Biaya Hidup Mahal, Jadi Alasan Warga Jepang Malas Punya Anak

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 23 ม.ค. 2025

ความคิดเห็น • 783

  • @gadangtakbesar9330
    @gadangtakbesar9330 ปีที่แล้ว +70

    Saya masih ingat, studi disana membawa 2 anak. Ternyata Pemerintah Jepang memberikan allowance kepada anak anak sekitar 3 jutaan Rupiah berbulan, ditransfer 3 bulan sekali. Alhamdulillah, berkah kami para perantau pelajar.

    • @Ace-rl6hz
      @Ace-rl6hz ปีที่แล้ว +4

      UMK jepang 20 jutaan kalau untuk kerja doank 3 taun dan dapet 300 juta balik ke sini masih masuk akal

    • @sulthonfathoni9017
      @sulthonfathoni9017 ปีที่แล้ว +11

      @@Ace-rl6hz biaya hidupnya masuk akal juga 🗿

    • @muhammadrizky390
      @muhammadrizky390 ปีที่แล้ว +8

      @@Ace-rl6hz sudah mencoba apa hanya sekedar teori pak?

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

    • @popo4647
      @popo4647 ปีที่แล้ว +5

      Itupun karna warga jepang dikit g kyk indo banyak + tak teratur 🗿

  • @reonavp7016
    @reonavp7016 ปีที่แล้ว +50

    Pernah denger orang jepang bilang" jepang itu bagus untuk berwisata tapi tidak untuk di tinggali" mungkin ini salah 1 faktornya, kalo di pikir² juga misal punya anak dapet santunan 500k yen itu jelas kurang untuk membiayai pendidikan, mungkin lebih baik membuat jaminan pendidikan hingga kuliah dari pada uang santunan, karna ini akan menjamin pendidikan dan kualitas anak nya di tambah lagi akan meringankan beban keluarga mengenai pendidikan anak

    • @riki3930
      @riki3930 ปีที่แล้ว +3

      Mending dapet santunan lah di indonesia boro dapet santunan.

    • @fitrifatimahnayla9813
      @fitrifatimahnayla9813 ปีที่แล้ว +4

      @@riki3930 bener.....ud gji kecil + sndwich generation emaknya mint duid terus........

    • @reonavp7016
      @reonavp7016 ปีที่แล้ว +6

      @@riki3930 ya klo di indo mah iya gk masalah, coba lo browsing aja "berapa biaya hidup di jepang" Itu di bagian atas ± langsung muncul sekitar 1x biaya santunan awal 431k atau sekitar 49jtan, itu buat 1 bulan(4orang) masa iya milih duit yang langsung habis di pake 1-2 bulan, klo di indo sih iya duit 500k yen(59jt an) bisa buat hidup 2thn apalagi misal duit di puterin buat modal

    • @reonavp7016
      @reonavp7016 ปีที่แล้ว +4

      @@riki3930 jadi klo misal tinggal di jepang tapi pendidikan anak udh terjamin kan, ortu atau elo nya tinggal mikir buat kebutuhan sehari² sama keinginan, sedangkang biaya pendidikan di jepang juga relatif mahal(bisa sampe Rp.100jt an) belum lagi sampe kuliah

    • @askindepent2565
      @askindepent2565 ปีที่แล้ว

      @@riki3930 goblok semangat su tolol

  • @Naehel
    @Naehel ปีที่แล้ว +17

    Nonton podcastnya denysumargo tamunya neojapan dia bilang pas anaknya lahir aja biaya persalinan 73juta. Sedangkan dari pemerintah Jepang yang ku dengar dari video ini cuma dikasih 43 jutaan. Kalau cuma segitu sih gak cukup lah.

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

    • @pokerclip9788
      @pokerclip9788 ปีที่แล้ว

      73jt tu masih murah. ada yang sampai 150 an. kalau dipotong seperti yang dibilang tadi 40 jt an tetep mbayar 110jt wkwk

    • @arfianwismiga5912
      @arfianwismiga5912 ปีที่แล้ว

      @Ichi Joestar di indo gratis karena BPJS makanannya banyak anak

    • @Naehel
      @Naehel ปีที่แล้ว

      @@arfianwismiga5912 nah mungkin Jepang harus tiru BPJS kali ya

    • @olaartanakola
      @olaartanakola ปีที่แล้ว

      Di Indonesia lagi membuat insentif untuk molis😁

  • @celestialbeing3255
    @celestialbeing3255 ปีที่แล้ว +25

    Bukan masalah penghasilan dan biaya hidup, tapi orang jepang rata2 punya kebiasaan antisipasi yg terlalu jauh

    • @vanhelsing4927
      @vanhelsing4927 ปีที่แล้ว +7

      Kalo di sini yg penting buat dulu masa depannya entar belakangan aja.

    • @vicareede
      @vicareede ปีที่แล้ว

      ​@@vanhelsing4927 hehe😅

    • @demiglas7942
      @demiglas7942 ปีที่แล้ว

      Jd mnurut lu itu narator berkata bohong ?

    • @aiqbalpermana5344
      @aiqbalpermana5344 ปีที่แล้ว

      masalahnya kalo gak diantisipasi apalagi kalo kita hidup di Jepang, sekalinya meleset udah "celaka". Ini juga keresahan temenku yg sekarang udh nikah dan tinggal di sana bareng istrinya. Insentif yg dikasih pemerintah sana jg masih blm nutup kebutuhan lain.

    • @andhikabismantara5765
      @andhikabismantara5765 ปีที่แล้ว +1

      bukan itu jg mslhnya broo..jepang itu klo jalan aj cepat makanya klo main jg cepat naa itu mslhnya hrs nya slowly but sure kayak di Indonesia 😆😆

  • @davidboge2598
    @davidboge2598 ปีที่แล้ว +11

    Biaya persalinan 70 juta dijepang. Kata NEO Japan. TH-camr Indonesia

  • @savikovic
    @savikovic ปีที่แล้ว +100

    Indonesia masih jauh untuk mirip kaya gini. Masih banyak orang percaya banyak anak banyak rejeki. Tp jangan salah, di kota² besar di Indonesia mulai ada yg setuju dengan childfree dan malas menikah

    • @sadikmatajang1254
      @sadikmatajang1254 ปีที่แล้ว +29

      Simple,Krn biaya hidup mahal otomatis mereka berpikir demikian. apalagi banyak alih fungsi lahan, Indonesia pun demikian nantinya jika tidak memaksimalkan industri pertanian.

    • @nanisumarni8045
      @nanisumarni8045 ปีที่แล้ว +8

      Tergantung sudut pandangan, banyak anak banyak rezeki, karena itu juga bisa mempengaruhi bawah sadar dia. Yg ripuh itu udah skeptis, kurang bersyukur masih miskin pula _🗿_

    • @savikovic
      @savikovic ปีที่แล้ว +2

      @@sadikmatajang1254 betul, saya yakin menuju ke arah siti

    • @amareamar9389
      @amareamar9389 ปีที่แล้ว +4

      Kalo penganut childfree.. Udah tua nanti siapa yg urus ya bro.

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

  • @failedindonesianpainter6539
    @failedindonesianpainter6539 ปีที่แล้ว +67

    Ingat ya guys childfree itu ada karena kondisi ekonomi, bukan karena lifestyle

    • @jawapride-nt8yc
      @jawapride-nt8yc ปีที่แล้ว +1

      Prinsip dan ideologi bisa nggak sih

    • @Ourobos13
      @Ourobos13 ปีที่แล้ว +2

      knpa biaya hidup tinggi??
      lagian semua org jepang kadang aneh sama gw, menempati disuatu wilayah kyk kota sedangkan desa sepi hampir gk ada penghuni

    • @amareamar9389
      @amareamar9389 ปีที่แล้ว +1

      Betul bgt bro... childfree itu karena kondisi ekonomi bukan lifestyle
      Anjing aja punya anak
      Masa manusia ajak orang lain childfree...
      Eh yang ajak childfree mirip anjing kan. Wkwkwkkw

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

    • @arfianwismiga5912
      @arfianwismiga5912 ปีที่แล้ว +2

      @@Ourobos13 ya sama kyak di indo cari gaji tetap yg besar tp menurut sya kehidupan di desa lebih bebas stress

  • @prodentengatap8408
    @prodentengatap8408 9 หลายเดือนก่อน +1

    Biaya hidup Jepang memang mahal. Income 140000 yen di Tokyo, 60000-70000 yen buat sewa kamar, 35000 yen buat makan, 20000 buat tekiken transportasi. Hampir nggak nyisa. Freshgraduate pegawai bank bergaji sekitar 160000 yen, harus pinter hemat. Pajak dan kenkohoken siap duit 20000 buat pekerja, justru mending mahasiswa berpendapatan 140000 (karena belum dipajak)

  • @charleston7970
    @charleston7970 ปีที่แล้ว +68

    Kalau Indonesia bisa seperti Jepang, pasti kemiskinan berkurang.
    Kalau mau di telusuri banyak laki2 Indonesia yang malas bekerja.
    Seharusnya mencari nafkah, malah malas bekerja..
    Saya sudah melihat sendiri..
    Kasian bangat sama rakyat Indonesia nekat menikah tapi biaya paspasan, apalagi punya anak tambah gak bisa memenuhi kebutuhan, akhirnya gizi anak buruk.
    Seharusnya juga Pemerintah Indonesia mau menasehati rakyatnya sendiri, jangan sampai gizi anak buruk.

    • @yokana8809
      @yokana8809 ปีที่แล้ว +18

      Boro2 di Indonesia yang sudah nikah punya anak, di sini yang masih pake seragam udah gendong anak. Nanti klo keluarga tidak sejahtera, masa depan suram dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup akhirnya stres dan melakukan tindakan2 negatif. Dan yang lebih parahnya lagi lingkungan sekitar hanya menyudutkan mereka namun tidak menasehati agar menyesal dan mengajak mereka agar mau bertobat.

    • @hariyanto2480
      @hariyanto2480 ปีที่แล้ว +3

      Kalo jumlah penduduk indonesia jadi menurun dan keadaannya spt rusia yg merupakan negara terluas didunia tapi jumlah penduduknya bisa dibilang tdk banyak menurutku keutuhan wilayah indonesia bisa terancam karena indonesia belum punya senjata nuklir spt rusia utk diketahui kabarnya ternyata australia takut dgn over populasi indonesia dan bisa saja malaysia mencaplok kepulauan riau sedangkan rusia punya nuklir oleh krn itu banyak pihak yg takut bahkan amerika juga takut

    • @riahn6016
      @riahn6016 ปีที่แล้ว +9

      Gw aja hidup sebatang kara stress apa apa apa mahal nyari duit susah...
      Jadi bukan faktor banyak atau ngga nya Anggota keluarga...
      Orang jaman dulu anak nya 12 ,8 ,15..
      Pada idup semua...malahan sekarang banyak yg pada sukses...

    • @charleston7970
      @charleston7970 ปีที่แล้ว

      @@yokana8809 betul

    • @apokarin427
      @apokarin427 ปีที่แล้ว +13

      indonesia sih hajar terus bikin anak apalagi yang miskin, urusan kedepan belakangan yang penting ngentod dan pastinya ngilangin gosip kapan nikah wkwkwk

  • @KaKuadrat
    @KaKuadrat ปีที่แล้ว +2

    4 thn tinggal di jepang ngerasain emang di jepang anak2 kecil itu sedikit banget.
    Pernah nyoba tanya ke orang jepang kenapa ga punya anak banyak. Ya jawabannya "taihen" /merepotkan.
    Walaupun di ksih uang jg sama pemerintah jg cuma sekali sedangkan membesarkan anak itu terus terusan. Gitu jawabannya.
    Di tambah lagi di jepang masalah s³x udah free. Buat apa nikah juga. Iya kan?

  • @VictorRandy3902
    @VictorRandy3902 ปีที่แล้ว +24

    orang tua muda jaman now udh pd cerdas...byk anak, byk pengeluaran...bukan byk rezeki 😉😅

    • @mulkanmulkan5620
      @mulkanmulkan5620 9 หลายเดือนก่อน +1

      Wkwkwkkwkw yoi bro.. untung ortu lu masih mikir buat punya anak... owkwkwkwkwkkk 😂😂😂😂😂😂

    • @Po7Ho
      @Po7Ho 9 หลายเดือนก่อน +3

      Punya anak itu, bisa membuat kita bahagia😊😊😊❤❤

    • @kurirpolman
      @kurirpolman 7 หลายเดือนก่อน +1

      Klu sj org tuamu secerdas org2 jepang yg enggan punya anak maka kamupun bs saja gk bisa ikut komentar disini…😂😂😂

    • @UsepSutisna-br9qb
      @UsepSutisna-br9qb 6 หลายเดือนก่อน +1

      guepun sempet nyesel knp gue hrs lahir..

  • @muchsintatah8358
    @muchsintatah8358 10 หลายเดือนก่อน +1

    Pendapat pribadiku, bukan resesi sek tapi mikir berkali-kali punya anak, beda sek kebutuhan, dan sek bermaksud bikin anak, dan mereka tau betul membesarkan anak disamping biaya juga butuh waktu lebih banyak agar anak berkualitas unggul (tercukupi gizi &pendidikan) 🙏

  • @RLKAC
    @RLKAC 7 หลายเดือนก่อน +1

    Bener juga apa yg dikatakan oleh Hiroaki Kato san musisi & penyanyi Jepang yg sudah tinggal bertahun2 di +62, beliau bilang klo di Jepang itu cuma keluarga yg super kaya yg berani punya anak banyak atw lebih dri 2. Itu dikarenakan mulai dri biaya pendidikan & kesehatan anak yg betul2 mahal bagi para ortu di sana shgg budget yg hrus disiapkan oleh para ortu di sana juga terbilang sangat besar

  • @imamjamil5
    @imamjamil5 ปีที่แล้ว +12

    Jepang negara maju, Beda dengan dsi konoha dk peduli berapapun biaya hidup yg penting “banyak anak banyak rezeki”

    • @nur.Rohman.
      @nur.Rohman. ปีที่แล้ว +1

      Kalau gua 2 anak cukup bro😂
      Mungkin yang dimaksud banyak anak banyak rezeki itu seperti kalau kita punya anak pasti kita lebih giat bekerja kadang ada kerjaan sampingan dan punya tujuan hidup tidak merasa kesepian lagi.
      Jadilah "banyak anak banyak rezeki"

  • @Angel_Of_The_Death
    @Angel_Of_The_Death ปีที่แล้ว +1

    Aku CHILDFREE (honestly, straightforward) kami udah nikah hampir 11tahun. Aku belum mau punya anak padahal kalau berobat ke dokter mungkin bisa.. cuma harus suntik²+vitamin.
    Kadang bahkan pengen adopsi aja dari lama tapi kok belum berani. Aku mikirnya panjang. Aku gak percaya UCAPAN BASI banyak org yg katanya, "banyak anak rezeki!" Bullshits! Lah, banyak anak² di Indonesia yg gak diurus ortunya.. krna TINGGINYA angka perselingkuhan di Indonesia, poligami yg berujung cerai, istri byk sakit jiwa akibat dikhianati, pencabulan jg, tingginya angka sex bebas, dsb. Anak² panti asuhan banyak, banyaknya penduduk Indonesia yg susah, makan aja susah. Saya liat fakta or realita, bukan dengar omongan org! Buktinya rata² memang susah ekonomi!
    Ada syarat yg harus dipenuhi sebelum kami punya anak. Tapi belum bisa, gak pernah bisa kayaknya. Alhamdulillah ga/blum punya anak. Pas corona suami diPHK 2x, bisnis kecil aku juga closed. Skrg masih bertahan hidup. Kluarga saya masih susah. Yg hidupnya tenang tuh (biasanya) yg kebetulan krj PNS, pegawai tetap, jadi ada pegangan seumur hdp, bs hidupi keluarga seumur hidup meskipun kluarga pada susah, mereka ada pegangan/aset. Yg ky kami ini bukan pegawai tetap, masih blum punya aset, & suami bukan dr kluarga kaya yg bisa ngasih warisan, kami dr sononya ga brharap smua itu. Alhamdulillah ga ada anak. Biarlah.. Ga ada yg ngurusin. Berdua aja kadang kewalahan. Ortu aja masih susah, blum bs bahagiain. Krn hidup BUKAN hny butuh makan. Byk hal penting lainnya! Mau nambah anak? Na'udzubillah. Berharap situasi+kondisi brubah total. Harus berani ambil langkah lain, ini ancang² masya Allah. Demi masa depanku, ortu yg lebih baik, kluarga tercukupi. Bismillah. Do'a+iikhtiar.
    #ChildfreeBetter
    th-cam.com/video/4mD3HJnyvUE/w-d-xo.html

  • @aiqbalpermana5344
    @aiqbalpermana5344 ปีที่แล้ว +1

    Dengan iklim kerja di Jepang yg segitu kerasnya ditambah biaya hidup yg tidak murah, kalimat "banyak anak banyak rezeki" mungkin tidak terlalu berlaku di sana. Ok memang pemerintah sana sudah memberikan tawaran dana insentif untuk yang sudah berkeluarga, tapi pertanyaan selanjutnya "apakah insentif yang diberikan itu cukup untuk membiayai istri dan anak secara jangka panjang?" dan "apakah dana insentif itu diberikan secara kontinyu atau hanya sekali diberi kemudian keluarga dibiarkan berpikir sendiri untuk mengelolanya?". Jadi, masalah kepercayaan dan kekhawatiran warganya soal pernikahan ini yang harus bisa dipecahkan pemerintah Jepang. Kalau pendapatan tidak ada kenaikan signifikan sementara biaya hidup makin bertambah, dengan bantuan insentif yg besar pun masih belum tentu bisa menutupi. Seperti kawan lama saya yg sekarang tinggal dan menikah di sana pun mengalami kekhawatiran yg sama dgn istrinya.

  • @worstnetizenbasedonmicroso653
    @worstnetizenbasedonmicroso653 7 หลายเดือนก่อน

    Baik negara maju maupun berkembang, taglinenya sama 'banyak anak, banyak rejeki...................YANG HARUS DICARI' 🥺

  • @handokowijaya2397
    @handokowijaya2397 ปีที่แล้ว +10

    Semakin maju negara akan semakin mahal biaya hidup karena ada persaingan gaya hidup Hedon disana, semoga Indonesia tetap jadi negara berkembang saja

    • @thedark.369
      @thedark.369 ปีที่แล้ว +3

      Ga hedon juga gw ngeliat org2 jepang, mereka lebih milih sepeda atau kendaraan umum buat berpergian, atau mobil buat bareng keluarga. Masih hedonan kita keknya 😂.

    • @handokowijaya2397
      @handokowijaya2397 ปีที่แล้ว +2

      @@thedark.369 itu karena mereka gak mampu membeli motor atau mobil, lagian tranportasi umum sangat masif di sana,

    • @tersangkabidah7928
      @tersangkabidah7928 ปีที่แล้ว +3

      @@handokowijaya2397 masih hedon orang wakanda lah. Di sini miskin aja udah pamer mobil

    • @alifnurislamudin3177
      @alifnurislamudin3177 ปีที่แล้ว +2

      ​@@thedark.369 kendaraan umum di jepang ga semurah yang lu pikirkan, gua naik kereta buat kesekolah di jepang bisa ngabisin 2 juta perbulan.

    • @claytonwarner7751
      @claytonwarner7751 ปีที่แล้ว +1

      Rasanya orang Jepang ga hedon deh..

  • @azzahradey1554
    @azzahradey1554 ปีที่แล้ว +2

    Pernah baca saking gilanya bekerja, Pemerintah Jepang sampai2 hrs memadamkan listrik supaya para pekerjanya pulang. Apa ini juga jadi penyebab?

  • @yogasetiaone
    @yogasetiaone ปีที่แล้ว +7

    Gak masalah mau childfree atau gak asal tanggung jawab pada anak soal masa depan juga pendidikan sangat penting.. SDM jauh lebih penting

    • @rossiah6793
      @rossiah6793 ปีที่แล้ว

      Lama"negara kehabisan generasi mudany

  • @novabaguskurniawan1448
    @novabaguskurniawan1448 ปีที่แล้ว +4

    Beberapa rumusan masalah terkait resesi seks (penurunan angka kelahiran) diantara nya :
    1. Biaya hidup di Jepang yg tergolong tinggi, diantara nya seperti biaya membesarkan anak, biaya membeli/menyewa tempat tinggal, dll. Maka ga aneh di Jepang kadang ada rumah2 yg sangat minimalis krn harga tanah di sana pun sangat mahal.
    2. Persaingan lingkungan kerja yg ketat, sehingga para pekerja lebih memprioritaskan kinerja mereka (bahkan byk yg rela lembur tanpa dibayar, utk persaingan dgn rekan kerja lain), sampai2 mereka minim waktu bersantai. Yg mana menghasilkan permasalah2 lain seperti :
    a. Kebiasaan minum2 dgn bos & rekan kantor stelah jam kerja, alhasil saat pulang ke rumah mereka langsung tidur trus besoknya bangun & kerja lagi. Maka gada quality time utk sekedar bersantai sendirian. Dan orang Jepang cenderung sungkan utk menolak saat diajak minum.
    b. Lingkungan kerja yg toxic. Dgn gaji pas2an, minim nya hari libur, ga aneh byk pekerja yg lama2 menjadi tertekan & stress. Bahkan ga jarang diliput media para pekerja ini sampai ketiduran di kereta, di jalan, dll. Imbas nya saat di kantor kejadian seperti bullying & diskrimasi pun ikut menyertai.
    c. Kurang nya toleransi dr perusahaan2 terhadap pekerja perempuan yg sedang hamil. Beda dgn Indo yg msh murah hati memberi cuti melahirkan dsb, di Jepang gada yg seperti itu. Sehingga pola pikir para wanita karir disana ialah, "hamil" hanya akan menurunkan kinerja mereka, sementara itu balik ke masalah no (1), mereka perlu bekerja utk menghidupi keluarga nya.

    • @moh_bagusov2
      @moh_bagusov2 ปีที่แล้ว +1

      Poin C tdk berlaku bg perusahaan ekepedisi bagian gudang apalagi kurir, lebaran aja tetep jalan

  • @BrainyAnimal
    @BrainyAnimal ปีที่แล้ว +4

    Problem krisis generasi yang sama mulai muncul di negara Asia, semoga Indonesia masih bisa mempertahankan pertumuhan populasi mudanya.

  • @geraldo3533
    @geraldo3533 ปีที่แล้ว +2

    DI JEPANG BIAYA HIDUP malas menikah & males punya anak/keturunan
    DI INDONESIA BIAYA HIDUP naik dikit langsung demo & Perbanyak Istri, Perbanyak anak, Perkawinan hanya untuk dipermainkan (CERAI, lalu KAWIN lagi)

  • @TukangLedeng
    @TukangLedeng ปีที่แล้ว +9

    Dibalik sedihnya kisah Jepang ini, keknya ada secerah harapan bwt kita.. Pemerintah harus lebih galakin lg pelatihan skill calon pekerjanya.. yah bisa lah kita isi kekosongan2 tsb disana dgn tenaga kerja kita yg profesional kelak

    • @darsidiksdr3698
      @darsidiksdr3698 ปีที่แล้ว +3

      Sudah banyak program kerjasama dengan Jepang dalam bentuk Government to government, company to company, IM Japan, diaspora dll

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

    • @TukangLedeng
      @TukangLedeng ปีที่แล้ว +1

      @@darsidiksdr3698 betul..maksud saya lebih ke pengembangan skillingnya biar pekerja kita bisa naik kelas

    • @Bo-ing17
      @Bo-ing17 ปีที่แล้ว

      Kaya nya udah naik kelas deh...
      Soalnya sistem magang kan udah di hapus..
      Bener apa ga mas bro???
      Tolong koreksinya 🙏

  • @hubdimention6966
    @hubdimention6966 ปีที่แล้ว +7

    Beda di negara teman saya masih pengangguran sudah bikin anak

  • @dikirian3972
    @dikirian3972 ปีที่แล้ว +26

    sebenarnya bukan masalah biaya hidup tetapi karena memang di Jepang itu perempuan yang menikah apalagi mempunyai anak cenderung nggak bisa bekerja lagi sedangkan rata2 perempuan di Jepang itu mandiri alias tidak begitu bergantung dengan suami sehingga pada akhirnya mempunyai anak cenderung merepotkan bagi mereka. Belum lagi persoalan jika mempunyai anak yang nangis di tengah malam sehingga sering membuat keributan di apartemen Jepang. Jadi memang mempunyai anak di Jepang itu sulit, salah satunya gw pikir perlunya perhatian pemerintah agar ramah anak.

    • @uwaisal-qarni8364
      @uwaisal-qarni8364 ปีที่แล้ว +4

      Kenapa kamu itu ngeyel padahal orang jepang sendiri yg bilang begitu hadehh

    • @abubakr535
      @abubakr535 ปีที่แล้ว +6

      Jelas jelas karena biaya hidup mahal. Ekpatriat jepang di indonesia aja bilang karena biaya hidup mahal

    • @dikirian3972
      @dikirian3972 ปีที่แล้ว +2

      @@abubakr535 kalau mahal mah lebih mahal biaya hidup di Singapura bro, tetapi kenapa Singapura tingkat kelahirannya nggak serendah Jepang karena di Singapura ada yang namanya Asisten Rumah Tangga(ART) jadi cukup membantu menjaga anak tetapi di Jepang sama sekali nggak ada jadi para perempuan di sana kalau mau punya anak otomatis harus resign dari pekerjaan..

    • @dikirian3972
      @dikirian3972 ปีที่แล้ว +1

      @@uwaisal-qarni8364 itu salah satu faktor tetapi faktor utamanya bukan itu, kalau mahal mah lebih mahal biaya hidup di Singapura bro, tetapi kenapa Singapura tingkat kelahirannya nggak serendah Jepang karena di Singapura ada yang namanya Asisten Rumah Tangga(ART) jadi cukup membantu menjaga anak tetapi di Jepang sama sekali nggak ada jadi para perempuan di sana kalau mau punya anak otomatis harus resign dari pekerjaan..

    • @dikirian3972
      @dikirian3972 ปีที่แล้ว

      @@uwaisal-qarni8364 drama2 Jepang udah banyak mengulik kok kenapa mereka jarang mau nikah atau punya anak, gw jadi tau secara pasti..

  • @yudistirasugiatmodjo
    @yudistirasugiatmodjo ปีที่แล้ว +3

    ....
    gw ojol jakarta >>gw pernah dgr curhatan cowo ga mau nikah & punya anak katanya hanya buat strees serta menyia2kan pengorbanan dia cari nafkah mending milih dipakai sendiri buat happy sampai keliling luarnegeri..
    -parah nya lagi sampai bilang ke ortunya jangan harapin saya menikah & punya anak.😖😅🤣
    klu gw liat tampilan nya dia termasuk org kaya.
    luarbioskop sambil makan ketoprak😅

    • @kholifatulmutiah8232
      @kholifatulmutiah8232 ปีที่แล้ว

      Hhhhh

    • @aaa__dd-t7b
      @aaa__dd-t7b ปีที่แล้ว

      Kebahagiaan diri sendiri yang utama di zaman sekarang ini wkwk

    • @yudistirasugiatmodjo
      @yudistirasugiatmodjo ปีที่แล้ว

      @@aaa__dd-t7b terlalu bodoh hny fokus kebahagian sendiri karena nyatanya manusia itu ada batasnya..seperti hal nya ada masa sehat ada masa sakit (dibalik itu butuh ada nya butuh orglain)dr situ aja bs bagian kecil dasar batasan manusia spt apa.

    • @moh_bagusov2
      @moh_bagusov2 ปีที่แล้ว

      ​@@yudistirasugiatmodjofaktanya banyak orang juga bahagia klo tdk menikah, tentu alasannya macam2. Bisa spend uang aja udh bahagia skali

    • @moh_bagusov2
      @moh_bagusov2 ปีที่แล้ว

      ​@@yudistirasugiatmodjofaktanya banyak orang juga bahagia klo tdk menikah, tentu alasannya macam2. Bisa spend uang aja udh bahagia skali

  • @triismoyo7499
    @triismoyo7499 ปีที่แล้ว +11

    Itu adalah hasil dari kapitalisme ekonomi di negara ini. 😭

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

    • @mistycalglory99
      @mistycalglory99 ปีที่แล้ว +1

      akibat bergaul dengan amerika kekayaan negara d sedot pejabatnya d ajarkan korupsi melalui komisi yg tentu berakibat ke ekonomi rakyat mnegah kbawah,,

  • @danielfarizindonesia334
    @danielfarizindonesia334 ปีที่แล้ว +16

    Maunya Indonesia juga begini nih. Jgn asal bikin anak yg pada akhirnya di peralat sama orang serakah. Contohnya mafia pajak

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

  • @suryapaloo1340
    @suryapaloo1340 ปีที่แล้ว +6

    Betulll ituu dari pada banyak anak tapi kualitas nya kurang 😂😂😅

  • @AK_aja
    @AK_aja 3 หลายเดือนก่อน

    Sudah tertulis di Al'Quran, banyak anak, banyak rizki.

  • @itsukarehan_azf
    @itsukarehan_azf ปีที่แล้ว

    ini sekedar pengalaman saja
    untuk biaya hidup di pingiran jepang saja ya
    Misalnya di Fukouka atau apa lah gitu
    itu untuk 1 minggu itu sama dengan = 450+
    atau setara dengan 60-65 ribu perhari itu sendiri ya dan masak sendiri,
    dengan tanda kutip belum misalnya u prokok atau segala macamnya
    sedangkan untuk biaya rumah disitu.
    ingat disana sistem pertahun setau aku gak salah harganya itu paling murah untuk ambil rumah harganya 9-16 juta rupiah itupun dengan tanda riwayat
    Punya rumah : Mati, Bundir, Pembunuhan. Dll (Riwayat Negatif) atau memang sudah tidak ada penerus rumah itu

  • @euisnur8495
    @euisnur8495 ปีที่แล้ว

    Sepertinya harus di kaji ulang oleh pemerintah jepang tentang biaya hidup sehingga warga jepang ingin punya anak terus

  • @GresandS
    @GresandS ปีที่แล้ว

    Solusi nya mudah
    1. Gaji lokal lebih besar daripada pegawai asing
    2. Legalkan poligami
    3.subsidi bumil dan bayi
    4.kasih cuti pegawai bumil

  • @dzularief8750
    @dzularief8750 11 วันที่ผ่านมา

    Sebenarnya kalau pemerintah Jepang mau menurunkan Biyaya hidup dan membebaskan pajak pasti tingkat kelahiran akan naik, karena tidak ada satupun orang tua di dunia ingin anak menjadi miskin menjadi budak para oligarki dan pejabat

  • @khoeron_najib
    @khoeron_najib ปีที่แล้ว +1

    Daripada pemerintah memberikan insentif utk yg punya anak...
    Lebih baik kurangi pajak
    社会保険、保険証、所得税など、
    Kalau beban pajak berkurang mungkin masyarakat bisa lebih tenang punya banyak anak

    • @khoeron_najib
      @khoeron_najib ปีที่แล้ว

      @@aldian-eq4pw ada tapi ngga sebesar Jepang kan bro

  • @adiburizal5958
    @adiburizal5958 ปีที่แล้ว +3

    Negara yang maju ,GDP jauh lebih tinggi drpd negara berkembang spt negara Indonesia, tapi biaya hidup mahal . Bersyukur hidup di Indonesia walaupun GDP jauh Lbh rendah dr Jepang.

    • @Iam-zd7hl
      @Iam-zd7hl ปีที่แล้ว

      GDP bukan faktor ukuran negara maju/makmur tapi PDB per kapita. Data 2022 GDP indonesia(1,186 triliun USD) jauh di atas malaysia(397 miliar USD) dan singapore (397 miliar USD) tapi PDB perkapita Indonesia $4.135 (Rp 59,29 Juta) jauh dibawah Singapura $65.233 (Rp 935,37 Juta) Malaysia $11.414 (Rp 163,66 Juta). GDP India medekati GDP Jepang tapi PDB perkapitanya kecil apakah India makmur?

    • @adiburizal5958
      @adiburizal5958 ปีที่แล้ว

      @@Iam-zd7hl saya tidak membandingkan ekonomi Indonesia Lbh baik dr Jepang. Dan apalagi ini di kaitkan dgn negara tetangga.

  • @ulul_ilmie
    @ulul_ilmie ปีที่แล้ว

    Gaji 30 jt per bulan tapi habis bahkan dgn gaya hidup sederhana, mikir 100x untuk beli rumah yg rerata harganya 5 milyar...
    Indonesia gaji 5 jt, biaya sederhana 3jt masih sisa 1-2 jt untuk masa depan...

  • @rotenese
    @rotenese ปีที่แล้ว

    Bukankah itu masalah yg serius kenapa tidak dibuat saja bahwa setiap anak bebas biaya pendidikan dan kesehatan sampai lulus high school
    Bebas biaya melahirkan dan biaya selama kehamilan...
    Dapat sembako berupa susu dan makanan bayi....
    Dapat pakaian seragam gratis dll

  • @dedehabibi5616
    @dedehabibi5616 ปีที่แล้ว +8

    ya sekarang apa2 mahal dan apa lg dimasa depan semakin mahal jadi wajar sih banyak yg kaya gitu

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

  • @reinaldoagustio2600
    @reinaldoagustio2600 ปีที่แล้ว

    Solusinya gampang.. buat pasutri yg punya anak setiap anak lahir dpt gaji tiap bulan dari negara yg cukup utk biaya hidup sampai anak tsb dewasa dan bekerja. Pasti deh banyak warga jepang yg mau punya anak..

  • @akbartaufik2707
    @akbartaufik2707 ปีที่แล้ว +1

    Kenapa ya kebutuhan atau biaya hidup di jepang sangat mahal? Sampe2 gamau punya anak. Toh bukannya jepang tuh negara yang amat kaya yak? Industri nya aja hampir kuasain asia tenggara

  • @agungwibowo9999
    @agungwibowo9999 ปีที่แล้ว

    Kalau Indonesia kayaknnya jauh dari kondisi kaya gini , anak gw 3 tetangga gw banyak yang anak nya 5, biar pun gaji cuma 8 juta dan istri kerja jadi ibu rumah tangga, Alhamdulillah cukup2 aja

  • @eliezerlee1773
    @eliezerlee1773 ปีที่แล้ว +7

    di indo kalau dimulai dari lahir sampai kuliah pengeluaran untuk 1 anak itu krg lbg 1M itu untuk pendidikan yg standart , klo d luar negri ya pasti jauh d atas itu , klo tunjangan segitu kurang 🤣

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

    • @tonyjakson5934
      @tonyjakson5934 ปีที่แล้ว

      Aku pernah potong rambut di Jepang aja kalau dikurs sekitar 3 juta 😀

    • @td5734
      @td5734 ปีที่แล้ว

      @tony Jakson di sini jg byk biaya potong rambut segitu kok bang aplg kota besar. Dl thn 2007-2009 sering nemenin teman potong rambut di salon menengah gt di Jaksel. Sekali potong 2 Jeti dong. Kl nambah perawatan lain nambah lagi. Padahal thn segitu UMR Jakarta cm 1, sekian.. aplg skrg. Bs 5jt sekali potong kali ya.

    • @muchamadrafiardiansyah6050
      @muchamadrafiardiansyah6050 ปีที่แล้ว

      @@tonyjakson5934 sebanding gak bang sama rata2 pendapatan disana?

  • @AR-bh3mn
    @AR-bh3mn ปีที่แล้ว +1

    Mulai dirasakan di Indonesia 😢

  • @juanblower6834
    @juanblower6834 ปีที่แล้ว

    Berarti yg jd permasalahan utamanya biaya hidup, itu PR pemerintah Jepang agar warganya g ketakutan utk pny anak. Insentif g mempan, karna warga Jepang orgnya sangat realistis, hitungan g masuk ya mundur anak muda utk menikah.

  • @sasak2257
    @sasak2257 ปีที่แล้ว

    Alhamdulillah kehidupan di Indonesia lebih enak sekali pun kami hidup ala-kadar

  • @kuntilanakmerah5214
    @kuntilanakmerah5214 ปีที่แล้ว

    Iya mahal banget, sepupu gue yang pernah kerja di kota kecil jepang pernah bilang ke gue...harga satu biji apel biasa bisa menacapai 80 rebu rupiah

  • @martenbatong207
    @martenbatong207 ปีที่แล้ว

    Buat kementerian produksi anak, rekrut pegawai khusus buat anak dibawah tanggungan pemerintah

  • @mugiprayitno918
    @mugiprayitno918 ปีที่แล้ว +2

    Ada ya orang yg menikah tidak pengen punya anak. Walaupun hidup susah tp dengan adanya anak bisa menjadi penyejuk jiwadi saat badan dan pikiran sdh lelah dg sulitnya dunia

    • @aiifaayellow8782
      @aiifaayellow8782 ปีที่แล้ว

      Dah banyak yg Ndak normal bro

    • @ivanr6896
      @ivanr6896 ปีที่แล้ว

      Terus nanti biaya hidup nya gmna ?

    • @ivanr6896
      @ivanr6896 ปีที่แล้ว

      ​@@aiifaayellow8782Terus nanti biaya hidup nya gmna ?

  • @masripan104
    @masripan104 ปีที่แล้ว +1

    Berarti Indonesia lebih makmur daripada Jepang, karena punya anak GK bisa merawat dan membesarkan anak, apalagi membiayai anak sekolah berarti GK cukup dong gajinya

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

  • @yanlesmana196
    @yanlesmana196 ปีที่แล้ว +1

    Yang tepat bukan resesi seks tapi resesi kelahiran. Jepang negara kaya harusnya bisa untuk menggratiskan biaya pendidikan (+accessories nya) dari dasar sampai perguruan tinggi. Insentif yg diberikan masih terlalu kecil dibanding biaya yg harus di persiapkan. Apalagi klo gaya hidupnya sdh tinggi, kebutuhan hidup pasti tinggi juga. Jadi selain insentif, mindset warganya tentang perlunya generasi penerus juga harus dibenahi. Yg jdi mslh adalah klo mindsetnya hanya untuk hal yg bersifat materi, pasti tidak akan berdampak. Tapi klo ada sisi ruhani nya pasti akan berdampak. Mslhnya budaya dan keyakinan jepang meliputi 2 hal itu tdk?

    • @solihinao
      @solihinao ปีที่แล้ว

      Jepang mengalami resesi seks jugalah, terbiasa meliat aurat sex bebas, makannya malas buat menikah sudah bosan

    • @yanlesmana196
      @yanlesmana196 ปีที่แล้ว

      @@solihinao tapi kenapa penjualan boneka (AI) sex d Jepang laku keras, dan knp rata2 siswa siswi jepang sdh tidak perawan atau perjaka.

  • @Light13162
    @Light13162 ปีที่แล้ว +3

    Udah capek kerja keras tp jg tdk bisa menikah dann punya anak..kasihan di sini

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

  • @manjarariyanariyan6127
    @manjarariyanariyan6127 ปีที่แล้ว

    Kalo mau buat kebijakan ke di rusia. Jadi banyak anak itu malah bagus. Anak2 bisa sekolah sampai jenjang SMA dan di tanggung pemerintah nya. Sedangkan di jepang kebalikan nya. Biyaya hidup nya makin mahal. Jadi masyarakat nya malas buat nikah

  • @BaskoroCahyo-gz5xc
    @BaskoroCahyo-gz5xc 10 หลายเดือนก่อน +1

    Tapi negaranya sangat maju...rakyatnya displin kerja..profesional...auto SDM nya tinggi...

    • @Ytta989
      @Ytta989 8 หลายเดือนก่อน

      Tetep aja ekonomi mereka turun

    • @yogasetiaone
      @yogasetiaone 8 หลายเดือนก่อน

      ​@@Ytta989ekonomi turun lu kata? Tapi gaji tinggi bro wkwk

    • @Ytta989
      @Ytta989 8 หลายเดือนก่อน

      @@yogasetiaone biaya hidup tinggi

  • @tuanmoedamasiefull5984
    @tuanmoedamasiefull5984 ปีที่แล้ว +14

    Hebatan Indonesia , suami nganggur istri kerjaanya beranak mulu , susah beli beras apalagi biaya sekolah anaknya ,, tinggal menyalahkan pak jokowi... " LUAR BIASA😃😃😃😃😃

    • @Po7Ho
      @Po7Ho 9 หลายเดือนก่อน +1

      Josssss

    • @ISRAEL.palestina
      @ISRAEL.palestina 7 หลายเดือนก่อน +1

      Mantulk ..anak.anak ..anakk

  • @ke2akun544
    @ke2akun544 ปีที่แล้ว

    china jepang korea dan males punya anak biaya hidup tinggi kerja 996 takut anak terlantar akhirnya ga mau nikah

  • @Salras-s8c
    @Salras-s8c ปีที่แล้ว

    pemerintah jepang kok bigung cuma masalah begini .. tinggal biayaya pendidikan di gratiskan .. trus setiap anak yg baru lahir dikasih tunjangan sampai usia mereka sudah siap bekerja .. biyaya persalinan gratis .. biayaya pernikahan dibantu .. trus dibuka layanan tempat penitipan anak gratis .. biyaya hidup dikasih supsidi .. pasti selesai permasalahanya

  • @yhusup8509
    @yhusup8509 8 หลายเดือนก่อน

    Insentif 50juta,di jepang tu murah..sama halnya gaji sebulan doank.sdangkan gaji sebulan bisa nabung 500 aja udah jago selepas potong biaya hidup

  • @romantada9252
    @romantada9252 ปีที่แล้ว +1

    Bersyukurlah kita tinggal di Indonesia

  • @WawanKurniawan-tz7rm
    @WawanKurniawan-tz7rm ปีที่แล้ว +1

    Dijepang anak yg baru lahir aja sudah dapat insentiv uang 50jutaan
    Di Indonesia bayi yg baru lahir sudah dapat beban utang negara 😅

  • @Bolehjangan
    @Bolehjangan ปีที่แล้ว

    Sudah saatnya kita ekspansi hasil pertanian dan perkebunan kesana

  • @kusmaradewi7221
    @kusmaradewi7221 3 หลายเดือนก่อน

    Kalau begitu jangam mahal-mahal, kasihan warganya sudah bekerja keras dan disiplin.

  • @ipankipank3837
    @ipankipank3837 ปีที่แล้ว

    Bersyukurlah kita tinggal di indonesia sumber pangan banyak,.. makannya jaga hutan sungai gunung laut dan alam kita,.. tanpa uangpun bisa makan kepiting udang ikan,..mau makan singkong tinggal lempar batang berbuah sendiri

  • @pasaisyahridewa5881
    @pasaisyahridewa5881 ปีที่แล้ว +8

    Indonesia bisa "Ekspor" Manusia ke Jepang dengan Tujuan Pendidikan, Bisnis Atau Agenda lain mungkin Jodohnya Dapet Orang Jepang 😁

    • @okkyadit2
      @okkyadit2 ปีที่แล้ว +3

      yg ada malah jadi jongos disana

    • @rajakadrun1230
      @rajakadrun1230 ปีที่แล้ว

      Maksud lu jadi "Jongos"?

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

    • @hariyanto2480
      @hariyanto2480 ปีที่แล้ว +1

      Kebanyakan bekerja di panti jompo

    • @manoharalisa5829
      @manoharalisa5829 ปีที่แล้ว

      Kalau aku bisa ke Jepang gratis tinggal, aku mau melihat bunga sakura.

  • @dubayana7783
    @dubayana7783 ปีที่แล้ว

    Seolah2 mereka yg mngatur rejekinya..padahal Allah lah yg memberi Rizki..contoh negri kaya tp gk punya iman

  • @muhammadfuad3162
    @muhammadfuad3162 ปีที่แล้ว +3

    Elit global berhasil menekan populasi dg inflasi menggila

    • @D-wings
      @D-wings ปีที่แล้ว

      Betul

  • @roseindah1580
    @roseindah1580 ปีที่แล้ว +1

    Allah lah yg memberi rejeki tiap anak

    • @kucitireng8742
      @kucitireng8742 ปีที่แล้ว

      Allah berfirman tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali mereka mengubahnya sendiri.. rezeki itu di cari bukan bikin anak terus rezeki bertambah.. kalo mau rezeki bertambah sodaqoh

    • @mawarroseindahsekali5094
      @mawarroseindahsekali5094 ปีที่แล้ว

      bisa usaha merubah nasib, juga pertolongannya dr Allah , Tiada daya upaya dan kekuatan kcuali dg pertolongan Allah..hasil rezekinya juga dr Allah..jadi rezeki emang dr Allah yg lewat kita usaha dg pertolongan Allah

  • @sonnyandreanmamu5976
    @sonnyandreanmamu5976 ปีที่แล้ว

    Program bayi tabung atau adopsi, kalo malas punya anak.
    Jepang, setau sy mungkin jumlah penduduk sedikit dari dulu sampe sekarang.

  • @aswaral6949
    @aswaral6949 ปีที่แล้ว

    Orang jepang malas urus orang lain maunya bahagia sendiri bukan cuman anak tapi orang tua di sana juga banyak yg meninggal dalam kondisi sendiri jauh dari perhatian keluarga ataupun kerabat.

  • @sandymuhammadaridwi3692
    @sandymuhammadaridwi3692 ปีที่แล้ว

    Aku curiga ada Amerika di balik ini semua, krna pada thn 80-90 Jepang sangat op di segi ekonomi bhkan bnyak aset negara us yg di beli jepang, krna us gk mau rugi maka di buat perjanjiaan yg merugikan jepang

  • @jackone3389
    @jackone3389 ปีที่แล้ว

    ini berbanding terbalik dengan negara miskin yg malah angka kelahiran tinggi, negara kaya malah takut biaya hidup anak....... bagai mana sih????

  • @partaparta1266
    @partaparta1266 ปีที่แล้ว +1

    Menikah saja tapi jangan banyak banyak anak nya,tapi kalau mampu mah ngga apa apa banyak juga ☺️

  • @dwinugrohopanda
    @dwinugrohopanda ปีที่แล้ว +1

    The bright side is semakin manusia berkurang, semakin kecil polusi yg dihasilkan, sehingga memperlambat kehancuran bumi.
    Klo kita liat dr sudut pandang lain (open mind) sbtlnya ini mgkn cara bumi ato alam u/ mengatasi "virus" yg namanya manusia.
    Bumi sakit (rusak) krn ulah manusia, sistem pertahanan bumi (imun) berusaha menyingkirkan manusia.
    Bnyk bencana alam yg semakin destruktif, iklim yg kacau, kekeringan, pandemi masif, dll.
    Yg dimana akan mengacaukan ekonomi manusia, begitu ekonomi manusia kacau (biaya hidup tinggi, gaji rendah, inflasi, dll) maka inilah yg memicu masalah di atas tsb.
    So intinya adalah ya krn ulah kita sndri, manusia yg gaya hidupnya msh destruktif.

    • @td5734
      @td5734 ปีที่แล้ว

      Kok sama ya. Sy jg mikir gt. Tp hidup itu siklus. Sy yakin org Jepang ga akan punah. Nanti di satu titik jumlah penduduknya akan naik lg.

    • @dwinugrohopanda
      @dwinugrohopanda ปีที่แล้ว

      @@td5734 Selama death rate lbh tinggi drpd birth rate, maka suatu negara bs punah.
      Mgkn yg tersisa adalah darah campuran dr negara tsb.

    • @dwinugrohopanda
      @dwinugrohopanda ปีที่แล้ว

      @@td5734 Jangankan Jepang, bumi ini klo semakin rusak (dan sdh mulai tambah rusak) maka umat manusia bs musnah.
      Prnh tau istilah Tipping Point?
      Itu adalah titik dimana kerusakan bumi tdk bs di recovery lagi, jadi bumi akan rusak scra masif dan akan menjadi planet yg tdk bs dihidupi lagi, semacam mars.

    • @dwinugrohopanda
      @dwinugrohopanda ปีที่แล้ว

      @@td5734 Bumi ini sbtlnya umurnya bs panjang sekali (best scenario: tergantung umur matahari), tp krn ulah dan keserakahan manusia, maka bumi dieksploitasi habis2an, dan membuat bumi rusak.

  • @linalie3224
    @linalie3224 ปีที่แล้ว +3

    Kalo di indo, beli rumah aja susah pake gaji UMR apalagi biayain anak. Hidupin istri aja uda ngos2an.

    • @td5734
      @td5734 ปีที่แล้ว

      Betul. Mnrt sy anak" yg lahir akhir 90an dan awak 2000an bakalan berat hidupnya dgn UMR skrg tp harga rumah mahal kecuali jd generasi sandwich, semua disokong ortu.

    • @zievfik
      @zievfik ปีที่แล้ว

      @@td5734 Bro, arti generasi sandwich bukan disokong orang tua, tapi menyokong orang tua.. duh😤

  • @sandibowo5761
    @sandibowo5761 ปีที่แล้ว

    *mending Jepang buka lapangan kerja menikah dan merawat anak*
    *Jadi tiap orang yg menikah akan digaji kerja nya cuma kawin dan urus anak doang*

  • @rinikusumawati5241
    @rinikusumawati5241 ปีที่แล้ว

    Orang Jepang suruh belajar ama orang Indonesia biar penduduknya bertambah

  • @josefuad8994
    @josefuad8994 ปีที่แล้ว +3

    Klw kamu tidak punya anak siapa yg ngurusi di masa tua kamu..klw bnyk uang Lo bisa tinggal panggil oarang pengurus jompo buat urus kamu..klw tidak ada siapa yg ngurus di masa tua kamu mn mungkin orang lain..!

    • @Kontensmph
      @Kontensmph ปีที่แล้ว +2

      Klo lo miskin trs anaknya bnyk, jd miskin struktur, ujuung2ya yusahin pemerintsh

    • @manoharalisa5829
      @manoharalisa5829 ปีที่แล้ว +1

      @@Kontensmph Siapa bilang, ada kejadian nyata disekitarku anaknya banyak tapi ada salah satu anaknya yg bekerja dan gajinya banyak..

    • @mugiprayitno918
      @mugiprayitno918 ปีที่แล้ว

      ​@@manoharalisa5829setuju. Perasaan yg pnya anak bnyak itu lo mereka cari makan dg usaha sendiri nggak minta2 ke pemerintah. Gmn nyusahinnya.. di sekitarku bnyak orang yg punya bnyak anak merrka jg nggak nyusahin pemerintah cari makan dg usaha sdri wlp ada yg hidup pas2san mereka tetap cari makan sendiri nggak minta ke pemerintah..nyusahin yg kayak gmn?

  • @Andy_lau.86
    @Andy_lau.86 ปีที่แล้ว

    Pelan tapi pasti ,akan menjangkiti penduduk indonesia ...kita lihat aja apa2 sekarang mahal..,

  • @halimflamboyan7906
    @halimflamboyan7906 10 หลายเดือนก่อน

    itulah perbedaan antara muslim dan non muslim...non muslim tergantung pada manusia dan muslim bergantung pada tuhan...

  • @arimbawa8582
    @arimbawa8582 ปีที่แล้ว +1

    ini justru bagus untuk bumi. Pemikiran pemerintah itu banyak manusia banyak pajak😅

  • @freddyhandoko7745
    @freddyhandoko7745 ปีที่แล้ว +1

    Jepang terlihat bagus dan maju hanya untuk oligarki saja, tidak untuk rakyat biasa

  • @agusriyadi638
    @agusriyadi638 ปีที่แล้ว +1

    Jepang adatnya keras, sulit senyum. Persaingan tinggi , tdk ada kata gagal. Yg gagal kalah jadang bunuh diri.
    Jd kesempatan ini itu sangat minim . Maka nafsu untuk punya anak sulit.

  • @laksana4785
    @laksana4785 ปีที่แล้ว

    Normalnya,spesies hewan langka yang terancam punah,lah ini satu negara terancam punah

  • @oktvkitasuka
    @oktvkitasuka ปีที่แล้ว +2

    wow mantap... smoga indonesia smakin maju

    • @darthpapa696
      @darthpapa696 ปีที่แล้ว

      Di Indonesia khususnya kota2 besar, angka kelahiran jg menurun tiap tahunnya walaupun msh dalam batas toleran tetapi 15 smp 20 thn kedepan bakalan mengikuti trend negara2 sperti Jepang dan Eropa yg mengalami resesi sex dan angka kelahiran yg sedikit.

  • @rorokhasanah804
    @rorokhasanah804 ปีที่แล้ว

    Satu ksalahan besar mungkin! Tmpaknya perintahnya terlalu bersaing dg negara2 maju! Jadi tidak mau hidup sederhana! Pembangunan dan tehknologi begitu dipaksain! Sehingga ini yg mnjadi penyebab.karrena takut jdi negara miskin!! Beda bsnget ama indonesia..pelan2 tp pasti!! Ya nggak broo????

  • @Kontensmph
    @Kontensmph ปีที่แล้ว +13

    Gk kaya diindonesia y, orag2 miskin malah anak2ya pada bnyk, trutama jabar dan Jawa😂😂

    • @Jidannugrahaa
      @Jidannugrahaa ปีที่แล้ว +1

      😂

    • @joycedestiny5116
      @joycedestiny5116 ปีที่แล้ว +1

      Hewan juga bisa memproduksi anak tanpa butuh biaya membesarkan anak 😅

    • @ScarLion97
      @ScarLion97 7 หลายเดือนก่อน

      Kan mengikuti junjungan Mamad Cabulullah, biar nambah followers dongengnya😂

  • @triwahyu56
    @triwahyu56 11 หลายเดือนก่อน

    Karena kesalahan tuntutan pajak bagi rakyat yg tinggi demi unggul dr negara lain tp kenyataanya yg korban rakyatnya sendiri.padahal kekuatan negara dr Rakyatnya

  • @djawirslemons2357
    @djawirslemons2357 ปีที่แล้ว +1

    Orang jepang harus berkaca sama orang indonesia,karena di indonesia
    Meski hidup dengan ekonomi miskin,gaji umr yang absurd,pemerintahan yg absurd pula, tapi kami meyakini bahwa menikah dan punya anak adalah kebahagian no 1 yang harus terwujud, karena kami yakin menikah adalah pintu nya rezeki ,istri dan anak adalah harta termahal dan keluarga adalah keajaiban dunia.

    • @ManagueTau25
      @ManagueTau25 ปีที่แล้ว +1

      Pantasan aja jawa sama india serumpun 😂

    • @widyamao7717
      @widyamao7717 ปีที่แล้ว

      Saya setuju. Tapi saat ini angka pernikahan di Indonesia menurun 25% dalam satu dekade. Dan pemerintah mulai waspada krna bonus demografi terancam

  • @robertkusuma528
    @robertkusuma528 ปีที่แล้ว +1

    Kalau biaya membesarkan anak di Jepang mahal, orang tuanya kerja di Jepang, besarin anaknya di Indonesia.Khan murah.

    • @dwinugrohopanda
      @dwinugrohopanda ปีที่แล้ว

      terus klo samperin anak PP indo japan gt yah? mantapppp.wkwkwkw

    • @dwinugrohopanda
      @dwinugrohopanda ปีที่แล้ว

      atao cmn samperin anak 1 thn sekali. kyk mudik gt? wkwkwkwkw

    • @dwinugrohopanda
      @dwinugrohopanda ปีที่แล้ว

      ya gini ini klo asal komen.wkwkwkw

  • @liaana6354
    @liaana6354 ปีที่แล้ว +2

    Tetep masih enak hidup nya org Indonesia😄 bangun tidur ngopi dulu rokok an dulu 😄

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

  • @ericdesada9673
    @ericdesada9673 ปีที่แล้ว

    Kalau Indonesia kedepan apa2 mahal. Indonesia akan bernasib sama

  • @cangcimen4265
    @cangcimen4265 ปีที่แล้ว

    jepang adalah negara yang bagus untuk dikunjungi, tapi bukan negara yang pas untuk di tinggali

  • @kenpamorndaru6968
    @kenpamorndaru6968 ปีที่แล้ว

    Harus imbang menjadi negara agraris dan industrialisasi..

  • @bangrdot
    @bangrdot ปีที่แล้ว +2

    Utang luar negeri jepang itu sangat mengerikan.

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 ปีที่แล้ว

      Mau nikah dan punya anak atau tanpa anak?
      Lihat dulu fakta-fakta di bawah ini tentang kebutuhan hidup berkeluarga setelah pernikahan sebagai pertimbangan anda dan juga pasangan anda
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi pula, maka idealnya bila ingin menikah dengan tinggal di Jakarta / di Kota Besar Penyangga di sekitaran Jakarta sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) adalah minimal 20 juta (TANPA ANAK)
      Penghasilan ini bisa berupa aktif income
      Bisa juga termasuk dengan passive income
      Mengapa butuh dana sedemikian besar?
      Karena uang 20 juta itu dipakai untuk memenuhi ragam kebutuhan seperti :
      #1
      Dana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, cicilan KPR, pulsa, bensin, PLN) sebesar 55% dari penghasilan bulanan
      #2
      Dana untuk kebaikan (Zakat, Sedekah, Amal) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #3
      Dana cicilan kendaraan (KKB berupa motor dan bukan mobil) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #4
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #5
      Dana untuk persiapan bila ingin memiliki anak (check up, persalinan, imunisasi) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #6
      Dana untuk kebutuhan tahunan (pembayaran pajak kendaraan, PBB) sebesar 5% dari penghasilan bulanan
      #7
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK, rawat yang tidak tercover BPJS / asuransi) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      #8
      Dana untuk investasi (reksadana, emas, ORI, saham) sebesar 10% dari penghasilan bulanan
      Jadi...
      Memang angka dan alokasi penghasilan minimal 20 juta itu sangatlah NGE-PAS bila ingin menikah (tapi belum ingin memiliki anak)
      Bila penghasilannya kurang dari 20 juta maka kemungkinan besar rasanya akan punya problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (untuk menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana akan memiliki masalah di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage utang tersebut)
      Tapi…
      Kembali lagi bila masing-masing orang punya prioritas tertentu bersama pasangannya
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan hingga kemudian berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di bawah 20 juta itu tidak akan jadi masalah (walau menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman yang serba mahal seperti sekarang ini)
      Dan sekali lagi...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan
      Dan jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata
      Bila tetap ingin menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan cuma bermodal cinta, maka kemungkinan besar bisa terjadi perceraian / masalah besar di dalam keluarga yang akan mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda memilih model pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan (baik itu pesta di gedung / rumah / KUA) agar kehidupan setelah pernikahan bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan

    • @sepenodeno6373
      @sepenodeno6373 ปีที่แล้ว +1

      gak masalah karna 90% hutang Jepang adlh hutang dlm negerinya sendiri sama seperti hutang AS.

    • @bangrdot
      @bangrdot ปีที่แล้ว

      @@sepenodeno6373 tolol

  • @restinaaprilianti3114
    @restinaaprilianti3114 ปีที่แล้ว

    Saya rasa alasannya jauh lebih deep (dalam) daripada sekedar biaya hidup mahal

  • @UsmanUsman-us6lg
    @UsmanUsman-us6lg ปีที่แล้ว

    Buat pendaftaran ke Indonesia pasti banyak yg daftar......

  • @satriacolection4100
    @satriacolection4100 ปีที่แล้ว

    buat makan sehari hari pling minim berapa disana sehari ya

  • @cl9408
    @cl9408 ปีที่แล้ว

    Pajaknya juga buat mbiayain biaya hidup para kakek nenek yang udah gak produktif tapi umurnya panjang2 ga mati2 😂

  • @chanelanaksehat9723
    @chanelanaksehat9723 ปีที่แล้ว

    Dijepang biaya hidup mahal,tapi ya inget gaji mereka ya tinggi😅...Bilang aja ngk mau disusahin anak😂