PEMIMPIN ITU LAKI-LAKI HARUS TEGAS - USTADZ MUHAMMAD NUZUL DZIKRI

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 17 ม.ค. 2025

ความคิดเห็น • 73

  • @elvirawidyatiofficial8333
    @elvirawidyatiofficial8333 2 ปีที่แล้ว +3

    Bismillah... na'am Ustadz..semoga Allah memberikan kesabaran kepada para suami dan juga para istri... Jazakallah khairan

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 ปีที่แล้ว

      Apakah salah jika seorang perempuan memiliki cita-cita yang terlalu tinggi? Seperti menjadi wanita karier, pemimpin, atau hal lainnya yang terdengar mustahil.
      Jawab :
      Saya tertarik menjawab ini karena mau membagikan pengalaman saya sesama wanita untuk jawaban ini (saya tinggal di Jerman).
      "Jika anda masih terus merasa bersalah dan butuh validasi punya cita-cita tinggi dengan alasan anda adalah wanita. Anda BELUM pantas menjadi pemimpin"
      Lho kok malah nggak women support women?
      Saya akan jujur saja, jalan anda ke depan akan berat, lebih berat daripada laki-laki, wanita yang jadi pemimpin itu semua mentalnya titanium dan tidak punya waktu dan tenaga untuk terus-terusan meminta maaf (entah minta maaf sama siapa, minta maaf sama yang ngatain nggak pantas jadi pemimpin?) dan tidak sempat merasa bersalah karena jadi terlalu hebat ataupun harus minta validasi lingkungan sekitarnya dulu.
      🔹Anda akan terus menerus diminta 'menempatkan diri ke tempatnya dan kodratnya sendiri'. Kalau anda jadi CEO startup, pas pitching ditanyanya bukan prospek perusahaan atau apakah produk anda siap masuk ke pasar atau tidak, tapi apakah "Sudah dapat ijin suami?" sama "Bagaimana kalau anda harus pindah negara untuk mengembangkan bisnis, apakah pacar anda bakalan setuju?". Bikin gengges banget nonton drakor CEO wanita tapi yang diomongin lelaki engineer atau investor kyut, hih!
      🔹Oh tentu saja ada berbagai artikel tentang perbedaan otak laki-laki dan perempuan jadi simsalabim… wanita nggak cocok jadi pemimpin. Terdengar ilmiah kan? Mau merasa bersalah dan sebaiknya kembali lagi ke 'menempatkan diri ke tempat yang seharusnya'?
      🔹Menempatkan diri ini juga banyak standarnya lho, bajunya harus seperti ini dan itu, kelakuannya harus seperti ini dan itu. Kritikus anda bukan cuma pendukung patriarki, pria-pria gengges kurang kualitas, tetapi juga berbagai wanita yang mendukung patriarki dan pria-wanita kompetitor anda untuk menuju puncak. Mau merasa bersalah dan minta maaf juga sama orang-orang ini?
      🔹Anda akan disalah-salahin, dikata-katain, diragukan kualitasnya, tidak mendapatkan bimbingan, tidak diberikan kesempatan untuk salah/gagal/belajar, dituduh yang bukan-bukan. Kalau dari dalam diri sendiri saja anda tidak bisa mengukuhkan niat dan merasa bersalah sendiri dan nunggu disuapin dukungan oleh orang lain, sampai kapanpun anda tidak akan bisa melakukan hal yang lebih besar dan menggapai cita-cita yang hari ini terdengar tidak mungkin.
      Wanita-wanita yang akhirnya berhasil mencapai puncak kepemimpinan tidak merasa butuh meminta maaf dan bersalah kenapa mereka mau dan bisa jadi pemimpin. Saya baru disadarkan bahwa wanita Indonesia ini ternyata terlalu mbak : MEGAWATI 😊
      The true Godmother of Indonesia. Berbagai teori konspirasi yang beredar malah membuat saya berpikir ini wanita paling jagoan, presiden sama jendral bisa nurut semua. Dikatain cuma gara-gara anak Soekarno? Bodo amat.
      Contoh-contoh lainnya yang sudah ada di dunia juga banyak, saya dibesarkan oleh ibu yang terus bercerita tentang betapa hebatnya nyali Indira Gandhi. Saya belajar kalau mau jadi orang yang besar apalagi yang di luar 'pakem' (dan ini tahun 50-60 an, tidak ada gerakan #metoo ataupun internet yang menyerukan dukungan untuk wanita) harus punya nyali.
      Dan saya tinggal di negara yang kanselirnya berhasil mengendalikan pandemi sementara tetangga-tetangga berpemimpin prianya kesulitan, berhasil membuat Uni Eropa sekuat sekarang setelah ditempa berbagai krisis beberapa dekade. Ternyata pemimpin dan politisi karier wanita bisa-bisa saja.
      Jadi, kapan anda mau berhenti merasa bersalah punya cita-cita tinggi?

  • @RobbyLawoffice
    @RobbyLawoffice 10 หลายเดือนก่อน

    Allahumma sollialasyayidina Muhammad, walalaali sayyidina Muhammad..

  • @elvirawidyatiofficial8333
    @elvirawidyatiofficial8333 2 ปีที่แล้ว +2

    Bismillah
    🌹

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 ปีที่แล้ว

      Apakah salah jika seorang perempuan memiliki cita-cita yang terlalu tinggi? Seperti menjadi wanita karier, pemimpin, atau hal lainnya yang terdengar mustahil.
      Jawab :
      Saya tertarik menjawab ini karena mau membagikan pengalaman saya sesama wanita untuk jawaban ini (saya tinggal di Jerman).
      "Jika anda masih terus merasa bersalah dan butuh validasi punya cita-cita tinggi dengan alasan anda adalah wanita. Anda BELUM pantas menjadi pemimpin"
      Lho kok malah nggak women support women?
      Saya akan jujur saja, jalan anda ke depan akan berat, lebih berat daripada laki-laki, wanita yang jadi pemimpin itu semua mentalnya titanium dan tidak punya waktu dan tenaga untuk terus-terusan meminta maaf (entah minta maaf sama siapa, minta maaf sama yang ngatain nggak pantas jadi pemimpin?) dan tidak sempat merasa bersalah karena jadi terlalu hebat ataupun harus minta validasi lingkungan sekitarnya dulu.
      🔹Anda akan terus menerus diminta 'menempatkan diri ke tempatnya dan kodratnya sendiri'. Kalau anda jadi CEO startup, pas pitching ditanyanya bukan prospek perusahaan atau apakah produk anda siap masuk ke pasar atau tidak, tapi apakah "Sudah dapat ijin suami?" sama "Bagaimana kalau anda harus pindah negara untuk mengembangkan bisnis, apakah pacar anda bakalan setuju?". Bikin gengges banget nonton drakor CEO wanita tapi yang diomongin lelaki engineer atau investor kyut, hih!
      🔹Oh tentu saja ada berbagai artikel tentang perbedaan otak laki-laki dan perempuan jadi simsalabim… wanita nggak cocok jadi pemimpin. Terdengar ilmiah kan? Mau merasa bersalah dan sebaiknya kembali lagi ke 'menempatkan diri ke tempat yang seharusnya'?
      🔹Menempatkan diri ini juga banyak standarnya lho, bajunya harus seperti ini dan itu, kelakuannya harus seperti ini dan itu. Kritikus anda bukan cuma pendukung patriarki, pria-pria gengges kurang kualitas, tetapi juga berbagai wanita yang mendukung patriarki dan pria-wanita kompetitor anda untuk menuju puncak. Mau merasa bersalah dan minta maaf juga sama orang-orang ini?
      🔹Anda akan disalah-salahin, dikata-katain, diragukan kualitasnya, tidak mendapatkan bimbingan, tidak diberikan kesempatan untuk salah/gagal/belajar, dituduh yang bukan-bukan. Kalau dari dalam diri sendiri saja anda tidak bisa mengukuhkan niat dan merasa bersalah sendiri dan nunggu disuapin dukungan oleh orang lain, sampai kapanpun anda tidak akan bisa melakukan hal yang lebih besar dan menggapai cita-cita yang hari ini terdengar tidak mungkin.
      Wanita-wanita yang akhirnya berhasil mencapai puncak kepemimpinan tidak merasa butuh meminta maaf dan bersalah kenapa mereka mau dan bisa jadi pemimpin. Saya baru disadarkan bahwa wanita Indonesia ini ternyata terlalu mbak : MEGAWATI 😊
      The true Godmother of Indonesia. Berbagai teori konspirasi yang beredar malah membuat saya berpikir ini wanita paling jagoan, presiden sama jendral bisa nurut semua. Dikatain cuma gara-gara anak Soekarno? Bodo amat.
      Contoh-contoh lainnya yang sudah ada di dunia juga banyak, saya dibesarkan oleh ibu yang terus bercerita tentang betapa hebatnya nyali Indira Gandhi. Saya belajar kalau mau jadi orang yang besar apalagi yang di luar 'pakem' (dan ini tahun 50-60 an, tidak ada gerakan #metoo ataupun internet yang menyerukan dukungan untuk wanita) harus punya nyali.
      Dan saya tinggal di negara yang kanselirnya berhasil mengendalikan pandemi sementara tetangga-tetangga berpemimpin prianya kesulitan, berhasil membuat Uni Eropa sekuat sekarang setelah ditempa berbagai krisis beberapa dekade. Ternyata pemimpin dan politisi karier wanita bisa-bisa saja.
      Jadi, kapan anda mau berhenti merasa bersalah punya cita-cita tinggi?

  • @davidnugraha9084
    @davidnugraha9084 2 ปีที่แล้ว +2

    جزاك اللهُ خيراً

  • @IntanFahirah
    @IntanFahirah 2 หลายเดือนก่อน

    Sy pun selalu beri kesempatan suami tuk jadi pemimpin
    Namun bila tak ada hasrat tuk jadi pemimpin
    qtlah yg harus mampu menjadi pemimpin
    Bila tak ada yg mau berperan menjadi pemimpin kasian anak" yg tdk berdosa.

  • @ArdiansyahArdi-q9d
    @ArdiansyahArdi-q9d 4 หลายเดือนก่อน +1

    Istri itu fungsinya untuk DISKUSI BUKAN UNTUK MEMUTUSKAN... Terima kasih

  • @nouvarizal7141
    @nouvarizal7141 2 ปีที่แล้ว +1

    Full kajian

  • @mohamadtaufiq3583
    @mohamadtaufiq3583 2 ปีที่แล้ว +1

    Assalamualaikum

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 ปีที่แล้ว +1

    Kwalitas seseorang tidak ditentukan oleh gender, tetapi kapasitas dirinya sendiri!

    • @keluargasawit
      @keluargasawit 11 หลายเดือนก่อน +1

      Kalau dalam rumah tangga tetap laki2 yg harus jd pemimpin. Kalau wanita tidak siap dipimpin laki2, urungkan dulu niat nikah, sampai siap akan dipimpin laki2.

    • @syafinadilasari9659
      @syafinadilasari9659 10 หลายเดือนก่อน

      Betul mbak

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 10 หลายเดือนก่อน

      @@keluargasawit ,
      Ini dari pengalaman saya ya.
      Jawabnya wajar dari segi praktis.
      Jujurlah siapa yang sebenarnya menjalankan rumahtangga. Suami atau istri.
      Contoh 1:
      Mama : Papa mau makan apa?
      Papa: Mau makan ayam goreng sama nasi.
      Mama: Belum ke pasar, cuma ada ikan di kukas. Lagian bosan makan ayam terus.
      Papa: Ya gak apa-apa makan aja ikan.
      Contoh 2 :
      Papa: Mobil rosak ah mau ke bengkel?
      Mama: Papa ganti aja yang baru, per bulan bayarnya sama aja, lagian mesin nya baru ada servis gratis.
      Papa: Mobil baru? Yang lama cuma rosak sedikit aja.
      Mama: Iya sudah sering, nambah itu ganti ini, dari sebulan setor 4 juta nambah-nambah jadi 5 juta. Papa beli baru tetap aja setor 4 juta, gak ada nambah. Yang nambah cuma kasih sayang Mama aja ke Papa.
      Contoh 3:
      Papa: Papa sudah tidak sanggup kerja disitu semuanya tolol.
      Mama: Sabar Papa gak gampang cari kerjaan sekarang. Gimana kalau Papa sabar aja. Perlahan-lahan cari kerja yang baru. Jangan terburu2 ikut kemarahan. Mikirin anak-anak masih butuh wang.
      Iya memang lelaki tu ketua keluarga. Wanita apa salahnya memimpin dari belakang. Iya kasihan suaminya di pandang masyarakat sebagai lemah atau lembu cucuk hidung.
      Yang penting rumahtangga tu aman damai bahagia sentosa.

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 10 หลายเดือนก่อน

      ​@@keluargasawit,
      Ini dari pengalaman saya ya.
      Jawabnya wajar dari segi praktis.
      Jujurlah siapa yang sebenarnya menjalankan rumahtangga. Suami atau istri.
      Contoh 1:
      Mama : Papa mau makan apa?
      Papa: Mau makan ayam goreng sama nasi.
      Mama: Belum ke pasar, cuma ada ikan di kukas. Lagian bosan makan ayam terus.
      Papa: Ya gak apa-apa makan aja ikan.
      Contoh 2:
      Papa: Mobil rosak ah mau ke bengkel?
      Mama: Papa ganti aja yang baru, per bulan bayarnya sama aja, lagian mesin nya baru ada servis gratis.
      Papa: Mobil baru? Yang lama cuma rosak sedikit aja.
      Mama: Iya sudah sering, nambah itu ganti ini, dari sebulan setor 4 juta nambah-nambah jadi 5 juta. Papa beli baru tetap aja setor 4 juta, gak ada nambah. Yang nambah cuma kasih sayang Mama aja ke Papa.
      Contoh 3:
      Papa: Papa sudah tidak sanggup kerja disitu semuanya tolol.
      Mama: Sabar Papa gak gampang cari kerjaan sekarang. Gimana kalau Papa sabar aja. Perlahan-lahan cari kerja yang baru. Jangan terburu2 ikut kemarahan. Mikirin anak-anak masih butuh wang.
      Iya memang lelaki tu ketua keluarga. Wanita apa salahnya memimpin dari belakang. Iya kasihan suaminya di pandang masyarakat sebagai lemah atau lembu cucuk hidung.
      Yang penting rumahtangga tu aman damai bahagia sentosa.

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 10 หลายเดือนก่อน

      @@keluargasawit ,
      ​​@keluargasawit ,
      Ini dari pengalaman saya ya.
      Jawabnya wajar dari segi praktis.
      Jujurlah siapa yang sebenarnya menjalankan rumahtangga. Suami atau istri.
      Contoh 1:
      Mama : Papa mau makan apa?
      Papa: Mau makan ayam goreng sama nasi.
      Mama: Belum ke pasar, cuma ada ikan di kukas. Lagian bosan makan ayam terus.
      Papa: Ya gak apa-apa makan aja ikan.
      Contoh 2:
      Papa: Mobil rosak ah mau ke bengkel?
      Mama: Papa ganti aja yang baru, per bulan bayarnya sama aja, lagian mesin nya baru ada servis gratis.
      Papa: Mobil baru? Yang lama cuma rosak sedikit aja.
      Mama: Iya sudah sering, nambah itu ganti ini, dari sebulan setor 4 juta nambah-nambah jadi 5 juta. Papa beli baru tetap aja setor 4 juta, gak ada nambah. Yang nambah cuma kasih sayang Mama aja ke Papa.
      Contoh 3:
      Papa: Papa sudah tidak sanggup kerja disitu semuanya tolol.
      Mama: Sabar Papa gak gampang cari kerjaan sekarang. Gimana kalau Papa sabar aja. Perlahan-lahan cari kerja yang baru. Jangan terburu2 ikut kemarahan. Mikirin anak-anak masih butuh wang.
      Iya memang lelaki tu ketua keluarga. Wanita apa salahnya memimpin dari belakang. Iya kasihan suaminya di pandang masyarakat sebagai lemah atau lembu cucuk hidung.
      Yang penting rumahtangga tu aman damai bahagia sentosa.

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 9 หลายเดือนก่อน +1

    الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
    Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan harta mereka. Sebab itu maka wanita yang salehah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Qs.An-Nisa:34)
    Sebetulnya ayat ini menarasikan tuntutan beratnya beban tanggungjawab laki-laki sebagai pemimpin keluarga. Namun sayangnya oleh para penyiar agama ayat ini digadang-gadang dengan intonasi otoritas laki-laki untuk memimpin. Ayat ini bahkan kerap dipotong untuk menunjukkan superioritas dan menyebabkan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan tersebut dituntut untuk patuh secara submisif.
    Bila melihat ayat dengan utuh, laki-laki menjadi pemimpin karena ada 2 variable yang melekat dalam dirinya:
    Variabel kemampuan memimpin dari lafadz = بما فضل الله بعضهم على بعض
    Variabel beban nafkah dari lafadz= بما أنفقوا من أموالهم
    Bila dua variable itu gugur maka laki-laki tidak bisa menjadi pemimpin. Harus ada pihak lain yang mengambil setir nahkoda kepemimpinan.
    _________________________
    Argumentasi kepemimpinan laki-laki secara tekstual hanya satu. Yaitu ayat di atas. Sedangkan argumentasi lain mengambil nilai kesimpulan dengan kaidah mafhum mukhalafah (metode pemahaman terbalik) dari larangan kepemimpinan perempuan. Setidaknya argumentasi teks kepemimpinan laki-laki ada dalam 3 ranah.
    1. Ranah negara. Merujuk kepada hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah:
    حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْهَيْثَمِ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ أَبِى بَكْرَةَ قَالَ لَقَدْ نَفَعَنِى اللَّهُ بِكَلِمَةٍ سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَيَّامَ الْجَمَلِ ، بَعْدَ مَا كِدْتُ أَنْ أَلْحَقَ بِأَصْحَابِ الْجَمَلِ فَأُقَاتِلَ مَعَهُمْ قَالَ لَمَّا بَلَغَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَنَّ أَهْلَ فَارِسَ قَدْ مَلَّكُوا عَلَيْهِمْ بِنْتَ كِسْرَى قَالَ « لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً »
    Dari Utsman bin Haitsam dari Auf dari Hasan dari Abi Bakrah berkata: Allah memberikan manfaat kepadaku dengan sebuah kalimat yang aku dengar dari Rasulullah SAW pada hari perang jamal, setelah aku hampir membenarkan mereka (Ashabul Jamal) dan berperang bersama mereka, ketika sampai kabar kepada Rasulullah SAW bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisra sebagai pemimpin, beliau bersabda: Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (pemerintahan) mereka kepada seorang wanita. (HR. Bukhari: 4425, Nasai: 8/227)
    2. Ranah domestik. Merujuk kepada ayat di atas.
    3. Ranah ibadah ritual. Merujuk pada hadits:
    لَا تَؤُمَّنَّ امْرَأَةٌ رَجُلًا وَلَا يَؤُمَّ أَعْرَابِيٌّ مُهَاجِرًا وَلَا يَؤُمَّ فَاجِرٌ مُؤْمِنًا
    "Janganlah seorang perempuan mengimami laki-laki. Janganlah seorang Arab Badui mengimami kaum muhajirin dan janganlah seorang yang pendosa mengimami orang mukmin." (Hr. Ibnu Majah)
    _____________________________
    Dalam memaknai hadits pertama sebagai rujukan larangan perempuan sebagai pemimpin negara, diperdebatkan pula metode kaidah ushul fiqh yang akan digunakan.
    Para ulama yang berpendapat bahwa hanyalah laki-laki yang berhak menjadi pemimpin menganut kaidah "العبرة بعموم اللفظ لا بخصوص السبب" (nilai suatu dalil dilihat dari umumnya lafadz bukan sebab yang spesifik). Sedangkan yang berpendapat bahwa konteks hadits ini dikhususkan untuk mengomentari ratu Kisra mengambil kaidah kehususan sebab.
    Bila menggunakan perspektif Ilmu Ma'anil Hadits, sebelum beranjak kepada matan asli dari Rasulullah saw tentang kepemimpinan Ratu Kisra, penarasian awal periwayatan Abu Bakrah disinyalir sebagai keberpihakannya pada politik Ali ra dan menegasikan kepemimpinan Ibunda Aisyah ra pada perang Jamal.
    Lafadz لَقَدْ نَفَعَنِى اللَّهُ بِكَلِمَةٍ سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَيَّامَ الْجَمَلِ ، بَعْدَ مَا كِدْتُ أَنْ أَلْحَقَ بِأَصْحَابِ الْجَمَلِ فَأُقَاتِلَ
    mengantarkan pada kesan bahwa kekacauan perang Jamal terjadi karena dipimpin oleh seorang perempuan, Aisyah ra. Padahal carut-marut perang Jamal terjadi karena provokasi oknum Khawarij, yakni Jalabah.
    Dalam perspektif Ilmu Rijalul Hadits, Abu Bakrah juga pernah dicambuk pada masa khalifah Umar ra karena menuduh Mughirah bin Syu'bah berzina tanpa saksi dan bukti yang kuat. Hanyasaja hal ini menjadi perdebatan panas karena dalam jarh dan ta'dil setiap individu Sahabat dinisbatkan sebagai rawi yang 'aadil.
    _____________________________
    Hadits argumentasi perempuan dilarang memimpin laki-laki dalam shalat memiliki kualitas sanad واه = ضعف الشديد sangat lemah. Bushairy dalam kitab Mishbah Az-Zujajah 'ala Az-Zawaid Ibnu Majah mengatakan bahwa kelemahan sanad ini disebabkan oleh cacatnya seorang perawi, yaitu Abdullah bin Muhammad Al-Adawy. Ia tertuduh sebagai pemalsu hadits.
    Dalam kitab Bidayatul Mujtahid pada ranah ibadah ritual, umumnya kepemimpinan laki-laki dalam shalat secara mutlak disepakati oleh imam 4 madzhab, sedangkan yang berpendapat bolehnya perempuan menjadi imam shalat adalah Ibnu Jarir At-Thabary, Abu Tsaur dan Imam Al-Muzani. Mereka berargumen dengan hadits keimaman Ummu Waraqah yang mengimami laki-laki.
    عَنْ أُمِّ وَرَقَةَ بِنْتِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يزورها فِي بَيْتِهَا وَجَعَلَ لَهَا مُؤَذِّنًا يُؤَذِّنُ لَهَا وَأَمَرَهَا أَنْ تَؤُمَّ أَهْلَ دَارِهَا قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ فَأَنَا رَأَيْتُ مُؤَذِّنَهَا شَيْخًا كَبِيرًا
    “Dari Ummu Waroqah bintu Abdillah bin Al Haarits, beliau menyatakan bahwa Rasulullah mengunjunginya di rumah dan mengangkat untuknya seorang muadzzin yang beradzan untuknya dan memerintahkannya untuk mengimami keluarganya di rumah. Abdurrahman berkata, saya melihat muadzinnya seorang lelaki tua. (HR Abu Daud).
    Implementasi hadits ini pula yang akan menjadi perdebatan sengit, salah satu perdebatannya karena argumentasi ini yang membuat Amina Wadud untuk memimpin shalat berjama'ah di Gereja Anglikan beberapa waktu silam.
    ( Naylin Najihah )
    _____________________________

  • @mirnawatizainal8172
    @mirnawatizainal8172 2 ปีที่แล้ว +1

    Judul full kajiannya apa ya

    • @robycahyono2158
      @robycahyono2158 ปีที่แล้ว

      th-cam.com/video/FjKI4akWjCg/w-d-xo.html

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 10 หลายเดือนก่อน

    Ini dari pengalaman saya ya.
    Jawabnya wajar dari segi praktis.
    Jujurlah siapa yang sebenarnya menjalankan rumahtangga. Suami atau istri.
    Contoh 1:
    Mama : Papa mau makan apa?
    Papa: Mau makan ayam goreng sama nasi.
    Mama: Belum ke pasar, cuma ada ikan di kukas. Lagian bosan makan ayam terus.
    Papa: Ya gak apa-apa makan aja ikan.
    Contoh 2:
    Papa: Mobil rosak ah mau ke bengkel?
    Mama: Papa ganti aja yang baru, per bulan bayarnya sama aja, lagian mesin nya baru ada servis gratis.
    Papa: Mobil baru? Yang lama cuma rosak sedikit aja.
    Mama: Iya sudah sering, nambah itu ganti ini, dari sebulan setor 4 juta nambah-nambah jadi 5 juta. Papa beli baru tetap aja setor 4 juta, gak ada nambah. Yang nambah cuma kasih sayang Mama aja ke Papa.
    Contoh 3:
    Papa: Papa sudah tidak sanggup kerja disitu semuanya tolol.
    Mama: Sabar Papa gak gampang cari kerjaan sekarang. Gimana kalau Papa sabar aja. Perlahan-lahan cari kerja yang baru. Jangan terburu2 ikut kemarahan. Mikirin anak-anak masih butuh wang.
    Iya memang lelaki tu ketua keluarga. Wanita apa salahnya memimpin dari belakang. Iya kasihan suaminya di pandang masyarakat sebagai lemah atau lembu cucuk hidung.
    Yang penting rumahtangga tu aman damai bahagia sentosa.

  • @ruryonic2857
    @ruryonic2857 ปีที่แล้ว +1

    Mohon maaf,ini judul kajianya apa ya kalo boleh tau?

    • @robycahyono2158
      @robycahyono2158 ปีที่แล้ว

      th-cam.com/video/FjKI4akWjCg/w-d-xo.html

  • @aningcahyani3183
    @aningcahyani3183 2 ปีที่แล้ว

    Ll

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 10 หลายเดือนก่อน

    *Apakah benar Islam mengharuskan laki-laki yang menjadi pemimpin?*
    Tidak.
    Seseorang tidak menjadi pemimpin semata-mata hanya karena memiliki penis.
    Laki-laki yang ditunjuk menjadi pemimpin adalah laki-laki yang memiliki variable kepemimpinan dan variable beban nafkah yang melekat pada dirinya.
    Apabila variable ini tidak terpenuhi maka kepemimpinan diberikan kepada pihak lain yang lebih kapabel, cakap dan mampu menanggung beban finansial.
    Apabila ranah kepemimpinan tidak menuntun beban finansial maka variabel yang digunakan adalah variabel kemampuan memimpin.
    Jadi *pemimpin ≠ laki-laki.*
    Tapi
    *pemimpin = laki-laki + kapabel + menanggung beban finansial*
    Nabi Muhammad saw bersabda:
    *"Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang tidak kompeten, maka nantikanlah kiamat datang."* (Hr. Bukhari)
    Terimakasih

    • @keluargasawit
      @keluargasawit 9 หลายเดือนก่อน

      Maaf bu saya bantu jawab ya 😊😊
      Jika yg ibu maksut konteksnya dalam hal dunia kerja, sah sah saja wanita yg jd pemimpin. Bisa jd itu perusahaannya punya dia.
      Jika konteksnya dalam berumah tangga, sudah ada aturannya dalam Islam. Suamilah yg menjadi kepala rumah tangga, meskipun di luar rumah profesi dia (suami) hanya kurir paket sedangkan istrinya seorang yg mempunyai jabatan tinggi dan gaji besar, saat kembali ke rumah, tetap si suami yg mempunyai kedudukan lebih tinggi dari istrinya.
      Diriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
      “Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan wanita supaya bersujud kepada suaminya. Seandainya suami memerintahkan isterinya supaya berpindah dari bukit Ahmar ke bukit Aswad, atau dari bukit Aswad ke bukit Ahmar, maka ia harus melakukannya.”
      Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata:
      “Wahai para wanita! Seandainya kalian mengetahui hak suami kalian terhadap kalian, niscaya salah seorang di antara kalian akan bergegas mengusap debu dari wajah suaminya dengan salah satu bagian wajahnya.”

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 9 หลายเดือนก่อน

      @@keluargasawit ,
      Tidak. Yang saya tulis itu konteks nya dalam rumah tangga 🙂

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 9 หลายเดือนก่อน

      @@keluargasawit ,
      Ini dari pengalaman saya ya.
      Jawabnya wajar dari segi praktis.
      Jujurlah siapa yang sebenarnya menjalankan rumahtangga. Suami atau istri.
      Contoh 1:
      Mama : Papa mau makan apa?
      Papa: Mau makan ayam goreng sama nasi.
      Mama: Belum ke pasar, cuma ada ikan di kukas. Lagian bosan makan ayam terus.
      Papa: Ya gak apa-apa makan aja ikan.
      Contoh 2:
      Papa: Mobil rosak ah mau ke bengkel?
      Mama: Papa ganti aja yang baru, per bulan bayarnya sama aja, lagian mesin nya baru ada servis gratis.
      Papa: Mobil baru? Yang lama cuma rosak sedikit aja.
      Mama: Iya sudah sering, nambah itu ganti ini, dari sebulan setor 4 juta nambah-nambah jadi 5 juta. Papa beli baru tetap aja setor 4 juta, gak ada nambah. Yang nambah cuma kasih sayang Mama aja ke Papa.
      Contoh 3:
      Papa: Papa sudah tidak sanggup kerja disitu semuanya tolol.
      Mama: Sabar Papa gak gampang cari kerjaan sekarang. Gimana kalau Papa sabar aja. Perlahan-lahan cari kerja yang baru. Jangan terburu2 ikut kemarahan. Mikirin anak-anak masih butuh wang.
      Iya memang lelaki tu ketua keluarga. Wanita apa salahnya memimpin dari belakang. Iya kasihan suaminya di pandang masyarakat sebagai lemah atau lembu cucuk hidung.
      Yang penting rumahtangga tu aman damai bahagia sentosa.

    • @keluargasawit
      @keluargasawit 9 หลายเดือนก่อน

      @@ekakurniati1688 Maasyaa Allah... 😊😊😊
      Tidak ada masalah wanita memimpin dari belakang. Selama suaminya setuju dan ridho.
      Bahkan wanita dianjurkan menjadi pemimpin di rumahnya saat suami tidak ada di rumah. Tp saat suami ada di rumah, kedudukan pemimpin kembali ke suami dan istri harus patuh selama untuk ha-hall yg baik tentunya... jd jika ada suami memerintahkan istrinya untuk hal yg buruk, boleh tidak dipatuhi. Contoh " eh tolong kamu jgn pakai hijab, biar nampak terlihat auratmu oleh temanku, biar tau mereka isteiku cantik" Naaaah perintah suami yg seperti ini tidak boleh dituruti.

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 9 หลายเดือนก่อน

      @@keluargasawit , tidak 🙂
      Sudah saya tulis "kapabel", kalau Rasul katakan "kompeten".
      Laki-laki suka dibohongi ya?😁

  • @farassalwa8310
    @farassalwa8310 2 ปีที่แล้ว

    Bener udh berantakan