Tarian Cakalele

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 24 ม.ค. 2022
  • TARIAN CAKALELE
    O Hoya dalam dialog Melayu disebut Cakalele terdiri dari dua kata yaitu Cakara artinya marah dan Lele artinya irama. Jadi, Cakalele bisa juga disebut irama orang yang sedang marah. O Hoya sendiri adalah spirit kaum jaya yang melambangkan kemerdekaan para Canga dari pesisir, teluk, tanjung-tanjung, sampai seantero belantara di mana tempat bermukim orang-orang Tobelo. O Hoya juga sebagai Odoma Magogule (tarian perang) dan sebenarnya pemaknaan O Hoya sendiri adalah semngat juang, jiwa kepahlawanan para Canga yang telah berkorban, dan itu diekspresikan oleh penari O Hoya tersebut. Alat yang dipakai adalah Humarang (parang, pedang) sebagai senjata ketika menghadapi musuh dan juga Salawaku (perisai, pampele) sebagai perisai untuk menangkis serangan musuh.
    Tarian Cakalele umumnya terdapat di Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara, Indonesia. Di Tobelo terdapat sepuluh komunitas Masyarakat Adat yang saling berdampingan. Komunitas-komunitas tersebut, sudah terdaftar di AMAN, yaitu Hoana Gura, Hoana Lina, Hoana Mumulati, Hoana Huboto, Hoana Modole, Hoana Pagu, Hoana Boeng, Hoana Towiliko, Hoana Morodina, dan Hoana Morodai yang hidup dalam satu rumah yang disebut HIBUALAMO.
    Hibualamo sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu Hibua dalam bahasa Tobelo yang artinya rumah dan Lamo dalam bahasa Galela yang artinya besar. Jadi, Hibualamo sendiri artinya Rumah Besar yang memiliki empat pintu, atau disebut juga Libuku Iata, yang artinya empat penjuru mata angin sebagai filosofi. Tidak ada sekat, bagi siapa pun bisa masuk baik dari utara, selatan, timur dan barat.
    Namun, kehidupan Masyarakat Adat di Hibualamo saat ini sedang terancam akibat kehadiran tambang. Salah satu dampak negatifnya adalah banjir bahkan membuat Masyarakat Adat O’ Honga Manyawa atau media-media menyebutnya Suku Togutil menjadi terancam punah.
    Dalam video ini para penari adalah pemuda-pemudi adat anggota BPAN yang berasal dari dua dari antara sepuluh komunitas adat yang ada di Tobelo. Keduanya adalah Hoana Gura dan Hoana Huboto.
    HOANA GURA
    Komunitas Hoana Gura sendiri menetap di dua pulau yaitu Pulau Kakara, Pulau Kumo dan terletak juga di beberapa desa yaitu Desa Gura, Wari yang juga disebut Tobelo, Hoana Gura dulu ketika masih berada di seputaran Talaga Lina. Mereka bertugas sebagai O' niata Mangale yang artinya bertugas melakukan ritual-ritual seperti Gomatere dan lain-lainnya. Sementara spirit orang Hoana Gura sendiri membuat mereka bertualang menuju Libuku Iata, yaitu menuju empat penjuru mata angin dan akhirnya menetap sampai ke Seram, Raja Ampat, bahkan sampai ke Madagaskar.
    HOANA HUBOTO
    Huboto berasal dari bahasa Tobelo. Hibo'toka yang artinya sudah menyelesaikan. Orang-orang Hoana Hubuto mendiami desa Wosia, Upa, Gamhoku, Efi-Efi, Tomahalu, Kupa-kupa dan di pulau Tagalaya. Tugas ketika masih berada di seputaran Talaga Lina adalah O' Wowango Madoya mengurus makanan atau kesejahteraan, karena kebiasaan mereka adalah bercocok tanam. Orang Huboto juga berperan sebagai penyedia logistik ketika sedang mengibarkan panji-panji Canga. Kegiatan bercocok tanam masih dilakukan sampai saat ini oleh Masyarakat Adat Hoana Huboto.
    #Cakalele #Tari
  • บันเทิง

ความคิดเห็น • 3

  • @triwahyu56
    @triwahyu56 2 หลายเดือนก่อน +1

    Mantab budayanya👍
    Otot kawat balung wesi pokoknya😁😆👍

  • @alfarisambrauambraualfaris1614
    @alfarisambrauambraualfaris1614 3 หลายเดือนก่อน +3

    Aseek❤

  • @rifataditya7872
    @rifataditya7872 17 วันที่ผ่านมา +1

    izin pakai musiknya 🙏🏽