BRAHMANA TIDAK HANYA DARI GOLONGAN ATAU KETURUNAN TERTENTU SAJA Oleh : Andira Puspita Sharma Golongan Brahmana jangan di klaim hanya dari golongan atau keturunan tertentu saja. Ini saya kutip beberapa Sloka, biar masyarakat bisa tercerahkan ; Sudro Brahmanatameti Brahmanacaiwa Sudratam Ksatria Jatam Evantu Vidyaadvasyaattathaiva Seorang Sudra bisa jadi Brahmana Karena sifat dan kewajibannya. Demikian juga halnya dengan Ksatriya dan Waisya Manawa Dharmasastra X . 65 Janmane Jayate Sudra Samskarairdvija Ucyate Veda Pathat Bhavet Viprah Brahma Janati Brahmanah. Ketika lahir dari ibu seorang dikatakan Sudra. dengan Diksa seorang menjadi Dwijati, dengan belajar Weda mencapai kedudukan suci. Siapapun yang punya pengetahuan Brahman disebut Brahmana Srimad Bhagavatam 4.12.48 Dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Istilah yang termuat dalam kitab suci Veda adalah Warna. Yang dimaksud dengan Warna adalah Catur Warna, yakni pembagian masyarakat menurut Swadarma (profesi) masing-masing orang. Ajaran Catur Warna dalam Hindu adalah menempatkan fungsi sosial seseorang dalam kehidupan dimasyarakat. Orang boleh memilih fungsi apa saja sesuai dengan kemampuannya. Fungsi sosial ini bisa berubah-ubah. Pada awalnya semua akan lahir sebagai Sudra (lahir dari rahim ibu). Setelah memperoleh ilmu yang sesuai dengan minatnya, dia bisa meningkatkan diri sebagai pedagang, bekerja di pemerintahan, atau menjadi rohaniawan. Fungsi sosial ini tidak bisa diwariskan dan hanya melekat pada diri orang itu saja. Kalau orang tuanya Brahmana, anaknya bisa Sudra atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula kalau orang tuanya Sudra, anaknya Bisa saja Brahmana atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula dengan Ksatria dan Waisya. Itulah ajaran Catur Warna dalam Hindu. Kasta itu pembelokan dari Warna yang menempatkan atau penggolongan manusia berdasarkan pekerjaan, bukan keturunan, tak pantas seorang yang belum medwijati (lahir dua kali, yaitu dari rahim ibu kandung dan dari jnana guru nabe) disebut Brahmana. Kasta itu adalah bagian dari siasat politik tata negara biar bisa eksis dan langgeng dengan sistem monarki/kerajaan. Kasta berlaku pada zaman kerajaan dan semenjak negara kita berbentuk Republik Kasta seharusnya sudah gak berlaku melainkan kembali kepada Warna sesuai ajaran Hindu. Jadi pembagian Catur Warna ini tidaklah dimaksud untuk menentukan tinggi rendah derajatnya tetapi menurut kepentingan, fungsi dan kesanggupan golongan itu masing-masing. Pembagian ini sebenarnya tidak dimaksud mengagung-agungkan Brahmana atau merendahkan derajat Sudra hal ini hanya merupakan simbol belaka. Berdasarkan pekerjaan bukan keturunan. Satyam Eva Jayate. Dharma Raksati Raksitah. OM Shanti.
Benar yg anda katakan dlm komentar ini, saya pun tdk menyangkal klo arahnya ke sastra dan agama. Tapi dlm penerapan di Bali jg mengenal bhisama dan jg adat sbg ruang lingkup hidupnya. Yg anda critakan itu adalah adopsi dr sistem India dan sampai skrg penggolongan sistem kasta di India msh ada. Sedangkan di Bali menganut sistem “Soroh/wangsa/warih” menerapkan sistem keturunan dlm khidupannya. Lalu apa yg terjadi di India? Kita sdh tau dlm sloka mengatakan demikian namun dlm kehidupan sosial agama hrs bisa ikut apa yg menjadi budaya dan tradisi daerah tsb. Jgn terlalu “Buta” untuk mengambil pelajaran,
Sering kali dalam buku sejarah yang dibaca ketika SD, SMP atau SMA sering menyebutkan bahwa dalam agama Hindu memiliki sistem Kasta. Sistem Kasta yang membeda-bedakan manusia satu dengan yang lain berdasarkan asal usul kelahiran. Miskonsepsi tentang pemahaman Kasta agama Hindu sering kali terjadi sehingga membuat orang Hindu ataupun masyarakat non-Hindu menganggapnya itu hal yang benar. Adanya Kasta dalam Agama Hindu dimulai sejak jamannya Max Muller. Max Muller menterjemahkan Catur Warna sama dengan kata Four cast yang artinya empat colour atau ras manusia. Di berbagai Kitab Hindu, Kasta itu tidak ada. Sebagai contoh, Karna yang merupakan anak kusir kereta, bisa menjadi Ksatria dan menjadi pemimpin daerah Anga (Raja Anga Karna). Resi Narada yang merupakan anak pelayan juga bisa menjadi Brahmana.
Kasta dalam Hindu kesalahpahaman berabad-abad. Walaupun didasari sebagai budaya salah kaprah, dan kekeliruan dalam penafsiran sistem Warna yang bersumber dari ajaran Veda, tetapi banyak pula yang berusaha untuk tetap melestarikan sistem Kasta ini dengan alasan melestarikan adat budaya dan agama, mereka mengungkapkan banyak alasan-alasan sebagai pembenaran. Salam Rahayu 🙏
Kalau ada orang yang menjadi terhormat karena kemampuannya, perilaku, akhlaknya, lalu kemudian anak cucu, sampai cicitnya diharuskan menjadi orang terhormat tanpa melihat kemampuan, prilaku, akhlak, maka itulah yang disebut sistem Kasta, mabuk akan Kasta dan gila hormat, mengagungkan diri sendiri (menganggap diri sendiri berderajad tinggi dan menganggap yang lainnya berderajad rendah). Kasta itu warisan kaum penjajah yang berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Dalam Hindu (kitab suci Veda) tidak mengenal sistem Kasta, ini yang perlu diluruskan supaya kita tidak mudah dibodoh-bodohi oleh sebagian oknum-oknum manusia yang mabuk akan Kasta warisan kaum penjajah itu. Salam Rahayu 🙏
@@airlangga1753 anda mengatakan budaya salah kaprah? Berarti anda mengganggap smua konsep perjalanan yadnya dan kehidupan orang bali adalah “pembodohan” yg dilakukan oleh para leluhur terdahulu. Hidup itu bkn hanya sekedar membaca dan menyimpulkan suatu teori bacaan dlm sebuah kitab. Di Bali byk hal yg tdk sesuai isinya dgn kitab yg anda baca, tapi ttp memberikan vibrasi dlm kehidupan masyarakat Bali. Daerah yg pusatnya agama Hindu anda bs lihat bagaiman “sembrawutnya” mreka dsna krn terlalu mentah menerima teori agama.
maaf min ijin kritik videonya kurang tepat pas intonasi kalimat kakaknya sama yang ditayangkan di video, saran kalau bisa apa yang dibilang sesuai dengan yang tampil di videonya tetap semangat min suksma
Terima kasih banyak Kak atas masukannya.. Kami sangat terbuka bila ada kritik dan saran yang membangun seperti ini :) Karena kurang materi, jadi yang disebut dengan yang tampil gak sesuai. hehe
RAHAYU 🙏🙏🙏
🙏🏼🙏🏼😇
Rahayu semeton..
Ampura ijin bertanya min, di bongkasa juga ada pura griya sakti manuaba, yang mana dluan puranya nggih yg di bongkasa apa di tegalalang..?? Suksma🙏🙏
Rahayu🙏🙏🙏
Suksma
Kanggeang kirang langkung ratuaji.
🙏🏻🙏🏻🙏🏻
mantap videonya bli budii...dumogi rahayu dan menambah wawasan..
BRAHMANA TIDAK HANYA DARI GOLONGAN ATAU KETURUNAN TERTENTU SAJA
Oleh : Andira Puspita Sharma
Golongan Brahmana jangan di klaim hanya dari golongan atau keturunan tertentu saja.
Ini saya kutip beberapa Sloka,
biar masyarakat bisa tercerahkan ;
Sudro Brahmanatameti
Brahmanacaiwa Sudratam
Ksatria Jatam Evantu
Vidyaadvasyaattathaiva
Seorang Sudra bisa jadi Brahmana
Karena sifat dan kewajibannya.
Demikian juga halnya dengan Ksatriya dan Waisya
Manawa Dharmasastra X . 65
Janmane Jayate Sudra
Samskarairdvija Ucyate
Veda Pathat Bhavet Viprah
Brahma Janati Brahmanah.
Ketika lahir dari ibu seorang dikatakan Sudra. dengan Diksa seorang menjadi Dwijati, dengan belajar Weda mencapai kedudukan suci. Siapapun yang punya pengetahuan Brahman disebut Brahmana
Srimad Bhagavatam 4.12.48
Dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Istilah yang termuat dalam kitab suci Veda adalah Warna. Yang dimaksud dengan Warna adalah Catur Warna, yakni pembagian masyarakat menurut Swadarma (profesi) masing-masing orang.
Ajaran Catur Warna dalam Hindu adalah menempatkan fungsi sosial seseorang dalam kehidupan dimasyarakat. Orang boleh memilih fungsi apa saja sesuai dengan kemampuannya. Fungsi sosial ini bisa berubah-ubah. Pada awalnya semua akan lahir sebagai Sudra (lahir dari rahim ibu). Setelah memperoleh ilmu yang sesuai dengan minatnya, dia bisa meningkatkan diri sebagai pedagang, bekerja di pemerintahan, atau menjadi rohaniawan. Fungsi sosial ini tidak bisa diwariskan dan hanya melekat pada diri orang itu saja. Kalau orang tuanya Brahmana, anaknya bisa Sudra atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula kalau orang tuanya Sudra, anaknya Bisa saja Brahmana atau Ksatria atau Waisya. Begitu pula dengan Ksatria dan Waisya. Itulah ajaran Catur Warna dalam Hindu.
Kasta itu pembelokan dari Warna yang menempatkan atau penggolongan manusia berdasarkan pekerjaan, bukan keturunan, tak pantas seorang yang belum medwijati (lahir dua kali, yaitu dari rahim ibu kandung dan dari jnana guru nabe) disebut Brahmana.
Kasta itu adalah bagian dari siasat politik tata negara biar bisa eksis dan langgeng dengan sistem monarki/kerajaan. Kasta berlaku pada zaman kerajaan dan semenjak negara kita berbentuk Republik Kasta seharusnya sudah gak berlaku melainkan kembali kepada Warna sesuai ajaran Hindu.
Jadi pembagian Catur Warna ini tidaklah dimaksud untuk menentukan tinggi rendah derajatnya tetapi menurut kepentingan, fungsi dan kesanggupan golongan itu masing-masing. Pembagian ini sebenarnya tidak dimaksud mengagung-agungkan Brahmana atau merendahkan derajat Sudra hal ini hanya merupakan simbol belaka. Berdasarkan pekerjaan bukan keturunan.
Satyam Eva Jayate.
Dharma Raksati Raksitah.
OM Shanti.
Benar yg anda katakan dlm komentar ini, saya pun tdk menyangkal klo arahnya ke sastra dan agama. Tapi dlm penerapan di Bali jg mengenal bhisama dan jg adat sbg ruang lingkup hidupnya. Yg anda critakan itu adalah adopsi dr sistem India dan sampai skrg penggolongan sistem kasta di India msh ada. Sedangkan di Bali menganut sistem “Soroh/wangsa/warih” menerapkan sistem keturunan dlm khidupannya. Lalu apa yg terjadi di India? Kita sdh tau dlm sloka mengatakan demikian namun dlm kehidupan sosial agama hrs bisa ikut apa yg menjadi budaya dan tradisi daerah tsb. Jgn terlalu “Buta” untuk mengambil pelajaran,
Sering kali dalam buku sejarah yang dibaca ketika SD, SMP atau SMA sering menyebutkan bahwa dalam agama Hindu memiliki sistem Kasta. Sistem Kasta yang membeda-bedakan manusia satu dengan yang lain berdasarkan asal usul kelahiran. Miskonsepsi tentang pemahaman Kasta agama Hindu sering kali terjadi sehingga membuat orang Hindu ataupun masyarakat non-Hindu menganggapnya itu hal yang benar.
Adanya Kasta dalam Agama Hindu dimulai sejak jamannya Max Muller. Max Muller menterjemahkan Catur Warna sama dengan kata Four cast yang artinya empat colour atau ras manusia. Di berbagai Kitab Hindu, Kasta itu tidak ada. Sebagai contoh, Karna yang merupakan anak kusir kereta, bisa menjadi Ksatria dan menjadi pemimpin daerah Anga (Raja Anga Karna). Resi Narada yang merupakan anak pelayan juga bisa menjadi Brahmana.
Kasta dalam Hindu kesalahpahaman berabad-abad. Walaupun didasari sebagai budaya salah kaprah, dan kekeliruan dalam penafsiran sistem Warna yang bersumber dari ajaran Veda, tetapi banyak pula yang berusaha untuk tetap melestarikan sistem Kasta ini dengan alasan melestarikan adat budaya dan agama, mereka mengungkapkan banyak alasan-alasan sebagai pembenaran.
Salam Rahayu 🙏
Kalau ada orang yang menjadi terhormat karena kemampuannya, perilaku, akhlaknya, lalu kemudian anak cucu, sampai cicitnya diharuskan menjadi orang terhormat tanpa melihat kemampuan, prilaku, akhlak, maka itulah yang disebut sistem Kasta, mabuk akan Kasta dan gila hormat, mengagungkan diri sendiri (menganggap diri sendiri berderajad tinggi dan menganggap yang lainnya berderajad rendah). Kasta itu warisan kaum penjajah yang berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Dalam Hindu (kitab suci Veda) tidak mengenal sistem Kasta, ini yang perlu diluruskan supaya kita tidak mudah dibodoh-bodohi oleh sebagian oknum-oknum manusia yang mabuk akan Kasta warisan kaum penjajah itu.
Salam Rahayu 🙏
@@airlangga1753 anda mengatakan budaya salah kaprah? Berarti anda mengganggap smua konsep perjalanan yadnya dan kehidupan orang bali adalah “pembodohan” yg dilakukan oleh para leluhur terdahulu. Hidup itu bkn hanya sekedar membaca dan menyimpulkan suatu teori bacaan dlm sebuah kitab. Di Bali byk hal yg tdk sesuai isinya dgn kitab yg anda baca, tapi ttp memberikan vibrasi dlm kehidupan masyarakat Bali. Daerah yg pusatnya agama Hindu anda bs lihat bagaiman “sembrawutnya” mreka dsna krn terlalu mentah menerima teori agama.
Mengapa ide bgs/ayu tidak brani tinggal disana, apa penyebabnya
maaf min ijin kritik videonya kurang tepat pas intonasi kalimat kakaknya sama yang ditayangkan di video, saran kalau bisa apa yang dibilang sesuai dengan yang tampil di videonya
tetap semangat min suksma
Terima kasih banyak Kak atas masukannya.. Kami sangat terbuka bila ada kritik dan saran yang membangun seperti ini :) Karena kurang materi, jadi yang disebut dengan yang tampil gak sesuai. hehe
Kak cobak ke pure duor bingin
ring dije nike?
@@DiariBaliTegalalang
Maaf brahmana ato pedande ketut buruan itu menurut babad ida keturuna ida lor...bukan ida ler(ida wetan)...maaf keturunan ida lor siapa ya....?
Tiang keturunan ida lor ..
@@idabagusputuanggramaputra4726 keturunsn itu artinya sudah merosot
Babad yg mana klo boleh tyang tau?
@@jmorgan8441 ah ini penganut hare krisna anak anjing ikut komen terus , bangsat kamu.,
@@jmorgan8441maaf dikamus mana arti kata "keturunan" itu merosot??
Di mna tempat pure ini
Sesuai namanya Manuaba, di Tegallalang Gianyar