Sekolah Gajah Wong, Perjuangkan Pendidikan di Kampung Pemulung

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 14 ต.ค. 2024
  • Warga Jogjakarta belum sepenuhnya merdeka, khususnya dalam kesejahteraan pendidikan. Inilah yang dirasakan anak-anak di Kampung Ledhok Timoho RT 50/05 Muja Muju, Kota Jogja. Hingga tercetuslah Sekolah Gajah Wong oleh para sesepuh kampung.
    Melihat perkampungan ini, terlihat berbeda dengan perkampungan lainnya di Kota Jogja. Terletak di bantaran Sungai Gajah Wong, ternyata kampung ini ilegal. Terbukti wilayah ini tak tercatat di administrasi wilayah Pemkot Jogja.
    “Kampung ini awalnya untuk menampung pemulung, pengamen, anak jalanan hingga PSK. Makanya terkenal dengan nama Kampung Pemulung. Secara administratif memang ilegal karena memang tidak masuk di tata kota,” jelas Koordinator Sekolah Gajah Wong Faiz Fakhruddin, Selasa (20/10).
    Tak terdaftar secara administratif tentu berimbas pada surat menyurat. Termasuk surat akta kelahiran anak-anak yang lahir di kampung itu. Jangka panjangnya, akses pendidikan formal tak bisa terjamah.
    Persoalan-persoalan inilah yang membuat para sesepuh kampung mendirikan Sekolah Gajah Wong. Tak dipungut biaya, sekolah ini masih bertahan sejak awal berdiri pada medio 2009. Tujuannya agar anak-anak kampung ini mendapatkan pendidikan yang layak.
    “Digagas juga bersama Tim Advokasi Arus Bawah (Tabah). Kami tak ingin anak kami melakukan hal yang sama. Ayahnya pemulung anaknya pemulung, bapaknya pengamen anaknya pengamen. Jangan seperti itu lagi,” katanya.
    Kurikulum ala Sekolah Gajahwong tersebut ternyata diminati banyak akademisi. Tak hanya dari Jogjakarta tapi hingga lintas negara. Mulai dari Malaysia, Australia hingga negara-negara lain. Mereka datang untuk mempelajari dan berdiskusi terkait kurikulum tersebut. “Tapi kami tetap mendorong masuk sekolah formal. Ada sekiitar 20 anak yang sudah sekolah formal sejak 2013. Tapi mereka juga tetap belajar di sini (Sekolah Gajah Wong),” ujarnya.
    Komitmen belajar tetap berlangsung ditengah pandemi Covid-19. Bedanya cara belajar dilakukan dengan kunjungan. Para guru mendatangi siswa setiap Senin hingga Jumat. “Saat ini masih belajar tapi metodenya diubah. Jalan tiga pertemuan dan terbagi dalam grup kecil. Satu grup ini bisa diisi oleh 3 sampai 4 anak yang bertetangga dekat,” katanya. (dwi/ila)
    VIDEOGRAFER : DWI AGUS/RADAR JOGJA
    VIDEOEDITOR : GALANG FOR RADAR JOGJA
    .
    .
    Ikuti juga akun kami:
    Instagram : @radarjogja
    Line : radarjogjaofficial
    Twitter : @radarjogja
    Website : radarjogja.jawapos.com/
    .
    Alamat : Jl. Ring Road Utara no.88 (Barat Polda DIY), Yogyakarta 55281
    Telpon : (0274) 4477785
    Radar Jogja Channel tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE.

ความคิดเห็น • 1