Tujuan utama audit syariah adalah utk memastikan kesesuaian seluruh operasional bank dengan prinsip dan aturan syariah Islam yang digunakan sebagai pedoman bagi manajemen dalam mengoperasikan bank Islam sehingga dengan dilakukan audit islami diharapkan semua aktivitas dan produk bank Islam dapat dipastikan sesuai dengan aturan dan prinsip syariat Islam.
Audit syariah bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan operasional lembaga keuangan syariah (LKS) sesuai dengan prinsip syariah. Audit syariah juga bertujuan untuk menjamin akuntabilitas dan kepatuhan LKS terhadap prinsip syariah. Audit syariah memiliki cakupan yang lebih luas daripada audit konvensional. Audit konvensional hanya berfokus pada aspek ekonomi dan akuntansi, sedangkan audit syariah juga mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan. Terimakasih atas pemaparan materinya 🙌
Izin menambahkan Teh Maulida ulpa Terkait dengan tata kelola organisasi memainkan peran penting dalam menentukan efektivitas internal audit dalam meminimalkan risiko. Berikut adalah contoh bagaimana elemen-elemen tata kelola organisasi memengaruhi peran internal audit: 1.Dukungan dari Manajemen Puncak 2.Struktur Organisasi yang Jelas 3.Peran Komite Audit 4.Budaya Organisasi 5.Kebijakan dan ProsedurAkses ke Informasi 8.Kolaborasi Antar departemen Monitoring dan Evaluasi Efektivitas internal audit sangat bergantung pada kualitas tata kelola organisasi. Dengan tata kelola yang mendukung, internal audit dapat menjalankan perannya secara optimal untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memitigasi risiko yang dapat mengancam pencapaian tujuan organisasi.
Izin menambahkan tehh maulida Cara Meminimalisir Risiko melalui Optimalisasi Internal Audit 1. Identifikasi Risiko: Identifikasi potensi risiko bisnis dan operasional. 2. Evaluasi Sistem Pengendalian: Evaluasi efektivitas sistem pengendalian internal. 3. Pengembangan Strategi Audit: Buat rencana audit berbasis risiko. 4. Pelaksanaan Audit: Lakukan audit secara independen dan objektif. 5. Pelaporan dan Rekomendasi: Laporkan temuan dan berikan rekomendasi perbaikan. 6. Pengawasan dan Evaluasi: Pantau implementasi rekomendasi dan evaluasi efektivitasnya. 7. Penggunaan Teknologi: Manfaatkan teknologi audit untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
@@shantidewimarliani6193 baik saya izin menjawab pertanyaan nya, Risiko audit ini seharusnya dapat diminimalisir oleh KAP karena dapat berdampak pada reputasi KAP itu sendiri. Pada umumnya apabila probabilitas dikeluarkannya pendapat yang tidak tepat terhadap laporan keuangan semakin besar maka semakin kecil potensi KAP menerima perikatan dengan klien tersebut.
Izin menjawab pertanyaan ,langkah-langkah proses identifikasi dan penilaian risiko dalam internal audit: Identifikasi Risiko 1. Mengumpulkan data dan informasi: Mengumpulkan data dan informasi tentang operasional perusahaan, kebijakan, prosedur dan potensi risiko. 2. Menganalisis data: Menganalisis data untuk mengidentifikasi potensi risiko. 3. Mengidentifikasi sumber risiko: Mengidentifikasi sumber risiko, seperti kebijakan, prosedur, teknologi, dan lingkungan eksternal. 4. Mengidentifikasi jenis risiko: Mengidentifikasi jenis risiko, seperti risiko keuangan, operasional, strategis dan komplians. Penilaian Risiko 1. Menilai tingkat risiko: Menilai tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampaknya. 2. Menggunakan metode penilaian: Menggunakan metode penilaian seperti matriks risiko, analisis SWOT, atau analisis what-if. 3. Menentukan prioritas: Menentukan prioritas risiko berdasarkan tingkat risiko dan dampaknya. 4. Mengembangkan rencana mitigasi: Mengembangkan rencana mitigasi untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Metode Penilaian Risiko 1. Matriks Risiko: Menggunakan matriks untuk menilai tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampaknya. 2. Analisis SWOT: Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. 3. Analisis What-If: Menganalisis skenario risiko yang mungkin terjadi. 4. Analisis Root Cause: Mengidentifikasi penyebab akar risiko. Alat Bantu 1. COSO Enterprise Risk Management Framework 2. COBIT Framework 3. ISO 31000:2018 4. Perangkat lunak manajemen risiko seperti Riskonnect atau RSA Archer Best Practice 1. Mengikuti standar profesional internal audit (SPAI) 2. Menggunakan framework audit internasional (COSO, COBIT) 3. Melakukan audit secara independen dan objektif 4. Mengkomunikasikan temuan dan rekomendasi secara efektif.
Tujuan utama audit syariah adalah utk memastikan kesesuaian seluruh operasional bank dengan prinsip dan aturan syariah Islam yang digunakan sebagai pedoman bagi manajemen dalam mengoperasikan bank Islam sehingga dengan dilakukan audit islami diharapkan semua aktivitas dan produk bank Islam dapat dipastikan sesuai dengan aturan dan prinsip syariat Islam.
@@ariffauzan9604 terimakasih atas tambahannya pak🙏
Audit syariah bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan operasional lembaga keuangan syariah (LKS) sesuai dengan prinsip syariah. Audit syariah juga bertujuan untuk menjamin akuntabilitas dan kepatuhan LKS terhadap prinsip syariah.
Audit syariah memiliki cakupan yang lebih luas daripada audit konvensional. Audit konvensional hanya berfokus pada aspek ekonomi dan akuntansi, sedangkan audit syariah juga mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan.
Terimakasih atas pemaparan materinya 🙌
@@khoirulanam-u6k terimakasih atas tambahannya a🥰
Izin menambahkan Teh Maulida ulpa
Terkait dengan tata kelola organisasi memainkan peran penting dalam menentukan efektivitas internal audit dalam meminimalkan risiko. Berikut adalah contoh bagaimana elemen-elemen tata kelola organisasi memengaruhi peran internal audit:
1.Dukungan dari Manajemen Puncak
2.Struktur Organisasi yang Jelas
3.Peran Komite Audit
4.Budaya Organisasi
5.Kebijakan dan ProsedurAkses ke Informasi
8.Kolaborasi Antar departemen Monitoring dan Evaluasi
Efektivitas internal audit sangat bergantung pada kualitas tata kelola organisasi. Dengan tata kelola yang mendukung, internal audit dapat menjalankan perannya secara optimal untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memitigasi risiko yang dapat mengancam pencapaian tujuan organisasi.
@@Ridni-s9j terimakasih tambahan nya th,🙏
Izin menambahkan tehh maulida Cara Meminimalisir Risiko melalui Optimalisasi Internal Audit
1. Identifikasi Risiko: Identifikasi potensi risiko bisnis dan operasional.
2. Evaluasi Sistem Pengendalian: Evaluasi efektivitas sistem pengendalian internal.
3. Pengembangan Strategi Audit: Buat rencana audit berbasis risiko.
4. Pelaksanaan Audit: Lakukan audit secara independen dan objektif.
5. Pelaporan dan Rekomendasi: Laporkan temuan dan berikan rekomendasi perbaikan.
6. Pengawasan dan Evaluasi: Pantau implementasi rekomendasi dan evaluasi efektivitasnya.
7. Penggunaan Teknologi: Manfaatkan teknologi audit untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
@@nandananda3823 terimakasih atas tambahan nya tth🥰
Haloo teh maulida izin tanya teh apakah resiko audit dapat diminimalisirkan?
@@shantidewimarliani6193 baik saya izin menjawab pertanyaan nya, Risiko audit ini seharusnya dapat diminimalisir oleh KAP karena dapat berdampak pada reputasi KAP itu sendiri. Pada umumnya apabila probabilitas dikeluarkannya pendapat yang tidak tepat terhadap laporan keuangan semakin besar maka semakin kecil potensi KAP menerima perikatan dengan klien tersebut.
Oke makasih ka
permisi izin bertanya tehBagaimana proses identifikasi dan penilaian risiko dilakukan dalam internal audit?
Izin menjawab pertanyaan ,langkah-langkah proses identifikasi dan penilaian risiko dalam internal audit:
Identifikasi Risiko
1. Mengumpulkan data dan informasi: Mengumpulkan data dan informasi tentang operasional perusahaan, kebijakan, prosedur dan potensi risiko.
2. Menganalisis data: Menganalisis data untuk mengidentifikasi potensi risiko.
3. Mengidentifikasi sumber risiko: Mengidentifikasi sumber risiko, seperti kebijakan, prosedur, teknologi, dan lingkungan eksternal.
4. Mengidentifikasi jenis risiko: Mengidentifikasi jenis risiko, seperti risiko keuangan, operasional, strategis dan komplians.
Penilaian Risiko
1. Menilai tingkat risiko: Menilai tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampaknya.
2. Menggunakan metode penilaian: Menggunakan metode penilaian seperti matriks risiko, analisis SWOT, atau analisis what-if.
3. Menentukan prioritas: Menentukan prioritas risiko berdasarkan tingkat risiko dan dampaknya.
4. Mengembangkan rencana mitigasi: Mengembangkan rencana mitigasi untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
Metode Penilaian Risiko
1. Matriks Risiko: Menggunakan matriks untuk menilai tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampaknya.
2. Analisis SWOT: Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
3. Analisis What-If: Menganalisis skenario risiko yang mungkin terjadi.
4. Analisis Root Cause: Mengidentifikasi penyebab akar risiko.
Alat Bantu
1. COSO Enterprise Risk Management Framework
2. COBIT Framework
3. ISO 31000:2018
4. Perangkat lunak manajemen risiko seperti Riskonnect atau RSA Archer
Best Practice
1. Mengikuti standar profesional internal audit (SPAI)
2. Menggunakan framework audit internasional (COSO, COBIT)
3. Melakukan audit secara independen dan objektif
4. Mengkomunikasikan temuan dan rekomendasi secara efektif.