibnul 'Awwam berkata : "Aku pernah berbicara dengan Bisyr Al-Marisy berserta pengikutnya, maka aku melihat akhir pemahaman mereka diakhiri dengan mendakwa tiada Allah di atas."
• خلق أفعال العباد للبخاري (ت ٢٥٦ هـ) وقال سعيد بن عامر: " الجهمية أشر قولا من اليهود والنصارى، قد اجتمعت اليهود والنصارى، وأهل الأديان أن الله تبارك وتعالى على العرش، وقالوا هم: ليس على العرش شيء ".
- Khalq Af'alil Ibad Al-Bukhari (Wafat 256 Hijriyah) Sa'id ibn 'Amir berkata : "Jahmiyah lebih berbahaya daripada Yahudi dan Nasrani. Yahudi, Nasrani, dan semua umat beragama bersepakat bahwa Allah di atas Arsy, sedangkan mereka (Jahmiyah) mengatakan, “Tiada Allah di atas Arsy."”
• خلق أفعال العباد للبخاري (ت ٢٥٦ هـ) وقال وهب بن جرير: " الجهمية الزنادقة إنما يريدون أنه ليس على العرش استوى.
- Khalq Af'alil Ibad Al-Bukhari (Wafat 256 Hijriyah) Wahab ibn Jarir berkata : "Jahmiyah Zanadiqah, hanya ingin mengatakan Tiada Allah di atas Arsy.”
• خلق أفعال العباد للبخاري (ت ٢٥٦ هـ) وقال محمد بن يوسف: من قال إن الله ليس على عرشه فهو كافر، ومن زعم إن الله لم يكلم موسى فهو كافر ".
- Khalq Af'alil Ibad Al-Bukhari (Wafat 256 Hijriyah) Muhammad ibn Yusuf berkata : “Siapa yang mengatakan bahwa tiada Allah di atas Arsy-Nya, maka dia telah kufur. Dan siapa yang mendakwa bahwa Allah tidak berbicara dengan Musa, maka dia telah kufur."
• العلل ومعرفة الرجال للمروذي (ت ٢٧٥ هـ) حدثنا الميموني، قال: سألته فيما بيني وبينه، واستفهمته واستثبته، قلت: يا أبا عبد الله , قد بلينا لهؤلاء الجهمية، ما تقول في من قال: إن الله ليس على العرش؟ قال: كلامهم كلهم يدور على الكفر. قلت: ما تقول فيمن قال: إن الله لم يكلم موسى؟ قال: كافر لا يشك فيه.
- Al-Ilal Wa Ma'rifatul Rijal Al-Marwazy (Wafat 275 Hijriyah) Menceritakan kepada kami Al-Maimuny : Aku bertanya kepada Imam Ahmad, "Wahai Abu Abdillah, kami ditimpa musibah Jahmiyah, bagaimana pendapat engkau tentang orang-orang yang mengatakan bahwa Tiada Allah di atas Arsy?” Beliau menjawab, "Semua perkataan mereka berputar-putar di atas kekufuran.” Aku bertanya, “Bagaimana pendapat engkau tentang orang-orang yang mengatakan bahwa Allah tidak berbicara dengan Musa?” Beliau menjawab, “Kufur, tiada keraguan.”
Tadabburi kisah Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika ISRO MI'ROJ.
tadabBuri..... kurang satu huruf om....sok bilang gitu 😅
Betul 👍
Bagaimana dng pendapat imam Syafi'i,Hambali,Maliki,Hanafi?
Pantesan sutad2 wahabi amat membenci hujjatul Islam Imam Al-Ghazali 🙏🙏
tidak sependapat bukan berarti membenci.. kita menghargai Ulama, tapi bagaimana denga QS Al qasas 38 ?
Itulah salah satu dalil bahwa Alloh Subhanahu wa Ta'ala tidak berada di atas seperti sangkaan Fir'aun @@gentrapakidulan8958
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi*
Apakah Langit butuh kepada bumi?
Apakah langit bertempat di bumi?
Apakah langit lebih kecil dari bumi?
Apakah langit menempel di bumi?
jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
@@agengduriat8523 ente ngomong diatas saja itu menunjukan tempat
@@gentrapakidulan8958 surat yang anda sebut itu Allah ngejelasin seseorang. nah seseorang yang ngomong itu siapa?
itulah fir'aun, cara pikir fir'aun bahwa tuhan di atas lalu berpikir buat bangunan yg tinggi biar ketemu Tuhannya Musa.
Cara pikir fir'aun apakah anda mau tiru? jari jamaah fir'auniyah dong.
hebat,,,ust nuruddin, penjelesan beliau selalu ada rujukan nya, semoga diberi panjang umur yg barokah, sehat wal afiyat, saya dukung 1000% dakwahnya, penjelesannya sangat lemah lembut, tetap semangat ustadz💪💪💪
Tapi referensinya emang yg standardnya al-azhar sih bang yg cenderungnya asyariah.
Coba kalo senggang nonton video ust Firanda yg tentang arsy, itu pake referensi2 juga tapi beda buku. Pake nya buku al-uluw nya imam dzahabi dsb.
Jadi kita yg awam juga bingung trus ngikut referensi yg mana ini wkwk
@@Muhammadthorieq1097insa allah dulu sempat juga lihat video ust firanda, bukan cuma itu saja, banyak yg saya lihat video nya, seperti UAH, UAS, dan ustaz lainya, tinggal pilih saja ikut pendapat siapa, sebenarnya masalah tentang allah dimana sudah jadi pembahasan ulama' terdahulu, kita tinggal pilih ikut ulama' yg mana, wallahu a'lam
@@advanmania1170
Masalah aqidah kok pikih ulama mana ? ,,
Konsekwensi beda aqidah dgn nabi , maka neraka ..
Pertanyaanya ? ..
Apakah
Sahabat nabi ,
Tabbiin
Tabiuttabiin
Imam hadist
Imam 4 mazhab .
Tdk menyatakan allah di arsy ..
Kalo tdk tunjukan buktinya ..
Maka orang yg mrnolak allah di arsy (di atas ) adalah kafir kpd allah ...
Lihatlah dalil allah firaun menolak allah diatas ..
Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Rabb Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”.” (QS. Al Mu’min: 36-37)
Dalam ayat yang lain,
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَآأَيُّهَا الْمَلأُ مَاعَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.” (QS. Al Qashash: 38)
Ahli Tafsir At-Thabari menjelaskan bahwa Fir’aun mendustakan nabi Musa yang telah mengklaim memiliki Rabb yaitu Allah di langit,
Sumber: muslim.or.id/36086-firaun-mendustakan-allah-berada-di-atas-langit.html
Copyright © 2024 muslim.or.id
@@advanmania1170benar, tinggal ikuti mana pendapat ulama yang sesuai dengan pendapat dan pemahaman rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para sahabat.
Dimana kita ketahui, tidak ada satupun dalil dari Rasulullah dan para sahabat yang menolak Allah di atas langit/diatas Arsy atau mengatakan bahwa dalil dalil tersebut hanya kiasan belaka.
Padahal ini perkara penting tentang akidah. Tidak ada satupun dalil yang menyebutkan bahwa kata kata tentang sifat Allah itu perlu ditakwil.
ustd nurudin gak pake dalil, cuma pake pendapat doang
Anak TK belajar mengenali bentuk2 angka. Anak SD belajar menghafal penjumlahan, perkalian, pembagian angka2, Anak SMP dan SMA belajar mengunakan manfaat dari anka2. Sarjana belajar menumukan makna dari angka2. Nikmati dan maklumi saja setip tingkatannya. Karena semuanya benar kalau kembali ke kelasnya masing.
AKIDAH NURUDIN SUDAH SANGAT JELAS MENYIMPANG KARENA MEMBOLEHKAN SELAMAT NATAL.
Gerombolan si paling benar, gak bedanya dgn iblis yg meras paling benar, padahal yg disampaikan Ust jelas referensinya dr Ulama, urusan gak terima ya silahkan yg penting beliau sdh menjelaskan apa yg beliau ketahui, wahabi ini memang bisanya hidup sendiri sangat sulit mentoleransi perbedaan
@@ahmadfaizfaaza lah memang mas Nurudin GK merasa aqidahnya paling benar ? Kasian sekali kalo demikian. Dia meyakini semua aqidah benar.
Ulama yang mana dulu pak ? Dari dulu pembahasan ini SDH ada , dan selalu ada ulama ahlussunnah yang meluruskan aqidah yg menyimpang. Tokoh yg dinuki ucapannya samal mas Nurudin telah dibantah semua sama ulama2 ahlussunnah.
Itu dua masalah yang berbeda dan tidak saling berhubungan. Saya 100% tidak setuju dengan ucapan selamat atas hari raya agama lain sekaligus 100% tidak setuju Allah bertempat. Anda salah paham dengan pernyataan Imam Malik, ulama sepakat akan pengetahuan istiwa dalam ayat muqayyad yang mutasyabihat bahwa apa yang menjadi sifat manusia mustahil disifati kepada Allah (Imam As Suyuthi (w. 911 H) dalam Syarah Sunan Nasa'i).
@@b02-s4n sepakat dari mana? Baca buku2 ulama ahlussunnah.
Lah asya'iroh menetapkan sifat mendengar dan melihat. Manusia juga mendengar dan melihat. Gimana ini gimana ini ?
@@AbuAyyas Itu yang saya lampirkan bukan kitab Ahlusunnah? Coba Anda pahami terlebih dahulu apa yang disepakati dan apa yang tidak disepakati. Allah Maha Mendengar bukan mendengar, Allah Maha Ada bukan ada, Allah Maha Abadi bukan abadi, dan sebagainya. Surga dan neraka itu abadi karena dari ketiadaan lalu menjadi ada kemudian akhirnya diabadikan, sementara Allah bukan dari ketiadaan dan abadi (Allah Maha Abadi). Perihal Allah Maha Abadi dijelaskan dalam tafsir Thabari Jilid 24 (dari 26 Jilid) halaman 737 yang membahas Surah Al Ikhlas ayat 3. Salah paham akan perbedaan Allah Maha Abadi dengan abadinya surga dan neraka dapat menyebabkan paham salah berupa surga dan neraka tidak abadi sebagaimana yang dikemukakan Agus Mustafa. Hati-hatilah karena orang Nasrani pun tersesat sedikit demi sedikit.
Aku beriman kepada Allah Ta'ala bahwa Dia beristiwa di atas Arsy, tanpa menanyakan bagaimana cara istiwanya,
Wahai manusia berimanlah kepada apa yang Alloh khabarkan tentang diriNya, karena yang mengetahui tentang Alloh adalah Dia sendiri.
Dia beristiwa di atas Ars sesuai dengan keagunganNya.
Istiwa nya aja gatau padahal
@rahmatsupriyadi1226 ahli Kalam emang suka ribet sendiri, menentukan standarisasi bagi Alloh itu kan keblinger.
Mbok pikir Alloh iku dolanan tah, iso mbok delok.
Sama jin dan malaikat saja gak ngerti apalagi sama Alloh. Maka imani saja sesuai dengan pemberitaan dari nya, Dia lebih mengetahui tentang diriNya. Manusia tahu apa.
@@flyinggreenbird ya emang harus di imani istiwa, tapi maksud istiwa nya ya istiwa
Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
Up 😁😁😁😁
Uhui 😁😁😁😁
Sy tau pernyataan Gus baha dan ada video nya.
Tp itu untuk menjelaskan kepada anak kecil😅
@@SyarifudinMuchlisJadi ayat al quran untuk anak kecil?
@@HengkiIrawwan quran itu tidak jelas. definisi atas itu apa? bumi itu bulat, definisi atas bumi itu ke segala arah, ente hidup di katulistiwa melihat ke atas langit itu kan ke samping. org kutub utara lihat langit itu keatas, org kutub selatan lihat langit kebawah. yg mana maksudnya diatas?
6:11--7:25 Beriman kepada ayat "Ar-Rahmanu 'alal 'Arsyis Tawaa, hanya saja pemaknaan istiwa' di sini bukan bersemayam atau bertempat dan mengembalikan maknanya kepada Allah (Yang berfirman) serta mensucikan Allah dari tempat karena seluruh tempat adalah ciptaan-Nya dan dalam kekuasaan-Nya.
Pendapat yang menyatakan bahawa Allah boleh bergerak atau mengalami perubahan adalah isu kontroversi yang sering dibangkitkan oleh beberapa kelompok Salafi moden, tetapi perlu difahami bahawa ulama Salaf klasik, termasuk Imam al-Tabari, secara konsisten menolak idea bahawa Allah terikat dengan sifat makhluk seperti gerak, diam, atau bertempat.
Berikut adalah penjelasan berdasarkan karya dan pandangan ulama Salaf klasik:
---
1. Imam Abu Hanifah (80-150H)
Imam Abu Hanifah secara eksplisit menolak konsep gerak, diam, dan bertempat bagi Allah dalam kitab al-Fiqh al-Akbar:
"Allah tidak menyerupai makhluk-Nya. Dia tidak bertempat, tidak disifatkan dengan gerak, perpindahan, atau diam. Allah ada sebelum Dia menciptakan tempat; dan Dia ada tanpa bertempat."
Huraian: Pernyataan ini menolak semua sifat yang menunjukkan perubahan atau keperluan kepada tempat dan ruang, yang merupakan sifat makhluk.
---
2. Imam Malik bin Anas (93-179H)
Ketika ditanya mengenai istawa (Allah bersemayam di atas Arasy), Imam Malik menjawab:
"Istawa itu diketahui, kaifiatnya tidak diketahui, beriman kepadanya adalah wajib, dan bertanya mengenainya adalah bid‘ah."
Huraian: Imam Malik mengelak memberi tafsiran berbentuk fizikal seperti gerak atau bertempat, kerana itu akan membawa kepada tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk).
---
3. Imam Ahmad bin Hanbal (164-241H)
Imam Ahmad juga menolak sifat gerak dan perubahan pada Allah, walaupun beliau dikenali sebagai seorang ulama yang banyak membahas sifat-sifat Allah. Beliau berkata:
"Allah tidak disifatkan dengan sifat makhluk. Dia tidak bergerak, tidak diam, dan tidak berubah, kerana semua itu adalah sifat makhluk."
(Riwayat Ibn Battah dalam al-Ibanah al-Kubra)
Huraian: Imam Ahmad berpegang pada prinsip bahawa sifat-sifat Allah adalah azali dan tidak tertakluk kepada perubahan seperti gerak atau diam.
---
4. Imam al-Tabari (224-310H)
Imam al-Tabari, dalam tafsirnya (Jami‘ al-Bayan), menyebut secara konsisten bahawa Allah tidak terikat dengan sifat makhluk:
Ketika menafsirkan ayat "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya" (Surah Ash-Shura: 11), beliau menulis:
"Segala sifat yang menunjukkan kekurangan, seperti perubahan, gerak, dan perpindahan, mustahil bagi Allah."
Huraian: Imam al-Tabari menegaskan bahawa Allah bersifat sempurna dan azali, sementara sifat perubahan atau gerak hanya berlaku pada makhluk.
---
5. Imam al-Shafi‘i (150-204H)
Imam al-Shafi‘i juga menolak tasybih dan tajsim (menyerupakan Allah dengan makhluk):
"Sesiapa yang mengatakan bahawa Allah duduk di atas Arasy seperti duduknya manusia, atau bergerak, maka dia telah kufur."
(Riwayat al-Bayhaqi dalam Manaqib al-Shafi‘i)
Huraian: Imam al-Shafi‘i menolak keras semua sifat yang membawa kepada menyerupakan Allah dengan makhluk, termasuk gerak dan diam.
---
6. Ijmak Ulama Salaf:
Para ulama Salaf sepakat bahawa Allah tidak bersifat seperti makhluk, yang mencakup:
1. Tidak bergerak atau diam
Gerak atau diam menunjukkan perubahan keadaan, yang mustahil bagi Allah kerana Dia bersifat azali.
2. Tidak bertempat
Allah tidak memerlukan tempat atau ruang, kerana tempat adalah makhluk yang diciptakan-Nya.
---
Salafi Moden dan Isu Pergerakan Allah
Sebahagian Salafi moden seperti Ibn Uthaymeen atau Muhammad bin Abdul Wahhab mengambil pendekatan literal terhadap sifat-sifat Allah, termasuk harakah (gerakan), dengan alasan mereka berpandukan teks secara zahir. Mereka mendakwa bahawa Salaf tidak menolak konsep gerakan atau kebaharuan pada Allah, tetapi pandangan ini tidak sepenuhnya selari dengan ijmak ulama Salaf klasik.
Sebaliknya, Salaf klasik seperti Imam Ahmad, Abu Hanifah, Malik, dan al-Tabari tegas menolak sebarang bentuk perubahan, gerak, atau tempat bagi Allah, kerana itu membawa kepada tasybih dan tajsim.
---
Kesimpulan:
1. Imam al-Tabari tidak bersendirian. Pendapatnya bahawa Allah tidak bergerak, diam, atau bertempat adalah selari dengan ijmak ulama Salaf.
2. Salaf klasik sepakat menolak sifat-sifat seperti gerakan, perpindahan, atau perubahan bagi Allah, kerana sifat tersebut adalah tanda kekurangan, yang hanya berlaku pada makhluk.
3. Pandangan bahawa Allah boleh bergerak atau mengalami perubahan adalah penafsiran moden yang menyimpang dari prinsip Salaf.
mohon izin kang, kyknya ana kenal sama bentuk typing nya.. maaf pakai ai kah?
@@arifinilham8750😅🤣🥶
Mas Heri pras nantang apa makna في dalam hadist:
عَنْ وَكِيعِ بْنِ عُدُسٍ، عَنْ عَمِّهِ أَبِي رَزِينٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيْنَ كَانَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ خَلْقَهُ؟ قَالَ: «كَانَ فِي عَمَاءٍ مَا تَحْتَهُ هَوَاءٌ، وَمَا فَوْقَهُ هَوَاءٌ، ثُمَّ خَلَقَ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ
“Dari Waki’ bin Udus, dari pamannya yaitu Abu Razin, ia berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, di manakah Tuhan kita Yang Maha Mulia sebelum menciptakan makhluknya?”. Rasulullah bersabda: “Allah berada di Ama’, di bawahnya tak ada udara dan di atasnya tak ada udara, kemudian Allah menciptakan Arasynya di atas Air”. (HR. Ahmad)
Ahlul kalam pasti bingung!
@@dariMakkahMadinahAJARANKU Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
udah pernah di jawab di NU online. Ama' itu ketiadaan materi/jism/kekosongan. Search aja, bahkan itu menguatkan Allah ada tanpa tempat.
Dikuatkan gimana?? Coba liatkan nukilannya!
Sy juga sudah baca, disitu cuma ta'thil saja
@@dariMakkahMadinahAJARANKU gini bang.. tempat itu makhluk, kalo berdasarkan dalil yang kamu bawa dimana makluk belum diciptakan, maka dalilmu gugur dengan sendirinya untuk menyatakan Allah bertempat.
@@belajarlebihbaik99 hahah, apa ga bingung tuh dia 😂
Semoga Allah ta'ala senantiasa memberikan taufik..
Di jauhkan dari pemikiran dan Aqidah yg menyimpang..
Semoga kita selalu kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman sahabat..
Bukan merujuk ke ahlul kalam, karena pemikirannya berbahaya terhadap aqidah.
Saya tidak sepintar ustadz Nurrudin, Tetapi Alhamdulillah Allah mudahkan dengan memahamkan kepada saya bahwa Allah diatas langit. ☝
Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
Langit ada 7 , langit yang ke berapa
di atas langit itu seperti apa om? apakah pernah terbesit di dalam pikiran om seperti apa Allah di atas langit?
Lah kapan gus baha ngomong itu@@master-xm
@@ZainurRofiqsani dulu, masih ada di yt
Jelas pisan pak ustadz. MasyaAlloh . Tabarokalloh
Punten pak ustadz doakan saya agar sy bs memahami dan melaksanakan tiap tiap penjelasan njenengan
Sebegitu sulitkah ketika aq ingin mengenal Allah, harus kuliah dulu di Mesir 9 Tahun dan harus mengerti bahasa Arab? 😢.....ya Allah, kenapa Agamaku semakin sulit untuk dipelajari dgn munculnya konten2 seperti ini 😢 ...islam sudah sempurna dan komplit, kenapa makin kesini semakin jauh membingungkan 😢
... ya emamg sdh sempurna.. tp dibikin rusak ma wahabi...
emang sulit, sangat sulit, bahkan mustahil untuk kita bs mengenal Allah. Tapi sebegitu mudahnya bagi Allah ketika Dia Dzat Yang Maha Suci menarik dekat si hamba untuk mengenaNya.
Islam mudah untuk dipelajari, bukan untuk tidak dipelajari. Belajarnya memerlukan waktu dan usaha, tidak sulit dan bukan candaan (harus serius). Anda membaca terjemahan Al Qur'an pun berkat usaha yang bukan satu menit atau dua jam dari penerjemah melainkan membutuhkan waktu belajar berhari-hari atau berbulan-bulan atau bertahun-tahun dari penerjemah bahasa Arab ke bahasa Indonesia.
@@juwantz Ibaratnya jalan menuju puncak gunung yang sudah sempurna dibangun, jelas arahnya, mudah jalurnya. Namun tetap perlu waktu dan usaha untuk mendaki hingga pucak gunung. Tidak akan tiba-tiba sampai puncak tanpa proses dan tantangan.
6:11--7:25 Ustaz Nuruddin di sini jelas beriman kepada ayat "Ar-Rahmanu 'alal 'Arsyis Tawaa". Hanya, pemaknaan istiwa' bukan bersemayam atau bertempat dan mengembalikan maknanya kepada Allah (Yang berfirman) serta mensucikan Allah dari tempat karena seluruh tempat adalah ciptaan-Nya dan dalam kekuasaan-Nya.
Hri pres nantang Pak Ust. Nuruddin keluar terus di yutub sy tapi dah males sy nyimak channel yt dia. Males lah dia tu orangnya sok paling benar ustadz2 yg bener2 mendidik kalo bukan dari golongannya salah sedikit langsung di gede2in bahkan salah ngomong yg ga berkaitan sama agama juga disalahinnya naudzubillah... Ooh hri prs keliatan bgt ilmumu tu ilmu orang yg baru tau sedikit... Usia dah 33 kelakuan kaya anak smp.. kalo dia ngomentarin or reaction gus2an yg jelas2 salah mcm gs mfth no problem lah... Dia tuh makin kebablasan makin ga beradab ku tengok! Makin banyak ciri2 orang KHAWARIJ ada pada hri prs . Semoga negri ini tetap terjaga perdamaiannya dan semakin banyak orang yg pandai dan bijaksana.... Aamiiin....
@@RRRRRRParwoto-i2b betul mas dia itu orang gak jelas ngawur .. dia ngeyel tanpa Ada data Akurat ..
Betull, apalagi adab nya wkwk benar benar memecah
Sehat selalu ustaz Nuruddin ❤❤❤
Pemaparan Data yang Akurat dan sangat mudah dipahami ,masya Alloh tabarokalloh Ustadz. .
Ayo dong jawab tantangan debatnya Bang Hery Prass kalau pak Udin merasa benar.
The Best Imam Ar-razi, Imam Al-Baihaqi, Imam Al-Laqani, Imam Al-Baijuri, Imam Al-Iji, Dan Sekarang Imam Al-Gahzali.. Mantaps Ustadz, Next bahas kitab Imam Ibnu Hajar, Imam Nawawi Dan Lain2nya..
LBH tinggi, LBH alim, LBH LBH...imam asy Safei, imam Hambali, imam Maliki...apalagi dibanding para sahabat Rasulullah
@@dero_eighteen ngakunya asy ari tapi tdk merujuk kpd kitabnya imam abul hasan alasy ari.
Kenapa rujukannya orang filsafat semua?
Ngakunya salafi tapi ngikut wahabi😅@@SabitaPinter
Filsafat TPI bisa bahasa arab.@@acmzi8121
Saya bukan ustadz atau ahli ilmu..
Tapi Alhamdulillah dikaruniai cara pemahaman yang gampang tanpa ribet takwil yang bukan kemampuan kita..
Allah beristiwa di atas arsy!☝️
Allah itu maha mendengar dan melihat apakah sama seperti makhluk?
Allah bersmayam di atas Arsyi apakah sama seperti makhluk?
Bagi saya Allah itu bersemayam di atas Arsyi. Tapi bagaimana Allah bersemayam, tidak usah dipikirkan.
Cukuplah mengimani Allah bersemayam di atas Arsyi.
@@yazidmuflikh2394 Kaum muslimin Wajib meyakini Allah Beristiwa diatas Arsy. Tapi apakah Istiwa itu dipahami secara tekstual bahwa Menetap diatas Arsy dengan Zat Nya?
Sederhananya begini. Sebagian ulama mengatakan bahwa Mahluk pertama yang Allah Ciptakan Adalah Al Qalam. Saat itu baru ada Allah dan Al Qalam. Arsy belum ada. Bagimana Tuhan bisa di Arsy sedangkan Arsy Nya saja belum diciptakan???
Lalu bagimana kamu bisa meyakini dalam aqidahmu bahwa Allah berpindah dari keadaanNya yang Semula ke Arsy setelah diciptakanNya?
Sambil ngopi g ngab? ☕
beristiwa itu bukan bertempat, belajar tafsir dek
@@yazidmuflikh2394 Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
Terimakasih Pak Ustadz penjelasanya jelas banget. Btw tolong bahas juga penjelasan tentang makna dan tafsir: Huruf Muqotho'ah Dalam 29 Surat AL-QUR'AN , soalnya jarang sekali dijelaskan ulama dengan komplit, terima kasih
Ustadz Nuruddin Sangat Tenang dan terarah dalam Menjelaskan Beda dg Siprass yg sombong dan Arogan
Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
@@master-xm tapi itu bukan berarti beliau pemahamannya kaya wahabi mujassimah
@@abbasaid6230 sudah jelas beliau membenarkan 😂😂😂😂
@@abbasaid6230 wahab aja ada 2 tokoh cok,,wahab yg mana maksud ente
@ ter ter kamu belajar mantiq kah ?
apa lau cuma liat kajian di yt doang 😂😂😂
Imam Ghozali walaupun tidak berkeyakinan Allah di atas arsy. Tapi Allah Ta'ala mensifati ber istiwa' di atas Arsy.
saya terkecoh dan sempat suka dengan pemaparan mas nurrudin ini, tapi setelah saya lihat jejak digitalnya pada pembahasan yg lain (terutama masalah mengucapkan natal) dari situ saya tertampar, bahwasannya mas nurrudin ini ternyata levelnya dibawah saya yg bahkan hanya lulusan D3😂. Ya, sekali lagi saya katakan, mas nurrudin ini levelnya dibawah saya.
diakui orang lain ❌
mengakui diri sendiri ✅
@izanagi_6037 oiya tentu, perbandingannya jelas bgt. Ibarat ada anak SD, lalu saya mengklaim bahwa level dia dibawah saya secara kerangka berpikir, cara berbicara,dll. Sama halnya dengan mas nurudin ini.😂😂😂
Sehat Selalu Istadz. ❤🤲🏾🤲🏾
Cobk perhtikan, ini kitab nya di baca dan di trangkan, dan akan di bantah oleh orang yg gak pakek kitab cuma pakek katanya😂
Allah tidak bertempat dan tidak terbata oleh ruang dan waktu
Betul,dan opsinya dua,prtama tafwid tanpa pnafsiran2 yg mngarah kpda tajsim dan tasybih,yg kedua takwil utk mensucikan alloh dri mnyerupai makhluk scr absolut
@@MuhammadUsman-e3b8l Betul, itu aqidahnya asya'iroh. Adapun aqidahnya ahlsunnah wal jama'ah, sebagaimana yang dikatakan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah :
وقال شيخ الإسلام ابن تيمية في «منهاج السنة النبوية»: طريقة سلف الأمة وأئمتها: أنهم يصفون الله بما وصف به نفسه، وبما وصفه به رسوله: من غير تحريف، ولا تعطيل، ولا تكييف، ولا تمثيل: إثبات بلا تمثيل، وتنزيه بلا تعطيل، إثبات الصفات، ونفي مماثلة المخلوقات، قال تعالى: {ليس كمثله شيء}
@@AbuAyyasdusta lu, lu tahu gak kitab ibnu taimiiyah yg banyak beredar sekarang tu PALSU. Sebagian besar manuskrip kitab tersebut berasal dari india yg terkenal pemalsu kitab tanpa sanad pada masa itu.😅
@@AbuAyyasdan satu hal lagi, tercatat dalam sejarah bahwa ibnu taimiyah berkali2 menulis surat pernyataan bahwa kitab2 yg mengatas namakannya sebagai kitab palsu😂😂😂😂
@@AbuAyyasIbnu taimiyah banyak mengahabiskan umurnya di penjara tanpa dibekali alat tulis. Sedangkan murid2nya diwasiatkan agar menulis kitab atas nama mereka sendiri meski pernah berguru ke ibnu taimiyah. Kita sebut saja murid utama beliau yaitu Imam Ibnu Katsir
Orang yang mentakwil dengan dalih mensucikan sesungguhnya dia lah yang telah duluan terjatuh dalam menyerupai dan membayangkan Allah dengan makhluk.
Adapun tafwidh hakikat (bukan makna) itulah jalannya para salafush shaleh
kewajiban kita hny menyampaikan & meluruskan ,,,hidayah sepenuhnya milik alloh , truskan ustd dg referensi2 ulama salafnya ,,,, ❤❤❤
Tetaplah seperti ini ustadz. Sosok yang sejuk dalam menjelaskan akidah. Bukan sosok yang menjelaskan akidah dengan penuh kemarahan dan emosi.
Siapa lagi kalau bukan si heri
Rujuk ustadz.
Sudah sangat jelas, Allah di atas arsy.
Saya tetap meyakini allah di atas langit .....
pemahaman islam itu bumi datar, menganggap langit di atas, dibawah bumi itu bukan langit 😂 padahal bumi itu bulat, di kutub utara langit ada di atas, di kutub selatan langit ada dibawah, di katulistiwa langit ada di samping. sudut pandang manusia langit selalu ada di atas.
Orang dahulu ketika melihat bulan. Koq terkadang utuh, terkadang tinggal separo, dan terkadang tinggal bulan sabit. Berbagai versi orang dulu menerangkan. Akan tetapi hasil analisa mereka jauh dari kebenaran. Dan sekarang sesudah ada satelit yang super canggih, ternyata bulan, bintang² dan matahari jauuuuh dari apa yang dibayangkan manusia jaman dulu.
Sekarang orang mau menganalisa dan menerangkan tentang bagaimana dan seperti apa Dzat Allah SWT. Hanya dengan angan² dan perkiraan saja. Ada yang bilang Dzat Allah SWT ada di atas........ Nah sekarang atas itu mana? Atas dilihat dari belahan bumi sebelah mana? Timur, barat, utara, selatan itu bahasa penduduk bumi. Ketika seseorang berada di luar angkasa, maka hilanglah seluruh arah mata angin. Atas, bawah, utara, selatan, barat, timur..... hilang semuanya. Maka benar aqidah Aswaja. Allah ada tanpa membutuhkan tempat. Ber Kalam tanpa huruf, tanpa suara, tanpa lisan yang bergerak². Apapun yang terbayang dalam pikiran kita tentang Allah, maka Allah tidak seperti apa yang kita bayangkan.
@@mahdihidayahSurat An-Nazi'at (79), Ayat: 30 وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا
Artinya terjemah i: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya[1]
luarbiasanya kata "دَحَاهَا" juga dapat diterjemahkan: "dihamparkan dalam bentuk telur."
jadi terjemahannya bisa berbunyi: “Dan bumi, sesudah itu, dibentangkan dalam bentuk telur.”
bagaimanapun, kedua terjemahan itu benar.
yang lebih menakjubkan, kata "دَحَا" (dahaa) berasal dari kata "دحية" (duhyah) yang secara khusus berarti "telur burung unta" (bukan sembarang telur).
@@mahdihidayah
بسم الله
Kenapa anda lebih percaya Sama filsafat daripada alquran sunnah dan aqwaal salaffushholih??
Ustadz nuruddin selalu ngambil rujukan filsafat, Fakhrurroozi yg pola dasar aqidahnya ngedapkan akal dg istilah dalalah qot'iyyah sdgkan alquran hadist dinilai dalaalah lafzdiyyah, diabaikan..
Udah jls Dalam hadist Rasulullah shollallahu 'alaihi wasalam juga para sahabat meyakini dg ucapan dan perbuatan bhwa Allah ada di atas langit KO anda lebih percaya Sama otak filsafat yg ngutak-ngatik dalil..
Padahal bnyak merekapun pd Akhirnya taubat, nyesali dg otaknya fokus filsafat, seperti Fakhrurroozi menjelang akhir hayatnya
@@muhammadzainalarifin7875 kalo tidak butuh tempat, terus allah gelandangan kemana mana?
Jawaban Imam Mâlik ketika ditanya tentang istiwâ`, beliau berkata: “Al-istiwâ` tidaklah asing (yaitu bisa difahami) dan wujudnya tidak masuk akal (tidak mampu difahami akal), sedangkan mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah,” kemudian beliau memerintahkan untuk mengeluarkan si penanya dari masjid.
Buku-buku karya Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., MA
1. Dasar-Dasar Akidah Ahlussunah Wal Jamaah
2. Logical Fallacy
3. Ilmu Mantik
4. Ilmu Maqulat
5. Ilmu Debat
6. Seputar Ketuhanan
7. Membuktikan Al-Qur'an Sebagai Kalam Ilahi
8. Meluruskan Tasawwuf Yang Disalahpahami
9. Pesan-Pesan Kehidupan
10. Khotbah-Khotbah Penyejuk Iman
11. Agar Kita Gila Membaca & Menulis
12. Runtuhnya Teori Polemik Kitab Suci
13. Nikah Beda Agama
Dan yang belum terbit
14. Akidah Ringkas Untuk Para Pemalas (Arab & Indo)
15. Agar Kamu Betah Hidup Di Pondok
16. Panduan Praktis & Mudah Untuk Memahami Kitab Jurumiyah
17. Muhadatsah Bahasa Arab (2 Jilid Putra & 2 Jilid Putri)
Ustadz Nuruddin Alumnus Al-Azhar Jurusan Aqidah Filsafat S1 & S2, sekarang dalam proses penyusunan disertasi S3 di Universitas & Jurusan yang sama
Channel You Tube yang uploud video Ustadz Nuruddin: Muhammad Nuruddin Official, Kaifa Media, AN NABAWI TV & SevenTube
Silahkan disalin dan dishare tulisan di atas👍
Thanks ABAUT your information sir👍
Ust, ada Yang nantang Debat Soal Akidah,. Di tunggu Live debat Nya Ust
Assalamualaikum Ustad Muhammad Nuruddin Ustad Cerdas yg saya cintai 😊❤❤❤❤❤❤❤
Dia tdk berani membahas kitab nya imam alsyari dan kitab albaqillani
Al-Qaadliy Abu Bakr Al-Baqillaniy berkata :

Bab : Apabila ada seseorang yang bertanya : “Dimanakah Allah ?”. Dikatakan kepadanya : “Pertanyaan ‘dimana’ adalah pertanyaan yang menyangkut tempat, dan Dia tidak boleh dilingkupi oleh satu tempat. Tidak pula satu tempat bisa meliputi-Nya. Namun, kita hanya boleh mengatakan (atas pertanyaan itu) : ‘Dia berada di atas ‘Arsy-Nya’, dimana hal itu tidak berkonsekuensi makna wujud badan (jism) yang bersentuhan dan berbatasan/berdekatan. Maha Tinggi (Allah) dari atas semua itu dengan setinggi-tinggi dan seagung-agung-Nya !” [At-Tamhiid, hal. 300-301].
Faedah yang dapat kita ambil dari perkataan Al-Baqillaniy rahimahullah di atas antara lain :
1. Penegasan Allah berada di atas ‘Arsy, yang dalam waktu bersamaan terdapat penafikkan bahwa Allah dilingkupi atau berada di dalam tempat tertentu. Oleh karena itu, di sini Al-Baqillaniy telah menggabungkan dua pernyataan sekaligus : Allah berada di atas ‘Arsy dan menafikkan dilingkupi oleh satu tempat.
2. Penegasan Al-Baqillani bahwa Allah berada di atas ‘Arsy itu tanpa perlu mengkonsekuensikan Dia mempunyai badan (jism) - seperti makhluk.
3. Ketika muncul pertanyaan : ‘Dimana Allah ?’, Al-Baqillani hanya mencukupkan dengan jawaban : “Dia berada di atas ‘Arsy”, tanpa mengkaitkan (atau men-takyif) hal-hal yang berkaitan dengan makhluk.
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi*
Apakah Langit butuh kepada bumi?
Apakah langit bertempat di bumi?
Apakah langit lebih kecil dari bumi?
Apakah langit menempel di bumi?
jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
Ia sih kalah sama tukang silat hhhhhh
Ya allah mudah²an selalu dlm lindunganmu.. org yg selalu memberikan pencerahan kpd umat dr pemahaman yg menyimpang. Trimakasih pak ustad.. teruslah berbuat baik
Setelah melihat ceramah ustad Nurudin tentang Dimana ALLAH saya semakin yakin dengan ustad2 yg saya jadikan sumber ilmu, seperti ustad khalid basalamah, ustad firandha, ustad yazid, ustad syafiq, dzulqarnain muhamad sunusi dll, dan pendapat syaikh sudais yg sering mengimam'i sholat di masjid mekah/madinah
bebas. toh yang jen sebut yang sok ikut2 salaf ada sebagain ceramah menjelkkan ualam salaf dan fikih2nya ngawur padahalfiqih2 hasil ijtihad ulama salaf
Ustadz Di tantang debat sama Herri Prass gimana ?
Imam Ghazali, Imam Taftazani, Imam Jurjani, Imam Sanusi vs Heri Pras
Lelucon abad akhir
Bangke lo 😂😂😂
Knpa bukan ngambil pendapat dari Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam asy-Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal yaa..
Apa ke4 imam mazhab ini ngga ngerti akidah.
@@Arviee-u6y para Imam fikih, sebenarnya tidak secara khusus membahas sifat2 Allah karena memang sejak jaman nabi kemudian di era salaf ( era para imam ini hidup ) membahas hal tersebut lebih banyak dihindari.
Namun kemudian di masa abbasiyah, saat muncul2 nya pemahaman Mujassima, Mutazila baru lah dibahas secara umum demi mendefinisikan mana akidah yang benar sesuai ahlu sunnah dan mana yang batil.
Maka kita bisa melihat, banyak sekali ulama2 madzahb setelahnya yang mensyarah perkataan para imam ini tadi. Sepeti misal di madzhab syafii ada imam baihaqi dan semisalnya.
Tentu kalau kita mau merujuk pendapat Imam, juga harus berdasar pemahaman para ulama yang mensyarah kitab2 nya
Tidak asal mencomot perkataan imam syafii ( yang sebenarnya tidak sedang membahas masalah akidah / sifat Allah ), kemudian memakai pemahaman kita sendiri
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi*
Apakah Langit butuh kepada bumi?
Apakah langit bertempat di bumi?
Apakah langit lebih kecil dari bumi?
Apakah langit menempel di bumi?
jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
@@agengduriat8523 semuanya bertempat semua makhluk terikat tempat dan waktu. Kenapa bisa dibilang begitu .. Karena memiliki permulaan. Semua yang memiliki permulaan maka konsekuensinya bergantung pada waktu .. Sedangkan Allah mustahil bergantung pada ciptaannya
Masha Allah, penjelasan ustadz lebih masuk akal karena ada rujukannya, bukan menerjemahkan mentah2 dari qur'an. Bahaya memang menterjemahkan qur'an secara mentah harus di bimbing yg ahli nya, terima kasih ustadz Nuruddin, tetap rendah hati dengan keilmuan, ini yg saya suka 👍
Kayaknya ustadz merasa tertantang untuk menyadarkan Heripras ya jadi masih tidak menyerah😅
Harus, karena jk dibiarkan si Hery pras akan merajalela dan akan berbahaya...
Hahaha dari Heri Prett langsung ke sini
Wong HP... koclook... Gak perlu,, gan...
Kayaknya strategi ustadz itu mengeluarkan kitab ulama besar satu persatu mengenai istiwa itu, berharap Heri Pras akan mikir "kok banyak sekali ya ulama besar yang berpendapat demikian?" Sayangnya HP mikirnya itu adalah buah hasil pemikiran asal ustadz, bukan dari kitab ulama, dan HP juga mikirnya meskipun dia bukan ahli agama, tapi dia bisa mengomentari semua ulama sampai para imam besar melalui dalil seorang wanita mengkritik sahabat. Tapi semoga aja lah usaha ustadz berhasil
Ulama kalam semua itu, ulama makkah dan madinah tidak pake untuk aqidah.
Ketika manusia kehilangan arah
Ketika manusia tak mau memahami keutamaan arah atas
Maka kita akan mudah disesatkan oleh iblis/ setan yang datang dari arah depan, belakang, kanan dan kiri. (Tak satupun ada ayat dalam Al-Qur'an yg menyatakan godaan iblis/ setan datang dari arah atas).
tidak sadar padahal anda yang telah disesatkan iblis
Wahabi ini lucu ya, pendapat imam fakhrurozi, al-ghozali yg digelari hujjatul islam, imam baihaqi ditolak karena tdk sepaham dengan pendapatnya, tpi imam Al-bani, utsaimin , bahkan ust salafi lainnya diterima🤣. Jdi kaum Al-bani ini menerima pendapat ustnya sendiri tpi tidak bisa menimbang.
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam fiqh Al-Akbar, Barang siapa yang mengingkari keberadaan Alloh diatas langit, maka ia kafir."(Lihat itsbatu shifat Al-uluw Ibnu Qudamah al-maqdisi hlm116-117)
Krn Syaikh Utsaimin, Syaikh Al Bani sama dgn aqidah 4 Mazhab dan para sahabat Krn ulama2 tersebut hanya menukil ilmu diatasnya (para sahabat, tabiin, tabiut tabiin (murid tabiin)..
Jika berbeda akan tertolak juga...Krn ilmu itu harus ada Sanan nya ke atas (Sahabat Rasulullah)
@@AbuRasyid-tq6ux jdi sekelas imam Al-Ghazali di tolak ya krna tdk sesuai dgn 4 madzhab?😂 imam ghozali lo yg d gelari hujjatul islam, gelar ini tidak diberikan secara sembarangan, akan tetapi ulama mengakui kealimannya sehingga diberikan gelar seperti itu..
Anda tau dulu urut urutan ilmu agama itu (sanad)....ilmu itu milik Allah di wahyukan ke Rasulullah diajarkan ke para sahabat diajarkan ke tabiin diajarkan ke 4 Mazhab....artinya yg paling tinggi Al Qur'an, Hadis shohih, pendapat para sahabat dst....nah Al Ghozali itu 4 abad dari imam Safei...dan ilmunya bedo....nah masalah gelar hujahtuh Islam...itu tergantung yg menggelarnya...kalo di Arab Saudi, UEA,Yordania Qatar kitab2 Al ghojali itu gak dianggap... kecuali kalo mengelari Rasulullah baru itu dadi hujahh...
Arsy itu bagian dari nama Allah sendiri, sam seperti al qur'an, kalamulloh, dan kalimat allah itu tidak terbatas, dan mempunyai arsy yg luas pula.
Terima kasih ilmunya Ustadz, tetap semangat untuk mencerahkan umat
Ada beberapa penyimpangan dalam pemahaman dan praktik Salafi yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam oleh beberapa ulama dan cendekiawan, seperti:
Penyimpangan Doktrin
1. Antropomorfisme (menyerupakan Tuhan dengan makhluk).
2. Menghakimi orang lain sebagai kafir atau sesat secara sewenang-wenang.
3. Menolak tradisi dan bid'ah yang tidak berdasar secara absolut.
Penyimpangan Praktik
1. Ekstremisme dan kekerasan.
2. Mengharamkan hal-hal yang tidak jelas haramnya.
3. Menolak peran akal dan ilmu pengetahuan.
Penyimpangan Sosial
1. Mengisolasi diri dari masyarakat.
2. Menolak dialog dengan non-Muslim.
3. Menghakimi orang lain berdasarkan penampilan.
بسم الله
Dari tulisan, anda seorang yg nerima ilmu dunia secara ilmiyah, punya nilai akademis dan baik dalam validasi dan verifikasi setiap konsep..
Cuma disayangkan dlm urusan akhirat tdk diterapkan..
Silahkan anda validasi dg amanah propaganda syi'ah, orentalis dan du'at amplop Ini..
Semuanya bisa ane bantah dg nunjukan literasi amanah secara utuh bila anda betul cari kebenaran , bukan tipe kibr, ta'assub dan taklid buta
Bkn nyimpulkan sendiri sdgkan anda tdk bisa bahasa Arab aktif, gmn bisa validasi anda bkn pengekor setia?
@Ibrahim-h2h salafi menyerupakan Tuhan dengan mahluk itu fakta apa yang mau dibantah?
Aspek Teologis
1. Transenden: Tuhan tidak serupa dengan makhluk.
2. Independen: Tuhan tidak bergantung pada makhluk.
3. Dependensi: Semua makhluk bergantung pada Tuhan.
Aspek Filosofis
1. Kausalitas: Tuhan sebagai penyebab utama.
2. Keabadian: Tuhan tidak terbatas waktu.
3. Kesempurnaan: Tuhan tidak memiliki kekurangan.
Definisi ini sesuai dengan konsep Tauhid (keesaan Tuhan) dan sifat-sifat Tuhan dalam Al-Qur'an:
1. QS. Al-Baqarah: 255 - Tuhan tidak serupa dengan makhluk.
2. QS. Al-Rahman: 1-2 - Tuhan menciptakan dan memelihara.
3. QS. Al-Ikhlas: 1-4 - Tuhan tidak bergantung pada makhluk.
Penjelasan orang berilmu begitu kalem dan ramah,gak ada kata kasar, gak seperti ngustad sebelah
*Langit Beristiwa Bersemayam DIATAS Bumi*
Apakah Langit butuh kepada bumi?
Apakah langit bertempat di bumi?
Apakah langit lebih kecil dari bumi?
Apakah langit menempel di bumi?
jawabanya LA (tidak) Langit meninggi diatas bumi tidak menempat, menempel, butuh kpd bumi dan lebih kecil daripada bumi *begitu juga Allah beristiwa bersemayam diatas Arsy nya meninggi diatas seluruh makhluknya.*
Klo si udin berilmu kenapa takut sama heri pras,padahal udah di tantang berhari² yg lalu 😂😂😂.
@@IqlimaLabuda-y7ckarena tidak selevel mkn,
@@agengduriat8523 ente ngomong "diatas" saja itu menunjukan allah terikat ruang & waktu
@muhammadnuruddin3067 klo orang takut selalu beralasan "tidak selevel" udah basiii😅😅.
Yg namanya laki² dan merasa berilmu klo di tantang mesti mejawab tantangan bukan beralasan😅😅
1 pelajaran di pesantren dulu yang di terangkan oleh ust saya, beliau menganalogikan seperti tukang kayu yang membuat meja, apakah meja seperti tukang kayu? Begitupun Alloh SWT, Alloh dengan segala ke agunganya menciptakan seluruh alam semesta, baik dunia akhirat, syurga, negara Arsy, semua itu adalah ciptaan, dan tidak mungkin yang menciptakan sama dengan yang di ciptakan.
Allah adalah dzat yang maha mulia lagi maha tinggi di atas Arasy dan makhluk semuanya
Di akhir zaman banyak orang yang berbangga dengan ilmu yang telah ia pelajari dari berbangga dengan gelar yg ia peroleh , hingga gelar tersebut di sematkan di awal nama maupun belakang nama . Namun ilmu dan gelar yg ia dapat tidak bisa membawa kpd pemahaman yang benar , namun sebaliknya ilmu yang ia dapat di jadikan sarana untuk menyebarkan syubhat di tengah2 umat . Padahal Al'-Qur'an dan As-sunnah sudah sangat jelas dan menjelaskan sejelas-jelasnya , bahwa Allah ber ISTIWA' DI ATAS ARASY , DAN BAHKAN IMAM EMPAT MADZHAB- MEYAKINI BAHWA ALLAH BERADA DI ATAS ARASY . Tapi para penolak sifat dari Zaman ke zaman senantiasa mengingkari jika Allah ber ISTIWA' DI ATAS ARASY . Sungguh para penolak sifat adalah orang2 yg menuhankan akal .
ada beberapa golongan yang susah di nasehati:
1. Orang pembela YAHUDI laknatullah,
2. Ahlul bid'ah PD dengan ke bid'ahannya,
3. Perokok berat,
4 orang lagi Bucin akut.
dan lain-lain
Klo Allah di atas Arsy, lalu dimana Allah sebelum menciptakan Arsy ? Ustadz mnjelaskan Bahwa Allah tidak membutuhkan Tempat entah Arsy atau apapun itu.
seorang Raja saja menggunakan singgasana bukan untuk tempat tinggalnya
Menurut penjelasan siapa... Anda pikir imam Nawawi, imam Baihaqi, imam Ibnu hajar, imam Baihaqi itu ilmunya ga paham Al Qur'an dan as sunah....sekarang pertanyaan buat anda, siapa rujukan anda bahwa Allah itu bertempat di atas arsy... Jangan ngaku2 4 imam madzhab
si wahabi ini sok paling paham quran dan sunnah
padahal konsep ketuhanannya sama dengan oten
@@adinahmad7042 itulah BAHAYANYA kalu membayangkan Allah seperti MANUSIA.
Alhamdulillah penjelasan bikin adem, kelompok sebelah tambah meradang.
Selain Gus Baha, UAS, UAH dan Sekarang muncul lagi Ustadz Nuruddin.
Tadz Semoga bikin video dari 4 madzhab tentang Allah tidak bertempat
Up
@@santrianyar708 wkwk asli ditunggu banget
Berilmu dan beradab 👏
terimakasih atas ilmux ustadz🙏🙏🙏🙏
حياكم الله وبياكم يا أستاذنا
To: Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
"Atas" bukan sekadar arah fisik.
🌃Saat malam, "atas" berarti menghadap bulan; ⛅siang, "atas" artinya menghadap matahari.
Bahkan, arah yang kita sebut "bawah" saat ini bisa menjadi "atas" dalam waktu 12 jam kedepan.
Lalu apakah Allah berpindah-pindah tempat? Tentu tidak. itu namanya faham Mujassimah. Sedangkan Allah tidak terikat oleh ruang atau arah seperti makhluk-Nya. (baca: As-syura ayat 11, sampe dispill sama Allah kata "Bumi dan Langit" buat kisi2 loh 😭)
Masalahnya bukan pada ayat yang menyebut "Allah di Atas," tapi pada pemahaman yang keliru tentang makna "Atas".
zaman dulu sebenernya teori bumi bulat sudah ditemukan tapi BELUM SECARA EMPIRIS, masih berupa rumus2 matematika dan pengamatan astronomi (RASIONAL).
Nah sekarang udah gamblang ada satelit, ada aviasi, ada roket. Semua ilmu itu harus pake teori lengkungan Bumi, Bumi itu udah fix Bulat secara empiris dan rasional, artinya makna "atas" itu secara universal udah bukan nunjuk ke atas. tapi maknaya udah bias, tergantung dimana lu posisinya.
-----------------
Ingat, Al-Qur'an ditujukan untuk orang-orang yang mau berpikir:
“Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada” (QS 22: 46)
“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat” (QS 2: 269)
Itulah alasan kenapa oleh Bin Baz (salahsatu ulama wahabi yg jadi panutan utama) ngekafirin orang karena nganggep Bumi Bulat, =hatinya keras, meski udah ditemuin Roket dan Satelit, mereka dengan keras hati tetap nganggep Bumi Datar demi Ego mereka biar jamaah wahabiyunnya ga malu kalo berdakwah. karena dakwahnya emang muatannya politis demi kelangsungan hidup Kerajaan di Najd.
makna "Atas" aja bisa berarti kedudukan.
seperti hirarki kepemimpinan. hirarki antara Tuhan dengan Budak/Hamba Sahaya.
kalo nganggep "atas" cuma seperti di plafon rumah, ya susah.
bener, yang salah bukan ayatnya, tapi otaknya yang keliru, atau kalo kata tukang IT, "udah kena Prosessornya"
@@razgriz1239 anda tdk sadar dg otaknya yg sudah teracuni ilmu filsafat..
Yg anda paparkan itulah filsafat yunani yg diadopsi oleh Fakhrurroozi dg ngedepankan dalil otak DUNGU dari pada dalil quran sunnah dg istilah "'aql dalalah qot'iyyah Sedangkan alquran sunnah dalaalah lafzdiyyah diabaikan..Ini konsep aqidah mereka dan anda tdk pernah baca"bisa Ini"
Meskipun pada akhirnya Fakhrurroozi menjelang diakhir hidupnya beliau taubat yg Sblmnya ngutak-ngatik ayat quran dan hadist dg otak filsafatnya kembali pada metode ahlulhadist..
Toh sudah jelas Rasulullah shollallahu 'alaihi wasalam dan sahabat2nya meyakini dg lisan dan perbuatan bhwa Allah ada di atas langit!
@@razgriz1239 jadi pemahaman yang benar tentang makna "di atas" itu apa?
@@fanug1987
Kata "atas" memiliki beberapa definisi tergantung pada konteks
1. Posisi atau Lokasi: Merujuk pada tempat yang lebih tinggi dari sesuatu.
Contoh: Buku itu ada "di rak atas".
2. Penyebab atau Alasan: Digunakan untuk menunjukkan dasar atau sebab dari sesuatu.
Contoh: Kami berterima kasih "atas bantuanmu".
3. Kepemimpinan atau Hierarki: Mengacu pada pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Contoh: Keputusan ini berasal "dari pimpinan atas".
4. Kiasan: Menunjukkan keunggulan atau prioritas.
Contoh: Mereka selalu menempatkan "kualitas di atas segalanya".
Wahabi cuma mentok di nomer 1. siapapun yang mendefinisikan atas pada nomer 2,3,4 adalah Kafir bagi wahabi. sungguh jamaah dajjaliyah yang tidak menggunakan otaknya.
“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat” (QS 2: 269)
@@razgriz1239 lah bin baz itu siapa... ??? Ulama' baru lahir kok ditanding sama Al Ghazali...
Barakallahu ust. Nuruddin, saya lebih mengutamakan metode tafwidh dalam ilmu aqidah ini🙏
Mantap kang Heri Pras...
wkwk bisa2 ny ngefans nya heri
Iya bang, semoga dia bikin video trus, lagi butuh hiburan sayah🤣
Gembong wahabi lucu
@@elmyxyafi jadi ketauan yg pemahamannya filsafat 🤭
Arti istawa ala adalah sifat tinggi diatas arsyNya.
Allah tidak duduk, tidak bertempat.
Justru duduk dan bersemayam adalah buatan orang² dari firqoh asyariyah muthaakirin yg bekerja di kementerian agama dan menerjemahkan istawa dengan arti "duduk" atau " bersemayam".
Justru tuduhan golongan asyaroyah muthaakirin kepada golongan wahabi meyakini "duduk" juga dr golongan asyariyah muthaakirin. Mereka golongan wahabi hanya meyakini istawa ala itu sifat tinggi. Keifiatnya tdk pernah mereka pikirkan, tidak spt golongan lain.
Mulia dgn MANHAJ SALAF, semoga diistiqomahkan 💚💚💚
Manjat salak 🤣
Iblis juga merasa dirinya mulia
Salaf yg mana?😂
2 kuburiyyun muncul...
Ayo dong pakk Nurudin terima ajakan berdiskusinya mas Herry prass,,jangan banyak alasan dan kabur kaya si bahar dan si habib jafar ketika diajak diskusi😢😢,kalau anda benar kenapa mesti takut??
Dia nantang yang jelas, tempatnya dimana, waktunya kapan, siarin live. Jangan nantang doang. Kemarin dia nantangnya utk debat sama gurunya. Kali ini yang jelas, ust. Nuruddin dia tantang atau masih disuruh lawan gurunya si Misri atau siapa itu 😅
@alsaifok yg namanya ngajak mesti diterima dulu bang ajakanya,mas hery sudah bilang tempatnya netral di uniersitas,kenapa gak bolehh ngajak guru??apakah pak Nurudin takut dengan syech almsiry?secara akedemis pak Nurudin dengan syech almisry sama2 sarjana kenapa mesti takut??apa maunya dia lawanya dia mesti dibawah dia pendidikanya??😊😊,ayo dong bantu laksanakan terjadinya diskusi ini mas jangan malah kayak pak Nurudinya yg hanya curhat di medsosnya ngeles sana sini..
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ,اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ,اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ❤❤❤❤❤❤❤
Alhamdulillah terimakasih ustadz 🙏
Bener emang pemahaman sufi itu menolak begitu banyak dalil yg menyatakan Allah diatas karena akalanya yg gak mampu memahami kabar yg telah jelas2 Allah berikan kepada mereka,padahal ulama2 salafi di indonesia maupun imam2 di madinah dan mekah sudah menjelaskan secara jelas dan ilmiah untuk mengimani kabar dari Allah tersebut,tapi apa daya hidayah memang hanya Allah yg bisa memberikanya,tapi yg sedihnya mereka memelintir bahwa orang2 salafi atau imam2 di madinah dan mekah menyatakan Allah butuh tempat😢😢,padahal saya yakin orang2 dikolom komentar ini yg menuduh seperti itu gak tau fatwa yg sebenarnya dari imam2 mekah madinah hanya ikut2an saja dengan orang2 sufi2 extrimis yg membenci dakwah salafi ini,semoga kelak orang2 ini bisa bertemu dengan para imam2 dimadinah dan mekah sebelum akhir hayatnya,karena sesungguhnya dosa fitnah itu tidak akan hilang jika belum minta maaf kepada orang yg difitnahnya..🙏
th-cam.com/video/BsK7ntbIQ9Q/w-d-xo.htmlfeature=shared kamu bisa berdebat nanti di akhirat dg sahabat Ali , kalau sahabat Ali yg salah maka sahabat Ali yg celaka tapi bila kamu yg salah, maka engkau yg akan jadi penghuni neraka
Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
@@ferbiansyahbyan2562 siapa imam” di madinah & mekkahnya ? coba sebutin !!!
nte seenaknya bilang sufi extrimis padahal wahabi sendiri yg mirip khawarij (emang khawarij si wkw), wahabi dulu yang membunuh ulama” ahlusunnah wal jamaah yang ada di hijaz.. jangan playing victim derr 😅
jadi gmn? yang dimaksud om bahwa diatas itu seperti apa?
@@zeay1050 nte dengerin pemaparan dari ust nuruddin kan ?
Begitu dahsyatnya pemikiran ahlul kalam/ ahli filsafat mereka campur baurkan islam dengan pemikiran filsafat yg berasa dari bangsa yunani...
Mudah memperdaya orang2 awan...
Semoga kita kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat
Imam Al-Ghazali lahir pada tahun 1058 Masehi (450 Hijriyah) di kota Tus, yang sekarang terletak di wilayah Iran. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali.
sementara fatwa
1. Imam Abu Hanifah (Mazhab Hanafi)
Pernyataan Imam Abu Hanifah dalam Al-Fiqh Al-Akbar:
"كَانَ اللهُ وَلَمْ يَكُنْ مَكَانٌ، وَخَلَقَ الْعَرْشَ وَالْمَكَانَ، وَهُوَ عَلَى صِفَتِهِ قَبْلَ خَلْقِ الْعَرْشِ وَالْمَكَانِ، لَا يَزِيدُ فِي صِفَتِهِ شَيْءٌ."
“Allah ada sebelum adanya tempat. Dia menciptakan Arsy dan tempat, dan Dia tetap seperti sifat-Nya sebelum menciptakan Arsy dan tempat, tidak ada sesuatu pun yang berubah dari sifat-Nya.”
Ucapan Imam Malik ketika ditanya tentang ayat "الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ" (QS. Thaha: 5):
"الِاسْتِوَاءُ مَعْلُومٌ، وَالْكَيْفُ مَجْهُولٌ، وَالْإِيمَانُ بِهِ وَاجِبٌ، وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ."
“Istiwa' itu diketahui, bagaimana caranya tidak diketahui, mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid'ah.”
"مَنْ اعْتَقَدَ أَنَّ اللهَ جَلَّ ذِكْرُهُ يَحِلُّ فِي مَكَانٍ، أَوْ يَسْتَقِرُّ عَلَى شَيْءٍ مِنْ خَلْقِهِ، فَقَدْ كَفَرَ."
“Barang siapa yang meyakini bahwa Allah berada di suatu tempat, atau menetap di atas sesuatu dari ciptaan-Nya, maka ia telah kafir.”
Imam Ahmad berkata, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Qudamah dalam Lum’atul I’tiqad:
"نُؤْمِنُ بِمَا وَصَفَ اللهُ بِهِ نَفْسَهُ، وَمَا وَصَفَهُ بِهِ رَسُولُهُ، مِنْ غَيْرِ تَحْرِيفٍ وَلَا تَعْطِيلٍ وَلَا تَكْيِيفٍ وَلَا تَشْبِيهٍ."
“Kami mengimani apa yang Allah sifatkan untuk diri-Nya dan apa yang Rasul-Nya sifatkan, tanpa penyelewengan, tanpa pengingkaran, tanpa mempertanyakan ‘bagaimana’-nya, dan tanpa menyerupakan (Allah dengan makhluk-Nya).”
lmam yang terakhir yaitu Imam Ahmad bin Hanbal Wafat: 241 Hijriah atau 855 Mahesi.
lalu siapa Imam Al-Ghazali yang lahir ratusan tahun kemudian lalu memfatwa seperti yang kamu jelaskan?
misalnya pada tahun ke 200an Hijriah jumhur ulama telah sepakat kalau babi itu haram dimakan, lalu pada tahun ke 450 Hijriah ada ulama yg menghalalkan babi, apakah sekarang (1446 Hijriah) ketika orang bilang babi halal dengan fatwa ulama tahun 450 Hijriah dan bilang itu khilafiyah dari zaman dahulu?
@@ibnusyu mantap sesuai dengan Dalil
Poin-poin, dalil-dalil yang antum sampaikan sama sih dengan beliau (Ust. Nuruddin), kok antum nanya lagi😅 siapa Imam Al-Ghazali.
Coba tonton lagi di menit ke 6:20
Hhhh... Pendapat para Ulama yang anda sampaikan, sama sekali tidak bertentangan dengan pendapat Al Ghazali yang disampaikan ust di video 😂😂😂
Gak ada yang mengingkari kok, cuma karena keterbatasan bahasa Indonesia bermain dengan metafora untuk menandakan bahwa kalimat "di atas" menunjukkan keagungan Allah, "sifat Maha dari Allah" dan bukan tempat seperti pandangan manusia.
begini nih kalo orang yg menolak belajar mantiq/logika, mengambil kesimpulan'y lucu skali 🤭
Assalamualaikum
Kalo bahas khilafiah (perbedaan pendapat) tidak akan ada akhirnya. Namun hendaknya setiap diri bercermin dan menahan diri dari perbuatan mungkar di atas perbedaan pendapt. Hujatan cacian buang jauh2.
Khilafiah fiqih. Aqidah. Hendak nya orang2 yang berkapasitas saja yang berbicara. Kita sebagai Pendengar jika sesuai dengan keyakinan kita ambil jika tidak maka sudah. Semoga perbedaan kita menjadi rahmat dari allah.
Hendak setiap diri tingkatkan taqwa kepada allah. Mati dalam keadaan yakin bahwa Allah adalah Rabb semesta alam.
Mereka yang mujasimah akan bertemu tuhannya kelak di akhirat , punya tangan punya kaki besar tinggi, berada di atas, raksasa super besar,,
Orang yang benar aqidah nya dan keimanannya, akan bertemu tuhannya dengan keledzatan dan keni'matan yang tak tertandingi kenikmatan mana pun.
Lah bukannya Allah emang Maha Besar dan Maha Tinggi?
Maksud lu gimana dah?
@acmzi8121 tanyakan sama kaum mujasimah,,,
maha tinggi 60 hasta/30 mtr sbgmna pndpat syekh bin baz?
@@MuhammadAlawi-u9d
Gw tanya ke elu, Allah Maha Tinggi dan Maha Besar gak? Kok lu takut banget jawabnya kayak gak pernah hafal Asmaul Husna
@@acmzi8121Jangan lupa bang, tangan kanannya ada dua, seperti karakter di manga JoJo Bizzare Adventure 😂. Susah bener kalau orang mujassimah, memaknai MahaBesar dan MahaTinggi sebagai bentuk tubuh 😂.
*Kalo tidak dibawah bukan berarti di atas,, dan kalau ada pendapat bahwa tuhan diatas mengapa kita sujud ke bawah, sedangkan tuhan diatas, artinya Allah tidak bisa di definisikan sesuai keinginan kita tapi sesuaikan dengan qolbu kita bahwa dalam qolbu kita ada allah, fadzqur robbaka finnafsika,, ingatlah tuhanmu dalam Qolbumu, artinya tuhan kita bukan di atas*
Capung di atas air apakah capung berdiri diatas air?
Pesawat di atas Gunung, apakah pesawat ðuduk diatas Gunung ? Mahluk aja sama mahluk aja gak bisa dituduh ditempat apalagi Allah
Jadi hanha anda yg menuduh Allah duduk
Jadi apa yg Allah kabarkan tinggal imani
Itu lah yg sedang dijelaskan bambang.😂. Krna ada orang2 yg mengatakan Allah di atas arsy itu memggunakan arah dunia. Kalo Allah di atas arsy menggunakan arah atas manusia berarti Allah ada di atas mahluk ciptaannya, sedangkan Allah sudah jelaskan Allah ada sebelum ruang dan waktu ada dan sblm arsy ada. Jadi maksud dari berada di atas itu adalah menguasai, bukan diatas menggunakan arah.
@@Muma17 itu kan yg nyebutin di atas , quran
@@mahdihidayah tidak menyimak ini mkknya. Maksud kata diatas itu makna nya apa.. kata diatas dgn arah yg digunakan manusia itu memiliki batas. Di atas plafon diatas pohon. Sedangkan Allah tidak memiliki batas arah yg digunakan manusia. Maka kata diatas itu maknanya menguasai.
@@Muma17 ko ada langit terdekat langit terjauh, langit pertama, neik langit kedua dst sampai langit ke 7. ketika peristiwa isra miraj
@@mahdihidayah kalo kita menggunakan kata diatas menggunakan ukuran yg digunakan manusia itu maka akan timbul pikiran diatas berapa meter? Kilometer? Kalo masalah langit itu tdk masalah menggunakan ukuran manusia krna langit pun merupakan ciptaan. Allah di atas asry itu berapa kilometer?? Pikiran seperti itu yg dihindari maka dari itu kata atas itu bukan menunjukan arah yg digunakan manusia, tp maknya memguasai arsy.
Barokallah fik ustadz... gara2 hery prass jadi kenal antum dan tercerahkan di antum semua...
DIN SAYA TUNGGU KONTEN BARU LO DIN KAPAN DI UPLOAD.
Pendapat para ulama mengenai kata bersemayam makna tempat yg merujuk jelas di beberapa ayat al Qur'an juga pendapat yang benar
Pendapat para ulama kata bersemayam merupakan kiasan yg tidak bermakna tempat bila berartikan tempat maka sama menyifatinya dengan makhluk Nya dan bersemayam cenderung mengartikannya sebagai menguasai juga pendapat yg benar
Jadi, perbedaan kedua pendapat para ulama tentang allah bersemayam diatas Arsy sebetulnya kedua pendapat sama-sama benar
Sama halnya apa yg dijelaskan dari ayat al Qur'an tentang penciptaan nabi adam. QS. Shad : 75, di ayat tersebut terdapat kata" ...kedua tangan-Ku..." Muslim wajib membaca QS. Shad : 75 secara lengkap tanpa menghilangkan/mengganti kata "...kedua tangan-Ku..." Karna menyifati makhluk dan muslim wajib membaca kata ".... Kedua tangan-Ku..." Wajib diartikan tangan-Nya berbeda dengan tangannya manusia/makhluk ciptaan-Nya.
Pesan saya kepada semua saudaraku khususnya untuk diri pribadi saya sendiri, jika nanti ada perbedaan pendapat maka sebaiknya masing2 harus mendiskusikan dengan baik sesuai (QS. Al-ashr :3) yaitu saling menasehati untuk kebenaran dengan masing2 menjelaskan pandangannya beserta sumber hukum islamnya dan saling menasehati untuk kesabaran bila nanti didalam diskusi tidak menemui titik akhir maka sebaiknya kita stop diskusi sebagai menghargai pendapatnya dan wujud dari kesabaran dalam berdiskusi tanpa perlu menghinakan/membagi kelompok2 muslim sebab dikhawatirkan setan akan memasang pasak permusuhan dan kebencian diantara kita sesama saudara muslim karna ingin diri pribadi menang sendiri sedangkan Rasullullah mengingatkan mempererat tali persaudaraan sesama muslim
Tokoh-tokoh besarnya ummat ini yang terpandang di segala zaman terkhusus 3 generasi pertamanya bersepakat meyakini mengimani dan mempersaksikan ketinggian Allah diatas seluruh makhluk-Nya sebagaimana keterangan al Qur'an dan Keterangan lisan rasul-Nya yang ma'shum.adapun pengingkaran dan kekurangajaran aswaja shufi kuburi rongsokan keraknya kubangan kebod'ohan sama sekali tidak terpandang.bahkan al imam abul Hasan Al Asy'ari berkepas diri dari aqdah jahmiyah dan mu'tazilah yang dianut Aswaja shufi kuburi rongsokan keraknya kubangan kebod'ohan di zaman ini
Allah ada tanpa tempat 🫰 ❤
trus isra' mi'raj kemana kang ?
@fzahn02 ke Sidratul Muntaha..
Terimakasih penjelasan nya ustadz, Jazakumullohu khayr
Aammiinn,ALLAH SWT, MAHA BENAR ALLAH ATAS SEGALA FIRMAN NYA.
Dalil nya Q.S Thaha:5 titik bahwa Alloh SWT bersemayam di atas Arsy, tidak usah di perdebatan lagi.
@@mqoryalghifari3408 artinya allah itu terikat ruang & waktu, & bagian dari ciptaannya sendiri dimana itu tidak logis
@mqoryalghifari3408 BERGERAK NYA MAHLUK KARENA ADA YANG MENGGERAKAN,DIAM NYA MAHKLUK KARENA TIDAK ADA YANG MENGGERAKKAN, HIDUP NYA MAHKLUK KARENA ADA YANG MENGHIDUPKAN,MATI NYA MAHKLUK KARENA ADA YANG MEMATIKAN.
Alhamdulillah tambah ilmu, tabarakallaah ustadz...
semoga ustadz sllu dlm lindungan allah🙏
Adem,
Izin ustad klo bisa buat vidio yang mana Penjelasan dari
Imam 4 mazhab (imam malik, imam abu hanifah, imam syafii, imam ahmad)
menerangkan masalah ini (allah di atas arsy)
Barakallahu fiik pak ustadz
kalo herri pras cuma menurut saya . menurut saya.
Baca quran gak bisa, hadist gak hafal, cari musuh orang pinter.