Sebenernya, pangsa pasar 10-15 % sudah bagus sih. Ditambah misi Pak Azrul Ananda memasyarakatkan budaya basket lewat DBL. Di siniar sebelumnya dengan Pak AzA, dispill pas rapat CEO klub Liga 1 & Liga 2, bahwa penonton stadion Liga 1 kalah 10 ribu dari DBL. Itu artinya, final DKI Jakarta Series di Indonesia Arena kemarin adalah perbedaan total penonton Liga 1 dan DBL. Belum termasuk viewership TH-cam. Jadi, sebenernya basket masih termasuk olahraga yang paling diminati di Indonesia. DBL sangat-sangat mendongkrak industri dan popularitas basket di Indonesia. Kalau boleh dirata-rata jumlah spectators/penonton langsung, mungkin basket nomer 2 di Indonesia. Sudah ngalahin badminton. 1) Sepak bola: cuma Liga 1 & timnas U16 U18 U23 + seniors. Nobody watched Liga 2 or Elite Pro Academy U14 U16 U18 & U20. Only a few buying tickets or paying to watch Video.com for Liga 2. Viewers Elite Pro Academy di bawah 2k. 2) Basket: Kalau dari tiket nonton langsung, paling gede memang DBL. IBL kedua, tapi menang di viewership berbayar di Video.com. Ketiga, ironically it's fuckin YBA Cirebon untuk tickets, YBA & LBE Jogja for viewership. Baru LIMA. 3) Voli: masyarakat voli gede di tarkaman, tapi lebih gede Proliga sih untuk tiket. Tidak ada liga atau kompetisi kelompok umur yang terkenal dan hype kaya DBL, YBA, LBE atau LIMA. Dulu pernah ada di LIMA, sudah enggak lagi. 4) Badminton: Selain Indonesia Masters S500 & Indonesia Open S1000, kayaknya kurang menarik penonton langsung. Indonesia Masters S300 & S100 juga sedikit penontonnya, tergantung kota penyelenggara. LIMA Badminton juga rame, cuma pada milih streaming. Streaming BWF World Tour pun pada lebih suka pakai VPN di TH-cam BWF, nggak langganan ke broadcaster video.com maupun MNC. Banyak bertebaran link haram, bhulukhuduktv, tamplekan channel, tepok bulu tv, dsb. Badminton lagi downgrade, makanya Viktor Hartono Djarum minta Pak AzA buat jadi "CEO" PBSI. Industrinya lagi jelek.
Kebiasaan Host main nyaut aja padahal tamu lagi mau ngomong banyak, semoga makin improve deh
7:28 Nah bener, yang pakai sistem group cuma region Surabaya, Solo sama Semarang. Jadi, nggak cuma sekali main. Lainnya pakai sistem gugur.
Shinta, kamu lah ❤ ku ❤❤❤❤❤
Bismillahirrahmanirrahim 70
Kenapa orang indo TDK tertarik dgn basket ya??😢😢😢
padahal basket seru bgt🥲
Soalnya basket olahraga eksklusif
@@BicMacRegular iya bang.orang2 suka footbal padahal lebih seru basket
Sebenernya, pangsa pasar 10-15 % sudah bagus sih. Ditambah misi Pak Azrul Ananda memasyarakatkan budaya basket lewat DBL. Di siniar sebelumnya dengan Pak AzA, dispill pas rapat CEO klub Liga 1 & Liga 2, bahwa penonton stadion Liga 1 kalah 10 ribu dari DBL. Itu artinya, final DKI Jakarta Series di Indonesia Arena kemarin adalah perbedaan total penonton Liga 1 dan DBL. Belum termasuk viewership TH-cam. Jadi, sebenernya basket masih termasuk olahraga yang paling diminati di Indonesia. DBL sangat-sangat mendongkrak industri dan popularitas basket di Indonesia.
Kalau boleh dirata-rata jumlah spectators/penonton langsung, mungkin basket nomer 2 di Indonesia. Sudah ngalahin badminton.
1) Sepak bola: cuma Liga 1 & timnas U16 U18 U23 + seniors. Nobody watched Liga 2 or Elite Pro Academy U14 U16 U18 & U20. Only a few buying tickets or paying to watch Video.com for Liga 2. Viewers Elite Pro Academy di bawah 2k.
2) Basket: Kalau dari tiket nonton langsung, paling gede memang DBL. IBL kedua, tapi menang di viewership berbayar di Video.com. Ketiga, ironically it's fuckin YBA Cirebon untuk tickets, YBA & LBE Jogja for viewership. Baru LIMA.
3) Voli: masyarakat voli gede di tarkaman, tapi lebih gede Proliga sih untuk tiket. Tidak ada liga atau kompetisi kelompok umur yang terkenal dan hype kaya DBL, YBA, LBE atau LIMA. Dulu pernah ada di LIMA, sudah enggak lagi.
4) Badminton: Selain Indonesia Masters S500 & Indonesia Open S1000, kayaknya kurang menarik penonton langsung. Indonesia Masters S300 & S100 juga sedikit penontonnya, tergantung kota penyelenggara. LIMA Badminton juga rame, cuma pada milih streaming. Streaming BWF World Tour pun pada lebih suka pakai VPN di TH-cam BWF, nggak langganan ke broadcaster video.com maupun MNC. Banyak bertebaran link haram, bhulukhuduktv, tamplekan channel, tepok bulu tv, dsb. Badminton lagi downgrade, makanya Viktor Hartono Djarum minta Pak AzA buat jadi "CEO" PBSI. Industrinya lagi jelek.
Pangsa pasarnya 10-15% sudah bagus lah. Bahkan total attendance DBL lebih banyak 10rb dari pada Liga 1 + Liga 2.