RINDU - JIWA ETNIK BLAMBANGAN OFFICIAL

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 7 ก.พ. 2025
  • Rindu adalah lagu kedua dari Jiwa Etnik Blambangan berisi tentang kumpulan rasa pengkarya yang pernah muncul di kehidupan sehari-hari. Jiwa Etnik Blambangan, pengkarya "Hang Nyakseni" yang fantastis mendedikasikan karyanya untuk sang maestro gandrung Mak poniti. Mengajak pendengar untuk tetap mengingat sepak terjang sang maestro.
    Pilihan judul lagu Rindu yang dimaksudkan oleh Jiwa Etnik Blambangan untuk menyentil argumen-argumen sebuah perasaan rindu dimasa kini. Dalam argumen-argumen itu, lupa untuk sedikit mencoba memahami fenomena rindu yang sebenarnya. Bahkan cenderung lupa bahwa fenomena rindu tidak lepas dari apa yang kita perbuat.
    Lagu ini dimaksudkan juga untuk mencegah kita menjadi lebih mengutamakan wajah, harta untuk memikat seseorang tetapi tentang kesungguhan dan ketulusan untuk memahami arti rindu itu dalam konteks "ketulusan" hati.
    Dalam "ketulusan" , kita tidak lepas dari kebiasaan membaca atau menangkap fenomena yang ada didalam kehidupan sehari-hari. Ketulusan ini tidak bisa kita sendiri yang mengetahuinya, namun bicara rasa. Seperti dalam lirik "katon paran isun welas nang riko, welas isun angel ngeliyo". Bukti bahwa rasa ketulusan mengalahkan segala stigma mengenai wajah, harta untuk memikat seseorang. Jika seseorang sudah mengenal "ketulusan", maka akan merasakan rindu yang sebenarnya.
    Dalam konteks "ketulusan" seseorang tidak akan melepaskan yang dicintainya untuk kelain orang karena orang ini akan lebih rela sakit dari pada orang yang dicintainya sakit. "ketulusan" yang diambil dari rindu ada beberapa kemungkinan.
    Jiwa Etnik Blambangan bicara rindu di kesenian dan juga kerinduan dari kita kepada seseorang. Pada kesenian terdapat banyak ketulusan. Mulai dari penggarapan, musik, hingga alat-alat yang digunakan. Ketulusan ini terhalang akan keadaan sehingga tercetuslah karya ini. Kita Jiwa Etnik Blambangan rindu juga dengan sosok yang kami sebut "emak". Emak Poniti lebih lengkapnya. Sosok beliaulah yang menjadi salah satu panutan kita berkarya. Ketulusan yang beliau lakukan memunculkan rindu dimanapun dan kapanpun. Kedua kita bicara tentang ketulusan terhadap seseorang. Ketulusan akan menyatukan kedua insan sehingga tak memandang apapun kecuali ketulusan. Dan rasa rindu itu akan selalu melekat walau badai menghadang. Apapun yang akan menghidupkan hati ketika kesunyian, kegelapan, dan kesepian hanya doa. Doa dan ketulusan akan sejalan sehingga menciptakan sebuah karya seni atau sebuah harapan-harapan bersama.
    Karya ini kita persembahkan untuk menjawab kerinduan kita terhadap emak dan juga seni-seni yang sedang dirundung bencana.
    karya: Adlin mustika alam
    Salam hormat,
    Jiwa Etnik Blambangan
    Pimpinan produksi : Moh Tohari
    Wakil : Alfian Kalfituloh s.sn
    Stage manager : Bagus nurizal
    Penata musik : Adlin mustika alam
    Koreografer / art director: Miftahul Jannah s.sn
    Naskah dan song writer : Adlin Mustika Alam
    Editor naskah : sugab,
    Team perlengkapan : Tohir Fani Habibi
    Team Vidio : sana-sini
    Mua : Roni Sanjaya
    kordinator team : Mamat
    Guest star : Nadya jesika, Puspita Anggraini, avis
    Pemusik
    Heru
    Tohir
    Fahmi
    Santo
    Momon
    Fani
    Omari
    Odang
    Habibi
    Egy
    Yanto
    Gian
    Agil
    Ilham
    Bagus
    Rizal
    Tabah Luh panatas
    Kevin
    Matro
    Putra
    Adit
    fauzi
    Penari
    Resti Mei
    Herni lestari
    Tria Nindy
    Ella cahayu mustika
    Auliaa
    recording :
    Ubaid Ijal abrar
    Team kreatif :
    Sadida Nuriya Mustika
    Support
    Dapur mustika, Didparfume, esingojuruh, songgonesia, Gandrung Arum, 5678 art studio. Delta wangi Songgon, evoloesing, griya alit Blambangan.

ความคิดเห็น • 139