Kami dari Masyarakat Tallo, Kerajaan Tallo atau Kesultanan Tallo Namun Gelar Karaeng, Daeng dan Sultan ini Tetap di Pakai dan eksis di Kerajaan Tallo. Sprt Raja Tallo yg bergelar Macang Keboka RI Tallo I Mallikaang Daeng Manyori Karaeng Matoayya Sultan Abdullah, i Mangadacinna Daeng Sitaba dan Sultan Mudaffar.
Benteng jumpandang atau Benteng pannyua yg diambil oleh VOC Belanda dari hasil perjanjian Bungaya adalah salah satu bukti sejarah kebesaran kerajaan Gowa-Tallo atau kesultanan Makassar. Seharusnya museum I Lagaligo tdk boleh berada di dalam benteng jumpandang itu, Krn I Lagaligo itu bukan merupakan data sejarah, melainkan hanya cerita dongeng yg bercirikan karya sastra. Cerita dongeng I Lagaligo itu banyak menyesatkan pemahaman masyarakat Sulawesi Selatan, Krn menganggap bahwa cerita dongeng I Lagaligo itu adalah merupakan sumber sejarah, padahal cerita I Lagaligo hanyalah sebuah cerita dongeng atau karya sastra. Anehnya data primer lontara peninggalan kerajaan Gowa-Tallo yg merupakan catatan kerajaan tertua di Sulawesi Selatan malah kalah sama karya sastra hasil rekayasa misionaris Belanda matthes. Misionaris Belanda yg bernama Matthes ini sengaja mbuat karya sastra I Lagaligo agar masyarakat Sulsel bisa percaya dgn cerita dongeng I Lagaligo itu, dan melupakan data primer lontara peninggalan kerajaan Gowa-Tallo. Faktanya museum dongeng I Lagaligo ini mendapatkan tempat didalam benteng fort Roterdam. Semua itu terjadi karena akal busuk penjajah Belanda agar masyarakat Sulsel lupa dgn sejarahnya, dan hanya memahami dan mempercayai cerita dongeng I Lagaligo itu. Seharusnya pihak kebudayaan dlm hal ini Pemkot Makassar, harus membersihkan noda yg mengotori nilai-nilai sejarah bangsa Makassar. Dan harus mengembalikan nama benteng fort Roterdam ke nama aslinya, yaitu Benteng Jumpandang, Krn kita sdh merdeka dan tdk ada lg kekuasaan Belanda di Indonesia ini. Kalaupun masih ada antek-anteknya Belanda yg selalu membela Belanda dlm setiap setiap diskusi sejarah, seharusnya mereka diusir saja dari tanah Sulawesi Selatan atau Indonesia ini, dan suruh saja mereka tinggal di negeri kaum kafir Belanda itu.
😂,Saya Orang Bulukumba, memangnya siapa antek2 belanda yang akan diusir dari Makassar,komentarmu seperti orang tidak ada sekolahnya, ngacau @riswanmaulana8972
Kami dari Masyarakat Tallo, Kerajaan Tallo atau Kesultanan Tallo Namun Gelar Karaeng, Daeng dan Sultan ini Tetap di Pakai dan eksis di Kerajaan Tallo. Sprt Raja Tallo yg bergelar Macang Keboka RI Tallo
I Mallikaang Daeng Manyori Karaeng Matoayya Sultan Abdullah, i Mangadacinna Daeng Sitaba dan Sultan Mudaffar.
Benteng jumpandang atau Benteng pannyua yg diambil oleh VOC Belanda dari hasil perjanjian Bungaya adalah salah satu bukti sejarah kebesaran kerajaan Gowa-Tallo atau kesultanan Makassar. Seharusnya museum I Lagaligo tdk boleh berada di dalam benteng jumpandang itu, Krn I Lagaligo itu bukan merupakan data sejarah, melainkan hanya cerita dongeng yg bercirikan karya sastra. Cerita dongeng I Lagaligo itu banyak menyesatkan pemahaman masyarakat Sulawesi Selatan, Krn menganggap bahwa cerita dongeng I Lagaligo itu adalah merupakan sumber sejarah, padahal cerita I Lagaligo hanyalah sebuah cerita dongeng atau karya sastra. Anehnya data primer lontara peninggalan kerajaan Gowa-Tallo yg merupakan catatan kerajaan tertua di Sulawesi Selatan malah kalah sama karya sastra hasil rekayasa misionaris Belanda matthes. Misionaris Belanda yg bernama Matthes ini sengaja mbuat karya sastra I Lagaligo agar masyarakat Sulsel bisa percaya dgn cerita dongeng I Lagaligo itu, dan melupakan data primer lontara peninggalan kerajaan Gowa-Tallo. Faktanya museum dongeng I Lagaligo ini mendapatkan tempat didalam benteng fort Roterdam. Semua itu terjadi karena akal busuk penjajah Belanda agar masyarakat Sulsel lupa dgn sejarahnya, dan hanya memahami dan mempercayai cerita dongeng I Lagaligo itu. Seharusnya pihak kebudayaan dlm hal ini Pemkot Makassar, harus membersihkan noda yg mengotori nilai-nilai sejarah bangsa Makassar. Dan harus mengembalikan nama benteng fort Roterdam ke nama aslinya, yaitu Benteng Jumpandang, Krn kita sdh merdeka dan tdk ada lg kekuasaan Belanda di Indonesia ini. Kalaupun masih ada antek-anteknya Belanda yg selalu membela Belanda dlm setiap setiap diskusi sejarah, seharusnya mereka diusir saja dari tanah Sulawesi Selatan atau Indonesia ini, dan suruh saja mereka tinggal di negeri kaum kafir Belanda itu.
😂,Saya Orang Bulukumba, memangnya siapa antek2 belanda yang akan diusir dari Makassar,komentarmu seperti orang tidak ada sekolahnya, ngacau @riswanmaulana8972